Anda di halaman 1dari 2

afta

AFTA (ASEAN Free Trade Area ) merupakan hasil kesepakatan dari kepala Negara
dalam KTT ( ASEAN Summit) ke-4 di Singapore pada tahun 1992. afta ( ASEAN Free
Trade Area ) adalah suatu kawawsan perdagangan bebas di ASEAN yang dibentuk
dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional di ASEAN
dengan menjadiikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar
regional bagi 500 juta penduduknya.
AFTA didirikan sebagai respons terhadap transisi system ekonomi internasional yang
bergeser kea rah pasar bebas. melalui afta, ASEAN ditargetkan untuk menjadi basis
produksi dunia yang akan dicapai dalam waktu 15 tahun, dan dipercepat hingga
tahun 2003. tujuannya untuk menciptakan pasar kompetitif di wliayah ASEAN
seingga produk ASEAN memiliki daya saing di pasar global. tujuan lain yaitu
menarik lebih banyak lagi foreign investment, dan meningkatkan perdagangan
antar anggota ASEAN ..
AFTA yang telah diberlakukan di hampir seluruh Negara Negara anggota ASEAN
sejak tahun 2010, diturunkan menjadi 3 komponen besar yaitu ATIGA, ACIA, dan
AFAS. AFAS (ASEAN Framework Agreement Service) memungkinkan tingginya
mobilisasi penyediaan jasa antar anggota asean, termasuk dalam dunia kedokteran.
dengan kata lain, dengan adanya AFAS maka efisiensi dan kompetisi serta
keanekaragaman distribusi jasa akan meningkat. salah satu wujud dari kebijakan ini
yaitu dengan disepakatinya MRA ( Recognition Arrangement on Medical
Practitioner).
Jika AFTA pada tahun 2015 jadi dilaksanakan, maka dampaknya dalam dunia
kesehatan dalam negri berupa meningkatnya mobilisasi tenaga kesehatan dari
Negara anggota ASEAN. MRA memfasilitasi tenaga kesehatan asing untuk membuka
praktik di Indonesia. peluang dibangunya rumah sakit internasional berkepemilikan
asing dengan segala fasilitasnya akan lebih besar. artinya, bukan hanya rumah sakit
yang dikelola pemerintah dan swasta saja yang akan menyediakan pelayanan
kesehatan, tetapi juga rumah sakit internasional dengan tenaga medis yang
kemungkinan besar didatangkan dari luar.
menanggapi isu ini, saya berpandangan bahwa dengan dilaksanakannya AFTA di
Indonesia, dunia kesehatan dalam negri akan meramaikan persaingan antar tenaga
medis maupun rumah sakit. kompetisi yang semakin ketat akan mendorong
berbagai instansi kesehatan untuk berbondong bondong mengoptimalkan segala
sumber daya yang ada agar bisa bersaing saat AFTA jadi diberlakukan. fasilitas
yang berstandar, tenaga medis yang terkualifikasi, dan pelayanan yang baik
menjadi faktor yang sangat penting untuk menentukan kualitas penyedia layanan
kesehatan.

sebagai seorang mahasiswa kedokteran, saya merasa tertantang untuk


menghadapi persaingan yang semakin ketat di era globalisasi ini. pola pikir
masyarakat modern semakin kritis terhadap pelayanan kesehatan. masyarakatlah
yang merasakan kualitas dari sebuah pelayanan. oleh karena itu, tenaga medis
sebagai salah satu elemen dari health provider harus memilik kualifikasi yang baik
di bidangnya. seorang calon tenaga medis harus sadar akan urgensi tenaga medis
yang berkualitas. seorang calon tenaga medis harus mampu menjadi sumber daya
yang kompetitif di dunia kesehatan.
sebagai dampak dari tingginya kompetisi yang timbul dari pelaksanaan AFTA, saya
khawatir akan timbul persaingan tidak sehat dalam dunia medis. teknologi yang
seharusnya diberdayakan untuk meningkatkan taraf kesehatan dan harapan idup
justru disalahgunakan. dampak buruknya, masyarakat menjadi ketergantungan
terhadap teknologi yang tersedia. sehingga, saya berpendapat bahwa seorang
calon dokter juga harus ingat untuk meletakan moral pada posisi paling tinggi. di
era globalisasi ini dimana kebebasan kini menjadi hak, ada kekhawatiran
bergesernya moral yang selama ini dijunjung tinggi oleh banga Indonesia.
karenanya, jangan sampai kompetisi yang bertujuan untuk menciptakan pelayanan
kesehatan yang bermutu, justru mengorbankan jati diri banga Indonesia
sebagai kesimpulan, dengan diterapkannya AFTA, dunia medis dalam negri harus
mengambil ancang ancang terhadap segala konsekuensi yang mungkin terjadi,
menyiapkan langkah yang lebih baik untuk bertahan di era globalisasi. AFTA yang
ditujukan untuk menghidupkan ekonomi bangsa bisa berdampak negative terhadap
diri kita sendiri. sebagai mahasiswa kedokteran, sudah menjadi tugas kita untuk
mengktitisi perubahan perubahan yang terjadi. dan sebagai dokter masa depan,
kita juga berkewajiban untuk mengembangkan ilmu kita sejauh mungkin untuk
benar benar menjadi dokter berkualitas dan berdaya saing global.

Anda mungkin juga menyukai