Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN

TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA


WONOREJO KECAMATAN MANGKUTANA
KABUPATEN LUWU TIMUR

MUH. AMRI MAHFUD


1902405081

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2023

1
PROPOSAL

ANALISIS DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP


PENDAPATAN PETANI DI DESA WONOREJO KECAMATAN
MANGKUTANA KABUP ATEN LUWU TIM UR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian dalam rangka
penyusunan skripsi pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo

MUH. AMRI MAHFUD


1902405081

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2023

i
PENGESAHAN PROPOSAL

Judul : Analisis Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap


Pendapatan Petani Di Desa, Wonorejo Kecamatan Mangkutana
Kabupaten Luwu Timur
Nama : Muh. Amri mahfud
NIM : 902405081
Program Studi : agribisnis

Telah diseminarkan pada:


Hari/tanggal :
Tempat :

Disetujui untuk melakukan penelitian.

Menyetijui
Pembimbing 2 Pembimbing 1

Dr.Hj. Marlia Muklim, M.Pd Dr. Suaedi. S.Pd., M.Si


Tanggal: Tanggal:

Menngetahui
Ketua Program Studi Agribisnis

Abdul Rais, S.Si., M.Ling


NIDN. 0924079102

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’ alamin, puja dan puji syukur penulis haturkan


kehaditat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya serta hidayah-Nyalah sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Dampak Alih Fungsi
Lahan Pertanian Terhadap Pendaoatan Petani’’ di Desa, Wonorejo, Kececamatan
Mangkutana Kabupaten Luwu Timur”. Laporan proposal ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada program strata-1 di jurusan Agribisnis,
Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo.
Seiring dengan selesainya penyusunan proposal ini tentu tidak terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rahman Hairuddin, S.P., M.Si selaku Rektor Universitas Cokroaminoto
Palopo
2. Muhammad Naim, S.P., M.P,. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Cokroaminoto Palopo.
3. Abdul Rais, S.Si., M.Ling. selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Universitas Cokroaminoto Palopo.
4. Dr. Suaedi. S.Pd.,M.Si. selaku pembimbing I atas segala masukan dan guna
pengembangan isi proposal ini.
5. Dr. Hj. Marlia Muklim, M.Pd. selaku pembimbing II yang selalu memberikan
kritik dan saran dalam penulisan proposal ini.
6. Para dosen dan staf Universitas Cokroaminoto Palopo yang telah memberikan
kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
7. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis
dalam berbaigai hal.
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Agribisnis Universitas Cokroaminoto
Palopo yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang secara langsung
maupun tidak langsung telah memberikan dukungan selama perkuliahan
sampai penyelesaian proposal ini.
9. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebut namanya satu-persatu,
terimakasih atas bantuan kalian.

iii
Penulis sadar dalam penulisan proposal ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini.

Palopo, Juli 2023

Muh. Amri Mahfud

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PENGESAHAN PROPOSAL................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 7
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 9
2.1 Kajian Teori .......................................................................................................9
2.2 Penelitian yang Relevan ...................................................................................13
2.3 Kerangka Pikir .................................................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 15
3.1 Desain Penelitian .............................................................................................15
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 15
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................................15
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................................16
3.5 Teknik Pengolahan Data ..................................................................................17

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian merupakan salah satu sumber pendapatan yang besar di Indonesia
hal ini tentu didikung dengan negara Indonesia sebagai Negara agraris dan letak
Indonesia yang startegis yaitu zona katulistiwa serta memiliki banyak jenis hutan
hujan tropis yang subur dan dapat dimanfaatkan manusia untuk bercocok tanam.
Hal ini tentu menjadi salah satu faktor penduduk Indonesia sebagian besar bekerja
dalam sektor pertanian dan perkebunan.
Pertanian tanaman pangan sangat penting untuk menjamin kelangsungan
hidup manusia. Pertanian kini mulai terdesak dan pertanian sangat membutuhkan
lahan, namun lahan kini semakin sempit ditambah dengan laju pertumbuhan
penduduk. Dengan perkembangan zaman yang mengarah pada modernisasi, ilmu
pertanian mulai berkembang dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia.
Dengan kata lain, Indonesia menjadi net importir barang karena situasi defisit
perdagangan komoditas tanaman pangan. (Kementrian Pertanian, 2015)
Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah
perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula
menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif terhadap lingkungan dan
potensi lahan itu sendiri. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya alih
fungsi lahan dari perkebunan menjadi sawah, diantaranya pemilik lahan yang
memilih untuk menjual lahannya karena harga nya sedang tinggi ada juga karna
yang sedang membutuhkan uang, dan lain-lain. Ekonomi masyarakat juga
berpengaruh terjadinya alih fungsi lahan (Alinda & Sudrajat, 2021).
Secara umum petani di Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu petani lahan
kering dan petani lahan basah. Dalam pertanian lahan kering mayoritas petani
mengembangkan komoditi tanaman kakao. Sulawesi Selatan merupakan
penyumbang uatama produksi kakao yang diikuti Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Barat. Keempat Provinsi ini merupakan daerah yang
tingkat pertumbuhan tertinggi dengan capaian 8,6%. Di Sulawesi Selatan, sentra
2

kakao terdapat di daerah Luwu Raya yang meliputi Kabupaten Luwu, Kabupaten
Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur. (Dinas Perkebunan 2016).
pertanian lahan basah mayoritas petani mengembangkan tanaman padi. Padi
merupakan tanaman serelia tinggi karbohidrat yang merupakan tanaman pangan
penting di Indonesia. Beras merupakan makanan pokok bagi sekitas 95%
masyarakat Indonesia. Di Wonorejo sendiri hampir sebagian besar warga
masyaraknya berprofesi sebagai petani. Namun, tidak semua petani mengelolah
lahan basah sehingga terdapat perbedaan antara pendapatan petani lahan kering
dan petani lahan basah. Dan karenanya terjadi ketimpangan hasil panen petani
yang ada di desa Wonerjo. Hasil survei lapangan juga menunjukkan bahwa hasil
pertanian lahan basah lebih unggul dibandingkan dengan hasil pertanian lahan
kering. Hal ini tentu saja menjadi salah satu alasan dilakukannya pengalihan lahan
kering menjadi lahan basah atau Alih fungsi lahan pertanian. Sehingga berdampak
pada perubahan pendapatan dan kesejahteraan para petani di desa Wonorejo. Hal
inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian tentang “Analisis Dampak
Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Pendapatan Petani Di Desa, Wonorejo
Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini
yaitu Bagaimana Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Pendapatan
Petani di Desa Wonorejo Kecamtan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui dampak dari alih fungsi Lahan pertanian terhadap pendapatan petani
di desa Wonorejo Kecamtan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas terhadap penulis terkait
pertanian yang ada di Indonesia terkhusus di desa Wonorejo
2. Memberikan referensi kepada peneliti selanjutnya terkait alih fungsi lahan
pertanian
3

3. Memberikan pandangan dampak alih fungsi kepada petani yang ada di desa
Wonorejo sehingga dapat memberikan gambaran terkait alih fungsi lahan
yang tentu saja memberikan pertimbangan kepada petani
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Petani dan Lahan Pertanian
Pertanian adalah suatu bentuk produksi yang khas, yang di dasarkan
padaproses pertumbuhan tanaman. Petani mengelola dan merangsang
pertumbuhan tanaman dalam suatu usaha tani, dimana kegiatan produksi
merupakan bisnis, sehingga pengeluaran dan pendapatan sangat penting artinya.
ertanian adalah masalah yang paling disalah pahami, rumit, terabaikan, dan tidak
diinginkan. Pertanian adalah suatu usaha yang meliputi bidang-bidang seperti
bercocok tanam (pertanian dalam arti sempit), perikanan, peternakan, perkebunan,
kehutanan, pengelolaan hasil bumi dan pemasaran hasil bumi (pertanian dalam
arti luas). Dimana zat–zat atau bahan–bahan anorganisdengan bantuan tumbuhan
dan yang bersifat reproduktif dan usaha pelestariannya.
Lahan pertanian memiliki peran dan fungsi strategis bagi masyarakat
Indonesia yang bercorak agraris. Sebagian besar penduduk Indonesia
menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Dalam posisi yang demikian
lahan tidak saja memiliki nilai ekonomis, sosial bahkan secara filosofis lahan
memiliki nilai religius. Konversi lahan pertanian menimbulkan dampak yang
sangat besar terhadap ketahanan pangan. Lahan pertanian yang berubah fungsi
akan mempunyai implikasi yang serius terhadap produksi pangan, fisik
lingkungan, dan budaya masyarakat disekitar lahan yang dikonversi tersebut.
Permasalahan semakin kompleks, karena konversi lahan pertanian subur belum
diimbangi oleh upaya yang sistematis untuk dapat mengembangkan lahan yang
potensial. Konversi lahan pertanian pangan menyebabkan semakin sempitnya luas
garapan usaha tani dan menurunnya tingkat kesejahteraan petani (Apriyanto &
Azhar 2021).
2. Alih Fungsi Lahan
Alih fungsi lahan dapat didefinisikan sebagai perubahan fungsi sebagian atau
seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula menjadi fungsi lain yang menjadi
dampak negataif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri (Nurhapsah,
5

2019). Alih fungsi lahan berarti alih fungsi atau mutasinya lahan secara umum
menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumberdaya dari satu penggunaan
kepenggunaan lainnya. (Sringatin, 2016)
Alih fungsi lahan juga dapat di artikan sebagai perubahan untuk penggunaan
lain di sebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan
untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakain bertambah jumlahnya dan
meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.
Alih fungsi lahan pertanian merupakan salah satu fenomena yang cukup
banyak terjadi belakangan ini di Indonesia. Hal ini seiring pertambahan penduduk
dan kegiatan pembangunan, sehingga mengakibatkan permintaan kebutuhan
terhadap lahan semakin tinggi yang dipergunakan untuk menyelenggarakan
kegiatan dalam bidang pertanian maupun non pertanian. Kegiatan-kegiatan yang
dianggap tidak produktif dan tidak menguntungkan selalu dalam ilmu ekonomi,
akan dengan cepat digantikan dengan kegiatan lain yang lebih produktif dan
menguntungkan. Persaingan terjadi untuk pemanfaatan yang paling
menguntungkan sehingga dapat mendorong terjadinya perubahan pemanfaatan
laha. (Hastuty, 2017).
Alih fungsi lahan kakao menjadi lahan sawah sedang trend dikalangan petani
di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur selama
beberapa tahun terakhir ini. Hal ini tidak dapat dipungkiri, karena tanaman kakao
yang mereka miliki sudah tidak produktif sehingga menurunnya produktifitas
hasil produksi yang juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan petaninya.
Selain itu, umur tanaman kakao sebagai salah satu faktor dalam peningkatan hasil
produksi kakao. Oleh karena itu, banyak petani kakao yang mengalihfungsikan
lahan kakao kelahan sawah.
Alih fungsi lahan atau yang biasanya disebut sebagai konversi lahan
merupakan perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsi
semula ke fungsi lain yang menimbulkan dampak terhadap potensi lahan itu
sendiri dan sekitarnya. Alih fungsi lahan terbagi dalam tujuh pola, yaitu:
a. Alih fungsi gradual berpola sporadic, yaitu alih fungsi yang dipengaruhi oleh
dua faktor utama yaitu lahan yang kurang produktif atau tidak produktif dan
keterdesakan ekonomi bagi pelaku konversi.
6

b. Alih fungsi sistematik berpola “enclave” yaitu alih fungsi lahan yang
disebabkan kurang produktifnya lahan pertanian sehingga dilakukan alih
fungsi lahan secaa serempak untuk meningkatkan nilai tumbuh
c. Alih fungsi lahan sebagai respon atas pertumbuhan jumlah penduduk, yaitu
alih fungsi lahan dilakukan karena peningkatan atau pertumbuhan jumlah
penduduk.
d. Alih fungsi lahan yang disebabkan karena adanya masalah social alih fungsi
lahan ini dipengaruhi perubahan kesejahteraan dan keterdesakan ekonomi
e. Alih fungsi lahan tanpa beban, merupakan alih fungsi lahan yang
dilatarbelakangi keinginan untuk mengubah hidup menjadi lebih baik.
f. Alih fungsi lahan adaptasi agraris merupakan alih fungsi lahan karena desakan
ekonomi dan juga adanya keinginan untuk merubah masyarakat dengan tujuan
meningkatkan hasil pertanian.
g. Alih fungsi lahan multi bentuk atau tanpa bentuk, alih fungsi lahan ini
dipengaruhui beberapa faktor seperti penggunaan lahan untuk perkantoran,
koperasi, perdagangan dan sekolah.
Alih fungsi lahan merupakan perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan
atau lahan dari fungsi lahan itu sendiri ke fungsi lainnya yang akan menimbulkan
dampak baik dampak positif maupun dampak negatif. Sehingga berdasarkan
uraian beberapa pendapat terkait alih fungsi lahan dapat disimpulkan bahwa alih
fungsi lahan perkebunan ke lahan pertanian merupakan peralihan fungsi lahan
kering ke lahan basa yang bertujuan meningkatkan pendapatan petani khususnya
di desa Wonorejo
3. Dampak Alih Fungsi Lahan
Peralihan dan perubahan yang terjadi menimbulkan banyak sekali akibat.
Hal ini seringkali tidak berdampak pada daerah karena berbagai dampak baik
positif maupun negatif. Dari segi ekonomi dan sosial, dampaknya adalah
perubahan penggunaan lahan. Tuntutan kebutuhan masyarakat semakin meningkat
namun tidak sejalan dengan sumber daya, seperti keberadaan SDA (Sumber Daya
Alam) dan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk tempat melakukan segala
aktivitas, namun ketersediaan lahan bersifat tetap dan tidak akan meningkat.
7

Alih fungsi lahan pada pedesaan memberikan dampak yang besar, terutama
dibidang sosial hingga ekonomi. Dampak-dampak tersebut diantaranya yaitu
berkurangnya produktivitas pertanian, penurunan pendapatan petani terjadi
perubahan iklim karena hilangnya ruang terbuka hijau pada suatu wilayah (Sari
dan Eppy, 2021).
Alih fungsi lahan berdampak negatif terhadap luas tanam dan panen tanaman
pangan, serta hasil panen. Pengalihan tanah juga dibarengi dengan perpindahan
mata pencarian petani, perubahan tersebut memberikan dampak yang signifikan
terhadap perubahan pendapatan atau pendapatan yang diperoleh petani
manajemen keuangan adalah serangkaian kegiatan yang membantu dalam
perencanaan, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Pengelolaan
keuangan dilakukan untuk meningkatkan kelangsungan usaha, pertumbuhan, dan
profitabilitas (Handayani dan Santoso, 2019).
4. Biaya Produksi
Biaya produksi yaitu unsur yang sangat berpengaruh ketika melakukan
kegiatan produksi barang ataupun jasa. Berdasarkan kerangka waktunya, biaya
terdiri dari biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang. Yang dimaksud biaya
jangka pendek yaitu biaya tetap dan biaya variabel, sementara biaya jangka
panjang yaitu biaya yang hanya diperhitungkan sebagai biaya-biaya variabel.
Menurut Ambarsari (2014), biaya produksi dapat diperoleh dari penjumlahan total
biaya tetap dan total biaya variabel.
Biaya produksi bisa terpengaruhi karena jumlah pemakaian alat, harga dan
biaya tenaga kerja serta intensitas pengelolaan usaha tani. Biaya merupakan
pengeluaran fisik maupun non fisik yang dilakukan langsung ataupun tidak
langsung ketika melakukan proses produksi usaha tani. Sementara dalam kegiatan
ekonomi, pada saat melakukan proses produksi agar menghasilkan barang ataupun
jasa memerlukan pengorbanan dari barang ataupun jasa lain, sehingga
pengorbanan ini dapat diartikan sebagai biaya untuk melakukan usaha tani. Biaya
yang dimaksud dapat berupa uang tunai, upah bagi tenaga kerja ketika melakukan
persiapan dan penggarapan tanah, pembelian pupuk, pembelian bibit, pestisida dan
sebagainya yang berkaitan dengan proses produksi. Dengan demikian biaya
produksi diklasifikasikan menjadi dua antara lain total biaya tetap (Fixed Cost)
8

dan total biaya variabel (Variable Cost).


a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang penggunaan dan pengeluarannya tidak habis
dalam satu proses produksi meskipun hasil produksi yang diperoleh sedikit
ataupun banyak. Hal tersebut dikarenakan besarnya biaya proses produksi tidak
bergantung terhadap jumlah hasil produksi yang dihasilkan. Yang tergolong
kedalam biaya tetap yaitu sewa tanah, pajak tanah, alat-alat pertanian dan
penyusutan alat.
b. Biaya Variabel (Variable Cost)
Total biaya variabel ialah jumlah keseluruhan biaya yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh jumlah atau hasil produksi. Biaya variabel ini mbiaya bibit,
biaya pupuk, biaya pengolahan tanah, dan biaya tenaga kerja.
c. Total Biaya
Total biaya adalah jumlah keseluruhan dari biaya produksi yang dikeluarkan oleh
individu saat melakukan proses produksi dengan menjumlahkan biaya tetap dan
biaya variabel, yang dirumuskan sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC : Total Biaya
TFC : Total Biaya Tetap
TVC : Total Biaya Variabel
Sementara total produksi biaya usaha tani adalah semua pengeluaran yang
berfungsi untuk mengorganisasikan dan melakukan proses produksi yang
didalamnya terdapat modal input danoutput seta jasa yang digunakan ketika
proses produksi.
5. Pendapatan Petani
Pendapatan adalah kenaikan aktiva atau pengurangan kewajiban yang
bersumber dari penyerahan barang atau jasa dalam rangka kegiatan komersial
perusahaan. Hasil perolehan pendapatan yang belum direalisasikan menjadi kas
disebut piutang dan setelah direalisasikan piutang tersebut berubah menjadi kas.
(Samryn, 2016)
Pendapatan adalah “kenaikan atau bertambah aset dan penurunan atau
9

berkurangnya liabilitas perusahaan yang merupakan akibat dari aktivitas operasi


atau pengadaan barang dan jasa kepada masyarakat atau konsumen pada
khususnya. (Harnato, 2019)
Pendapatan merupakan aliran masuk aktiva yang timbul dan penyerahan
barang/jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama priode tertentu. Bagi
perusahaan, pendapatan yang diperoleh atas operasi pokok akan menambah nilai
aset perusahaan yang pada dasarnya juga akan menambah modal perusahaan.
Namun untuk kepentingan akuntansi, penambahan modal sebagai akibat
penyerahan barang atau jasa kepada pihak lain dicatat tersendiri dengan akun
pedapatan. (Sochib, 2018). Untuk menghitung jumlah pedapatan maka digunakan
rumus sebagai berikut:
6.
𝜋 = TR – TC

Dimana :
= Total pendapatan/keuntungan
TR = Total revenue/penerimaan
TC = Total cost/biaya yang dikeluarkan
Menurut Tjakrawiralaksana (Darmawan, 2015:10) pendapatan usahatani
adalah sisa beda daripada penggunaan nilai penerimaan usahatani dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan. Adapun beberapa ukuran untuk menghitung pendapatan
usahatani yaitu:
a. Pendapatan usahatani diperoleh dengan menghitung semua penerimaan
dikurangi dengan semua pengeluaran.
b. Pendapatan keluarga tani diperoleh dari menambah pendapatan tenaga kerja
keluarga dengan bunga modal milik sendiri dan nilai sewa.
c. Pendapatan petani diperoleh dari menambah pendapatan tenaga kerja biaya
modal sendiri.

2.2 Penelitian yang Relevan


1. Penelitian yang dilakukan oleh Sahrul Gunawan (2018). Dampak Alih Fungsi
Lahan Pertanian Terhadap Pendapatan Petani di Desa Lambara Harapan
Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap pendapatan petani di
10

Desa Lambara Harapan Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur.


Pengambilan populasi dalam penelitian ini dilakukan dengan secara acak atau
random yaitu pada petani di Desa Lambara Harapan. Sementara untuk
penentuan sampel petani dilakukan dengan random sampling yakni dengan
mengacak petani dijadikan 30 orang yang terlibat dalam alih fungsi lahan
pertanian. Analisis data yang digunakan Deskriptif Kualitatif.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Irna Harniyati (2015) dengan judul “ Pengaruh
Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah Menjadi Non Pertanian Terhadap
Ketahanan Pangan di Kecamtan Gamping, Mlati, Depokt dan Berbah
Kabupaten Sleman” penelitian tersebut menunjukkan alih fungsi lahan
pertanian sawah menjadi non pertanian menurunkan ketahanan pangan di
wilayah tersebut.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Husnul Muna Bella dkk. ( 2021 ) dengan judul
penelitian “ Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Lahan Pertanian di Desa
Berawang, Kecamatan Ketol Kabupaten Ace Tengah” penelitian ini
menunjukkan hasil bahwa alih fungsi hutan sangat berpengaruhi fauna yang
terdapat di dalam hutan sehingga beberapa fauna kehinlangan tempat tinggal
dimana hal ini berdampak perpindahan fauna ke kawasan pemukiman.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Mubarokah dkk. ( 2022 ) dengan judul
penelitian “ Pengaruh Alih Fungsi Lahan Perkebunan Terhadap Ekosistem
Lingkungan “ penelitian ini menunjukkan hasil bahwa alih fungsi lahan
menyebabkan terjadinya bencana alam dan berpengaruh terhadap ekosistem di
desa Cipetir.

2.3 Kerangka Pikir


Kerangka pikir merupan hal yang menjadi dasar berpikir sebelum
melakukan penelitian yang didalamnya memuat masalah-masalah yang dihadapi
dengan menerapkan solusi atas permasalahan yang telah direncanakan atas
permasalahan tersebut.
Seperti pada penelitian ini lahan pertanian yang dulunya ditanamai kakao
dialih fungsikan menjadi lahan pertanian yang dialih fungsikan menjadi lahan
basah yang ditanami padi atau dengan kata lain peralihan lahan pertanian kering
ke lahan pertanian basah atau sawah. Tentu saja hal tersebut berdampak pada
11

pendapatan petani yang ada di desa Wonorejo. Berikut merupakan gambaran


kerangka pikir yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian.

Gambar 1 Kerangka Pikir


12

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian pada penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian
kualitatif dimana penulis menganalis dan melakukan perbandingan pendapatan
petani sebelum dan sesudah dilakukan alih fungsi lahan di desa Wonorejo adapun
metode penulisan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif
kuantitatif dimana metode ini merupakan suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem pemikiran atau peristiwa pada
masa sekarang. Penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang dilandaskan
berdasarkan filsafatat positivisme yang dipergunakan untuk meneliti suatu
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013:13).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu di Wonorejo Kecamtan Mangkutana Kabupaten


Luwu Timur. Lokasi ini dipilih sebagai objek penelitian karena didasarkan atas
pertimbangan bahwa dilokasi ini merupakan daerah yang penduduknya rata-rata
berprofesi sebagai petani padi. Selain itu, lokasi di Wonorejo Kecamatan
Mangkutana merupakan salah satu desa penghasil padi terbesar di Luwu Timur
karena memiliki lahan padi yang cukup luas. Penelitian ini akan dilaksanakan
pada juli 2022 sampai dengan selesai.

3.3 Populasi dan Sampel


Sugiyono (2018) mengemukakan bahwa populasi sebagian wilayah secara
umum yang terdiri atas obyek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterpakan oleh peneliti untuk diteliti lalu dibuat
kesimpulannya.Sampel menurut Sugiyono (2016), sampel ialah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dipunyai oleh populasi tersebut.Sampel ialah bagian
13

dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian, dimana populasi
merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Berdasarkan definisi di atas, populasi petani yang mengalih fungsikan lahan
di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur berjumlah 10
orang. Apabila populasi penelitian kurang dari 100 maka sampel maka sampel di
ambil adalah semuannya Arikunto (2017). Adapun penentuan jumlah sampel yang
digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode sensus
berdasarkan pada ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2018), yang
mengatakan bahwa: “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah
sensus. Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah seluruh petani yang
ada di Desa Wonorejo Kecamatan Mangkutana Kabupaten Luwu Timur yaitu 10
petani. Teknik pengambilan sampel menggunkaan sampel jenuh. Metode sampel
jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
menjadi sampel.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan secara individu dengan
melakukan observasi ke lokasi penelitian untuk mengidentifikasi responden yang
memiliki lahan. Dalam proses penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan
cara untuk melakukan pendekatan agar mendapatkan informasi untuk penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Observasi
Observasi ialah teknik pengambilan data dari petani tentang kegiatan yang
dilakukan di lapangan. Teknik observasi ini dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu observasi secara langsung maupun observasi secara tidak langsung.
Observasi secara langsung yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan pada suatu objek yang dilakukan secara langsung
dilokasi penelitian. Sedangkan observasi yang dilakukan secara tidak langsung
yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan
melakukan pencatatan data dari objek penelitian yang pelaksanaannya dilakukan
secara tidak langsung.
14

2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara
melakukan wawancara atau pertanyaan kepada petani padi sebagai narasumber
dengan menggunakan alat panduan kusioner atau instrumen penelitian yang
didalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan yang bererkaitan dengan tujuan
penelitian sehingga data yang diperoleh akurat dan lengkap.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu cara atau teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan data skunder, terutama yang berkaitan dengan objek penelitian
melalui data dokumentasi yang tersedia dari sumber yang sudah ada seperti kantor
desa maupun dari sumber lainnya atau diperoleh secara langsung dari lapangan.

3.5 Teknik Pengolahan Data


Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analis
pendapatan, analisis biaya, analisis penerimaan dan analisis deskriptif kualitatif.
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat pendapatan petani padi di desa Balirejo
kecamatan Angkona kabupaten Luwu Timur. pendapatan bersih, yaitu seluruh
pendapatan yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya
produksi selama proses produksi. Biaya produksi dapat meliputi biaya tenaga
kerja dan sarana produksi. Pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:
π = TR - TC
Keterangan : π : Pendapatan
TR : Total PenerimaanTC : Total Biaya
2. Analisis Penerimaan
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan. Penerimaan yaitu nilai produksi dari penjualan hasil
produksi komoditas pertanian yang keseluruhannya belum dikurangi dengan biaya
produksi. Penerimaan dapat dirumuskan sebagai berikut.
TR = P × Q
15

Keterngan :
TR : Total Penerimaan
P : Harga Produk
Q : Hasil Produksi
3. Analisis Biaya
Biaya produksi usaha tani padi mempnyai komponen biaya yang terdiri dari
dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap ialah biaya yang
pemakaiannya tidak habis dalam satu proses produksi. Biaya-biaya yang
tergolong dalam kelompok biaya tetap antara lain yaitu biaya sewa tanah, biaya
alat kerja dan lain sebagainya. Sedangkan biaya variabel yaitu biaya yang besar
kecilnya pengeluaran pada saat produksi sangat tergantung pada hasil produksi.
Yang termasuk biaya variabel antara lain yaitu bibit, pupuk, biaya tenaga kerja,
pestisida, biaya pemanenan dan sebagainya.
Secara matematis, untuk menghitung biaya usahatani padi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC : Total Biaya
TFC : Total Biaya Tetap
TVC : Total Biaya Variabel
16

DAFTAR PUSTAKA

Alinda, S. N., Setiawan, A. Y., & Sudrajat, A. (2021). Alih Fungsi Lahan dari
Sawah Menjadi Perumahan di Kampung Gumuruh Desa Nagrak
Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. GEOAREA| Jurnal
Geografi, 4(2), 55-67.
Apriyanto, M., Fikri, K. N. S., & Azhar, A. (2021). Sosialisasi Konsep Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan Di Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten
Indragiri Hilir. PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1),
08-14
Arikunto, S. (2017).Pengembangan Instrumen Penelitian dan Penilaian
Program.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Irna Harniyati. 2015. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Sawah Menjadi Non
Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan di Kecamatan Gamping, Mlati,
Depok, dan Berbah Kabupaten Sleman. Skripsi STPN Yogyakarta.
Mustopa.z. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengarui Alih Fungsi Lahan
Pertanian di Kabupaten Demak. Skripsi Fakultas Ekononi. Universitas
Diponegoro.
Nurhapsah (2019). Faktor Pendorong Alih Fungsi Lahan Usahatani Kakao
Menjadi Usahatani Jagung Didesa Tolada Kecamatan Malangke
Kecamatan Luwu Utara. Skripsi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Husnul. Rahayu. 2021. Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Lahan Pertanian di
Desa Berawang, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal
SemNas. 2(1) 88-91.
Hastuty, Sri. (2017). Identifikasi Faktor Pendorong Alih Fungsi Lahan Pertanian.
Sulawesi Selatan: Universitas Cokroaminoto Palopo.
Handayani, Anita dan Rahmad Agus Santoso(2019). Manajemen Keuangan;
Keputusan Keuangan Jangka Panjang.Universitas Muhammadiyah
Gresik. UMG Press.
Harnato. (2019). jurnal. Faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa
(Jakarta : PT. Bumi aksara).
Mubaroka. Ernawati. 2022. Pengaruh Alih Fungsi Lahan Perkebunan Terhadap
Ekosistem Lingkungan. Jurnal Riset Perancangan wilayah dan Kota. 2(1),
2808-3113.
Gunawan. 2021. Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap pendapatan
Petani di Desa Lambara Harapan Kecamatan Burau Kabupaten Luwu
Timur. Skripsi Prodi Studi Agribisnis.
17

Afrizal, U. Usman. 2019. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan


Pendapatan Petani Padi di Desa Blang Pha Kecamatan Seunuddon
Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Ekonomi Pertanian Unimal, 2(2),84-92
Sugiyono, (2018).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sringatin (2016). Faktor yang mempengaruhi alih fungsi usaha tani lahan sawah
padi menjadi usaha tanam sayuran di kelompok tani subur 1 Kelurahan
Karanglejo Kecamatan Metro Utara. Lampung: Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian (STIPER) Dharma wacana metro.
Samryn. (2016). Analisis value chairin system dan strategis pemasaran rumput
laut dikabupaten Maluku tenggara, provinsi Maluku.Repository.ipb.ac.id.
Sochib. (2018). Upaya pembangunan budidaya rumput laut dalam rangka
pemberdayaan potensi daerah menuju otonomi daerah (studi khasus pulau
mursala tapran nauli tapanuli tengah). Repository.usu.ac.id/bitstream/1234.
18

LAMPIRAN
19

Lampiran 1. Kuesioner Wawancara Petani

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
Jl. Latammacelling No. 19, KotaPalopo, 91913 – Sulawesi Selatan

Telp. (0471) 22111, Fax. (0471) 325055, Website:http://www.uncp.ac.id

PANDUAN WAWANCARA
Judul : Analisis Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap
Pendapatan Petani Di Desa, Wonorejo Kec, Mangkutana
Kab. Luwu Timur
Nama : Muh. Amri Mahfud
NIM : 1902405081
Program Studi : Agribisnis
No. Hp :
Petunjuk wawancara
1. Ucapan terimakasih kepada responden atas kesediaanya diwawancarai.
2. Perkenalkna diri dan jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara
dilakukan.
3. Jelaskan bahwa responden bebas menyampaikan pendapat, pengalaman,
harapan dan saran yang berkaitan dengan topik wawancara.
4. Catat seluruh pembicaraan.
5. Mintalah waktu lain jika responden hanya memiliki waktu yang terbatas saat
itu.
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pendidikan terakhir :
5. Jumlah Anggota Keluarga :
20

II. Daftar Pertannyaan

1. Berapa luas lahan yang anda miliki ?


Jawab : ……………………………………………………………...............
2. Sudah berapa lama anda melakukan alih fungsi lahan?
Jawab : ……………………………………………………………...............
3. Apakah melakukan alih fungsi lahan ini berdasarkan keinginan sendiri?
Jawab : ……………………………………………………………...............
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi anda sehingga melakukan alih fungsi
lahan?
Jawab : ………………………………………………………………………
5. Bagaimana pendapatan petani sebelum dan setelah melakukan alih fungsi
lahan?
Jawab : ………………………………………………………………………
6. Apa alasan anda melakukan alih fungsi lahan?
Jawab : ………………………………………………………………………
7. Apa dampak yang anda rasakan selama melakukan alih fungsi lahan?
Jawab : ………………………………………………………………………
8. Bagaimana kondisi alih funsi lahan di Desa Wonorejo ?
Jawab : ………………………………………………………………………
9. Apakah alih fungsi lahan berdampak pada harga jual tanah?
Jawab : ………………………………………………………………………
10. Berapa harga jual tanah sebelum melakukan alih fungsi lahan ?
Jawab : ………………………………………………………………………
11. Berapa harga jual tanah setelah melakukan alihfungsi lahan?
Jawab : ………………………………………………………………………
12. Apakah anda merasa keputusan untuk melakukan alih fungsi lahan ini
menguntungkan atau merugikan?
Jawab : ………………………………………………………………………
13. Berapa rupiah harga kakao anda dengan berat 1 kg ?
Jawab : ………………………………………………………………………
14. Berapa rupiah harga padi anda dengan berat 1 kg ?
21

Jawab : ………………………………………………………………………
15. Berapa kg/ton padi yang anda hasilkan dalam satu kali panen?
Jawab : ………………………………………………………………………

Lampiran 2. Identitas responden


No Nama Responden Jumlah Tenaga Jumlah Upah
Kerja Hari Kerja Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jumlah
Rata-Rata

Anda mungkin juga menyukai