WILDA YULITA
105961118516
WILDA YULITA
105961118516
SKRIPSI
ii
iii
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Buki” adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
Wilda Yulita
105961118516
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjat kan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para
Skripsi ini merupakan tugas yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam
Muhammadiyah Makassar.
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
terhormat:
1. Ibu Dr. Reni Fatmasari Syafruddin S.P., M.Si, selaku pembimbing I dan
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis
vii
4. Kedua orangtua Ayahanda Arifuddin Dg. Sibeta dan ibunda Syarifa, Adikku
tercinta Indah Yunita dan kakak-kakakku tersayang kak Sri Anti, Rezkiyati,
memberikan bantuan, baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
penulis.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan
Wilda Yulita
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .............................................................. iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI .... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
ix
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 30
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 31
3.5 Teknik Analisis Data............................................................................... 32
3.6 Definisi Operasional ............................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Produksi Melinjo Perkecamatan ...................................................................... 2
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Pohon Agroindustri Emping Melinjo............................................................. 10
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuisener Penelitian ......................................................................................87
xiii
I. PENDAHULUAN
melinjo, merupakan tanaman esensial yang semua bagian dari tanaman ini dapat
dimanfaatkan. Daun muda yang disebut dengan so, bunga yang disebut dengan
kroto, kulit biji yang sudah tua dapat digunakan sebagai bahan sayuran yang
cukup populer di masyarakat. Bahkan kulit biji yang sudah tua setelah diberi
bumbu dan digoreng akan menjadi camilan yang cukup enak yang disebut
gangsir. Buah matang merupakan bahan baku pembuatan keripik melinjo yang
pasarnya yang cukup baik dan juga merupakan komoditas ekspor. Ekspor melinjo
telah dilakukan ke negara Jepang, Taiwan, Singapura, Saudi Arabia, Uni Emirat
Arab, Amerika Serikat dan Belanda (Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan
PRODUKSI (TON)
KECAMATAN
2010 2011 2012 2013 2014
Pasimarannu 0,20 0,33 1,58 1,58 0
Pasilambena 18,50 18,61 16,55 13,65 7,72
Pasimasunggu 0 0 0 0 0
Taka Bonerate 0 0 0 0 0
Pasimasunggu Timur 0 0 0 0 0
Bontosikuyu 33,60 16,10 10,55 14,41 6,52
Bontoharu 36,70 22,56 26,70 26,99 69,60
Benteng 0 0 0 0,18 0,18
Bontomanai 206,90 91 101,36 200,27 171,71
Bonto Matene 26,00 129,23 99,41 111,34 116,23
Buki 148,30 78,12 30,03 36,11 121
Kepulauan Selayar 55,40 42,07 35,66 51,99 60,64
(Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kepulauan Selayar ).
mengalami perkembangan yang cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat pada tahun
2014 total produksinya mencapai 60,64 Ton. Produksi melinjo setiap tahunnya
gagal panen.
2
sudah menjadi sentra industri pengolahan atau pengrajin emping melinjo skala
Energi Kabupaten Kepulauan Selayar (data terlampir) terdapat 115 unit usaha
dengan jumlah tenaga kerja 201 orang. Sentra usaha ini menempati posisi tiga
besar setelah sentra pengeringan hasil laut dan pembuatan minyak kelapa. Hal
perkembangan agroindustri.
mulai dari alat mencapai tujuan kemudian akan berkembang menjadi alat untuk
3
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Selayar ?
4
1.4 Kegunaan Penelitian
pengetahuan.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
rangkaian kegiatan yang dimulai dengan proses pasca panen, pemasaran dan
Agribisnis dalam arti luas mencangkup tiga hal, yaitu : agribisnis hulu, on-
farm agribisnis dan agribisnis hilir. Agribisnis hulu meliputi industri yang
mengolah hasil pertanian menjadi produk olahan. Ketiga hal tersebut sangat
penting dan terganggunya salah satu aktivitas akan berpengaruh pada kelancaran
pendapatan dapat ditingkatkan dengan biaya tambahan dan ekspor bahkan lebih
adalah industri yang usaha utamanya dari produk pertanian. Studi agroindustri
Emping melinjo adalah sejenis keripik yang dibuat dari biji melinjo yang
telah tua. Proses pembuatan emping tidak sulit dan dapat dilakukan dengan
komoditas pengolahan hasil pertanian yang memiliki nilai tinggi, baik karena
Ada dua cara yang dikenal dalam proses pembuatan emping melinjo, yaitu
biji-biji melinjo sebelum dipipihkan dipanaskan terlebih dahulu dengan cara yaitu
: (1) Digoreng pada wajan aluminium atau wajan yang terbuat dari tanah (layah,
merata karena pasir menyerap panas dengan cepat (dari api atau kompor) dan
mencampurkan biji melinjo dicampur dengan pasir panas saat ditukar, biji melinjo
matang merata.Selain itu dengan digoreng, aroma dan bahan pada melinjo tidak
hilang sehingga keripik melinjo bisa dirasakan. berbeda jika direbus, zat yang
7
terkandung akan larut dalam air rebusan. Akibatnya rasa keripik kurang enak dan
memperoleh hasil yang berkualitas. Tenaga kerja produksi, yang disebut pengrajin
adalah perempuan pada umumnya, yang biasanya berumur paruh baya (ibu-ibu).
tidak ada keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam industri emping. Keahlian
Emping yang yang bermutu tinggi adalah emping yang sesuai dengan
standar (SNI 01-3712-1995), yaitu emping yang tipis dan kelihatan agak bening
dengan mutu yang lebih rendah mempunyai ciri tebal, diameter kurang seragam
sebagai berikut :
A. Kualitas nomor satu, sering disebut dengan emping super, yang tanda-
tandanya adalah :
3. Tiap lempengannya berasal dari satu biji melinjo yang ukuran dan
8
B. Kualitas nomor dua, emping dengan kualitas ini memiliki tanda-tanda, antara
lain:
transparan)
3. Tiap lempengannya berasal dari satu biji melinjo yang ukuran dan
4. Bila akan digoreng harus dalam keadaaan kering agar hasil gorengannya
baik.
3. Tiap lempengan berasal dari satu biji melinjo yang ukuran dan
kualitasnya bermacam-macam
4. Bila akan digoreng harus dijemur lebih dahulu hingga kering agar hasil
hidup bagi petani, juga dapat menjadi tanaman warisan dan hampir seluruh bagian
tanaman dimanfaatkan serta tanaman ini bisa hidup sampai ratusan tahun. Melinjo
merupakan bahan baku penting dalam industri emping melinjo, kayu tanaman
melinjo dapat digunakan untuk bahan baku kertas, serat tali dan bahan papan atau
9
alat rumah tangga sederhana, daun dan buah melinjo sering dipakai untuk bahan
Kulit Buah
Bahan Campuran Sayur
Melinjo
kayu sebagai bahan baku pembuatan kertas dan serat tali, batok buah sebagai
campuran pupuk organik, kulit buah melinjo sebagai bahan campuran sayur serta
pertempuran untuk memenangkan suatu perang. Jika konsep ini diterapkan pada
10
dunia pendidikan maka pendekatannya adalah dengan mempelajari pendidikan
panjang. Paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi adalah
adalah cara terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia
1. Strategi Korporat
11
apakah bentuk organisasi bisnis harus terintegrasi dengan perusahaan lain atau
2. Strategi bisnis
utama dari level strategi ini terkait dengan persaingan di pasar masing-masing
unit bisnis, seperti, apa saja keunggulan pesaing, peluang yang digunakan,
3. Strategi Fungsional
Suatu pertanyaan rinci tujuan jangka pendek dan metode yang akan
digunakan oleh suatu bidang operasional untuk mencapai tujuan jangka pendek
unit bisnisnya. Masalah utama strategi pada tahap ini berkaitan dengan
strategis yang dapat menghasilkan arahan strategis secara efektif (M. Husni,
2009).
diperlukan bagi suatu perusahaan. Konsep rantai nilai yang dikembangkan oleh
Michael Porter melihat perusahaan sebagai sekumpulan aktivitas utama atau lini
Di dalam konsep rantai nilai terdiri dari beberapa aktivitas dasar yang merupakan
(Porter, 2000).
12
2.3.1 Perencanaan Strategis
Planning) adalah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola situasi saat ini
untuk mengatur kondisi masa depan sehingga rencana strategis tersebut menjadi
pedoman. dapat digunakan oleh organisasi dari kondisi yang ada. sekarang
mengevaluasi target dan strategi saat ini, penilaian lingkungan, penilaian sumber
13
2. Weaknesses (W), merupakan karakteristik internal yang dapat
strategis.
untuk melihat peluang dan ancaman serta mengamati lingkungan internal untuk
Kekuatan (Strength) adalah situasi dan kapabilitas internal yang positif yang
dan misinya. Sedangkan kelemahan (weaknesses) adalah kondisi dan faktor di luar
organisasi yang bersifat negatif dan menghambat organisasi untuk mencapai atau
14
Analisis lingkungan internal mencermati (Scanning) kekuatan dan
sebagai berikut:
3. Sumber daya manusia, sumber daya alam, tenaga terampil (skill) dalam
daya manusia.
organisasi yang sudah ada, maupun yang secara potensial dapat muncul di
saat ini.
yang bersifat positif dan membantu organisasi mencapai atau mampu melebihi
pencapaian visi dan misi. Sedangkan tantangan (threats) adalah faktor-faktor luar
organisasi yang bersifat negatif dan dapat mengakibatkan organisasi tidak berhasil
peluang yang dapat menguntungkan perusahaan dan berbagai ancaman yang harus
15
dihindari (David, 2009). Lingkungan eksternal meliputi aspek ekonomi sosial dan
budaya , pesaing , bahan baku, iklim dan cuaca serta kebijakan pemerintah.
Matriks SWOT
sebagai berikut :
meminimalkan kerentanan yang ada dan mencegah ancaman. Hasil analisis tabel
internal faktor strategi dan faktor eksternal kemudian dipetakan ke dalam matriks
posisi.
16
Berikut adalah matriks posisi analisis SWOT dari hasil pembobotan yang
telah dilakukan :
Peluang
Kelemahan Kekuatan
Ancaman
Keterangan :
Kuadran I
secara maksimal
agresif
17
Kuadran II
Kuadran III
a. Dapat dikembangkan
b. Peluang besar tetapi sumber daya sangat lemah oleh karena itu, harus
Kuadran IV
dilakukan oleh setiap kelompok atau organisasi yang berkaitan dengan proses
ditunjukkan oleh desain pembelian dan penggunaan barang dan jasa dalam
perekonomian.
Dari beberapa pengertian perilaku konsumen yang diberikan oleh para ahli
18
a. Perilaku konsumen menjadi ciri individu dan rumah tangga.
menghabiskan produk.
barang yang telah dibelanjakan, kapan dengan siapa, siapa saja dan
bagaimana barang yang telah dibeli dikonsumsi. Selain itu juga terdapat
variabel yang tidak dapat diamati, seperti nilai yang dimiliki konsumen,
produk.
berasal dari bahan baku melinjo. Kerangka berfikir dari penelitian ini dimulai
yang ada di Desa Kohala yaitu, produk, tempat, harga dan pemasaran. Keempat
elemen tersebut akan dijadikan sebagai referensi daftar pertanyaan yang akan
Pertanyaan yang akan diajukan terbagi kedalam dua bagian, sesuai dengan
19
internal dari usaha pembuatan emping melinjo yaitu kekuatan dan kelemahan,
kedua pertanyaan tentang faktor- faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman.
(keadaan). Matriks strategi yang menjadi hasil akhir dari penelitian itu yang
nantinya semoga ini dapat menjadi solusi untuk strategi yang tepat bagi
daur hidup produk. Adapun penjelasannya dapat dilihat melalui gambar berikut:
Agroindustri Emping
Melinjo
- Peluang - Kekuatan
- Ancaman - Kelemahan
Analisis SWOT
Strategi Pengembangan
Emping Melinjo
20
2.7 Penelitian Terdahulu.
21
Melati adalah tidak adanya saingan di
wilayah tersebut, dan ancaman yang
dimiliki oleh KWT Melati ada
keterbatasan teknologi .
-Strategi yang diprioritaskan untuk
agroindustri beras siger KWT Suka \Maju
adalah membuat diversifikasi dan
modifikasi produk sehingga konsumen
makin tertarik mengkomsumsi. Strategi
yang diprioritaskan untuk agroindustri
KWT adalah melakukan inovasi produk
baru dari teknologi dan pelatihan yang
telah di dapat dari BKP Provinsi Lampung
dan mengembangkannya.
22
Sumatera Barat. dengan nilai tambah dari tani sebesar
Rp.1.149.000. dengan rasio nilai tambah
sebesar 83,81%. Faktor internal terdiri
atas kekuatan dan kelemahan. Kekuatan
utama adalah adanya Agrotechnopark
(0,063), sedangkan kelemahan utama
adalah belum adanya kebijakan
pemerintah daerah yang tertuang dalam
peraturan perundang-undangan daerah
(Pemda) dalam mendukung
pengembangan agroindustri gambir
(0,074).Faktor Eksternal terdiri atas
peluang dan ancaman utama adalah
perdagangan global yang menuntut
standar mutu produk tinggi (0,065).
Matriks QSPM menghasilkan strategi
prioritas utama, yaitu menggiatkan
kembali program ATP dalam upaya
meningkatkan inovasi teknologi untuk
23
pengolahan gambir menjadi berbagai
produk olahan dengan mutu yang terjamin
dan jumlah yang memadai dengan nilai
TES tertinggi 6,897.
3 Dwi Retno Andriani, Analisis Kelayakan Usaha Metode Analisis -Keuntungan yang diperoleh agroindustri
Fransiska Dwi L, 2015 dan Strategi Pengembanagan Keuntungan dan emping melinjo skala rumah tangga di
Agroindustri Emping Melinjo Kelayakan Usaha daerah penelitian sebesar Rp. 28.443,,00
Skala Rumah Tangga di Desa dan Analisis SWOT per hari dan Rp. 711.075,00 per bulan.
Wates Kecamatan Wates Agroindustri tersebut menguntungkan
Kabupaten Blitar. karena rata-rata biaya yang dikeluarkan
Rp. 343.557.00 per hari untuk rata-rata
kapasitas bahan baku yang digunakan
sebanyak 37.14 kg dan memperoleh
penerimaan terbesar Rp. 372,000.00 per
hari (TR>TC).
-Agroindustri emping melinjo layak
dikembangkan berdasarkan perhitungan
R/C ratio lebih besar dari satu yaitu 1.1
(R/C Ratio > 1) dan jumlah produk yang
24
dihasilkan melebihi nilai BEP yaitu 18,6
kg emping melinjo dengan harga Rp.
20,000.00 (Produk saat BEP 17 kg dengan
harga Rp18, 475 00.
-Strategi yang dapat diterapkan oleh
agroindustri emping melinjo skala rumah
tangga berdasarkan matriks IE adalah
Growth and Stability. Pada matriks Grand
strategi, agroindustri berada pada kuadran
satu yaitu strategi yang mendukung
kebijakan pertumbuhan Agresif,
berdasarkan analisis SWOT strategy
utama adalah Growth and stability dan
Agresif strategy. Kemudian dengan
analisis QSPM dirumuskan 3 Alternatif
strategi yang paling utama yaitu :
1.) Pengembangan usaha dengan
meningkatkan kuantitas, kualitas dan
kontinuitas produk di pasar.
25
2.) Memperluas pasar ke berbagai daerah
dengan menambah dan mempertahankan
pelanggan serta diversifikasi produk.
3.) Bekerjasama dengan pemerintah untuk
membentuk kelompok usaha dalam hal,
modal, pelatihan tenaga kerja, promosi
dan teknologi tepat guna.
4 Nur Afni Evalia, 2015 Strategi Pengembagan Analisis Deskriptif -Pengembangan agroindustri gula semut
Agroindustri Gula Semut Kualitatif aren di Kecamatan Lareh Sago Halaban
Aren, (Studi Kasus merupakan hal yang sangat penting untuk
Kecamatan Lareh Sago diimplementasikan . ini dapat dilihat dari
Halaban Kabupaten Lima nilai faktor IFE senilai (2,64) ini berarti
Puluh Provinsi Sumatera secara internal sangat mendukung dalam
Barat) ,2015. penegembangan agroindustri gula semut
kedepannya. Begitu juga dengan nilai
EFE sebesar 298. Ini mengkondisikan
bahwa masih banyak peluang-peluang
yang belum dimanfaatkan dengan baik.
Dari hasil penelitian juga didapatkan 10
26
alternatif strategi yang mewakili dalam
pengembangan agroindustri gula semut,
yang dapat diterapkan di Kecamatan
Lareh Sago Halaban. Prioritas strategi
yang dapat segera diimplementasikan
berdasarkan hasil olahan AHP,
Khususnya faktor penentu utama yang
telah didapat Faktor tersebut adalah
teknologi, dengan pelaku yang
bertanggung jawab adalah pemerintah
sebagai fasilitator yang dapat
diprioritaskan untuk diversifikasi produk
turunan aren ( gula semut aren). Tujuan
akhir dari strategi pengembangan
agroindustri gula semut aren adalah
pemberian bantuan berupa teknologi tepat
guna dan teknologi packing untuk skala
komersial.
27
5 Dwi Rizky Agustina, Harga pokok Produksi, Nilai Analisis Kualitatif
Harga pokok produksi (HPP) agroindustri
R. Hanung Ismono Tambah Dan Prospek dan Kuantitatif.
marning dengan analisis Variable
Adia Nugraha, 2015 Pengembangan Agroindustri Analisis Deskriptif
Costing adalah Rp. 9.634,76 dan metode
Marning Di Kecamatan
Full Costing adalah sebesar Rp. 9.809,55.
Gedong Tataan Kabupaten
HPP tersebut merupakan jumlah biaya
Pesawaran.
produksi yang dikeluarkan untuk
menghasilkan per kilogram marning. Nilai
tambah yang dihasilkan oleh agroindustri
marning adalah Rp. 3.715,88. Persentase
imbalan tenaga kerja terhadap nilai tambah
sebesar 53,15 persen, sedangkan persentase
keuntungan untuk pemilik agroindustri
marning adalah sebesar 46,85 persen dari
nilai produk. Prospek pengembangan
agroindustri marning di Desa Karang
Anyar dapat dikatakan cukup prospektif,
jika dilihat dari identifikasi terhadap
28
ketersediaan bahan baku, ketersediaan
tenaga kerja, penawaran marning, daerah
pemasaran produk, dukungan masyarakat,
dan dukungan pemerintah.
29
III. METODE PENELITIAN
Juli-Agustus 2020.
dengan tujuan tertentu sesuai dengan tema penelitian karena orang tersebut
Dalam penelitian ini informan yang akan diambil dalam penelitian ini
berjumlah 5 orang (data terlampir) terdiri dari : pemilik usaha 2 orang, konsumen
2 orang, beserta 1 orang warga yang berdomisili di Desa Kohala Kecamatan Buki
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara langsung
2. Data Sekunder
data produksi dan penjualan emping melinjo di Desa Kohala Kecamatan Buki
1. Observasi
langsung pada industri rumah tangga pembuatan emping melinjo di Desa Kohala
2. Wawancara
informan yaitu seluruh pengrajin dan pengelola produsen emping melinjo di Desa
31
3. Dokumentasi
Kepulauan Selayar.
disusun dalam sebuah latar alamiah (Ulber Silalahi, 2009). Dalam penyusunan
berikut :
4. Matriks SWOT
Hal pertama yang perlu dilakukan yaitu perumusan strategi perlu adanya
32
Untuk menentukan cara penentuan faktor strategi internal perusahaan
yang paling rendah 0,20 (sangat kuat) sampai 0,05 (di bawah rata-rata),
diberi nilai mulai dari 4 (sangat menarik) sampai 1 (tidak menarik) dengan
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
33
menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor
Hasil analisis pada tabel faktor strategi internal dan faktor eksternal
a. Jika kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka x > 0 dan sebaliknya
b. Jika peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan sebaliknya
dari sub total skor da matriks faktor internal dan eksternal, hasilnya dapat
34
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya untuk lebih
Strategi S - O : Strategi W – O :
Strategi S – T : Strategi W – T :
Keterangan :
35
Memanfaatkan kekuatan yang dimiliki agroindustri untuk menghindari
berbagai ancaman
bahan baku, untuk merancang serta menyediakan peralatan dan jasa untuk
2. Emping melinjo adalah adalah salah satu jenis makanan ringan yang terbuat
dari melinjo yang berbentuk pipih bulat, diolah dengan cara dipanaskan
kekuatan.
36
5. Kekuatan adalah kemampuan yang dimiliki agroindustri emping melinjo
optimal.
7. Peluang adalah faktor yang berasal dari lingkungan luar agroindustri emping
emping melinjo.
37
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Selatan terletak di ujung Selatan pulau Sulawesi yang memanjang dari utara ke
seluruh wilayahnya terpisah dari daratan Sulawesi serta terdiri dari gugusan
beberapa pulau.
perda Nomor 6 tahun 2008. Kondisi topografi Kecamatan Buki sebagian besar
terdiri dari perbukitan untuk wilayah bagian timur dan wilayah bagian barat
sebagian datar dengan luas wilayah kecamatan tercatat ± 55,27 km². Wilayah
terdiri dari (Desa Buki, Bontolempangan, Kohala, Lalang Bata, Balang Butung,
Buki Timur dan Mekar Indah). Salah satu Desa yang berada di Kecamatan Buki
yaitu Desa Kohala mempunyai luas ± 7 km². Terletak disebelah utara ibu kota
Secara topografi, tanah di kesuburan yang sedang dan relatif baik sehingga
mendukung usaha pertanian yang Desa Kohala merupakan tanah dengan bentang
Dusun Lebo, Dusun Karebosi, Dusun Kadempak dan Dusun Bangsiang. Selain itu
Secara geografis wilayah Kecamatan Buki dapat dilihat pada peta di bawah ini.
Berdasarkan data tahun terakhir tahun 2016 jumlah penduduk Desa Kohala
tercatat 266 (KK). Adapun banyaknya penduduk yang berjumlah 917 terdiri dari
laki-laki sebanyak 436 jiwa dan perempuan sebanyak 481 jiwa yang kesemuanya
terbagi dalam usia yang berbeda-beda, mulai dari kelompok penduduk yang
berusia antara 1-20 tahun sampai pada kelompok yang berusia 61 tahun keatas.
39
Komposisi penduduk Desa Kohala berdasarkan kelompok umur untuk lebih
jenis kelamin laki laki lebih sedikit daripada jumlah penduduk yang berjenis
kelamin perempuan dengan perbandingan 436 jiwa yang berjenis kelamin laki-
laki dan 481 jiwa yang berjenis kelamin perempuan. Dengan jumlah persentase
adalah petani dan URT. Adapun jenis dan jumlah mata pencaharian masyarakat
40
Tabel 5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Desa Kahala
Kecamatan Buki, Kabupaten Selayar.
No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Presentase (%)
2. PNS 30 3,27
3. Peternak 20 2,18
4. TNI 3 00,3
5. Pensiunan 8 00,8
6. Montir 3 00,3
Tangga Lainnya
Desa Kohala terbesar yaitu sebagai ibu rumah tangga berjumlah 601 jiwa atau
65,54 %, kemudian disusul oleh sektor pertanian yaitu 158 jiwa atau 17,23%. Hal
ini didukung oleh potensi Desa Kohala yang berada pada wilayah perkebunan,
41
kemudian yang terendah terdapat pada bidang mata pencaharian montir berjumlah
3 atau 00,3 % Beberapa jenis mata pencaharian lain yang dikembangkan oleh
masyarakat di Desa Kohala tersebut yaitu sebagai tukang batu, tukang kayu,
tukang jahit, tukang kue, tukang anyaman dan pengrajin industri rumah tangga
lainnya.
berpendudukan tinggi di suatu wilayah maka maka semakin tinggi pula tingkat
42
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Kohala.
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Presentase (%)
1. TK 59 6,10
2. SD 90 9,81
3. SMP 58 6,32
4. SMA 68 7,42
5. D2 4 00.4
6. S2 1 00,1
7. SDLB 12 01,30
penduduk di Desa Kohala yang sarjana berjumlah 1 orang atau 00,1 %, SMA
berjumlah 90 orang atau 9,81%, SDLB berjumlah 12 orang atau 01,30% tidak
sekolah berjumlah 625 orang atau 68,15 %. Jadi, dapat dilihat bahwa tingkat
pendidikan penduduk Desa Kohala umumnya tidak sekolah dan bisa diartikan
43
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Agroindustri emping melinjo yang ada di Desa Kohala telah ada sejak
awal tahun 2001 dan telah berjalan turun-temurun. Emping melinjo yang
diproduksi hanya emping melinjo tawar saja serta tidak menggunakan merek,
usaha masih sederhana dan produksinya masih dikenal pada lingkungan setempat.
tersebut ditandai dengan banyaknya warga sekitar yang juga menjadi pengrajin
emping melinjo. Namun, disisi lain tidak adanya pasar yang berada di tempat
tersebut mengakibatkan emping yang telah dijual harus dibawa ke kota untuk
dipasarkan.
Biasanya sekali produksi pada musim kemarau hanya butuh 2-3 hari masa
pengeringan. Tetapi pada musim hujan bisa 7-10 hari untuk proses pengeringan.
media promosi.
membeli bahan baku yaitu melinjo mentah dengan menggunakan peralatan yang
masih sangat sederhana untuk membuat emping melinjo. Adapun cara pembuatan
b. Wajan dari tanah liat dipanaskan dengan menggunakan tungku dari tanah liat
atau kompor menggunakan api kecil, kemudian masukkan biji melinjo lalu
d. Dalam keadaan masih panas segera masukkan kedalam plastik bening yang
telah diapit oleh kedua sisinya. Pukul-pukul dengan palu hingga pipih.
Emping dengan ukuran besar cukup dibuat dari satu biji melinjo saja. Dan
emping dengan ukuran besar dibuat dari 3-5 biji melinjo. Setelah biji melinjo
dipipihkan, lepaskan dan simpan pada talenan dan jemur hingga kering.
Dari uraian diatas sudah dapat diketahui bahwa dalam pembuatan emping
sedikitpun. Melinjo yang diproduksi oleh ibu-ibu Desa Kohala Kecamatan Buki
cukup menjanjikan karena pada dasarnya banyak event yang menggunakan bahan
baku emping melinjo, namun kurangnya varian produk yang ditawarkan juga
menjadi salah satu penghambat peningkatan penjualan emping. Oleh karena itu,
dengan cara tersebut maka emping melinjo akan laku dan habis terjual.
melinjo. Dikarenakan sebagian besar baku baku didapatkan dari desa sekitar.
45
Sehingga apabila terjadi kendala dalam ketersediaan bahan baku, pengrajin akan
mencari bahan baku pada berbagai tempat, untuk kesediaan produksi yang akan
para konsumen lebih memilih untuk membeli di pasar yang berada di kabupaten
karena akses jalan yang cukup dekat dan mudah untuk ditemukan. Biasanya
pengrajin emping melinjo yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten
/liternya.
dan kelemahan organisasi. Kekuatan adalah situasi positif dan kapabilitas internal
visi dan misi serta kelemahannya adalah faktor di luar organisasi yang buruk dan
perusahaan.
46
Tabel 7. Identifikasi Faktor-Faktor Internal Agroindustri Emping Melinjo
Faktor –Faktor Internal
3.) Tenaga kerja yang sudah ahli 4.) Produk kurang bervariasi
permintaan konsumen
emping melinjo yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan
A. Kekuatan
mempunyai rasa yang enak serta bau yang khas. Berdasarkan hal tersebut
banyak konsumen yang menyukai produk emping melinjo yang berasal dari
Selain itu, jumlah produk yang tersedia akan cepat habis terjual dengan jangka
waktu singkat biasanya kurang dari waktu 4 hari setelah produk emping
47
melinjo diproduksi. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Sitti
Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Biah selaku konsumen kedua, yang
“Bajik ini rasanna gareppe jari lohe tuppasang, biasana turiek batu
ha‟le. lamuliang pi mange ri kamponna ampai la alle (artinya :
emping disini rasanya enak ,konsumennya sebagian besar berasal
dari luar daerah. Biasanya emping yang telah mereka pesan akan
diambil ketika mereka hendak kembali ke kampung halamannya”
konsumen harus memesan jauh hari sebelumnya, agar tidak kehabisan stok .
karena banyak konsumen lain yang memesan emping untuk dijadikan oleh-
emping yang ada di Desa Kohala karena rasanya enak. Sebagian besar
konsumen berasal dari luar daerah sehingga mereka akan mengambil pesanan
48
2. Agroindustri yang sudah lama berdiri
Kabupaten Kepulauan Selayar telah berdiri sejak awal tahun 2001. Merupakan
melinjo. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marannu selaku
pemilik usaha emping melinjo pertama yang diwawancarai dalam penelitian ini
yang mengatakan :
melinjo di desa ini sudah ada sejak lama, jika tidak salah, usaha
Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Baho selaku pemilik usaha emping
bahwa :
49
“Apa tu‟buak injo gareppe mu salomo. Riekmu hatunna tahun
sudah ada sejak lama, agroindustri emping melinjo sudah lama berdiri tepatnya
sejak awal tahun 2011. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Baho selaku
pemilik usaha emping melinjo kedua, usaha pembuatan emping melinjo telah
lama berdiri, jika beliau tidak salah sudah ada sejak awal tahun 2001. Serta
tanggapan lain diberikan oleh ibu Marni selaku masyarakat yang berdomisili di
Desa Kohala beliau menjelaskan bahwa usaha emping melinjo sudah ada pada
Kepulauan Selayar merupakan tenaga kerja yang sudah ahli. Hal tersebut dapat
dilihat dari hasil emping yang bentuknya bagus dan tipis menambah nilai jual
Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Baho sebagai pemilik
50
Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Biah selaku konsumen kedua yang
4. Harga terjangkau
Harga yang dipatok oleh pengrajin emping melinjo yang ada di Desa
melinjo, karena biasanya di tempat lain harga ditaksir 7.000-10.000 /liter. Hal
mengatakan bahwa :
51
liternya, tidak sama dengan tempat lain bisanya mereka menjual
dengan harga tuju hingga sepuluh ribu rupiah)”
/Liter, tidak sama dengan tempat lain biasanya mereka menjual dengan harga
Rp.7.000-Rp.10.000 /Liter.
permintaan konsumen dengan cara apabila produk emping tidak tersedia pada
pengrajin yang satu, maka pengrajin lain yang mempunyai stok emping akan
emping masih sangat tinggi karena hampir semua yang ada di desa tersebut
Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Marannu selaku pemilik usaha yang
52
mengalami kekurangan emping, maka kami akan
merekomendasikan emping dari tetangga rumah karena di desa ini
hampir semua pengrajin adalah keluarga dekat)“
persiapan apabila ada yang memesan emping secara tiba- karena sebelumnya
sudah ada koordinasi antar pengrajin emping sehingga produk yang diminta biasa
jika beliau tidak bisa memenuhi kebutuhan produk maka beliau akan
semua pengrajin yang ada di Desa Kohala masih memiliki hubungan kekerabatan.
B. Kelemahan
jumlah bahan baku yang cukup besar untuk proses produksi. Berikut jumlah
bahan baku yang dibutuhkan dalam satu tahun di Desa Kohala. Rata-rata bahan
baku emping melinjo mentah yang dibutuhkan satu tahun sebesar 1.8575 Ton
(data terlampir). Dari data tersebut dapat disimpulkan tenaga kerja emping
melinjo yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar
masih mengalami ketergantungan bahan baku yang cukup besar. Karena, bahan
baku melinjo tidak tidak berasal dari desa yang sama tetapi berasal dari desa
tetangga. Selain itu, faktor musim menjadi kendala karena tidak selamanya
53
Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu baho selaku pemilik usaha
bahwa :
melinjo yang tidak dapat tumbuh subur di desanya serta buah melinjo sebagai
buah musiman menjadi kendala dalam produksi emping melinjo, karena beliau
harus pergi ke desa tetangga untuk mendapatkan bahan baku pembuatan emping.
Desa Kohala berpendapat bahwa, dari dulu para pengrajin emping mengalami
kesulitan bahan baku karena pohon melinjo tidak dapat tumbuh subur di Desa
Kohala ditambah lagi karena buah melinjo adalah buah musiman sehingga para
54
2. Tidak ada promosi
bahan promosi sehingga konsumen hanya mengenal produk emping melinjo dari
mulut ke mulut. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marannu
“Apa pabaluk gareppe rinni, gelepi make hp. Sanging nu battu ri toyya jua
lapauangi jari laissei lakua lohe pabaluk gareppe rinni mae (artinya :
penjual emping belum memanfaatkan media sosial sebagai media
promosi. selama ini produk emping melinjo dilakukan hanya dari mulut-
kemulut) ”
Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Biah selaku konsumen yang diwawancarai
dilakukan hanya dari mulut-ke mulut. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Biah
selaku konsumen beliau mengatakan mengenal produk emping dari cerita orang-
orang.
55
Kabupaten Kepulauan Selayar. Sehingga sewaktu-waktu apabila menemukan
sesuatu hal yang tidak baik justru akan merusak citra emping melinjo yang asli.
Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Baho selaku pemilik usaha
mengatakan bahwa :
“Injo jua biasana ka rinni gareppe tidek juapa merekna, jari ampa tugele
ngisse labedakang lappasingkamaang juai. Manna sodipa la sallai
kapangisse‟na gareppe nu ta‟balukang injo ri silajara sanging gareppe
silajara asli padahala lohe todokja gareppe nu battu ha‟le (artinya :
emping yang biasa kami beli belum mempunyai merek, sehingga jika
konsumen tidak jeli akan menyamakannya dengan produk emping yang
lain. Karena mereka berpikir bahwa semua eming yang dijual berasal
dari Selayar)”
emping melinjo. Sebagai produsen beliau menjelaskan bahwa, emping yang beliau
produknya dengan produk yang diproduksi daerah lain. Meskipun dari segi
Biah selaku konsumen beliau mengatakan emping yang kami beli belum
mempunyai merek sehingga jika tidak jeli, bisa saja kita menyamakannya dengan
56
4. Produk kurang bervariasi
Emping melinjo yang dijual oleh tenaga kerja emping melinjo hanya satu
yaitu rasa original. Sampai sekarang belum tersedia berbagai macam rasa produk
dengan ibu Marannu selaku pemilik usaha emping melinjo yang diwawancarai
Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Siti selaku konsumen yang diwawancarai
mereka produksi hanya rasa original. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Siti
selaku konsumen. Beliau mengatakan bahwa, emping yang biasa mereka beli
Pada dasarnya lokasi pembuatan emping melinjo sangat jauh dari kota
kampung untuk membeli produk emping melinjo secara langsung. Hal tersebut
berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marannu selaku pemilik usaha emping
57
“Injo jua Susana rinni ka dere kampong battu ri kota jari la mae
paki konjo ampa a‟rai malli gareppe (artinya : yang menjadi
kendala adalah pembeli harus menempuh perjalanan yang cukup
jauh ke kampung jika ingin membeli emping melinjo)”
Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Siti selaku konsumen yang diwawancarai
beliau menjelaskan bahwa, kendala yang beliau hadapi adalah ketika permintaan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis langsung pada lokasi penelitian serta
eksternal dari agroindustri emping melinjo yang meliputi peluang dan ancaman
58
Tabel 9. Identifikasi Faktor – Faktor Eksternal Agroindustri Emping Melinjo.
Faktor –Faktor Eksternal
berkualitas
emping melinjo yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan
A. Peluang
1. Pelanggan setia
Selayar yaitu memiliki pelanggan setia. Hal tersebut dapat terjadi karena
pihak tenaga kerja menjaga hubungan baik dengan konsumen dengan cara
59
Misalnya saja konsumen akan memberikan tester ketika pelanggan
usaha beliau menjelaskan bahwa, pemilik usaha tidak perlu merasa takut
apabila produk emping melinjo yang diproduksi tidak laku karena sudah ada
pelanggan setia yang datang dari kota setiap saat membeli dan memesan
dikecewakan sehingga tetap setia hingga kini menjalin kerja sama dengan
60
2. Banyak event yang menggunakan emping melinjo
emping melinjo. Sebagai contoh pada bulan desember event yang diadakan
setiap event akan disediakan stan untuk setiap produk lokal yang berasal dari
melinjo dapat dikenal oleh konsumen yang berasal dari dalam maupun luar
negeri. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Baho selaku
pemilik usaha emping melinjo yang diwawancarai dalam penelitian ini, beliau
mengatakan bahwa :
61
permintaan emping. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Siti selaku
3. Perkembangan teknologi
sehingga barang yang diproduksi dapat langsung dijual melalui aplikasi yang
ada di internet. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Siti
mengatakan bahwa :
Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Marni selaku warga yang berdomisili di
mengatakan bahwa :
Beliau menjelaskan bahwa beliau menjual kembali barang yang telah beliau
62
beli dari pedagang dengan memanfaatkan media internet yang dianggap
dilakukan selama 3 hari jika matahari terik dan 7-10 hari jika musim hujan
Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Biah selaku konsumen yang telah
63
“Ampa kambe rinni tappa makang takua nu balloi inni
gareppe‟na tu kohala ka manna salloi naung tataro geleji da a
(artinya : dari segi kualitas emping disini tidak perlu
dipertanyakan lagi, cukup dibuktikan dengan emping yang tidak
mudah rusak meskipun disimpan berhari-hari)”
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marni selaku Masyarakat
konsumen percaya akan kualitas yang dimiliki emping melinjo karena produk
yang hari semakin hari semakin tinggi menjadi bukti bahwa semakin
64
“Ampa kambe peluang kaminang bakka rinni injo ampa riek
acara bakka, kullei lajanjang lakua rinni riek gareppe nu ballo
bua,na ka biasana la halli i la erengi lampa muliang ri kamponna
(artinya : peluang terbesar untuk menjual emping dengan jumlah
banyak adalah ketika diadakan event besar, karena akan banyak
pengunjung yang membeli emping dan membawanya pulang
sebagai oleh-oleh)”
Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Biah selaku konsumen yang telah
peningkatan pengunjung baik itu lokal atau internasional dapat menjadi ajang
B. Ancaman
1. Persaingan ketat
emping melinjo yang ada di Desa Kohala. Karena banyaknya jumlah pengrajin
yang berasal dari luar daerah yang ikut bersaing memasarkan produknya dalam
daerah yang sama. Tercatat di Kabupaten Kepulauan Selayar ada sebanyak 116
65
unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 201 orang (Dinas Koperasi, UKM, dan
Kohala maka ada 185 pengrajin yang terdapat di daerah lain yang menjadi
pesaing agroindustri emping melinjo yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki
dengan ibu Marni selaku masyarakat yang berdomisili di Desa Kohala yang
Desa Kohala berprofesi sebagai pengrajin emping. Tercatat ada sekitar 28 orang
baku mahal pengrajin tetap melakukan produksi bahkan biasanya harga jual
tetap dipertahankan. Berikut daftar harga time series melinjo yang ada di Desa
66
Tabel 11. Data Time Series Harga Melinjo Di Desa Kohala Kecamatan Buki
Kabupaten Kepulauan Selayar
No Tahun Harga Melinjo (Rp)
1 2014 3,000
2 2015 4,000
3 2016 5,000
4 2017 4,000
5 2018 5,000
6 2019 4,000
Sumber : Data primer yang telah diolah 2020.
2014 dengan harga Rp.3.000 /Liternya dan tertinggi pada tahun 2016 dan 2018
mencapai harga Rp.5.000 /liternya naik turunnya harga setiap tahun di pengaruhi
oleh banyak faktor. Namun, untuk Desa Kohala sendiri berdasarkan hasil
wawancara selama 6 tahun terakhir faktor utama yang menjadi penyebab naik
turunnya harga disebabkan karena buah melinjo termasuk buah musiman sehingga
jika hasil panennya meningkat maka harga yang ditawarkan rendah dan
sebaliknya jika hasil panen rendah maka harga melinjo yang ditawarkan tinggi.
Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marannu selaku pemilik
usaha emping melinjo yang diwawancarai dalam penelitian ini, beliau mengatakan
bahwa :
Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Biah selaku konsumen yang telah
67
dengan harga murah. Tergantung dari emping yang tersedia.
Kadangkala juga ketika melinjo langka dipasaran, kami juga
membeli dengan harga tinggi. Yang terpenting kita tidak merasa
dirugikan dan merugikan orang lain)”
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marannu selaku pemilik usaha.
tidak stabil. Contohnya saja, jika bukan musim buahnya. Maka melinjo akan
sulit didapat dan harga yang ditawarkan akan tinggi. Sedangkan berdasarkan
tanggapan ibu Biah selaku konsumen beliau memaparkan jika harga emping
yang tersedia di pasaran karena biasanya beliau membeli dengan harga sedikit
3. Banyak tengkulak
mereka biasanya membeli dengan harga yang jauh lebih murah dari petani
kemudian produk ditimbun dan dibawa keluar daerah dijual kembali dengan
68
Berdasarkan Tabel 12 maka dapat kita lihat tingkat perbedaan harga yang
ada di tingkat petani dan tengkulak sangat jauh berbeda. Harga terendah di tingkat
tengkulak yaitu pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp.5000 dan harga tertinggi pada
tahun 2020 dengan harga Rp. 8.000 /liter Sedangkan ditingkat petani harga
terendah yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp.3.000 /liter dan harga tertinggi pada
tahun 2020 sebesar Rp.6.000 /liter. Berdasarkan hasil wawancara, kenaikan harga
melinjo tertinggi pada tahun 2020 disebabkan karena adanya pandemi Covid 19
harga bahan baku pembuatan emping melinjo. Hal tersebut berdasarkan hasil
wawancara dengan ibu Baho selaku pemilik usaha emping melinjo yang
“Apa kambe injo jua kad biasa riek tummalli lohe jari tabalukang
lammoroi battu pantara langkasa juai labalukangangi (artinya :
biasanya kami menjualnya dengan harga murah, tetapi kadangkala
mereka menjual dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar yang
telah ditetapkan)”
Pernyataan lain disampaikan oleh ibu Biah selaku konsumen yang telah
69
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Baho selaku pemilik usaha
harga rendah untuk produknya. Tetapi pembeli tersebut menjualnya jauh diatas
harga pasar. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Biah selaku konsumen. Beliau
menjelaskan bahwa sebagai penjual beliau selalu melihat situasi dan kondisi,
pedagang tengkulak yang membeli dengan harga yang murah dan menjualnya
dengan harga tinggi tanpa melihat situasi dan keadaan yang justru merugikan
4. Masalah Keuangan
emping melinjo karena sewaktu-waktu jika terjadi lonjakan harga bahan baku,
para tenaga kerja mengalami kekurangan dana untuk membeli dalam jumlah besar
karena budget yang telah dipersiapkan tidak sesuai sehingga kapasitas produksi
Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marannu selaku pemilik
usaha emping melinjo pertama yang diwawancarai dalam penelitian ini yang
mengatakan :
70
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marannu selaku pemilik usaha
beliau mengatakan bahwa yang menjadi masalah adalah ketika jumlah pesanan
banyak pada saat diadakan event besar, kami tidak dapat penuhi karena uang yang
5. Kurang Kemitraan
usahanya.
Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Marni selaku masyarakat
yang berdomisili di Desa Kohala yang telah diwawancarai dalam penelitian ini,
“Ampa nakke seharusna riek laurang kerja sama supaya kullei lapaka
bakka usahana. Sa‟ginna konni tide kpa kelompok usaha na tu buak
injo gareppe rinni. Na nu ballo inni ampa ri kembangkangi (sampai
saat ini, para pengrajin belum bekerjasama dengan pihak manapun.
Seharusnya para pengrajin yang ada di Desa Kohala menjalin
kerjasama dengan lembaga lain agar mereka dapat mengembangkan
usahanya)”
Pendapat lain disampaikan oleh ibu Baho selaku pemilik usaha yang
71
usaha emping dapat berkembang. Sedangkan berdasarkan tanggapan ibu Biah
manapun untuk menambahkan modal. Modal usaha benar-benar berasal dari uang
pribadinya.
emping melinjo yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan
Selayar, maka faktor internal berupa (kekuatan dan kelemahan) dapat dirumuskan
ke dalam matriks strategi internal dan dapat dilihat pada Tabel berikut:
72
Tabel 13. Matriks Strategi Internal Agroindustri Emping Melinjo.
Kekuatan
1. Rasa emping yang enak 0,18 3,60 0,65
2. Agroindustri sudah lama berdiri 0,16 3,20 0,51
3. Tenaga Kerja yang sudah ahli 0,13 3,00 0,39
4. Harga terjangkau 0,12 2,80 0,34
5. Merespon cepat permintaan konsumen 0,08 2,60 0,21
Kelemahan
1. Ketergantungan bahan baku 0,11 3,00 0,34
2. Tidak ada promosi 0,08 2,60 0,21
3. Belum ada merk 0,06 2,20 0,12
4. Produk kurang bervariasi 0,05 1,80 0,09
5. Lokasi tidak strategis 0,03 1,20 0,04
Total 0,33 10,8 0,80
menghasilkan skor tertinggi pada faktor kekuatan adalah rasa emping yang enak
dengan menghasilkan skor 0,65. Sedangkan skor terendah pada faktor kekuatan
bahan baku dengan skor 0,34. Skor terendah pada faktor kelemahan yaitu
73
kurangnya varian produk dengan skor 0,09. Total skor matriks strategi internal
sebesar 89. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki agroindustri
emping melinjo yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan
Selayar, maka faktor eksternal (peluang dan ancaman) dapat dirumuskan ke dalam
74
Tabel 14. Matriks Strategi Eksternal Agroindustri Emping Melinjo.
Peluang
1. Pelanggan setia 0,13 3,20 0,40
2. Banyak event yang menggunakan 0,12 1,75 0,21
emping melinjo
3. Perkembangan teknologi 0,12 1,63 0,19
4. Penghasil emping melinjo berkualitas 0,09 1,50 0,14
5. Banyaknya kunjungan wisatawan 0,06 0,88 0,05
asing
Ancaman
1. Persaingan ketat 0,12 3,00 0,36
2. Harga bahan baku 0,11 2,00 0,25
3. Banyak tengkulak 0,11 1,80 0,19
4. Masalah keuangan 0,09 1,40 0,12
5. Kurangnya kemitraan 0,06 0,88 0,05
Total 0,48 9.08 0,99
menghasilkan skor tertinggi pada faktor peluang adalah pelanggan setia dengan
menghasilkan skor tertinggi sebesar 0,40. Skor terendah pada faktor peluang
dengan nilai skor tertinggi yaitu 0,36. Skor terendah pada faktor ancaman yaitu
kurangnya kemitraan dengan nilai skor terendah sebesar 0,05. Total skor matriks
75
strategi eksternal sebesar 99. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan
ancaman.
Berdasarkan Tabel 13 dan 14 Total skor matriks strategi internal sebesar 89.
Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki agroindustri emping melinjo
Total skor dari matriks faktor internal dan eksternal, hasilnya dapat
internalnya yaitu 1,29 dan titik koordinat eksternalnya yaitu 1,01. Pada titik
76
kekuatan sehingga ia dapat menerapkan strategi untuk mendukung kebijakan
agresif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam matriks posisi internal dan
1,00
Peluang
1,01
0,80 2,09
Kelemahan Kekuatan
1,29
Ancaman
0,99
Gambar 5. Matriks Posisi Analisis SWOT
77
5.7 Matriks SWOT
78
(O4, O5, W3 dan
W4)
yang diuraikan pada Tabel matriks analisis SWOT di atas sebagai berikut :
1. Strategi SO (Strengths-Opportunities)
79
dengan tetap mempertahankan respon cepat terhadap permintaan konsumen, harga
2. Strategi ST (Strengths-Threats)
inovasi dan menjaga agar produk emping melinjo tetap berkualitas dengan cara
mempertahankan rasa emping yang enak, harga terjangkau dan respon cepat
3. Strategi WO (Weakness-Opportunities)
yang ada. Adapun penentuan strategi tersebut berdasarkan faktor- faktor analisis
80
4. Strategi WT (Weakness-Threats)
tidak ada promosi, belum ada merek dan kurang varian produk dengan
memperbaiki kualitas serta kuantitas agar produk tetap dapat bersaing di pasaran.
dalam bentuk matriks SWOT dan strategi yang muncul dapat dijadikan sebagai
seperti rasa emping yang enak, mutu emping yang berkualitas, serta
pemanfaatan peluang yang ada pada produk emping melinjo seperti pelanggan
81
faktor produksi yang sangat penting bagi keberhasilan usaha . Dengan
berkembang.
82
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
peluang yaitu banyak event yang menggunakan emping melinjo adapun yang
inovasi agar produk dan agroindustri tetap bertahan dengan menjaga dan
dengan pemerintah.
6.2 Saran
sehingga jangkauan promosi lebih luas dan konsumen emping melinjo bukan
hanya berasal dari daerah Selayar saja. Serta kepada pengrajin emping
84
DAFTAR PUSTAKA
86
LAMPIRAN
Identitas Informan
Nama :
Alamat :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Faktor Eksternal
Peluang
- Pelanggan setia
- Produk merupakan kebutuhan konsumen
- Penjualan lewat media sosial
- Pertumbuhan pasar baik
- Dukungan kebijakan dari pemerintah
- Kemajuan teknologi
Ancaman
- Persaingan ketat
- Harga bahan baku yang cenderung berubah
- Terhambat masalah keuangan
Jawab :
Petujuk Pengisian
emping yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar
0,10 : Rata-rata
faktor internal dan eksternal dibawah ini dengan alternatif strategi yang
skor
4 : Sangat Menarik
3 : Menarik
2 : Agak Menarik
1 : Tidak Menarik
Informan II (Pengrajin Emping Melinjo)
Nama :
Alamat :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
kelemahan
Faktor Eksternal
Peluang
- Pelanggan setia
- Produk merupakan kebutuhan konsumen
- Penjualan lewat media sosial
- Pertumbuhan pasar baik
- Dukungan kebijakan dari pemerintah
- Kemajuan teknologi
Ancaman
- Persaingan ketat
- Harga bahan baku yang cenderung berubah
- Terhambat masalah keuangan
Jawab :
Petujuk Pengisian
emping yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar
0,10 : Rata-rata
faktor internal dan eksternal dibawah ini dengan alternatif strategi yang
skor
4 : Sangat Menarik
3 : Menarik
2 : Agak Menarik
1 : Tidak Menarik
Informan III (Konsumen)
Nama :
Alamat :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Jawab :
Pilih beberapa faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang sesuai
dengan agroindustri emping melinjo yang ada di tempat anda. jika ada
faktor lain yang tidak terdapat pada pilihan boleh ditambahkan.
Kemukakan alasan mengapa anda memilih variabel tersebut.
Faktor Eksternal
Peluang
- Pelanggan setia
- Produk merupakan kebutuhan konsumen
- Penjualan lewat media sosial
- Pertumbuhan pasar baik
- Dukungan kebijakan dari pemerintah
- Kemajuan teknologi
Ancaman
- Persaingan ketat
- Harga bahan baku yang cenderung berubah
- Terhambat masalah keuangan
Jawab :
Petujuk Pengisian
emping yang ada di Desa Kohala Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar
0,10 : Rata-rata
faktor internal dan eksternal dibawah ini dengan alternatif strategi yang
skor
4: Sangat Menarik
3: Menarik
2: Agak Menarik
1: Tidak Menarik
Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian
Nama Pendidikan
No. Alamat Usia
Pemilik Usaha Terakhir
Nama
Pendidikan
No. Konsumen Alamat Usia
Terakhir
Emping
Nama
Pendidikan
No. Konsumen Alamat Usia
Terakhir
Emping
Tabel Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja Dan Investasi Menurut Jenis Sentra
Industri Kecil Di Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2014.
12
Sentra pembuatan batu 35 63 105.000,00
Lampiran 5. Rekapitulasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Faktor Internal
Kekuatan Kelemahan
Faktor eksternal
Peluang Ancaman
Kekuatan
1. Rasa emping yang enak 0,18 3,60 0,65
2. Agroindustri sudah lama 0,16 3,20 0,51
berdiri 0,13 3,00 0,39
3. Tenaga kerja yang sudah ahli 0,12 2,80 0,34
4. Harga terjangkau 0,08 2,60 0,21
5. Merespon cepat permintaan
konsumen
Kelemahan
1. Ketergantungan bahan baku 0,11 3,00 0,34
2. Tidak ada promosi 0,08 2,60 0,21
3. Belum ada merek 0,06 2,20 0,12
4. Produk kurang bervariasi 0,05 1,80 0,09
5. Lokasi tidak strategis 0,03 1,20 0,04
Total 0,33 10,8 0,80
Peluang
1. Pelanggan setia 0,13 3,20 0,40
2. Banyak event yang menggunakan 0,12 1,75 0,21
emping melinjo
3. Perkembangan teknologi 0,12 1,63 0,19
4. Penghasil emping melinjo 0,09 1,50 0,14
berkualitas 0,06 0,88 0,05
5. Banyaknya kunjungan wisatawan
asing
Ancaman
1. Persaingan ketat 0,12 3,00 0,36
2. Harga bahan baku 0,11 2,00 0,25
3. Banyak tengkulak 0,11 1,80 0,19
4. Masalah keuangan 0,09 1,40 0,12
5. Kurangnya Kemitraan 0,06 0,88 0,05
Faktor internal
Kekuatan :
1. Rasa yang enak 0,20 0,20 0,15 0,20 0,15 0,90 0,18
2. Agroindustri lama berdiri 0,20 0,15 0,15 0,10 0,20 0,80 0,16
3. Tenaga kerja yang sudah ahli 0,20 0,20 0,10 0,10 0,05 0,65 0,13
0,67
Kelemahan :
1. Ketergantungan bahan baku 0,20 0,20 0,10 0,20 0,20 0,90 0,11
2. Tidak ada promosi 0,20 0,15 0,20 0,05 0,05 0,65 0,08
3. Belum ada merek 0,10 0,05 0,10 0,05 0,05 0,45 0,06
4. Produk kurang bervariasi 0,10 0,10 0,05 0,05 0,05 0,40 0,05
0,33
Faktor Eksternal
Peluang :
4.Emping melinjo berkualitas 0,20 0,15 0,15 0,10 0,05 0,50 0,09
0,52
Ancaman :
0,48
Tabel 10. Hasil Penilaian Dengan Menggunakan Rating Strategi
Pengembangan Emping Melinjo di Desa Kohala Kecamatan Buki
Kabupaten Kepulauan Selayar
Imforman
I 2 3 4 5 Jumlah Rata-rata
Faktor internal
Kekuatan :
15,20
Kelemahan :
Peluang :
8,95
Ancaman :
4 3 3 3 2 15 3,00
1.Persaingan ketat
4 3 2 1 1 11 2,20
2.Harga bahan baku
3 2 2 1 1 9 1,80
3.Banyak tengkulak
2 2 1 1 1 7 1,40
4.Masalah keuangan
2 1 1 1 1 6 1,20
5.Kurangnya Kemitraan
9,60
Dokumentasi Penelitian
tahun 2013. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan sekolah menengah atas di
SMAN 1 BENTENG dan lulus pada tahun 2016. Pada tahun yang sama, penulis
Muhammadiyah Makassar.