SARASWATI
105960186215
1
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KOMODITAS BAWANG MERAH
DI DESA BATUNONI KECAMATAN ANGGERAJA
KABUPATEN ENREKANG
SARASWATI
105960186215
SKRIPSI
2
3
4
PERTANYAAN MENGENAI SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis Efisiensi
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Saraswati
5
ABSTRAK
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam
tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat
penulis menghadapi banyak kendala, akan tetapi kendala itu mampu diselesaikan
dengan baik berkat arahan dan bimbingan yang senantiasa membimbing kami dan
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
terhormat:
7
4. Kepada ayahanda bapak Abbas dan ibu suharni, terimakasih yang tiada
terhingga atas restu dan iringan do’a yang senantiasa dipanjatkan untuk
Makassar.
Wulandari, Yayudi Resteria Manu, Yanti, santri, dan Irfan yang selalu
Akhir kata penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak
yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan
Saraswati
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 4
9
3.3. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 24
3.4. Tekhnik Pengumpulan Data ............................................................... 25
3.5. Tekhnik Analisis Data........................................................................ 25
3.6. Definisi Operasional .......................................................................... 27
10
5.6. Efisiensi Pemasaran ...................................................................... 51
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ................................................................................... 55
6.2. Saran.............................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 56
LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Produksi Bawang merah di Desa Batunoni Kecamatan
Anggeraja Kabupaten Enrekang ....................................................... ................2
12
14. Marjin Saluran Pemasaran Bawang Merah di Desa batunoni
Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang .................................... .............. 47
13
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Kerangka Fikir Analisis efisiensi Pemasaran Komoditas Bawang
Merah di Desa Batunoni Kecamatan Anggeraja Kabupaten
Enrekang ........................................................................................ ..................22
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Teks
12. Peta Desa Batunoni Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang ............. .....75
15
I.PENDAHULUAN
Bawang merah adalah salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak
lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk
penyedap makanan serta obat tradisional. Komoditas ini juga merupakan sumber
sebesar 8,9% per tahun. Komponen pertumbuhan areal panen (5,6%) ternyata
areal panen dari 1.000 hektar pertahun) bawang merah di antaranya adalah
Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa
Sinjai, Pinrang, Luwu Utara, Toraja, Enrekang dan Gowa dengan produksi
sebanyak 41.710 ton pada tahun 2015, di tahun 2016 meningkat 41.238 ton, di
tahun 2017 meningkat sebanyak 44.034 ton, di tahun 2018 semakin meningkat
51.728(Aswar, 2016).
16
Tabel l. Produksi Bawang Merah di Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang
2016 sampai 2018
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Nama Produksi Produksi Produksi
Kecamatan (Ton) (Ton) (Ton)
Maiwa 0 3,50 26
Bungin 4,50 84 128
Enrekang 149,60 144 249
Cendana 0 0 0
Baraka 3.755,8 3.533,7 4.332
Buntu Batu 321,15 1.162,5 619,4
Anggeraja 6.986,55 4.449 8.930
Malua 315 170 499
Alla 544 288 264
Curio 26 0 0
Masalle 507,40 849,9 1.698
Baroko 0 256 392
Total 12.455,9 10.940,6 17.137,4
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Enrekang
ada di Kabupaten Enrekang pada tahun 2016 sampai 2018. Pada tahun 2016 total
produksi meningkat sebesar 12.455.9, kemudian pada tahun 2017 total produksi
produksi bawang merah dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Enrekang tiap
17
Usahatani bawang merah di Kabupaten Enrekang sudah dimulai sejak
puluhan tahun yang lalu terutama disekitar Kecamatan Anggeraja. Bawang merah
ini beradaptasi cukup baik pada daerah daratan rendah beriklim kering
(Anonim,2009). Salah satu problem mendasar yang selalu dialami oleh petani
adalah turunnya harga hasil pertanian pada saat panen raya, sehingga pembiayaan
lebih besar dari penerimaan, akibatnya petani merugi yang pada gilirannya
melindungi petani bawang merah pada saat harga rendah adalah dengan kebijakan
harga melalui diterbitkannya Surat Keputusan Bupati Nomor 12A Tahun 2008
tentang Tim dan Petunjuk Pelaksana Harga Pasca Panen Hasil Pertanian Komoditi
unggulan pada saat panen raya. Harga jual bawang merah yang rendah di saat
panen raya selalu berada di titik impas, sehingga petani merugi. Cara yang
dilakukan adalah dengan pembelian bawang merah di atas titik impas oleh
bawang merah dan merupakan tanaman andalan bagi petani sebagai mata
18
142 orang petani bawang merah dan pedagang tetap yang menjadi pemborong
memborong bawang merah para petani merupakan masyarakat yang tinggal dan
19
1.3.2 Manfaat Penelitian
bawang merah.
20
II. TINJAUAN PUSTAKA
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau
perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya.
yaitu:
konsumen/pasar.
21
Konsep pemasaran menurut (Swastha dan Irawan,2005) adalah
memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume
dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya
berbeda.
yaitu :
1. Fungsi pertukaran, dimana terdiri dari fungsi pembelian dan fungsi penjualan.
pemrosesan.
22
1. Fungsi Pertukaran
pengalihan hak kepemilikan dari satu pihak kepihak lainnya dalam sistem
pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses ini ialah pedagang, distributor
dan agen yang memperoleh komisi karena mempertemukan penjual dan pembeli.
a. Fungsi Penjualan
penawaran (pembeli atau penjual ). Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau
23
d) Fungsi melakukan negoisasi. Syarat serta kondisi penjualan harus
sebagainya.
b. Fungsi Pembelian
memperoleh produk dengan kualitas dan jumlah yang diinginkan pembeli serta
mengusahakan agar produk tersebut siap digunakan pada waktu dan tempat
mengetahui kualitas, jenis, dan kuantitas dari produk yang mereka perlukan.
Konsumen akhir juga dapat membuat keputusan mengenai produk yang ingin
mereka miliki.
produk yang mereka inginkan. Penting bagi para pembeli untuk mencari
24
d. Fungsi assembling. Persediaan barang harus dikumpulkan untuk digunakan
dalam proses produksi oleh para produsen dan pedagang eceran atau
e. Fungsi kontrak. Setelah syarat dan kondisi tertentu yang telah disepakati,
selanjutnya dibuat perjanjian akhir dalam bentuk kontrak jual beli dan
c. Fungsi Fisis
c. Pemrosesan. Bahan hasil pertanian sebagian besar adalah bahan mentah bagi
sistem pemasaran agar mampu beroprasi lebih lancar. Fungsi ini meliputi hal-hal
berikut :
25
berbagai sumber, baik itu media massa, pemerintahan, perusahaan swasta
dijual dan dibeli, sedangkan grading adalah klasifikasi hasil pertanian kedalam
beberapa golongan mutu yang berbeda-beda dengan nama dan label tertentu.
kepada pembeli.
harga yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen.
Untuk menganilisis pemasaran data harga yang digunakan adalah harga di tingkat
makin tidak efisien sistem pemasaran tersebut (Sa’id dan Intan,2001). Tingkat
harga yang harus dibayarkan oleh kosumen dan yang akan diterima oleh produsen
sangat tergantung pada bentuk dan struktur pasar yang berlaku, baik pasar
26
bersaing (penjual dan pembeli banyak), pasar monopsoni (pembeli tunggal), pasar
akibat bagian yang diterima petani produsen (farmer’s share) menjadi kecil. Hal
lembaga pemasaran. Semakin banyak jasa atau perlakuan yang diberikan terhadap
komoditas akan semakin besar marjin yang ditimbulkan. Demikian pula dengan
dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen untuk produksi yang sama. Marjin
barang mulai dari petani produsen hingga ke konsumen akhir, serta keuntungan
permintaan dan penawaran menurut (Hanafiah dan Saefuddin, 1986) marjin tata
niaga adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan perbedaan harga
yang dibayar kepada penjual pertama (Hp) dan harga yang dibayar oleh pembeli
27
M = Hp – Hb
Dimana :
oleh konsumen dengan harga yang diterima produsen. Marjin ini akan diterima
oleh lembaga niaga yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut, maka panjang
tata niaga ( semakin banyak lembaga niaga yang terlibat) maka semakin besar
Laba merupakan sisa lebih dari hasil penjualan dikurangi dengan harga
pokok barang yang dijual dan biaya – biaya lainnya. Untuk mencapai laba yang
biaya penjualan yang ada, menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan
(Daniel,2002).
2.4 Harga
Harga adalah nilai tukar suatu barang yag dinyatakan dalam bentuk uang,
tetapi bukan saja harga barang – barang konsumsi, hal yang sma juga berlaku
28
tujuan penetapan harga, menentukan permintaan, memeperkirakan biaya,
harga dan memilih harga akhir.Gitosudarmo, (1998) mengatakan bahwa ada tiga
produsen dengan dasar biaya – biaya produksi yang telah dikeluarkan sehingga
produk itu terwujud dan siap dipasarkan. Konsumen dengan daya beli dan dasar
membayar suatu produk dengan harga yang mahal apabila tingkat kepuasan yang
rendahnya harga suatu produk akan tergantung pada faktor- faktor sebagi berikut:
biasanya merupakan indikator bahwa daya beli konsumen tinggi. Dengan kondisi
kondisi perekonomiannya
diantara dua ekstrem yaitu pada tingkat eksterm terendah ( eksterm minimal ) dan
pada tingkat harga tertinggi (eksterm maximal ). Jika pada suatu kondisi daya beli
29
masyarakat tetap tinggi, tetapi perusahaan dihadapkan pada persaingan maka
dihadapi.
Dimana :
pengusaha swasta berbeda dengan yang dimaksud oleh konsumen. Perbedaan ini
barang yang diinginkan dengan harga rendah (Hanafiah dan Saefuddin, 2006).
30
volume/kapasitas penjualan komoditi/produk (kapasitas permintaan konsumen)
tinggi rendahnya jumlah biaya pemasaran dari beberapa lembaga pemasaran dan
Untuk mengetahui tingkat efisiensi dari marjin pemasaran pada setiap lembaga
Ep = X 100%
Dimana :
31
2.6 Saluran dan Lembaga Pemasaran
yang sangat penting sebab kesalahan dalam pemilihan ini dapat memperlambat
hanya secara fisik tapi dalam arti agar barang-barang tersebut dapat dibeli
kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau
konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat, dan
ini berupa marjin pemasaran menurut Sudiyono dalam Widyaningsih, dkk (2010).
Lembaga pemasaran adalah orang atau badan usaha dan lembaga yang
32
1. Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung
sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini
bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Komoditas ini juga
masakan. Kegunaan lain dari umbi bawang merah adalah sebagai obat tradisional
menggunakan umbi awang merah sebagi obat nyeri perut dan penyembuhan luka
33
atau infeksi. Selain itu jga banyak digunakan untuk penyembuhan penyakit
demam, kencing manis dan batuk. Tumbuhan bawang merah adalah sejenis
Var. Ascalonium L. Back.), famili Alliaceae adalah pesies dengan nilai ekonomi
sedang tidak normal, tetapi cukup potensial untuk dikembangkan didaerah tropis.
Dalam tiap 100 gram umbi bawang merah segar mengandung kalori 39,0
kalori,protein 1,5 gram, lemak 0,3 gram, karbohirat 0,2 gram, kalsium 36,0
mg,fosfor 40,0 mg, zat besi 0,8 mg, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 2,0 mg, dan
air 88,0 gram. Selain kaya akan kandungan gizi, umbi bawang merah juga banyak
merkaptan, serta sedikit sampai sedikitnya senyawa- senyawa yang terdiri atas
macamnya, tetapi umurnya produksi varietas tersebut masih rendah (kurang dari
10 ton/ha). Beberapa hal yang membedakan varietas bawang merah satu dengan
umbi, umur tanam, ketahanan terhadap penyakit serta hujan, dan lain-lain.
34
Adapun beberapa varietas bawang merah tersebut antara lain : varietas bima
klon bawang merah no.88, klon bawang merah no. 86, dan klon bawang merah
memiliki peluang pasar yang cukup menjanjikan. Disamping itu bawang merah
agroindustri.
merah karena daerah ini termaksud dataran rendah. Hasil produksi bawang merah
dipasarkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga antar
wilayah.
merah pada pasar lokal dan antar wilayah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
efisiensi saluran pemasaran yang diterapkan, aktifitas yang dilakukan tiap pelaku
35
Hasil produksi disalurkan melalui usaha bawang merah kemudian saluran
dan lembaga perantara yaitu antara lain : pedagang pengumpul, pedagang besar,
aktifitas yang berbeda satu sama lain. Dengan adanya pemasaran bawang merah
maka akan terbentuk harga bawang merah. Harga bawang merah yang diterima
produsen dan pedagang atas jasa lembaga-lembaga pemasaran maka tiap lembaga
36
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan tersebut secara keseluruhan
Petani
Usaha Bawang
Merah
Pemasaran
Bawang Merah
Harga Bawang
Saluran dan Lembaga
Pemasaran: Merah
Pedagang Besar
Pedagang Pengumpul
Pedagang Pengecer
Margin Pemasaran
Efisiensi Saluran
Pemasaran
37
III. METODE PENELITIAN
Simple Random Sampling ( acak sederhana) yaitu cara pemilihan sampel dimana
anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random. Semua anggota dari
populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih dan jika sudah
dipilih tidak dapat dipilih lagi. Pengambilan sampel bisa menggunakan lotere
orang petani dan pedagang, maka jumlah sampel yang dipilih sebanyak 20%
dari populasi. Hal ini sesuai pendapat singarimbun (1995), yang menyatakan
bahwa apabila jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka 20 – 25% populasi
tersebut dapat dijadikan sampel, jadi jumlah responden yang akan di teliti
38
3.3 Jenis dan Sumber Data
jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas 2 yaitu:
1. Data kualitatif
Dsata kualitatif merupakan suatau kegiatan sesudah data dari seluruh responden
atau sumber data-data lain semua terkumpul. Teknik analisis data kuantitatif
2. Data Kuantitatif
suatu yang kompak dan mudah dimengerti, serta menemukan pola umum yang
timbul dari data tersebut. Dalam analisis data kuantitatif, agar mudah
dimengerti dan pola umum itu terwakili dalam bentuk simbol-simbol statistik,
1. Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya dengan bantuan koesioner. Data tersebut
merah.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada peneliti sebagai tangan kedua, ketiga dan
seterusnya. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro
39
3.4 Teknik Pengumpulan Data
40
1. Saluran pemasaran
konsumen akhir.
2. Keuntungan pemasaran
Kp = He – (Hp + B)
Dimana :
Kp = Keuntungan pemasaran
He = Harga jual
Hp = Harga beli
B = Biaya pemasaran
EP ( Erickson 1992)
Dimana :
41
4. Marjin Pemasaran
MP = HBK – HJP
Dimana :
MP = Marjin Pemasaran
Kabupaten Enrekang
tertentu dalam membawa produk dan hak semakin mendekat pada pembeli
bawang merah dari petani dan pedagang pengumpul untuk di jual kembali
42
ke berbagai perusahaan yang ada di Kecamatan Anggeraja Kabupaten
Enrekang.
43
IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
satu Desa dari 15 Desa dan Kelurahan yang berada di Kecamatan Anggeraja
Kabupaten Enrekang yang terdiri dari 4 dusun yaitu: Dusun Batunoni, Dusun
Desa ini memiliki luas wilayah 5,05 Km2 dengan batas – batasnya sebagai
berikut:
Jarak tempuh dari Desa Batunoni ke Ibu Kota Kecamatan 9 Km, jarak
tempuh dari Desa Batunoni ke ibu Kabupaten 35 Km. Desa Batunoni berada pada
44
Adapun data banyaknya dusun, RK dan RT di Desa Batunoni Kecamatan
1. Mata Pencaharian
bertani bawang merah dan jagung, ini disebabkan karena Batunoni merupakan
wilayah daratan tinggi dengan kondisi wilayah yang subur. Selain bertani,
penduduk juga memiliki usaha jasa perseorangan. Adapun rincian usaha jasa
2. Agama
beragama islam dengan jumlah 2.128. Hal ini dapat dilihat pula dari sarana
45
3. Sosial Budaya
kesadaran.
Sejak dahulu tradisi dan kebiasan tolong menolong telah tumbuh dan
royongan akan kita jumpai pada kegiatan seperti acara pernikahan, membangun
percakapan sehari – hari bahasa duri dan masih mempertahankan adat istiadat,
kehidupan dan kesehatan suatu kelompok masyarakat. Oleh karena itu, faktor
derajat kesehatan.
Kantor Desa Batunoni tergolong baik, sebab bangunan dari kantor desa
merupakan bangunan baru dan beberapa fasilitaas dikantor desa telah tersedia,
46
2. Sarana Pendidikan
3. Sarana Kesehatan
Kegiatan bidan desa selaku petugas kesehatan di tingkat desa, selain pemeriksaan
4. Sarana Ibadah
terdiri dari 3 bangunan masjid dan 1 musholla. Masjid terletak masing – masing di
tiga dusun yaitu di Dusun Locok, Dusun batunoni, Dusun Lumbaja sedangkan
47
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
dibawa ini :
umur petani. Umur yang produktif yaitu mulai umur 37 – 53 tahun. Petani pada
usahatani bawang merah karena kemampuan fisik petani masih kuat. Pada umur
48
Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa sebagaian besar
tergolong produktif yang dapat diartikan memiliki kemampuan fisik yang baik
2–3 14 61
4–8 9 39
Jumlah 23 100
Sumber : data primer setelah diolah, 2019
petani maka akan semakin mudah petani menerima inovasi teknologi baru,
49
Tabel 7.Karakteristik petani di Desa Batunoni Kecamatan Anggeraja Kabupaten
Enrekang berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 6
SD 7 30
SMP 7 30
SMA 7 30
AKADEMI/PT 2 10
Jumlah 23 100
Sumber : data primer setelah diolah, 2019
cukup tinggi karena petani tamatan SMA terdapat 7 orang dengan persentase
lebih dari 30%,SMP terdapat 7 orang dengan persentase 30%, SD terdapat 7 orang
10%.
produksi.
50
Tabel 8. Pengalaman Petani Bawang Merah di Desa Batunoni Kecamatan
Anggeraja Kabupaten Enrekang.
22%.
biasanya mendatangi petani. Dalam hal ini petani hanya mengeluarkan biaya
karyawan untuk panen bawang merah, sedangkan biaya sortasi, pengemasan dan
51
penimbangan ditanggung oleh pedagang pengumpul. Volume pembelian bawang
merah oleh pedagang pengumpul berkisar antara 1-5 ton dalam satu kali transaksi,
dari petani dan pedagang pengumpul atau lewat perantara dengan cara mendatangi
pedagang besar membeli bawang merah yang sudah digrading, dikemas dan di
Volume pembelian bawang merah oleh pedagang besar berkisar antara 5-6
ton tiap satu kali transaksi. Pedagang besar memiliki modal yang cukup besar dan
volume pembelian yang relatif banyak berkisar antara 5-6 ton kemudin menjual
atau pedagang pengumpul sudah dalam bentuk karung dengan sistem pembayaran
kontan. Pedagang pengecer biasanya hanya memeiliki modal kecil, dan volume
pembelian bawang merah rata-rata 70-300 kg dari semua pedagang pengecer yang
diteliti. Siklus perdagangan bawang merah pada pedagang pengecer relatif lebih
52
disebabkan pedagang pengecer menjual bawang merah secara eceran kepada
konsumen.
36 – 38 2 40
40 – 50 3 60
Jumlah 5 100
Sumber : data primer setelah diolah, 2019
adalah sebagian besar yang masih berusia produktif, terlihat antara usia 40 – 50
yang terdapat 2 orang dengan rata – rata persentasenya 40 %. Hal ini dikarenakan
Enrekang.
2–3 3 60
4–7 2 40
Jumlah 5 100
Sumber : data primer setelah diolah, 2019
53
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa tanggungan keluarga pedagang
tanggungan keluarga 4-7 memiliki persentase yaitu 40% ini membuktikan bahwa
keluarganya.
54
5.2.2.4 Lamanya Berdagang
dekat ke pembeli akhir merupakan satu tingkat saluran. Saluran nol tingkat
diartikan sebagai saluran dimana pihak produsen menjual langsung kepada pihak
55
konsumen. Saluran satu tingkat mencakup satu lembaga tataniaga seperti
pengecer. Saluran dua tingkat mencakup dua lembaga tataniaga seperti pedagang
pengumpul dan pedagang pengecer. Saluran tiga tingkat mencakup tiga lembaga
tidak menjual bawang merah pada pihak lain. Fungsi-fungsi pemasaran yang
3) Fungsi pemasaran ialah semua aktivitas yang dilakukan oleh para pelaku
56
banyak dijalankan dalam sistem pemasaran bawang merah di dari wilayah
ikatan lain yang tidak terkait secara langsung dengan usaha yang dijalankan
oleh masing-masing.
merah di Desa Batunoni dan pedagang besar di Desa Saruran atau luar wilayah
dari Desa Batunoni. Pedagang besar memberikan sebuah kartu member kepada
terhitung sebesar 400 rupiah dan akan melakukan pencairan diakhir bulan, dalam
hal ini pelaku pemasaran melakukan transaksi dengan mitra usahanya karena ada
keterkaitan persaudaraan dengan harapan petani tidak menjual hasil panen kepada
pemasaran hingga menjadi dua saluran disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
adalah faktor kedekatan domisili. Hal yang sama juga terjadi pada pedagang
pengumpul yang diberi sebuah kartu member oleh pedagang besar atau pedagang
grosir.
57
5.4 Saluran Pemasaran Bawang Merah
Dalam penelitian ini dapat didentifikasi dalam sistem pemasaran yaitu lembaga
Setelah melakukan panen bawang merah petani (responden), maka hal yang
pemasaran.
Konsumen akhir
Gambar 1. saluran pemasaran bawang merah di Desa Batunoni Kecamatan
Anggeraja Kabupaten Enrekang
58
Gambar 1, dapat dilihat bahwa proses pemasaran bawang merah di Desa
bawang merah oleh petani melalui 2 cara, yaitu penjualan langsung ke pedagang
Enrekang cukup bervariasi, hal ini tidak lepas dari daerah pemasaran yang cukup
luas.
bagaimana arus komoditi mengalir dari produsen ke konsumen akhir. Para pelaku
pemasaran yang terlibat dalam menyalurkan bawang merah dari petani responden
adalah pedagang pengumpul dan pedagang besar dan pedagang pengecer. Pola
didasarkan pada beberapa hal, diataranya : harga jual, harga beli, biaya
pedagang pengecer, sehingga pada saluran ini tidak terdapat pedagang perantara.
59
Gambar 2, dapat dilihat bahwa saluran pemasaran I, bawang merah dari
Pada saluran ini pemasaran bawang merah petani langsung mendatangi pedagang
pengecer di Desa Batunoni tanpa adanya parantara,. Bentuk saluran ini dapat
meningkatkan penerimaan petani karena dengan biaya pemasaran yang sedikit dan
bentuk saluran pemasaran yang pendek membuat petani lebih bisa mendapatkan
keuntungan.
dua pedagang perantara yaitu pedagang pengumpul dan pedagang besar . Dimana
Konsumen Akhir
60
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Desa Batunoni
Petani
Pedagang Pengumpul 14 61
Pedagang Besar
Total 23 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2019
pertama merupakan saluran yang terdiri dari petani – pedagang pengecer. Dari
pennger sebanyak 9 orang dengan persentase 39% dimana 9 orang itu adalah
harga yang sedang terjadi di pasar berdasarkan informasi yang berasal dari
pedagang.
61
responden yang menjual bawang merah melalui saluran pemasaran ini sebanyak
14 orang dengan persentase sebesar 61% dari ke-14 orang itu yaitu
(Jamal,Umar,Rici,Lukman,Sakka,Ayung,Toyi,Toni,Abbas,Siraju,Rinto,Wawan,Y
akhir.
Dalam suatu kegiatan pemasaran suatu barang atau produk marjin, biaya
dan keuntungan merupakan hal yang sangat berkaitan satu sama lain. Adapun
marjin, biaya, dan keuntungan pemasaran yang di dapatkan dalam penelitian ini
Marjin pemasaran bawang merah adalah selisih antara harga jual dan
pemasaran bawang merah pada setiap saluran pemasaran maka tentunya yang
penting diketahui adalah harga jual dan harga beli setiap lembaga pemasaran yang
terlibat. Adapun marjin pemasaran pada setiap lembaga pemasaran dalam saluran
lebih tinggi. Harga yang diterima petani sampai ke tangan konsumen masing-
62
masing saluran tidak sama. Sehingga terjadi perbedaan mulai dari segi harga,
berikut ini.
63
Tabel 14. Marjin Saluran Pemasaran Bawang Merah di Desa Batunoni Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang
64
Tabel 15. Biaya Saluran Pemasaran di Desa Batunoni Kecamatan Anggeraja
Kabupaten Enrekang
selama proses pemasaran berlangsung, mulai bawang merah di lepas dari tangan
oleh lembaga pemasaran yang terlibat berupa biaya transportasi, tenaga kerja, dan
biaya kemasan. Hal ini sesuai pendapat Assauri (2002), yang menyatakan bahwa
65
tenaga kerja dan biaya kemasan. Besarnya biaya pemasaran dapat dilihat pada
Tabel 15.
Tabel 15. Terlihat bahwa saluran pemasaran I yang melibatkan petani dan
transportasi, kemasan dan juga biaya tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena
dalam pemasaran bawang merah yang dilakukan petani, pedagang pengecer yang
tersebut, sehingga total biaya transportasi pada saluran I yaitu sebesar Rp 100.000.
pedagang pengumpul, dan pedagang besar. Petani pada saluran pemasaran II ini
kepedagang besar dengan total biaya yaitu sebesar Rp. 20/Kg dan juga biaya
biaya transportasi, biaya kemasan, biaya tenaga dengan total biaya pemasaran
66
1. Biaya Transportasi
mengantar bawang merah dari satu lembaga ke lembaga pemasaran. Biaya tenaga
kerja yang dikeluarkan petani pada saluran I yaitu sebesar Rp 25.000..dan biaya
tenaga kerja yang dikeluarkan pedagang pengecer pada saluran pemasaran I yaitu
mengeluarkan biaya tenaga kerja Sebesar Rp 24.000 dan untuk pedagang besar
3. Biaya Pengemasan
peranan dan fungsi yang penting dalam menunjang distribusi produk. Pengemasan
dapat di anggap sebagai suatu bagian dari proses produktif dan aspek ekonomi
dari produksi dan tidak bisa dianggap hanyalah sebagais suatu kegiatan produksi
saja. Tetapi harus memperhatikan juga kegiatan operasi lainnya yang di perlukan
sebelum produk sampai kepada pelangan. Hanya dengan cara ini keseimbangan
67
antara beberapa faktor yang di perlukan yang terkadang saling berlawanan dapat
di capai.
yang diterima produsen setelah dikurangi dengan biaya pemasaran. Hal ini sesuai
harga yang dibayarkan kepada penjual pertama dan harga yang dibayar oleh
pada saluran II adalah pedagang besar yakni Rp 2,962.095. Hal ini dikarenakan
tersebut siap untuk dipasarkan. Aktivitas penyaluran atau distribusi bawang merah
dari tangan petani atau produsen sampai ke tangan konsumen akhir. Seperti yang
telah dilakukan sebelumnya sejak dari petani sampai ketangan konsumen. Panjang
pendeknya rantai atau saluran distribusi pemasaran inilah yang menentukan harga
eceran ditingkat pedagang eceran serta tinggi rendahnya efisiensi pemasaran yang
dijalankan.
68
Analisis terhadap efisiensi pemasaran suatu komoditi sangatlah penting,
pemasaran yang paling efisien, harus dilihat saluran mana yang memiliki biaya-
biaya pemasaran yang paling minimal. Dimana dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa saluran pemasaran I yang paling efisien karena biaya pemasaran yang
dikeluarkan sangat sedikit bila dibandingkan saluran pemasaran II, selain itu
dibandingkan dengan saluran pemasaran II. Tingginya harga suatu produk atau
komoditi dipasaran dapat disebabkan oleh rantai distribusi pemasaran yang terlalu
panjang.
Sistem pemasaran dapat disebut efisien jika memenuhi syarat (1) mampu
adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak
yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang (Kotler, 2005).
persentase antara biaya pemasaran yang dikeluarkan dengan harga jual bawang
merah. Semakin kecil nilai persentase tersebut maka semakin efisien saluran
besarnya biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran untuk setiap model
69
pemasaran pada saluran pemasaran bawamg merah di Desa Batunoni Kecamatan
memiliki nilai efisiensi terkecil adalah saluran pemasaran 1 sebesar 0,12% dan
yang terbesar pada saluran 2 sebesar 0,13% berdasarkan hal tersebut maka dapat
efisien, akan tapi yang paling efisien adalah saluran pemasaran 1 karena biaya
70
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Disarankan kepada petani bawang merah untuk mengorganisir diri
dalam bentuk kelompok tani,koperasi atau organisasi lain agar memudahkan
dalam berusaha tani dan pemasaran bawang merah terutama dalam hal pembinaan
71
Bagi para pedagang perantara disarankan agar saling mengadakan
interaksi terutama dalam hal menentukan keseragaman harga,baik harga
pembelian maupun harga penjualan.
72
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2013.OutlookBawangMerah(Online)Http://epublikasi,setjen,pertanian.go
.id diakses 13 februari 2018
Kountur, R. 2007. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Edisi
Revisi.PPM.Yeoty, Oka A, Jakarta.
Littro, 2012. “ Analisis Efisensi Pemasaran Jeruk Siam di Kecamatan Tebas
Kabupaten Sambas”. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian, Vol. 1 No, 1
Desember 2012.
Nurlaila, 2009. “Analisis Marjin Pemasaran Ubi Kayu (Studi Kasus di Kecamatan
73
Slogohimo KabupatenWonogiri)”. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
74
Wiartha, I Made, 2006. Metodologi Penilitian Sosial Ekonomi, Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Yasinta,2008. Elastisitas permintaan dan penawaran. Wordpress.com : yasinta
75
L
A
M
P
I
R
A
n
76
Lampiran 1 Kouesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
1. Identitas Petani
a. Nama.......................................................................................
b. Jenis Kelamin .........................................................................
c. Umur ....................................................................................... Tahun
d. Pendidikan .............................................................................. Tahun
e. Pengalaman Usahatani ............................................................ Tahun
f. Tanggungan Keluarga............................................................. Orang
2. PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN
panen:................
a. konsumen : ............................
b. pengecer : ..................................
c. pengumpul : ...................................
77
9. Berapa Biaya Dalam Satu Kali Panen :...................................
:.............
2. Identitas Pedagang
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : A. Laki-laki
B. Perempuan
5. Status : A. Menikah
B. Belum Menikah
6. Jumlah Tanggungan Keluarga : Orang
7. Pekerjaan Sampingan : 1) 2)
8. Pendidikan Terakhir : A. SD C. SMP
B. SMA D. AKADEMI/PT
2. PERTANYAAN UNTUK PEDAGANG
A. Mendatangi B. Didatangi
78
Harga Jual :...................................
a. Transportasi :.............................................
d. Lainnya :....................................
79
Lampiran 2. Identitas Responen Produsen
80
Lampiran 3 : Identitas Responden Pedagang
Petani Cila,Oma,Yusran, 9
Halia,Arung,Aris,
Sampe,Agus,Irfan
Pedagang Pengecer
Petani
Abbas,Umar,Jamal,Siraju,
Yunus,Bua,Rici,Lukman,
Pedagang Rinto,Sakka,Ayung,Toyi,Tino, 14
Pengumpul Wawan
Pedagang Besar
81
Lampiran 5. Jumlah Penjualan dan Luas Lahan Petani Bawang Merah di Desa
Batunoni Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang
82
Lampiran 6 .Total Biaya Pemasaran Petani Saluran 1 dan 2 pada setiap Lembaga yang terlibat dalam Pemasaran Bawang Merah di
Desa Batunoni Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang
SALURAN PETANI 1
No Jumlah Jumlah
Nama Rata-rata Harga Total Biaya
Penjualan Harga Jual Margin(Rp) Keuntungan (Rp)
Petani Beli (Rp/Kg) Pemasaran (Rp)
(Kg) (Rp/Kg)
1 Cila 110 20.000 - - 47.000 47.000
2 Oma 130 20.000 - - 65.000 65.000
3 Yusran 435 20.000 - - 43.000 43.000
4 Halia 280 20.000 - - 53.000 53.000
5 Arung 200 20.000 - - 61.000 61.000
6 Aris 234 20.000 - - 29.000 29.000
7 Sampe 500 20.000 - - 34.000 34.000
8 Agus 220 20.000 - - 56.000 56.000
9 Irfan 120 20.000 - - 25.000 25.000
Total 2.229 180.000 413.000 413.000
83
SALURAN PETANI II
No Nama Petani Jumlah Penjualan(Kg) Rata-rata Harga Rata-rata Harga Margin (Kg) Total Biaya Keuntungan (Rp)
Jual (Rp/Kg) Beli (Rp/Kg) Pemasaran (Rp)
1 Abbas 530 20.000 - - 70.000 70.000
2 Umar 650 20.000 - - 52.000 52.000
3 Jamal 124 20.000 - - 40.000 40.000
4 Siraju 130 20.000 - - 29.000 29.000
5 Yunus 240 20.000 - - 81.000 81.000
6 Bua 130 20.000 - - 41.000 41.000
7 Rici 450 20.000 65.000 65.000
8 Lukman 250 20.000 74.000 74.000
9 Rinto 120 20.000 - - 61.000 61.000
10 Sakka 100 20.000 - - 57.000 57.000
11 Ayung 175 20.000 - 36.000 36.000
12 Toyi 160 20.000 46.000 46.000
13 Tino 270 20.000 62.000 62.000
14 Wawan 500 20.000 50.000 50.000
Total 3.829 280.000 764.000 764.000
Rata-rata 273.5 20.000 54.571 54.571
84
Lampiran 7. Total biaya pemasaran pedagang 1 dan 2 setiap lembaga pemasaran bawang merah di Desa Batunoni Kecamatan
Anggeraja Kabupaten Enrekang
SALURAN PEDAGANG I
No Nama Pedagang Jumlah Penjualan Biaya Biaya Tenaga Biaya kemasan Total Biaya
pengecer (Kg) Transportasi(Rp/Kg) Kerja(Rp/HKSP) Pemasaran (Rp)
1 Wanda 7.000 7,14 8,57 7,14 22,85
2 Sugiono 9.200 10,87 13,32 13,58 37,77
3 Illang 8.000 9,37 9,5 10,93 29,8
Total 24.200 27,38 27,89 31,65 90,42
Rata-rata 8.066 9,12 9,29 10,55 30,14
SALURAN PEDAGANG II
No Nama Pedagang Jumlah Penjualan Biaya Biaya Tenaga Biaya kemasan Total Biaya
(Kg) Transportasi(Rp/ Kerja(Rp/HKSP) Pemasaran (Rp)
Kg)
1 Hartono(PP) 12.000 8,33 16 5,41 29,41
1 Hj.Darman (PB) 20.000 22,5 17,5 6,4 46,4
Total 32.000 30,83 33,5 11,81 75,81
Rata-rata 16.000 15,415 16,75 5,90 37,905
85
Lampiran 8. Marjin Saluran Pemasaran Bawang Merah di Desa Batunoni Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang
86
Lampiran 9. Keuntungan Pemasaran Pedagang Saluran I dan Saluran II Pada Setiap Lembaga Yang Terlibat Dalam Pemasaran
Bawang Merah di Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang
Saluran I
No Pedagang Pengecer Jumlah Rata-rata Rata-rata Margin (Rp) Total Biaya Keuntungan
Penjualan Harga Beli Harga Jual Pemasaran (Rp)
(Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 Wanda 7,000 20.000 24.000 4.000 22,85 3,977.15
2 Sugiono 9,200 20.000 24.000 4.000 37,77 3,962.23
3 Illang 8,000 20.000 24.000 4.000 29,8 3,970.2
Total 24,200 60.000 72.000 12.000 90,42 11,909.58
Rata-rata 8,066 20.000 20.000 4.000 30,14 3,969.86
Saluran II
No Nama Pedagang Jumlah Rata-rata Rata-rata Margin (Rp) Total Biaya Keuntungan
Penjualan Harga Beli Harga Jual Pemasaran (Rp)
(Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 Hartono (PP) 12.000 20.000 26.000 6.000 29,41 5,970.59
2 Hj.Darman (PB) 20.000 26.000 29.000 3.000 46,4 2,950.6
Total 32.000 46.000 55.000 9.000 75,81 8,921.19
Rata-rata 16.000 23.000 27.500 4,500 37,905 4,460.595
87
Lampiran 10. Efisiensi Pemasaran Bawang Merah setiap lembaga yang terlihat di Desa Batunoni Kecamatan Anggeraja Kebupaten
Enrekang
Biaya
Jumlah Nilai Jual Bawang Efesiensi
No Saluran Nama dan Status Pemasaran
Penjualan (kg) Merah (Rp/Kg) Pemasaran (%)
(Rp)
1 I Cila 110 47.000 20.000 235.000
2 I Oma 130 65.000 20.000 325.000
3 I Yusran 435 43.000 20.000 215.000
4 I Halia 280 53.000 20.000 265.000
5 I Arung 200 61.000 20.000 305.000
6 I Aris 234 29.000 20.000 145.000
7 I Sampe 500 34.000 20.000 170.000
8 I Agus 220 56.000 20.000 280.000
9 I Irfan 120 25.000 20,000 125.000
Total 2.229 413.000 180.000 2.065.000
Rata-rata 247.667 45.889 20.000 229.444
10 I Wanda 7.000 22,85 24.000 0.095.208
11 I Sugiono 9.200 37,77 24.000 0,157.375
12 I Illang 8.000 29,80 24.000 0,124.167
Total 24.200 90,42 72.000 0,376.75
Rata-rata 8.066 30,14 24.000 0,125.583
13 II Abbas 530 70.000 20.000 350.000
14 II Umar 650 52.000 20.000 260.000
88
15 II Jamal 124 40.000 20.000 200.000
16 II Siraju 130 29.000 20.000 145.000
17 II Yunus 240 81.000 20.000 405.000
18 II Bua 130 41.000 20.000 205.000
19 II Rici 450 65.000 20.000 325.000
20 II Lukman 250 74.000 20.000 370.000
21 II Rinto 120 61.000 20.000 305.000
22 II Sakka 100 57.000 20.000 285.000
23 II Ayung 175 36.000 20.000 180.000
24 II Toyi 160 46.000 20.000 230.000
25 II Tino 270 62.000 20.000 310.000
26 II Wawan 500 50.000 20.000 250.000
Total 3.829 764.000 260.000 3.820.000
Rata-Rata 273.5 54.571 20.000 272.857.143
27 II Hartono(PP) 12.000 29,41 26.000 0.113.115
28 II Hj.Darman(PB) 20.000 46,40 29.000 0,16
Total 32.000 75,81 55.000 0,273.115
Rata-rata 16.000 37,905 27,500 0,136.557
89
Lampiran 11. Efisiensi Pemasaran Bawang Merah Pada Setiap Saluran Bawang Merah di Desa Batunoni Kecamatan Anggeraja
Kabupaten Enrekang
Efesiensi Saluran = %
90
Lampiran 12 : Peta Desa Batunoni Kecamatan Anggeraja Kabupaten
Enrekang
91
92
93
94
95
96
RIWAYAT HIDUP
Garotin pada tahun 2009, SMPN 1 Baraka lulus pada tahun 2012, SMKN 4
Enrekang dan lulus tahun 2015. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi
Maros Beralamat di Jl. Dr. Ratulangi No 274 Maros, Desa Allepolea Lau
97