Anda di halaman 1dari 18

PERAN PEMBANGUNAN SAPRAS

DALAM PENGEMBANGAN
WILAYAH KOTA TANJUNG SELOR
KELOMPOK
1.

NOVANTIA RIZAN Q

2.

MURDJOKO

3.

FITRIO PAMBUDI

4.

YUDI IRAWAN

5.

GAGAH YUNANTO

6.

RIZKY FRILIAN BUDI

7.

PRAKHESTA DEWA N

DAERAH PEMBAHASAN

Tanjung Selor memiliki luas


wilayah 1.277,81km dan
berdasarkan data BPS Kabupaten
Bulungan jumlah penduduk
Tanjung Selor sebanyak 42.231
Orang pada tahun 2012 dengan
rincian jumlah penduduk 22.488
laki-laki dan 19.743 perempuan
dengan Angka Sex Ratio sebesar
113,90 persen. Apabila dikaitkan
dengan luasDATA
wilayah
Kota PENDUDUK
JUMLAH
Tanjung Selor dengan jumlah
penduduknya yang cukup
signifikan maka kepadatan
penduduk Kota Tanjung Selor
adalah sebesar 33 orang per
km nya

KALIMANTAN UTARA
KABUPATEN BULUNGAN
KOTA TANJUNG SELOR
12 KOTA DENGAN KEPADATAN PENDUDUK TERTINGGI DI INDONESIA

ALUR KERANGKA BERPIKIR DALAM MENGHADAPI


PERMASALAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA

PENDAHULUAN

Tanjung Selor sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Utara


(KALTARA) merupakan salah satu kota berkembang dengan tingkat
pembangunan wilayah yang tergolong pesat, hal ini di buktikan
dengan pembangunan yang berlangsung selama 2 tahun terakhir
ini dan beberapa program kerja pemerintahan dalam kurun waktu
2014-2019 mendatang.
Irianto Lambrie selaku Gubernur Kalimantan Utara mengajukan
setidaknya 10 usulan proyek yang di prioritaskan ketika mendapat
kunjungan sekaligus peresmian Bandara Internasional Juwata
Tarakan oleh Presiden Joko Widodo pada April 2016,
diantaranya yaitu:

Tanjung Selor Eco-City

Konsep green city atau eco city yang diusung memperhatikan

Penggunaan energi terbarukan (Air, Angin, Solar, Biomass dll) untuk pemanfaatan keperluan
kota,

Penghijauan di seluruh elemen kota oleh dinas PU,

Mengutamakan sistem transportasi publik (Pengembangan Terminal, Pelabuhan & Bandara),

Sistem pembuangan air kotor komunal (Irigasi selokan) ramah lingkungan,

Penanganan sampah terpadu yang menggunakan konseptual 5R,

Penggunaan material green labels untuk konstruksi bangunan maupun infrastruktur lainnya,
serta;

Penerapan green street dengan konsep zero run off. Konsep ini menggunakan sumur
resapan, kolam, atau danau buatan untuk menampung air permukaan sehingga seluruh air
hujan dapat terserap ke dalam tanah.

Penggunaan energi terbarukan (Air, Angin, Solar,


Biomass dll) untuk pemanfaatan keperluan kota,

PLTB di Sajau Pura

Rencana pemanfaatan solar di Perkotaan

PLTA di Peso

Penghijauan di seluruh elemen kota oleh dinas PU

Mengutamakan sistem transportasi publik


(Pengembangan Terminal, Pelabuhan & Bandara)

Pembangunan Auto Ringroad dan 3


Jembatan senilai 7,8 T di Ibukota
Provinsi

Proyek berikutnya adalah pembangunan ring road Kota Tanjung Selor


sebagai Perisai wilayah Kota Tanjung Selor dari kendaraan dengan
tonase berat kedalam kawasan lingkup kota, khususnya kendaraan
antar kota sekitar yang akan melintas yang dikhawatirkan
menimbulkan gangguan arus lalu lintas maupun penurunan umur
prasarana jalan.

Setelah melalui FS (Feasibility Study) diputuskan pula akan dilakukan


pembangunan 3 unit jembatan representatif dan berestetika modern
lantaran untuk menghubngkan rute-rute jalan lingkar (ring road) ini
juga melintasi jalur Sungai Kayan dan anak sungainya.

10

Pembangunan Lainnya

Selain itu masih banyak kegiatan pembangunan yang akan di


upayakan seperti sistem pengendalian banjir, pembangunan
jalan raya menuju Kawasan Industri Pelabuhan Internasional
(KIPI) Tanah Kuning dengan panjang 92,2 kilometer,
peningkatan status jalan nasional menjadi jalan provinsi di
kawasan Bandara Tanjung Selor, pembangunan perumahan
untuk masyarakat dan Polri, serta pembangunan Jaringan Irigasi
Sumber Daya Air (SDA) Kalimantan Utara untuk mendukung
food estate seluas 50.000 hektare di Kabupaten Bulungan.
Proyek berikutnya yang diusulkan adalah dukungan sanitasi dan
penyediaan kebutuhan air minum pada pulau terluar,
pembentukan Balai Jalan Jembatan, dan pembentukan Balai
SDA.

11

SMART CITY

12

SMART CITY

13

Smart City menjadi suatu istilah yang cukup viral dalam pengembangan
suatu wilayah kota, Smart City adalah penerapan konsep kota cerdas
dengan pemanfaatan teknologi dan komunikasi untuk mewujudkan
pelayanan masyarakat lebih baik. Konsep Smart City juga akan
meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam
memanfaatkan data, aplikasi, memberikan masukan maupun kritikan
secara mudah.

Smart City memiliki 6 indikator yaitu Smart Governance (pemerintahan


transparan, informatif dan responsif), Smart Economy (menumbukan
produktivitas dengan kewirausahaan dan semangat inovasi), Smart
People (peningkatan kualitas SDM dan fasilitas hidup layak), Smart
Mobility (penyediaan sistem transportasi dan infrastruktur), Smart
Environment (manajemen sumber daya alam yang ramah lingkungan),
dan Smart Living (mewujudkan kota sehat dan layak huni).

Net Area
Dibeberapa area vital kota Tanjung
Selor di fasilitasi dengan Free Wifi
yang bertujuan untuk mempermudah
masyarakat dengan akses internet
demi
kelancaran
pemanfaatan
Aplikasi Smart City

14

Real Time Traffic Light


Lampu lalu lintas ini dilengkapi dengan CCTV
dan Speaker yang dapat digunakan untuk
mengawasi arus lalu lintas, siaga lebih cepat
akan terjadinya kecelakaan karena terhubung
dengan pengamat berwenang dan kesehatan,
serta dimanfaatkan dalam penyampaian
pengumuman kepada para pengemudi
tentang status kendaraannya.

15

KESIMPULAN

16

Menjadi Ibukota Provinsi termuda membuat Tanjung Selor menjadi kota yang
mulai di pandang akhir-akhir ini, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah
(daerah&pusat) maupun Masyarakat kota Tanjung Selor untuk mengembangkan
kota dengan cara membangun berbagai akses, fasilitas, sarana dan prasarana yang
dibutuhkan para penduduk. Dengan lahan/media yang tersedia lebih dari cukup
mempermudah para penggagas berkreasi memodelkan kota lama yang baru di
rancang ini.
Positif yang diperoleh yaitu Kota ini berkesempatan mendesain rupa dan kualitas
kota sebaik mungkin dengan menyadur pemanfaatan teknologi pada lahan
pengembangan wilayah dari setiap kota maju yang ada di Indonesia, memilah mana
yang layak dan yang masih perlu dipertimbangkan untuk diterapkan di wilayah
Tanjung Selor demi tercapainya Ibukota berbasis Smart City. Tentunya hal ini akan
berubah menjadi nilai negatif ketika upaya pengembangan wilayah tidak bersinergi
dengan adat dan budaya, serta alam sekitar dimana pembangunan yg notabene
nya juga merusak alam tsb terus menerus di pacu hingga tidak terkontrol.

IN THE NEW ERA OF SMART, WE


BUILD
SMART CITY

17

18

Anda mungkin juga menyukai