FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2023
1
PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian dalam rangka
penyusunan skripsi pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo
i
PENGESAHAN PROPOSAL
Menyetijui
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Menngetahui
Ketua Program Studi Agribisnis
ii
KATA PENGANTAR
iii
Penulis sadar dalam penulisan proposal ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PENGESAHAN PROPOSAL................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 7
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 9
2.1 Kajian Teori .......................................................................................................9
2.2 Penelitian yang Relevan ...................................................................................13
2.3 Kerangka Pikir .................................................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 15
3.1 Desain Penelitian .............................................................................................15
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 15
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................................15
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................................16
3.5 Teknik Pengolahan Data ..................................................................................17
v
BAB I
PENDAHULUAN
kakao terdapat di daerah Luwu Raya yang meliputi Kabupaten Luwu, Kabupaten
Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur. (Dinas Perkebunan 2016).
pertanian lahan basah mayoritas petani mengembangkan tanaman padi. Padi
merupakan tanaman serelia tinggi karbohidrat yang merupakan tanaman pangan
penting di Indonesia. Beras merupakan makanan pokok bagi sekitas 95%
masyarakat Indonesia. Di Wonorejo sendiri hampir sebagian besar warga
masyaraknya berprofesi sebagai petani. Namun, tidak semua petani mengelolah
lahan basah sehingga terdapat perbedaan antara pendapatan petani lahan kering
dan petani lahan basah. Dan karenanya terjadi ketimpangan hasil panen petani
yang ada di desa Wonerjo. Hasil survei lapangan juga menunjukkan bahwa hasil
pertanian lahan basah lebih unggul dibandingkan dengan hasil pertanian lahan
kering. Hal ini tentu saja menjadi salah satu alasan dilakukannya pengalihan lahan
kering menjadi lahan basah atau Alih fungsi lahan pertanian. Sehingga berdampak
pada perubahan pendapatan dan kesejahteraan para petani di desa Wonorejo. Hal
inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian tentang “Analisis Dampak
Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Pendapatan Petani Di Desa, Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur”
3. Memberikan pandangan dampak alih fungsi kepada petani yang ada di desa
Wonorejo sehingga dapat memberikan gambaran terkait alih fungsi lahan
yang tentu saja memberikan pertimbangan kepada petani
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2019). Alih fungsi lahan berarti alih fungsi atau mutasinya lahan secara umum
menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumberdaya dari satu penggunaan
kepenggunaan lainnya. (Sringatin, 2016)
Alih fungsi lahan juga dapat di artikan sebagai perubahan untuk penggunaan
lain di sebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan
untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakain bertambah jumlahnya dan
meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.
Alih fungsi lahan pertanian merupakan salah satu fenomena yang cukup
banyak terjadi belakangan ini di Indonesia. Hal ini seiring pertambahan penduduk
dan kegiatan pembangunan, sehingga mengakibatkan permintaan kebutuhan
terhadap lahan semakin tinggi yang dipergunakan untuk menyelenggarakan
kegiatan dalam bidang pertanian maupun non pertanian. Kegiatan-kegiatan yang
dianggap tidak produktif dan tidak menguntungkan selalu dalam ilmu ekonomi,
akan dengan cepat digantikan dengan kegiatan lain yang lebih produktif dan
menguntungkan. Persaingan terjadi untuk pemanfaatan yang paling
menguntungkan sehingga dapat mendorong terjadinya perubahan pemanfaatan
laha. (Hastuty, 2017).
Alih fungsi lahan kakao menjadi lahan sawah sedang trend dikalangan petani
di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur selama
beberapa tahun terakhir ini. Hal ini tidak dapat dipungkiri, karena tanaman kakao
yang mereka miliki sudah tidak produktif sehingga menurunnya produktifitas
hasil produksi yang juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan petaninya.
Selain itu, umur tanaman kakao sebagai salah satu faktor dalam peningkatan hasil
produksi kakao. Oleh karena itu, banyak petani kakao yang mengalihfungsikan
lahan kakao kelahan sawah.
Alih fungsi lahan atau yang biasanya disebut sebagai konversi lahan
merupakan perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsi
semula ke fungsi lain yang menimbulkan dampak terhadap potensi lahan itu
sendiri dan sekitarnya. Alih fungsi lahan terbagi dalam tujuh pola, yaitu:
a. Alih fungsi gradual berpola sporadic, yaitu alih fungsi yang dipengaruhi oleh
dua faktor utama yaitu lahan yang kurang produktif atau tidak produktif dan
keterdesakan ekonomi bagi pelaku konversi.
6
b. Alih fungsi sistematik berpola “enclave” yaitu alih fungsi lahan yang
disebabkan kurang produktifnya lahan pertanian sehingga dilakukan alih
fungsi lahan secaa serempak untuk meningkatkan nilai tumbuh
c. Alih fungsi lahan sebagai respon atas pertumbuhan jumlah penduduk, yaitu
alih fungsi lahan dilakukan karena peningkatan atau pertumbuhan jumlah
penduduk.
d. Alih fungsi lahan yang disebabkan karena adanya masalah social alih fungsi
lahan ini dipengaruhi perubahan kesejahteraan dan keterdesakan ekonomi
e. Alih fungsi lahan tanpa beban, merupakan alih fungsi lahan yang
dilatarbelakangi keinginan untuk mengubah hidup menjadi lebih baik.
f. Alih fungsi lahan adaptasi agraris merupakan alih fungsi lahan karena desakan
ekonomi dan juga adanya keinginan untuk merubah masyarakat dengan tujuan
meningkatkan hasil pertanian.
g. Alih fungsi lahan multi bentuk atau tanpa bentuk, alih fungsi lahan ini
dipengaruhui beberapa faktor seperti penggunaan lahan untuk perkantoran,
koperasi, perdagangan dan sekolah.
Alih fungsi lahan merupakan perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan
atau lahan dari fungsi lahan itu sendiri ke fungsi lainnya yang akan menimbulkan
dampak baik dampak positif maupun dampak negatif. Sehingga berdasarkan
uraian beberapa pendapat terkait alih fungsi lahan dapat disimpulkan bahwa alih
fungsi lahan perkebunan ke lahan pertanian merupakan peralihan fungsi lahan
kering ke lahan basa yang bertujuan meningkatkan pendapatan petani khususnya
di desa Wonorejo
3. Dampak Alih Fungsi Lahan
Peralihan dan perubahan yang terjadi menimbulkan banyak sekali akibat.
Hal ini seringkali tidak berdampak pada daerah karena berbagai dampak baik
positif maupun negatif. Dari segi ekonomi dan sosial, dampaknya adalah
perubahan penggunaan lahan. Tuntutan kebutuhan masyarakat semakin meningkat
namun tidak sejalan dengan sumber daya, seperti keberadaan SDA (Sumber Daya
Alam) dan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk tempat melakukan segala
aktivitas, namun ketersediaan lahan bersifat tetap dan tidak akan meningkat.
7
Alih fungsi lahan pada pedesaan memberikan dampak yang besar, terutama
dibidang sosial hingga ekonomi. Dampak-dampak tersebut diantaranya yaitu
berkurangnya produktivitas pertanian, penurunan pendapatan petani terjadi
perubahan iklim karena hilangnya ruang terbuka hijau pada suatu wilayah (Sari
dan Eppy, 2021).
Alih fungsi lahan berdampak negatif terhadap luas tanam dan panen tanaman
pangan, serta hasil panen. Pengalihan tanah juga dibarengi dengan perpindahan
mata pencarian petani, perubahan tersebut memberikan dampak yang signifikan
terhadap perubahan pendapatan atau pendapatan yang diperoleh petani
manajemen keuangan adalah serangkaian kegiatan yang membantu dalam
perencanaan, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Pengelolaan
keuangan dilakukan untuk meningkatkan kelangsungan usaha, pertumbuhan, dan
profitabilitas (Handayani dan Santoso, 2019).
4. Biaya Produksi
Biaya produksi yaitu unsur yang sangat berpengaruh ketika melakukan
kegiatan produksi barang ataupun jasa. Berdasarkan kerangka waktunya, biaya
terdiri dari biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang. Yang dimaksud biaya
jangka pendek yaitu biaya tetap dan biaya variabel, sementara biaya jangka
panjang yaitu biaya yang hanya diperhitungkan sebagai biaya-biaya variabel.
Menurut Ambarsari (2014), biaya produksi dapat diperoleh dari penjumlahan total
biaya tetap dan total biaya variabel.
Biaya produksi bisa terpengaruhi karena jumlah pemakaian alat, harga dan
biaya tenaga kerja serta intensitas pengelolaan usaha tani. Biaya merupakan
pengeluaran fisik maupun non fisik yang dilakukan langsung ataupun tidak
langsung ketika melakukan proses produksi usaha tani. Sementara dalam kegiatan
ekonomi, pada saat melakukan proses produksi agar menghasilkan barang ataupun
jasa memerlukan pengorbanan dari barang ataupun jasa lain, sehingga
pengorbanan ini dapat diartikan sebagai biaya untuk melakukan usaha tani. Biaya
yang dimaksud dapat berupa uang tunai, upah bagi tenaga kerja ketika melakukan
persiapan dan penggarapan tanah, pembelian pupuk, pembelian bibit, pestisida dan
sebagainya yang berkaitan dengan proses produksi. Dengan demikian biaya
produksi diklasifikasikan menjadi dua antara lain total biaya tetap (Fixed Cost)
8
Dimana :
= Total pendapatan/keuntungan
TR = Total revenue/penerimaan
TC = Total cost/biaya yang dikeluarkan
Menurut Tjakrawiralaksana (Darmawan, 2015:10) pendapatan usahatani
adalah sisa beda daripada penggunaan nilai penerimaan usahatani dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan. Adapun beberapa ukuran untuk menghitung pendapatan
usahatani yaitu:
a. Pendapatan usahatani diperoleh dengan menghitung semua penerimaan
dikurangi dengan semua pengeluaran.
b. Pendapatan keluarga tani diperoleh dari menambah pendapatan tenaga kerja
keluarga dengan bunga modal milik sendiri dan nilai sewa.
c. Pendapatan petani diperoleh dari menambah pendapatan tenaga kerja biaya
modal sendiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian, dimana populasi
merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Berdasarkan definisi di atas, populasi petani yang mengalih fungsikan lahan
di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur berjumlah 10
orang. Apabila populasi penelitian kurang dari 100 maka sampel maka sampel di
ambil adalah semuannya Arikunto (2017). Adapun penentuan jumlah sampel yang
digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode sensus
berdasarkan pada ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2018), yang
mengatakan bahwa: “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah
sensus. Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah seluruh petani yang
ada di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur yaitu 10
petani. Teknik pengambilan sampel menggunkaan sampel jenuh. Metode sampel
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
menjadi sampel.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara
melakukan wawancara atau pertanyaan kepada petani padi sebagai narasumber
dengan menggunakan alat panduan kusioner atau instrumen penelitian yang
didalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan yang bererkaitan dengan tujuan
penelitian sehingga data yang diperoleh akurat dan lengkap.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu cara atau teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan data skunder, terutama yang berkaitan dengan objek penelitian
melalui data dokumentasi yang tersedia dari sumber yang sudah ada seperti kantor
desa maupun dari sumber lainnya atau diperoleh secara langsung dari lapangan.
Keterngan :
TR : Total Penerimaan
P : Harga Produk
Q : Hasil Produksi
3. Analisis Biaya
Biaya produksi usaha tani padi mempnyai komponen biaya yang terdiri dari
dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap ialah biaya yang
pemakaiannya tidak habis dalam satu proses produksi. Biaya-biaya yang
tergolong dalam kelompok biaya tetap antara lain yaitu biaya sewa tanah, biaya
alat kerja dan lain sebagainya. Sedangkan biaya variabel yaitu biaya yang besar
kecilnya pengeluaran pada saat produksi sangat tergantung pada hasil produksi.
Yang termasuk biaya variabel antara lain yaitu bibit, pupuk, biaya tenaga kerja,
pestisida, biaya pemanenan dan sebagainya.
Secara matematis, untuk menghitung biaya usahatani padi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC : Total Biaya
TFC : Total Biaya Tetap
TVC : Total Biaya Variabel
16
DAFTAR PUSTAKA
Alinda, S. N., Setiawan, A. Y., & Sudrajat, A. (2021). Alih Fungsi Lahan dari
Sawah Menjadi Perumahan di Kampung Gumuruh Desa Nagrak
Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. GEOAREA| Jurnal
Geografi, 4(2), 55-67.
Apriyanto, M., Fikri, K. N. S., & Azhar, A. (2021). Sosialisasi Konsep Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan Di Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten
Indragiri Hilir. PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1),
08-14
Arikunto, S. (2017).Pengembangan Instrumen Penelitian dan Penilaian
Program.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Irna Harniyati. 2015. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah Menjadi Non
Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kecamatan Gamping, Mlati,
Depok, dan Berbah Kabupaten Sleman. Skripsi STPN Yogyakarta.
Mustopa.z. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengarui Alih Fungsi Lahan
Pertanian di Kabupaten Demak. Skripsi Fakultas Ekononi. Universitas
Diponegoro.
Nurhapsah (2019). Faktor Pendorong Alih Fungsi Lahan Usahatani Kakao
Menjadi Usahatani Jagung Didesa Tolada Kecamatan Malangke
Kecamatan Luwu Utara. Skripsi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Husnul. Rahayu. 2021. Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Lahan Pertanian di
Desa Berawang, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal
SemNas. 2(1) 88-91.
Hastuty, Sri. (2017). Identifikasi Faktor Pendorong Alih Fungsi Lahan Pertanian.
Sulawesi Selatan: Universitas Cokroaminoto Palopo.
Handayani, Anita dan Rahmad Agus Santoso(2019). Manajemen Keuangan;
Keputusan Keuangan Jangka Panjang.Universitas Muhammadiyah
Gresik. UMG Press.
Harnato. (2019). jurnal. Faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa
(Jakarta : PT. Bumi aksara).
Mubaroka. Ernawati. 2022. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Perkebunan Terhadap
Ekosistem Lingkungan. Jurnal Riset Perancangan wilayah dan Kota. 2(1),
2808-3113.
Gunawan. 2021. Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap pendapatan
Petani di Desa Lambara Harapan Kecamatan Burau Kabupaten Luwu
Timur. Skripsi Prodi Studi Agribisnis.
17
LAMPIRAN
19
PANDUAN WAWANCARA
Judul : Analisis Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap
Pendapatan Petani Di Desa, Wonorejo Kec, Mangkutana
Kab. Luwu Timur
Nama : Muh. Amri Mahfud
NIM : 1902405081
Program Studi : Agribisnis
No. Hp :
Petunjuk wawancara
1. Ucapan terimakasih kepada responden atas kesediaanya diwawancarai.
2. Perkenalkna diri dan jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara
dilakukan.
3. Jelaskan bahwa responden bebas menyampaikan pendapat, pengalaman,
harapan dan saran yang berkaitan dengan topik wawancara.
4. Catat seluruh pembicaraan.
5. Mintalah waktu lain jika responden hanya memiliki waktu yang terbatas saat
itu.
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pendidikan terakhir :
5. Jumlah Anggota Keluarga :
20
Jawab : ………………………………………………………………………
15. Berapa kg/ton padi yang anda hasilkan dalam satu kali panen?
Jawab : ………………………………………………………………………