DI KECAMATAN PUJUT
RENCANA PENELITIAN
Oleh
Winda Septiana
C1G017206
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUAH SEMANGKA
DI KECAMATAN PUJUT
Oleh
Winda Septiana
C1G017206
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Mengetahui
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Sosial Ekonomi Pertanian, Agribisnis,
Tanggal Pengesahan:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Mahaa Esa,
karena dengan Rahmat-Nya jualah Rencana Penelitian yang berjudul “Analisis
Strategi Pemasaran Buah Semangka di Kecamatan Pujut” dapat di selesaikan.
Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Rencana Penelitian ini. Ucapan terimakasih khususnya; kepada Ibu Dian Lestari
Miharja, S,P.,MA selaku Pembimbing Utama dan kepada Bapak Ir. Amiruddin, M.Si
selaku Pembimbing Pendamping yang banyak memberikan arah dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa Rencana Penelitian ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi tercapainya kesempurnaan Rencana Penelitian ini. Akhirnya penulis
berharap semoga Rencana Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………...ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..vi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….vii
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang……………………………………………….1
I.2. Rumusan Masalah……………………………………………2
I.3. Tujuan Penelitian……………………………………………..2
I.4. Manfaat penelitian……………………………………………3
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Semangka (Citrrullus lanatus)……………………………….4
II.2. Pengertian Pemasaran……………………………………….5
II.3. Saluran Pemasaran…………………………………………..7
II.4. Definisi Lembaga Pemasaran……………………………….8
II.5. Strategi Pemasaran………………………………………….11
II.6. Margin Pemasaran…………………………………………..15
II.7. Efisiensi Pemasaran…………………………………………16
III. METODE PENELITIAN
III.1. Metode Penelitian…………………………………………..18
III.2. Unit Analisis………………………………………………..18
III.3. Penentuan Daerah Penelitian……………………………….18
III.4. Penentuan Responden………………………………………18
III.5. Jenis dan Sumber Data……………………………………..19
III.6. Variabel dan Cara Pengukuranya…………………………..19
III.7. Cara Pengumpulan Data……………………………………20
III.8. Analisis Data……………………………………………….20
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
viii
PENDAHULUAN
1
digunakan untuk mengusahakan semangka dijadikan sebagai pembangunan
Bandara Internasional Lombok (BIL), khususnya lokasi yang ada di Desa Tanak
Awu, seperti diketahui Desa Tanak Awu sebelumnya merupakan salah satu desa
penghasil semangka terbesar di Kecamatan.
Bagi setiap proses produksi aspek pemasaran sangat penting untuk
diperhatikan, karena merupakan tahap akhir dari proses produksi semangka itu
sendiri. Setiap proses produksi seperti halnya usahatani semangka sudah barang
tentu membutuhkan lembaga pemasaran yang berperan dalam mendistribusikan
hasil-hasil produksi dari tangan petani selaku produsen hingga sampai ke tangan
konsumen dengan biaya yang serendah-rendahnya sehingga tercapai pemasaran
yang efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Analisis
Strategi Pemasaran Buah Semangka di Kecamatan Pujut”
2
1.4. Manfaat penelitian
1. Bahan evaluasi bagi petani semangka dalam memasarkan buah semangka
2. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan, di
samping untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di
Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang berminat pada masalah yang
sama.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
4
Citrullus lanatus adalah salah satu spesies dengan kandungan air tinggi yakni
sekitar 92% dari berat total. Tanaman ini kaya akan flavonoid, alkaloid, saponin,
glikosid, tannin dan fenol. Kandungan nutrisinya juga sangat bermanfaat bagi
kesehatan tubuh. Semangka mengandung zat bernutrisi seperti vitamin A 3%, thiamin
(Vit B), riboflavin (Vit B2), niacin (Vit B3), asam pantothenic (B5), vitamin B6 dan
folat (Vit B9) dengan rentang 1-3%, dan vitamin C 14%. Sedangkan komposisi
mineralnya sebagai berikut kalsium 1%, zat besi 2%, magnesium 3%, fosfor 2%, dan
seng 1% (Deshmukh, 2015). Vitamin C, selain sebagai antioksidan juga
memilikikemampuan menjaga fungsi kolagen, imunomodulator, antiinflamasi, dan
aktivitas antikarsinogenik (Larasati, 2010). Meskipun terdapat diversitas genetik yang
sempit diantara varietas semangka, buah ini memiliki bentuk, ukuran, ketebalan/warna
kulit, tekstur daging dan buah, kandungan gula, komposisi karotenoid dan flavonoid
serta komposisi nutrisi yang beraneka ragam (Wechter, 2008).
Ada perbedaan kandungan fitokimia yang cukup signifikan antara daging buah,
biji dan kulit buah. Flavonoid tinggi terdapat pada daging buah dan biji Citrullus
lanatus. Alkaloid, tannin dan fenol lebih tinggi pada kulit dibanding daging buah dan
biji. Sedangkan phytat dan oksalat paling tinggi terdapat pada biji semangka.
Didapatkan kandungan flavonoid dalam mg/100g, pada biji semangka sebanyak
40.16±0.01; kulit semangka sebanyak 8.71±0.01; dan dalam buahnya sebanyak
58.10±0.33 (Johnson et al., 2012).
5
dengan kondisi pasar merupakan kegiatan utama bagi suatu perusahaan untuk daat
memertahankan kelangsungan hidu perusahaan agar tetap eksis.
Pengertian pemasaran menurut Stanton (dalam Basu Swasta dan Irawan 2003:5):
”Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan – kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial.”
Sedangkan pengertian pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2000:7) :
”Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain.”
Pengertian pemasaran dari kedua pendapat di atas menerangkan bahwa kegiatan
pemasaran mencakup ruang lingkup kegiatan yang sangat luas yang dimulai dari
menetukan kebutuhan konsumen dan diakhiri dengan kepuasan konsumen. Dengan
kata lain kegiatan pemasaran bermula dan berakhir pada konsumen. Bagi perusahaan
yang berorientasi pada konsumen (pasar), maka kegiatan pemasaran akan bermula dan
berakhir pada konsumen. Artinya dimulai dari menetukan apa yang diinginkan
konsumen dan diakhiri dengan kepuasan konsumen. Pemuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan seperti yang tercermin
dalam konsep pemasaran.
Konsep pemasaran yang dikemukakan oleh Dharmmesta dan Irawan (2000 :10)
”Konsep pemasaran adalah suatu falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kepuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan”. Dari konsep pemasaran diatas jelaslah bahwa perusahaan harus mampu
memberikan kepuasan kepada konsumennya dengan mengetahui apa yang menjadi
kebutuhannya agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang.
6
2.3. Saluran Pemasaran
1. Produsen → konsumen.
2. Produsen → pengecer → konsumen.
3. Produsen → pedagang besar → pengecer → konsumen.
4. Produsen → tengkulak → pedagang pengumpul → pengecer → konsumen.
5. Produsen → tengkulak → pedagang besar → pengecer → konsumen.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran adalah
serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam rangka proses penyaluran barang
dari produsen kepada konsumen.
Suatu barang dapat berpindah melalui beberapa tangan sejak dari produsen sampai
kepada konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang dapat digunakan untuk
menyalurkan barang – barang yang ada. Jenis saluran distribusi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
7
1. Saluran distribusi langsung, Saluran ini merupakan saluran distribusi yang paling
sederhana dan paling rendah yakni saluran distribusi dari produsen ke konsumen tanpa
menggunakan perantara. Disini produsen dapat menjualbarangnya melalui pos atau
mendatangi langsung rumah konsumen, saluran ini bisa juga diberi istilah saluran nol
tingkat (Zero Stage Chanel).
2. Saluran distribusi yang menggunakan satu perantara yakni melibatkan produsen dan
pengecer. Disini pengecer besar langsung membeli barang kepada produsen, kemudian
menjualnya langsung kepada konsumen. Saluran ini biasa disebut dengan saluran satu
tingkat (One Stage Chanel).
3. Saluran distribusi yang menggunakan dua kelompok pedagang besar dan pengecer,
saluran distribusi ini merupakan saluran yang banyak dipakai oleh produsen. Disini
produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja,
tidak menjual kepada pengecer pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar
dan pembelian oleh konsumen hanya dilayani oleh pengecer saja. Saluran distribusi
semacam ini disebut juga saluran distribusi dua tingkat (Two Stage Chanel).
Saluran distribusi yang menggunakan tiga pedagang perantara, dalam hal ini
produsen memilih agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada
pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Saluran distribusi
seperti ini dikenal juga dengan istilah saluran distribusi tiga tingkat (Three Stage
Chanel), Philip Kotler (1996).
Menurut Kotler (1997) lembaga pemasaran timbal karena adanya keinginan consu
men untuk memperoleh komoditi yang sesuai waktu, tempat, dan bentuk yang diingin
kan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungís-fungsi pema
saran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin.konsumen memberik
an balas jasa lepada lembaga pemasaran ini berupa marji pemasaran. Lembaga pemasa
8
ran ini dapat digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan
dan bentuk usahanya. Sedangkan Sudiyono (2001) menjelaskan lembaga pemasaran se
bagai badan usa atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkanjasa d
an komoditi dari produsen kepada consumen akhir serta mempunyai hubungan dengan
badan usa atau individu lain.
Swastha berpendapat bahwa secara luas terdapat dua golongan besar lembaga pem
asaran yang terlibat dalam saluran distribusi yaitu perantara pedagang dan perantara ag
en.
a) Perantara Pedagang
Perantara ini mempunyai hubungan yang erat dalam kepemilikan barang. Mer
eka berhak memiliki barang-barang yang dipasarkan, meskipun memilikinya ti
dak secara fisik. Pedagang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
b) Perantara Agen
Agen disini didefinisikan sebagai lembaga yang membeli atau menjual barang-bar
ang lepada pila lain. Dalam kenyataannya, agen dapat beroperasi pada semua tingkat d
alam statu saluran pemasaran. Secara garis besar agen dibagai kedalam dua kelompok,
yaitu agen penunjang dan agen pelengkap.
9
Agen penunjang merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam bebera
pa aspek pemindahan barang dan jasa. Kegiatan agen penunjang adalah membantu unt
uk memindahkan barang-barang sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan lan
gsung dengan pembeli dan penjual. Agen penunjang dibagi dalam beberapa golongan,
yaitu: agen pengangkutan borongan, agen penyimpanan, agen pengankutan khusus, ser
ta agen pembelian dan penjualan.
Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai komoditi pertan
ian yang diperjualbelikan, seperti perusahaan-perusahaan penyedia fasilitas tra
nsportasi, asuransi, surveyor dan lain sebagainya.
10
Lebih lanjut Sudiyono (2001) menyatakan bahwa pada kenyataannya suatu lembaga p
emasaran dapat menjalankan lebih dari satu fungsi pemasaran. Oleh sebab itu, perlu di
ketahui mengenai bentuk usaha dari lembaga pemasaran tersebut. Lembaga-lembaga p
emasaran yang terlibat dalam proses pemasaran komoditi pertanian sangat beragam. A
da komoditi yang melibatkan banyak lembaga pemasaran dan ada pula yang hanya me
libatkan sedikit lembaga pemasaran.
11
a. Bisnis ada yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat
dimasuki di masa mendatang.
b. Bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam
lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga promosi dan distribusi
(bauran pemasaran) untuk melayani pasar sasaran.
Dalam Strategi pemasaran terdiri atas lima elemen-elemen yang saling berkait.
Kelima elemen tersebut adalah : (Fandy Tjiptono, 2000; 6-7).
a. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan
12
pada faktor-faktor berikut ini.
d. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk
hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya;
13
a. Faktor lingkungan
Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan peraturan
pemerintah sangat penting untuk mengetahui pangaruh yang ditimbulkannya pada
bisnis perusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti perkembangan teknologi, tingkat
inflasi dan gaya hidup juga tidak boleh diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan faktor
lingkungan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan;
b. Faktor pasar
Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-
faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend dalam
sistem distribusi, pola perilaku pembeli, permintaan musiman, segmen pasar yang ada
saat ini atau yang dapat dikembangkan lagi, dan peluang-peluang yang belum
terpenuhi.
c. Faktorpersaingan
Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa
pesaingnya, bagaimana posisi produk/pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka,
kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapaistas produksi
pesaing;
d.Faktor analisis kemampuan internal
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahan dibandingkan para
pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti tekhnologi,
sumber daya finansial, kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran dan basis
pelanggan yang dimiliki;
e. Faktor perilaku konsumen
Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat bermanfaat
bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran
distribusi dan penentuan strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan
dengan penelitian (riset pasar), baik melalui observasi maupun metode survai;
f. Faktor analisis ekonomi
14
Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap
peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis ekonomi terdiri
atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis BEP (break even point),
penilaian resiko/laba, dan analisis faktor ekonomi pesaing.
15
Limbong dan Sitorus (1987) mengemukakan perbedaan kegiatan pemasaran dari
setiap lembaga akan menyebabkan perbedaan harga jual dari setiap lembaga sampai ke
konsumen akhir. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam penyaluran
dari suatu komoditi dari titik produsen sampai titik konsumen, maka akan semakin
besar perbedaan harga komoditi tersebut di titik produsen di banding dengan harga
yang akan dibayar oleh konsumen. Perbedaan harga suatu komoditi di tingkat
produsen dengan tingkat konsumen ini disebut dengan marjin pemasaran. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa marjin pemasaran juga merupakan perbedaan atau jarak vertikal
antara kurva permintaan atau kurva penawaran tingkat petani dengan tingkat lembaga
tataniaga yang terlibat atau tingkat pengecer, terdiri dari biaya tataniaga dan
keuntungan tataniaga. Semakin besar perbedaan harga antara lembaga - lembaga
pemasaran terlibat, terutama antar harga terjadi di tingkat eceran diterima petani maka
akan semakin besar pula marjin pemasaran dari komoditi bersangkutan.
16
pemasaran yang efisien karena pasar yang bersaing sempurna memberikan insentif
bagi partisipan pasar, yaitu produsen, lembaga-lembaga pemasaran, dan konsumen
17
menginterpretasikan data tersebut untuk selanjutnya dapat di ambil kesimpulan
(Nazir,2003).
18
kuantitatif yaitu data yang berupa angka yang diperoleh dari responden maupu
instansi terkait.
Sumber datanya terdiri atas dua sumber yaitu :
1. Data primer, data yang langsung diperoleh dari petani berdasarkan hasil
wawancara secara langsung dengan berpedoman pada pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi atau dinas-dinas
yang terkait dengan penelitian ini.
19
semangka pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat didalamnya.
10. Kelemahan – kekuatan- peluang – ancaman dari beberapa aspek.
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kolom 1, beri
bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala 0,00 (tidak penting) sampai 1,00
(paling penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis
(semua bobot dari kekuatan dan kelemahan tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi
bobot total 1,00) pada kolom 2
b. Masukkan nilai rata-rata skor (rating) berikanlah peringkat untuk masing- masing
faktor. Rating berkisar dari 4,0 (sangat baik) sampai 1,0 (buruk/poor) yang didasarkan
pada tanggapan para responden. Masing- masing peringkat menunjukkan
pertimbangan yang diberikan para responden tentang seberapa baik manajemn saat ini
dalam menghadapi faktor internal dari masing-masing faktor dikolom 4. Skor
tertimbang perkalian antara bobot dengan rating (kolom 2 x kolom 3). Skortertimbang
dijumlahkan untuk mendapatkan total skor masing-masing kekuatan dan kelemahan.
20
Pembuatan matriks EFAS dengan tahapan sebagai berikut:
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman pada kolom 1, beri
bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala 0,00 (tidak penting) sampai 1,00
(paling penting), berdasarkan pengaruh faktor- faktor tersebut terhadap posisi strategis
(semua bobot dari peluang dan ancaman tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi
bobot total 1,00) pada kolom 2.
b. Masukkan nilai rata-rata skor (rating) berikanlah peringkat untuk masing- masing
faktor. Rating berkisar dari 4,0 (sangat baik) sampai 1,0 (buruk/poor) yang didasarkan
pada tanggapan para responden. Masing- masing peringkat menunjukkan
pertimbangan yang diberikan para responden tentang seberapa baik manajemen saat
ini dalam menghadapi faktor eksternal dari masing-masing factor pada kolom 4. Skor
tertimbang perkalian antara bobot dengan rating (kolom 2 x kolom 3). Skor tertimbang
dijumlahkan untuk mendapatkan total skor masing- masing peluang dan ancaman.
Pembobotan pada tiap faktor baik internal dan eksternal dilakukan untukmelihat
skala penilaian perbandingan berpasangan. Nilai bobot perbandingan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 3.1. berikut :
21
pentingnya sama berpengaruh
terhadap satu tujuan
(kedua factor mempunyai
pengaruh yang sama )
Kebalikan (respirokal) Jika salah satu factor ( elemen) yakni factor pertama
memiliki salah satu angka diatas ketika dibandingkan
factor kedua, maka factor kedua mwmiliki kebalikannya
ketika disbanding factor pertama.
4. Pembuatan matriks
Menentukan nilai tertimbang tiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot
dengan rating (peringkat) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian
dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang.
5. Menghitung Nilai Rata-rata Geometris
Rata-rata ukur (geometrik) adalah rata-rata yang diperoleh dengan mengalikan
semua data dalam suatu kelompok sampel, kemudian diakar pangkatkan dengan
banyaknya data sampel tersebut.Berikut ini adalah rumus untuk menghitung rata-rata
geometrik untuk data tunggal :
G=n√X1, X2,X3……Xn
Keterangan :
22
Tahap ini dilakukan untuk menentukan bobot dari masing-msaing faktor-faktor
strategis yang ada.
Keterangan:
Kuadran 1:Merupakan situasi yang sangat menguntungkan, perusahaan tersebut
memiliki kekuatan dan peluang sehingga dengan kekuatan yang dimiliki dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini
adalah Strategi Agresif.
23
Kuadran 2 :Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara Strategi
Diversifikasi.
Kuadran 3:Perusahaan menghadapi peluang yang sangat besar, tetapi dilain pihak
harus mengahadapi beberapa kendala/ kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan
adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan dengan cara Strategi Turn
Around.
Kuadran 4 : Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
menghadapai berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang diterapkan
adalah Strategi Defensif.
SWOT.Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi penyuluh dapatdisesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
internal yang dimiliki penyuluh.
24
IV. DAFTAR PUSTAKA
Deshmukh, C.D., Jain, A. & Tambe, M.S., 2015. Phytocemical and Pharmacological
25
Profile of Citrullus lanatus (THUNB). Biolife an International Quarterly
Journal of Biology & Life Sciences, 3(2), pp.483-88.
Freddy Rangkuti, (2003). Bisnis Plan Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan
Analisis Kasus. PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Kotler, Philip, and Gary Amstrong, 2007. Dasar-dasar Pemasaran Edisi Kesembilan
Jilid 1, PT Indeks, Jakarta.
Larasati, S.A. (2010). Pengaruh pemberian jus pepaya (carica papaya) terhadap
kerusakan histologis alveolus paru mencit yang dipapar asap rokok.
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Kedokteran, Skripsi.
Limbong dan Sitorus, 1995. Pengantar Tataniaga Pertanian. Edisi Kedua. Institut
26
Pertanian Bogor. Bogor.
Syukur, M dan R. Yunianti. 2009. Teknik Pemuliaan Tanaman. Bagian Genetika dan
Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hortikultura. IPB. Bogor.
Tjiptono, Fandy, (2002), Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Penerbit Andi Offset.
Tomek, W.G dan K.L Robinson. (1972) Agricultural Product Prices, Printing
Cornwell University Pres 3rd, USA.
Wechter, W.P. et al. 2008. Gene Expression in Developing Watermelon Fruit. BMC
Genomics, 9: 275.
27
28