NUNGKI ASTUTI
105960198915
NUNGKI ASTUTI
105960198915
SKRIPSI
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nim : 105960198915
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui
3
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Nim : 105960198915
Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
2. Firmansyah, S.P.,M.Si
Sekretaris
4
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis Kelayakan
Usahatani Kelapa Sawit Sistem Perkebunan Rakyat Di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah adalah benar merupakan hasil
karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana
pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan cantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Nungki Astuti
105960198915
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang tidak
kesehatan, kesabaran, ketekunan kepada kita semua. Sehingga kita selalu diberi
dan bisa membawa keberkahan kepada orang lain dalam proses pengembangan
ilmu. Karena sesungguhnya hanya kepada Allah lah puncak dari segala
pengaduan keluh kesah sebagai manusia yang haus akan petunjuk dalam
Shalawat serta salam tidak lupa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, sosok tauladan yang amanah dan selalu dinantikan syafa’atnya
oleh seluruh umat manusia di hari akhir. Bersamaan dengan selesainya skripsi
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk memenuhi syarat
akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.
6
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
1. Dr. Ir. Nurdin., M.M selaku pembimbing utama dan Firmansyah, S.P,M.Si
diselesaikan.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas
4. Kedua orang tua Ayahanda dan Ibunda, Kakak dan Adikku tercinta serta
dan Forum Diskusi Mahasiswa Kec. Topoyo dan teman-teman dari Jurusan
7
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, sehingga karya tulis ini bermanfaat dan
Penulis
8
ABSTRAK
9
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
10
III. METODE PENELITIAN
Sawit .................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
11
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
9. Jumlah Tanggungan……………………………………………………...35
12
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Kerangka pikir ......................................................................................... 16
13
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuesioner Penelitian di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten
Mamuju Tengah ........................................................................................... 49
9. Dokumentasi
14
I. PENDAHULUAN
2008 tercatat sebesar 75,54 juta ton bahan alam baru (TBS) atau 40,26 persen dari
total produksi kelapa sawit dunia. Indonesia adalah negara dengan ruang kelapa
sawit terbesar di planet ini, yaitu 34,18 persen dari wilayah kelapa sawit dunia
namun menempati urutan kedua di planet ini sejauh penciptaan. Pertambahan luas
areal perkebunan kelapa sawit Indonesia selama empat puluh tahun terakhir telah
berkembang pesat, dari 133,30 ribu ha pada tahun 1970 menjadi 7,51 juta ha pada
tahun 2009 atau meningkat secara konsisten sebesar 11,12%. Dilihat dari situasi
dunia usaha, kemajuan yang biasa terjadi setelah keadaan darurat moneter di
Indonesia (antara tahun 1998 – 2009) adalah Perkebunan Rakyat sebesar 11,83%,
Perkebunan Negara Besar sebesar 1,89%, dan Perkebunan Swasta Besar sebesar
kelapa sawit yang menciptakan 109.570 ton pada tahun 2010 atau 20,82 persen
dari luas keseluruhan peternakan kelapa sawit di Indonesia Selama periode 2010–
Papua dan Papua Barat. dan pada tahun 2011 luas lahan kelapa sawit di Provinsi
15
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia yang
menciptakan perdagangan asing yang sangat besar bagi bangsa ini setelah minyak
dan gas. Salah satu komoditas subkawasan perkebunan yang berperan penting
pembuat dan pengekspor minyak terbesar sawit di dunia (Badan Pusat Statistik,
2011).
baku pengolahan yang menciptakan nilai tambah di dalam negeri ekspor CPO
kelapa sawit. Luas areal kebun sawit yang setiap tahun semakin berkembang
produksi kelapa sawit rakyat tercatat sebesar 53,31 ribu ton dan pada tahun 2017
produksi kelapa sawit dari perkebunan rakyat tercatat sebesar 51,34 ribu ton (
BPS, 2018). Desa Waeputeh merupakan salah satu kota penghasil kelapa sawit di
16
Petani local di Desa Waeputeh yang pada mulanya bukan merupakan
petani kelapa sawit, beralih menjadi petani kelapa sawit. Para petani
dalam usaha perkebunan kelapa sawit rakyat. Seberapa besar pendapatan dari
usaha perkebunan kelapa sawit rakyat di desa ini, dan bagaimana kelayakan
usahanya.
17
1.3 Tujuan
adalah:
18
II. TINJAUAN PUSTAKA
usaha budidaya tanaman perkebunan yang diusahakan tidak di atas lahan HGU.
Perkebunan rakyat di usahakan oleh petani kecil atau masyarakat biasa sebagai
mata pencahariannya.
oleh perorangan atau tidak berbadan hukum. Luasan maksimal adalah 25 hektar,
dipelihara lebih dari batas minimum usaha (BMU). Berdasarkan besar kecilnya,
mempunyai jumlah pohon yang dipelihara lebih besar dari BMU. Sedangkan,
atas dasar hobi atau belum diusahakan secara komersial dan mempunyai jumlah
19
Kepemilikan perkebunan kelapa sawit adalah solusi untuk mengatasi masalah
rakyat adalah permasalahan umum. Produksi crude palm oil (CPO) perkebunan
sawit rakyat hanya 2,5 ton/ha/tahun dan minyak inti sawit (PKO) 0,33 ton/ha/
tahun. Sementara itu, pada perkebunan negara dan swasta rata-rata produksi CPO
al., 2008).
masih sangat berpeluang untuk ditingkatkan. Petani kecil (rakyat) sering dianggap
pasar dunia, kontunitas hasil produksinya pun tidak teratur, akhirnya peningkatan
dominan; 2) Produk Domestik Bruto (PDB) dari perkebunan rakyat lebih tinggi
dari perkebunan besar, dan 3) Perkebunan rakyat jauh lebih luas dari perkebunan
20
Perkebunan Besar Swasta. Perkebunan rakyat adalah perkebunan kelapa sawit
yang dikelola oleh rakyat memilki luas lahan yang terbatas, yaitu 1-10 ha. Dengan
luas lahan tersebut, tentunya menghasilkan produksi TBS yang terbatas pula
2009).
memanfaatkan aset secara cakap dan memadai dalam usaha hortikultura untuk
Seharusnya berhasil jika peternak atau pembuat dapat mengeluarkan aset yang
mereka miliki (dikuasai) serta dapat diharapkan dan dianggap mahir jika
Hasibuan (2011), penanaman kelapa sawit tanpa batas di Indonesia dengan alasan
bahwa tanaman ini adalah benih minyak yang paling berguna di planet ini.
21
Tanaman kelapa sawit yang membutuhkan 4 liter air setiap hari untuk
berkembang dengan baik, dapat diolah menjadi sumber energi elektif, misalnya
bahan bakar nabati. Selain sawit memiliki itu, minyak kelapa banyak kegunaan
pembersih. Bunga untuk hasil ini diandalkan dua kali lipat menjadi pada tahun
2030 dan tiga kali lipat pada tahun 2050 dibandingkan dengan tahun 2000.
untuk sawit seperti perkebunan kelapa benih, pupuk kandang, pestisida, peralatan
kandang dan perangkat keras. Kerangka agribisnis kelapa sawit terdiri dari empat
ruang merupakan penunjuk signifikan dari kemajuan finansial agribisnis. Hal ini
wajar mengingat hubungan yang kuat antara agribisnis hulu dan organisasi
22
beberapa faktor yang memiliki dampak terdekat antara lain: pembibitan, lahan
barang setengah jadi (semi-completed) dan barang jadi, misalnya oleokimia dan
Perkebunan kelapa sawit yang diawasi oleh perseorangan luas lahan yang
memiliki terbatas 1-10 hektar, jelas menghasilkan produksi TBS yang terbatas,
sawit dilihat dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu peternakan rakyat, besar
perkebunan milik negara (PBN), dan perkebunan besar milik swasta (PBS).
Dengan cara ini, peternak perlu pedagang menjual TBS tingkat melalui kota di
dekat lokasi manor atau melalui KUD, kemudian dilanjutkan ke pedagang besar
(KPB), sedangkan besar milik untuk perkebunan swasta (PBS), pameran produk
latihan yang berbeda oleh otoritas publik dan swasta. Dalam agribisnis hulu,
23
mobil, administrasi pengujian kualitas kompos dan pestisida dan lain-lain.
mencakup perencanaan saran pupuk dan sistem kerja standar (SOP) untuk
konfigurasi pabrik dibuat oleh PPKS. lembaga Sebagai litbang, PPKS juga
2.3. Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan berupa uang, baik dari pihak lain
maupun dari hasil sendiri yang dinilai atas sejumlah uang atas dasar harga yang
keuntungan (K) adalah selisih antara penerimaan total (PrT) dan biayabiaya (B).
usaha, menentukan komponen utama pendapatan dan apakah komponen itu masih
24
Menurut Nicholson (2002), pendapatan usaha ada dua yaitu pendapatan
total dan pendapatan tunai. Pendapatan total merupakan selisih antara penerimaan
total (total revenue) dengan biaya total (total cost). Pendapatan tunai dihitung dari
jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan
turun ketika produksi berlebihan. Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan
maupun semakin tinggi harga per unit produksi yang bersangkutan, maka
penerimaan total yang diterima produsen akan semakin besar. Sebaliknya jika
produk yang dihasilkan sedikit dan harganya rendah maka penerimaan total yang
(2010), Faktor yang sangat penting dalam penerimaan adalah volume penjualan
atau produksi dan harga jual. Penerimaan usahatani sawit adalah hasil penjualan
panen sawit yang dikurangi grading (sampah sawit, air dan susut) sesuai dengan
ketentuan setiap agen, grading dapat dipotong antara 5 hingga 10 persen dari hasil
panen sawit.
sebagai berikut:
TR = P x Q
25
2.3.3 Biaya Usaha Tani Kelapa Sawit
dua,yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya dilihat dari segi waktu terbagi
menjadi dua, yaitu biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang.Jangka pendek
keputusannya, Pada tanaman kelapa sawit rakyat, tanaman baru mulai di panen
pada umur 4 tahun. Biaya yang diperlukan untuk membuka 1 ha lahan berisi 136
bibit kelapa sawit sejak awal pembukaan hingga perawatan TBM selama tiga
sudah dapat tertutupi setelah tahun ke-6 atau setelah panen (Fauzi, 2012).
(1). Biaya investasi awal, seperti: pembukaan lahan, biaya bibit, serta biaya
(3). Biaya panen atau biaya yang dikeluarkan untuk melancarkan segala aktivitas
untuk mengeluarkan produksi (TBS) atau hasil panen dari lapangan (areal) ke
26
agen pengepul atau kepabrik seperti biaya tenaga kerja panen, biaya pengadaan
TC = TFC + TVC
penerimaan total (PrT) dan biayabiaya (B). Analisis pendapatan berfungsi untuk
pendapatan dan apakah komponen itu masih dapat ditingkatkan atau tidak.
1. Total Biaya
Menurut Noor (2007), biaya total yaitu seluruh jumlah biaya produksi
yang di keluarkan. Biaya ini didapat dari menjumlahkan biaya tetap dan biaya
variabel, Untuk mengetahui total biaya produksi dapat digunakan rumus sebagai
berikut:
TC = TFC + TVC
27
Keterangan: TC (Total Cost) = Biaya Total Produksi (Rp)
2. Total Peneriman
TR = P x Q
3. Pendapatan
sebagai berikut:
= חTR – TC
4. R/C Ratio
R/C = TR/TC
28
2.4 Kerangka Pikir
meningkatkan pendapatan.
yang mereka terima setiap musim panen, mereka hanya mengetahui bahwa
29
Berdasarkan latar belakang landasan teori maka disusun, kerangka pikir
Input : Output:
- Bibit Tandan Buah Segar
- Luas lahan (TBS) Kelapa Sawit
- Pupuk
- Obat- obatan
- Tenaga kerja
- Modal
Penerimaan
Biaya Produksi
Pendapatan
R/C Ratio
30
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini, dilakukan dalam dua bulan dari bulan Juli sampai
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani kelapa sawit di Desa
3.2.2 Sampel
sederhana), dari jumlah populasi tersebut diambil 10% sehingga jumlah petani
Sampling adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit
penelitian atau suatu elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama
31
1.3 Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data dalam penelitian ini adalah Data Kualitatif dan Data Kuantititaf.
2. Data kuantitatif adalah data yang dapat dihitung atau data yang berupa
b. Sumber data dalam penelitian ini adalah Data Primer dan Data Sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi secara langsung
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang
berkaitan dengan judul penelitian berupa data yang diperoleh dari sumber
instansi terkait.
a. Observasi
objek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai
32
b. Wawancara
c. Dokumentasi
Yaitu kegiatan pencatatan dan pengambilan gambar yang diperlukan baik dari
informan.
besar biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani kelapa sawit rakyat di
TC = FC + VC
Keterangan :
produk berupa tandan buah segar (TBS). Adapun rumus yang digunakan:
I = TR – TC dimana, TR = P. Q
33
Keterangan :
Dengan cara yang sama, nilai biaya ditentukan dengan memasukkan biaya
berbagai latihan yang diingat untuk suatu usaha Sebagaimana ditunjukkan oleh
Soekartawi (1991), manfaat adalah besarnya nilai manfaat dari berbagai latihan
dalam suatu tugas.. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran keuntungan adalah
Jika R/C > 1, maka usaha tersebut menguntungkan. Cara perhitungan R/C
ratio adalah:
1. Kelapa Sawit
2. Perkebunan Rakyat
34
3. Usaha Tani Kelapa Sawit
4.Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan berupa uang, baik dari pihak lain
maupun dari hasil sendiri yang dinilai atas sejumlah uang atas dasar harga yang
35
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Desa Waeputeh adalah salah satu wilayah desa yang terletak tepatnya di
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah yang berjarak 2,5 km dari pusat
kota Kabupaten Mamuju Tengah. Secara administratif terbagi atas 2 dusun yaitu
Dusun Wonodadi dan Dusun Wonosari dengan ketinggian tanah dari permukaan
musim dua, yaitu badai musim dan kemarau musim. Musim biasanya kemarau
Juni dan Oktober, terjadi antara bulan namun musim Desa Waeputeh tidak seperti
36
4.3. Keadaan Penduduk
kekeluargaan. Secara umum proses pencarian nafkah lebih didominasi oleh kaum
laki-laki dan perempuan pada tatanan masyarakat lebih bertugas di dapur dan
mengurusi anak.
Mamuju Tengah dari suku Jawa. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa dan
lain yang dilakukan selain petani adalah pengusaha, buruh tani, peternak, guru dan
adapula yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil. Adapula sebagian warga
penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Jenis kelamin merupakan salah satu
37
Tabel di bawah ini menyajikan data mengenai jumlah penduduk Desa
Waeputeh dalam tahun 2018. Data jumlah penduduk ini merupakan data yang
1. Laki-laki 689 52
2. Perempuan 622 48
sebanya 1.309 jiwa. Dengan jumlah penduduk laki-laki yaitu sebanyak 689 jiwa
kemakmuran serta taraf hidup suatu masyarakat dan juga lebih dapat menentukan
38
Berdasarkan data sekunder jumlah penduduk di Desa Waeputeh dapat
1 Petani 597 46
3 Buruh Bangunan 18 1
5 Pengrajin 61 5
6 Karyawan Swasta 23 2
7 Wiraswasta 18 1
8 Lain-lain 220 17
pertanian sebagai petani dengan jumlah 597 jiwa (81,20%) . Mata pencaharian
Mamuju Tengah adalah buruh bangunan dan wiraswasta dengan jumlah jiwa 18
jiwa (1%). Adapun yang dimaksudkan poin nomor 8 pada table yaitu penduduk
39
menunjukkan bahwa di Desa Waeputeh, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju
ditunjang dengan pengetahuan maka usaha yang dikelola tidak akan mengalami
40
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
3 SD 243 18,56
7 D1-D3 16 1,22
8 S1-S3 37 2,82
pertama (SMP) dan tingkat pendidikan dengan jumlah penduduk paling kecil
belajar 9 tahun maka dari data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
sarana dan prasarana yang terdapat pada daerah tersebut, baik sarana bangunan
maupun sarana perhubungan. Jika suatu daerah mempunyai sarana yang memadai
serta ditunjang oleh sumber daya alam yang cukup, maka kegiatan perekonomian
41
pada daerah tersebut berjalan lancar. Sarana perhubungan dan komunikasi dapat
1 TK 1 25
2 SD 1 25
3 SMP - -
4 SMA 1 25
5 SMK 1 25
Total 4 100
tidak cukup memadai hal ini ditunjukan karena tidak adanya sarana pendidikan
SMP atau sederajat yang ada pada Desa Waeputeh yang merupakan salah satu
42
sarana yang sangat dibutuhkan jika dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan
beberapa tempat ibadah untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
1 Masjid 6
2 Pura -
3 Gereja -
4 Wihara 1
Total 7
tersedia di Desa Waeputeh, hanya terdapat dua jenis sarana peribadatan yaitu
masjid dan wihara. Jumlah masjid yang terdapat sebanyak 6 buah sedangkan
wihara terdapat 1 buah sedangkan gereja dan pura tidak terdapat di desa tersebut.
43
Dengan melihat tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa di Desa Waeputeh,
beragama Islam. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah mesjidyang tersedia
dia daerah setempat, sedangkan agama-agama lain juga ada tetapi dalam jumlah
yang minoritas.
beberapa sarana kesehatan dan umum. Untuk lebih Jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
1 Lapangan 1
2 Pustu -
3 Posyandu 1
4 Kuburan 1
5 Puskesmas -
6 KUA 1
Total 4
44
Waeputeh, hanya terdapat satu jenis sarana kesehatan yaitu posyandu. Sarana
umum di Desa Waeputeh sudah memadai yaitu terdapat lapangan 1 buah, kuburan
45
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diusahakan, maka identitas petani responden merupakan salah satu hal yang
pengaruhi oleh umur petani. Pada umumnya petani yang berumur mudah dan
sehat mempunyai kemampuan fisik yang lebih kuat dan relative lebih mudah
menerima inovasi baru disbanding petani yang berumur lebih tua. Oleh karena itu
perbedaan umur yang dimiliki seorang dapat di jadikan sebagai salah satu
indicator untuk menilai timgkat kemampuan kerja, sedangkan petani berumur tua
mempunyai kemampuan fisik yang sudah kurang, akan tetapi relatif mempunyai
pengalaman kerja yang lebih banyak sehinggah lebih inovatif dalam menerapkan
46
Tabel 7. Rata-rata tingkat golongan umur petani responden di Desa Waeputeh
Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah
yang dominan tingkat umur 38-47 tahun dengan jumlah responden 10 orang
dengan tingkat persentas (38%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat umur yang
produktif berada pada tingkat umur 38-47 tahun dengan demikian dapat
Kemajuan yang dicapai dalam segala bidang adalah hasil dari pendidikan,
bahkan dapat dikatakan bahwa taraf hidup yang rendah adalah pencerminan dari
usahatani untuk memperoleh hasil yang optimal dan pendapatan yang lebih
47
diikuti oleh petani. Namun tidak menutup kemungkinan pendidikan non formal
usahatani baru dalam rangka pencapaian produksi yang optimal. Semakin tinggi
tingkat pendidikan formal yang pernah di tempuh oleh petani, semakin tinggi pula
dalam pengembangan agribisnis usahatani kelapa sawit, oleh karena itu klarifikasi
Ini menunjukkan bahwa dilihat dari tingkat pendidikan petani responden yang
dominan adalah Sekolah Dasar sebanyak 12 orang (46%), Tidak sekolah sebanyak
5 orang (19%), Sedangkan yang menempuh tingkat pendidikan yang tinggi seperti
SMP, SMA, dan S1 sangatlah sedikit, hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan yang ditempuh oleh petani responden masih sangat rendah. Keadaan
48
bahwa dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi merupakan indicator bagi
jumlah tanggungan akan menjadi beban bagi petani bila di tinjau dari segi
konsumsi. Namun, jumlah keluarga juga merupakan asset yang penting dalam
keluarga, sehingga biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani akan lebih
Tabel 9 berikut:
terbanyak adalah petani tingkat tanggungan 4-6 orang yaitu sebanyak 16 orang
49
dengan persentase (62%), sedangkan jumlah responden yang memiliki
tanggungan keluarga yang lebih rendah dar 7-9 orang hanya 3 orang responden
atau (12%). Keadaan demikian memberikan indikasi bahwa petani responden rata-
rata memiliki tanggungan keluarga yang tidak terlalu besar sehingga tidak
ketersediaan lahan garapan yang cukup bagi petani berarti potensial lahan dilokasi
luas lahan garapan petani berpengaruh pada aktifitas petani dan produksi
Adapun luas garapan petani responden adalah bervariasi mulai dari 0,05
Ha –0,50 Ha. Jelasnya, luas usahatani kelapa sawit di Desa Waeputeh Kecamatan
berikut.
persentase yang didapatkan yaitu 65%. Sedangkan yang memiliki luas lahan
50
paling sedikit yaitu 1,00-1,50 Ha dengan jumlah respondennya sebanyak 9 orang
dengan persentase 35%. Petani yang memiliki lahan yang luas akan
Petani yang telah lama berusahatani kelapa sawit mempunyai pengalaman yang
lebih banyak dibanding dengan petani yang belum lama berusahatani kelapa
sawit, berarti yang telah lama berusahatani kelapa sawit akan lebih mudah
persentase (65%) dan 23-30 sebanyak 5 orang (20%), sedangkan yang terkecil
adalah petani responden dengan pengalaman kurang atau sama dengan 5-13 tahun
51
merupakan suatu potensi dalam pengembangan usahatani kelapa sawit di Desa
ketersedian tenaga kerja. Maksud bahwa kondisi umum petani responden yang
meliputi umur kondusif, pendidikan yang masih rendah, lahan yang kurang luas,
jumlah tanggungan keluarga yang tidak terlalu menjadi beban dan pengalaman
berusahatani yang cukup lama, belum terlalu menunjang petani dalam melakukan
masih rendah.
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya selalu sama meskipun
biaya tidak tergantung pada besar kecilnya biaya produksi yang diperoleh
52
(Rico, 2013). Biaya tetap yang di keluarkan dalam penelitian ini hanya
meliputi nilai penyusutan alat (NPA) saja sedangkan niali pajak (PBB)
Tabel 12. Rata-rata nilai penyusutan alat (NPA) petani padi sawah di Desa
Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
kemudian nilai penyusutan Egrek sebesar Rp.6.653 dan Dodos sebesar Rp.5.064.
Jadi, total nilai penyusutan alat (NPA) dalam satu musim di Desa Waeputeh
Tabel 13. Hasil rekapitulasi rata-rata biaya tetap dan yang dikeluarkan oleh petani
padi sawah di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju
Tengah.
53
Tabel 13 menunjukkan bahwa total nilai penyusutan alat (NPA) di Desa
2. Biaya Variabel
responden untuk pembelian pupuk, benih, dan sebagainya yang biayanya berubah-
ubah. Biaya variabel dalam penelitian ini meliputi pupuk, benih, dan tenaga kerja.
Tabel 14. Hasil rekapitulasi rata-rata biaya variabel usahatani padi sawah di Desa
Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah
biaya Rp.397.827 dimana pupuk yang digunakan oleh petani responden yaitu
pupuk Urea, dan Ponska. Kemudian benih dengan total biaya Rp.121.442 dan
tenaga kerja yaitu dengan total biaya Rp.995.385 tenaga kerja mulai dari
pengolahan sampai dengan panen. Jadi total biaya variabel yang digunakan dalam
dikeluarkan oleh petani perpanennya. Jumlah pendapatan per petani kelapa sawit
54
berbeda-beda antara satu petani dengan petani lainnya tergantung pada besarnya
jumlah penerimaan, jumlah produksi , Jumlah Luas lahan dan Jumlah biaya per
petani dari usahatani kelapa sawit yang diusahakan sesuai Lampiran 8 dapat
= Rp.3.713.389 : 2 Ha
= Rp. 1.856.694.
Rata – rata Luas lahan kelapa sawit milik petani adalah 2 Ha per orang
petani ini adalah pendapatan bersih petani atau dapat juga dikatakan sebagai
55
Tabel 15. biaya Analisis, pendapatan dan keuntungan rata-rata petani responden di
Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
A. Biaya Variabel VC
a. Tenaga Kerja 818.461
b. Pupuk 321.694
Urea 213.008
Ponska 108.686
c. Biaya Biaya Lain -
Benih 113.077
Total Biaya Variabel 1.563.750
B. Biaya Tetap FC
Pajak -
a. Penyusutan Alat
Cangkul 18.358
Sprayer 92.096
Lori 110.224
Egrek 6.654
Dodos 5.064
Total Biaya Tetap 232.397
56
Table 15 menunjukkan total penerimaan Rata-rata total biaya tetap yang
dalam tenaga kerja keluarga Rp.120.000, jadi total biaya keseluruhan sebesar
Rp.113.077 sehingga total biaya variable rata-rata yaitu Rp. 1.563.750. Dari total
dan R/C Ratio yaitu 2.93 artinya usahatani kelapa sawit di Desa Waeputeh
Return Cost Ratio (R/C) dimana untuk menghitung R/C dilakukan membagi
antara penerimaan yang diterima oleh petani kelapa sawit dengan biaya yang
dikeluarkan oleh petani untuk usahatani kelapa sawit. Pada penelitiann ini biaya
= Rp. 2.93
57
Dalam penelitian ini hasil dari R/C adalah rata-rata penerimaan petani
dibagi dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani sehingga nilai R/C
Ratio adalah 2,93. Hal ini berarti petani akan mendapatkan penerimaan sebesar
Rp.2,93 untuk setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan, dengan demikian usahatani
sudah layak.
58
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
adalah sebesar Rp. 3.713.389,-/Ha/musim panen. Hal ini berarti petani akan
mendapatkan penerimaan sebesar Rp. 2,93 untuk setiap 1 rupiah biaya yang
diusahatanikan.
6.2 Saran
masyarakat.
59
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat pendapatan
petani kelapa sawit secara menyeluruh dalam satu periode tanam di Desa
60
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2012. Sulawesi Barat Dalam Angka Tahun 2013. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Mamuju Utara, Pasangkayu.
Hasibuan, B.E. 2011. Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Sumatera Utara. Medan
Pahan, Iyung. 2008. Pengelolaan Agribisnis Kelapa Sawit Dari Hulu Sampai
Hilir. Penyebar perbaikan diri. Jakarta.
61
Pasaribu, A. M. 2012. Penyusunan dan Evaluasi Proyek Agribisnis. Yogyakarta:
Andi mengimbangi.
Sihotang, B. 2010. Budidaya kelapa sawit. Diakses 18 Januari 2016. Pukul 16.25
Syarfi, Ira Wahyuni, 2004. Perkebunan Individu di Sumatera Barat. Naskah Draft
Pascasarjana (S3) Unand. bidang.
repositori.unand.ac.id/21210/1/Buletin_Nagari_ira.pdf. Diakses pada
tanggal 14 Maret 2016 pukul 10.00 WIB.
Tarigan, Bamalan dan Tungkot Sipayung. 2011. Perkebunan Kelapa Sawit dalam
Perekonomian dan Lingkungan Sumatera Utara. Pers IPB. Bogor.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41906/2/Reference.p
df
62
L
A
M
P
I
R
A
N
63
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
Judul Penelitian :
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : .................................................
2. Umur : .............Tahun
3. Pendidikan Terahir : TT SD/SD/SLTP/SLTA/DIPLOMASI/S1
4. Pekerjaan Pokok : .................................................
5. Pekerjaan Sampingan : .................................................
6. Pengalaman Bertani : .............Tahun
7. Jumlah Tangguangan Keluarga : .............Orang
8. Luas Lahan Usahatani : .............Ha
64
B. BIAYA USAHATANI KELAPA SAWIT
1. Biaya Variabel (Sarana Produksi dan Tenaga Kerja)
65
2. Biaya Tetap :
2.1.Penyusutan Alat
Umur
Penyusutan
No. Nama Alat Harga Beli Jumlah Nilai Nilai Ekonomis
(Rp/Unit) (Unit) (Unit) (Rp) (Tahun) (Rp/Musim)
1 Cangkul
2 Sprayer/Tangki
3 Roli
4 Parang
5 Egrek
6 Dodos
7 ...............
8 ................
9 ................
10 ...............
11 .................
Total
Penyusutan
1. Musim Panen
D. PERTANYAAN PENDUKUNG
penurunan produksi akibat serangan hama dan penyakit atau iklim? (penurunan
a. Ya b. Tidak
66
3. Apakah selama melaksanakan usahatani kelapa sawit mengalami kerugian akibat
adanya penurunan harga jual?
a. Ya b. Tidak
4. Jika pernah berapa penerimaan terendah yang di peroleh?.......Rp/Kg ; seharusnya
mencapai : ……..Rp/Kg
5. Jika pernah mengalami kerugian atau penurunan produksi dalam satu musim
tanam tersebut diatas, berapa persen kerugian yang diderita bila dihitung dalam
setahun?
a. 1% - 10% b.11% - 20% c. 21% - 30% d.31% - 40%
e. 41% - 50% f. >50%
6. Menurut Bapak berapa produksi kelapa sawit yang terbaik dapat diperoleh
perhektarnya ?
- Tertinggi……kg
- Terendah……k
67
Lampiran 2. Peta lokasi penelitian.
68
Lampiran 3. Identitas Responden
Pengalaman Jumlah
No Nama Umur Pendidikan U.T Tanggungan Luas Lahan
(Tahun) (Tahun) (Orang) (Ha)
1 Tukimin 40 SMP 7 4 1.00
2 Mardi 44 SMP 21 5 2.00
3 Sungidin 50 SMA 22 7 1.50
4 Siswowiono 46 SMP 15 3 1.00
5 Subianto 59 SD 30 8 2.00
6 Mustafa 35 SMA 22 4 2.00
7 Nurwadi 42 SMK 22 5 2.00
8 Pardi 42 SD 19 5 1.00
9 Mualip 33 SD 11 4 1.00
10 Suyoto 35 SD 13 4 1.00
11 Ismanto 47 SMP 15 5 2.00
12 Isroi 50 TS 20 7 2.00
13 Abu Jamhar 47 SD 21 4 2.00
14 Sumarjo 35 SD 15 5 1.00
15 Harjoni 33 SD 16 2 1.00
16 Mingun 42 TS 23 4 2.00
17 Likan 34 TS 20 4 2.50
18 Saikan 28 SMP 5 1 1.00
19 Suyono 51 SD 22 3 2.00
20 Narto 49 SD 19 6 2.00
21 Sumedi 44 S1 26 4 2.00
22 Antono 51 TS 30 6 2.00
23 Buraerah 51 SD 28 3 2.00
24 Topah 46 TS 21 3 2.00
25 Noto 31 SMA 15 3 2.00
26 Yatina 31 SD 15 4 2.00
Jumlah 1096 - 493 113 42.00
Rata2 42.1538 - 18.96153846 4.346153846 1.61538461538
Sumber : Data Primer Setelah diolah 2019.
69
Lampiran 4. Rekapitulasi Data Biaya Variabel Pupuk
70
Lampiran 5. Rekapitulasi Data Biaya Variabel Tenaga Kerja
71
Lampiran 6. Rekapitulasi Data Total Biaya Usahatani Kelapa Sawit
Biaya Usahatani
No Nama
Biaya Variabel (Rp) Biaya Tetap (Rp) B.diPerhitungkan Total Biaya (Rp)
1 Tukimin 909.700 198.833 120.000 1.228.533
2 Mardi 1.744.400 267.500 120.000 2.131.900
3 Sungidin 914.600 226.666 120.000 1.261.266
4 Siswowiono 1.773.800 307.500 120.000 2.201.300
5 Subianto 2.119.000 216.666 120.000 2.455.666
6 Mustafa 1.070.000 205.833 120.000 1.395.833
7 Nurwadi 1.058.500 236.500 120.000 1.415.000
8 Pardi 2.035.800 208.333 120.000 2.364.133
9 Mualip 1.477.000 196.000 120.000 1.793.000
10 Suyoto 1.594.000 215.833 120.000 1.929.833
11 Ismanto 1.774.000 207.499 120.000 2.101.499
12 Isroi 1.487.600 224.334 120.000 1.831.934
13 Abu Jamhar 1.715.000 232.834 120.000 2.067.834
14 Sumarjo 1.328.000 265.667 120.000 1.713.667
15 Harjoni 1.290.000 280.000 120.000 1.690.000
16 Mingun 3.033.000 181.583 120.000 3.334.583
17 Likan 1.223.400 235.000 120.000 1.578.400
18 Saikan 1.945.000 180.667 120.000 2.245.667
19 Suyono 1.138.600 296.333 120.000 1.554.933
20 Narto 1.181.200 241.999 120.000 1.543.199
21 Sumedi 1.515.000 195.166 120.000 1.830.166
22 Antono 1.095.500 214.000 120.000 1.429.500
23 Buraerah 1.865.000 270.416 120.000 2.255.416
24 Topah 1.865.000 243.000 120.000 2.228.000
25 Noto 2.012.600 264.167 120.000 2.396.767
26 Yatin 1.491.800 230.000 120.000 1.841.800
Jumlah 40.657.500 6.042.329 3.120.000 49.819.829
Rata2 1.563.750 232.397 120.000 1.916.147
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019
72
Lampiran 7. Rekapitulasi Data Penerimaan Usahatani Kelapa Sawit
Luas Lahan
No Nama Produksi (Kg) Harga per Kg (Rp) Penerimaan (Rp)
(Ha)
1 Tukimin 1 3.696 1.045 3.862.320
2 Mardi 2 6.365 1.045 6.651.425
3 Sungidin 1.5 5.978 1.045 6.247.010
4 Siswowiono 1 4.221 1.045 4.410.945
5 Subianto 2 6.151 1.045 6.427.795
6 Mustafa 2 5.833 1.045 6.095.485
7 Nurwadi 2 5.600 1.045 5.852.000
8 Pardi 1 3.249 1.045 3.395.205
9 Mualip 1 3.674 1.045 3.839.330
10 Suyoto 1 3.543 1.045 3.702.435
11 Ismanto 2 6.600 1.045 6.897.000
12 Isroi 2 5.833 1.045 6.095.485
13 Abu Jamhar 2 6.867 1.045 7.176.015
14 Sumarjo 1 3.170 1.045 3.312.650
15 Harjoni 1 3.287 1.045 3.434.915
16 Mingun 2 6.523 1.045 6.816.535
17 Likan 2.5 7.230 1.045 7.555.350
18 Saikan 1 4.170 1.045 4.357.650
19 Suyono 2 5.675 1.045 5.930.375
20 Narto 2 6.523 1.045 6.816.535
21 Sumedi 2 5.707 1.045 5.963.815
22 Antono 2 5.674 1.045 5.929.330
23 Buraerah 2 6.440 1.045 6.729.800
24 Topah 2 5.946 1.045 6.213.570
25 Noto 2 5.540 1.045 5.789.300
26 Yatin 2 6.570 1.045 6.865.650
Jumlah 40 140.065 27.170 146.367.925
Rata2 1,666666667 5.387 1.045 5.629.536
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2019
73
Lampiran 8. Rekapitulasi Data Pendapatan dan Keuntungan Usahatan
74
Lampiran 9. Dokumentasi
75
Gambar 3. Proses Panen TBS
76
Gambar 5. Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
RIWAYAT HIDUP
SMP Negeri 2 Topoyo pada tahun 2009-2012 dan sekolah menengah atas di SMA
Negeri 1 Topoyo tahun 2012 dan lulus tahun 2015. Melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi pada tahun 2015 dan lulus menjadi mahasiswa di Jurusan
kelapa sawit PT. Surya Raya Lestari II dan Bhadra Sukses di Kabupaten Mamuju
91