IRWAN HAMZAH
105961116516
IRWAN HAMZAH
105961116516
SKRIPSI
ii
iii
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Kabupaten Maros adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data
dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Irwan Hamzah
105961116516
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya-
lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Tak lupa pula
penulis ucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena
beliaulah yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang
penuh berkah. Adapun judul Skripsi yang akan dibahas adalah “Strategi
Maros”. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk memenuhi syarat
Makassar.
Penulis sangat berharap semoga dengan adanya Skripsi ini penulis dapat
miliki.
semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya Skripsi ini, baik secara
1. Dr. Ir. Nurdin, M.M Selaku pembimbing Utama dan Firmansyah Jalal, S.P.,
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P. Selaku Ketua Program Studi Agribisnis
vii
4. Kedua orangtua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan,
penulis.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan Skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
Irwan Hamzah
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
I.PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
ix
III.METODE PENELITIAN ............................................................................ 25
LAMPIRAN ................................................................................ 63
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Faktor Internal .............................................................................................. 28
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
xii
I. PENDAHULUAN
keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna, diantara jenis fauna yang sangat
madu. Manfaat bagi manusia, yaitu menghasilkan madu, pollen, dan lilin lebah.
Sedangkan manfaat usaha madu bagi kelestarian alam yaitu dapat meningkatkan
hasil produksi pertanian, peternak madu, dan menjaga kelestarian hutan melalui
Produksi madu Indonesia pada tahun 2014 mencapai 3841.5 ton dan belum
mampu memenuhi konsumsi yang mencapai 3902.4 ton. Sedangkan, pada tahun
2015 terjadi penurunan produksi madu mencapai 1567.9 ton dengan tingkat
yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat sebagai kelompok tani bersama
oleh pemerintah setempat ataupun oleh masyarakat desa sendiri secara swadaya.
emas.
Perkembangan lebah madu tersebut terdapat di beberara daerah yang ada
Maros, Sidrap, Luwu, Kota Palopo dan Tana Toraja. (Mahmud, 2008). Madu
adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa manis yang dihasilkan oleh
lebah madu dari saribunga tanaman (flora nektar) atau bagian lain dari tanaman
(ekstra flora nektar) atau ekskresi serangga (Winery elsi, 2014). Madu
mengundang sejumlah senyawa dan sifat antioksidan dari madu yang berasal dari
zat-zat enzimatik (misalnya, katalase, glukosa oksidase, dan peroksidase) dan zat-
Jumlah dan jenis antioksidan ini sangat tergantung pada sumber bunga
atau varietas madu, dan telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa adanya
pada saluran cerna dan pernafasan serta meningkatkan kebugaran tubuh. Madu
madu adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6),
niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat, dan juga vitamin K. Sedangkan enzim
yang paling penting dalam madu adalah enzim diastase, invertase, glukosa
2
oksidase, peroksidase, dan lipase. Selain itu kandungan lain madu adalah
Kabupaten maros Sulawesi selatan yang beriklim sejuk dengan ketinggian ± 450
meter diatas permukaaan laut (mdpl) dengan jarak tempuh sekitar 47km dari pusat
pencari madu masih menggunakan cara tradisional dalam memanen madu tersebut
Strategi dalam pengolahan sumber daya madu hutan di desa tersebut masih
mengadopsi metode tradisional seperti dalam pemisahan sarang dan sari madu
sampai proses pengemasan, terlebih lagi madu bersumber dari alam bukan
diternakkan.
ini bertuajuan untuk meningkatkan potensi madu hutan di Desa Laiya Kecamatan
3
1.2 Rumusan Masalah
untuk:
madu.
3. Bahan informasi bagi pihak lain yang berminat untuk usaha madu.
4
4. Bahan rujukan bagi peniliti selanjutnya dalam menambah ilmu
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
dihasilkan oleh lebah madu (Apis sp.) dari saribunga tanaman (nektar) atau bagian
lain tanaman (ekstra fbr al) (SNI 2013). Menurut (Goirola dkk, 2013), madu
merupakan bahan makana yang kompleks yang diproduksi oleh alam dan dapat
Madu terdiri atas berbagai senyawa antara lain yaitu air, mineral, karbohidrat
dalam bentuk gula, asam organik, vitamin, enzim dan senyawa bioaktif (Hundri
2014).
agar produksi lebah dapat meningkat secara berkelanjutan dan sekaligus dapat
melestarikan jenis lebah tersebut (Apriari Pramuka, 2003 dalam Aulia nuruh
Hikmah).
Pengolahan madu oleh lebah dibantu oleh pean enzim . Enzim yang utama
dalam madu antara lain yaitu invertase, diatase, dan karbohidrat oksidasi
menyebakan madu bersifat asam. Madu termasuk larutan lewat jenuh karena
SNI (2013, kadar gula pereduksi pada madu yaitu minimal 65. Madu memiliki
kadar air yang rendah, namun madu juga memiliki sifat higroskopik yaitu dapat
dalam madu antara lain thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat (C),
piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat, dan vitamin K.
Sedangkan enzim yang memiliki peran penting dalam madu adalah enzim
diastase, invertase, glukosa oksidase, peroksidase, dan lipase. Selain itu unsur
kandungan lain madu adalah memiliki zat antibiotik atau antibakteri (Adji, S,
Nilai kalori madu sangat besar 3.280 kal/kg. Nilai kalori 1 kg madu setara
dengan 50 butir telur ayam, 10 mangkuk nasi, 1,68 kg daging, 25 buah pisang, 40
buah jeruk, dan 4 kg kentang. Madu memiliki kandungan karbohidrat yang cukup
tinggi dan rendah akan lemak. Kandungan gula dalam madu mencapai 80 %, asam
utama yang terdapat dalam madu adalah asam glutamat. Sementara itu, asam
organik yang dimiliki madu adalah asam asetat, asam butirat, format, suksinat,
general set of maneuver carried out to overcome an enemy during combat, yaitu
Jadi, memang istilah strategi semula bersumber dari kalangan militer dan secara
popular sering dinyatakan sebagai “kiat yang digunakan oleh para jenderal untuk
7
memenangkan suatu peperangan”. Namun dewasa ini istilah strategi sudah
digunakan oleh semua jenis organisasi, dan ide-ide pokok yang terdapat dalam
suatu cara yang digunakan oleh manajer atau pimpinan puncak untuk mencapai
tujuan organisasi. Strategi merupakan landasan awal bagi sebuah organisasi dan
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Manajemen Strategi terdiri dari
tiga tahap, yaitu : perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi.
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik
rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan
8
Strategi dapat didefinisi sebagai program untuk menentukan dan
manajer memainkan peranan penting yang aktif, sadar dan rasional dalam
lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki
Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif, yaitu hanya
dibutuhkan.
dapat diduga semula atau sesuatu yang tidak dapat diketahui.13 Quinn
menjelaskan lebih lanjut bahwa strategi adalah pola atau rencana yang
mengintegrasikan tujuan, kebijakan dan aksi utama dalam hubungan yang kohesif.
sumber daya yang dimiliki dalam bentuk unique berbasis kompetensi internal
9
2.3 Teori Pengembangan.
produktivitas. Oleh karena itu, R&D selalu dengan tegas dibedakan dari penelitian
suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan suatu produk baru berupa bahan
Strategi itu sendiri memiliki arti bahwa semua kegiatan yang ada dalam
dimiliki perusahaan. Strategi adalah salah satu perangkat untuk mencapai tujuan.
10
Besar Bahasa Indonesia, 1990). Berdasarkan pengertian diatas dapat
semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang
mengabaikan keputusan yang lain. Maka dari itu strategi dibutuhkan untuk
yaitu :
dan sebagainya.
3. Strategi Bisnis ini juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena
11
distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan
dengan keuangan
dijalankan dengan modal yang digunakan untuk membuat usaha. Di dalam sebuah
usaha terdapat beberapa faktor penting salah satunya adalah potensi dan peluang
usaha. Dengan memahami hal tersebut kita juga bisa paham bagaimana cara
menjalankan Usaha yang benar dan memahami keinginan konsumen yang dinamis
serta menyikapi persaingan usaha dengan bijak. Hal tersebut penting karena
potensi dan peluang usaha adalah kombinasi yang apik dalam memulai sebuah
kegiatan secara tetap dan terus menerus agar mendapat keuntungan, baik yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok yang berbentuk badan hukum atau
(Harmaizar 2009).
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
12
c) Bidang usaha pabrikasi, meliputi usaha industri perakitan dan
sintesis.
lainnya.
wisata.
orang.
13
b) Persekutuan yaitu usaha yang didirikan oleh dua orang atau
14
penghambat. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha
keseluruhan.
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi terhadap bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak
tujuannya. Faktor pendukung dapat berupa sumber daya, keahlian, atau kelebihan
lain yang mungkin diperoleh berkat sumber keuangan, citra, keunggulan di pasar,
15
kurangnya sumber keuangan, kemampuan mengelola, keahlian pengembangan
daripada supplier dan buyer utama, perubahan teknologi serta kebijakan baru.
hasil penelitian. Penelitian yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian ini
usaha. Maka dari itu perlu dilakukan pengkajian jurnal, skripsi ataupun thesis
terkait judul yang sesuai. Berikut penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam
penelitian in.
16
Hikmah, N., anggota untuk mengikuti
Nurdin, A. S., beberapa workshop terkait
Irmayanti, L., & budidaya lebah madu,
Hanafi, M. Y. membutuhkan lebih banyak
(2020). bantuan modal untuk membiayai
biaya perawatan, harga produk
murah, menggunakan teknik
manual, dan tidak ada promosi
pasar. Itu Peluang diidentifikasi
sebagai dukungan dari
pemerintah kepada kelompok
tani dan telah mendapatkan
kepercayaan konsumen menuju
produk. Ancaman ditemukan
sebagai pertukaran cuaca, belum
menggunakan teknologi untuk
mendapatkan informasi, dan
masih belum memiliki mitra
pemasaran tetap untuk
mendistribusikan produk.
Stategy alternatif dapat
digunakan untuk
Mengembangkan usaha lebah
madu berdasarkan hasil SWOT
merupakan kebutuhan kelompok
tani Mau Sigaro untuk lebih
terjalin hubungan dengan
pemerintah dan mitra
pemasaran, tingkatkan jumlah
produksi dan kualitas produk,
kirim anggota untuk mengikuti
lokakarya budidaya lebah madu,
menggunakan teknologi terbaru
dalam budidaya lebah madu dan
massal komunikasi untuk
menyebarkan informasi produk,
dan menggunakan kemasan yang
menarik untuk mendapatkan
lebih banyak konsumen.
17
Kecamatan Bangun (pemasaran) masih dilakukan
Purba Kabupaten secara manual yang artinya
Rokan Hulu. tradisional dan masih memakai
Setiawan, A.(2017) intervensi manusia agar hasilnya
tidak maksimal. Alternatif
Strategi Pengembangan Usaha
Kedua yang dapat diterapkan
Kelompok Tani Setia Jaya salah
satunya adalah membuat produk
madu berkualitas, menghasilkan
produk madu yang unggul dan
menjaga keaslian dan kemurnian
madu serta meningkatkan
produktivitas madu guna
meningkatkan pelanggan.
loyalitas kepada kelompok tani
18
Kalampangan analisis pengembangan budidaya lebah
Kecamatan SWOT. madu di Kelurahan
Sabangau Kota Kalampangan yaitu kekuatan
Palangka Raya. memiliki empat variable antara
Yunita, Y., lain tenaga kerja mengikuti
Pordamantra, P., & pelatihan, ketersediaan sarana
Berkat, A. P.(2019) produksi, manajemen budidaya
telah diterapkan dan rantai
pemasaran pendek. Kelemahan
memiliki dua variabel, antara
lain kurangnya keikutsertaan
anggota kelompok dan kemasan
produk yang sederhana. Peluang
memiliki tiga variabel, yaitu
adanya perhatian Pemerintah
Daerah, menjalin hubungan
kemitraan dan perkembangan
teknologi dan informasi.
Sedangkan ancaman memiliki
tiga variabel, antara lain harga
produk madu bersaing,
perubahan cuaca dan serangan
hama, (2). Alternatif strategi
yang dapat diterapkan dalam
upaya pengembangan budidaya
lebah madu di Kelurahan
Kalampangan adalah strategi
(SO) yaitu memanfaatkan
dukungan Pemeritah Daerah
dalam memperluas jaringan
pemasaran produk, dan
mengembangkan teknologi
budidaya lebah madu; strategi
(WO) yaitu mengadakan
pelatihan dan pendampingan
untuk meningkatkan
keterampilan petemak dan
memperbaiki kemasan produk;
strategi (ST) yaitu
mempertahankan produksi dan
menjaga kualitas produk;
strategi (WT) yaitu
mempertahankan kerjasama
kelompok dan menjaga luasan
areal tanaman pakan.
19
Hasil penelitian ini menunjukan
5 Strategi analisis yang bahwa (1) berdasarkan posisi
Pengembangan digunakan dalam pada diagram SWOT usaha
Budidaya Lebah penelitian lebah madu berada pada kuadran
Madu ini adalah analisis II, yakni meskipun ada ancaman
Di Desa Buana deskriptif dengan perusahaan masih memiliki
Sakti Kecamatan menggunakan kekuatan dari segi internal.
Batang Hari teknik analisis Strategi yang harus diterapkan
Kabupaten SWOT. menggunakan kekuatan untuk
Lampung Timur memanfaatkan peluang jangka
Eva, E. (2016). panjang dengan cara
difersivikasi produk dan pasar.
Strategi yang dapat dilakukan
dalam usaha Budidaya Lebah
Madu Di Desa Buana Sakti
berdasarkan hasil analisis
SWOT adalah strategi ST
(Strengts-Threats), yang terletak
dikuadran II. Dimana
strategi (S) terdiri dari kualitas
madu,kemampuan SDM,
informasi pasar, perawatan
mudah. SDM sudah mengikuti
pelatihan, harga madu
cenderung
stabil dan kemudian untuk
strategi (T) terdiri dari kenaikan
harga sarana produksi dan BBM,
tingkat pertambahan penduduk,
persaingan, pengaruh cuaca,
keadaan ekonomi dan pengaruh
lingkungan.
20
bidang penelitian dan
pengembangan.
21
Jawa Tengah). pengembangan strategi dan
Putra, A. (2016). pemilihan strategi. Dalam
pengembangan pemasaran Unit
Usaha Madu Wanajava ini
terdapat tujuh alternatif strategi
yang direkomendasikan, antara
lain: meningkatkan dan
mempertahankan kualitas
produk, bekerja sama dengan
22yst oleh-oleh, pengelolaan
web secara kontinyu, membuat
22yste pasar dan prioritas
wilayah pemasaran,
mengunakan 22ystem
outsourcing, melakukan riset
mengenai konsumen, dan
mengintensifkan kegiatan
promosi di pasar.
22
Strategi yang dapat diterapkan
dalam pengembangan usaha
lebah madu Sri Buana adalah
meningkatkan jumlah produksi
madu dengan menambah jumlah
Madu disukai oleh semua orang, dari balita sampai orang tua. Akan tetapi
sedikit dari mereka yang kesulitan untuk mendapatkan produk ini terutama yang
memasarkan produk ini cukup tinggi mengingat jumlah produksi yang masih
perbaikan dari berbagai aspek yang diperlukan sesuai keadaan dilapangan. Pada
aspek pemasaran merupakan tahap akhir, karena dalam aspek ini dapat
menentukan seberapa besar permintaan hasil panen dipasaran dan dapat menjadi
daya dorong peramu untuk memperbaiki teknik pasca panen agar hasil tersebut
sebagai berikut:
23
Usaha Madu Lebah Hutan
Analisis SWOT
Internal Eksternal
Faktor Sumber Daya Manusia Faktor Lingkungan
Faktor Produksi Faktor Kebijakan pemerintah
Faktor Pengembangan Faktor Teknologi
24
III. METODE PENELITIAN
Informan adalah orang atau pelaku yang benar-benar tahu dan menguasai
ditentukan secara purposive sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah
berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan
penelitian adalah pengusaha lebah madu Desa Laiya karena dianggap dapat
di Desa Laiya.
3.3 Jenis dan Sumber Data
fenomena yang ada dan sedang berlangsung pada saat ini atau yang lampau.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu :
a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi melalui
wawancara langsung. Data primer terdiri dari, identitas informan dan hasil
langsung terhadap petani lebah madu dalam proses pemisahan sari madu
wawancara.
26
c. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mencatat informasi dan arsip-
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
Kabupaten Maros.
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling
kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik)
27
dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
28
Sedangkan untuk menentukan cara-cara penentuan faktor ekstenal
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil,
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
29
Tabel 2. Faktor Eksternal
BOBOT
FAKTOR – FAKTOR BOBOT RATING X
EKSTERNAL RATING
Peluang:
-
-
-
-
-
Ancaman:
-
-
-
-
-
Total 1,00 Xn
Sumber : Rangkuti Freddy, (2002)
ancaman yang dihadapi usaha dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
Strategi (SO)
Ciptakan strategi Strategi (WO)
Opportunity (O)
yang Ciptakan strategi yang
menggunakan meminimalkan
Tentukan 5 – 10 faktor
kekuatan untuk kelemahan untuk
peluang eksternal
memanfaatkan memanfaatkan peluang
peluang
30
Strategi (ST)
Strategi (WT)
Threats (T)
Ciptakan strategi
Ciptakan strategi yang
Tentukan 5 – 10 faktor yang
meminimalkan
ancaman eksternal menggunakan
kelemahan dan
kekuatan untuk
menghindari ancaman
mengatasi
ancaman
Sumber : Rangkuti Freddy, (2002)
Keterangan :
1. Strategi SO
2. Strategi ST
3. Strategi WO
4. Strategi WT
ancaman.
dan glukosa yang dihasilkan dari hewan lebah dan dimanfaatkan menjadi
31
usaha yang bernilai ekonomis oleh masyarakat di Desa Laiya kecamatan
cenrana.
ekonomis.
dan ancaman.
32
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
berstatus sebagai Desa defenitif dan tergolong pula sebagai Desa swasembada.
Desa Laiyaa memiliki luas wilayah 63,13 km² dan jumlah penduduk sebanyak
2.880 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 45,62 jiwa/km² pada
tahun 2017. Desa Laiya yang berlokasi di Kabupaten Maros termasuk daerah
yang beriklim tropis, karena letaknya yang berada pada daerah khatulistiwa
347 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan sekitar 16 hari. Temperatur udara rata –
rata 29 derajat celsius. Kecepatan angin rata – rata 2 – 3 knot/ jam. Daerah
Kabupaten Maros pada dasarnya beriklim tropis dengan dua musim, berdasarkan
dengan luas wilayah desa. Hal ini dapat dilihat dari hasil laporan ke pendudukan,
tercatat jumlah penduduk Desa Laiya. sekitar 882 KK dengan perbandingan laki-
laki 1.613 5jiwa dan perempuan sebanyak 1.626 jiwa. Penduduk Desa Laiya
merupakan salah satu aset desa dalam pelaksanaan pembangunan. Hanya saja
33
sehingga harapan untuk mengubah pola pikir masih perlu melakukan kegiatan
Desa Laiya adalah daerah Ketinggian, dengan ketinggian 355 mdpl - 1565
mdpl. Kondisi alam Desa Laiya adalah lahan pertanian dan perkebunan dengan
sebagaian besar memiliki irigasi teradisional. Jalan menuju Desa ini sebagian
besar masih tanah berbatu (pengerasan) dan sebagin kecil telah dibeton, dengan
jarak kurang lebih 5 Km dari Kota Kecamatan dan 40 Km dari Kota Kabupaten,
diperlukan waktu sekitar 2 jam 10 menit dari Kota Kabupaten untuk mencapainya.
Warga Desa Laiya sebagian besar hidup bertani, berkebun, usaha ternak
sapi, kerbau dan ayam .Semua diusahakan secara tradisional (tidak dikandangkan)
Desa Laiya terdiri dari Enam Dusun dengan luas Desa ± 8.375 Ha,
jarak dari ibukota Kabupaten 40 km, jarak dari ibu kota kecamatan 5 km. Batas
Sebelah Barat: Desa Lebbo tenggae dan Desa Samangki Kecamatan Simbang
Sebelah Selatan: Desa Bonto Somba Kec. Tompo Bulu, Kabupaten Gowa
Sebelah Timur: Desa Bonto Cani Kab. bone dan Kab. Gowa
34
Tabel 4. Luas wilayah Menurut Penggunaannya.
No Wilayah Luas Tanah
1 Pemukiman 891 Ha
2 Perkebunan 1.412 Ha
3 Pertanian 2.883 Ha
4 Hutan Desa 2.998 Ha
5 Perkuburan 7 Ha
6 Prasarana umum lainnya 184 Ha
Kondisi sosial Desa Laiya untuk jumlah penduduk mencapai 3.239 jiwa
dan terdiri dari 882 kepala keluarga dengan komposisi gender yang seimbang
adalah petani sebanyak 80%. Agama yang dianut oleh msyarakat desa Laiya
Islam.
35
b) SLTP 31%
c) SLTA 29%
d) Diploma/Sarjana 11%
4 Mata Pencarian
a) Petani 70%
b) Peternak 8%
c) Pedagang 15%
d) PNS 5%
e) Lain-lain 2%
5 Agama
a)Islam 100 %
b) Kristen
yang tamatan SMA dan sarjana. Sehingga perlu perhatian dari pemerintah ingin
sanga tbagus karena orang tua tetap memberikan peluang kepada anak-anak untuk
tetap bersekolah hanya namun ada beberapa faktor lain yang menyebabkan
sehingga masih ada anak di usia pendidikan masih rendah seperti kurangnya
meskipun Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMA
yang usia dini sudah ada tempat bermainnya seperti apa yang terjadi di
mobilnya masih kurang, tapi tetap berjalan proses belajar mengajar dan dari
sekolah ini tadi tenaga pengajarnya (Guru PNS) rata-rata dari Laiya dan sebagian
dari luar Desa, dan selebihnya guru honorer yang selalu aktif sehingga dapat
36
bahan bacaan yang minim sangat mengganggu kelancaran belajar mengajar.
Untuk itu sekolah ini juga masih membutuhkan sarana dan prasarana penunjang
Sekolah Lanjutan Pertama sudah ada di Desa Laiya, dan untuk sekolah
Lanjutan Tingkat Atas belum ada karena jarak dengan ibu kota kecamatan dimana
1 Kantor Desa 1
2 Gedung SLTA/SMK -
3 Gedung SLTP/MTS 1
4 Gedung SD 4
5 Gedung MI -
6 Gedung TK 1
7 Masjid 10
8 Paud 2
9 Pasar Tradisional 1
10 Poskesdes -
11 Posyandu 2
12 Poskamling 4
37
13 Jembatan 4
15 Gedung Pertemuan 1
16 Pustu 1
tulang punggung ekonomi Desa, terdiri dari lahan hutan, persawahan, tanah
kering, tanah perkebunan dengan komiditi padi dan hasil Pertanian sebagi
komiditi terbesar. Selain itu juga dibudidayakan tanaman pangan seperti jagung,
ubi kayu dan ubi jalar serta tanaman buah-buahan berupa mangga dan pisang.
a. Padi
b. Kacang Tanah
c. Jagung
Potensi Ekonomi Desa yang lain adalah peternakan, meliputi beragam jenis
a. Sapi
c. Ayam petelur
hanya dilakukan dalam skala terbatas atau dalam skala rumah tangga. Tidak ada
38
terbatas. Mengingat letaknya yang memiliki sungai, yaitu sungai Laiya
air pengairan persawahan dan pertanian serta bahan galian pasir dan batu sungai.
Namun demikian banyak ruas jalan Desa maupun jalan dusun yang
mengalami kerusakan, tapi sekarang sudah ada yang diperbaiki sebagaian. Sejauh
ini jalan tani semakin menjadi kebutuhan pula dalam hal pengembangan jaringan
partisipatif.
39
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
menggambarkan sebagai aspek yakni: keadaan penduduk dari segi usia, tingkat
sebagai berikut:
ditandai dengan denyutan nadi sampai kemampuan fisiknya dalam bekerja dan
bahwa umur informan, mulai dari 40 sampai 72 tahun, komposisi umur dapat
Tabel 7: Komposisi Umur Informan usaha madu hutan di Desa Laiya Kecamatan
Cenrana kabupaten Maros, Tahun 2020
No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 24-29 1 9,09
2 30-39 6 54,55
3 40-49 2 18,18
4 >50 2 18,18
Jumlah 11 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah 2020
Berdasarkan Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah informan
presentase 54,55% diikiti kelompok usia 40-49 tahun dan diatas 50 tahun
dikelompok usia 20-29 tahun merupakan kelompok usia denga jumlah paling
sedikit yakni 1 orang saja dengan persentase 9,09%. Maka dengan ini
usia 30-39 dengan persentase lebuh dari separuh dari total jumlah keseluruhan
informan. Umur merupakan satu titik tolak ukur menyerap dan bertindak
usaha. Secara umum tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang ditunjang dari
41
masyarakat sangat penting bagi kesiapan bangsa menghadapi tantangan global
2 SMP 1 9,09
3 SMA 3 27,27
4 3 27,27
Strata 1 (S1)
Jumlah 11 100,00
Sumber : Data Primer Setelah diolah 2020.
informan usaha madu hutan di Desa Laiya Kecamatan Cenrana sangat beragam
dengan persentase 27,27 persen lalu tingkat pendidikan dengan jumlah paling
42
5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga
yang hidup dalam satu rumah tangga karena berhubungan darah, perkawinan,
atau adopsi. Mereka saling menginteraksi satu dengan yang lain, mempunyai
43
meningkatkan produksi dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga petani
Madu sebagai hasil alam yang memiliki sejuta manfaat telah di komsumsi
secara pribadi masyarakat Desa Laiya sejak dulu kala sebagai obat herbal dan
pemanis alami non olahan. Di era modern ini sangat sulit ditemui makanan non
olahan alami yang memiliki manfaat sebesar madu hutan yang dijadikan konsumsi
wajib bagi sebagian kalangan. Kini madu hutan yang memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi yang menjadikan madu hutan mulai dikomersilkan oleh
Sebanyak sebelas informan usaha madu hutan Desa Laiya telah saya
wawancarai dengan latar belakang dan usia yang variatif. Usaha madu hutan
masih men`jadi prioritas kedua setelah pekerjaan utama kesebelas informan yang
didominas petani padi dan honorer. Menjadi mata pencaharian kedua masyarakat
disebabkan oleh beberapa faktor antar lain; madu diperoleh dari hutan yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi alam, cuaca dan iklim berpengaruh besar terhadap
ketersedian dan mutu madu hutan, dan dalam proses pemanenan madu juga tidak
dapat dilakukan setiap waktu karena lokasi pemanenan jauh kedalam hutan dan
dengan botol kaca 600 ml atau jerigen lima liter apabila calon konsumen membeli
dalam jumlah besar. Mindset atau pola pikir pelaku usaha madu hutan di Desa
Laiya beranggapan bahwa brand atau merk tidak memiliki pengaruh besar dalam
44
proses pengembangan sehingga produk belum memiliki daya tarik perihal
media sosial dan sebagian kecil dari mereka masih menggunakan cara klasik
yakni dari mulut ke mulut serta ditawarkan ke kerabat dan kenalan lainnya.
madu hutan serta mengeksplorasi segala kesempatan yang ada dan mengurangi
hidup usaha madu hutan di Desa Laiya. Penetaapan analisa SWOT merupakan
usaha madu hutan di Desaa Laiya. Kekuatan usaha madu hutan di Desa Laiya
penghambat yang perlu diperbaiki. Pada usaha madu di Desa Laiya Kecamatan
1. Kekuatan
a) Produk Alami
45
b) Manfaat sebagai obat herbal dan pemanis alami.
memiliki manfaaat bagi kesehatan tanpa ada efek samping dan juga
dan warnanya menjadi gelap. Setelah itu dinginkan madu dan colek
menggunakan ujung jari, madu asli teksturya akan tetap cair dan menetes
46
2. Kelemahan
proses pengemasan.
pruduk madu itu sendiri serta belum menggunakan segel yang aman dan
maksimal dan memerlukan waktu yang sedikit lama serta tenaga lebih
47
f) Mata pencaharian sampingan.
setelah pekerjaan utama pelaku usaha yang didominas petani padi dan
honorer yang disebabkan oleh beberapa faktor antar lain; madu diperoleh
dari hutan yang sangat dipengaruhi oleh kondisi alam, cuaca dan iklim
Laiya.
perhatian khusus dapat diberikan kepada yang dinilai lebih penting dan
eksternal secara pasti akan menimbukan peluang bapi pelaku usaha madu
pengaruh alam yang berada diluar kendali para pelaku usaha madu hutan.
Komdisi eksternal tidak sama bagi setiap usaha sehingga dampak yang
1. Peluang (Oppotinity)
produk herbal menjadi pilihan beberapa kalangan. Madu menjadi salah satu
produk alami yang digemari. Dengan gaya hidup masyarakat yang demikian
48
b) Madu merupakan obat alami dan herbal.
tersembunyi efek samping yang kurang baik bagi kesehatan tubuh manusia.
herbal yang tidak memiliki efek samping apabila dikonsumsi secara teratur.
Madu salah satu produk yang dipilih sebagai onbat herbal dengan manfaat
kesehatan jantung.
Madu hutan di Desa Laiya diserap oleh konsumen lokal Desa dan diliuar
Dalam pemasaran madu hutan ini meiliki akaes yang cukup luas karena
media sosial telah menjadi penghubung antar pelaku usaha dan konsumen di
luar sana.
2. Ancaman (Threats)
a) Harga Fluktuatif
49
Walaupun jarang terjadi, harga fluktuatif seringkali menjadi permasalah
menuju hutan terkendala hujan serta pohon sulit untuk dipanjat yang
besar.
Mutu atau kualitas madu hutan kurang baik pada musim hujan karena
kandungan airyang cukup banyak sehingga madu hutan tidak layak untuk
dijual.
Sudah menjadi stigma bahwa madu yang asli atau murni sangat sulit
strategis internal dalam rangka peluang dan ancaman, serta menentukan alternatif
strategi dan penentuan pilihan strategi pemasran usaha madu hutan di Desa Laiya
50
Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros. Adapun pembahasan analisis data hasil
Tabel 10. Faktor Analisis Internal (IFAS) Strategi Pemasaran Usaha Madu Hutan
`di Desa Laiya Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros.
FAKTOR INTERNAL (STRENGTH & WEAKNESS)
FAKTOR STRATEGIS BOBOT RATING SKOR
1. Madu asli merupakan pilihan utama. 0,11 4,00 0,46
Strength
Tabel 11. Faktor analisis eksternal (EFAS) Strategi pemasaran usaha madu hutan
di Desa Laiya Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros.
51
Ketersedian Dapat Mempengaruhi Harga. 0,10 3,00 0,29
Ketersedian Produk Dipengaruhi Alam. 0,10 3,00 0,29
Treaths
kelemahan mempunyai nilai 1,43 ini berarti dalam strategi usaha pengembangan
madu hutan masih mempunyai kekuatan lebih baik dari pada kelemahan-
kelemahan yang ada. Seperti halnya pada IFAS, maka pada faktor-faktor Strategis
menunjukkan bahwa untuk faktor-faktor Peluang (O) nilai skornya 2,06 dan
faktor-faktor Ancaman (T) 1,25 ini berarti bahwa dalam rangka masih ada
peluang strategi usaha madu hutan di Desa Laiya Kecamatan Cenrana Kabupaten
tersusunnya matrik IFAS dan EFAS tersebut dapat menghasilkan nilai skor pada
Tabel 12. Matriks IFAS dan EFAS Strategi Pemasaran Usaha Madu di Desa Laiya
Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros.
52
EFAS Strength (S) Weakness (W)
IFAS
Opportunity (O) Strategi (SO) Strategi (WO)
= 2.06 + 2.06 = 1.43 + 2,06
= 4.12 = 3.59
Threats (T) Strategi (ST) Strategi (WT)
= 2.06 + 1,25 = 1,43 + 1,25
= 3.31 = 2,68
( )
Berdasarkan hasil penentuan kuadran tersebut dapat kita buat matriks grand
strategi pemeasaran usaha madu hutan di Desa Laiya Kecamatan Cenrana Seperti
II I
0,31
0,81
IV III
53
Gambar diatas. Penentuan peta posisi kekuatan SWOT (Grand Strategi)
Berdasarkan hasil dari matriks IFAS dan EFAS serta penentuan grand strategi,
maka didapatkan peta posisi kekuatan Usaha Madu Hutan di Desa Laiya
situasi yang sangat menguntungkan usaha tersebut memiliki peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah dengan memaksimalkan kuantitas dan kualitas madu
ini diDesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, profit, atau
alternatif strategi yang sesuai bagi pengembangan adalah dengan cara membuat
matriks SWOT. Matriks SWOT ini di buat berdasarkan faktor-faktor strategi baik
54
empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O,
Tabel 13. Matriks SWOT Strategi Pemasaran Usaha Madu di Desa Laiya
Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros.
55
TREATHS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
Ancaman
Kabupatem Maros dari matriks SWOT. Dengan matriks SWOT ini dapat kita
ketahui beberapa faktor-faktor strategi yang berupa internal dan juga eksternal,
dimana internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan sedangkan eksternal terdiri
1. Strategi S-O
yang komplit.
2. Strategi WO
56
b) Membuat brand agar punya daya tarik dan lebih dikenal oleh masyarakat
luas.
3. Strategi ST
4. Strategi WT
Setiap usaha madu hutan mempunyai tujuan untuk dapat bertahan dan
dicapai bila bagian penjualan melakukan strategi yang mantap untuk dapat
posisi atau kedudukan usaha pepengusaha sapi di pasar dapat dipertahankan dan
sekaligus ditingkatkan.
57
analisis SWOT dalam mengoperasikan usahanya yang menggunakan kuadran I,
yaitu :
Madu hutan.
Selain itu usaha madu hutan di Desa Laiya Kecamatan Cenrana Kabupaten
lain yaitu memaksimalkan musim guna menjaga kualitas dan kuantitas, ha1 ini
dapat dilihat dari jawahan wawancara dengan pihak berwenang, dimana Pemilik
Usaha madu hutan menyatakan bahwa untuk meenghadapi persainaan usaha madu
Strategi lain yang diambil usaha peternakan madu hutan yaitu dengan
masih bagus untuk menjadi target usaha, sehinnga usaha madu hutan dapat
bersaing secara sehat dengan pengusaha lain. Dengan kebijakan dan strategi yang
Maros akan memacu perkembangan usahanya agar tetap eksis di masa mendatang
58
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
sangat bergantung pada keaadaan alam setempat yang akan berimbas pada
pasar yang ketat dan tingkat kepercayaan calon konsumen terhadap madu
6.2 Saran
59
1) Kepada pelaku Usaha Madu Hutan di Desa Laiya Kecamatan Cenrana
masyarakat setempat.
60
DAFTAR PUSTAKA
Adji Suranto. 2004. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Jakarta: PT. AgroMedia
Pustaka. Hal 19-92
Adji Suranto. 2007. Terapi Madu. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 26-40.
Almeida B, et al. 2007 atypical active cell death process underlies the fungicidal
activity `of ciclopirox olamine against the yeast Saccharomyces cerevisiae.
FEMS Yeast Res 7(3):404-12
Apiari Pramuka. 2003. Lebah Madu Cara Beternak Dan Pemanfaatannya. Penebar
: Swadaya. Jakarta. 125 hlm.
Baskhara, A. L., 2008, Khasiat Keajaiban Madu untuk Kesehatan & Kecantikan,
Yogyakarta, Smile-Book.
Elsi winery , 2014. Perbandingan daya hambat madu alami dengan madu kemasan
secara in vitro terhadap Sterptococcus beta hemoliticus Grup A sebagai
penyebab faringitis
Fandy Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran, Edisi III, Yogyakarta : CV. Andi
Offset.
Ihsan, A. A., 2011, Terapi Madu Hidup Sehat Ala Rasul, Javalitera, Yogyakarta.
61
Mahmud, 2008. Tehnik Simulasi dan Permodelan, Yogyakarta. Universitas Gajah
Mada.
Sunarno, A., 2003, Terapi Madu, Cetakan Pertama, Penebar Swadaya, Jakarta.
62
L
A
M
P
I
R
A
N
63
LEMBAR WAWANCARA PENELITIAN STRATEGI PENGEMBANGAN
USAHA MADU DI DISA LAIYA KECAMATAN CENRANA
KABUPATEN MAROS
Identitas Informan
a. Identitas Informan
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Mata Pencaharian
Utama :
Sampingan :
6. Jumlah Tanggungan
Didalam rumah :
Diluar rumah :
7. Harga penjualan : …./ botol 600ml
8. Jumlah madu yang dijual : …./ Bulan
b. Pengambangan pasar/ekonomi
7. Bagaimana jumlah produksi yang dihasilkan oleh petani? Besar atau kecil?
64
9. Berapa banyak pengelola madu di Desa? Bagaimana persaingan antara
10.Berapa modal yang digunakan dalam usaha ini? Dan bagaimana hasil
penjualan madu? Apakah hasilnya lebih besar dari modal atau lebih kecil?
5. Dan berapa sarang lebah yang dipanen dan diolah dalam 1 kali?
6. Berapa lama waktu yang digunakan dalam memanen sarang lebah madu?
Sosial/Budaya
gender si pekerja?
65
Legalitas/Institusi
lembaga/organisasi/pemerintah?
Teknologi
1. Teknologi apa yang digunakan dalam mengolah usaha madu di Desa ini?
petani?
3. Apakah ada keahlian khusus para petani madu dalam hal mengelola madu?
66
Petunjuk Pengisian
internal dan eksternal di bawah ini yang mempengaruhi strategi pengembangan madu
hutan di Desa Laiya Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros dengan cara memberikan
skor, dimana :
Petunjuk Pengisian
Laiya Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros dengan cara memberikan skor, dimana :
4 : Sangat menarik
3 : Menarik
2 : Agak menarik
1 : Tidak menarik
67
Lampiran 2. Penentuan Bobot Nilai Pada Strategi Pemasaran Usaha Madu di Desa Laiya Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros.
Faktor strategis
Faktor internal W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 W9 W10 W11 Jumlah Bobot
Kekuatan
Produk Alami 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 2,20 0,11
Manfaat sebagai obat herbal dan pemanis alami. 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 2,20 0,11
Harga relatif terjangkau 0,15 0,10 0,10 0,10 0,15 0,15 0,10 0,10 0,15 0,10 0,10 1,30 0,07
Proses Regenerasi Alami 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 2,20 0,11
Keaslian Madu terjsmin. 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 2,20 0,11
0,53
Kelemahan
Masih dikelolah secara Tradisional 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 2,20 0,11
Belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah
setempat. 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 2,20 0,11
Belum menggunakan merk. 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 2,20 0,11
Pengemasan Belum Steril 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 1,10 0,06
Minimnya penggunaan teknologi 0,15 0,10 0,15 0,10 0,10 0,15 0,15 0,15 0,10 0,15 0,10 1,40 0,07
19,20 0,47
Faktor Eksternal
Peluang
Gaya hidup sehat masyarakat mempengaruhi konsumsi
madu 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 2,20 0,13
Madu merupakan obat alami dan herbal. 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 2,20 0,13
Diminati konsumen lokal. 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 2,20 0,13
Akses pemasaran makin luas. 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 1,65 0,10
Mudahnya media promosi 0,15 0,10 0,15 0,15 0,10 0,10 0,15 0,15 0,10 0,15 0,10 1,40 0,08
Jumlah 0,56
Ancaman
Ketersedian dapat mempengaruhi harga. 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 1,65 0,10
Ketersedian produk dipengaruhi alam. 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 1,65 0,10
Kualitas madu sangat bergantung pada iklim dan cuaca. 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 1,65 0,10
Persaingan pasar semakin besar. 0,20 0,15 0,20 0,20 0,15 0,15 0,20 0,20 0,15 0,20 0,15 1,95 0,11
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap madu asli
sangat rendah 0,05 0,05 0,05 0,20 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,70 0,04
Jumlah 17,25 0,44
68
Lampiran 3. Penentuan Rating Nilai Pada Strategi Pengembangan Usaha Madu di Desa Laiya Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros.
Faktor strategis
Faktor internal R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 Jumlah rata-rata
Kekuatan
Produk Alami 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
Manfaat sebagai obat herbal dan pemanis alami. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
Harga relatif terjangkau 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 37 3,36
Proses Regenerasi Alami 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
Keaslian Madu terjsmin. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
Jumlah 19,36
Kelemahan
Masih dikelolah secara Tradisional 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3,00
Belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3,00
setempat.
Belum menggunakan merk. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3,00
Pengemasan Belum Steril 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3,00
Minimnya penggunaan teknologi 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4 2 34 3,09
Jumlah 15,09
Faktor Eksternal
Peluang
Gaya hidup sehat masyarakat mempengaruhi konsumsi
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
madu
Madu merupakan obat alami dan herbal. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
Diminati konsumen lokal. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
Akses pemasaran makin luas. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3,00
Mudahnya media promosi 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 28 2,55
Jumlah 17,55
Ancaman
69
Ketersedian dapat mempengaruhi harga. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3,00
Ketersedian produk dipengaruhi alam. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3,00
Kualitas madu sangat bergantung pada iklim dan cuaca. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3,00
Persaingan pasar semakin besar. 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 30 2,73
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap madu asli
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 2.00
sangat rendah
13,73
70
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Proses Wawancara Dengan Pelaku Usaha Tani madu Desa Laiya
Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros.
Gambar 2. Proses Wawancara Dengan Pelaku Usaha Tani madu Desa Laiya
Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros.
71
Gambar 3. Proses Pengisian Padu Eceran Usaha Tani madu Desa Laiya Kecamatan
Cenrana Kabupaten Maros.
72
Gambar 5. Proses pengisian madu ke wadah Usaha Tani madu Desa Laiyan
Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros.
Gambar 6. Saran Madu Setelah di Peras Desa Laiya Kecamatan Cenrana Kabupaten
Maros.
73
74
75
RIWAYAT HIDUP
SMKN 6 Makassar dan lulus pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penyusun
sebagai anggota bidang Pengembangan Minat dan Bakat. Tugas akhir dalam
Kabupaten Maros”.
76