Anda di halaman 1dari 40

KEMENTERIAN PARIWISATA

DESAIN STRATEGI DAN RENCANA AKSI


PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA
KULINER DAN BELANJA

KOTA PALEMBANG

TIM PERCEPATAN DESTINASI WISATA KULINER DAN BELANJA


Tahun Anggaran 2018

i
Contents
BAB 1 1
1.1 Potensi Pariwisata ................................................................................1
1.2 Permasalahan yang dihadapi .............................................................10
1.3 Posisi Palembang dalam pengembangan kepariwisataan ..................11
1.4 Isu-Isu strategis ..................................................................................12
1.5 Metode Pendekatan penyusunan DSra..............................................12
BAB 2 14
2.1 visi pembangunan pariwisata kota palembang ..................................14
2.2 misi ....................................................................................................14
2.3 tujuan.................................................................................................14
2.4 konsep pengembangan ......................................................................15
2.4.1 Visi Pembangunan Pariwisata Sumatera Selatan “Sumatera
Selatan sebagai Silang Budaya Indonesia” ...............................16
2.4.2 Misi Pembangunan Sumatera Selatan .....................................16
2.4.3 Rencana Strategis Pengembangan ...........................................17
BAB 3 22
3.1 strategi ...............................................................................................22
3.1.1 Strategi Pembangunan Pariwisata di Kabupaten/Kota
berdasarkan RIPPARPROV Sumatera Selatan Tahun 2015-2025Error! Bookmark not defined.
3.2 Implementasi strategi ........................................................................27
3.2.1 Penataan 16 Ilir ........................................................................28
3.2.2 Penataan Pasar Sekanak ..........................................................29
BAB 5 31
5.1 rencana aksi .......................................................................................31
5.2 quick win ............................................................................................32

ii
BAB 1
ANALISIS SITUASI PALEMBANG

1.1 POTENSI PARIWISATA

Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan dan kota terbesar kedua di
Sumatera setelah Medan (www.palembang.go.id). Sejarah Palembang yang pernah
menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu,
Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad
ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Di dunia Barat,
kota Palembang juga dijuluki Venice of the East ("Venesia dari Timur"). Biasanya kota
Palembang sering dujuluki dengan kota pempek, namun banyak tempat yang dapat di
kunjungi dikota tersebut seperti halnya objek-objek wisatanya.

Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia, dengan usia 1382 tahun jika
dilihat berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit, warisan dari kerajaan Sriwijaya. Pusat
pemerintahan Kerajaan Sriwijaya adalah Kota Palembang pada zaman sekarang ini.
Menurut Ismail (2012), Kota Palembang memiliki banyak nilai jual dalam dunia
pariwisata. Berbagai macam destinasi wisata yang ditawarkan sangat berakar pada
sejarah; mulai dari peninggalan seni, budaya, tempat bersejarah, serta wisata kuliner
yang cukup terkenal dikalangan masyarakat Indonesia maupun mancanegara.

Secara geografis, Kota Palembang terletak pada 2°59'27.99″ LS 104°45'24.24″ BT. Luas
wilayah Kota Palembang adalah 358,55 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari
permukaan laut. Iklim Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembab
nisbi, kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Suhu kota berkisar
antara 23,4 - 31,7°C. Curah hujan per tahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm.
Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89% dengan rata-rata penyinaran matahari
45%. Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah Kota yang
tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara Kota.
Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah
tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata antara 0 - 20 mdpl. Batas dari Kota
Palembang, yaitu:

a. Utara : Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Kertapati, Gandus


dan Seberang Ulu I Kota Palembang
b. Selatan : Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten Muara Enim
c. Timur : Kabupaten Banyuasin
d. Barat : Kabupaten Banyuasin

1
Menurut Dinas Pariwisata Kota Palembang (http://palembang-tourism.com), Bumi
Sriwijaya menawarkan berbagai macam objek wisata. Jika ingin menikmati wisata
sejarah di kota Palembang, wisatawan dapat mengunjungi Benteng Kuto Besak (BKB).
Benteng ini merupakan benteng pertahanan kota Palembang dari serangan para
penjajah. Pembangunan BKB memakan waktu 17 tahun lamanya. BKB terletak di
pinggir sungai Musi dan sekarang berfungsi sebagai tempat wisata dan rumah sakit
tentara.

Bukit Siguntang merupakan situs sejarah kedua yang terdapat di kota Palembang. Bukit
ini merupakan titik tertinggi kota Palembang. Situs ini merupakan situs yang sakral
karena memiliki 8 makam yang terdiri dari makam tokoh-tokoh raja, panglima,
bangsawan, dan pahlawan Melayu-Sriwijaya. Selain itu terdapat beberapa museum
penting di kota Palembang yaitu:

a. Museum Monpera adalah museum yang menyimpan berbagai jenis persenjataan


dan berkas-berkas bersejarah yang digunakan dalam Pertempuran Lima Hari Lima
Malam pada tahun 1947.
b. Museum Balaputra Dewa adalah museum yang berisi benda-benda peninggalan
bersejarah berupa arca-arca dan patung-patung. Museum ini juga terdapat koleksi
histografi, etnografi, felologi, keramik, teknologi moderen, flora, fauna, geologi,
Rumah Limas dan Rumah Ulu asli.
c. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II adalah museum yang memiliki peninggalan
sejarah mengenai Palembang. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II terletak di
tepi sungai Musi dan memamerkan 368 koleksi; mulai dari arkeologi, etnografi,
biologi, seni dan terutama informasi tentang pengumpulan mata uang
(numismatik), sampai studi atau koleksi mata uang. Koleksinya berasal dari era
Sriwijaya, Kesultanan Palembang Darussalam, era kolonial Belanda, pendudukan
Jepang, hingga masa awal kemerdekaan Indonesia.

Pulau Kamaro merupakan sebuah pulau yang terletak ditengah-tengah perairan Sungai
Musi. Pulau ini memiliki legenda percintaan antara putri Raja Palembang, Siti Fatimah
dan putra Raja China, Tan Bun Ann, yang meninggal ketika terjun ke dalam sungai
untuk menyelamatkan emas-emas, hal ini terbukti terdapat makam dari Tan Bun Ann,
Siti Fatimah dan pelayan-pelayannya. Terdapat pohon cinta dan kelenteng umat Budha
diatas pulau ini yang ramai akan pengunjung ketika Cap Go Meh.

Serta terdapat Jembatan Ampera yang merupakan ikon dari kota Palembang, dimana
jembatan ini dibangun pada masa penajajahan Jepang. Ampera memiliki kepanjangan

2
dari Amanat Penderitaan Rakyat. Dulu, bagian tengah jembatan ini dapat dinaikkan
agar kapal-kapal besar dapat melintasi sungai Musi, namun sejak tahun 1970-an
hidrolik pengangkat mengalami kerusakan.

Objek wisata budaya kota Palembang antara lain pusat kerajinan songket. Songket
Palembang memiliki motif yang berbeda dari songket daerah lain, serta dalam proses
pengerjaannya dikerjakan secara teliti dan menggunakan bahan berkualitas tinggi dan
keterampilan yang tinggi. Selain itu juga terdapat pusat kerajinan ukir Palembang. Seni
ukir Palembang merupakan warisan turun temurun dari masa Kesultanan Palembang.
Motif yang biasa dipergunakan ialah motif tumbuh-tumbuhan yang dikaryakan
menjadi sulur-sulur. Ukiran Palembang biasanya menggunakan warna emas pada kayu,
sehingga menimbulkan efek tradisional yang berkelas.

Terdapat sebuah Al-Quran dengan ukuran yang sangat besar yang bernama Al-Quran
Al-Akbar. Al-Quran ini terbuat dari kayu dengan ukiran khas Sumatera Selatan dan Al-
Quran ini juga berjumlah 315 lembar kayu trembesi. Tebal keseluruhannya termasuk
sampul mencapai 9 meter. Ukuran halamannya 177cm x 140cm, x 2,5cm. Al-Qur’an ini
mendapatkan penghargaan MURI sebagai Al-Qur’an terbesar di Indonesia. Rumah
Rakit merupakan rumah tertua yang ada di kota Palembang yang konon katanya sudah
ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Rumah rakit biasanya mengapung diatas perairan
sungai Musi. Pada zaman dulu, seluruh warga asing diwajibkan untuk menetap diatas
rumah rakit, bahkan kantor dan gudang dagang Belanda pertama kali ada diatas rumah
rakit.
Potensi pariwisata lainnya adalah potensi wisata kuliner. Beberapa jenis kuliner yang
ada di kota Palembang adalah nasi minyak, pempek, model (ikan, gandum), tekwan,
otak-otak, pangsit ikan, sate ikan belido, rujak mie, mie celor, burgo, lakso,
celimpungan, pindang (patin, baung, udang, iga), tempoyak, pepes, es kacang merah,
kerupuk dan kemplang, lempok durian, martabak manis, martabak India, berbagai
jajanan pasar (kue lumpang, sarikaya, bolu masuba, bolu 8 jam, bolu kojo, engkak
ketan, kue lapis, jongkong, ketan kuning, bongkol, kolak durian, dsb.). Kuliner yang
ditawarkan oleh kota Palembang merupakan penggabungan dari masakan khas kota
Palembang, dengan masakan dari kota lain namun, sangat disukai oleh masyarakat
kota Palembang sehingga menjadi makanan yang terkenal di kota Palembang.

Secara umum potensi Palembang sebagai destinasi pariwisata memiliki potensi wisata
yang beragam disajikan pada tabel berikut.

3
Tabel 1.1 Potensi Pengembangan Destinasi Wisata Kota Palembang

4
5
6
Sumber: RIPPARPROV SUMSEL 2015-2025

Data diatas menggambarkan jumlah destinasi wisata yang ada di Palembang dengan
sekotr unggulan di dalamnya termasuk kuliner. Dalam pengembangan pariwisata

7
kuliner Kota Palembang, dilakukan analisis TOWS menggunakan data RIPPARPROV
Propinsi Sumatera Selatan sebagai berikut.

8
Tabel 1.2 Matriks Analisis Lingkungan Internal Kepariwisataan Palembang Berdasar
RIPPARPROV 2015-2025

9
Sumber: RIPPARPROV 2015-2025

Berdasar analisis tersebut dan analisis internal lainnya dapat dikemukakan potensi
utama pengembangan pariwisata Kuliner Kota Palembang sebagai berikut

a. Pariwisata sebagai sektor prioritas pembangunan kota Palembang


b. Kuliner Palembang menjadi peringkat 3 dalam Pesona Indonesia Award Th. 2016
(pempek 3rd best local dishes)
c. Kota Palembang adalah kota kuliner kreatif lebih dari 200 jenis makanan

1.2 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

Pengembangan potensi kuliner dan belanja di Palembang memiliki berbagai


permasalahan yang menyebabkan potensi tersebut belum dapat dijadikan sebagai
”signature” bagi Palembang yaitu:

10
a. Belum memiliki lokasi pusat kuliner yang representatif untuk wisatawan
b. Masih kurangnya usaha kuliner yang menawarkan makanan tradisional
c. Packaging dan branding kuliner belum maksimal
d. Penawaran paket wisata kuliner belum maksimal
e. Database wisata kuliner dan belanja, termasuk kemitraan

Berbagai permasalahan tersebut secara serius disikapi oleh pemerintah dengan


menyusun serangkaian program yang mencoba menjadikan Palembang sebagai salah
satu ikon pariwisata terkemuka di Sumatera maupun Indonesia

1.3 POSISI PALEMBANG DALAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN

Dalam konteks pembangunan kewilayahan, posisi Palembang memiliki nilai strategis


oleh sebab Palembang adalah kote terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Medan.
Sebagai kota metropolitan, perkembangan ini akan diikuti dengan konversi lahan
dalam skala besar sebagai dampak peningkatan kebutuhan ruang. Karena itu,
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota lebih memberikan perhatian kepada
kawasan perkotaan Palembang yang telah berkembang menjadi metropolitan ke-dua
di Sumatera setelah Metropolitan Medan. Konversi lahan tersebut akan berakibat
pada tekanan penduduk yang semakin meningkat.

Penetapan Palembang sebagai salah satu KSPN melalui PP no 50 tahun 2011


berdampak pada perhatian pemerintah pusat terhadap pembangunan pariwisata Kota
Palembang. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) adalah kawasan yang
memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan
pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek,
seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam,
daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

Kota Palembang merupakan salah satu anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI)
yang terbentuk pada tanggal 25 Oktober 2008. Berdasarkan Surat Keputusan (SK)
Walikota Palembang Nomor 373 Tahun 2012 tentang Tim Koordinasi Penataan dan
Pelestarian Kota Pusaka Palembang yang didalamnya menjelaskan mengenai
penetapan Kota Pusaka Palembang dan mengakomodir mengenai penataan dan
pelestarian Kota Pusaka Palembang. Untuk mendukung pengembangan kota pusaka
Palembang, pemerintah Kota Palembang telah membuat raperda mengenai
pelestarian lingkungan cagar budaya di Kota Palembang tahun 2013. Termasuk dalam
komponen pelestarian budaya ini adalah potensi kuliner yang dimiliki.

11
1.4 ISU-ISU STRATEGIS

Isu-isu strategis yang mendasari pelaksanaan pengembangan Palembang sebagai


destinasi wisata adalah sebagai berikut.

a. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional No. urut 34 berdasarkan Peraturan Presiden


No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional
2010-2025
b. Pencanangan “Palembang sebagai Kota Wisata Sungai” oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono tanggal 27 September 2005
c. Peraturan Walikota Palembang no. 6 Tahun 2006 tentang Penetapan Palembang
sebagai Kota Wisata Sungai.
d. Masterplan Pengembangan Pariwisata Kota Palembang, 2005
e. Kota Palembang termasuk dalam salah satu Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI)
f. Program Pengembangan dan Penataan Kota Pusaka (P3KP) Tahun 2013 yang dibuat
oleh Kementerian PU (PUPERA).

Dampak dari kesadaran terhaap isu-isu strategis tersebut menyebabkan pemerintah


Kota Palembang menyusun prioritas pembangina wilayah untuk mendukung
pengembangan kuliner yaitu:

a. Pengembangan kawasan wisata heritage Sekanak Kerihin


b. Pengembangan kawasan kuliner dan belanja 16 ilir
c. Keutamaan daya tarik wisata kuliner dan belanja

1.5 METODE PENDEKATAN PENYUSUNAN DSRA

Metode pendekatan untuk menyusun naskah ini adalah pendekatan deskriptif


evaluatif. Pendekatan tersebut didukung berbagai analisis data yang dilakukan
meliputi :

a. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis ini digunakan untuk menjabarkan dan membahas data yang diperoleh
berdasar wawancara atau sumber internet. Deskriptif kualitatif merupakan jabaran
dengan rerangka sebab akibat yang diperoleh dari informan secara kualitatif.

b. Analisis Yuridis Normatif

12
Analisis ini digunakan untuk mencermati dan menganalisis berbagai dokumen
peraturan perundangan yang berkaitan dengan pariwisata kuliner dan belanja. Prinsip
analisis ini adalah memahami teks perundangan dan dibahas berdasarkan kaidah
norma yang berlaku secara umum.

c. Analisis Evaluatif/Kuantitatif

Analisis ini diperlukan untuk membahas data primer yang diperoleh berdasar survey
maupun data sekunder yang berkaitan dengan tren maupun tabulasi time series.

13
BAB 2
FORMULASI STRATEGI

2.1 VISI PEMBANGUNAN PARIWISATA KOTA PALEMBANG

Visi utama pembangunan pariwisata Kota Palembang adalah untuk

Mewujudkan Palembang Sebagai Kota Wisata Sungai dan Olahraga Berkelas Dunia

Visi tersebut merupakan representasi dari Palembang yang ditunjuk menjadi pelaksana
dan venue pelaksanaan event Asian Games yang terselenggara pada 2018. Jabaran visi
tersebut diturunkan menjadi visi Palembang EMAS 2018: Elok, Madani, Aman dan
Sejahtera.

Dalam pembangunan destinasi kuliner, Palembang menetapkan visi sebgai berikut.

Palembang Pusat Wisata Kuliner & Belanja yang Dinamis dan Harmonis

2.2 MISI

Misi yang dikembangkan untuk mendukung visi pariwisata tersebut adalah:

a. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang amanah dan berwibawa serta


peningkatan pelayanan masyarakat.
b. Menciptakan Kota Palembang lebih aman untuk berinvestasi dan mandiri dalam
pembangunan.
c. Meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan masyarakat.

Khusus untuk bidang kuliner dan belanja, ditetapkan misi sebagai berikut.

a. Meningkatkan kualitas SDM wisata kuliner dan belanja yang profesional dan
berkepribadian lokal
b. Mengembangkan wisata kuliner dan belanja berbasis lokal yang berstandar dunia
c. Meningkatkan sinergi stakeholders untuk pengembangan wisata kuliner dan
belanja
d. Mengembangkan dan meningkatkan standard inovasi produk wisata kuliner dan
belanja

2.3 TUJUAN

Tujuan pengembangan wisata kuliner dan belanja di Palembang adalah sebagai berikut.

14
a. Meningkatnya jumlah wisatawan yang memiliki motivasi wisata kuliner dan belanja
b. Meningkatnya posisi daya saing wisata kuliner dan belanja
c. Meningkatnya kualitas produk wisata kuliner dan belanja
d. Terpeliharanya kuliner tradisional & produk lokal
e. Meningkatnya kualitas SDM pelayanan dan pengelolaan usaha wisata kuliner dan
belanja
f. Meningkatnya sinergi dan partisipasi stakeholders dalam mengembangkan wisata
kuliner dan belanja

Dengan tujuan diatas maka target wisata kuliner dan belanja akan mampu
mendatangkan jumlah wisatawan total sebanyak 2,5 juta orang pada tahun 2019
dengan kontribusi daya tarik kuliner berjumlah lebih dari 1,5 juta wisatawan. Capain
jumlah wisatawan sampai dengan 2017 disajikan pada tabel berikut.

Gambar 2.1 Capaian Target Jumlah Kunjungan Wisatawan di Palembang

Dengan fakta diatas maka, data diprediksi jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Palembang pada 2020 adalah 2.374.000 wisnus dan 15.646 wisman. Perkembangan ini
harus diantisipasi dengan baik oleh Kota Palembang termasuk didalamnya penyediaan
kuliner baik sebagai konsumsi maupun untuk souvenir.

2.4 KONSEP PENGEMBANGAN

Konsep pengembangan Palembang sebagai destinasi wisata kuliner mengacu pada


RIPPDA Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 dan Renstra Pembangunan Provinsi
Sumatera Selatan sebagai berikut.

15
2.4.1 Visi Pembangunan Pariwisata Sumatera Selatan “Sumatera Selatan sebagai
Silang Budaya Indonesia”

Dalam visi tersebut tercermin suatu makna bahwa di Provinsi Sumatera Selatan terdiri
dari berbagai suku dan budaya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
perwujudan budaya beragam suku bangsa tersebut tercemin di dalam masyarakat
Sumatera Selatan dan hidup berdampingan secara damai dalam suatu wilayah Provinsi
Sumatera Selatan. Dinamika dan beragam budaya yang ada diharapkan dalam
menciptakan kesejahteraan masyarakat.

2.4.2 Misi Pembangunan Sumatera Selatan

Misi pembangunan pariwisata Sumatera Selatan adalah sebagai berikut.

a. Meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah kearah realitas kepemerintahan yang


baik untuk memacu kerjasama dan tanggung jawab bersama antara pemerintah,
masyarakat, dan dunia usaha.
b. Mengoptimalkan pendayagunaan potensi berbagai semberdaya secara
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan guna meningkatkan daya saing
Sumatera Selatan terhadap pasar regional, nasional, dan internasional.
c. Meningkatkan kemandirian kabupaten/kota melalui penguatan kemampuan
pembiayaan dalam rangka penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata, dan
bertanggung jawab.

Misi pembangunan Sumatera Selatan di atas menjadi pertimbangan dalam menyusun


misi kepariwisataan dengan memperhatikan visi kepariwisataan dan potensi serta
permasalahan kepariwisataan yang ada. Adapun misi kepariwisataan Provinsi
Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan dan menjaga kelestarian budayaa masyarakat Sumatera Selatan


yang beragam unuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
b. Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata bagi peningkatan kesejahteraan
bersama terutama peningkatan pendapatan bagi masyarakat golongan ekonomi
menengah ke bawah dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
c. Menempatkan Sumatera Selatan sebagai daerah tujuan wisata nasional dan
internasional dengan orientasi pengembangan kearah Pariwisata Budaya dan
Pariwisata Konvensi (MICE), serta menempatkan jenis pariwisata yang lain sebagai
pendamping, berdasarkan keseimbangan antara permintaan dengan potensi yang
tersedia.

16
d. Mempertinggi tingkat profesionalitas pelayanan pariwisata melalui peningkatan
kualitas kelembagaan, manajemen dan sumber daya manusia (SDM).
e. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat Sumatera Selatan
terutama yang bergerak di bidang pariwisata terhadap peran penting pariwisata
dalam peningkatan kualitas kehidupan bangsa dalam memasuki era globalisasi.
f. Meningkatkan kualitas produk terutama produk wisata unggulan, sumber daya
pariwisata dan lingkungan berdasarkan asas kesinambungan dan apresiasi norma
dan nilai-nilai yang berlaku.
g. Menciptakan hubungan yang harmonis antar manusia dan antara manusia dengan
lingkungannya dalam peningkatan kualitas sumber daya pariwisata.

2.4.3 Rencana Strategis Pengembangan

Prioritas pembangunan pariwisata Sumatera Selatan menurut Renstra adalah sebgai


berikut:

2.4.3.1 Objek Daya Tarik Wisata

 Peningkatan kualitas objek/daya tarik wisata yang telah ada dan diperkirakan laku
dijual ke pasar wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan
nusantara. Pengembangan ODTW dapat dimulai dari potensi yang selama ini
menonjol di Palembang yaitu wisata sungai khususnya Sungai Musi.
 Penciptaan objek dan daya tarik wisata baru yang mampu memfasilitasi Palembang
sebagai wisata MICE.

2.4.3.2 Rencana Pengembangan Hotel dan Akomodasi

 Peningkatan kualitas pelayanan hotel bintang III ke bawah dan hotel melati secara
profesional kepariwisataan, termasuk peningkatan hotel kelas non-classified dan
pondok wisata/home stay.
 Penambahan jumlah kamar hotel maksimal sebanyak 3.526 kamar hotel sampai
dengan tahun 2018.
 Penataan ruang kawasan pengembangan Hotel, khususnya kawasan Hotel Melati
dan Pondok Wisata/home stay.

17
2.4.3.3 Rencana Pengembangan Restoran/Rumah Makan

 Pengembangan Rumah Makan/Restoran ditekankan pada pengembangan kualitas


dari pada kuantitas.
 Pengembangan jumlah rumah makan yang diperlukan didasarkan pada patokan
sebagai berikut, melalui penambahan/peningkatan kursi sebanyak 6.563 kursi atau
setara dengan 110 rumah makan/restoran dengan asumsi tiap restoran terdiri dari
60 kursi pada Tahun 2018/ Jumlah tersebut dapat dijabarkan menjadi 6 Rumah
Makan/Restoran per tahun sampai dengan 10 Tahun ke depan.
 Lokasi Restoran perlu disebarkan/didistribusikan untuk mengurangi tingkat
kepadatan kegiatan yang berakibat pada menurunnya kualitas kenyamanan wisata.
 Standarisasi pelayanan rumah makan dan penentuan standar pelayanan minimum
untuk wisatawan.

2.4.3.4 Rencana Pengembangan Biro Perjalanan Wisata/Umum

 Meningkatkan target jumlah wisatawan yang diharapkan dapat dilayani oleh BPW.
 Meningkatkan jumlah BPW.
 Meningkatkan kinerja BPW kearah lebih professional, memperluas jaringan bisnis
ke berbagai pasar wisata di luar negeri, serta meningkatkan kerjasam professional
dengan pelaku iindustri pariwisata yang lain.

2.4.3.5 Rencana Pengembangan Prasarana dan Sarana Komunikasi

 Meningkatkan kinerja pelayanan komunikasi tidak saja untuk kebutuhan


pariwisata, tetapi juga untuk kebutuhan kegiatan yang lain.
 Peningkatan kebutuhan jumlah prasarana/sarana komunikasi khusus pariwisata.
 Mengorientasikan pengembangan untuk kebutuhan system informasi pariwisata,
baik melalui media cetak maupun elektronik.
 Meningkatkan jaringan internet di sepanjang jalur wisata, DTW maupun di pusat
kegiatan wisata lainnya baik (fixed maupun wireless).

2.4.3.6 Rencana Pengembangan Galeri Seni dan Toko Cinderamata

 Meningkatkan kinerja galeri seni dan toko cinderamata secara lebih merata.
 Pengembangan jumlah galeri seni dan toko cinderamata.
 Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang baik dan kondusif antar pengusaha
Galeri Seni/Toko Cinderamata dan dengan komponen pelaku industri pariwisata.

18
2.4.3.7 Rencana pengembangan Sarana Penunjang Keamanan

 Pendidikan/kursus/pembinaan/koordinasi mobilisasi wawasan dan keterampilan


pengendalian, penanganan, pengetasan keamanan lingkungan kota/ODTW kepada
para perilaku pariwisata, pramuwisata, sopir taxi, sopir bus umum, pengemudi
becak dan andong, operator wisata, tukang perahu, dan masyarakat umum.
 Pengembangan kinerja petugas kepolisian dan penampilan agar lebih terampil,
mencegah keamanan, melayani, ramah, dan berkendara dengan citra wisata bukan
militer.

2.4.3.8 Rencana Pengembangan Aksesibilitas

 Angkutan Udara. Pengembangan transportasi udara diarahkan untuk


meningkatkan frekuensi dan kapasitas dari Bandar udara yang ada pada saat ini.
 Angkutan Kereta Api. Rencana pengembangan angkutan kereta api diarahkan pada
peningkatan tingkat pelayanan angkutan, baik kelas ekonomi dan terlebih kelas
bisnis dan eksekutif.
 Angkutan Bus Wisata dan Rute Bus Wisata. Angkutan bus wisata direncanakan
untuk dapat didorong memanfaatkan lokasi parkir yang disediakan untuk mereka.
Jenis bus wisata perlu didorong untuk melakukan segmentasi dalam ukuran
kendaraan, sehingga keberadaan bus wisata, terutama yang berukuran besar tidak
memberikan gangguan lalulintas bagi pengguna jalan lain, terutama periode sibuk.
Bus Wisata sebenarnya dapat pula berwujud angkutan wisata berciri khusus,
apalagi dapat disediakan angkutan khusus wisata sejenis “amphibi” yang dapat
melayani city tour di darat maupun melintasi sungai Musi.
 Angkutan Bus Kota dan Taksi. Angkutan bus Kota Perlu direncanakan untuk
mengakomodasi objek wisata sebagai salah satu kriteria dalam penentuan rute
angkutan. Dengan demikian, wisatawan dapat menggunakan angkutan umum
untuk mencapai ODTW. Taksi perlu dikembangkan agar memberikan standar
pelayanan yang memadai terutama bagi pengunjung
 Angkutan Sewa/Charter. Regulasi bagi angkutan sewa perlu dibuat agar dapat
diperoleh standar pelayanan yang memungkinkan penggunan mengetahui hak-
haknya dan penyedia jasa angkutan sewa mengetahui kebutuhan pelayanan yang
harus diberikan.
 Angkutan Lokal. Angkutan lokal perlu didorong melalui regulasi, baik dalam
regulasi usaha maupun dalam pengaturan lalu lintas yang memungkinkan
kelompok angkutan ini tetap lestari.

19
 Fasilitas Pejalan Kaki. Sebagai komponen wisata yang sangat penting dalam
meningkatkan keberlanjutan ODTW, fasilitas pejalan kaki pada ODTW maupun
pada lokasi-lokasi lain dengan mendasarkan pada konsep bahwa fasilitas pejalan
kaki adalah komponen atraksi, bukan komponen yang membebani pengguna
fasilitas.
 Fasilitas Parkir dan Terminal. Lokasi dan fasilitas parkir untuk angkutan wisata
harus direncanakan dengan melihat kompromi antara jarak pencapaian, serta
aktivitas lokasi dan ODTW apabila lokasi parkir terlalu dekat.
 Sistem Informasi Transportasi. Sistem informasi transportasi merupakan rencana
yang paling utama dalam penyediaan aksesibilitas bagi wisatawan, baik
mancanegara maupun nusantara.

2.4.3.9 Pengembangan Pola Wisata

 Penyelidikan untuk mengetahui keterkaitan perguruan tinggi atau lembaga


pendidikan serta korporasi dengan penyelenggaraan kegiatan seminar, pertemuan,
konferensi secara kuantitatif; jumlah peserta, jenis kegiatan, aktivitas samping
(social event), waktu penyelenggaraan dan lama waktu.
 Pengembangan sumber daya manusia dalam pengelolaan wisata konvensi

2.4.3.10 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia

 Penyebarluasan secara sistematis pengertian pariwisata berikut komponen terkait,


dan konsep pengembangan pariwisata
 Menciptakan kesempatan dan menyelenggarakan pendidikan formal dengan gelas
dan pendidikan non formal mengenai segala aspek dan komponen pariwisata
 Menciptakan kesempatan pendidikan pariwisata.
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan pengayaan ketrampilan.

2.4.3.11 Rencana Strategis Pengembangan Kunjungan Wisatawan

 Peningkatan kualitas objek daya/tarik wisata.


 Pengembangan wisata budaya dan konvensi yang lebih berkualitas dan mencakup
segmen pasar yang lebih luas.
 Mengembangkan ragam kegiatan MICE secara Inovatif.
 Pengembangan dan memelihara repeater tourist dengan menciptakan tingkat
kepuasan wisatawan.

20
 Pengembangan kawasan wisata buatan/resort penunjang kegiatan wisata berbasis
MICE.

2.4.3.12 Rencana Strategis Pengembangan Pola Pergerakan Wisata

 Pembuatan jalur wisata yang lebih berorientasi pada integrasi antar objek/daya
tarik wisata dalam rangka peningkatan kunjungan dan lama tinggal.
 Penciptaan diversifikasi objek/daya tarik wisata sebagai bagian dari pengembangan
jalur wisata.
 Pembuatan rest area pada jalur perjalanan yang panjang dan memerlukan waktu
lama.

2.4.3.13 Rencana Strategis Pengembangan Pasar Wisata

 Pasar wisata budaya (Mancanegara/Internasional) potensial yang menjadi target


pariwisata seperti Singapura, Malaysia, Brunei, dll.
 Pasar wisata budaya (nusantara/nasional) potensial
 Pasar wisata Konvensi (Mancanegara/Internasional) potensial
 Pasar wisata Kovensi (Nusantara/Nasional) potensial
 Pasar wisata nasional yang dapat diraih sebagai prioritas selanjutnya adalah
wisatawan pelajar dan mahasiswa.
 Pengembangan limpahan wisatawan asing yang sedang dan sudah mengunjungi
Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

21
BAB 3
IMPLEMENTASI STRATEGI

3.1 STRATEGI

Strategi pengembangan Kota Palembang mengikuti arahan kebijakan yang ada


diatasnya. Dalam rencana induk pengembangan pariwisata provinsi Sumatera Selatan.
Provinsi Sumatera Selatan membagi Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) dalam 7
(tujuh) WPP dengan WPP 1 Kota Palembang. Wilayah pengembangan Pariwisata
(WPP) 1 meliputi Kota Palembang, sebagian wilayah Kabupaten Banyuasin kurang lebih
sampai Pangkalan Balai, sebagian Wilayah Kabupaten Muara Enim dan sebagian
wilayah Kabupaen Ogan Komering Ilir. Dalam WPP ini terdapat 44 ODTW dengan pusat
WPP di Kota Palembang.

Berdasarkan kepada Rencana Strategis yang ada maka pembangunan pariwisata


dilakukan dengan menyusun perencaannya. Perencanaan yang komprehensif dan
terpadu, yang di dalamnya terdapat program, pentahapan, pendanaan, pelaksanaan
dan lembaga terkait.

3.1.1 Pemerintah Pusat

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Saat ini


Kementerian Pariwisata) berperan dalam langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penyusunan Strategi Nasional Pembangunan Industri Pariwisata.


b. Pengembangan Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional dan Jaringannya.
c. Pemantapan Strategi dan Kebijakan Pembangunan Pariwisata yang berkelanjutan,
integrated, berwawasan lingkungan, berbasis masyarakat, berbasis seni budaya,
alam dan kualitas produk pariwisata serta peningkatan diversifikasi.
d. Pengembangan dan pemantapan strategi pemasaran dan promosi Pariwisata
Nasional berdasarkan analisa pasar dan pengembangan lembaga riset serta
menciptakan iklim usaha yang kondusif.
e. Pengembangan profesionalisme SDM Pariwisata,
f. Penyusunan perundangan, peraturan, pedoman, standarisasi, norma dan etika.
g. Sosialisasi (Perundangan, peraturan, pedoman, standarisasi, Norma dan etika)
pembuatan slogan, dan himbuan pelaksanaan Sapta Pesona.
h. Pengembangan jaringan antar lembaga, antar wilayah, antar Negara, antar pelaku
pariwisata.

22
3.1.2 Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan
Dinas terkait lainnya berperan dalam langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyiapkan strategi dan kebijakan pembangunan industri pariwisata Provinsi yang


berkelanjutan, integrated, berwawasan lingkungan, berbasis masyarakat,
menciptakan lapangan kerja, pro gender, berbasis seni, budaya, alam dengan
peningkatan diversifikasi yang kreatif serta kualitas produk pariwisata.
b. Pengembangan dan pemantapan strategi pemasaran serta promosi destinasi
berdasarkan analisa pasar serta menciptakan iklim usaha yang kondusif. Kualitas
dan efektifitas pemasaran tergantung pada:
 Kualitas analisa pasar;
 Kualitas media promosi;
 Kualitas bahan promosi;
 Kualitas strategi promosi;
 Kemampuan, etika dan profesionalisme SDM Pemasaran dan promosi.

c. Peningkatan kualitas dan kekuatan daya saing destinasi dengan mengingat


kapasitas, daya dukung dan kemampuan maksimalnya.
d. Peningkatan kualitas dan strategi jejaring, kerjasama dan kemitraan yang
berasaskan saling menguntungkan antar Provinsi, antar Provinsi dengan
Kabupaten/Kota, antar wilayah pengembangan pariwisata dan antar
pelaku/masyarakat serta antar sektor pendidikan, perusahaan, kebudayaan, dan
perdagangan.
e. Pemantapan instrument regulasi dan kebijakan provinsi di bidang Pariwisata serta
tindak implementasinya.
f. Pengembangan jaringan sistim informasi pariwisata Provinsi berdasarkan
pemanfaatan teknologi dan berbasis sistim pendataan yang akurat dan selalu
diperbaharui. (up date).
g. Peningkatan dan Pengembangan infrastruktur, sarana, prasarana dan jaringan
utilitas antar Kabupaten/Kota yang berkualitas.
h. Mendorong peningkatan kualitas aksesibilitas luar objek antar Kabupaten/Kota
(Terjangkau, lancar, memadai, murah, onformatif dan variatif jenisnya).
i. Peningkatan kualitas SDM (Profesional, etika, trust, kemampuan produsen).

23
j. Peningkatan kualitas manajemen/kelembagaan/pengelolaan (pemberdayaan) dan
fasilitasi. Pemberdayaan Masyarakat merupakan sebuah upaya untuk mengikut
sertakan peran masyarakat dalam industri pariwisata.
k. Pengembangan inovasi (penelitian, riset, kajian dan terobosan) dan kemasan (unik
kreatif, variatif, pemanfaatan teknologi) untuk meningkatkan daya tarik produk dan
destinasi.
l. Mendorong peningkatan kualitas kesehatan dalam destinasi (lingkungan,
masyarakat, makanan) dan tindak keselamatan.
m. Memfasilitasi penyelenggaraan event-event kepariwisataan atau menunjang
program kepariwisataan (pertunjukan, olahraga, pameran kerjasama) yang bertaraf
internasional, nasional, dan tingkat Provinsi.
n. Melaksanakan, mensosialisasikan program-program pusat.
o. Memberikan fasilitasi terhadap program Kabupaten/Kota yang
p. strategis, lintas Kabupaten/Kota.

3.1.3 Pemerintah Kota Palembang

Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


Kabupaten/Kota berperan dalam langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peningkatan kualitas objek wisata (alam, budaya, buatan/minat khusus).


b. Pengembangan fasilitas pendukung (hotel, restoran, dll).
c. Peningkatan pemanfaatan unsur-unsur keunikan lokal sebagai daya tarik wisata.
d. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur dan jaringan utilitas di dalam
objek dan lingkungannya.
e. Kualitas jejaring, kemitraan, dan kerjasama kepariwisataan, 6) Kualitas SDM
(professional, etika, trust, produsen) kepariwisataan.
f. Kualitas manajemen/kelembagaan/pengelolaan daya tarik wisata.
g. Kualitas inovasi dan kemasan lingkungan objek wisata,
h. Kualitas kesehatan lingkungan objek wisata.
i. Melaksanakan, mensosialisasikan program-program pusat dan Provinsi.
j. Ketersediaan anggaran daerah.

24
Tabel 3.1 Daya Tarik Wisata di Palembang dan sekitarnya

25
26
3.2 IMPLEMENTASI STRATEGI

Implementasi strategi pengembangan Palembang sebagai destinasi pariwisata adalah sebagai


berikut:

a. Melanjutkan program Visit Musi berupa penambahan even dengan inovatif dan
alternatif.
b. Membangun fasilitas untuk mendukung wisata berbasis MICE seperti penyediaan
gedung pertemuan/konvensi, gedung pameran, dan fasilitas lainnya.
c. Pelatihan capacity building bagi SDM pariwisata terutama kegiatan pendukung
berbasis MICE.
d. Menjaga dan meningkatkan ODTW di Palembang yang menjadi unggulan
kepariwisataan Sumatera Selatan:
 Sungai Musi;
 Benteng Kuto Besak;
 Jembatan Ampera;
 Hutan Punti Kayu;
 Kampung Kapiten Kelurahan 7 Ulu;
 Masjid Agung;
 Kelenteng 9 Ulu;
 Museum Balaputera Dewa;
 Pulo Kemaro;
 Pusat Kerajinan Songket 32 Ilir; dan
 Rumah Rakit/Rumah Panggung.

e. Perencanaan Kawasan Wisata/Resort terutama Kawasan Terintegrasi untuk


pelatihan outbond untuk mendukung MICE.
f. Perencanaan dan pembangunan wisata buatan untuk mendukung MICE.
g. Menyiapkan Palembang menjadi Pusat WPP-1
h. Memperbaiki dan memelihara infrastruktur aksesibilitas yang ada.

27
i. Memberdayakan masyarakat terutama dalam meningkatkan produk industri
rumah tangga pendukung oleh-oleh seperti kerupuk, pempek, kain songket, dll.

Dari sejumlah perencanaan yang akan diimplementasikan diatas, Palembang telah


mengimpementasikan beberapa kegiatan sebagai berikut:

3.2.1 Penataan 16 Ilir

Penataan 16 Ilir dilakukan dengan tujuan untuk,


a. Menciptakan kawasan yang mempunyai aktivitas siang dan malam.
b. Meningkatkan fungsi kawasan sesuai dengan fungsinya dan mendukung kawasan
wisata Benteng Kuto Besak, dan terpadu dengan Pedestrian Jalan Sudirman dan
Tepian Sungai Musi.
c. Menciptakan tema baru di kawasan tersebut, terutama pada malam hari

Gambar 3.1 Penataan Kawasan 16 Ilir Palembang

Rencana kegiatan Penataan 16 Ilir yang dilakukan meliputi:

a. Pembuatan street food/shopping di Lorong Basah


b. Penataan kawasan Jalan Rustam Efendi dan Jalan Beringin Janggut
c. Pembuatan turap di tepi Sungai Musi dari Pasar 16 Ilir sampai dengan Sungai
Bendung

28
Gambar 3.2 Penataan Kawasan 16 Ilir Palembang

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa kondisi eksisting Kawasan 16 Ilir Palembang
adalah gambar di sebelah kiri, sedangkan hasil yang akan diperoleh adalah gambar
kanan. Tanda panah menunjukkan proses yang ditempuh untuk melakukan penataan
tersebut. Untuk mensukseskan penataan yang ada, Pemkot Kota Palembang telah
mempersiapkan berbagai dokumen perencanaan yaitu:

a. DED Penataan Jalan Rustam Effendi (2015)


b. DED Penataan Jalan Beringin Janggut (2015)
c. RTBL Tepian Sungai Musi (2014)
d. RTBL Kawasan Pusaka (2014)

Dengan persiapan tersebut maka pada akhir 2018 kawasan 16 Ilir Palembang telah
berubah menjadi sentra kuliner di kota Palembang.

3.2.2 Penataan Pasar Sekanak

Kawasan ini direncanakan akan ditata menjadi Pasar Wisata Terpadu di SIkanak.
Pemkot Palembang akan menjadikan Pasar Sekanak menjadi obyek wisata baru di
tepian Sungai Musi. Rencana strategis untuk revitalisasi kawasan tepian Sungai Musi
khususnya di Plaza sampai ke Pasar Sekanak sedang disiapkan untuk implementasi
penataan pasar. Konsep pasar tersebut akan menjadi semi modern atau kombinasi
pasar modern dan tradisonal. Dengan penataan yang menarik dan fasilitas pendukung
memadai menjadi obyek wisata andalan tepian Sungai Musi. Pasar Sekanak dinilai
sangat strategis untuk menjadi obyek wisata andalan yang khas meskipun kini
kondisinya kumuh tanpa penataan baik.

29
Dinas Tata Kota Palembang menyiapkan 30 unit kios yang akan menjadi lokasi tempat
bertemu pembeli dan penjual di area tersebut. Fasilitas pendukung lainnya, restoran di
tepi sungai juga akan dioptimalkan sehingga menambah daya tarik obyek wisata itu.
Isnaini menambahkan, di pasar tersebut juga akan disiapkan area pementasan seni dan
budaya yang secara rutin digelar berbagai penampilan baik tarian maupun teater.
Guna mewujudkan obyek wisata tersebut dibutuhkan sedikitnya investasi sekitar Rp 50
miliar yang ditargetkan berasal dari investasi pengusaha lokal.

Gambar 3.3 Gambar Penataan Pasar Sekanak, Palembang

30
BAB 5
PROGRAM PRIORITAS

5.1 RENCANA AKSI

Rencana aksi yang akan dilakukan Pemkot Palembang dalam pelaksanaan strategi
adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 Rencana Aksi Pelaksanaan Strategi Pengembangan Kota Palembang sebagai Destinasi
Wisata Kuliner

Sumber: LAKIP, 2017

Aksi yang akan dilakukan meliputi pengembangan industri pengolahan berbasis


produk makanan olehan dan penembangan pariwisata berstandar naional dan
internasional. Dengan aksi tersebut maka pada 2020 terjadi akselerasi perubahan
kunjungan wisatawan dan lama tinggal sebagai berikut:
Tabel 5.2 Prediksi Perkembangan Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Palembang pada
2020

2017 2020
Jenis Wisatawan Rata-rata Lama Rata-rata Lama
Jumlah (orang) Jumlah (orang)
Tinggal (hari) Tinggal (hari)
Wisatawan Nusantara 1.896.110 3 2374136 3
Wisatawan Mancanegara 10.683 3 15.646 3
Sumber: LAKIP, 2017

31
5.2 QUICK WIN

Misi keenam dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Palembang Tahun 2013-2018, yaitu ”Melanjutkan pembangunan Kota Palembang
yang elok sebagai Kota Metropolitan bertaraf Internasional, beradat, dan sejahtera”
dan juga untuk mencapai tujuan: ”Mewujudkan pelestarian budaya dan
kepariwisataan”. Sasaran ini dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Palembang dengan rata-rata capaian indikator kinerja sebesar 302%. Ada dua indikator
kinerja untuk mengukur sasaran meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan
mancanegara sebagaimana tersaji pada tabel dibawah ini:

Faktor-faktor yang ditengarai mempengaruhi pencapaian keberhasilan sasaran terebut


adalah :

a. Tersedianya fasilitas penginapan yang baik seperti hotel bintang 3 (tiga) sampai
bintang 5 (lima) yang memudahkan wisatawan memilih.
b. Efektifitas kalender kegiatan wisata utama di Kota Palembang seperti kegiatan
Palembang Bingen, Festival Kerakyatan HUT Kota Palembang dan HUT
Kemerdekaan RI, event Musi Triboaton serta event rutin setiap weekend yakni
Pedestrian Sudirman Walk yang didukung juga berbagai kegiatan Meeting Insentif
Conference Exhibition (MICE) di Kota Palembang.
c. Tersedianya destinasi wisata yang cukup nyaman, kondusif serta tersedianya
fasilitas utama dan pelayanan-pelayanan pendukung seperti infrasruktur dan
amenitas di Kota Palembang.
d. Terlaksananya program pemasaran wisata melalui kegiatan promosi pariwisata
baik melalui media elektronik maupun visual serta expo atau pameran yang
ditunjang dengan terbentuknya konsorsium paket wisata Palembang Asik Tahun

32
2017 dengan harga paket terjangkau dan berkualitas untuk mengakomodir
wisatawan berkunjung ke Kota Palembang.
e. Adanya sumber daya manusia yang profesional dibidang kepariwisataan.
f. Ketersediaan tempat wisata yang presentatif, antara lain :
 Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II)
 Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera)
 Panggung bawah Jembatan Ampera
 Pelataran BKB
 Kampung Al Munawar
 Kampung Kapitan
 Kelenteng Dewi Kwan Im 10 Ulu
 Pedestrian Sudirman/Trotoar hias Jln. Jendral Sudirman.
 Tugu Belido di Plaza BKB
 Al-qur’an raksasa Al Akbar di Gandus
 Pulau Kemaro
 Pusat Kerajinan Tuan Kentang
 Makam Raja Kawah Tekurep dan Ki Gede Ing Suro
 Palembang Bird Park Jakabaring.

g. Banyaknya event nasional dan internasional yabg diadakan di Kota Palembang,


event yang dilaksanakan juga sudah mulai rutin dan terjadwal sehingga
memudahkan wisatawan untuk melihat atraksi seni budaya.
h. Namun, masih belum banyak promosi di media sosial, media cetak dan media
elekronik tentang event nasional dan internasional yang diadakan di Kota
Palembang.
i. Permasalahan yang masih dihadapi oleh Pemerintah Kota Palembang adalah masih
kurangnya sumber daya manusia di bidang pariwisata khususnya pemandu wisata
yang bersertifikasi.

Berdasar temuan dan analisis diatas, maka rancangan quick win yang akan dilakukan
oleh Pemkot Palembang adalah :
Solusi/Upaya yang telah dilakukan:

a. Memperbanyak kalender Event di Kota Palembang dengan menambah event yang


diperlukan di Kota Palembang seperti Peringatan Hari Wisata Sedunia yang terdiri
dari beberapa kegiatan seperti pameran, penampilan seni budaya, wisata sungai

33
(pasar terapung, parade perahu hias, lomba bidar,biduk, jet ski, banana boat) serta
event yang sesuai karakter Wisatawan Mancanegara (Wisman)/ Wisatawan
Nusantara (Wisnu)
b. Memperbaiki dan mengembangkan destinasi wisata melaui pembangunan fasilitas-
fasilitas dan penambahan daya tarik wisata di Kota Palembang khususnya di tepian
Sungai Musi.
c. Melakukan publikasi kepariwisataan melalui media elektronik, (visual melalui
televisi, video, media cetak, direct promotion (promosi langsung ke seluruh Provinsi
di Indonesia) dan mengikuti expo/ pameran serta kegiatan Famtrip.
d. Mengadakan Bimbingan dan Pelatihan di bidang kepariwisataan.
e. Agar arah pembangunan Kota Palembang lebih mengarah ke sektor Pariwisata,
saat ini telah saling bekerjasama dengan pihak-pihak OPD terkait seperti Bappeda,
PU, dan OPD lainnya sehingga mulai Tahun 2018 diharapkan agar lebih membantu
dengan menganggarkan perencanaan dan pembangunan destinasi pariwisata
prioritas utama agar dapat meningkatkan fasilitas dan atraksi disetiap destinasi
sehingga bestandar global dan dapat diterima wisatawan dalam dan luar negeri.
f. Kemudian agar dapat dibantu pihak swasta, maka peranan forum CSR Kota
Palembang sangat penting dalam menarik minat swasta memberikan bantuan
melalui saluran CSR sektor pariwisata dengan mekanisme sesederhana mungkin
dan tidak berbelit-belit namun secara aturan tetap berlaku.
g. Agar menarik investor di industri pariwisata saat ini telah dilakukan peranan
Pemerintah Kota sebagai start awal mendatangkan wisatawan karena pihak
indusrti akan masuk berinvestasi apabila iklim indusrti pariwisata di Palembang
semakin menarik serta menjanjikan.
h. Saat ini juga telah direncanakan kegiatan sosialisasi agar industri pariwisata
Palembang mau mensertifikasi usaha pariwisatanya dan harus terus dipandu dan
dijauhkan dari kesulitan dalam proses sertifikasi bahkan apabila memungkinkan
dibuat program sertifikasi massal usaha pariwisata di Palembang sehingga tercapai
kebutuhan untuk dapat menstandarisasi secara global usaha pariwisata di
Palembang.
i. Hingga saat ini beberapa event sudah dilaksanakan rutin setiap minggu dan
terjadwal baik oleh Pemerintah Palembang maupun pihak swasta, serta harus
menargetkan pengunjung dari dalam dan luar negeri baik yang sedang menginap
dihotel maupun yang tertarik menonton event atraksi wisata di Palembang.

34
j. Upaya lainnya adalah dengan membuat jaringan promosi yang tepat agar event-
event yang telah disiapkan dapat disebarluaskan secara cepat dan berkelanjutan
sehingga dapat mendatangkan wisatawan.
k. Dalam bidang peningkatan SDM Pemerintah Kota Palembang juga akan membantu
mensertifikasi pekerja indusrti pariwisata Palembang baik dalam bentuk subsidi
atau bantuan kepada pekerja pariwisata Palembang sehingga dapat memenuhi
kriteria standard global dunia.
l. Saat ini sedang disusun strategi promo expo dalam dan luar negeri yang terencana
serta dipersiapkan dengan baik dan diperlukan lebih banyak expo promosi
destinasi pariwisata Palembang ke beberapa kota wisata yang telah memiliki direct
flight dan berpotensi mendatangkan wisatawan ke Palembang yang mana setiap
expo dilakukan haruslah berkonsep selling package agar terjadi transaksi paket
wisata yang membawa wisatawan ke Palembang pada saat expo belangsung.
m. Selain itu bahan promosi destinasi dan atraksi juga akan ditingkatkan quantity
jumlahnya agar signifikan membantu wisatawan mengetahui informasi pariwisata
Palembang baik yang telah datang dibandara maupun yang berminat datang ke
Palembang.
n. Promosi media luar ruang perlu dimulai dari sekarang khususnya media billboard
dan baliho di beberapa kota wisata di Indonesia selama 1 tahun seperti di bandara
Soekarno Hatta Jakarta, bandara Ngurah Rai Bali, bandara Adi Sucipto Jogjakarta,
bandara Kualanamu Medan, bandara Juanda Surabaya dan bandara Husin
Sastranegara Bandung.
o. Tahun ini juga aka ada kegiatan famtrip wisata pengenalan yang rutin dan
terencana mengundang travel agent, media cetak elektronik dalam dan luar negeri
agar meliput destinasi dan atraksi wisata serta harus membantu selling package
menjual paket wisata Palembang ke masing-masing kota wisata di Indonesia dan
luar negeri khususnya di 3 Negara pemasok wisman ke Palembang (Malaysia,
Singapore, China).
p. Perlu panduan dan kegiatan sosialisasi serta sertifikasi hasil usaha merchandise
souvenir agar dapat berstandar global tentunya mesti berkaitan dengan usaha agar
dapat bertahan dalam usahanya terus berkembang maju.

35
36
REFERENSI

Ardhan, T., & Ariasitha, P. G. (2014). Arahan Pengembangan Palembang sebagai Kota Pusaka.
Jurnal Teknik Pomits vol 2 no 1, 1-6.
Palembang, D. (2015). Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.
Palembang: Dinpar Palembang.
Palembang, P. K. (2017). LAKIP Pemkot Kota Palembang. Palembang: Pemkot Palembang.
Pariwisata, K. (2017). Penyusunan Rencana Induk dan Rencana Detil KSPN Palembang. Jakarta:
Kementerian Pariwisata .

37
LAMPIRAN

38

Anda mungkin juga menyukai