Anda di halaman 1dari 34

DESAIN STRATEGI RENCANA AKSI

PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA


KULINER & BELANJA

KOTA BATAM

ASISTEN DEPUTI PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA REGIONAL 1

DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA

KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

1
DAFTAR ISI

BAB I ANALISIS SITUASI ....................................................................................3


1.1 Profil Wilayah Batam ..................................................................................3
1.1.1 Pendapatan Kota Batam .................................................................4
1.1.2 Pariwisata Kota Batam ...................................................................5
1.2 Pemetaan Potensi Pariwisata Kota Batam ...................................................8
1.2.1 Pemetaan Destinasi .........................................................................10
1.2.1.1 Pemetaan Destinasi Berdasarkan Intrumen Ekosistem
Pariwisata ...........................................................................10
1.2.1.2 Pemetaan Destinasi Berdasarkan Aspek 3 A (Aksesibilitas,
Amenitas dan Atraksi ...........................................................17

BAB II FORMULASI STRATEGI KOTA BATAM .....................................................23


2.1 Tinjauan Formulasi .....................................................................................23
2.1.1 Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA)
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2022 (PERDA Nomor 02
Tahun 2012 Provinsi Kep. Riau) .......................................................23
2.1.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ............24

BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI .....................................................................29


3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Destinasi Pariwisata .................29
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pemasaran Pariwisata ..............30
3.3 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Industri Pariwisata ...................31
3.4. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kelembagaan Pariwisata .........32

2
BAB 1
ANALISIS SITUASI

1.1 Profil Wilayah Kota Batam

Kota Batam adalah sebuah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Wilayah
Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan pulau-pulau
kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam, Rempang, dan
Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang. Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Batam per 2017, jumlah penduduk Batam mencapai 1.164.352 jiwa.
Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis. Selain berada di
jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dan berbatasan
langsung dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam merupakan
salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun
1970-an oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya dihuni sekitar
6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali
lipat.

Gambar 1. Peta Kota Batam


Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, 2018

Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini, memiliki luas wilayah
daratan seluas 1.380,85 km² dan Luas wilayah Lautan 2.950 km2, sedangkan luas wilayah
keseluruhan mencapai 3.990 km². Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26
sampai 34 derajat celsius. Kota ini memiliki dataran yang berbukit dan berlembah.
Tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur dan cuaca yang sering berubah
sehingga untuk dijadikan lahan pertanian hanya tanaman yang dapat tumbuh tanpa
mengikuti musim.

3
Pada gambar di bawah dapat dilihat beberapa informasi terkini tentang Kotamadya
Batam. Pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi sebanyak 3,08% dan inflasi sebanyak 4,
13%. GINI rasio untuk melihat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk sebanyak
0,31%. Jumlah penduduk pada tahun 2017 berdasarkan data dari Dinas Kependudukan
Kotamadya Batam adalah 1.063.941 jiwa namun berdasarkan BPS sebanyak 1.286.399
jiwa. Hal ini menarik karena antara angka jumlah kependudukan dari Dinas Kependudukan
dan BPS ada selisih sebanyak 222.458 jiwa. Angka pengangguran sebanyak 7.82%. jumlah
penduduk miskin sebanyak 61.160 jiwa. Batas wilayah Kotamadya Batam adalah Batas
Wilayah sebelah utara dengan Singapura dan Malaysia, selatan dengan Kabupaten
Lingga, sebelah barat dengan Kabupaten Karimun & Laut Internasional dan sebelah timur
adalah Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung Pinang. Kotamadaya Batam terdiri dari 370
pulau, jumlah kunjungan wisatawan Mancanegara sebanyak 1.504275 jiwa. Indeks
Pembangunan Manusia 79.98% merupakan angka yang bagus karena disini terlihat bahwa
masyarakat Kota Batam dapat mengakses dan menimati pembangunan yang ada.

Gambar 2. Gambaran Umum Kota Batam


Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, 2018

1.1.1 Pendapatan Kota Batam


Kota Batam adalah kota yang memiliki produksi perikanan tangkap sebanyak 32.670
ton ditahun 2017 dan produksi perikanan budidaya laut sebanyak 2.470 ton. Poduksi
perikanan ini merupakan potensi yang besar untuk lebih dikembangkan disini dan bisa
menjadi salah satu destinasi tujuan wisata. Kota Batam lebih dikenal sebagai kota industri
dibandingkan sebagai kota wisata. Lima kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi kota
Batam tahun 2017 adalah industri pengolahan sebanyak 54.31%, kontruksi 19.46%,
perdagangan besar dan eceran 6.55%, transportasi pergudangan 3,69% jasa keuangan dan
asuransi sebanyak 3,58% sementara penyedian akomodasi dan makan minum hanya
sebesar 2,29%. Kontribusi penyedian akomodasi dan makan minum masih sangat kecil,

4
namun memiliki peluang yang besar jika pemerintah kota Batam mulai memberikan
perhatian pada industri ini. Visualisasinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini,

Gambar 3. Kontributor Terbesar Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam


Sumber: Dinas Kebudayaan Kota Batam, 2017

1.1.2 Pariwisata Kota Batam

Kota Batam terkenal sebagai kota destinasi wisata kuliner dan belanja yang menarik bagi
wisatawan mancanegara dan nusantara berkunjung ke kota ini. Ada beberapa jenis kuliner
yang terkenal di kota ini seperti makanan yang berasal dari laut (seafood), mie lendir, mie
tarempa, luti gendang. Banyaknya jenis kuliner yang ada disini menyebabkan sulitnya bagi
para praktisi pariwisata untuk menentukan jenis kuliner yang paling diminati oleh para
wisatawan. Demikian juga dengan wisata belanja yang ada di Kota Batam adalah jenis wisata
belanja barang-barang bermerek (tas, sepatu, jam tangan, dll) dan bukan lah barang hasil
produksi sendiri.

Selain itu Kota Batam juga memiliki jenis destinasi lainnya yang dapat dikunjungi selain wisata
kuliner dan belanja yaitu:

1. Pantai Kampung Nosa merupakan pantai yang menyatu dengan kampung tua
nelayan. Selain bisa menikmati suasana pantai, wisatawan juga bisa melihat dan
merasakan bagaimana kehidupan nelayan disini. Dari pantai ini juga bisa terlihat
negara Singapura dan Malaysia dari kejauhan.
2. Pulau Putri, salah satu pulau terluar Batam yang berhadapan lamgsung dengan
Singapura
3. Pantai Kampung Terih adalah wisata yang dikembangkan di Kampung Terih adalah
ecowisata yang meliputi wisata pantai, mangrove, budaya dan sejarah. Kampung
Terih adalah desa wisata pertama dibentuk, dicipitakan dan dikembangkan oleh

5
anggota Genpi di Indonesia menjadi Desa Wisata yang berlokasi di Kelurahan
Sambau Kecamatan Nongsa
4. Pantai Melayu Batu Besar, pantai ini memiliki potensi wisata yang sangat menarik,
pantai yang berada di pesisir timur pulau Batam ini ditandai dengan pasir putih dan
diselingi dengan pohon kelapa disekelilingnya sehingga meninggalkan kesan teduh
dan dingin dengan hembusan angin. Pantai ini dikelola secara mandiri oleh warga
setempat.

6
5. Pantai Lagorab ini diapit oleh dua buah restoran seafoot dikedua sisinya, restoran
simfoni disisi utara dan restoran Cahaya disebelah selatan.
6. Pantai Tanjung Bemban terletak disebelah utara kelurahan Batu Besar. Di tanjung
bemban anda bisa menikmati semilir angin pantai sembari menikmati kelapa muda.
Saat air laut pasang, anda bisa berenang di lautnya yang jernih. Disini juga tersedia
restoran pinggir pantai yang menyajikan aneka masakan seafood ikan, cumi, udang,
gonggong, semuanya dijamin segar.
7. Pantai Mubut, untuk sampai di Pulau Mubut Darat ini, kita harus menyebrang dulu
dari pelabuhan Sembulang. Dari pusat kota Batam menuju ke pelabuhan ini butuh
waktu sekitar 1,5-2 jam. Jalan masuk ke pelabuhan ini berada di antara jembatan 4
dan jembatan 5. Jadi dari jembatan 4 lanjutkan terus perjalanan menuju ke
jembatan 5. Nanti sekitar kurang lebih 500 meter sebelum jembatan 5, ada gapura
di sisi kiri jalan. Ada petunjuk jalan bertuliskan “Sembulang”. Setelah masuk ke
gapura itu, ikuti aja terus jalannya, sampai mentok. Nanti akan ketemu pelabuhan
kecil yang bertuliskan “Wisata Pulau Mubut Darat”.
8. Ocarina Park menawarkan wisata bahari dan permainan untuk anak-anak yaitu
theme park dan children water. Kedua permainan anak-anak ini biasa dikenal
dengan nama Ocarina.
9. Golden City Batam berlokasi di Bangkong Laut Kecamatan Batu Ampar, tempat ini
memiliki beberapa objek wisata di dalamnya antara lain Miniatur Rumah Adat se
Indonesia, Wahana Gokart, Kuliner, hotel, permainan anak-anak
10. Pantai Dendang Melayu sedang dalam penataan, diharapkan dapat menjadi sarana
rekreasi bagi masyarakat Batam. Tentunya disamping itu akan mampu menarik
wisatawan asing. Bahkan kedepan, tidak tertutup kemungkinan sejumlah iven
pariwisata Batam akan dilakukan disana.
11. Tebing Langit, disini dapat menikmati keindahan alam berupa pemandangan
matahari terbenam.
12. Pantai Marina merupakan salah satu pantai yang terkenal dan populer. Lokasinya
disebelah barat kota Batam, daerah ini juga dijadikan sebagai pelabuhan kapal-
kapal ferry.
13. Pantai Mirota merupakan salah satu pantai dengan pasir putih yang harus anda
masukan dalam daftar tempat wisata di Batam yang akan dikunjungi. Pantai ini
terletak di Pulau Galang. Pantai ini memiliki julukan surga pasir putih di ujung
Batam.
14. Rumah Limas Potong merupakan wisata budaya yang memiliki ciri khas sendiri
sebagai daerah melayu. Hal ini ditandai dengan diresmikannya Rumah Limas
Potong sebagai rumah khas melayu dan dijadikan salah satu objek Wisata Budaya
Kota Batam. Dikenal dengan sebutan Rumah Limas Potong karena bentuk atapnya
yang menyerupai limas yang terpotong dan berdiri tidak langsung di atas tanah
atau disebut rumah panggung. Rumah yang dibangun oleh Haji Karim ini kini sudah

7
tak lagi berpenghuni. Rumah ini memang sengaja tidak ditinggali dan dijadikan
sebagai rumah contoh khas Melayu di Batam.
15. Komplek Makam Zuriyat Nong Isa merupakan komplek pemakaman para kerabat
dan keturunan dari Nong Isa. Menurut catatan sejarah, Nong Isa atau Raja Isa bin
Raja Ali adalah penguasa pertama Pulau Batam. Tahun 1829, beliau memperoleh
mandat dari Sultan Riau dan Yang Dipertuan Muda Riau VI untuk memerintah
kawasan Nongsa dan sekitarnya. Kawasan Nongsa dan sekitarnya tak lain tak
bukan adalah Pulau Batam. Surat mandat Nong Isa tersebut dikeluarkan pada 22
Jumadil akhir 1245 atau bertepatan dengan 18 Desember 1829. Tanggal tersebut
kini ditetapkan sebagai hari jadi Kota Batam. Komplek makam Zuriyat Nong Isa
terletak di atas sebuah bukit kecil di kampung nongsa pantai, kelurahan sambau,
Kecamatan Nongsa, Batam. Nong Isa sendiri tidak dimakamkan di sini, jadi hanya
makam anak keturunannya saja. Makam beliau sampai sekarang tidak diketahui
keberadaannya.

Berdasarkan RPJMD Kota Batam 2016-2021 ada beberapa sasaran penting yang harus
dicapai pada tahun 2021, diantaranya adalah:

1.Perwujudan sapta pesona yang memberikan kenyamanan kepada wisatawan


mancanegara
2. Koordinasi dan kesamaan persepsi antara front liner dengan CIQP (Customs,
Imigration, Qurantine, Port)
3. Promosi yang dilakukan berkesinambungan, berkelanjutan dan perluasan pangsa
pasar baru; Promosi fokus kepada penyumbang pengunjung yang dominan
(Singapura, Malaysia dan Korea) dan promosi ke pangsa pasar baru China dan Timur
Tengah
4. Atraksi dan pelaksanaan even pariwisata yang terjadwal dan berkelanjutan
5.Memberikan peningkatan pelayanan kepada wisatawan mancanegara seperti
penyediaan transport dan itensif pada even yang dilaksanakan.

Pencapaian sasaran tersebut, diselaraskan dengan penetapan prioritas dalam


pengembangan kepariwisataan yang tertera pada Rencana Induk Pembangunan Pariwisata
Nasional (RIPPARNAS) diantaranya:

a. Pengembangan Industri Pariwisata

b. Pengembangan Destinasi Pariwisata

c. Kelembagaan Pariwisata

d. Pemasaran Pariwisata Nasional

8
Kota Batam perlu melakukan beberapa hal ini untuk meningkatkan “branding” destinasi
wisatanya antara lain:
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Pariwisata yang Memiliki Daya Saing
2. Optimalisasi Potensi Destinasi Pariwisata yang Ada
3. Meningkatkan Aksesibilitas
4. Meningkatkan Synergitas dalam menjalankan Event dengan Stakeholder Pariwisata
5. Meningkatkan Promosi
6. Menggandeng /Mendorong Stakeholder Pariwisata Bekerjasama dengan EO Asing
dalam Event International
7. Mengembangkan Destinasi Pariwisata Yang Bersifat Inklusif (Masyarakat)
8. Mendorong Laik Hygenitasi dan sertifikasi Halal
9. Mengembangkan wisata kuliner
10. Sosialisasi Dan Penerapan Perda Kebudayaan Tentang Pemajuan Kebudayaan Melayu

1.2 PEMETAAN POTENSI PARIWISATA KOTA BATAM

Kota Batam ini memiliki karakteristik wisata yang


mempunyai potensi besar untuk dikembangkan, baik
itu wisata alam, budaya dan buatan kuliner belanja
dan wisata buatan. Pengembangan wisata ini
memerlukan kajian yang mendalam oleh para
stakeholder agar tepat sasaran. Pemetaan pariwisata
diperlukan guna pengembangan dan pemasaran yang
tepat. Identifikasi perlu dilakukan oleh pemerintah
kota terhadap objek-objek wisata yang ada sehingga
memberikan manfaat yang maksimal bagi semua
Gambar 4. Tebing Langit stakeholder dan tentunya akan berdampak bagi
peningkatan pendapatan daerah. Model ekosistem
pariwisata yang merupakan hasil dari referensi The Global Sustainable Tourism
Council (GSTC) Criteria, Business Model Generations Canvas Models, Kanvas Model
Bisnis Social, Travel and Tourism Competitiveness Index dan Empat Pilar
Pembangunan pariwisata Indonesia dapat digunakan sebagai referensi untuk
pemetaan kota Batam. Model Ekosistem terbagi jadi 12 komponen pembentuk dan 4
sub ekosistem seperti tergambar berikut ini:

9
Gambar 5. KomponenPembentuk Ekosistem Pariwisata

Berdasarkan komponen pembentuk ekosistem pariwisata ini maka, dirancang daftar


isian form yang mengali tentang:
1. Tren Pariwisata untuk mengetahui kemampuan daerah: stake holder terkait
(Pelaku bisnis Pariwisata dan pemerintah), memahami betul mengenai kondisi
pariwisata global dan kemampuan stakeholder terhadap merespon perubahan
trend global.
2. Target Wisatawan untuk mengetahui kemampuan daerah: stake holder terkait
(Pelaku bisnis Pariwisata dan pemerintah), siapa target wisatawan di Batam dan
bagaimana peran serta wisata kuliner belanja dalam kepariwisataan.
3. Design Nilai Produk adalah untuk mengetahui kemampuan daerah: stake holder
terkait (Pelaku bisnis Pariwisata, komunitas/penggiat wisata dan
pemerintah/kedinasan terkait) agar mereka memahami tentang nilai produk
wisata kuliner dan belanja yang dimiliki. Sehingga bisa menjadi potensi pendapatan
bagi pariwisata daerah.
4. Produk Wisata untuk mengetahui kemampuan: stake holder terkait (Pelaku bisnis
Pariwisata, komunitas/penggiat wisata dan pemerintah/kedinasan terkait),
mengenal lebih dalam produk wisata yang menjadikan kota Batam sebagai daerah
potensi wisata kuliner dan belanja.
5. Destinasi Wisata untuk mengetahui kemampuan daerah: stake holder terkait
(Pelaku bisnis Pariwisata, komunitas/penggiat wisata dan pemerintah/kedinasan
terkait), mengetahui lebih dalam terkait pengelolaan destinasi wisata di Batam
yang dapat membantu kemajuan destinasi wisata yang dimiliki.

10
6. Pemasaran Wisata untuk mengetahui kemampuan daerah: stake holder terkait
(Media, Komunitas, Pelaku Usaha dan pemerintah/kedinasan terkait) keterkaitan
pemasaran wisata yang telah dilakukan dan mencari cara pemasaran yang ideal
dilakukan dalam pengembangan wisata kuliner dan Belanja.
7. Kebijakan dan Kemitraan untuk mengetahui pakah kebijakan yang dibuat oleh
stakeholder memihak kepada idustri pariwisata dan terjalinnya kemitraan dengan
pihak terkait
8. Industri Pendukung untuk mengetahui kemampuan daerah: stake holder terkait
(UMKM, Dinas terkait, KLH, Akademisi, PUpera, Dekranasda, PD pasar),
memaksimalkan peran industri pendukung pariwisata dalam meningkatkan
pariwisata, khususnya wisata belanja dan Kuliner di Batam
9. Infrastruktur Pendukung untuk mengetahui kemampuan daerah: stake holder
terkait (UMKM, Dinas terkait, KLH, Akademisi, PUpera, Dekranasda, PD. Pasar),
memahami infrastruktur pendukung untuk meningkatkan pariwisata di Batam.
10. Sumber Daya Pendukung untuk mengetahui kemampuan daerah: stake holder
terkait (UMKM, Dinas terkait, KLH, Akademisi, PUpera, Dekranasda, PD pasar)
pengelolaan sumberdaya bagi kemajuan pariwisata di Batam khususnya
pengembangan wisata kuliner dan belanja.
11. Investasi Pariwisata untuk mengetahui kemampuan daerah: stake holder terkait
(Perbankan, Dispenda, pelaku usaha, dinas terkait, ASITA dan PHRI) melihat kondisi
investasi pariwisata yang berdampak pada kemajuan pariwisata di Batam
12. Penerimaan Pariwisata untuk mengetahui sejauh mana industri pariwisata
memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah.

Setelah diadakan focus group discussion (FGD) dengan para stake holder di Batam,
maka didapatkan hasil dari pengujian 12 instrumen tersebut sebagai berikut:

1.2.1 PEMETAAN DESTINASI


1.2.1.1 Pemetaan Destinasi Berdasarkan Intrumen Ekosistem Pariwisata
1. Trend Pariwisata Dunia
Kondisi pariwisata global semakin menjanjikan karena banyak negara
yang sudah menyadari kalua pariwisata dapat memberikan devisa ke
negaranya. Sementara itu kondisi pariwisata Indonesia sudah sangat
bagus dan menjadi penyumbang devisa nomor dua setelah minyak dan
gas. Batam merupakan pintu masuk pariwisata terbesar setelah Bali dan
Jakarta namun length of stay wisatawan masih rendah 2.2 hari saja.
Pemerintah daerah sangat menyadari adanya perubahan trend sehingga
saat ini sudah mulai membuat event dan bekerja sama dengan event
organizr international mengadakan lomba sepeda antar negara yang
biasanya diadakan di Singapura tahun ini dipindahkan ke Batam. Diparbud
telah mengadakan sudy banding dan kerjasama dengan negara Thailand,

11
Malaysia dalam bidang Pariwisata. Kerjasama dengan China Taipe sedang
dilakukan penjajagan, diharapkan tahun 2019 sudah terealisasi.
Perkembangan dan pemanfaatan IT masih belum maksimal. Hal yang
harus dilakukan oleh destinasi agar dengan mudah diakses melalui
teknologi adalah memanfaatkan sosial media terutama Instagram untuk
menyampaikan info grafis dan membuat web/blogg yang memberikan
keterangan tentang destinasi yang bersangkutan. Hal ini membutuhkan
waktu 1-2 tahun untuk mencapai nya. Destinasi diharapkan selalu
antisipatif terhadap perubahan global dengan mengikuti perkembangan
informasi tentang perubahan tersebut. Batam telah melakukan kerjasama
dengan negara Singapura, Malaysia dan Thailand. Implementasi nya ada
beberapa even yang diadakan untuk mendatangkan wisatawan dari
negara-negara tersebut. Belum ada acara mengantisipasi perubahan
wisatawan dari Asia Pacifik. Saat ini Disparbud Kotamadya Batam
membidik wisatawan Asia salah satunya dengan membuka penerbangan
langsung dari China. Kotamadya Batam sudah memiliki dokumen
perencanaan pariwisata namun belum memiliki studi tentang profil
destinasi pariwisata sehingga perencanaan daerah belum disusun dengan
mempertimbangkan profil yang ada. Produk pariwisata daerah
dipromosikan melalui internet oleh komunitas yang peduli dengan
produk-produk wisata daerah oleh Genpi dengan produk destinasi
digitalnya di kampung Terih. Penggunaan sosial media sudah marak
dilakukan oleh para pelaku usaha pariwisata Batam.

2. Target Wisatawan
Daerah pernah melakukan studi banding ke beberapa daerah dan negara
lain namun datanya tidak ada sehingga belum ada implementasi hasil dari
studi banding tersebut. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam
belum mengklasifikasikan profil wisatawan sehingga tidak ada data
tentang wisatawan yang peduli terhadap warisan budaya. Visi pariwisata
Batam belum ada tentang konservasi budaya, belum memiliki filosofi
lokal memandang isu lingkungan dan budaya. Hal ini menyebabkan belum
ada netizen yang peduli terhadap isu lingkungan, budaya dan gaya hidup
serta gaya hidup alami. Batam belum memiliki visi daerah untuk menjaga
destinasi wisata yang lestari, belum memiliki komunitas minat khusus
wisata kuliner dan belanja.
Batam tidak memiliki destinasi khusu ritual jadi belum ada fasilitas khusus
untuk wisata spiritual. Pengembangan destinasi yang dilakukan dengan
komunitas minat khusus tentang kuliner dan belanja sangat penting
karena Batam merupakan destinasi utama bagi wisatawan untuk
melakukan jenis wisata ini. Walaupun Batam terkenal sebagi destinasi

12
tujuan wisata kuliner dan belanja namun belum banyak paket wisata yang
tersedia dan belum menyasar wisatawan milenial.
Batam belum memiliki studi tentang target wisatawan, profil wisatawan
nusantara dan mancanegara, serta tentang perilaku wisatawan. Batam
tidak memiliki pilihan destinasi wisatawan minat khusus spiritualitas,
komunitas yang peduli dengan spritualitas dan gaya hidup alami. Batam
belum memberikan fasilitas dengan akses internet yang melayani netizen
yang peduli terhadap isu lingkungan, budaya dan gaya hidup. Batam tidak
memiliki paket wisata khusus kuliner dan belanja, paket wisata yang
menyasar wisatawan minat khusus komunitas warisan budaya, paket
wisata yang menyasar wisatawan minat khusus dan paket wisata yang
menyasar wisatawan minat khusus mancari ketenangan spiritual. Profil
wisatawan kuliner ke Batam, adalah bagi wisman kecenderuanynya
adalah seafood untuk wisman, dan sop ikan untuk wisnus.

3. Nilai-Nilai Produk
Potensi kuliner unggulan Batam adalah Seafood (Gonggong dan Ketam
serta Kripik Kari. Produk yang paling mungkin dijadikan sebagai ikon
kuliner adalah Gonggong. Produk-produk merchandise yang diunggulkan
adalah kerajinan yang dibuat dari kulit gonggong, batik dengan motif flora
dan fauna. Ikon belanja daerah Batam adalah Nagoya untuk belanja dan
Bengkong untuk seafood. Upaya yang dilakukan agar produk kuliner dan
belanja menjadi terkenal adalah melakukan pelatihan/workshop bagi
pelaku usaha. Produk unggulan ditekuni oleh para pengrajin dan reseller.
Pemerinta daerah memberikan pelatihan, mengadakan pameran dan
embuat event sebagai sara bagi para pelaku usaha untuk bisa menjual
produknya serta sebagai ajang promosi. Upaya inovasi dengan
paten/HAKI dilakukan untuk motif kerajinan batik. Pemerintah daerah
belum ada memberikan penghargaan pada para pakar kuliner dan
belanja. Sentra belanja dan kuliner yang ada di Nagoya dan Jodoh
(pakaian bekas). Sentra kuliner dan belanja berjalan dengan sendirinya.
Pemerinta Daerah sudah merencanakan pengembangan sentra kuliner
dan belanja yang didesain dengan perencanaan spasial namun agak susah
direalisasikan karena terkendala oleh anggaran. Rencana pengembangan
sentra kuliner dan belanja dengan tema khusus ada, tapi terkendala
anggaran. Interaksi budaya dapat terbangun dengan destinasi pariwisata,
khususnya kuliner belanja dengan menyelasraskan kuliner khas melayu.
Upaya destinasi pariwisata khususnya kuliner dan belanja menjamin
wisatawan kembali adalah dengan harus adanya produk unggulan khas
daerah dan rasa yang tidak terlupakan. Batam memiliki kuliner/belanja
lokal yang menjadi penanda daerah seperti Kawasan Nagoya dan sop ikan

13
Yong Kee, namun belum bisa dijadikan ikon kuliner/ belanja. Hingga saat
ini belum ada upaya untuk menjadikan ikon kuliner/belanja. Sentra lokasi
berada disatu tempat yaitu Nagoya. Kuliner /belanja tidak dikembangkan
oleh masyarakat tapi pelaku usaha dan belum dijadikan sebagai industry.
Namun ada beberapa kuliner yang dikenal berasal dari Batam seperti Luti
Gendang dan Kek Pisang Villa sudah dikembangkan sebagai industry dan
dikembangkan oleh individu. Pemerintah belum mempunyai ide untuk
membuat zona kuliner/belanja. Belum adanya studi tentang penerimaan
wisatawan terhadap produk kuliner/belanja. Lembaga pemberitaan
pernah menyiarkan profil wisatawan kuliner/belanja namun data nya
belum dipublikasikan. Masyarakat bangga produk kuliner/belanja namun
belum secara khusus melestarikan warisan budaya.

4. Produk Pariwisata
Batam kuat dalam hal branding positioning, yaitu berupa destinasi
kuliner, belanja, dan entertainment. Produk wisata kuliner dan belanja
yang ada di Batam lebih dari 50 produk seperti Roti Jala, Luti Gendang,
Otak-Otak, Gonggong, Cumi Masak Hitam, Mie Lendir, Sop Ikan,
sedangkan produk belanja adalah batik. Produk wisata kuliner yang
menjadi viral adalah Luti Gendang, Mie Lendir dan Mie Tarempa
sedangkan produk wisata belanja adalah batik. Batam belum menetapkan
destinasi prioritas untuk wisata kuliner dan belanja. Kemasan produk
kuliner dan belanja masih belum begitu menarik dan belum ada upaya
pemerintah untuk memperbaiki kemasan produk kuliner dan belanja.
Atraksi yang dapat dikemas dengan produk wisata kuliner dan belanja
bisa didapatkan di Golden Prawn, Bengkong. Produk wisata kuliner dan
belanja saat ini dikenal wisatawan hampir bagus namun sayang nya
belum ada web pemda yang memuat informasi produk-produkwisata
khususnya kuliner dan belanja.
Produk kuliner lokal dan internasional, belanja berupa kriya, wastra dan
hijab ada. Beberapa produk wisata kuliner dan belanja menjadi viral
seperti luti gendang, batik batam. Web yang memperkenalkan proddang,
mie tarempa dan uk tersebut dibuat oleh pelaku usaha wisata. Kemasan
belum baik.
Dekranasda kota Batam sedang menghidupkan tenun Pulau Menang.
Menyelenggarakan Batam Batik Fashion Week (kolaborasi antara
pengrajin batik dengan para designer baju/fashion).
Sentra kerajinan: Galeri Dekranasda di Batam Centre dan Gedung
Bersama. Kampung Batik Selaras yang dikelola oleh Bpk Firdaus
Suwandono (Cak Fir) sejak tahun 2014, menampilkan batik khas Batam
dengan motif jembatan Balerang (batik cap). Dikelola sangat sederhana

14
dengan memberdayakan ibu-ibu warga kampung. Mengadakan pelatihan
selama 1 minggu tentang batik oleh Bapak Yuspik. Donator dari Dana
Sosial Nurul Islam. Bahan-bahan pewarna dan bahan lainnya masih
didatangkan dari Jawa. Pelatihan sudah dilakukan dua kali (2014 dan
2016). Sudah mengajukan rencana pelatihan lagi ke Dekranasda tetapi
belum mendapat jawaban. Restoran Melayu “Raja Rita” terdapat di
Batam Centre. Di dalam nya terdapat Gallery Craft dan Tempe.

5. Destinasi Pariwisata
Destinasi pariwisata di Batam boleh dikatakan sudah mulai jenuh, belum
ada inovasi. Pemerintah belum mempersiapkan pusat informasi kuliner
dan belanja dan destinasi pariwisata yang ada belum diintegrasikan
dengan tema wisata kuliner dan belanja. Tidak ada kesulitan untuk
mengintegrasikannya karena belum ada konsep awalnya saja. Ada
beberapa tema yang dihasilkan dalam mengintegrasikan destinasi-
destinasi yanga ada dengan daerah lain di Kepulauan Riau, seperti Wisata
Religi di Pulau Penyegat, Wisata Sejarah dengan Lingga.
Ada sentra-sentra Batik di Batam seperti Sentra Batik Selaras.
Perencanaan fasilitas (akses, akomodasi, amenitas dan atraksi) pada
destinasi masih mandiri. Implementasi pelaksanaan rencana induk
akselarasinya dengan instansi pemda setempat dengan pelaku/pengrajin.
Kendalanya masih kurang bahan baku dan modal kerja.
Daerah belum memiliki pusat informasi, destinasi khusus wisata kuliner
dan belanja serta belum terintegrasi dengan destinasi lainnya. Belum ada
survei tentang kepuasan wisatawan.
Akses, amenitas, dan daya tarik yang ada sangat memadai. Sudah ada
perencanaan pengembangan destinasi namun belum berjalan dengan
baik, belum ada RIPPDA.

6. Pemasaran Pariwisata
Usaha pemasaran yang dilakukan saat ini adalah mengadakan pameran,
event dan media sosial. Target wisatawan selama ini adalah wisatawan
mancanegara dan nusantara. Jumlah wisatawan mancanegara 3 tahun
terakhir:

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Tahun Mancanegara
2015 1.545.818
2016 1.432.472
2017 1.504.275
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, 2018

15
Upaya pemasaran yang diadakan melalui GenWI, branding wonderful
Indonesia ke jerman, Korea, Singapura, Jepang, India dan Thailand.
Beberapa media pemasaran yang dimiliki namun masih berjalan sendiri-
sendiri dan tidak ada datanya. Pemasaran dengan media digital dilakukan
oleh Generasi Pesona Indonesia selaku sukarelawan pariwisata dengan
menggunakan blog, youtube, vlog, instagram.

Pemerintah daerah belum menyasar komunitas-komunitas kuliner dan


belanja secara maksimal, sudah direncanakan namun masih belum
terealisasi. Ada beberapa kerjasama yang sudah dilakukan tetapi tidak
berkelanjutan. Pemerintah daerah seharusnya memetakan potensi lokal
iwisata kuliner dan belanja, dibuat kluster serta bekerjasama dengan travel
agent yang ada. Pemerintah daerah sudah mempunyai Rencana Induk
pariwisata Daerah namun belum disosialisasikan dengan baik, calon
wisatawan yang dibidik dalam pemasaran adalah wisatawan kuliner dan
belanja. Pemda mengadakan pemasaran ke beberapa negara seperti yang
disebut diatas, masih melakukan media promosi konvensional berupa
pamphlet, poster, brosur dan spanduk. Pemasaran berbasis digital
dilakukan oleh GenPi dan GenWi. Daerah belum memiliki humas khusus
pariwisata. Provinsi Kepulauan Riau mengadakah Program Hot Deals Kepri
2018 dengan tema “Hot Deals 365 Everyday Is Hote Deals Offers in Batam
and Beyond”, adalah program weekdays dengan length of stay 2.2 hari.
Hot deals berupa diskon kapal ferry 60%, atraksi 50%, dan akomodasi 8%.

7. Kebijakan dan Kemitraan Pariwisata


Peraturan perundangan yang mengatur pariwisata: Perda no
17/2001/Kepariwisataan yang mengatur tentang 11 jenis usaha
kepariwisataan salah satunya adalah kuliner, dalam penyusunan pemda
mengundang beberapa stakeholder yang terkait untuk mendiskusikannya.
Peraturan masih berlaku hingga saat ini dan belum dilakukan revisi.
Tidak ada peraturan informal yang mengatur tentang pariwisata,
pertimbangan yang dilakukan dalam menyusun regulasi tentang pariwisata
adalah meningkatnya animo masyarakat, BAS. Kontrol pemangku
kepentingan terhadap pemberlakuan berbagai regulasi adalah dengan
melakukan pengawasan dan standarisasi. Ada kemitraan yang terjadi antar
pemerintah daerah dengan pengusaha, sesame pengusaha, antar
pemrintah, semua ini diatur dalam aturan nonformal.

8. Industri Pendukung
Industri Pariwisata Batam sudah terkenal dan memiliki daya saing secara
Nasional namun belum Internasional. Industry bisa dikembangkan sebagai
destinasi dengan membuat education class. Pemerintah memberikan

16
insentif bagi industry pendukung pariwisata berupa penyedian lahan untuk
pengelolaan pameran hasil karya ukm. Industri mengembangkan usaha
dengan bantuan kemudahan dalam mengajukan kredit kepada perbankan,
pemerintah daerah mengatur dana pinjaman dengan bunga 6% pertahun
dan dikembalikan setelah usaha berjalan. Ada bebrapa dari indutri
tersebut adalah industry krestif seperti membuat kulit gongong menjadi
kerajinan, pemsarannya pun menggunakan online. Pemerintah daerah
nmelakukan pembinaan dengan memberikan pelatihan UKM.
Batam merupakan kasawan industry yang tidak berkaitan dengan
pariwisata. Belum memiliki industry pariwisata yang bertaraf internasional.
Industry berkaitan dengan ndustri kreatif yaitu kriya.

9. Infrastruktur Pendukung
Pemerintah Daerah melakukan pelebaran jalan Batam Centre, Jodo dan
Sungai Paros. Infrastruktur pariwisata mendapatkan perhatian yang sama
dengan sektor lainnya, 5 tahun terakhir infrastruktur yang dikembangkan
untuk mendukung pariwisata adalah pelebaran jalan dataran madani,
Kendar Trans, menambah Marka dan rambu jalan. Pembangunan
infrastruktur memperhatikan keberlanjutan lingkungan

10. Sumber Daya Pendukung


Belum ada pelaku usaha kuliner dan belanja yang telah memiliki
sertifikasi Internasional. Pemerintah melakukan beberapa upaya untuk
meningkatkan sertifikasi usaha tersebut dengan melakukan sertifikasi
halal dan hygiene sanitasi, upaya lain untuk meningkatkan kapasitas
pelaku usaha pariwisata adalah melakukan pelatihan tentang packaging,
kewirausahaan dan manajemen ukm.
dIncubator bisnis berbasis pariwisata dan kuliner adalah Nayadam dan
Kek Pisang Vila. Jejaring pengusaha khusus nya kuliner dan belanja
dilakukan dengan yang mempunyai usaha sama seperti kuliner dan
fashion. Pelaku usaha kuliner dan belanja memanfaatkan sumberdaya
lokal untuk usahanya namun tidak banyak. Karena keterbatasan bahan
baku. Pelaku usaha belanja yang berbasis dan focus pada ekonomi kreatif
adalah Rumah Kreatif yang dibantu oleh BI dan Telkom.

11. Investasi Pariwisata


Belum ada pelaku usaha kuliner dan belanja yang telah memiliki
sertifikasi Internasional. Pemerintah melakukan beberapa upaya untuk
meningkatkan sertifikasi usaha tersebut dengan melakukan sertifikasi
halal dan hygiene sanitasi, upaya lain untuk meningkatkan kapasitas
pelaku usaha pariwisata adalah melakukan pelatihan tentang packaging,

17
kewirausahaan dan manajemen ukm. Incubator bisnis berbasis pariwisata
dan kuliner adalah Nayadam dan Kek Pisang Vila. Jejaring pengusaha
khusus nya kuliner dan belanja dilakukan dengan yang mempunyai usaha
sama seperti kuliner dan fashion. Pelaku usaha kuliner dan belanja
memanfaatkan sumberdaya lokal untuk usahanya namun tidak banyak.
Karena keterbatasan bahan baku. Pelaku usaha belanja yang berbasis dan
focus pada ekonomi kreatif adalah Rumah Kreatif yang dibantu oleh BI
dan Telkom.

12. Penerimaan Pariwisata


Kondisi penerimaan bidang pariwisata meningkat dari tahun ke tahun dan
berkontribusi sebanyak 2,29% terhadap PDRB. Peningkatan penerimaan
sektor pariwisata khususnya wisata kuliner dan belanja sangat
memungkinkan karena sangat membantu peningkatan pajak.

Tabel 2. Target dan Realisasi Pengunjung 2016-2018

Nama Target Realisasi


Hotel 87.552.500.000 80.315.275.232
Restoran 51.831.000.000 51.606.908.116
Hiburan 20.645.400.000 19.995.079.994
Nama Target Realisasi
Hotel 117.250.755.495 89.124.163.872
Restoran 67.157.605.338 58.323.381.150
Hiburan 25.174.000.000 23.806.496.302
Nama Target Realisasi
Hotel 117.918.912.400 67.466.540.000
Restoran 68.600.000.000 43.095.015.386
Hiburan 29.190.000.000 8.747.776.338
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, 2018

Dilihat dari tabel diatas realisasi dari target jumlah tamu hote, restoran
dan tempat hiburan dari tahun 2016 hingga 2018 tidak ada satu pun yang tercapai. Hal ini bisa
disebabkan target terlalu tinggi atau kurangnya pemasaran yang dilakukan oleh masing-
masing industry,

1.2.1.2 Pemetaan Destinasi Berdasarkan Aspek 3 A (Aksesibilitas, Amenitas dan


Atraksi
Pemetaan destinasi selain dilakukan berdasarkan penggunaan instrument
ekosistem pariwisata juga dilakukan berdasarkan pendekatan 3 A. Adapun pemetaan
destinasi yang dilakukan dengan pendekatan tersebut, sebagai berikut:
 Aksesibilitas
Batam memiliki satu lapangan terbang yang bernama Hang Nadim yang merupakan
lapangan terbang domestik dan Internasional. Bandara ini dapat menampung 18

18
pesawat berbadan lebar sejenis Boeing 767. Sementara itu aksesibilitas melalui laut
bisa di capai melalui beberapa pelabuhan laut Internasional dan domestic. Pelabuhan
laut terdiri dari pelabuhan laut internasional yang merupakan penghubung dengan
negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura dan pelabuhan laut domestic yang
menghubungakan kota Batam dengan daerah lainnya. Adapun nama-nama pelabuhan
tersebut adalah:
1. Nongsa Pura Ferry Terminal
2. Harbour Bay Ferry Terminal
3. Sekupang Ferry Terminal
4. Internationl Ferry Terminal
5. Water Front Ferry Terminal
6. Pelabuhan Punggur Kabil
7. Pelabuhan Domestik Sekupang
8. Pelabuhan Batu Ampar
Aksesibilitas darat menuju ke masing-masing destinasi mulai dilakukan peningkatkan
jalur transportasi dan menambahkan armada transportasi ke destinasi wisata tersebut

 Amenitas
Batam memiliki amenitas yang sudah sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan manca negara. Ketersedian akomodasi dari jenis hotel bintang empat
hingga hotel non bintang. Restoran di batam sangat beragam jenis makanan dan
minuman yang disajikan namun yang sangat dicari adalah jenis makanan seafood.
 Atraksi
Batam memiliki beragam jenis atraksi wisata yang bisa dinikmati oleh wisatawan
meskipun kota ini terkenal sebagai destinasi wisata kuliner dan belanja. Adapun
atraksi-atraksi wisata tersebut adalah:
1. Pantai Kampung Nosa merupakan pantai yang menyatu dengan kampung tua
nelayan. Selain bisa menikmati suasana pantai, wisatawan juga bisa melihat dan
merasakan bagaimana kehidupan nelayan disini. Dari pantai ini juga bisa terlihat
negara Singapura dan Malaysia dari kejauhan.
2. Pulau Putri, salah satu pulau terluar Batam yang berhadapan lamgsung dengan
Singapura

19
3. Pantai Kampung Terih adalah wisata yang dikembangkan di Kampung Terih
adalah ecowisata yang meliputi wisata pantai, mangrove, budaya dan sejarah.
Kampung Terih adalah desa wisata pertama dibentuk, dicipitakan dan dikembangkan
oleh anggota Genpi di Indonesia menjadi Desa Wisata yang berlokasi di Kelurahan
Sambau Kecamatan Nongsa
4. Pantai Melayu Batu Besar, pantai ini memiliki potensi wisata yang sangat
menarik, pantai yang berada di pesisir timur pulau Batam ini ditandai dengan pasir
putih dan diselingi dengan pohon kelapa disekelilingnya sehingga meninggalkan kesan
teduh dan dingin dengan hembusan angin. Pantai ini dikelola secara mandiri oleh
warga setempat.

20
5. Pantai Lagorab ini diapit oleh dua buah restoran seafoot dikedua sisinya,
restoran simfoni disisi utara dan restoran Cahaya disebelah selatan.
6. Pantai Tanjung Bemban terletak disebelah utara kelurahan Batu Besar. Di
tanjung bemban anda bisa menikmati semilir angin pantai sembari menikmati kelapa
muda. Saat air laut pasang, anda bisa berenang di lautnya yang jernih. Disini juga
tersedia restoran pinggir pantai yang menyajikan aneka masakan seafood ikan, cumi,
udang, gonggong, semuanya dijamin segar.
7. Pantai Mubut, untuk sampai di Pulau Mubut Darat ini, kita harus menyebrang
dulu dari pelabuhan Sembulang. Dari pusat kota Batam menuju ke pelabuhan ini
butuh waktu sekitar 1,5-2 jam. Jalan masuk ke pelabuhan ini berada di antara
jembatan 4 dan jembatan 5. Jadi dari jembatan 4 lanjutkan terus perjalanan menuju
ke jembatan 5. Nanti sekitar kurang lebih 500 meter sebelum jembatan 5, ada gapura
di sisi kiri jalan. Ada petunjuk jalan bertuliskan “Sembulang”. Setelah masuk ke gapura
itu, ikuti aja terus jalannya, sampai mentok. Nanti akan ketemu pelabuhan kecil yang
bertuliskan “Wisata Pulau Mubut Darat”.
8. Ocarina Park menawarkan wisata bahari dan permainan untuk anak-anak yaitu
theme park dan children water. Kedua permainan anak-anak ini biasa dikenal dengan
nama Ocarina.
9. Golden City Batam berlokasi di Bangkong Laut Kecamatan Batu Ampar, tempat
ini memiliki beberapa objek wisata di dalamnya antara lain Miniatur Rumah Adat se
Indonesia, Wahana Gokart, Kuliner, hotel, permainan anak-anak
10. Pantai Dendang Melayu sedang dalam penataan, diharapkan dapat menjadi
sarana rekreasi bagi masyarakat Batam. Tentunya disamping itu akan mampu menarik
wisatawan asing. Bahkan kedepan, tidak tertutup kemungkinan sejumlah iven
pariwisata Batam akan dilakukan disana.
11. Tebing Langit, disini dapat menikmati keindahan alam berupa pemandangan
matahari terbenam.
12. Pantai Marina merupakan salah satu pantai yang terkenal dan populer.
Lokasinya disebelah barat kota Batam, daerah ini juga dijadikan sebagai pelabuhan
kapal-kapal ferry.

21
13. Pantai Mirota merupakan salah satu pantai dengan pasir putih yang harus anda
masukan dalam daftar tempat wisata di Batam yang akan dikunjungi. Pantai ini
terletak di Pulau Galang. Pantai ini memiliki julukan surga pasir putih di ujung Batam.
14. Rumah Limas Potong merupakan wisata budaya yang memiliki ciri khas sendiri
sebagai daerah melayu. Hal ini ditandai dengan diresmikannya Rumah Limas
Potong sebagai rumah khas melayu dan dijadikan salah satu objek Wisata Budaya
Kota Batam. Dikenal dengan sebutan Rumah Limas Potong karena bentuk atapnya
yang menyerupai limas yang terpotong dan berdiri tidak langsung di atas tanah atau
disebut rumah panggung. Rumah yang dibangun oleh Haji Karim ini kini sudah tak lagi
berpenghuni. Rumah ini memang sengaja tidak ditinggali dan dijadikan sebagai rumah
contoh khas Melayu di Batam.
15. Komplek Makam Zuriyat Nong Isa merupakan komplek pemakaman para
kerabat dan keturunan dari Nong Isa. Menurut catatan sejarah, Nong Isa atau Raja Isa
bin Raja Ali adalah penguasa pertama Pulau Batam. Tahun 1829, beliau memperoleh
mandat dari Sultan Riau dan Yang Dipertuan Muda Riau VI untuk memerintah
kawasan Nongsa dan sekitarnya. Kawasan Nongsa dan sekitarnya tak lain tak bukan
adalah Pulau Batam. Surat mandat Nong Isa tersebut dikeluarkan pada 22 Jumadil
akhir 1245 atau bertepatan dengan 18 Desember 1829. Tanggal tersebut kini
ditetapkan sebagai hari jadi Kota Batam. Komplek makam Zuriyat Nong Isa terletak di
atas sebuah bukit kecil di kampung nongsa pantai, kelurahan sambau, Kecamatan
Nongsa, Batam. Nong Isa sendiri tidak dimakamkan di sini, jadi hanya makam anak
keturunannya saja. Makam beliau sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya.
Inilah atraksi wisata yang dimiliki oleh Kota Batam sebagai pilihan destinasi bagi
wisatawan yang berkunjung ke kota ini. Destinasi ini akan lebih berkembang lagi jika
pemerinta kota Batm mempunyai alat pemasaran yang tepat. Setelah ini kita kan
membahas tentang pemasaran pariwisata dilakukan oleh pemkot.
 Pemasaran
Untuk meningkatkan jumlah wisatawan baik mancanegara maupun domestik
yang berkunjung ke Batam, pemerintah kota dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata kota Batam melakukan beberapa kegiatan pemasaran berupa pameran,
event dan media sosial. Upaya pemasaran yang diadakan melalui Generasi Wonderful
Indonesia, branding wonderful Indonesia ke Jerman, Korea, Singapura, Jepang, India

22
dan Thailand. Beberapa media pemasaran yang dimiliki namun masih berjalan sendiri-
sendiri dan tidak ada datanya. Pemasaran dengan media digital dilakukan oleh GenPi
selaku sukarelawan pariwisata dengan menggunakan blog, youtube, vlog, instagram.

Pemerintah daerah belum menyasar komunitas-komunitas kuliner dan belanja secara


maksimal, sudah direncanakan namun masih belum terealisasi. Ada beberapa
kerjasama yang sudah dilakukan tetapi tidak berkelanjutan. Pemerintah daerah
seharusnya memetakan potensi lokal Batam diwisata kuliner dan belanja, dibuat
kluster serta bekerjasama dengan travel agent yang ada. Pemerintah daerah sudah
mempunyai Rencana Induk pariwisata Daerah namun belum disosialisasikan dengan
baik, calon wisatawan yang dibidik dalam pemasaran adalah wisatawan kuliner dan
belanja. Pemda mengadakan pemasaran ke beberapa negara seperti yang disebut
diatas, masih melakukan media promosi konvensional berupa pamphlet, poster,
brosur dan spanduk. Pemasaran berbasis digital dilakukan oleh Generasi Pesona
Indonesia dan Generasi Wonderful Indonesia. Daerah belum memiliki humas khusus
pariwisata. Provinsi Kepulauan Riau mengadakah Program Hot Deals Kepri 2018
dengan tema “Hot Deals 365 Everyday Is Hote Deals Offers in Batam and Beyond”,
adalah program weekdays dengan length of stay 2.2 hari. Hot deals berupa diskon
kapal ferry 60%, atraksi 50%, dan akomodasi 8%.

 Industri dan Kelembagaan


Hal yang diperlukan dalam industry pariwisata selain destinasi yang menarik
untuk dikunjungi oleh wisatawan yang dilengkapi dengan aksesibilitas, amenitas dan
atraksinya, pemasaran yang tepat dengan menggunakan alat promosi yang sesuai
dengan segmentasi yan dituju dan tentunya kesiapan sumber daya manusia pariwisata
yang ada, masyarakat sekitar destinasi serta industry wisata kuliner dan belanja yang
mendukung. Belum ada pelaku usaha kuliner dan belanja yang telah memiliki
sertifikasi Internasional. Pemerintah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan
sertifikasi usaha tersebut dengan melakukan sertifikasi halal dan hygiene sanitasi,
upaya lain untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha pariwisata adalah melakukan
pelatihan tentang packaging, kewirausahaan dan manajemen ukm. Inkubator bisnis
berbasis pariwisata dan kuliner adalah Nayadam dan Kek Pisang Vila. Jejaring

23
pengusaha khusus nya kuliner dan belanja dilakukan dengan yang mempunyai usaha
sama seperti kuliner dan fashion. Pelaku usaha kuliner dan belanja memanfaatkan
sumberdaya lokal untuk usahanya namun tidak banyak. Karena keterbatasan bahan
baku. Pelaku usaha belanja yang berbasis dan fokus pada ekonomi kreatif adalah
Rumah Kreatif yang dibantu oleh BI dan Telkom.

BAB 2
FORMULASI STRATEGI KOTA BATAM
2.1 Tinjauan Formulasi
Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan perlu didukung dengan
perencanaan yang matang dan harus mencerminkan tiga dimensi kepentingan, yaitu
industri pariwisata, daya dukung lingkungan (sumber daya alam), dan masyarakat
setempat dengan sasaran untuk peningkatan kualitas hidup.
Jadi industri pariwisata itu lebih banyak bertujuan untuk meyakinkan orang-
orang bahwa pariwisata itu memberikan dampak positif dalam perekonomian,
terutama dampak dari multiplier effect yang ditimbulkannya.
Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri secara ideal harus berlandaskan
pada prinsip dasar, yaitu:
1. Kelangsungan Ekologi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus menjamin
agar terciptanya pemeliharaan dan proteksi terhadap sumber daya alam yang
akan menjadi daya tarik pariwisata, seperti lingkungan laut, hutan, pantai, danau,
dan sungai.
2. Kelangsungan Kehidupan sosial dan budaya, yaitu bahwa pengembangan
pariwisata harus mampu meningkatkan peranmasyarakat dalam pengawasan tata
kehidupan melalui system nilai yang dianut masyarakat setempat sebagai identitas
masyarakat tersebut.

24
3. Kelangsungan Ekonomi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus dapat
menciptakan kesempatan kerja bagi semua pihak untuk terlibat dalam aktivitas
ekonomi melalui suatu system ekonomi yang sehat dan kompetitif
4. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat melalui
pemberian kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam pengembangan
pariwisata.

Berdasarkan prinsip dasar di atas maka formulasi strategi kota Batam dilihat melalui
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Propinsi Kep. Riau, Rencana Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Batam, dan Rencana Tata Ruang. Rencana Tata Ruang
Wilaya Kota batam sudah berakhir pada tahun 2014, belum diperbaharui lagi
2.1.1 Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2012-2022 (PERDA Nomor 02 Tahun 2012 Provinsi Kep. Riau)
Visi pembangunan kepariwisataan daerah adalah
“Terwujudnya Kepulauan Riau sebagai Destinasi Wisata Yang Berdaya Saing Tinggi di
Pasar Nasional dan Internasional Secara Berkelanjutan Serta Mampu Mendorong
Pembangunan Daerah Dan Kesejahteraan Masyarakat”.
Sedangkan misi pembangunan kepariwisataan daerah sebagai berikut:
a. Mendukung kegiatan pelestarian dan pengembangan kebudayaan sebagai daya tarik
wisata untuk mendukung terwujudnya visi pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
sebagai Bunda tanah melayu yang sejahtera, berakhlak mulia dan berwawasan
ramah lingkungan”;
b. Pengembangan destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai,
berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan
masyarakat;
c. Pengembangan pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab
untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara;
d. Pengembangan industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan
kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial
budaya;
e. Pengembangan organisasi pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat,
sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien
dalam rangka mendorong terwujudnya Pembangunan Kepariwisataan yang
berkelanjutan.

Tujuan pembangunan kepariwisataan daerah meliputi:


a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata;
b. Mengkomunikasikan destinasi pariwisata daerah Kepulauan Riau dengan
menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggung jawab;
c. Mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian daerah
dan nasional;

25
d. Mengembangkan kelembagaaan kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang
mampu mensinergikan Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata,
dan Industri Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien.

Sasaran pembangunan kepariwisataan daerah meliputi:


a. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara;
b. Peningkatan jumlah pergerakan wisatawan nusantara;
c. Peningkatan jumlah penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara;
d. Peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan nusantara;
e. Peningkatan produk domestik bruto di bidang Kepariwisataan.

Dilihat dari RIPPARDA Provinsi Kepulauan Riau di atas dapat disimpulkan bahwa
pemerintahan Kepulauan Riau sangat peduli dengan industry pariwisata yang mereka miliki
dan mengembangan potensi wisata yang dimiliki.
2.1.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Batam Tahun 2016-2021 (Perda No. 08 Tahun 2016 Kota Batam)
Kota Batam Reancana Pembangunan Jangka Menengah sebagai panduan dalam
melaksanakan kebijakan-kebijakan yang akan mereka buat. Kota Batam memiliki visi:
“Terwujudnya Batam sebagai Bandar Dunia Madani yang Berdaya Saing, Maju,
Sejahtera, dan Bermartabat”.
Visi ini dijabarkan sebagai berikut:
 Batam: Meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota Batam dan seluruh
warga-nya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batastertentu yang
berkembang sejak 1970 hingga sekarang.
 Bandar Dunia: Mengarahkan pengembangan dan pembangunan Kota Batam
sebagai kota industri, perdagangan, pariwisata dan alih kapal yang kompetitif
dan dinamis di kawasan regional AsiaTenggara, serta atraktif bagi pelaku bisnis
dalam dan luar negeri. Dalam jangka panjang, Kota Batam diupayakan menjadi
suatu kota jasa yang menjadi "center of excellent", dengan melakukan
pendalaman pada fungsi-fungsi yang sudah ada yang ramah lingkungan dengan
sentuhan teknologi yang terus berkembang.
 Madani: Mengarahkan masyarakat Kota Batam ke dalam bentuk masyarakat
yang sopan, santun, disiplin dan beradab serta berbudaya tinggi (civilized).
Tatanan masyarakat terwujud dalam sopan santun dan beradab dalam mencari
jalan keluar melalui musyawarah dalam menghadapi berbagai permasalahan.
 Berdaya Saing: Mengarahkan masyarakatKota Batam untuk mampu melihat
peluang dengan memanfaatkan keunggulan komparatif secara efektif dan

26
mampu menciptakan keunggulan kompetitif sehingga dapat bersaing secara
sehat dengan lingkungan lokal, regional dan internasional. Maju: Adalah sikap
dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing dan mandiri, terampil
dan inovatif dengan tetap dapat menjaga tatanan sosial masyarakat yang
toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap dinamika perubahan namun tetap
berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan,
ketahanan ekonomi dan sosial.
 Sejahtera: Bermakna kondisi yang utuh menyangkut lahir dan batin.
Kesejahteraan lahir meliputi kondisi yang lebih baik pada tingkat pendidikan,
kesehatan dan pendapatan penduduk. Kesejahteraan batin meliputi rasa aman,
merdeka dan mampu mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimiliki. Kondisi
kesejahteraan yang lebih baik akan memberikan peluang lebih besar pada
kesejahteraan pada tingkat yang lebih tinggi dan kesejahteraan antar generasi.
 Bermartabat: Mengarahkan masyarakat Kota Batam ke dalam kondisi
masyarakat yang memiliki harga diri, jati diri dan menjadikan Kota Batam
sebagai kebanggaan bagi seluruh warganya, serta memiliki aparatur
pemerintahan yang bersih melalui pelayanan prima tanpa membedakan status.

MISI

Agar Visi tersebut mudah untuk diwujudkan maka disusun Misi dalam rangka
mengimplementasikannya. Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin
dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Misi juga akan
memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu, untuk
mewujudkan visi yang telah diuraikan di atas, akan ditempuh melalui enam misi
pembangunan daerah sebagai berikut:
 Misi Pertama: Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih,
transparan, akuntabel, dan mengayomi. Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan
pelayanan birokrasi pemerintah Kota Batam yang prima, dimana pelayanan yang
diberikan harus dapat melebihi standar pelayanan yang sudah ada. Dimana
kondisi demikian menuntutsetiap individu dari birokrat harus akuntabel, yakni
bekerja sesuai prosedur, memiliki integritas dan tanggungjawab dalam melakukan
setiap pekerjaan, serta tidak membedakan status dari warga-nya. Selain itu sifat

27
transparan harus melekat dalam sistem birokrasi, dimana seluruh penyelenggara
pemerintahan daerah harus membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak
asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
 Misi Kedua: Mewujudkan SDM Daerah yang bertaqwa, berdayasaing dan
masyarakat yang sejahtera. Misi ini dimaksudkan untuk menciptakan manusia
Kota Batam yang agamis, berakhlak mulia, bermoral, sehat, cerdas, siap bersinergi
dan berkompetisi di dalam konstelasi Masyarakat Ekonomi Asean. Sehingga
tercipta kehidupan kota dengan masyarakat yang lebih mandiri dan berbudaya.
 Misi Ketiga: Mewujudkan tata ruang kota yang berwawasan lingkungan,
infrastruktur kota yang modern, serta penataan permukiman yang ramah, asri dan
nyaman sesuai nilai budaya bangsa. Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik melalui pembangunan infrastruktur yang berkualitas
dengan memperhatikan daya tampung dan daya dukung lingkungan sesuai
dengan tata ruang Kota Batam, sehingga tercipta kenyamanan bagi seluruh
entitas masyarakat yang berada di Kota Batam.
 Misi Keempat: Mewujudkan penguatan sektor industri dan peningkatan peran
sektor jasa, perdagangan, pariwisata, alihkapal, maritim dan pertanian/ perikanan
dalam menopang perekonomian daerah. Misi ini dimaksudkan untuk
mengoptimalkan pendayagunaan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh Kota
Batam, yakni wilayah yang berbentuk kepulauan, serta letak geografis yang
strategis karena terletak di jalur perdagangan internasional. Oleh karena itu
Pemerintah Kota Batam memberikan perhatian khusus dalam konteks jaminan
iklim usaha yang kondusif, melalui penyediaan tenaga kerja terampil, kemudahan
investasi dan pelayanan yang prima, serta peningkatan kualitas dan kuantitas
infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi. Dalam konteks wilayah Batam sebagai
kepulauan, penguatan tata kelola ekonomi wilayah pesisir dan laut dapat
memberikan value added terhadap jasa dan produk yang dihasilkan dari
pengolahan sumberdaya pesisir dan laut.
 Misi Kelima: Mewujudkan penguatan ekonomi kerakyatan berbasis UMKM dan
Koperasi yang bersinergi dengan kebutuhan industri dan pasar domestik. Misi ini

28
dimaksudkan untuk menciptakan konektivitas sektor UMKM dan Koperasi dengan
kegiatan industri di Kota Batam, sehingga UMKM dan Koperasi memiliki akses
yang lebih luas terhadap pilihan jenis komoditas yang akan dijual, permodalan,
dan kepastian dalam hal sustainability businesses. Hal tersebut dapat menjadi
stimulus kepada warga Kota Batam untuk memulai usaha UMKM dan
memanfaatkan Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Dengan
demikian, diharapkan tingkat pengangguran dapat diminimalkan seraya diiringi
dengan peningkatan produktivitas masyarakat Kota Batam. Hal tersebut bermuara
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Batam.
 Misi Keenam: Mewujudkan percepatan pembangunan di daerah hinterland
sebagai penopang dan penyangga perekonomian Kota Batam. Misi ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana di
wilayah hinterland, sehingga masyarakat di wilayah tersebut memiliki akses yang
lebih luas dalam menjangkau informasi dan mengolah sumberdaya ekonomi.
Selain itu, peningkatan kualitas pelayanan dasar di wilayah hinterland menjadi
perhatian Pemerintah Kota Batam dalam konteks mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat demi terciptanya pemerataan kesejahteraan masyarakat hingga
wilayah hinterland.
Didalam visi maupun misi tidak termaktub poin yang menitik beratkan pada
perngembangan indutri pariwisata. Namun disalah satu poin tujuan dan sasaran di
RPJMD terdapat penekanan pemerintah kota Batam terhadap industry Pariwisata.

TUJUAN

Tujuan ini ditekankan agar pemerintah kota lebih fokus melihat permasalah yang ada
guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Tingginya kunjungan wisatawan ke
Kota Batam disertai dengan masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya tingkat hunian wisatawan di Kota Batam
2. Terbatasnya atraksi dan destinasi wisata di Kota Batam.

SASARAN

29
Pemerintah Kota Batam memiliki sasaran dibidang pariwisata yang bermaksud untuk
fokus meningkatkatkan industri pariwisata sebagai salah satu pemberi devisa bagi kota
ini. Sasaran tersebut sebagai berikut:
1.Perwujudan sapta pesona yang memberikan kenyamanan kepada wisatawan
mancanegara
2. Koordinasi dan kesamaan persepsi antara front liner dengan CIQP (Customs,
Imigration, Qurantine, Port)
3. Promosi yang dilakukan berkesinambungan, berkelanjutan dan perluasan pangsa
pasar baru; Promosi fokus kepada penyumbang pengunjung yang dominan (Singapura,
Malaysia dan Korea) dan promosi ke pangsa pasar baru China dan Timur Tengah
4. Atraksi dan pelaksanaan even pariwisata yang terjadwal dan berkelanjutan
5. Memberikan peningkatan pelayanan kepada wisatawan mancanegara seperti
penyediaan transport dan itensif pada even yang dilaksanakan.

Maka pada RPJMD dapat dilihat pentingnya peningkatan sinergi stakeholder,


peningkatan daya saing industri pariwisata, peningkatan ekonomi kreatif, peningkatan
pelibatan kelompok masyarakat dan peningkatan profesionalisme sdm melalui pendidikan
dan pelatihan

30
BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI
DESAIN STRATEGI & RENCANA AKSI
WISATA KULINER & BELANJA KOTA BATAM

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Destinasi Pariwisata


No Program Rencana Deskripsi Rencana Aksi Jangka Pelaksana
Aksi/Kegiatan Waktu
Pendek Menengah Panjang Penanggu Dinas
ng Jawab Terkait
1 Program  Pemilihan destinasi a. Membuat tim untuk ˅ Dinas ASITA. PHRI,
Pembangunan unggulan untuk wisata melakukan pemilihan 3 Kebudayaa GenPI,
Destinasi kuliner dan belanja destinasi unggulan untuk n dan GEnWi,
Pariwisata wisata kuliner dan belanja Pariwisata Akademi
agar lebih fokus untuk Kota Batam Pariwisata
melakukan pemasaran.

 Penguatan kapasitas b. Penyusunan strategi ˅ Dinas ASITA, PHRI,


pengembangan destinasi
destinasi wisata sesuai Kebudayaa GenPI,
sesuai zonasi dengan n dan GenWI,
zonasi untuk
mempertimbangkan Pariwisata Akademisi
mewujudkan
capaian sustainable Kota Batam Pariwisata
pariwisata
tourism  contoh Nagoya
berkelanjutan (sosial,sebagai sentra belanja dan
ekonomi, lingkungan) bengkongsebagai sentra
belanja
 Peningkatan fasilitas a. Pembuatan ˅ Dinas Dinas PU
kenyamanan di area fasilitas/amenitas yang Kebudayaa
wisata menjamin kenyamanan n dan
(mis: toilet, pedestrian, Pariwisata
parkir, shuttle, dll) Kota batam

29
b.Peningkatan rasa aman ˅ Dinas Kepolisian,
dalam mengeksplorasi Kebudayaa Imigrasi,
wiskulja (safety, secure, n dan Dinas
higienitas dan lingkungan) Pariwisata Kesehatan
Kota Batam

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pemasaran Pariwisata


No Program Rencana Deskripsi Rencana Aksi Jangka Pelaksana
Aksi/Kegiatan Waktu
Pendek Menengah Panjang Penanggung Dinas
Jawab Terkait
2 Program  Analisa pasar untuk a. Pemahaman ˅ Dinas ASITA,
Pembangunan promosi, pemasaran, karakteristik dan profil Kebudayaan GenPI,
Pemasaran dan pengembangan pasar dan fokus dan Pariwisata GenWi
Pariwisata produk terhadap pasar Kota Batam
sasaran yang sudah
maintain yaitu
Singapura, Malaysia
dan Timur Tengah;
dan pasar yang akan
didevelop (china,
korea)

 Peningkatan kapasitas a. Infrastruktur dan ˅ Dinas Telkom,


IT untuk sumber daya untuk Kebudayaan Web
pengembangan pengembangan IT dan Pariwisata designer,
promosi dan b. Pengembangan Kota Batam Asita,
pemasaran media promosi dan GenPi,
30
pemasaran GenWi

 Kerjasama antar a. Kota Batam dikelola ˅ Dinas Asita,


kabupaten dan menjadi pusat wisata Kebudayaan GenPi,
provinsi khususnya di kuliner dan belanja dan Pariwisata GenWi
bidang Kota Batam
kepariwisataan
melalui mitra praja
utama dengan
melihat karakteristik
destinasi wisata

3.3 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Industri Pariwisata


No Program Rencana Aksi/Kegiatan Deskripsi Rencana Jangka Pelaksana
Aksi Waktu
Pendek Menengah Panjang Penanggung Dinas
Jawab Terkait
3 Program  Mengendalikan usaha a.Mengkompilasi ˅ Dinas
Pembangunan jasa, sarana, dan daya database pelaku Kebudayaan
Industri tarik kepariwisataan industri pendukung dan
Pariwisata (kuliner dan kriya, Pariwisata
supply bahan baku Kota Batam
pangan dan kriya,
agro industry,
pemandu wisata)
b. Mengkaji dan
menganalisis
kebutuhan dukungan
31
untuk pengembangan
usaha jasa, sarana,
dan daya tarik
kepariwisataan

3.4. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kelembagaan Pariwisata


No Program Rencana Deskripsi Rencana Jangka Pelaksana
Aksi/Kegiatan Aksi Waktu
Pendek Menengah Panjang Penanggung Dinas
Jawab Terkait
4 Program  Perlu ada kajian lebih a. Pembuatan ˅ Dinas Akademisi
Pembangunan lanjut dalam kebijakan yang Kebudayaan Pariwisata,
Industri pembuatan aturan dan mengatur hulu hilir dan ASITA, GenPi,
Pariwisata kebijakan yang khusus untuk menghasilkan Pariwisata GenWi
mengatur wisata wiskulja yang Kota Batam
kuliner dan belanja bertanggung jawab

b .Peningkatan Dinas Pemerintah


kontribusi antar ˅ Kebudayaan Kota,
stakeholder sehingga dan Pengusaha,
dapat menghasilkan Pariwisata Masyarakat,
sinergi untuk Kota Batam Akademisi,
pariwisata yang media.
berkelanjutan  dari
masyarakat, oleh
masyarakat, dan
untuk masyarakat

32

Anda mungkin juga menyukai