Disusun Oleh :
SURAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN MAGANG MAHASISWA SOSIOLOGI
Disusun oleh
Irfiade Zarkasyi Talaththof
D0315035
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembimbing 1
Nama : Prof. Dr. Mahendra Wijaya, MS
NIP : 19600723 198702 1 001
Program Studi : Sosiologi
Pembimbing 2
Nama :
Nama Instansi : Yayasan Gita Pertiwi
Jangka Waktu Magang : 1,5 bulan
1. “Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit
5. “Istri Bung Hatta itu ada tiga dan sama-sama dicintainya: tikar sembahyang,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayahNya, sehingga tugas laporan dengan judul “Program Urban Farming
Dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat Di Kampung Iklim Kopen
Sukoharjo” ini, dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam menyusun tugas laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan, pengarahan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
banyak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ahmad Zuber, S.Sos, DEA selaku Kepala Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Mahendra Wijaya, M.S. selaku dosen pembimbing magang yang
telah menyediakan waktu dan kesempatan untuk konsultasi selama proses magang
dan penyusunan laporan akhir.
3. Ibu Siti Zunariyah, S.Sos, M.Si selaku koordinator penyelenggara Kegiatan
Magang Mahasiswa Sosiologi.
4. Ibu Titik Eka Sasanti, S.Pt selaku DirekturProgram LSM Gita Pertiwi tempat
pelaksanaan kegiatan magang.
5. Seluruh staff LSM Gita Pertiwi yang telah memberi banyak ilmu baru dan
mendukung penulis selama melaksanakan kegiatan magang.
6. Drastiana Nisa selaku Staff Tim Kerja LSM Gita Pertiwi yang telah dengan baik
memfasilitasi kami selama masa magang.
7. Rekan-rekan sesama magang yang telah banyak membantu selama dalam masa
penulisan laporan dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis masih
perlu memperbaikinya, dengan demikian penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini,
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan berguna bagi penulis pada khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
MOTTO................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iv
DAFTAR ISI........................................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan......................................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan....................................................................................... 5
BAB II
DESKRIPSI YAYASAN GITA PERTIWI
A. Visi, Misi, Tujuan, Landasan Hukum, Sasaran Garapan dan Program
Umum Yayasan Gita Pertiwi.
1. Visi................................................................................................... 6
2. Misi.................................................................................................. 6
3. Tujuan.............................................................................................. 7
4. Landasan Hukum............................................................................. 7
5. Sasaran Garapan.............................................................................. 7
6. Program Umum............................................................................... 7
B. Lokasi LSM Gita Pertiwi............................................................................ 7
C. Sejarah Berdirinya LSM............................................................................. 8
D. Struktur Organisasi..................................................................................... 9
E. Keadaan Pegawai........................................................................................ 10
F. Mitra Kerja.................................................................................................. 10
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
A. Persiapan Magang....................................................................................... 11
B. Kegiatan Magang........................................................................................ 12
C. Kendala Magang......................................................................................... 15
D. Pelaksanaan Magang dan Metode............................................................... 15
E. Log Book..................................................................................................... 16
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kampung Iklim Kopen............................................................................... 19
B. Program Urban Farming............................................................................. 19
C. Partisipasi Masyarakat................................................................................ 21
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan................................................................................................ 23
B. Saran.......................................................................................................... 23
LAMPIRAN......................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi perkotaan yang padat saat ini sudah semakin mendesak warganya
untuk harus mampu memenuhi ketersediaan pangan mereka sendiri. Belum lagi
kondisi kehidupan ekonomi kota yang harga bahan-bahan makanan tidak murah
untuk didapat. Untuk itu perlu adanya kemandirian yang berbasis dari masyarakat itu
sendiri. Karena dengan adanya kemampuan masyarakat memenuhi ketersediaan
pangannya, warga tidak perlu bingung lagi akan kelangkaan bahan-bahan pangan.
Salah satu hal yang menjadi problem kebutuhan pangan adalah perubahan
iklim yang ekstrim sering terjadi di beberapa negara. Hal ini tentu berakibat kepada
kenaikan harga produk termasuk hasil pertanian. Melonjaknya harga hasil pertanian
jelas saja menyengsarakan kaum petani dalam mendapatkan akses pangan. Selain itu
jika persoalan pangan terus mengalami keterpurukan. Hal yang ditakutkan
selanjutnya adalah bersaingnya negara-negara berkembang.
Mungkin semua orang tahu bahwa kualitas hidup seseorang ditentukan oleh
kualitas makanan yang masuk kedalam tubuhnya. Bayangkan jika kita selalu
mengonsumsi makanan yang tidak sehat, kita pun akan merasakan dampak buruk
meski tidak dalam jangka pendek.
Perubahan iklim yang ekstrim terjadi di beberapa negara adalah salah satu hal
yang menjadi problem lingkungan saat ini. Hal ini tentu berakibat kepada aktifitas-
aktifitas keseharian masyarakat baik secara langsung atau tidak langsung. Perubahan
iklim adalah perubahan yang terjadi secara evolutif. Terjadi dalam jangka waktu yang
panjang yang didistribusikan dalam pola cuaca secara statistik.
Kampung Iklim Kopen sendiri sudah terdaftar sebagai salah satu lokasi
pengembangan program iklim dari 2.064 lokasi yang terdaftar. Kampung Kopen ini
terdaftar dengan nama Program Kampung Iklim (ProKlim) Jawa Tengah
2017(Kopen RT 1 RW 7, Desa Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Kabupaten
Sukoharjo) dengan nomor akun 10-PK-IV-2017-0692.
B. Tujuan Penulisan
1. Visi
2. Misi
4. Landasan Hukum
5. Sasaran Garapan
Fax : 0271-718956
Email : gita@indo.net.id
C. Sejarah Berdirinya Lembaga Swadaya Masyarakat
9 2 11
F. Mitra Kerja
1. Sektor Pemerintah (dari nasional sampai desa)
Dinas pertanian
PIRT (Dinas Kesehatan)
BPTP
KLH
Puskesmas
Disperindag
2. Sektor swasta
CSR Aqua
CV. Dadi Mulyo
Konsumen beras sehat: warung makan, rumah makan.
3. Lembaga Dana (Keuangan)
Aqua
Masyarakat di 8 desa khusus program WASH dan KIA dan 9 desa
khusus program pertanian di Kabupaten Klaten dampingan Gita
Pertiwi
4. Media massa
Solopos
Jawa Pos
5. Perguruan Tinggi
UNS
IPB
UNIKA
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
A. Persiapan Magang
Kegiatan Magang Mahasiswa Sosiologi (KMMS) merupakan salah
satu mata kuliah jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang dimaksudkan untuk memberikan
pengalaman bekerja bagi mahasiswa pada institusi mitra. Institusi mitra
adalah lembaga di luar Universitas Sebelas Maret baik pemerintah, Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), swasta ataupun Non Governmental
Organization (NGO) yang lingkup tugasnya relevan dengan Jurusan
Sosiologi. Keunggulan magang bagi mahasiswa sosiologi adalah mahasiswa
dapat mengenal budaya kerja pada institusi yang bersangkutan tempat
mahasiswa melakukan kegiatan magang, belajar mengidentifikasi
permasalahan dan mencari solusi terkait dengan permasalahan yang
bersangkutan, kemudahan memperoleh akses data dan informasi, dapat
memahami secara langsung aplikasi dari teori yang telah dipelajari dalam
perkuliahan.
KMMS merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Sosiologi pada
semester 5 atau 7 atau pada selang semester 5 menuju semester 6 dan selang
semester 7 menuju semester 8. Pelaksanaan KMMS ini dilaksanakan pada
liburan semester 5 agar KMMS tidak mengganggu waktu perkuliahan
mahasiswa. Selian itu agar KMMS dapat dilaksanakan secara optimal. Dalam
pelaksanaan KMMS mahasiswa dituntut lebih mempersiapkan segala
sesuatunya secara disiplin dan teratur. Mahasiswa diberikan kebebasan
memilih instansi atau lembaga yang sesuai dengan disiplin ilmu sosiologi.
Para peserta magang juga diperbolehkan untuk membentuk satu tim magang
atau magang secara individu.
Lembaga atau instansi yang dapat dijadikan sarana KMMS
diantaranya sebagai berikut :
1. Instansi atau SKPD
2. Kelurahan dan Kecamatan
3. Lembaga Swadaya masyarakat (LSM).
4. Lembaga Swasta atau Industri, Koperasi, UKM.
5. Media Massa
6. Lembaga-lembaga politik atau partai politik.
7. Komunitas
8. Badan, Kantor atau lembaga lain yang relevan dengan sosiologi.
KMMS ini diharapkan dapat menjadikan mahasiswa lebih kreatif dan
inovatif dalam bekerja nantinya. Dengan adanya kegiatan magang ini,
mahasiswa akan memperoleh pengalaman sebagai bekal untuk menempuh
dunia kerja setelah menyandang gelar sarjana sosial. Maka, di dalam
pelaksanaan magang ini haruslah dijalani dengan disiplin dan teratur.
Berikut langkah yang ditempuh dalam persiapan magang adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan fokus yang diminati dan mencari lembaga/yayasan yang
sesuai dengan minat
2. Mengumpulkan informasi terkait lembaga/yayasan dari kakak tingkat
dan dosen sekaligus melakukan konsultasi untuk mendapatkan
pertimbangan tempat magang
3. Mengunjungi kantor LSM Gita Pertiwi untuk menanyakan informasi
mengenai profil LSM Gita Pertiwi serta program kerja secara detail.
Serta menanyakan mengenai berkas yang diperlukan sebagai syarat
untuk magang di LSM Gita Pertiwi.
4. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing magang mengenai
tempat magang serta program kerja LSM Gita Pertiwi sebagai tempat
pelaksanaan magang.
5. Mempersiapkan berkas yang diperlukan sebagai bahan penunjang
kegiatan magang
6. Melakukan pertemuan dengan Direktur dan staf LSM Gita Pertiwi
untuk menyerahkan proposal magang serta membahas kontrak
magang dan agenda kegiatan yang akan dilakukan.
B. Kegiatan Magang
Gita Pertiwi juga mengelola sebuah warung bernama WKP (Warung Kanda
Takon Pusur) yang penamaannya diinspirasi karena dekat dengan sungai yang
bernama pusur. Warung ini menjadi salah satu tempat bertemunya multi
stakeholder untuk berdiskusi. Disini mahasiswa banyak diajak berdiskusi dan
membicarakan banyak hal. Salah satunya ialah tentang bagaimana mengolah
makanan yang sehat. Di WKP ini diproduksi sebuah produk Teh Telang. Teh ini
terbuat dari bunga telang yang juga dibudidayakan di sekitar WKP. Proses
pembuatan dari bunga hingga menjadi teh siap seduh antara lain, proses
pemetikan bunga. Selanjutnya, bunga yang sudah dipetik dijemur di bawah panas
matahari hingga kering. Setelah kering, bunga telang tadi sudah siap dikemas
dimasukkan ke kantong teh atau bisa juga langsung direbus hingga mengeluarkan
warna.Yang menarik dari teh ini adalah warna nya yang biru apabila diseduh
dengan air. Dan teh telang tersebut apabila diberi perasan jeruk/lemon warnanya
akan berubah menjadi keunguan.
Selanjutnya kami juga mengunjungi salah satu tempat dampingan Gita Pertiwi
di program Sanitasi dan KIA yaitu Desa Daleman, Kecamatan Tulung. Di desa ini
diadakan program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) kegiatan-kegiatannya meliputi
kelas ibu hamil, Posyandu Balita dan Posyandu Lansia. Disini mahasiswa magang
diajak berpartisipasi dalam kegiatan posyandu setempat. Kami diminta untuk
mengantarkan produk teh telang ke pengurus posyandu untuk dijadikan bubur
untuk makanan tambahan bagi anak-anak balita. Ternyata teh telang tidak hanya
bisa diminum saja tapi juga bisa dicampurkan kedalam makanan seperti bubur.
Selanjutnya kami difasilitasi oleh Mbak Asti dan Mbak Irun untuk bertemu
dengan praktisi program pertanian berkelanjutan Gita Pertiwi, Bapak Rubadi. Pak
Rubadi merupakan pengurus Kelompok Tani KOMPAK dan menjabat sebagai
sekretaris. Tepat pada 26 Oktober 2017 KOMPAK resmi dibentuk dengan
dikeluarkannya akte oleh pemerintah setempat. Diceritakan bahwa komunitas ini
beranggotakan 4 Desa yakni Daleman, Ponggok, Karanglo, dan Polanharjo.
KOMPAK adalah kepanjangan dari Kelompok Petani Alami Klaten, sehingga
anggota-anggotanya adalah para petani alami yang tempatnya berada didaerah
Klaten. Prinsip kelompok ini adalah petani berusaha untuk melestarikan alam,
dimana hasil berasnya adalah beras organik.
Pemateri diisi oleh ahli gizi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta
menyampaikan prinsip pengolahan makanan sumber karbohidrat yang
berkualitas. Dilanjutkan dengan kegiatan praktek memasak masakan sumber
karbohidrat. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan peserta
tentang teknik pengolahan makanan yang berkualitas. Selain itu juga menambah
pengetahuan tentang berbagai menu olahan makanan sumber karbohidrat yang
berkualitas.
C. Kendala Magang
E. LOG BOOK
Hal ini juga sebagai wujud pelaksanaan Perjanjian Paris dimana pemerintah
RI telah meratifikasinya menjadi undang-undang no. 16 tahun 2016 tentang
Persetujuan Paris atas konvensi kerangka kerja PBB mengenai perubahan iklim.
Landasan hukum ProKlim adalah peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.84/MenLHK-Setjen/Kum.1/11/2016 tentang Program Kampung
Iklim dan telah ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Peraturan Dirjen Pengendalian
Perubahan Iklim Nomor P.1/PPI/SET/KUM.1/2/2017 tentang pedoman pelaksanaan
program Kampung Iklim.
Kampung Iklim Kopen sendiri sudah terdaftar sebagai salah satu lokasi
pengembangan program iklim dari 2.064 lokasi yang terdaftar. Kampung Kopen ini
terdaftar dengan nama Program Kampung Iklim (ProKlim) Jawa Tengah
2017(Kopen RT 1 RW 7, Desa Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Kabupaten
Sukoharjo) dengan nomor akun 10-PK-IV-2017-0692.
Salah satu program di Gita Pertiwi adalah Kota Cerdas Pangan. Salah satu
kegiatan program ini adalah mendekatkan akses pangan sehat bagi masyarakat
perkotaan melalui program urban farming. Gita Pertiwi bersama Jaker PO dan
Rikolto mengadakan workshop “Training of Trainers Urban Farming” pada tanggal
3 Maret 2018 di Kampung Iklim Kopen Kelurahan Ngadirejo. Di sesi workshop ini
Gita Pertiwi merancang pertemuan antara ibu-ibu dan pemuda perwakilan dari 5
kecamatan untuk belajar bersama tentang program iklim yang sudah berjalan di
Kampung Kopen.
Bapak Arif Suryono, S.T. selaku Ketua Program Kampung Iklim Kopen,
Ngadirejo mengatakan bahwa pemanasan global menyebabkan perubahan iklim yang
ekstrim sehingga diperlukan usaha untuk menjaga lingkungan dan memperbaiki
lingkungan. Caranya adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan
menjadi sumber pangan dan gizi. Mengoptimalkan pekarangan menjadi sumber
pangan dan gizi maksudnya adalah dengan melakukan cocok tanam tanaman yang
dapat menjadi bahan konsumsi dan memenuhi nutrisi sehari-hari. Pertanian yang
memanfaatkan lahan pekarangan sempit di kota, termasuk rumah dan perkantoran,
digadang-gadang jadi salah satu solusi untuk penguatan ketahanan pangan. Selain itu
pertanian yang dilakukan di perkotaan secara tidak langsung juga mendekatkan
pangan ke dapur rumah.
Bercocok tanam merupakan bagian dari siklus alam, air hujan yang turun
dengan intensitas yang tinggi masuk ke saluran air/got dapat menyebabkan bencana
banjir di daerah yang lebih rendah. Dengan bercocok tanam di perkotaan dapat
mengurangi air yang masuk kedalam saluran air sehingga mengurangi resiko
terjadinya banjir didaerah yang lebih rendah. Bapak Arif mencontohkan sama halnya
dengan Kota Surakarta yang sering terjadi banjir di beberapa titik seperti di Kampung
Sewu dan Pucang Sawit disebabkan oleh daerahnya lebih rendah daripada yang lain
dan juga kurangnya resapan air di daerah-daerah yang lebih tinggi.
Bapak Supardi selaku praktisi program iklim dan salah satu orang yang
menjadi bagian berdirinya awal mula konsep kampung iklim di Kopen Kartasura ini
mengatakan bahwa semua warga diajak untuk melakukan perubahan di lingkungan
sekitarnya. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan lingkungan menjadi lebih
baik dan perubahan perilaku masyarakat yang ekologis yakni masyarakat yang peduli
terhadap siklus alam. Bapak Supardi mengatakan binaan program iklim ini telah
berkembang ke beberapa desa yang salah satunya adalah di Kampung Iklim Kopen
Sukoharjo yang mana terdiri dari 2 RT.
Konsep program bank sampah di kampung Kopen ini berjalan dengan baik
seiring dengan menangnya lomba bank sampah dan kreasi sampah di tingkat
Kabupaten Sukoharjo. Program bank sampah sejatinya adalah menanamkan
pengertian bahwa sampah sebenarnya sudah harus terpilah dari dalam rumah.
Sehingga memudahkan untuk dilakukan pengolahan sampah baik sampah organik
ataupun sampah anorganik. Masyarakat di kelurahan Ngadirejo, menurut pemaparan
bapak lurah bahwa mereka sepakat tentang adanya lingkungan yang bersih dan sehat.
C. Partisipasi Masyarakat
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari keseluruhan kegiatan yang telah penulis laksanakan selama mengikuti
kegiatan magang mahasiswa sosiologi di Yayasan Gita Pertiwi, penulis memiliki
beberapa saran untuk perubahan yang lebih baik kedepannya. Saran tersebut antara
lain:
1. Bagi Jurusan
Jurusan sebaiknya perlu mengadakan sosialisasi magang yang lebih
mendetail, agar mahasiwa peserta magang benar-benar paham terkait
dengan pelaksanaan kegiatan magang. Terkait pelaksanaan, sebaiknya
pelaksanaan kegiatan magang dilaksanakan pada periode Juli-Agustus,
dengan pertimbangan pada bulan Juli-Agustus di kebanyakan instansi lagi
banyak program kegiatan yang dijalankan dalam artian tidak dilaksanakan
di awal tahun sehingga para mahasiswa peserta magang bisa memperoleh
ilmu-ilmu dan pengalaman yang ada di tempat magang secara maksimal.
Sehingga tidak terjadi kebingungan dari mahasiswa peserta magang
karena memang tidak ada kegiatan yang banyak dilakukan di instansi
magang. Sebisa mungkin juga jurusan memberikan daftar tempat-tempat
magang yang memang representatif menjadi tempat magang yang sesuai
dengan bidang ilmu yang menjadi keahlian di bidang sosiologi untuk
memudahkan mahasiswa menentukan tempat magang.
3. Bagi Pembaca