DIRWAN PRASETYA R
105961112116
DIRWAN PRASETYA R
105961112116
SKRIPSI
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Stanbul : 105961112116
Fakultas : Pertanian
Disetujui,
Diketahui,
Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P.
NIDN. 0912066901 NIDN.0921037003
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayahnya yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa peulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga,
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
Muhammadiyah Makassar.
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
diselesaikan.
2. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku penguji I dan Sumarni, S.P., M.Si.,
iv
3. Ibu Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah M.Pd., selaku Dekan Fakultas Pertanian
4. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis
5. Kepada Ayahanda dan Ibunda saya (Ayahanda Abd. Razak R, dan Ibunda
memberikan bantuan, baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
penulis.
7. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini dari awal
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait
dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
Dirwan Prasetya R
105961112116
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL...................................................................................i
HALAMAN JUDUL.......................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................x
I. PENDAHULUAN....................................................................................1
II.2. Dampak............................................................................................8
vi
III.2. Teknik Penentuan Sampel................................................................29
VI.2. Saran.................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................65
LAMPIRAN....................................................................................................67
RIWAYAT HIDUP.........................................................................................71
vii
DAFTAR TABEL
No Halaman
Teks
Tabel 10. Luas Lahan Petani di Desa Karondang Kecamatan Tana Lili
Kabupaten Luwu Utara..................................................................
viii
Tabel 13. Kepemilikan Kendaraan di Desa Karondang Kecamatan Tana
Lili Kabupaten Luwu Utara...........................................................
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
x
I. PENDAHULUAN
penduduknya berprofesi sebagai petani. Hal ini didukung oleh kondisi geografis
indonesia yang sangat potensial oleh kekayaan alam yang dimiliki. Indonesia
adalah negara yang terdiri dari banyak pulau seperti, Kalimantan, Sulawesi,
Sumatra, Jawa, Papua, dan masih banyak lagi, serta memiliki 34 provinsi yang
keadaan harga pasar global. Fluktuasi harga buah kelapa sawit menyebabkan
petani kelapa sawit di Sulawesi Selatan berada dalam kondisi dilematis untuk
dampak terhadap kehidupan sosial ekonomis para petani kelapa sawit rakyat,
1
melakukan kegiatan kegiatan dalam rangka untuk dapat bertahan hidup dari
usaha kecil yang dikelola oleh rakyat. Dalam struktur ekonomi pertanian
yang tidak pasti modal, karena lahan yang digunakan terbatas serta sumber
harga Crude Palm Oil (CPO) mengalami penurunan yang signifikan . Ini
hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan
keadaan pasar global. Jika keadaan pasar tidak stabil maka akan terjadi
merupkan salah satu sektor yang paling memiliki peran dalam meningkatkan
2
pendapatan masyarakat di Sulawesi Selatan itu sendiri. Sulawesi Selatan memiliki
memiliki luas 14.447,56 km² dengan jumlah penduduk sekitar 450.000 jiwa.
Timur pada tahun 2003 maka saat ini luas wilayah Kabupaten Luwu Utara adalah
7.502,58 km² dengan jumlah penduduk 287.530 jiwa. Saat ini Luwu Utara
memilik 15 kecamatan, 167 desa dan 4 kelurahan. Kabupaten Luwu Utara adalah
salah satu kabupaten yang memiliki banyak komuditi yang di kembangkan seperti
bagi negara, perkebunan yang salah satu komoditinya adalah kelapa sawit.
3
tergantung pada pasar Internasional. Fluktuasi harga yang cenderung
produksi pertanian, sistem upah pekerja dan biaya perawatan pertanian yang
telah menyatu dalam kehidupan para petani turut menjadi beban ekonomis
petani perkebunan kelapa sawit. Melihat potensi perkebunan sawit yang begitu
besar, walaupun beberapa tahun belakangan ini, harga kelapa sawit tidak stabil
yang membuat motivasi kerja petani kurang optimal. Dengan melihat latar
belakang ini, sangat menarik apa bila kita membahas potensi perkebunan kelapa
dampak positif dan negatif, adapun dampak positifnya yaitu meningkatkan taraf
sawit. Menurut salah satu petani di Desa Karondang, Dwiky (petani kelapa sawit)
memiliki dampak untung dan rugi, untungnya petani memiliki pendapatan tetap
4
karena sawit bisa panen setiap 2 bulan 3 kali, sedangkan dampak ruginya yaitu
harga sawit yang tidak menentu membuat perekonomian masyarakat naik turun”.
pendapatan dari kelapa sawit tersebut dalam arti lain setidaknya ada usaha atau
pekerjaan lain selain bertani kelapa sawit sebagai acuan apabila terjadi harga yang
tidak stabil. Berikut beberapa kegunaan penelitian yang diharapkan oleh penulis:
sawit bisa meningkat, agar harga kelapa sawit bisa stabil dan sesuai kerja
keras petani.
5
2) Bagi Masyarakat petani, dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat.
Tetapi ada sebagian berpendapat justru menyatakan bahwa kelapa sawit berasal
dari kawasan Amerika Selatan yaitu Brazil. Hal ini karena spesies kelapa sawit
kenyatannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti
hasil produksi perhektar yang lebih tinggi (Fauzi, et. al. 2012).
kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit
yang dibawa dari Maritius dan Amsterdam untuk ditanam di Kebun Raya Bogor.
pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah
Adrien Haller, seorang berkebangsaan Belgia yang telah belajar banyak tentang
kelapa sawit di Afrika. Budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang
sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatra (Deli) dan Aceh. Luas areal
perkebunannya saat itu sebesar 5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor minyak
sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara-negara Eropa, kemudian tahun
1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton (Fauzi, et. al. 2012).
7
II.2. Dampak
Soekanto, 2005). Pada mulanya istilah dampak digunakan sebagai padanan istilah
dalam Bahasa Inggris yakni kata impact. Makna impact dalam Bahasa Inggris
ialah tabrakan badan, benturan. Dampak berarti benturan; pengaruh kuat yang
bertingkat, ada ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi menurut
dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi, dan hak-hak serta
kewajiban dalam hubungannya dengan sumber daya. Sosial ekonomi terdiri dari
perubahan pendapatan, kesempatan berusaha dan pola tenaga kerja. Kondisi sosial
juga dapat dilihat dari segi faktor Budaya, Pendidikan, Umur dan Jenis kelamin.
8
2) Pembangunan
unggulan daerah bisa dilakukan melalui pengembangan industri karena ada tiga
Bruto (PDRB).
3) Lingkungan
Hutan mempunyai fungsi ekologi yang sangat penting, antara lain, hidro-
iklim serta rosot (penyimpan, sink) karbon, Hutan juga berfungsi sebagai
9
Lingkungan menjadi bagian yang sangat rawan terjadi perubahan kearah
yang sangat luas pengaruhnya terhadap kualitas udara dan terjadinya bencana
alam seperti kebakaran, tanah longsor, banjir dan kemarau akibat adanya
sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu, sehingga biaya dalam arti luas
(2005) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur
dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan istilah harga
10
pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang
Menurut Simamora (2002) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang
dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat
ini atau di masa mendatang bagi organisasi, dalam hal ini, perusahaan. Jadi
dan Mowen (2001) bahwa biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang
2.4.2. Penerimaan
diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan
atau penaksiran kembali. Penerimaan dapat diperoleh dari perkalian antara jumlah
2.4.3. Pendapatan
peranan yang sangat besar. Pendapatan merupakan faktor penting dalam operasi
(income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam
11
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.
dan semua biaya eksplisit. Data pendapatan dapat digunakan sebagai ukuran untuk
sumber dari faktor ketidakpastian, sehingga bila harga dan produktivitas berubah
maka pendapatan yang diterima petani juga berubah. Dalam usahatani sangat
sehingga dengan informasi itu petani dapat mengantisipasi perubahan yang ada
nilai yang akan datang (future value approach), dan pendekatan nilai sekarang (
menurut waktu (time value of money) tetapi yang dipakai adalah harga yang
12
2) Pendekatan future value, pendekatan ini mengestimasi semua pengeluaran
dalam proses produksi yang akan dibawa pada saat panen atau saat akhir
dan penerimaan dalam proses produksi baik pada saat awal atau saat
dan semua biaya ekspisit. Data pendapatan dapat digunakan sebagai ukuran untuk
13
3) Harga berpengaruh positif
terhadap Pendapatan Daerah
Aceh Barat, semakin tinggi
harga memberi dampak yang
positif terhadap Pendapatan
Daerah Aceh Barat.
4) Semua variabl bebas Produksi,
Luas lahan, dan Harga
berpengaruh pada Pendapatan
Daerah sebagai variabel terikat.
2. Irsyadi Sirajuddin Dampak perkebunan 1) Serapan tenaga kerja terbanyak
(2015) kelapa sawit terhadap di kecamatan Kabun (4,22
perekonomian wilaya HOK/Ha), diikuti oleh
di Kabupaten Rokan Tambusai Utara (3,30
Hulu HOK/Ha), Kunto Darussalam
(3,21 HOK/Ha), dan Tandun
(2,99 HOK/Ha);.
2) Produktivitas kelapa sawit
tertinggi di kecamatan Kabun
(21,16 ton/ha/tahun), diikuti
oleh Kunto Darussalam (19,40
ton/ha/tahun), Tambusai Utara
(15,76 ton/ha/tahun), dan
Tandun (11,97 ton/ha/tahun).
3) Persepsi petani melakukan
usahatani kelapa sawit
terbanyak pada alasan
pemasaran yang lebih mudah,
diikuti keperluan sarana
produksi yang mudah
diperoleh, pengusahaan kelapa
sawit yang mudah, harga jual
dan pendapatan petani yang
tinggi. Sedangkan persepsi
skala prioritas petani
menggunakan hasil pendapatan
usahtaninya adalah pendidikan
anak, diikuti oleh perluasan dan
perbaikan rumah, pembelian
kendaraan bermotor, dan
perluasan kebun sawitnya.
4) Kontribusi terbesar
pengembangan kelapa sawit
terbesar oleh Kecamatan
Tambusai Utara, diikuti oleh
Kunto Darussalam, Kabun, dan
14
Tandun. Kontribusi akan
semakin besar apabila luas
wilayah dan tingkat
produksinya juga besar.
3. Soleman Imbir Analisis Dampak 1) PIR kelapa sawit di Distrik
(2010) PIR Kelapa Sawit Prafi setelah 25 tahun
Terhadap beroperasi masih memiliki
Kesejahteraan dampak langsung dan positif
Masyarakat Sekitar di terhadap penambahan
Kabupaten pendapatan tunai petani
Manokowari peserta plasma asal suku Arfak
dari lahan kelapa sawit,
walaupun pendapatan yang
diperoleh saat ini relatif
kecil. Selain itu proyek PIR
kelapa sawit saat ini
memiliki dampak langsung
dan negatif terhadap semakin
berkurang dan terbatasnya
lahan usahatani untuk
berkebun dan perladangan
berpindah;
2) Proyek PIR kelapa sawit di
Distrik Prafi setelah 25 tahun
beroperasi memiliki dampak
langsung dan positif terhadap
variasi lapangan usaha
responden sebagai tenaga
pemanenan dan pemikulan
TBS pada lahan kelapa sawit
dan memiliki dampak tidak
langsung dan positif terhadap
usaha-usaha lainnya seperti
usaha ojek, usaha kios, usaha
jual beli bensin enceran, usaha
truk pengangkut TBS, jual-beli
pasir dan batu, usaha angkutan
umum dan bekerja pada
proyek-proyek lepas;
3) Proyek PIR kelapa sawit di
Distrik Prafi setelah 25 tahun
beroperasi memiliki dampak
tidak langsung dan negatif
terhadap peningkatan
penguasaan IPTEK dalam hal
penggunaan tenagakerja,
15
pupuk, pestisida, obat-obatan
maupun peralatan penunjang
usaha pertanian seperti dodos,
egrek dan lainnya. Hal ini
disebabkan tidak adanya
kursus atau pelatihan yang
diselenggarakan pihak
perusahaan terhadap petani
plasma, rendahnya penguasaan
IPTEK responden yang
berpengaruh pada rendahnya
produktivitas lahan kelapa
sawit dan lahan usahatani
serta timbulnya persepsi
negatif dari petani terhadap
pihak perusahaan terkait
masalah rendahnya
penguasaan IPTEK dan
bantuan pupuk yang berhenti
sejak tahun 1995.
16
mempengaruhi budaya lokal;
3) Perubahan ekonomi
masyarakat yang dapat
dirasakan setelah berdirinya
PT. Makin Group adalah
berkurangnya pendapatan
masyarakat akibat dari
peralihan pekerjaan
masyarakat, dari perambah
hutan ke buruh perkebunan;
4) Perilaku sosial masyarakat
desa Kabuau setelah
berdirinya PT. Makin Group,
ternyata untuk sementara tidak
mengalami pergeseran, terlihat
dari masih eratnya sistem
kekerabatan antara sesama
warga dan masih dipegangnya
kaidah-kaidah/aturan adat
dalam kehidupan sehari-hari;
5) Kehadiran perkebunan kelapa
sawit PT. Makin Group
membawa dampak terhadap
kehidupan sosial ekonomi bagi
masyarakat desa Kabuau, baik
dampak positif maupun
dampak negatif.
6) Dampak positif atas kehadiran
PT. Makin Group adalah
mengurangi penganguran
masyarakat desa, menciptakan
lapangan kerja baru, adanya
sarana komunikasi,
peningkatan pendapatan
masyarakat, terbukanya akses
Desa dengan Desa lain, dan
menambah pengetahuan
tentang budidaya kelapa sawit,
sedangkan dampak negatif
yang di rasakan merugikan
masyarakat diantaranya adalah
lahan perkebunan menjadi
sempit, pencemaran
lingkungan dari aktivitas
Perkebunan dan Pabrik kelapa
sawit, dan Pegeseran Budaya
17
Masyarakat lokal.
18
baru, menambah pendapatan
rumah tangga serta
menambah pengetahuan
tentang budidaya kelapa sawit,
sedangkan dampak negatif
yang dirasakan merugikan
masyarakat diantaranya adalah
lahan yang di olah untuk
usaha taninya berkurang,
adanya pencemaran dan
pendangkalan pantai dari
aktivitas kebun kelapa sawit
terlihat kurangnya aktivitas
pencari nener serta
berkurangnya tenaga kerja
perkebunan di desa.
19
2.6 Kerangka Pemikiran
Usaha perkebunan kelapa sawit rakyat adalah usaha yang dikelola petani
modal untuk melakukan proses produksi komoditi kelapa sawit sehingga dapat
Penerimaan diperoleh dari hasil perkalian penjualan hasil produksi (TBS) dengan
pemeliharaan terasan dan tapak kuda, pemeliharaan prasarana) dan biaya panen
(tenaga kerja panen, biaya pengadaan alat kerja dan biaya angkutan).
pikir penelitian yaitu dari perkebunan kelapa sawit, kita mengetahui bagaimana
Kecamatan Tana Lili, Kabupaten Luwu Utara, digambarkan dalam skema sebagai
berikut:
20
Perkebunan Kelapa Sawit
Perkebunan Rakyat
Petani Swadaya
Dampak Perkebunan
1. Sosial Ekonomi
2. Pembangunan
3. Lingkungan
Pendapatan Petani
21
III. METODE PENELITIAN
Kabupaten Luwu Utara, pada bulan November sampai bulan Desember 2020.
responden yang berprofesi sebagai petani kelapa sawit. Populasi yang digunakan
atau 20-25% dari seluruh populasi yang ada (Arikunto 2010). Adapun sampel
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif. Data Kualitatif adalah data yang berwujud bukan angka tetapi informasi
29
verbal, yaitu identitas responden dan masalah-masalah yang tejadi di Desa
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer. Data primer
kelapa sawit yang ada di Desa Karondang Kecamatan Tana Lili Kabupaten Luwu
kabupaten dan lain-lain serta sumber lain yang dapat menunjang penelitian ini.
1) Observasi
sawit desa karondang untuk melihat secara langsung kegiatan yang terjadi di
2) Wawancara
dilakukan oleh peneliti kepada petani kelapa sawit pada saat observasi ke
30
lapangan ataupun datang langsung ke rumah petani kelapa sawit yang ada di
Karondang.
3) Dokumentasi
Dokumentasi yaitu sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan
yang berbentuk dokumen atau sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk
surat, catatan harian, laporan, dan foto. Sifat utama data ini tak terbatas pada
ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui
memaparkan data atau informasi yang diperoleh sehingga didapat hasil yang
sebenarnya dilapangan.
31
3.6. Definisi Oprasional
sebagai berikut:
4) Luas lahan adalah areal atau tempat yang digunakan untuk melakukan
5) Tenaga kerja adalah jumlah dari semua tenaga kerja yang dicurahkan pada
6) Tenaga kerja keluarga adalah tenaga kerja yang berasal dari anggota
Utara (Org).
7) Umur adalah usia petani kelapa sawit yang dihitung dari tanggal lahir.
8) Jumlah tanggungan adalah banyaknya orang yang menjadi beban hidup bagi
32
9) Pendidikan jenjang pendidikan formal yang terdaftar pada kementrian
pendidikan nasional.
10) Desa Karondang merupakan salah satu penghasil Kelapa Sawit dengan
11) Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi.
12) Harga adalah nilai jual dari hasil panen/buah kelapa sawit oleh petani ke
pengeluaran
33
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Desa Karondang merupakan salah satu desa dari 10 (Sepuluh) desa yang
berada di Kecamatan Tana Lili hasil dari pemekaran wilayah dari kecamatan
Bone-bone, Kabupaten Luwu Utara. Desa Karondang terdiri dari 3 dusun yaitu
Dusun Loloiyo, Bunga toy, dan Karondang. Serta memiliki berbagai macam suku
yaitu, suku Toraja, Bugis, dan Luwu. Keadaan iklim di Desa Karondang sama
dengan iklim yang ada di Indonesia yaitu terdiri dari musim hujan dan musim
kemarau, dengan letak sekitar 2 km/dpl. Adapun perbatasan wilayah dari Desa
Karondang yaitu:
mempunyai potensi lahan yang luas dan tanah yang subur untuk bercocok tanam.
34
4.2. Kondisi Demografis
Sedangkan penduduk adalah orang yang tinggal di daerah tersebut dengan kata
lain orang yang mempunyai surat resmi yang secara hukum berhak tinggal di
menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Keadaan penduduk dapat ditinjau
dari berbagai sudut pandang yakni berdasarkan jumlah penduduk menuurut jenis
kelamin, tingkat pendidikan, serta mata pencaharian. Untuk lebih jelasnya dapat
Jumlah Jiwa
No Nama Dusun Kepala Keluarga
L P Total
1 Karondang 225 321 546 173
2 Loloiyo 225 254 476 136
3 Bunga Toy 225 224 449 131
Jumlah 672 779 1471 440
Sumber: Kantor Desa Karondang (2020).
Karondang sebanyak 1.471 jiwa dan terdapat 440 kepala keluarga yang tersebar di
3 dusun diantaranya Dusun Karondang 546 jiwa yang terdiri atas 225 jiwa lakilaki
dan 321 jiwa perempuan, 173 orang kepala keluarga. Dusun Loloiyo 476 jiwa
yang terdiri dari 222 jiwa laki-laki, 254 jwa perempuan dan 136 orang kepala
35
keluarga. Dusun Bunga Toy 449 jiwa yang terdiri dari 225 jiwa laki-laki, 224 jiwa
dapat menyebabkan lambannya kenaikan taraf hidup dan akibatnya kemajuan jadi
terhambat. Tingkat pendidikan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Dasar (SD) sebanyak 426 orang dengan presentase 28,95% dan masyarakat di
S1-S3 dengan jumlah 17 orang dengan presentase 1,15% sangat jarang dari 22
36
Hal tersebut dikarenakan setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat Sekolah
Dasar (SD) masyarakat masih muda mulai disibukkan dengan rutinitas membantu
pendapatan utama.
Sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur mutlak dalam suatu
pembangunan di suatu daerah sangat ditentukan oleh adanya sarana dan prasarana
yang ada di Desa Karondang dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 5. Jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Karondang, Kecamatan Tana Lili,
Kabupaten Luwu Utara.
dan prasarana yang ada di Desa Karondang Kecamatan Tana Lili Kabupaten
38
Luwu Utara sebanyak 9 (Sembilan) jenis dengan keterangan semua sarana dan
masjid tetapi di Dusun Karondang terdapat 2 masjid untuk tempat ibadah (sholat
berjamaah dan dzikir bersama) selain itu masjid juga digunakan masyarakat di
Desa Karondang untuk merayakan hari-hari besar islam seperti, Maulid Nabi,
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan balita. 1 sekolah dasar (SD) unit yang
terdapat di Desa Karondang sehingga anak-anak yang telah cukup umur tidak
perlu lagi ke desa tetangga untuk menempuh pendidikan sekolah dasar (SD). 1
unit sekolah menengah pertama (SMP) untuk siswa yang telah menamatkan
pendidikan di sekolah dasar (SD) tidak lagi menempuh perjalanan yang cukup
ied, dan berbagai kegiatan lainnya. 2 jalan aspal yang digunakan sebagai sarana
walaupun jalan aspal yang ada di Desa Karondang keadaannya cukup buruk
39
Jalan makadam yang terdapat di Desa Karondang untuk menghubungkan
dengan desa tetangga selain itu jalan makadam juga terdapat diberbagai jalur
menuju kebun masyarakat, dan 1 gereja sebagai sarana ibadah bagi umat kristiani
untuk melakukan semua kegiatan ibadah ditempatkan disuatu dusun yang terdapat
lahan pekarangan di desa karondang dapat di gambarkan pada table berikut ini:
Karondang, pada tahun 2020 diketahui bahwa terdapat 9 Ha. atau 36% dari total
luas potensil lahan pekarangan di desa tersebut, untuk Dusun Karondang. Dusun
Loloiyo terdapat 9 Ha. atau 36% dari total luas potensil lahan pekarangan di
40
kelurahan tersebut. Sedangkan di Dusun Bunga Toy memiliki luas potensi
pekarangan sebanyak 7 Ha. Atau 28% dari total luas potensil lahan pekarangan di
desa tersebut.
tabel berikut.
Desa Karondang memiliki 282,25 Ha. Dengan perkebunan kelapa sawit 270 Ha
Ha (3,542%), lahan sagu sekitar 0,1 Ha (0,035%), dan lahan perkebunan durian
sebanyak 2 Ha (0,708%).
41
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah penduduk yang ada di Desa Karondang Kecamatan Tana Lili dapat
kelompok umur kurang produktif. Dimana umur produktif merupakan umur yang
Karondang yang dijadikan sebagai responden dari penelitian ini sebagian besar
termasuk dalam usia yang masih produktif dan masih mampu melakukan
42
kebutuhan sehari-hari rumah tangganya. Sedangkan petani kelapa sawit yang
termasuk dalam usia yang tidak produktif lagi untuk bekerja hanya sebagian kecil
untuk mengisi waktu luang dan karena menganggap dirinya masih mampu untuk
bekerja dibandingkan harus terdiam dirumah telah terbiasa sejak muda bekerja.
dengan latar belakang pendidikan yang baik maka seseorang akan dipandang
kelak bisa menjadi orang yang pandai dan memiliki SDM yang handal dan siap
memasuki dunia kerja. Seperti halnya di Kecamatan Tana Lili pada saat ini
fasilitas pendidikan bisa dikatakan sudah memadai dari bangunan fisik hingga
tenaga mengajar dan diharapkan akan menciptakan SDM yang handal dan mampu
43
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kebanyakan petani di Desa
walaupun sebagian kecil petani yang telah mengecap bangku perkuliahan yaitu 3
penting dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian.
Dalam usaha tani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah
pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas. Semakin sempit lahan
usaha, semakin tidak efisien usaha tani dilakukan. Kecuali bila suatu usaha
tani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi yang
(hal ini berhubungan erat dengan konversi luas lahan ke hektar), dan
menjadikan usaha tidak efisien. Berikut ini tabel luas lahan petani di Desa
Karondang.
Tabel 10. Luas Lahan Petani di Desa Karondang, Kecamatan Tana Lili,
Kabupaten Luwu Utara
44
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa petani yang memiliki luas lahan <1
petani dengan persentase terkecil yaitu 16,66% atau sebanyak 5 orag petani.
kecil dikarenakan faktor luas lahan yang dimiliki begitu kecil juga.
Tanggungan keluarga adalah semua orang yang tinggal dalam suatu rumah
dengan biaya dan kebutuhan hidup lainnya ditanggung oleh kepala keluarga.
Tanggungan keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia pertanian yang
dimiliki petani terutama yang berusia produktif dan ikut membantu dalam usaha
taninya. Jumlah anggota keluarga dapat menambah sumber tenaga kerja dalam
mengerjakan proses produksi namun disatu sisi jumlah yang terlalu banyak dapat
4-6 orang setiap kepala keluarga. Dalam hal ini jumlah tanggungan yang lebih
45
besar akan memberikan kontribusi pada usahatani yang lebih besar juga untuk
sudah ada sejak tahun 1995 dan masih berkembang sampai saat ini. Perkebunan
Kelapa Sawit ini dikelola langsung oleh masyarakat/petani yang ada di Desa
mendapatkan hasil maksimal, tentunya petani harus merawat kebun sawit secara
telaten. Selain itu juga dituntut kesabaran dan kehati-hatian menata keuangan,
yang dikelompokkan dalam usaha kecil tanaman perkebunan rakyat dan usaha
memiliki 270 Ha luas lahan, atau 95,65% dari luas lahan pertanian yang ada. Hal
46
masyarakat di Desa Karondang, khususnya pada bidang pertanian. Perekebunan
kelapa sawit di Desa Karondang sudah ada sejak tahun 1995, yang artinya pada
milik pribadi.
sebanyak 75,08%, atau sebanyak 500 jiwa. Petani di Desa Karondang mengelolah
hasil panen. Pada dasarnya modal biasanya di ambil dari petani pengumpul
sebagai pinjaman modal, ini menyebabkan adanya mitra antara petani perkebunan
V.5.1. Lahan
bahan padat, cair, dan gas. Bahan penyusun tanah dapat di bedakan atas
47
partikel mineral, bahan organik, jasad hidup, air, dan gas. Tanah merupakan
faktor produksi yang paling penting dibandingkan dengan faktor produksi yang
lain karena balas jasa yang diterima oleh tanah lebih tinggi dibandingkan dengan
yang lain. Dalam bidang pertanian, penguasaan tanah bagi masyarakat merupakan
penguasaan lahan bagi rumah tangga petani akan berpengaruh pada produksi
usaha tani yang akhirnya akan menentukan tingkat ekspor. Produktivitas tanaman
pada lahan yang terlalu sempit akan berkurang bila di bandingkan dengan
penting dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian.
Dalam usaha tani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah
pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas.Semakin sempit lahan
usaha, semakin tidak efisien usaha tani dilakukan.Kecuali bila suatu usaha
tani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi yang
(hal ini berhubungan erat dengan konversi luas lahan ke hektar), dan
tersebut. Ukuran lahan pertanian dapat dinyatakan dengan hektare (ha) atau
48
are. Di pedesaan, petani masih menggunakan ukuran tradisional, misalnya
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa luas lahan yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah luas tanah sawah yang digarap atau ditanami
padi pada satu kali musim panen dengan satuan hektare (ha).Meskipun oleh
V.5.2. Perawatan
Semakin banyak buah yang didapat, semakin besar pula keuntungan yang didapat
dengan bentuk pemeliharaannya. Minyak sawit yang dirawat dengan baik akan
menghasilkan buah yang melimpah. Begitu pula jika pohon kelapa sawit tidak
mendapatkan perawatan yang memadai, buah yang dihasilkan pohon akan kurang
optimal. Namun sebagai pebisnis kita juga harus memperhatikan biaya yang di
tepat apabila biaya tersebut mampu menghasilkan tanaman kelapa sawit yang
sawit.
49
1) Penyesuaian metode dengan lingkungan
lingkungan, bisa jadi bentuk perawatan kelapa sawit disetiap daerah berbeda.
Misalnya tanaman yang tumbuh dilahan gambut membutuhkan unsur hara mikro
yang melimpah. Kelapa sawit dilahan gambut juga membutuhkan sistem drainase
terkecuali dengan alat pertanian. Hal ini memberikan kemudahan kepada petani,
mulai dari meminimalisir biaya, tenaga, dan waktu. Namun di desa karondang,
petani masih menggunakan cara tradisional untuk merawat tenaman kelapa sawit.
3) Pengendalian Gulma
tanaman. Kehadiran gulma akan mengurangi unsur hara yang ada pada tanah.
Adapun pengendalian gulma di desa karondang yaitu secara manual, dan secara
Ada cukup banyak jenis hama dan penyakit yang sering di temukan
menyerang tanaman kelapa sawit. Hama dan penyakit ini dapat menyerang semua
tanaman kelapa sawit, mulai dari akar, batang, daun, dan buah. Adapun hama
50
5) Pemupukan dengan jadwal dan dosis yang tepat
itupun ketika harga sawit naik. Karena ketika harga sawit turun, petani lebih
kelapa sawit menjadi stress, dan pohon kelapa sawit akan memproduksi buah
dan kepemilikan barang atau jasa. Harga tidak selalu berbentuk uang, akan tetapi
harga juga dapat berbentuk barang, tenaga dan waktu. Harga jual adalah sejumlah
dengan harapan produk tersebut laku terjual dan boleh memperoleh laba yang
maksimal. “Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh
ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi
51
ditambah mark-up”. Lebih lanjut mulyadi mengatakan bahwa harga jual adalah
besarnya harga yang akan dibebankan kepada konsumen yang diperoleh atau
dihitung dari biaya produksi atau nonproduksi dan laba yang diharapkan. Harga
jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada
pembeli atau pelanggang atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Harga
merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu
saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam waktu seketika harga
dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah
itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara
menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat
adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang dan harga
tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Berikut ini harga jual
buah kelapa sawit di Desa Karondang, Kecamatan Tana Lili, Kabupaten Luwu
52
Tabel 12. Perubahan Harga Kelapa Sawit di Desa Karondang, Kecamatan Tana
Lili, Kabupaten Luwu Utara Tahun 2020
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa secara signifikan harga kelapa
Rp. 800/Kg-nya.
diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam
posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti
53
berhubungan dengan sumber daya. Kondisi sosial ekonomi dilihat dari segi faktor
non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin, sedangkan
di lihat dari desa sudah bisa menjalankan kegiatannya dengan baik, mengelolaan
administrasi desa telah berjalan dengan baik, pola pikir masyarakat telah
mengalami perubahaan karna pengaruh dari luar, adat istiadat sudah mulai longgar
dan pendidikan masyarakat cukup tinggi ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah
berdampak baik bagi kehidupan petani, dapat dilihat hidup mereka seperti
membangun rumah yang permanen atau merenovasi rumah yang ada menjadi
alat elektronik, penggunaan kendaraan bermotor, dan karena ekonomi yang baik
juga pendidikan anak-anak usia sekolah berjalan dengan baik. Ini merupakan
keadaan yang sangat baik berkat kehadiran perkebunan kelapa sawit, perkebunan
kelapa sawit ini telah memberikan tetesan manfaat (trickle down effect), sehingga
sekitarnya.
54
penelitian mengenai dampak perkebunan kelapa sawit terhadap kondisi sosial
Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan
menyimpan barang berharga, dan rumah juga merupakan status lambang sosial.
penghuninya tetap sehat dan seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara
produktif.
tinggal.
“Tempat tinggal yang saya tempati saat ini merupakan hasil yang di
55
kekurangan tetapi sudah cukup baik dan nyaman untuk tempat tinggal saya
Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa petani perkebunan kelapa sawit
“Penghasilan rata-rata petani jika saya lihat cukup baik karna saya
melihat di setiap kepala keluarga sudah bekerja semua jadi paling tidak mampu
garis kemiskinan tetap saja ada tetapi tidak begitu banyak “. (Wawancara 15
Juli 2020)
yang bekerja di perkebunan kelapa sawit telah memiliki pendapatan tetap yang
mereka dengan penghasilan yang besar maka tingkat konsumsi akan barang
56
maupun jasa akan meningkat seperti penggunaan alat-alat moderen maupun jasa-
yang tidak terlibat di dalam perkebunan kelapa sawit. Dengan adanya perkebunan
kelapa sawit memberikan dampak positif bagi petani baik yang terlibat dalam
manusia seperti penggunaan sepeda motor yang bisa memangkas waktu tempuh
dibanding dengan menggunakan sepeda atau berjalan kaki ada juga penggunaan
hand phone yang dapat mendekatkan manusia satu dengan yang lain melalui
jaringan komunikasi ada pula alat-alat elektronik yang sangat membantu manusia
dalam pekerjaan sehari-hari seperti penggunaan rice cooker untuk menanak nasi,
dispenser, lemari es, mesin cuci dan perabotan lainnya yang dapat mempermudah
elektronik dan kendaraan bermotor di Desa Karondang pada saat ini sudah
menjamah semua kalangan apa lagi alat transportasi seperti sepeda motor bahkan
penggunaan alat-alat elektronik seperti hand phone dan perabotan rumah yang
menggunakan listrik bukan lah hal yang langka lagi bagi masyarakat petani hal ini
karena daya beli petani yang konsumtif terhadap teknologi yang baru dan petani
pun sering kali memandang kepemilikan barang maupun prabotan yang moderen
57
Untuk lebih jelas maka penulis menyampaikan dari hasil penelitian di
satu untuk saya bekerja dan satu lagi untuk transportasi anak saya pulang pergi
elektronik rumah juga tidak kalah banyak, Ibu Haniari juga sebagai petani
perkebunan.
pekerjaan rumah tangga saya karena saya harus membagi waktu bekerja di
perkebunan dan mengurus pekerjaan rumah tangga, karena banyak aktifitas yang
tinggal menggunakan ricecooker atau memasak air dengan dispenser dan banyak
dan mobil yang berguna mempermudah transportasi selain itu juga mencari
58
Tabel 13. Kepemilikan kendaraan di Desa Karondang, Kecamatan Tana Lili,
Kabupaten Luwu Utara.
1 Sepeda Motor 25
Jumlah 30
V.6.2. Pembangunan
ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju
arah yang diinginkan. Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan
baku penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Kelapa
sawit ini memiliki peranan yang penting dalam industri minyak yaitu dapat
Karondang itu sendiri. Dampak positif yang ditimbulkan antara lain meningkatkan
59
lapangan pekerjaan, meningkatkan produktivitas, dan daya saing, serta memenuhi
kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri serta menyediakan
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa perkebunan kelapa sawit sangat
responden yang menjawab iya sebanyak 29, dan menjawab tidak hanya 1 orang
Luwu Utara.
V.6.3. Lingkungan
60
Perkebunan Kelapa Sawit dapat digolongkan sebagai usaha budidaya
hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia
dan tingkah-perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan
hidup lainnya. Oleh karena skala produksi perkebunan kelapa sawit sangat besar,
maka usaha perkebunannya membutuhkan lahan yang luas. Budidaya kelapa sawit
membutuhkan persyaratan lokasi yang berkaitan dengan iklim, kondisi tanah, dan
persyaratan lingkungan yang cocok, seperti curah hujan, waktu bulan kering, pH
tanah, ketinggian, kemiringan, tekstur tanah, dan tanah yang tidak banyak
lahan, hal yang perlu diketahui berkaitan dengan lahan adalah mengenai flora-
fauna, topografi, sumber dan tata air (drainase), serta luas dan batas-batas areal
yang pasti. Kawasan hutan yang diperbolehkan untuk digunakan sebagai lahan
kebun kelapa sawit adalah kawasan hutan yang telah dikonversi. Pembangunan
perkebunan kelapa sawit jika dilihat dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
kuantitas air yang diakibatkan oleh kegiatan pembukaan lahan, persebaran hama,
61
penyakit dan gulma pada saat operasi kebun, serta perubahan kesuburan tanah
akibat penggunaan pestisida. Di sisi lain juga memiliki dampak positif dari
kimia sudah menjadi kebiasaan pada petani di desa Karondang, Hal ini dapat
Karondang sendiri. Selain itu adanya perkebunan juga sangat berdampak besar
terhadan flora dan fauna contohnya pada pembukaan lahan baru yang
hasil panen kelapa sawit, serta banyaknya hasil produksi yang diperoleh oleh
petani. Semakin bagus perawatan perkebunan, maka semakin banyak juga hasil
yang didapatkan, jadi pada dasarnya jika petani ingin meningkatkan hasil
62
pertaniannya, petani harus memberikan perawatan yang baik pada tanaman kelapa
sawit.
pelepah sawit, pengelolaan irigasi, serta pengendalian hama yang tepat. Pada
dasarnya perawatan perkebunan kelapa sawit tidak begitu rumit, namun pada
lainnya dari petani ketika tidak memiliki modal untuk perawatan perkebunan
hasil panen petani tersebut, dijual ke petani pengumpul yang memberikan modal.
Nilai jual hasil panen kelapa sawit merupakan faktor utama dari
peningkatan pendapatan petani. Nilai jual hasil panen ditentukan oleh industri
lainnya berada di kabupaten Luwu utara. Selain itu pada dasarnya harga jual hasil
panen buah kelapa sawit, di tentukan oleh harga CPO (Crude palm oil) pada pasar
Tabel 16. Pendapatan Petani Desa Karondang, Kecamatan Tana Lili, Kabupaten
Luwu Utara.
yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.500.000 sebanyak 13 orang atau
43,33%, dan yang memiliki pendapatan kisaran Rp. 1.600.000 sampai Rp.
3.000.000 memiliki angka yang sama yaitu 13 orang atau 43,33%, sedangkan
petani yang memiliki pendapatan di atas Rp. 3.100.000 sebanyak 4 orang atau
13,33%.
IV.1. Kesimpulan
luwu utara.” dapat disimpulkan bahwa dampak perkebunan kelapa sawit terhadap
64
Dari hasil pembahasal, penulis memberikan kesimpulan bahwa
sosial ekonomi, dampak pembangunan, dan dampak lingkungan. Dari segi sosial
tentunya pendapatan semakin bertambah karena nilai jual hasil panen semakin
baik.
IV.2. Saran
jangan bergantung kepada pendapatan perkebunan kelapa sawit saja, karena pada
umumnya bahwa harga pemasaran kelapa sawit tidak menentu. Sebaiknya petani
mencari pendapatan lainnya yang tidak bergantung pada perkebunan kelapa sawit
saja. Serta perawatan pada perkebunan kelapa sawit itu sangat berperan besar
untuk peningkatan hasil panen, jika ingin mendapatkan hasil lebih baik, maka
berika perawatan yang baik pula untuk perkebunan kelapa sawit agar pendapatan
65
DAFTAR PUSTAKA
Hansen dan Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen Biaya Jilid 2. Jakarta : Salemba
Empat.
Imbiri Soleman. 2010. Analisis Dampak Pir Kelapa Sawit Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Sekitar, Kabupaten Manokwari.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Pecetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN
Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta
Timur.
Tri Yudiarti. 2018. Pengaruh utang luar negeri, tingkat suku bunga dan neraca
trensaksi berjalan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika.
Skripsi. Prodi ekonomi pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi. Jambi.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama lengkap : ...................................................................................
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Umur : .....................................................................................tahun
Jumlah tanggungan : .....................................................................................orang
Pengalaman bertani : .....................................................................................tahun
Luas Lahan : ……………………………………………………….Ha.
DAFTAR PERTANYAAN
I. Sosial Ekonomi
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
II. Pembangunan
sekitar?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah perkebunan kelapa sawit berpengaruh terhadap industry pertanian
sekitar?
a. Ya b. Tidak
III. Lingkungan
kelapa sawit?
a. Ya b. Tidak
sekitar?
a. Ya b. Tidak
IV. Pendapatan
a. Ya b. Tidak
2. Berapa pendapatan anda dari hasil perkebunan kelapa sawit dalam sekali
panennya?
dari pasangan Abd. Razak R, dan Hasira. Penulis merupakan anak pertama dari
lima bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SD Negeri 207
SMA Negeri 1 Bone-Bone lulus pada tahun 2016. Dan pada tahun 2016 penulis
Unit Usaha PKS Luwu, dan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Cakura,