SKRIPSI
SKRIPSI
Disetujui Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dr. Meity M Mokoginta, S.Hut, M.Si Dr. Dewi Shinta Achmad, S.Pi, M.Si
NIDN: 0912057601 NIDN: 0901128102
Mengetahui,
KOMISI PENGUJI
Mengetahui
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Partisipasi Petani dalam Pengelolaan Lingkungan Irigasi (Operasi dan
Pemeliharaan) di Daerah Irigasi Paguyaman Kiri Kabupaten Gorontalo”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi petani dan faktor
yang berhubungan dengan hal tersebut dalam kegiatan operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi di Daerah Irigasi Paguyaman Kiri.
.Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Meski demikian
penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama untuk
kemajuan pertanian di Gorontalo.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril
serta materil kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, antara lain
kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo Dr. dr. H. Muhammad Isman
Jusuf., Sp.S;
2. Wakil Rektor 1 Universitas Muhammadiyah Gorontalo Prof. Dr. Moon
Hidayati Otoluwa, M.Hum;
3. Wakil Rektor 2 Universitas Muhammadiyah Gorontalo Drs. Sjamsudin Tuli,
M.Si;
4. Wakil Rektor 3 Universitas Muhammadiyah Gorontalo Dr. Ir. Hasim, M.Si;
5. Wakil Rektor 4 Universitas Muhammadiyah Gorontalo Dr. Munkizul Umam
Kau, S.Fil.I, M.Phil;
6. Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Mohamad Sayuti Djau., S.IK., M.Si;
7. Ketua Program Studi Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian
Universitas Muhammadiyah Gorontalo Ir. Taufik Jarot Andrayanto, MM;
8. Dr. Meity M Mokoginta, S.Hut, M.Si selaku Dosen Pembimbing 1 atas
bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada
penulis selama penelitian hingga penyusunan skripsi ini.
9. Dr. Dewi Shinta Achmad, S.Pi., M.Si selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah
memberikan arahannya sejak penyusunan proposal hingga menyelesaikan
skripsi.
10. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
11. Suami dan Anak Tersayang untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang
diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik;
12. Teman-teman Penyuluh dari Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo atas
semangat berbagi hingga saat ini.
13. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo, Kepala BPP Kecamatan
Asparaga, Boliyohuto dan Tolangohula beserta staf;
14. Pelaksana Teknis Lapangan 01 Daerah Irigasi Paguyaman Kiri Bapak Drs.
Hasanudin beserta staf atas segala bantuan dan kerjasamanya;
15. Para petani di Kecamatan Asparaga, Boliyohuto dan Tolangohula yang telah
berkenan dan berpartisipasi dalam penelitian ini.
Penulis
viii
ABSTRAK
Jaringan irigasi merupakan salah satu sumber daya utama dalam kegiatan
usahatani. Penelitian ini dilakukan di Daerah Irigasi Paguyaman Kiri yang
meliputi wilayah administratif Kecamatan Tolangohula, Boliyohuto dan Asparaga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi petani dan faktor
yang berhubungan dengan tingkat partisipasi petani dalam pengelolaan
lingkungan irigasi (operasi dan pemeliharaan) di Daerah Irigasi Paguyaman Kiri.
Penelitian ini melibatkan 96 petani yang tersebar di 13 desa. Metode penelitian
adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat partisipasi petani pada semua tahapan dalam pengelolaan lingkungan
irigasi (operasi dan pemeliharaan) di Daerah Irigasi Paguyaman Kiri berada pada
kategori tinggi. Hasil analisis Rank Spearman menunjukkan bahwa variabel
intensitas komunikasi berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi petani dalam
pengelolaan lingkungan irigasi.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ................................................................... 3
1.3. Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
BAB V. PENUTUP
5.1. Simpulan .................................................................................... 60
5.2. Saran .......................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA 61
LAMPIRAN 64
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Sekarang ................... 14
2. Sebaran Populasi Petani dan Petani Sampel Penelitian ............ 22
3. Sebaran Penduduk di Kecamatan Tolangohula Menurut Jenis
Kelamin dan Desa, Tahun 2016 ................................................ 31
4. Luas Panen dan Produksi Komoditi Utama ............................... 31
5. Sebaran Angkatan Kerja Menurut Lapangan Usaha Dirinci
Menurut Desa di Kecamatan Tolangohula, Tahun 2016 (orang) 32
6. Keadaan Penduduk di Kecamatan Boliyohuto Dirinci Menurut
Jenis Kelamin dan Desa, Tahun 2018 ...................................... 34
7. Keadaan Penduduk di Kecamatan Asparaga Dirinci Menurut
Jenis Kelamin dan Desa, Tahun 2018 ...................................... 36
8. Sebaran Petani Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan
Tingkat Pendidikan Formal ....................................................... 37
9. Sebaran Petani Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga ......... 38
10. Sebaran Petani Menurut Kelompok Umur, Luas Kepemilikan
Lahan dan Pengalaman Berusahatani di Daerah Irigasi
Paguyaman Kiri ......................................................................... 39
11. Partisipasi Petani dalam Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi (OPJI) di Daerah Irigasi Paguyaman Kiri .......... 49
12. Partisipasi Petani pada Tahap Perencanaan ............................ 50
13. Partisipasi Petani pada Tahap Pelaksanaan .............................. 52
14. Partisipasi Petani pada Tahap Penilaian ................................... 53
15. Partisipasi Petani pada Tahap Pemanfaatan Hasil .................... 53
16. Sebaran Petani Menurut Kelompok Umur ................................. 54
17. Sebaran Petani Menurut Tingkat Pendidikan Formal ................. 54
18. Tingkat Intensitas Komunikasi Petani ....................................... 55
19. Pengetahuan Petani dalam Kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi (OPJI) di Daerah Irigasi
Paguyaman Kiri ......................................................................... 55
20. Tingkat Harapan terhadap Manfaat Petani dalam Kegiatan
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi (OPJI) di Daerah
Irigasi Paguyaman Kiri .............................................................. 56
21. Hubungan Antara Variabel Umur, Intensitas Komunikasi,
Tingkat Pengetahuan dan Harapan Terhadap Manfaat dengan
Tingkat Partisipasi Petani dalam Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi .......................................................................... 57
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian ......................................................................... 17
2. Peta Kecamatan Tolangohula .................................................................. 30
3. Peta Kecamatan Boliyohuto ..................................................................... 33
4. Peta Kecamatan Asparaga ...................................................................... 35
5. Peta Wilayah Sungai Paguyaman ........................................................... 42
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Daftar Pertanyaan ................................................................................... 63
2. Data Penelitian ......................................................................................... 66
3. Penerimaan dan Benih ............................................................................. 69
4. Pupuk dan Pestisida ................................................................................. 72
5. Biaya Tenaga Kerja ................................................................................. 75
6. Biaya Tetap Penyusutan Peralatan dan Pajak Lahan ............................. 81
7. Perhitungan Pendapatan Petani .............................................................. 87
8. Hasil Pengolahan Data SPSS v.21 .......................................................... 90
9. Hasil Perhitungan Efisiensi ...................................................................... 96
BAB I
PENDAHULUAN
2
Sedangkan desa yang menerima manfaat dari Daerah Irigasi Paguyaman Kiri
yaitu Desa Olimohulo, Karya Indah dan Bululi (Kecamatan Asparaga), Desa
Bongongoayu, Tolite dan Diloniyohu (Kecamatan Boliyohuto) serta Desa
Sidoharjo, Ombulotango, Lakeya, Molohu, Sukamakmur dan Gandasari
(Kecamatan Tolangohula).
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo, produksi
jagung dan padi sawah di tiga kecamatan yang berada pada Daerah Irigasi
Paguyaman Kiri menunjukkan peningkatan selama lima tahun terakhir. Pada
tahun 2015 produksi jagung di Kecamatan Asparaga, Boliyohuto dan Tolagohula
berturut-turut sebesar 4.883,3 ton, 1.668,5 ton dan 2.025,7 ton. Sedangkan
produksi padi sawah yaitu masing-masing sebesar 9.051,6 ton, 16.575,6 ton dan
32.706,6 ton (Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo, 2018).
Keberadaan jaringan irigasi pada suatu areal pertanian memungkinkan
dilakukannya suatu usahatani tanpa adanya ketergantungan yang mutlak dari
curah hujan. Untuk itu maka operasionalisasi suatu jaringan irigasi harus
dilakukan sedemikian rupa agar berjalan dengan baik. Beberapa risiko
permasalahn terkait dengan jaringan irigasi antara lain (1) ketidakseimbangan
antara pasokan air dan kebutuhannya, sehingga menimbulkan (2) potensi konflik
antar pengguna sumberdaya air dan (3) pesatnya perkembangan pembangunan
di wilayah irigasi tersebut. Pengelolaan lingkungan irigasi dari sisi operasional
dan pemeliharaan penting melibatkan petani agar kebutuhan air sebagai
sumberdaya utama dalam kegiatan usahatani dapat terjamin dan berjalan lancar.
Atas dasar hal tersebut maka diperlukan peran serta petani sebagai salah satu
pemangku kepentingan untuk menjaga dan memelihara operasional jaringan
irigasi pada daerah irigasi yang menjadi hak dan tanggung jawab petani.
3
(DI) Paguyaman Kiri. Selain itu akan dilihat pula faktor-faktor yang berpengaruh
pada partisipasi petani dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
di Daerah Irigasi (DI) Paguyaman Kiri. Hal ini dinilai penting sebagai salah satu
bentuk kesadaran yang perlu ditanamkan kepada petani mengenai arti penting
jaringan irigasi untuk kegiatan usahatani.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
lingkungan dimana masyarakat tersebut berada. Faktor yang berasal dari
invididu masyarakat tersebut meliputi kontak dengan sumber informasi, tujuan
dari kegiatan yang dilakukannya dan keberanian mengambil risiko. Sedangkan
faktor lingkungan meliputi tersedianya sarana dan prasarana seperti media
komunikasi, adanya sumber informasi secara rinci, pengalaman masyarakat,
penerangan tentang cara-cara praktek spesifik, analisis keberhasilan-kegagalan
dan tujuan atau minat keluarga.
Sedangkan menurut Soelaiman (1980), faktor yang berasal dari luar atau
lingkungan masyarakat yang dapat berpengaruh pada partisipasi adalah karena
empat hal. Keempat hal tersebut yaitu (a) komunikasi yang intensif, baik sesama
warga masyarakat, warga masyarakat dengan pemimpinnya dan antara sistem
sosial di dalam masyarakat dengan sistem di luarnya. Kedua yaitu iklim politik,
ekonomi, sosial dan budaya baik dalam kehidupan keluarga, pergaulan, sekolah
ataupun masyarakat dan bangsa yang menguntungkan dan untuk tumbuh
kembangnya partisipasi masyarakat. Berikutnya adalah kesempatan untuk
berpartisipasi. Keadaan lingkungan serta proses dan struktur sosial, sistem nilai
dan norma-norma yang memungkinkan dan mendorong terjadinya partisipasi
sosial. Hal yang terakhir yaitu kebebasan untuk berprakarsa dan berkreasi.
Lingkungan di dalam keluarga masyarakat atau lingkungan politik, sosial dan
budaya yang memungkinkan dan mendorong timbul dan berkembangnya
prakarsa dan gagasan dari perseorangan atau kelompok.
Purwatiningsih, et al, (2004) menjelaskan bahwa faktor yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat secara umum adalah faktor sosial
ekonomi. Faktor sosial meliputi tingkat pendidikan dan pengalaman. Sedangkan
faktor ekonomi terutama adalah pendapatan masyarakat. Selain itu faktor politik
juga turut mempengaruhi partisipasi, misalnya keterlibatan masyarakat dalam
pengambilan keputusan, pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap
kebijakan pemerintah. Berikutnya adalah faktor fisik, individu dan lingkungan
dimana faktor ini mencakup kondisi serta manfaat sarana dan prasarana yang
ada, kondisi kelembagaan yang menyangkut kepemimpinan lembaga di tingkat
masyarakat serta kepercayaan terhadap pemimpinnya.
Beberapa penelitian menunjukkan berbagai faktor yang mempengaruhi
partisipasi petani. Badra (2011) menyimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut yaitu
pengetahuan tentang program, jumlah penggunaan pupuk, frekuensi mengikuti
7
kegiatan penyuluhan, motivasi petani dan sifat kosmopolit. Sedangkan menurut
Wijaya (2010), faktor yang mempengaruhi partisipasi petani yaitu luas lahan
garapan, pengetahuan tentang program, tingkat pendidikan formal, frekuensi
mengikuti kegiatan penyuluhan dan motivasi petani.
Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2012) dan Suroso (2014)
menunjukkan beberapa kesamaan mengenai faktor yang mempengaruhi
partisipasi petani. Faktor-faktor tersebut yaitu umur, pendidikan formal dan
pengalaman berusahatani. Di luar hal tersebut masih ada faktor penguasaan
lahan, etos kerja, komunikasi kelompok dan proses belajar (Lestari, 2012) serta
tingkat kepemimpinan (Suroso, 2014).
Rusdiana, et al, (2016) menambahkan bahwa dinamika yang terjadi di
masyarakat petani dinilai dapat menyadarkan dan mempengaruhi kadar
partisipasi. Terlepas dari berbagai persoalan, banyak pihak menyadari bahwa
kegiatan penyuluhan masih sangat diperlukan petani. Kondisi pertanian masih
lemah dalam banyak aspek sementara tantangan yang dihadapi semakin berat.
Disini menunjukkan pentingnya peran penyuluhan agar kegiatannya semakin
intensif, berkesinambungan dan terarah.
8
Faktor sosial ekonomi petani di pedesaan menurut Koentjaraningrat (1984)
dipengaruhi oleh hal-hal yaitu (1) jumlah anggota keluarga, (2) lama bermukim,
(3) tingkat pendidikan, (4) tingkat pendapatan, (5) lamanya penggunaan lahan,
(6) umur, (7) jumlah lahan yang dimiliki, (8) jumlah tanggungan / anggota
keluarga (9) gaya hidup dan (10) kepemilikan tempat tinggal, barang-barang
berharga dan hewan peliharaan rumah tangga (sapi, kerbau, ayam, bebek dan
lain-lain). Aktivitas sosial masyarakat pedesaan sangat terlihat dalam segala
aktivitas lapangan sosial. Kehidupan sosial mencakup berbagai situasi seperti
kedukaan (kemalangan, musibah, sakit), pekerjaan sekitar rumah tangga, pesta
(hajatan, kegembiraan) dan kepentingan umum (kerja bakti, perintah dari
pemuka/tokoh atau kepala desa).
Para petani sering memiliki bantuan tenaga buruh yang tetap, yang
memberi bantuan dalam pertanian pada waktu-waktu sibuk dan juga membantu
dalam rumah tangga pada waktu senggang. Buruh tani yang lazim adalah buruh
tani yang bekerja tidak hanya pada satu keluarga tani. Buruh semacam ini dapat
disewa secara borongan, dapat juga secara harian yang tentu erat kaitannya
dengan besarnya penawaran tenaga buruh (Koentjaraningrat, 1984).
Kondisi sosial ekonomi petani di Indonesia pada umumnya masih
digambarkan dalam situasi yang marjinal, tidak menguntungkan dan hasil
usahatani yang tidak memadai dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Sarianas (2015) melaporkan hasil penelitian bahwa kondisi pemenuhan
kebutuhan pokok petani padi di Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Provinsi Sumatera Barat belum memadai, kondisi pangan belum memenuhi
standar gizi seimbang, kondisi sandang masih rendah dalam frekuensi pembelian
per tahunnya, kondisi pendidikan formal masih rendah dan rata-rata pendapatan
yang rendah (kurang dari Rp.700.000,00). Hadijah (2016) menyebutkan bahwa
50% petani padi sawah di Kecamatan Samarinda Utara hanya mampu
menyelesaikan pendidikan dasar (SD).
Yamin et al., (2019) melaporkan bahwa petani di wilayah Kabupaten
Banyuasin, OKU Selatan dan OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan
menunjukkan adanya potensi rawan pangan. Sebanyak 43,33% petani memiliki
pendapatan per kapita di bawah garis kemiskinan. Sementara Dewi et al., (2018)
melaporkan bahwa petani di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta rata-rata
berusia 53 tahun, sebanyak 53% hanya berpendidikan SD dengan jumlah rata-
9
rata anggota keluarga sebanyak 4 orang dan 85,3% memiliki penguasaan lahan
kurang dari 1 hektar.
Penelitian yang dilakukan oleh Sumarno dan Hiola (2017) menunjukkan
beberapa karakteristik sosial ekonomi petani jagung di Gorontalo. Dilaporkan
bahwa sebagian besar petani jagung (28,75%) berada pada kelompok umur 51-
60 tahun. Tingkat pendidikan petani juga sangat rendah dimana sebagian besar
petani (83,13%) hanya mampu menamatkan pendidikan Sekolah Dasar. Namun
demikian pengalaman bertani masih relatif baru yaitu rata-rata belum lebih dari
10 tahun (43,75%). Dari luas lahan garapan, sebagian besar petani di Gorontalo
(35,63%) melakukan aktivitas usahatani pada laha seluas 0,51-1,00 hektar.
Sedangkan dari kepemilikan lahan, sebagian besar petani (71,25%) merupakan
pemilik dari lahan garapan.
10
Meskipun salah satu maksud pengelolaan daerah pengairan adalah untuk
mendistribusikan air secara adil dan merata namun dalam mekanismenya
seringkali dihadapkan pada beberapa permasalahan mendasar (Rachman, et al,
2001) yaitu (1) jumlah daerah golongan air bertambah, (2) letak petakan sawah
relatif dari saluran tidak diperhitungkan dalam distribusi air dan dalam anjuran
teknologi yang berada di bagian hilir (tail end), (3) penyadapan air secara liar
dengan pompa berlanjut tanpa sanksi, (4) pintu-pintu air banyak yang tidak
berfungsi dan (5) produktivitas padi sangat beragam antara bagian hulu dan hilir.
Hal ini tidak terlepas dari unsur kelembagaan dan perangkat kebijakan yang
belum berfungsi secara efektif dalam upaya menyadarkan masyrakat mengenai
pentingnya pengelolaan air.
Semakin kompleksnya permasalahan yang menyangkut pengalokasian
sumberdaya air untuk berbagai kepentingan menuntut adanya langkah-langkah
antisipatif-strategis melalui pengembangan sistem informasi manajemen
pemakaian air yang integratif antar wilayah. Belum terwujudnya kerjasama yang
baik antara petani pemakai air dan organisasi pengelola air di tingkat mikro
dengan organisasi pengelola air di tingkat makro akan mempersulit terciptanya
sistem pengelolaan air irigasi secara utuh dan berkelanjutan. Fenomena tersebut
menuntut adanya sistem pengelolaan air secara mandiri dan profesional melalui
model kelembagaan pengelolaan air irigasi yang sejalan dengan otonomi daerah
(Rachman, 2009).
11
dilakukan penyerahan pengelolaan irigasi kemudian pengelolaan jaringan irigasi
akan diserahkan secara penuh kepada petani (Hargono, 2000). Sebagai tindak
lanjut dari Inpres nomor 3 tahun 1999 tentang Reformasi Kebijakan Pengelolaan
Irigasi, maka perencanaan hingga pengelolaan jaringan irigasi melibatkan unsur
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
Waridin (2009) mengatakan bahwa permasalahan sumberdaya air cukup
banyak dan rumit sehingga perbaikan dan pengelolaannya tidak bisa hanya
ditujukan kepada sistem pengelolaan. Untuk itu perlu pula dilakukan perbaikan
terhadap kelembagaan serta hubungan antar lembaga yang berkepentingan
dengan pengelolaan sumberdaya air. Diperlukan penguatan pada kelembagaan
pertanian untuk mengelola sistem irigasi secara efektif. Dalam pada itu Suriana
(2019) mengatakan bahwa kelembagaan petani yang terdapat dalam sistem
pengairan yaitu Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) harus diperkuat.
Petani yang tergabung dalam P3A berperan penting dalam pembangunan
pertanian sebagai lembaga yang memiliki kewenangan dalam pengeloaan irigasi.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan
Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi, maka kebijakan
pengelolaan irigasi akan dilakukan melalui pendekatan pengelolaan irigasi
partisipatif (Yulianti, 2013). Kebijakan tersebut berarti bahwa pengembangan
(pembangunan/rehabilitasi) terhadap irigasi tidak hanya menjadi wewenang dan
tanggungjawab dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tetapi juga
merupakan tanggungjawab petani. Oleh karena itu diperlukan adanya partisipasi
dari petani atau anggota kelompok untuk mewujudkan dinamika kelompok yang
baik (Yusuf, 2018). Menurut Yunus, et al, (2016), partisipasi bukan hanya
menjadi pendorong dinamika kelompok melainkan lebih dari itu juga merupakan
instrumen penyesuaian kelembagaan dalam merespons perubahan sosio-teknis.
12
Jaringan Irigasi di PJI berhubungan
Kelurahan Fajar Esuk - Mengetahui faktor dengan tingkat
Kecamatan Pringsewu yang berhubungan partisipasi yaitu
dengan tingkat intensitas
partisipasi P3A komunikasi
13
dalam kegiatan
operasi dan
pemeliharaan
jaringan irigasi di
DI Paguyaman Kiri
14
Partisipasi petani dalam setiap tahapan kegiatan sangat menentukan
keberhasilan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Indikator partisipasi yang
akan digunakan dalam penelitian ini merujuk pada pedoman teknik pelaksanaan
program pemeliharaan jaringan irigasi dan pendapat Cohen dan Uphoff dalam
Rosyida (2011) yaitu:
a. Partisipasi dalam tahap perencanaan;
b. Partisipasi dalam tahap pelaksanaan atau konstruksi;
c. Partisipasi dalam tahap evaluasi atau penilaian;
d. Partisipasi dalam tahap pemanfaatan hasil.
Faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat partisipasi petani
dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang merupakan variabel bebas
(Xn) dengan tingkat partisipasi petani yang merupakan variabel terikat (Yn)
digambarkan dalam sebuah kerangka pikir sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 1.
Tujuan II
KEGIATAN OPERASI DAN
PEMELIHARAAN JARINGAN
IRIGASI D.I. PAGUYAMAN KIRI
Tujuan I
Faktor yang Berhubungan
dengan Partisipasi Petani:
1. Umur
Partisipasi Petani: 2. Tingkat Pengetahuan
1. Tahap Perencanaan Program :
2. Tahap Pelaksanaan - Formal
3. Tahap Penilaian - Non Formal
4. Tahap Pemanfaatan Hasil 3. Intensitas Komunikasi
4. Tingkat Harapan Terhadap
Manfaat
KEBERHASILAN
KEGIATAN OPERASI DAN
PEMELIHARAAN
JARINGAN IRIGASI
15
2.8. Definisi Operasional Penelitian
Konsep dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan faktor-faktor yang
diduga berhubungan dengan tingkat partisipasi petani dalam kegiatan operasi
dan pemeliharaan jaringan irigasi di Daerah Irigasi (DI) Paguyaman Kiri. Tingkat
partisipasi petani merupakan variabel terikat (Yn) dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat partisipasi merupakan variabel bebas (Xn). Terdapat
empat kelompok partisipasi yaitu partisipasi dalam tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap penilaian dan tahap pemanfaatan hasil. Sedangkan faktor-
faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat partisipasi yaitu faktor umur,
tingkat pendidikan formal, intensitas komunikasi, tingkat pengetahuan program
dan tingkat harapan terhadap manfaat.
1. Kegiatan Operasi Irigasi yaitu merupakan kesatuan proses penyadapan air
dari sumber air ke petak sawah, termasuk menyusun rencana pembagian air,
menyusun rencana tata tanam dan menyusun rencana system golongan
serta pembuangan air yang berlebihan.
2. Pemeliharaan jaringan irigasi yaitu upaya mempertahankan operasional
irigasi yang mencakup pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala
danpemeliharaan darurat.
3. Partisipasi pada tahap perencanaan yaitu keikutsertaan petani dalam
intensitas mengikuti pertemuan (rapat), intensitas memberikan masukan
dalam rapat (termasuk merumuskan ide, pendapat, kritik dan saran).
4. Partisipasi pada tahap pelaksanaan yaitu keikutsertaan petani pada kegiatan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
5. Partisipasi pada tahap penilaian yaitu keikutsertaan petani pada setiap
kegiatan evaluasi operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
6. Partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil yaitu keikutsertaan petani dalam
menikmati hasil yang diperoleh dan sejauh mana petani dapat memanfaatkan
hasil tersebut.
7. Umur yaitu usia petani yang dinyatakan dalam tahun.
8. Tingkat pendidikan formal yaitu tahun sukses petani dalam menempuh
pendidikan formal berdasarkan jenjang pendidikan formal menurut Undang-
Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
16
9. Intensitas komunikasi mencakup frekuensi dan keaktifan sesama petani
dalam berkomunikasi maupun petani dengan penyuluh, diukur dengan
frekuensi berkomunikasi setiap bulan.
10. Tingkat pengetahuan petani tentang kegiatan operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi yang diukur dengan pengetahuan tentang kegiatan, tujuan
dan sasaran kegiatan.
11. Tingkat harapan terhadap manfaat yaitu merupakan keinginan petani untuk
mendapatkan manfaat tertentu dari kegiatan. Beberapa manfaat yang dapat
diidentifikasi yaitu jaringan irigasi mampu mengurangi risiko gagal panen dan
kehilangan air pada saat musim kemarau, adanya bantuan benih dan pupuk
gratis, meningkatkan produksi dan produktivitas usahatani petani serta
peningkatan pendapatan rumah tangga petani.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = tingkat kesalahan
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2017).
Populasi petani tersebar di 13 desa sehingga jumlah sampel pada setiap desa
dipilih secara proporsional dengan rumus sebagai berikut (Noor, 2012):
Keterangan:
ni = jumlah sampel pada setiap desa
Nk = jumlah populasi pada setiap desa
N = jumlah populasi keseluruhan
n = jumlah sampel yang ditentukan
Jumlah populasi petani di Daerah Irigasi Paguyaman Kiri sebanyak 2.403
orang. Tingkat kesalahan yang diharapkan dapat ditolerir sebesar 10% sehingga
diperoleh petani sampel sebagai responden berjumlah 96,01 (dibulatkan menjadi
96 orang) dengan rincian sebaran populasi dan petani responden menurut desa
ditunjukkan pada Tabel 2.
19
Tabel 2. Sebaran Populasi Petani dan Petani Sampel Penelitian
Desa Populasi (orang) Sampel (orang)
Bongongoayu 254 11
Diloniyohu 38 1
Gandasari 419 17
Margo Mulyo 483 19
Molohu 71 3
Olimohulo 28 1
Ombulo Tango 155 6
Sidodadi 198 8
Sidoharjo 87 3
Sidomulyo 220 9
Suka Makmur 78 3
Tiohu 159 6
Tolite 213 9
Jumlah 2.403 96
Sumber: Hasil Pra Survey, Diolah (2020)
20
2. Observasi
Kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap objek yang diteliti disebut observasi (Soekartawi, 2006). Observasi
ini mempunyai keuntungan yaitu sasaran observasi tidak menunjukan tingkah
laku yang dibuat-buat, sehingga kewajaran dan kebenaran keadaan yang
diperoleh akan lebih tinggi. Metode observasi ini dilakukan dengan cara
mengadakan penelitian langsung terhadap obyek yang akan diteliti.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta berdasarkan
pengamatan penelitian.
3. Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan metode studi pustaka yaitu mengadakan survei
terhadap data yang telah ada dan menggali teori-teori yang telah
berkembang dalam bidang ilmu yang terkait. Penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data yaitu mengumpulkan data dari BPS Kabupaten
Gorontalo, Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo Balai Besar Wilayah
Sungai Sulawesi II yang membawahi DI Paguyaman Kiri, Balai Penyuluh
Pertanian Kecamatan dan lembaga lain yang terkait..
21
1. Tingkat partisipasi petani (Y) diukur dengan menjumlahkan skor yang
diperoleh dari keempat tahapan pada kegiatan operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi. Digunakan skala Likert 1-5 terhadap respon dari pernyataan
yang diajukan kemudian diklasifikasikan dalam tiga kategori tingkat partisipasi
yaitu tingkat partisipasi tinggi, tingkat partisipasi sedang dan tingkat partisipasi
rendah. Tingkat partisipasi petani terdiri dari partisipasi pada tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi (penilaian) dan tahap
pemanfaatan hasil. Pilihan jawaban terhadap respon dari pernyataan yang
diajukan tersedia yaitu:
- Tidak pernah, yaitu petani yang sama sekali tidak pernah berpartisipasi,
diberi skor 1;
- Sekali-sekali, yaitu petani yang frekwensi keikutsertaan dalam kegiatan
kurang dari 50%, diberi skor 2;
- Jarang, yaitu petani yang frekwensi keikutsertaan dalam kegiatan kurang
lebih dari 50% namun tidak lebih dari 75%, diberi skor 3;
- Sering, yaitu petani yang frekwensi keikutsertaan dalam kegiatan kurang
lebih dari 75% dan kurang dari 100%, diberi skor 4;
- Selalu, yaitu petani yang tidak pernah sekalipun tidak hadir dalam
kegiatan operasional pemeliharaan, diberi skor 5.
Kategorisasi tingkat partisipasi dilakukan dengan melakukan transformasi
data ordinal pada skor menjadi interval (Transformasi Interval) menurut
petunjuk Sumardjo (1999) dalam Hayati (2015). Formulasi transformasi
interval adalah sebagai berikut:
22
4. Intensitas komunikasi merupakan intensitas dan keaktifan petani dalam
berkomunikasi dengan sesama petani, kelompoktani, petugas penyuluh
maupun petugas irigasi terkait dengan kegiatan operasional dan pemeliharaan
jaringan irigasi.
Digunakan skala Likert 1-5 berkenaan dengan intensitas komunikasi dengan
pilihan jawaban yang tersedia yaitu:
- Tidak pernah, yaitu petani yang sama sekali tidak pernah berpartisipasi,
diberi skor 1;
- Sekali-sekali, yaitu petani yang frekwensi keikutsertaan dalam kegiatan
kurang dari 50%, diberi skor 2;
- Jarang, yaitu petani yang frekwensi keikutsertaan dalam kegiatan kurang
lebih dari 50% namun tidak lebih dari 75%, diberi skor 3;
- Sering, yaitu petani yang frekwensi keikutsertaan dalam kegiatan kurang
lebih dari 75% dan kurang dari 100%, diberi skor 4;
- Selalu, yaitu petani yang tidak pernah sekalipun tidak hadir dalam
kegiatan operasional pemeliharaan, diberi skor 5.
Kategorisasi tingkat partisipasi dilakukan dengan melakukan transformasi data
ordinal pada skor menjadi interval (Transformasi Interval) menurut petunjuk
Sumardjo (1999) dalam Hayati (2015). Intensitas komunikasi petani
diklasifikasikan ke dalam rendah, sedang dan tinggi.
5. Tingkat pengetahuan tentang kegiatan merupakan pengetahuan yang dimiliki
petani terhadap seluk beluk kegiatan operasional dan pemeliharaan jaringan
irigasi (OPJI). Setiap indikator tingkat pengetahuan diukur menggunakan
skala Likert 1-5 dengan lima pilihan respon pernyataan tersedia yaitu:
- Tidak tahu, diberi skor 1;
- Sedikit, diberi skor 2;
- Cukup, diberi skor 3;
- Baik, diberi skor 4, dan
- Sangat baik, diberi skor 5.
Kategorisasi tingkat pengetahuan dilakukan dengan melakukan transformasi
data ordinal pada skor menjadi interval (Transformasi Interval) menurut
petunjuk Sumardjo (1999) dalam Hayati (2015). Tingkat pengetahuan petani
diklasifikasikan ke dalam rendah, sedang dan tinggi.
23
6. Tingkat harapan terhadap manfaat merupakan keinginan petani untuk
memperoleh manfaat dari kegiatan operasional dan pemeliharaan jaringan
irigasi (OPJI) yaitu manfaat hasil usahatani yang memadai dan manfaat dari
risiko bencana (banjir dan tanah longsor). Setiap indikator tingkat
pengetahuan diukur menggunakan skala Likert 1-5 dengan lima pilihan respon
pernyataan tersedia yaitu:
- Sangat rendah, diberi skor 1;
- Rendah, diberi skor 2;
- Sedang, diberi skor 3;
- Tinggi, diberi skor 4, dan
- Sangat tinggi, diberi skor 5.
Kategorisasi tingkat harapan terhadap manfaat dilakukan dengan melakukan
transformasi data ordinal pada skor menjadi interval (Transformasi Interval)
menurut petunjuk Sumardjo (1999) dalam Hayati (2015). Tingkat harapan ini
diklasifikasikan ke dalam rendah, sedang dan tinggi.
Keterangan:
rs = Nilai korelasi Rank Spearman
di = Selisih setiap pasang jenjang
N = Jumlah sampel
24
Bila terdapat peringkat yang sama atau kembar dalam variabel X maupun Y
maka diperlukan faktor koreksi t dengan rumus sebagai berikut (Widarjono,
2017):
Keterangan:
∑x2 = Jumlah kuadrat variabel X yang diberi korelasi
∑y2 = Jumlah kuadrat variabel Y yang diberi korelasi
∑di2 = Selisih ranking variabel X dan variabel Y
∑Tx = Jumlah faktor koreksi variabel X
∑Ty = Jumlah faktor koreksi variabel Y
t = Banyaknya pengamatan yang berangka sama pada ranking tertentu
N = Jumlah petani responden
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan rumus berikut
(Wahyudi, 2016):
Keterangan:
thitung = Nilai t dihitung
N = Jumlah sampel penelitian
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
1. Bila nilai signifikansi < α (0,05 atau 0,01) maka H0 ditolak yang artinya
bahwa terdapat hubungan yang nyata antara kedua variabel yang diuji.
2. Bila nilai signifikansi > α (0,05 atau 0,01) maka H0 diterima yang artinya
bahwa hubungan yang tidak nyata antara kedua variabel yang diuji.
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
27
Tabel 3. Sebaran Penduduk di Kecamatan Tolangohula Menurut Jenis Kelamin
dan Desa di Kecamatan Tolangohula, Tahun 2016
Luas Jenis Kelamin (jiwa) Jumlah Jumlah
Desa
(km2) Laki-laki Perempuan (jiwa) KK
Gandasari 9,69 1.297 1.191 2.488 779
Sukamakmur 27,09 1.171 1.186 2.357 698
Molohu 6,60 824 828 1.652 469
Lakeya 141,50 570 577 1.147 313
Binajaya 37,00 861 769 1.630 447
Polohungo 36,00 563 498 1.061 293
Tamaila 16,40 1.065 992 2.057 577
Sidoharjo 36,00 812 838 1.650 527
Sukamakmur Utara 7,08 595 577 1.172 350
Margomulya 6,81 404 388 792 250
Makmur Abadi 55,00 814 832 1.646 474
Gandaria 4,30 953 968 1.921 533
Ombulotango 6,02 541 523 1.064 318
Tamaila Utara 6,74 486 487 973 288
Himalaya 19,69 456 432 888 273
Jumlah 415,92 11.412 11.086 22.498 6.589
Sumber: BPS Kecamatan Tolangohula, 2019
Dari Tabel 4 tampak bahwa luas panen padi sawah dan padi ladang
masing-masing menunjukkan peningkatan sebesar 5,09% dan 3.284,29%
selama 2 tahun, sedangkan untuk jagung dan kedelai menunjukkan penurunan
sebesar 42,91% dan 20,45%. Seiring hal tersebut terjadi peningkatan pada
produksi padi sawah dan padi ladang masing-masing sebesar 4,76% dan
5.411,63%. Produksi jagung dan kedelai menunjukkan penurunan masing-
masing sebesar 42,91% dan 20,75%.
28
Tabel 5. Sebaran Angkatan Kerja Menurut Lapangan Usaha Dirinci Menurut
Desa di Kecamatan Tolangohula, Tahun 2016 (orang)
Jasa Dunia TNI/Polri/
Desa Pertanian Jumlah
Usaha ASN
Gandasari 1.349 810 8 2.167
Sukamakmur 296 150 23 469
Molohu 71 96 8 175
Lakeya 301 90 11 402
Binajaya 1.015 105 1 1.121
Polohungo 784 41 1 826
Tamaila 1.041 95 0 1.136
Sidoharjo 930 156 12 1.098
Sukamakmur Utara 987 54 2 1.043
Margomulya 436 59 7 502
Makmur Abadi 359 157 10 526
Gandaria 400 689 28 1.117
Ombulotango 302 26 4 332
Tamaila Utara 686 37 1 724
Himalaya 296 38 2 336
Jumlah 9.253 2.603 118 11.974
Sumber: BPS Kecamatan Tolangohula, 2019
29
Gambar 3. Peta Kecamatan Boliyohuto
Sumber: BPS Kecamatan Boliyohuto, 2019
30
Tabel 6. Keadaan Penduduk di Kecamatan Boliyohuto dirinci Menurut Jenis
Kelamin dan Desa, Tahun 2018
Luas Jenis Kelamin (jiwa) Jumlah Jumlah
Desa
(km2) Laki-laki Perempuan (jiwa) KK
Bandungrejo 4.22 951 926 1.877 616
Bongongoayu 0.52 439 398 837 255
Diloniyohu 0.34 722 695 1.417 432
Dulohupa 1.78 288 269 557 163
Iloheluma 7.16 710 748 1.458 416
Monggolito 4.96 420 421 841 288
Motoduto 10.66 530 497 1.027 303
Parungi 8.25 689 731 1.420 422
Potanga 8.16 1.247 1.210 2.457 734
Sidodadi 0.51 849 828 1.677 568
Sidomulyo Selatan 5.93 601 616 1.217 390
Sidomulyo 2.93 670 648 1.318 435
Tolite 5.19 557 534 1.091 322
Jumlah 60.59 8.673 8.521 17.194 5.344
Sumber: BPS Kecamatan Boliyohuto, 2019
31
Gambar 4. Peta Kecamatan Asparaga
Sumber: BPS Kecamatan Asparaga (2019)
32
Tabel 7. Keadaan Penduduk di Kecamatan Asparaga dirinci Menurut Jenis
Kelamin dan Desa, Tahun 2018
Luas Jenis Kelamin (jiwa) Jumlah Jumlah
Desa
(km2) Laki-laki Perempuan (jiwa) KK
Bululi 111,20 955 852 1.807 527
Mohiyolo 3,90 996 932 1.928 580
Karya Indah 2,20 678 635 1.313 383
Pangahu 12,30 710 656 1.366 403
Tiohu 5,70 620 558 1.178 363
Prima 10,00 528 537 1.065 330
Karya Baru 230 539 549 1.088 312
Bontula 30,00 1.024 910 1.934 583
Bihe 0,20 357 327 684 217
Olimohulo 370 489 421 910 256
Jumlah 181,50 6.896 6.377 13.273 3.954
Sumber: BPP Kecamatan Asparaga (2019)
1. Umur Petani
Sebagian besar umur petani berada pada kelompok umur 39-48 (37,50%)
dan 49-58 tahun (35,42%). Petani pada kelompok umur 39-58 tahun ini sebagian
besar berada di wilayah Kecamatan Tolangohula (48,57%). Namun secara
proporsional, petani pada kelompok umur ini terbanyak berada di wilayah
Kecamatan Asparaga (85,71%). Dapat dikatakan bahwa petani di sekitar daerah
irigasi Paguyaman Kiri sebagian besar pada kisaran umur produktif. Dari segi
umur, kegiatan usahatani di sekitar daerah irigasi Paguyaman Kiri diharapkan
masih memberikan prospek yang baik.
33
akan semakin baik pula pola pikirnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan petani di daerah irigasi Paguyaman Kiri sebagian besar hanya
mampu mengenyam pendidikan rendah (SD) yaitu 53,13%. Kemudian secara
berturut-turut pendidikan formal petani adalah SMP (26,04%), SMA (14,58%) dan
pendidikan tinggi/sarjana (6,25%).
Tabel 8. Sebaran Petani Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Tingkat
Pendidikan Formal
Kelompok Tingkat Pendidikan
Kecamatan Jumlah
Umur SD SMP SMA Sarjana
Tolangohula 28 - 38 1 1 0 0
39 - 48 7 4 4 2
49 - 58 9 4 3 1
59 - 68 9 3 0 1
69 + 2 0 0 0
Sub Jumlah 28 12 7 4 51
Boliyohuto 28 - 38 0 2 0 0
39 - 48 4 7 5 0
49 - 58 10 2 1 1
59 - 68 4 0 1 1
69 + 0 0 0 0
Sub Jumlah 18 11 7 2 38
Asparaga 28 - 38 0 1 0 0
39 - 48 3 0 0 0
49 - 58 2 1 0 0
59 - 68 0 0 0 0
69 + 0 0 0 0
Sub Jumlah 5 2 0 0 7
Jumlah (orang) 51 25 14 6 96
Persentase (%) 53,13 26,04 14,58 6,25 100,00
Sumber: Data Primer, Diolah (2020)
34
tanggungan keluarga turut berpengaruh kepada kesejahteraan petani karena hal
tersebut terkait dengan beban yang harus dipikul oleh petani sebagai
tanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya. Pada
umumnya yang menjadi tanggungan kepala keluarga petani adalah orang
terdekat seperti istri atau suami dan anak-anak yang belum mandiri
(berkeluarga).
Tabel 9. Sebaran Petani Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah (orang) Persentase (%)
(orang)
1 0 0,00
2 18 18,75
3 51 53,13
4+ 27 28,13
Jumlah 96 100,00
Sumber: Data Primer, Diolah (2020)
4. Pengalaman Berusahatani
Salah satu karakteristik petani yang penting adalah pengalaman
berusahatani. Menurut Sunuharyo (1997), pengalaman adalah banyaknya jenis
pekerjaan dan lamanya bekerja yang pernah diemban oleh seseorang. Semakin
lama pengalaman bekerja maka akan semakin banyak manfaat yang berdampak
pada luasnya wawasan pengetahuan di bidang pekerjaannya serta akan
semakin meningkatkan keterampilan. Pengalaman bertani akan berpengaruh
terhadap kemampuan dan keterampilan petani dalam berusahatani dan
membuat proses produksi menjadi lebih efisien. Sutarto (2008) berpendapat
bahwa hubungan pengalaman bertani dengan jumlah produksi memiliki
hubungan yang positif. Semakin lama pengalaman bertani maka dapat dikatakan
bahwa petani tersebut telah mampu menghadapi berbagai permasalahan atau
situasi dalam berusahatani.
35
Tabel 10 Sebaran Petani Menurut Kelompok Umur, Luas Kepemilikan Lahan
dan Pengalaman Berusahatani di Daerah Irigasi Paguyaman Kiri
Kelompok Luas Pengalaman Berusahatani (Tahun)
Umur Lahan
< 12 13 – 19 20 - 26 27 - 33 > 34 Jumlah
(Tahun) (Ha)
28 - 38 < 0,5 3 0 0 0 0
> 0,5 - <
1 1 0 0 0
1
>1-<2 0 0 0 0 0
>2-<3 0 0 0 0 0
>3 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 4 1 0 0 0 5
39 - 48 < 0,5 6 3 5 0 0
> 0,5 - <
1 0 2 0 0
1
>1-<2 3 7 5 0 0
>2-<3 1 2 0 0 0
>3 0 1 0 0 0
Sub Jumlah 11 13 12 0 0 36
49 - 58 < 0,5 1 0 8 1 0
> 0,5 - <
0 1 5 1 0
1
>1-<2 1 1 7 1 0
>2-<3 0 0 5 1 0
>3 0 1 0 0 0
Sub Jumlah 2 3 25 4 34
59 - 69 < 0,5 0 0 2 1 2
> 0,5 - <
0 1 1 0 0
1
>1-<2 0 0 3 0 7
>2-<3 0 0 0 1 0
>3 0 0 0 1 0
Sub Jumlah 0 1 6 3 9 19
70 + < 0,5 0 0 0 0 0
> 0,5 - <
0 0 0 0 0
1
>1-<2 0 0 1 0 1
>2-<3 0 0 0 0 0
>3 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 0 0 1 0 1 2
Jumlah 17 18 44 7 10 96
Persentase (%) 17,71 18,75 45,83 7,29 10,42 100,00
Sumber: Data Primer, Diolah (2020)
36
berpengalaman sebagai petani selama 20-26 tahun (45,83%). Kemudian petani
dengan pengalaman 13-19 tahun (18,75%) dan pengalaman kurang dari 13
tahun (17,71%). Informasi ini menunjukkan bahwa petani di daerah irigasi
Paguyaman Kiri telah memiliki pengalaman yang relatif lama dan dinilai telah
memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai.
Petani dengan pengalaman berusahatani selama 20-26 tahun sebagian
besar merupakan petani dengan kelompok umur 49-58 tahun (26,04%) dan
kelompok umur 39-48 tahun (12,5%). Sementara petani dengan pengalaman
lebih dari 34 tahun merupakan petani dengan usia lebih dari 59 tahun dan
jumlahnya hanya 10,42%. Petani pada kelompok ini merupakan petani perintis
yang pengalamannya kemudian ditularkan dan dibagikan kepada petani lain
yang lebih muda.
37
pengalaman 13-19 tahun (2,08%) dan pengalaman 27-33 tahun (1,04%) dan
merupakan petani dengan kelompok umur 39-48 tahun dan 49-58 tahun
(masing-masing 1,04%). Sebaran petani menurut kelompok umur dengan luas
kepemilikan lahan dan pengalaman berusahatani disajikan pada Tabel 10 dan
Lampiran 2.
38
Gambar 5. Peta Wilayah Sungai Paguyaman
Sumber: BWSS II (2019)
39
pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada sungai,
pantai, bendungan, danau, situ, embung dan tampungan air lainnya, irigasi,
rawa, tambak, air tanah dan air baku serta pengelolaan drainase utama
perkotaan.
40
menanmpung endapan lumpur sebelum masuk ke saluran induk serta bangunan
pengambilan yang dilengkapi dengan alat pengukur debit. Kondisi bangunan
secara umum layak untuk mengairi sawah dengan luas fungsional 2.704 hektar.
Saluran induk/primer yang merupakan saluran pembawa air irigasi melalui
pintu pengambilan bendung selanjutnya akan mengalirkan air ke saluran
sekunder melalui pintu sadap atau langsung ke saluran tersier melalui pintu
bangunan bagi. Kondisi saluran induk/primer pada konstruksi pasangan lining
pada saat dilakukan penelitian terdapat beberapa bagian dalam keadaan rusak
ringan baik di bagian lantai maupun pada kemiringan taludnya. Pada saluran
induk/primer, sangat perlu dilakukan penggalian endapan dan pemarasan rumput
agar kebutuhan air yang menuju ke saluran sekunder dapat mengalir secara
optimal. Begitu pula dengan jalan inspeksi di saluran primer perlu dilakukan
penggalian endapan.
Daerah Irigasi Paguyaman Kiri menurut fungsi dan operasionalnya dibagi
menjadi dua Juru yaitu Juru Kiri 1 dan Juru Kiri 2. Pada Juru Kiri 1 terdapat 14
kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Wilayah Kecamatan
Tolangohula (Desa Sidoharjo, Ombulo Tango, Margomulyo, Molohu dan Desa
Suka Makmur), Kecamatan Boliyohuto (Desa Tolite) dan Kecamatan Asparaga
(Desa Olimohulo dan Desa Tiohu). Sedangkan pada Juru Kiri 2 terdapat 17
kelompok P3A yang tersebar di wilayah Kecamatan Tolangohula (Desa
Margomulyo dan Gandasari), Kecamatan Boliyohuto (Desa Tolite, Bongongoayu,
Sidomulyo, Sidomulyo Selatan, Sidodadi dan Desa Diloniyohu). Areal
persawahan yang dialiri oleh Juru Kiri 1 milik kelompok P3A seluas 1.009,61
hektar dan pada Juru Kiri 2 seluas 1.403,34 hektar. Sedangkan sisanya seluas
290,05 hektar merupakan areal persawahan milik petani bukan anggota
kelompok P3A. Menurut inventarisasi lahan P3A tahun 2019, jumlah anggota
P3A di Juru Kiri 1 sebanyak 902 orang dan di Juru Kiri 2 terdapat 1.501 orang.
41
usaha intensifikasi pertanian dan diversifikasi tanaman memerlukan dukungan
penyediaan air secara tepat dari segi waktu, jumlah dan mutunya. Untuk itu
diperlukan usaha-usaha berupa pengelolaan jaringan irigasi yang baik yang
meliputi operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi sehingga jaringan irigasi dapat
berfungsi dan memberikan layanan sebagaimana mestinya untuk jangka waktu
yang telah direncanakan.
Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi merupakan upaya pengaturan
air irigasi dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka-menutup pintu
bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan,
menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu bangunan,
mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi. Operasi jaringan irigasi
merupakan kesatuan proses penyadapan air dari sumber air ke petak-petak
sawah serta pembuangan air yang berlebihan. Kondisi tersebut akan
mengakibatkan ketersediaan air dapat digunakan secara efektif dan efisien,
pembagian air secara adil dan merata secara tepat sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan tanaman serta menghindarkan akibat negatif yang mungkin
ditimbulkan oleh air. Diharapkan dengan operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi akan menciptakan keberhasilan usaha peningkatan produksi pangan
dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tani baik
secara individu maupun secara keseluruhan.
1. Tahap Perencanaan
Partisipasi petani dalam pengelolaan lingkungan irigasi terkait dengan
operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi adalah menyusun rencana tata
tanam, menyusun sistem golongan, pengamanan jaringan irigasi dan rehabilitasi.
Hampir semua kegiatan pemeliharaan jaringan dapat dilaksanakan dengan
partisipasi petani.
42
jumlah golongan dalam satu daerah irigasi, tanggal dimulainya masa pengolahan
tanah dalam setiap golongan, luas tanaman padi gadu yang disepakati dalam
satu golongan dan luas tanam palawija dan tebu yang akan ditanam setiap
golongan.
Rencana tata tanam tahunan disusun sebelum masa tanam dimulai.
Penyusunan rencana tata tanam tahunan dilakukan berdasarkan prinsip
partisipatif dengan melibatkan peran aktif masyarakat petani. Penyusunan tata
tanam tahunan secara partisipatif disusun dengan petani lain dalam satu
kelompok maupun dengan kelompok lainnya. Diskusi dengan pelaksana
administratif dan pelaksana teknis dimaksudkan untuk memperoleh
pertimbangan berkaitan dengan ketersediaan air yang diperlukan untuk kegiatan
usahatani. Sebelumnya Juru Kiri menghitung dan mengevaluasi debit andalan
yang ada untuk digunakan sebagai masukan saat menyusun rencana tata
tanam.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Kegiatan pengamanan jaringan irigasi
Pengamanan jaringan bertujuan untuk mencegah kerusakan jaringan
irigasi yang diakibatkan oleh hewan, manusia atau daya rusak alam. Jaringan
irigasi (bangunan sadap, bangunan ukur, bangunan bagi, saluran dan
semacamnya) perlu diamankan agar fungsi dan kondisinya dapat terus terjaga.
Kondisi fisik jaringan irigasi yang baik belum tentu fungsinya juga baik demikian
sebaliknya. Fungsi jaringan irigasi bisa berlangsung secara baik meskipun
kondisi fisiknya hanya berupa jaringan dan bangunan yang sederhana. Untuk
43
menjaga jaringan irigasi perlu dilakukan upaya pengamanan yang memerlukan
partisipasi petani.
Pengamanan jaringan irigasi harus dilakukan dengan memadai secara fisik
dan fungsinya. Untuk itu perlu diketahui hal-hal yang harus dihindarkan sesuatu
yang berkaitan dengan jaringan irigasi tersebut. Kemampuan jaringan untuk
secara efektif menyalurkan air ke petak sawah harus diketahui dan pencegahan
maupun pelarangan diperlukan kesepakatan dengan semua petani pengguna air
agar konsekwensi terhadap pelanggaran yang seharusnya dapat dihindari oleh
petani tidak berujung pada perselisihan antar anggota ataupun dengan
organisasi lain. Kegiatan pencegahan yang terkait dengan upaya pengamanan
jaringan irigasi antara lain menetapkan garis sepadan, memasang tanda
larangan membuang sampah di saluran/bangunan dan memasang portal pada
jalan inspeksi untuk mencegah kendaraan berat masuk melalui jalan inspeksi.
b. Kegiatan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi mencakup pemeliharaan rutin dan
berkala. Pemeliharaan rutin adalah kegiatan perawatan yang dilaksanakan setiap
tahun. Kegiatan ini meliputi pembersihan pintu air dan saluran dari sampah dan
lumpur, memotong rumput dan tumbuhan pengganggu di sepanjang saluran,
mengoptimalkan penampang saluran, menutup bocoran kecil dan memberikan
pelumas pada pintu air. Kegiatan pemeliharaan berkala merupakan kegiatan
yang biasanya dilaksanakan lebih dari satu tahun. Kegiatan ini meliputi misalnya
mengecat pintu air dan mengganti scout balk yang lapuk, menggali endapan
lumpur, memperbaiki sayap bangunan dan tembok saluran, memperbaiki dan
mengecat rumah bangunan bagi, meninggikan tanggul saluran, memperbaiki
bending (sayap, pintu air dan lain-lain), mengganti pintu air yang rusak dan
memperbaiki kerusakan akibat bencana alam secara permanen setelah terlebih
dahulu sudah dilakukan dengan perbaikan darurat.
Selain kegiatan pemeliharaan rutin dan berkala terdapat juga kegiatan
pemeliharaan darurat. Kegiatan ini adalah perbaikan sebagai akibat bencana
alam dimana asal air irigasi dapat mengalir sehingga fungsi jaringan irigasi dapat
melayani daerah irigasi dan dilaksanakan dalam waktu yang cepat. Pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan darurat tergantung pada tingkat kerusakannya sehingga
memerlukan musyawarah untuk mencapai kesepakatan.
44
c. Kegiatan Rehabilitasi
Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi merupakan kegiatan perbaikan
jaringan irigasi meskipun dioperasikan dan dipelihara dengan baik pada suatu
saat akan sampai pada batas pelayanannya. Durasi masa pelayanan suatu
jaringan irigasi sangat tergantung kepada keadaan sumber airnya, konstruksi
bangunan, pelaksanaan operasional dan pemeliharaannya dan keadaan
alamnya (jenis tanah, kemiringan tanah, curah hujan, tumbuh-tumbuhan,
bencana alam dan sebagainya).
Masa pelayanan jaringan irigasi DI Paguyaman Kiri sebagaimana jaringan
irigasi lainnya diharapkan dapat mencapai 25 tahun hingga 30 tahun setelah
pembangunannya. Setidaknya fungsi pelayanan jaringan irigasi turun kurang dari
60% sedangkan kerusakan bangunan dan saluran irigasi lebih dari 40%.
Rehabilitasi DI Paguyaman Kiri merupakan perbaikan pada bangunan dan
saluran seluruh jaringan irigasi.
3. Tahap Penilaian
Hal-hal yang diamati pada tahap penilaian ini yaitu partisipasi petani untuk
mengevaluasi pelaksanaan pembagian dan penyediaan air, perbaikan kerusakan
pada jaringan irigasi, kesesuaian hasil pelaksanaan pemeliharaan dengan
perencanaan dan menjaga kemerataan penjatahan air antar petak. Waktu
penelitian yang dilakukan pada tengah tahun 2020 menunjukkan bahwa rapat
evaluasi rutin telah dilakukan terutama pada rehabilitasi jaringan irigasi pasca
banjir di Desa Tolite.
45
produktivitas usahatani yang diperoleh pada akhirnya menjadi motivasi petani
untuk lebih giat dalam menjaga dan memelihara lingkungan jaringan irigasi.
46
1. Partisipasi Petani pada Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi Daerah Irigasi Paguyaman Kiri, petani memiliki tingkat
keterlibatan yang tinggi (100,00%). Nilai skor tingkat partisipasi petani rata-rata
sebesar 68,06 (Tabel 12 dan Lampiran 5). Hal-hal yang diamati pada tahap
perencanaan ini adalah partisipasi petani untuk merencanakan musim tanam
tahunan, menyusun sistem golongan, pengamanan jaringan irigasi, rencana
pemeliharaan dan rehabilitasi. Musim tanam tahunan merupakan agenda rutin
petani sehingga perencanaannya dilakukan sesuai dengan kondisi musim
apakah penghujan atau kemarau. Selain itu hal yang rutin dilakukan dalam
kaitannya dengan kegiatan perencanaan adalah pengamanan jaringan irigasi
dan rencanaan pemeliharaan terutama pemeliharaan rutin dan berkala.
Kegiatan lain yang bersifat tentatif adalah perencanaan kegiatan pemeliharaan
darurat dan perencanaan kegiatan rehabilitasi. Kedua jenis kegiatan perencanaan ini
dilakukan pada masa tahun 2020 terutama akibat dampak yang ditimbulkan oleh banjir
yang melanda sebagian Kecamatan Boliyohuto. Sedangkan untuk perencanaan kegiatan
penyusunan sistem golongan, merupakan kegiatan berkala (rutin) namun tidak
memakan waktu yang lama karena selama ini tidak terdapat kondisi luar biasa yang
mengharuskan perencanaan detil untuk penyesuaian debit air. Meskipun terjadi
penyusutan debit air akibat curah hujan yang berkurang pada awal tahun dibandingkan
dengan tahun sebelumnya namun sistem golongan masih dalam batas aman.
Tabel 12. Partisipasi Petani pada Tahap Perencanaan
Rentang
Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)
Skor
Sangat rendah 0 - 20 0 0,00
Rendah 21 - 40 0 0,00
Sedang 41 - 60 0 0,00
Tinggi 61 - 80 96 100,00
Sangat tinggi 81 - 100 0 0,00
Jumlah 96
Rataan = 68,06
Sumber: Olahan Data Primer (2020)
47
yang diamati pada tahap pelaksanaan ini adalah partisipasi petani untuk
pelaksanaan musim tanam tahunan, sistem golongan, pengamanan jaringan
irigasi, kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi. Pelaksanaan musim tanam
tahunan berjalan sesuai rencana awal dan petani padi sawah mengalami masa
panen yang baik yang terjadi pada bulan Agustus. Produktivitas lahan berada
pada kisaran 4,5 hingga 5 ton GKG per hektar. Pelaksanaan kegiatan sistem
golongan dan pengamanan jaringan irigasi tidak terdapat kejadian yang
menonjol.
Pada pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan terdapat kegiatan
pemeliharaan rutin dan darurat serta rehabilitasi jaringan irigasi. Hal ini terkait
dengan kejadian yang menonjol pada bulan Juli 2020 yaitu banjir yang melanda
Desa Tolite di Kecamatan Boliyohuto. Pemeliharaan darurat yang melibatkan
partisipasi petani terutama pengangkatan lumpur di sepanjang saluran tersier.
Sedangkan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi terutama dilakukan pada
bangunan bendung dan pintu air. Petani merasa memiliki kepentingan terutama
dampak banjir tersebut sehingga kegiatan rehabilitasi darurat terhadap jaringan
irigasi melibatkan petani.
Kegiatan pada tahap pelaksanaan mencakup juga kegiatan pemeliharaan
hulu sungai. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang diselaraskan dengan
pemeliharaan lingkungan jaringan irigasi. Pada tahap pemeliharaan hulu sungai
di sekitar jaringan irigasi, petani memiliki tingkat partisipasi yang tinggi
(100,00%). Nilai skor tingkat partisipasi petani rata-rata sebesar 75,00. Hal-hal
yang diamati pada kegiatan pemeliharaan hulu sungai ini yaitu mencegah
penebangan kayu di pinggir sungai dan atas gunung, membantu melakukan
sosialisasi kepada masyarakat mengenai fungsi tanaman pelindung di hulu
sungai dan pengetahuan mengenai kerugian lahan berpindah terhadap aliran
irigasi.
Pemeliharaan jaringan irigasi tidak hanya pada saluran irigasi dan fasilitas
pendukung. Lingkungan jaringan irigasi juga perlu dipelhara sebagai sebuah
sistem yang berada pada jaringan irigasi di DI Paguyaman Kiri. Menjaga agar
habitat pohon tetap tumbuh dan tidak mengalami deforestrasi termasuk dalam
upaya penyelamatan lingkungan. Pohon yang tumbuh di dataran tinggi di
sekeliling daerah aliran sungai berfungsi sebagai tanaman pelindung pencegah
longsor sehingga jaringan irigasi terhindar dari risiko endapan lumpur. Tingginya
48
tingkat partisipasi petani untuk sadar dan memahami lingkungan merupakan
modal yang baik dalam menjaga dan memelihara lingkungan jaringan irigasi.
Tabel 13. Partisipasi Petani pada Tahap Pelaksanaan
Kategori Rentang Skor Jumlah (orang) Persentase (%)
Sangat rendah 0 - 20 0 0,00
Rendah 21 - 40 0 0,00
Sedang 41 - 60 0 0,00
Tinggi 61 - 80 96 100,00
Sangat tinggi 81 - 100 0 0,00
Jumlah 96 100,00
Rataan = 69,01
Sumber: Olahan Data Primer (2020)
49
hal yang diamati pada tahap pemanfaatan hasil yaitu partisipasi petani untuk ikut
menikmati hasil dari pemeliharaan lingkungan dan pemeliharaan jaringan irigasi
itu sendiiri. Kepuasan yang dirasakan petani terutama pada hasil panen terakhir
pada akhir bulan Juli adalah buah dari kegiatan pemeliharaan lingkungan dan
jaringan irigasi. Meskipun selama ini petani dengan penuh kesadaran selalu
terlibat aktif dalam kegiatan, namun produktivitas usahatani yang diperoleh pada
akhirnya menjadi motivasi petani untuk lebih giat dalam menjaga dan
memelihara lingkungan jaringan irigasi.
Tabel 14. Partisipasi Petani pada Tahap Penilaian
Kategori Rentang Skor Jumlah (orang) Persentase (%)
Sangat rendah 0 - 20 0 0,00
Rendah 21 - 40 0 0,00
Sedang 41 - 60 0 0,00
Tinggi 61 - 80 96 100,00
Sangat Tinggi 81 - 100 0 0,00
Jumlah 96 100,00
Rataan = 68,23
Sumber: Olahan Data Primer (2020)
50
harapan terhadap manfaat. Petani sebagian besar berada pada kelompok umur
39-48 tahun yaitu sebanyak (37,50% dan kelompok umur 49-58 tahun (35,42%).
Dilihat dari kelompok umur dapat dikatakan bahwa sebagian besar petani berada
dalam masa produktif. Hanya sebagian kecil petani yang berada pada kelompok
umur lanjut (2,08%).
Tabel 16. Sebaran Petani Menurut Kelompok Umur
Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
28 - 38 5 5,21
39 - 48 36 37,50
49 - 58 34 35,42
59 - 69 19 19,79
Lebih dari 70 2 2,08
Jumlah 96 100,00
Sumber: Olahan Data Primer (2020)
51
usahatani. intensitas komunikasi petani baik dengan sesama petani, petugas
penyuluh maupun dengan petugas jaringan irigasi berada pada kategori tinggi.
Tingkat intensitas komunikasi petani dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi ditunjukkan pada Tabel 18 dan Lampiran 6.
Tabel 18. Tingkat Intensitas Komunikasi Petani
Nilai Indeks Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)
0 - 20 Sangat rendah 0 0,00
21 - 40 Rendah 0 0,00
41 - 60 Sedang 32 33,33
61 - 80 Tinggi 64 66,67
81 - 100 Sangat tinggi 0 0,00
Jumlah 96 100,00
Rataan 63,89
Sumber: Olahan Data Primer (2020)
52
pupuk, peningkatan hasil usahatani dan peningkatan produktivitas yang pada
akhirnya mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga petani. Manfaat
langsung yang diterima dan dirasakan sangat bermanfaat oleh petani adalah
ketersediaan air yang cukup sehingga aktivitas usahatani dapat berjalan lancar.
Tingkat harapan terhadap manfaat petani berada pada kategori tinggi (65,58)
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 20 dan Lampiran 6.
Tabel 20. Tingkat Harapan terhadap Manfaat Petani dalam Kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi (OPJI) di Daerah Irigasi Paguyaman Kiri
Nilai Indeks Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)
0 - 20 Sangat rendah 0
21 - 40 Rendah 0 0,00
41 - 60 Sedang 8 8,33
61 - 80 Tinggi 88 91,67
81 - 100 Sangat tinggi 0 100,00
Jumlah 96 100,00
Rataan 65,58
Sumber: Olahan Data Primer (2020)
53
Tabel 21. Hubungan Antara Variabel Umur, Intensitas Komunikasi, Tingkat
Pengetahuan dan Harapan Terhadap Manfaat dengan Tingkat
Partisipasi Petani dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Tingkat Partisipasi Petani
Faktor
Korelasi rs Signifikansi
a. Umur 0,019 0,855
b. Intensitas Komunikasi 0,848 0,020
c. Tingkat Pengetahuan 0,905 0,012
d. Harapan Terhadap Manfaat 0,018 0,856
Sumber: Hasil Olahan Data Primer dengan SPSS (2020)
54
bahwa tingkat pendidikan berhubungan yang nyata dengan partisipasi petani
dalam program percepatan peningkatan tata guna air irigasi.
55
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat partisipasi petani dalam pengelolaan lingkungan irigasi (operasi dan
pemeliharaan) di Daerah Irigasi Paguyaman Kiri dikategorikan tinggi (68,67).
Petani memiliki tingkat partisipasi pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
penilaian dan pemanfaatan hasil dengan baik.
2. Terdapat hubungan yang nyata antara variabel intensitas komunikasi dan
tingkat pengetahuan petani pada kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi dengan tingkat partisipasi petani dalam pengelolaan lingkungan irigasi
(operasi dan pemeliharaan) di Daerah Irigasi Paguyaman Kiri.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan, maka
saran penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai dan para penyuluh lapangan perlu
mempertahankan dan meningkatkan partisipasi petani melalui intensitas
penyuluhan secara berkelanjutan.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai keragaan usahatani dalam
kaitannya dengan pemanfaatan jaringan irigasi karena selama ini petani
hanya melakukan usahatani padi sawah.
DAFTAR PUSTAKA
Badra, V.M. 2011. Partisipasi Petani Padi Sawah dalam Program BLP di Desa
Negara Ratu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi.
Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Balai Wilayah Sungai Sulawesi II. 2011. Pelaksanaan Survey Aknop pada DI
Paguyaman. Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Balai Wilayah
Sulawesi II. Gorontalo.
Basrowi dan Juariyah. 2010. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat
Pendidikan Masyarakat Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai
Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol. 7 No. 1.
Blocher, J., K. Edward, H. Chen dan T.W. Lin. 2000. Manajemen Biaya.
Terjemahan oleh A. Susty Ambarriani. Salemba Empat. Jakarta.
Hastika, A.N. Tenriawaru dan A. Amrullah. 2019. Partisipasi Petani Anggota P3A
pada Pengembangan Jaringan Irigasi di DI Taccipi. Jurnal Sosial Ekonomi
Pertanian Vol.15 No.2 - Juni 2019. Fakultas Pertanian Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Noor, J. 2012. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah.
Prenada Media Group. Jakarta.
58
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
Suriana 2019. Pengetahuan, Sikap dan Partisipasi Petani Anggota P3A dalam
Operasi dan Pemeliharaan Daerah Irigasi Pattiro Kecamatan Barebbo
Kabupaten Bone. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Swasta, B dan I. Sukotjo. 1998. Pengantar Bisnis Modern. Edisi ketiga. Liberty.
Yogyakarta.
Yunus, A., D. Salman, E.B. Demmallino dan N.M. Viantika. 2016. Sociotechnical
Change and Institutional Adjusment in Paddy Rice Farming During Post
Green Revolution in Indonesia. International Journal of Agricultural
Science Vol.4 No.2.
59
Bantimurung Kabupaten Maros Sulawesi Selatan). Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin. Makassar.
60
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan
KUESIONER
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
13. Ikut serta dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
Frekwensi
No. Jenis Kegiatan Tidak Sekali-
Jarang Sering Selalu
Pernah sekali
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
4. Pemanfaatan Hasil
62
2. Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan
Frekwensi
No. Jenis Kegiatan Tidak Sekali-
Jarang Sering Selalu
Pernah sekali
1. Ikut aktif dalam
mengamankan jaringan
irigasi
2. Ikut aktif dalam
mengelola lingkungan
jaringan irigasi
3. Ikut aktif dalam
mengawasi jaringan
irigasi
4. Melakukan kunjungan
dan pembinaan
5. Ikut memberikan
laporan kondisi jaringan
irigasi
6. Ikut melakukan
koordinasi dengan
lembaga terkait
sehubungan dengan
pemeliharaan
lingkungan
7. Ikut dalam gotong
royong membersihkan
lokasi jaringan irigasi
8. Ikut melakukan
pengadaan bahan untuk
perbaikan jaringan
irigasi
63
4. Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil
Frekwensi
No. Jenis Kegiatan Tidak Sekali- Jaran Serin Selal
Pernah sekali g g u
1. Ikut menikmati hasil dari
pemeliharaan jaringan
irigasi
2. Ikut memanfaatkan hasil
dari pemeliharaan
lingkungan jaringan irigasi
64
3. Tingkat Harapan Terhadap Manfaat
Tingkat Harapan
No. Jenis Harapan Tidak Tidak Sangat
Cukup Setuju
tahu Setuju setuju
1. Jaringan irigasi mampu
mengurangi risiko gagal
panen
2. Jaringan irigasi mampu
mengurangi risiko
kehilangan air pada saat
musim kemarau
3. Berharap memperoleh
bantuan benih dan pupuk
4. Keberadaan jaringan
irigasi mampu
meningkatkan produksi
5. Keberadaan jaringan
irigasi mampu
meningkatkan
produktivitas petani
6. Keberadaan jaringan
irigasi mampu
meningkatkan
pendapatan rumah
tangga petani
65
Lampiran 3. Identitas responden
Jumlah Luas
Umur Pengalaman
No Nama Desa Pendidikan angg. Lahan
(tahun) (Thn)
kel. (Ha)
1 Sidi Ahaya Tiohu 50 SD 3 0.50 25
2 Niko Mani Tiohu 46 SD 3 0.75 21
3 Abd Kadir Jafar Tiohu 34 SMP 3 0.75 10
4 Marten Anwar Tiohu 43 SD 3 0.50 24
5 Rijal Tipuo Tiohu 56 SD 3 1.00 22
6 Misrofi Inga Tiohu 46 SD 3 0.75 24
7 Harun Mahful Diloniyohu 48 SD 4 1.50 21
8 Daud Sumbogo Bongongoayu 62 SD 3 1.00 40
9 Thaib Mato Bongongoayu 57 SD 2 0.50 20
10 Arman Babuta Bongongoayu 60 SMA 4 0.50 36
11 Davit Kamana Bongongoayu 28 SMP 3 0.50 5
12 Mahmud Matya Bongongoayu 47 SMP 4 0.50 25
13 Husain Mato Bongongoayu 45 SMP 3 0.50 10
14 Jakson Bongongoayu 56 SD 4 0.50 23
15 Ishak Alamati Bongongoayu 58 SD 2 0.75 28
16 Wahab Sapali Bongongoayu 57 SD 3 0.75 25
17 Ardin Laidingo Bongongoayu 64 Sarjana 2 0.50 21
18 Yunus Ahmad Bongongoayu 65 SD 3 1.20 23
19 Lugito Sidoharjo 45 Sarjana 4 1.00 10
20 Sarton Rahman Sidoharjo 54 Sarjana 3 1.00 11
21 Pino Mopili Sidoharjo 77 SD 3 1.00 22
22 Kadir Didipu Ombulo Tang 68 SMP 4 0.70 13
23 Ahmad Hanunu Ombulo Tang 60 Sarjana 3 2.00 30
24 Harun Mopili Ombulo Tang 47 SD 3 1.00 13
25 Ibrahim Mopili Ombulo Tang 52 SD 2 1.00 30
26 Ismail Sumbogo Ombulo Tang 46 SD 5 0.50 11
27 Abd Azis Kunuti Ombulo Tang 61 SMP 5 1.75 39
28 Gias Ma'arifat Margo Mulyo 45 SMP 5 0.50 11
29 Darwin Pongalo Margo Mulyo 41 SMA 4 0.50 11
30 Alex Sapali Margo Mulyo 57 SMP 3 0.70 18
31 Abd Gani Laiding Margo Mulyo 67 SD 3 1.00 20
32 Ismail Matyani Margo Mulyo 62 SMP 4 0.50 20
33 Adam Mato Margo Mulyo 59 SD 2 0.70 20
34 Kasim Sapali Margo Mulyo 46 SD 4 0.50 10
35 Jufri Kamana Margo Mulyo 51 SD 3 2.00 20
36 Mustapa Mopili Margo Mulyo 50 SD 3 1.00 25
37 Ibrahim Hasan Margo Mulyo 58 SD 3 0.75 23
38 Haris Sarifa Margo Mulyo 43 SD 3 0.50 23
39 Rasid Ahaya Margo Mulyo 50 SD 3 2.00 25
40 Yusuf Suleman Margo Mulyo 54 SD 2 0.50 30
41 Rasid Lihawa Margo Mulyo 34 SD 3 0.50 8
42 Tahir Katili Margo Mulyo 59 SD 3 1.00 26
43 Kasmat Mangop Margo Mulyo 58 SD 2 0.75 25
44 Lian Husain Margo Mulyo 39 SD 3 2.75 10
45 Ponimar Margo Mulyo 45 SMP 3 0.50 11
46 Jono Rahman Margo Mulyo 49 SD 4 1.00 20
47 Arah Sapali Molohu 69 SD 3 1.50 41
48 Husain Hasan Molohu 50 SMP 4 1.00 17
49 Hasan Asama Molohu 70 SD 2 1.00 40
50 Simon Sumbogo Suka Makmu 69 SD 2 0.50 41
51 Nune Mahful Suka Makmu 69 SD 2 1.00 40
52 Boro Mopili Suka Makmu 69 SD 2 1.00 40
53 Dengi Taliki Gandasari 68 SD 2 1.00 40
54 Usman Kaluku Gandasari 48 SD 3 0.75 12
55 Jupri Nur Gandasari 49 SMA 3 0.50 11
56 Yunus Dulahu Gandasari 67 SD 3 1.75 38
57 Suwarno Gandasari 53 SMA 3 1.00 21
58 Murjito Gandasari 38 SMP 4 1.00 18
59 Anton Suyatmo Gandasari 52 SMA 3 0.75 25
60 Bardi Gandasari 39 SMA 3 1.00 11
61 Giman Gandasari 51 SMP 4 0.50 20
62 Poniman Gandasari 40 SMA 3 0.50 19
63 Selamet Karmo Gandasari 50 SMP 2 1.25 22
64 Tunut Gandasari 41 SD 2 1.00 20
65 Kasan Gandasari 49 SD 3 0.75 25
66 Selamet Atmo Gandasari 42 SMP 3 1.00 23
67 Sugiyanto Gandasari 48 SMA 3 0.50 20
68 Suryono Gandasari 43 Sarjana 3 1.00 17
69 Kambali Gandasari 47 SMP 4 1.00 19
70 Saipul Ahamat Tolite 44 SMA 3 2.50 15
71 Halid Huno Tolite 46 SMA 3 1.00 21
72 Harun Lihawa Tolite 36 SMP 3 0.50 10
73 Sudiro Totamu Tolite 47 SMP 4 1.25 20
74 Musa Moito Tolite 61 SD 3 0.50 28
75 Ram Biya Tolite 63 SD 4 4.00 30
76 Yunus Lihawa Tolite 58 SD 3 0.50 23
67
77 Djafar Apeino Tolite 49 SMP 4 3.25 13
78 Noho Masalubu Tolite 39 SMA 2 4.00 15
79 Supiyanto Sidodadi 50 SD 3 2.00 30
80 Sadirum Sidodadi 40 SD 2 1.50 18
81 Wakidi Sidodadi 51 Sarjana 3 2.00 22
82 Suparman Sidodadi 41 SD 4 2.00 17
83 Marno Sidodadi 52 SMA 3 2.00 24
84 Rikin Sidodadi 42 SMP 3 1.00 12
85 Maryanto Sidodadi 53 SD 4 0.50 23
86 Sayid Sidodadi 43 SMA 3 0.25 20
87 Suyadi Sidomulyo 54 SD 3 0.50 26
88 Sutarmun Sidomulyo 44 SMA 2 0.50 15
89 Tarji Sidomulyo 55 SMP 5 0.50 25
90 Diman Sidomulyo 45 SMP 5 1.00 14
91 Gito Sidomulyo 45 SMP 5 1.50 16
92 Duladi Sidomulyo 47 SD 4 1.00 18
93 Luluk / Dukut Sidomulyo 51 SD 3 1.00 25
94 Salamet S Sidomulyo 57 SD 3 1.00 20
95 Katiran Sidomulyo 48 SMP 4 0.25 18
96 Rusman Suaibua Olimohulo 50 SMP 2 2.00 23
Jumlah 303.00 99.80
Rata-rata 51.36 3.16 1.04 21.45
MAX 77 5 4 41
MIN 28 2 0.25 5
68
Lampiran 4. Keikutsertaan Petani dalam Kegiatan Operasional Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Pema
Perencanaan Pelaksanaan Penilaian nft
No Nama
Hasil
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 1 2
1 Sidi Ahaya 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
2 Niko Mani 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
3 Abd Kadir Jafar 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
4 Marten Anwar 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
5 Rijal Tipuo 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
6 Misrofi Inga 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
7 Harun Mahful 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
8 Daud Sumbogo 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
9 Thaib Mato 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4
10 Arman Babuta 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3
11 Davit Kamana 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
12 Mahmud Matyani 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 Husain Mato 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
14 Jakson 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
15 Ishak Alamati 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
16 Wahab Sapali 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
17 Ardin Laidingo 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
18 Yunus Ahmad 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
19 Lugito 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
20 Sarton Rahman 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4
21 Pino Mopili 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
22 Kadir Didipu 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3
23 Ahmad Hanunu 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 Harun Mopili 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
25 Ibrahim Mopili 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
26 Ismail Sumbogo 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
27 Abd Azis Kunuti 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
28 Gias Ma'arifat 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
29 Darwin Pongalo 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
30 Alex Sapali 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
31 Abd Gani Laidingo 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4
32 Ismail Matyani 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
33 Adam Mato 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3
34 Kasim Sapali 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
35 Jufri Kamana 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
36 Mustapa Mopili 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
37 Ibrahim Hasan 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
38 Haris Sarifa 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
39 Rasid Ahaya 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
40 Yusuf Suleman 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
41 Rasid Lihawa 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
42 Tahir Katili 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4
43 Kasmat Mangopa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3
44 Lian Husain 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
45 Ponimar 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 Jono Rahman 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
47 Arah Sapali 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4
48 Husain Hasan 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4
49 Hasan Asama 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
50 Simon Sumbogo 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
51 Nune Mahful 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
52 Boro Mopili 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
53 Dengi Taliki 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
54 Usman Kaluku 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
55 Jupri Nur 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4
56 Yunus Dulahu 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4
57 Suwarno 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
58 Murjito 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
59 Anton Suyatmo 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4
60 Bardi 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4
61 Giman 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
62 Poniman 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
63 Selamet Karmo 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
64 Tunut 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
65 Kasan 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
66 Selamet Atmo 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
67 Sugiyanto 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4
68 Suryono 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4
69 Kambali 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
70 Saipul Ahamat 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
71 Halid Huno 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4
72 Harun Lihawa 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4
73 Sudiro Totamu 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
74 Musa Moito 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
75 Ram Biya 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
76 Yunus Lihawa 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
70
77 Djafar Apeino 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
78 Noho Masalubu 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
79 Supiyanto 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
80 Sadirum 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4
81 Wakidi 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
82 Suparman 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4
83 Marno 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
84 Rikin 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3
85 Maryanto 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
86 Sayid 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3
87 Suyadi 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4
88 Sutarmun 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4
89 Tarji 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4
90 Diman 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4
91 Gito 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3
92 Duladi 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3
93 Luluk / Dukut 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3
94 Salamet S 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
95 Katiran 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
96 Rusman Suaibua 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
71
Lampiran 5. Faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi
Intensitas Tkt Harapan Terhadap Pemeliharaan
No Nama Komunikasi Pengetahuan Manfaat Hulu Sungai
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
1 Sidi Ahaya 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 1 3 3 3
2 Niko Mani 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3
3 Abd Kadir Jafar 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3
4 Marten Anwar 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 1 3 3 3
5 Rijal Tipuo 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3
6 Misrofi Inga 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 1 3 3 3
7 Harun Mahful 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
8 Daud Sumbogo 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3
9 Thaib Mato 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 3 3
10 Arman Babuta 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 1 3 3 3
11 Davit Kamana 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3
12 Mahmud Matyani 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 1 3 3 3
13 Husain Mato 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3
14 Jakson 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3
15 Ishak Alamati 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 3 3
16 Wahab Sapali 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 3 3 3
17 Ardin Laidingo 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3
18 Yunus Ahmad 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 1 3 3 3
19 Lugito 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
20 Sarton Rahman 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3
21 Pino Mopili 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 1 3 3 3
22 Kadir Didipu 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 1 3 3 3
23 Ahmad Hanunu 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3
24 Harun Mopili 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 1 3 3 3
25 Ibrahim Mopili 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
26 Ismail Sumbogo 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3
27 Abd Azis Kunuti 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 1 3 3 3
28 Gias Ma'arifat 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
29 Darwin Pongalo 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3
30 Alex Sapali 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 1 3 3 3
31 Abd Gani Laidingo 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
32 Ismail Matyani 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3
33 Adam Mato 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 3 3 3
34 Kasim Sapali 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
35 Jufri Kamana 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3
36 Mustapa Mopili 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3
37 Ibrahim Hasan 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
38 Haris Sarifa 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3
39 Rasid Ahaya 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 1 3 3 3
40 Yusuf Suleman 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
41 Rasid Lihawa 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3
42 Tahir Katili 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 3 3
43 Kasmat Mangop 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 1 3 3 3
44 Lian Husain 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3
45 Ponimar 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 1 3 3 3
46 Jono Rahman 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
47 Arah Sapali 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3
48 Husain Hasan 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 3 3 3
49 Hasan Asama 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
50 Simon Sumbogo 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3
51 Nune Mahful 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 1 3 3 3
52 Boro Mopili 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
53 Dengi Taliki 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3
54 Usman Kaluku 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 1 3 3 3
55 Jupri Nur 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3
56 Yunus Dulahu 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3
57 Suwarno 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 1 3 3 3
58 Murjito 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3
59 Anton Suyatmo 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3
60 Bardi 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 3 3
61 Giman 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
62 Poniman 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3
63 Selamet Karmo 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 1 3 3 3
64 Tunut 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3
65 Kasan 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3
66 Selamet Atmo 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 1 3 3 3
67 Sugiyanto 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 1 3 3 3
68 Suryono 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3
69 Kambali 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3
70 Saipul Ahamat 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3
73
71 Halid Huno 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3
72 Harun Lihawa 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 1 3 3 3
73 Sudiro Totamu 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3
74 Musa Moito 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3
75 Ram Biya 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 1 3 3 3
76 Yunus Lihawa 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3
77 Djafar Apeino 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3
78 Noho Masalubu 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3
79 Supiyanto 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3
80 Sadirum 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3
81 Wakidi 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3
82 Suparman 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 1 3 3 3
83 Marno 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3
84 Rikin 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 1 3 3 3
85 Maryanto 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3
86 Sayid 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3
87 Suyadi 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 1 3 3 3
88 Sutarmun 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3
89 Tarji 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3
90 Diman 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3
91 Gito 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3
92 Duladi 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3
93 Luluk / Dukut 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3
94 Salamet S 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3
95 Katiran 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3
96 Rusman Suaibua 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 1 3 3 3
74
Lampiran 6. Nilai Indeks Tingkat Partisipasi Petani pada Setiap Tahapan
Pemanfaatan
Perencanaan Pelaksanaan Penilaian Tingkat
hasil
No Nama Partisipa
Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai
si
Skor indeks Skor indeks Skor indeks Skor indeks
1 Sidi Ahaya 22 66.67 32 75.00 14 62.50 7 62.50 66.67
2 Niko Mani 22 66.67 30 68.75 15 68.75 6 50.00 63.54
3 Abd Kadir Jafar 22 66.67 30 68.75 15 68.75 7 62.50 66.67
4 Marten Anwar 22 66.67 30 68.75 16 75.00 7 62.50 68.23
5 Rijal Tipuo 22 66.67 30 68.75 15 68.75 7 62.50 66.67
6 Misrofi Inga 22 66.67 30 68.75 15 68.75 8 75.00 69.79
7 Harun Mahful 22 66.67 30 68.75 15 68.75 8 75.00 69.79
8 Daud Sumbogo 22 66.67 30 68.75 14 62.50 8 75.00 68.23
9 Thaib Mato 22 66.67 30 68.75 14 62.50 8 75.00 68.23
10 Arman Babuta 22 66.67 30 68.75 14 62.50 7 62.50 65.10
11 Davit Kamana 22 66.67 30 68.75 16 75.00 8 75.00 71.35
12 Mahmud Matyani 22 66.67 30 68.75 16 75.00 8 75.00 71.35
13 Husain Mato 22 66.67 30 68.75 14 62.50 7 62.50 65.10
14 Jakson 22 66.67 30 68.75 15 68.75 6 50.00 63.54
15 Ishak Alamati 22 66.67 30 68.75 15 68.75 7 62.50 66.67
16 Wahab Sapali 22 66.67 30 68.75 16 75.00 7 62.50 68.23
17 Ardin Laidingo 22 66.67 30 68.75 15 68.75 7 62.50 66.67
18 Yunus Ahmad 22 66.67 30 68.75 15 68.75 8 75.00 69.79
19 Lugito 22 66.67 30 68.75 15 68.75 8 75.00 69.79
20 Sarton Rahman 22 66.67 30 68.75 14 62.50 8 75.00 68.23
21 Pino Mopili 22 66.67 30 68.75 14 62.50 8 75.00 68.23
22 Kadir Didipu 22 66.67 32 75.00 14 62.50 7 62.50 66.67
23 Ahmad Hanunu 22 66.67 30 68.75 16 75.00 8 75.00 71.35
24 Harun Mopili 22 66.67 30 68.75 14 62.50 7 62.50 65.10
25 Ibrahim Mopili 22 66.67 30 68.75 15 68.75 6 50.00 63.54
26 Ismail Sumbogo 22 66.67 30 68.75 15 68.75 7 62.50 66.67
27 Abd Azis Kunuti 22 66.67 30 68.75 16 75.00 7 62.50 68.23
28 Gias Ma'arifat 22 66.67 30 68.75 15 68.75 7 62.50 66.67
29 Darwin Pongalo 22 66.67 30 68.75 15 68.75 8 75.00 69.79
30 Alex Sapali 22 66.67 30 68.75 15 68.75 8 75.00 69.79
31 Abd Gani Laiding 24 75.00 30 68.75 14 62.50 8 75.00 70.31
32 Ismail Matyani 22 66.67 30 68.75 14 62.50 8 75.00 68.23
33 Adam Mato 22 66.67 32 75.00 14 62.50 7 62.50 66.67
34 Kasim Sapali 22 66.67 32 75.00 14 62.50 7 62.50 66.67
35 Jufri Kamana 22 66.67 30 68.75 15 68.75 6 50.00 63.54
36 Mustapa Mopili 22 66.67 30 68.75 15 68.75 7 62.50 66.67
37 Ibrahim Hasan 22 66.67 30 68.75 16 75.00 7 62.50 68.23
38 Haris Sarifa 22 66.67 30 68.75 15 68.75 7 62.50 66.67
39 Rasid Ahaya 22 66.67 30 68.75 15 68.75 8 75.00 69.79
40 Yusuf Suleman 22 66.67 30 68.75 15 68.75 8 75.00 69.79
41 Rasid Lihawa 22 66.67 30 68.75 14 62.50 8 75.00 68.23
42 Tahir Katili 24 75.00 30 68.75 14 62.50 8 75.00 70.31
43 Kasmat Mangop 24 75.00 30 68.75 14 62.50 7 62.50 67.19
44 Lian Husain 22 66.67 30 68.75 16 75.00 8 75.00 71.35
45 Ponimar 22 66.67 32 75.00 16 75.00 8 75.00 72.92
46 Jono Rahman 22 66.67 32 75.00 16 75.00 8 75.00 72.92
47 Arah Sapali 22 66.67 31 71.88 14 62.50 8 75.00 69.01
48 Husain Hasan 22 66.67 29 65.63 14 62.50 8 75.00 67.45
49 Hasan Asama 22 66.67 29 65.63 15 68.75 8 75.00 69.01
50 Simon Sumbogo 22 66.67 30 68.75 15 68.75 8 75.00 69.79
51 Nune Mahful 22 66.67 29 65.63 15 68.75 8 75.00 69.01
52 Boro Mopili 22 66.67 29 65.63 16 75.00 8 75.00 70.57
53 Dengi Taliki 22 66.67 29 65.63 16 75.00 8 75.00 70.57
54 Usman Kaluku 24 75.00 28 62.50 16 75.00 8 75.00 71.88
55 Jupri Nur 24 75.00 29 65.63 15 68.75 8 75.00 71.09
56 Yunus Dulahu 24 75.00 29 65.63 14 62.50 8 75.00 69.53
57 Suwarno 22 66.67 30 68.75 16 75.00 8 75.00 71.35
58 Murjito 22 66.67 32 75.00 16 75.00 8 75.00 72.92
59 Anton Suyatmo 22 66.67 31 71.88 14 62.50 8 75.00 69.01
60 Bardi 22 66.67 31 71.88 15 68.75 7 62.50 67.45
61 Giman 22 66.67 31 71.88 16 75.00 7 62.50 69.01
62 Poniman 22 66.67 30 68.75 15 68.75 8 75.00 69.79
63 Selamet Karmo 22 66.67 29 65.63 16 75.00 7 62.50 67.45
64 Tunut 22 66.67 29 65.63 16 75.00 8 75.00 70.57
65 Kasan 22 66.67 30 68.75 15 68.75 8 75.00 69.79
66 Selamet Atmo 22 66.67 29 65.63 15 68.75 8 75.00 69.01
67 Sugiyanto 24 75.00 29 65.63 15 68.75 8 75.00 71.09
68 Suryono 24 75.00 30 68.75 14 62.50 7 62.50 67.19
69 Kambali 24 75.00 30 68.75 16 75.00 8 75.00 73.44
70 Saipul Ahamat 24 75.00 30 68.75 16 75.00 8 75.00 73.44
76
71 Halid Huno 22 66.67 29 65.63 14 62.50 8 75.00 67.45
72 Harun Lihawa 22 66.67 31 71.88 14 62.50 8 75.00 69.01
73 Sudiro Totamu 22 66.67 31 71.88 15 68.75 8 75.00 70.57
74 Musa Moito 22 66.67 32 75.00 15 68.75 8 75.00 71.35
75 Ram Biya 22 66.67 31 71.88 15 68.75 8 75.00 70.57
76 Yunus Lihawa 22 66.67 31 71.88 16 75.00 8 75.00 72.14
77 Djafar Apeino 22 66.67 29 65.63 16 75.00 8 75.00 70.57
78 Noho Masalubu 22 66.67 28 62.50 16 75.00 8 75.00 69.79
79 Supiyanto 22 66.67 29 65.63 15 68.75 8 75.00 69.01
80 Sadirum 22 66.67 29 65.63 14 62.50 8 75.00 67.45
81 Wakidi 24 75.00 30 68.75 16 75.00 8 75.00 73.44
82 Suparman 24 75.00 30 68.75 14 62.50 7 62.50 67.19
83 Marno 24 75.00 30 68.75 15 68.75 6 50.00 65.63
84 Rikin 24 75.00 30 68.75 15 68.75 7 62.50 68.75
85 Maryanto 24 75.00 30 68.75 16 75.00 7 62.50 70.31
86 Sayid 22 66.67 30 68.75 15 68.75 7 62.50 66.67
87 Suyadi 22 66.67 28 62.50 15 68.75 8 75.00 68.23
88 Sutarmun 22 66.67 28 62.50 15 68.75 8 75.00 68.23
89 Tarji 22 66.67 30 68.75 14 62.50 8 75.00 68.23
90 Diman 22 66.67 30 68.75 14 62.50 8 75.00 68.23
91 Gito 22 66.67 31 71.88 14 62.50 7 62.50 65.89
92 Duladi 22 66.67 31 71.88 14 62.50 7 62.50 65.89
93 Luluk / Dukut 22 66.67 31 71.88 14 62.50 7 62.50 65.89
94 Salamet S 22 66.67 32 75.00 14 62.50 8 75.00 69.79
95 Katiran 22 66.67 31 71.88 14 62.50 7 62.50 65.89
96 Rusman Suaibua 24 75.00 31 71.88 14 62.50 7 62.50 67.97
Rata-rata 68.06 69.01 68.23 69.40 68.67
77
Lampiran 7. Nilai Indeks Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Partisipasi
Intensitas Tingkat Harapan terhadap
Komunikasi Pengetahuan Manfaat
No Nama
Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai
Skor indeks Skor indeks Skor indeks
1 Sidi Ahaya 11 66.67 10 58.33 21 62.50
2 Niko Mani 10 58.33 11 66.67 21 62.50
3 Abd Kadir Jafar 11 66.67 11 66.67 23 70.83
4 Marten Anwar 11 66.67 11 66.67 21 62.50
5 Rijal Tipuo 10 58.33 12 75.00 22 66.67
6 Misrofi Inga 11 66.67 11 66.67 21 62.50
7 Harun Mahful 11 66.67 10 58.33 22 66.67
8 Daud Sumbogo 10 58.33 12 75.00 22 66.67
9 Thaib Mato 11 66.67 12 75.00 22 66.67
10 Arman Babuta 11 66.67 9 50.00 20 58.33
11 Davit Kamana 10 58.33 12 75.00 23 70.83
12 Mahmud Matyani 11 66.67 12 75.00 21 62.50
13 Husain Mato 11 66.67 11 66.67 21 62.50
14 Jakson 10 58.33 10 58.33 22 66.67
15 Ishak Alamati 11 66.67 12 75.00 22 66.67
16 Wahab Sapali 11 66.67 11 66.67 20 58.33
17 Ardin Laidingo 10 58.33 11 66.67 23 70.83
18 Yunus Ahmad 11 66.67 11 66.67 21 62.50
19 Lugito 11 66.67 11 66.67 22 66.67
20 Sarton Rahman 10 58.33 12 75.00 21 62.50
21 Pino Mopili 11 66.67 11 66.67 22 66.67
22 Kadir Didipu 11 66.67 10 58.33 21 62.50
23 Ahmad Hanunu 10 58.33 12 75.00 22 66.67
24 Harun Mopili 11 66.67 12 75.00 21 62.50
25 Ibrahim Mopili 11 66.67 10 58.33 22 66.67
26 Ismail Sumbogo 10 58.33 11 66.67 21 62.50
27 Abd Azis Kunuti 11 66.67 12 75.00 21 62.50
28 Gias Ma'arifat 11 66.67 10 58.33 22 66.67
29 Darwin Pongalo 10 58.33 12 75.00 22 66.67
30 Alex Sapali 11 66.67 11 66.67 22 66.67
31 Abd Gani Laidingo 11 66.67 11 66.67 22 66.67
32 Ismail Matyani 10 58.33 11 66.67 21 62.50
33 Adam Mato 11 66.67 12 75.00 22 66.67
34 Kasim Sapali 11 66.67 10 58.33 22 66.67
35 Jufri Kamana 10 58.33 12 75.00 21 62.50
36 Mustapa Mopili 11 66.67 11 66.67 23 70.83
37 Ibrahim Hasan 11 66.67 11 66.67 22 66.67
38 Haris Sarifa 10 58.33 12 75.00 22 66.67
39 Rasid Ahaya 11 66.67 11 66.67 21 62.50
40 Yusuf Suleman 11 66.67 11 66.67 22 66.67
41 Rasid Lihawa 10 58.33 11 66.67 23 70.83
42 Tahir Katili 11 66.67 12 75.00 22 66.67
43 Kasmat Mangop 11 66.67 10 58.33 20 58.33
44 Lian Husain 10 58.33 12 75.00 23 70.83
45 Ponimar 11 66.67 11 66.67 22 66.67
46 Jono Rahman 11 66.67 11 66.67 22 66.67
47 Arah Sapali 11 66.67 11 66.67 21 62.50
48 Husain Hasan 10 58.33 12 75.00 22 66.67
49 Hasan Asama 11 66.67 10 58.33 22 66.67
50 Simon Sumbogo 11 66.67 12 75.00 22 66.67
51 Nune Mahful 10 58.33 11 66.67 22 66.67
52 Boro Mopili 11 66.67 11 66.67 22 66.67
53 Dengi Taliki 11 66.67 11 66.67 22 66.67
54 Usman Kaluku 10 58.33 12 75.00 21 62.50
55 Jupri Nur 11 66.67 10 58.33 21 62.50
56 Yunus Dulahu 11 66.67 12 75.00 23 70.83
57 Suwarno 10 58.33 11 66.67 21 62.50
58 Murjito 11 66.67 11 66.67 21 62.50
59 Anton Suyatmo 11 66.67 11 66.67 23 70.83
60 Bardi 10 58.33 12 75.00 22 66.67
61 Giman 11 66.67 10 58.33 22 66.67
62 Poniman 11 66.67 12 75.00 21 62.50
63 Selamet Karmo 10 58.33 11 66.67 22 66.67
64 Tunut 11 66.67 11 66.67 22 66.67
65 Kasan 11 66.67 12 75.00 23 70.83
66 Selamet Atmo 10 58.33 11 66.67 21 62.50
67 Sugiyanto 11 66.67 10 58.33 21 62.50
68 Suryono 11 66.67 12 75.00 22 66.67
69 Kambali 10 58.33 12 75.00 23 70.83
70 Saipul Ahamat 11 66.67 10 58.33 21 62.50
79
71 Halid Huno 11 66.67 11 66.67 23 70.83
72 Harun Lihawa 10 58.33 12 75.00 21 62.50
73 Sudiro Totamu 11 66.67 11 66.67 23 70.83
74 Musa Moito 11 66.67 12 75.00 21 62.50
75 Ram Biya 10 58.33 10 58.33 22 66.67
76 Yunus Lihawa 11 66.67 11 66.67 23 70.83
77 Djafar Apeino 11 66.67 12 75.00 22 66.67
78 Noho Masalubu 10 58.33 12 75.00 20 58.33
79 Supiyanto 11 66.67 9 50.00 23 70.83
80 Sadirum 11 66.67 12 75.00 23 70.83
81 Wakidi 10 58.33 12 75.00 20 58.33
82 Suparman 11 66.67 11 66.67 21 62.50
83 Marno 11 66.67 10 58.33 23 70.83
84 Rikin 10 58.33 12 75.00 21 62.50
85 Maryanto 11 66.67 11 66.67 23 70.83
86 Sayid 11 66.67 11 66.67 22 66.67
87 Suyadi 10 58.33 11 66.67 20 58.33
88 Sutarmun 11 66.67 11 66.67 23 70.83
89 Tarji 11 66.67 12 75.00 22 66.67
90 Diman 10 58.33 11 66.67 20 58.33
91 Gito 11 66.67 10 58.33 23 70.83
92 Duladi 11 66.67 12 75.00 22 66.67
93 Luluk / Dukut 10 58.33 11 66.67 20 58.33
94 Salamet S 11 66.67 11 66.67 23 70.83
95 Katiran 11 66.67 11 66.67 22 66.67
96 Rusman Suaibua 10 58.33 11 66.67 21 62.50
Rata-rata 63.89 67.88 65.58
80
Lampiran 8. Hasil Olah Data SPSS
Nonparametric Correlations
Correlations
umur tkt_partisipasi
N 96 96
Spearman's rho
Correlation Coefficient .019 1.000
N 96 96
NONPAR CORR
/VARIABLES=intens_kom tkt_partisipasi
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
intens_ko tkt_partisipasi
m
N 96 96
Spearman's rho
Correlation Coefficient .848 1.000
N 96 96
81
3. Hasil Korelasi Rank-Spearman Antara Variabel Tingkat Pengetahuan dengan
Tingkat Partisipasi
NONPAR CORR
/VARIABLES=tkt_pengetahuan tkt_partisipasi
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
tkt_penget tkt_partisipasi
ahuan
N 96 96
NONPAR CORR
/VARIABLES=harapan_manfaat tkt_partisipasi
/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
harapan_ tkt_partisipasi
manfaat
N 96 96
82