Anda di halaman 1dari 47

Executive

Summary
Rencana Strategis Sektor Industri
Kabupaten Lumajang

Studio Perencanaan Wilayah


2020
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,
ridho, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Studio
Perencanaan Wilayah Tahun 2020 ini dengan baik. Ucapan terima kasih tak lupa kami
sampaikan kepada Bapak Aris Subagiyo, ST., MT. selaku dosen penanggungjawab
Tugas Studio Perencanaan Wilayah Tahun 2020 dan kepada Bapak Wisnu Sasongko,
ST., MT. selaku dosen pembimbing kami yang telah memberikan dan membimbing
kami dalam menyelesaikan Tugas Studio Perencanaan Wilayah Sektor Industri
Kabupaten Lumajang ini.

Kami sangat berharap Tugas Studio Perencanaan Wilayah Tahun 2020 yang telah kami
buat dapat bermanfaat dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai perencanaan wilayah dalam bentuk Rencana Strategis. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa Tugas Studio Perencanaan Wilayah Tahun 2020 yang kami kerjakan
masih jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan perbaikan, oleh sebab itu
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat saran yang membangun merupakan modal
kami dalam melakukan perbaikan.

Semoga Tugas Studio Perencanaan Wilayah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun para pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.

Malang, 15 Mei 2020

Penyusun
Profil Kelompok

Koordinator Kelompok
Akhmad Rizki Ajie P.

Aristawidya Dinda Vaneza


Bandiani Fandalia

Bima Juananda Logas Amiruloh


Ghozali

Cindy Charla Safira Millania


Agnesia Azzahra

Dosen Pembimbing
Wisnu Sasongko, S.T., M.T.
Latar
FAKTOR INTERNAL
PDRB Sektor Industri Kabupaten Lumajang tahun 2009 – 2018
Belakang
terus meningkat (Kabupaten Lumajang Dalam Angka)
PDRB Industri Pengolahan Kabupaten Lumajang
7000000.00
6000000.00
5000000.00
PDRB

4000000.00
3000000.00
2000000.00
1000000.00
0.00
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun

Sedangkan, terdapat potensi di Kabupaten Lumajang, yaitu


sektor pertanian. Namun, sebagian besar hasil produksi
pertanian belum melewati media add value dari sektor industri
pengolahan
FAKTOR EkKSTERNAL
PDRB Kabupaten Mengindikasikan
Lumajang tergolong rendah Kabupaten Lumajang
jika dibantingkan dengan cukup tertinggal
PDRB Kabupaten lain diantara daerah
dengan hierarki struktur sekitarnya, sehingga
ruang yang sama Perlu pengembangan
disekitarnya sektor industri untuk
Data PDRB: turut mendukung
Lumajang (2018) : pengembangan
30 771 966,08 potensi sumber daya
Jember (2018) : dan pertumbuhan
72 312 515,64 ekonomi di
Probolinggo (2018) : Kabupaten Lumajang
32 049 782,07

Maka dari itu, diperlukan penyusunan Rencana Strategis untuk


Sektor Industri di Kabupaten Lumajang agar dapat
memberikan arah yang tepat bagi pengembangan industry di
Kabupaten Lumajang
Gambaran Umum
Wilayah Studi
GAMBARAN UMUM KABUPATEN LUMAJANG

KONDISI GEOGRAFIS KABUPATEN LUMAJANG


Kabupaten Lumajang terdiri dari 21 kecamatan,
yaitu: Yosowilangun, Kunir, Tempeh, Pasirian,
Candipuro, Pronojiwo, Tempursari, Rowokangkung,
Tekung, Lumajang, Sumbersuko, Sukodono,
Senduro, Pasrujambe, Padang, Gucialit, Jatiroto,
Randuagung, Kedungjajang, Klakah dan Ranuyoso.

Batas Administrasi Kabupaten Lumajang


Utara : Kabupaten Problinggo
Timur : Kabupaten Jember
Selatan : Samudera Hindia
Barat : Kabupaten Malang

KONDISI FISIK DASAR KABUPATEN LUMAJANG

Ketinggian
0-15% :109.101,57 Ha; baik untuk pertanian
semusim; 15-25% :12.838,95 Ha; baik untuk
pertanian tanaman perkebunan; 25-40% :
23.822,87 Ha; baik untuk pertanian tanaman
perkebunan kehutanan dengan
menggunakan prinsip konversasi;
>40% : 33.344,51 Ha; hutan
pelindung sumber daya alam

Kemiringan Lereng
Terbagi ke dalam 4 daerah, yaitu:
daerah gunung, pegunungan, dataran fluvial
dan dataran alluvial
Gambaran Umum
Wilayah Studi
GAMBARAN UMUM KABUPATEN LUMAJANG

Kondisi Geologis
kondisi geologi kabupaten Lumajang dipengaruhi
oleh material vulkanis hasil erupsi Gunung
Semeru-Bromo serta sedimentasi oleh proses
fuvial, yang menyebabkan Lumajang menjadikan
sektor pertanian sebagai komoditas
utama dalam pengembangan

KONDISI GUNA LAHAN KABUPATEN LUMAJANG

Guna Lahan Luas (Ha) Persentase


Bangunan
71.0 0.04% Guna lahan terluas ialah tegalan/ladang
Industri
Danau 12.8 0.01% yang tersebar di bagian timur, selatan, dan
Hamparan Pasir 516.3 0.29% utara, dengan persentase luasan terbesar
Hutan 58929.7 32.79% berada pada Kecamatan Tempeh dan
Lahan Terbuka 443.2 0.25% Padang
Padang
102.3 0.06%
Rumput
Perkebunan 23463.4 13.05%
Permukiman 16164.5 8.99%
Sawah Irigasi 41295.2 22.97%
Sawah Tadah
2306.0 1.28%
Hujan
Semak Belukar 2716.5 1.51%
Sungai 773.2 0.43%
Tegalan /
32948.1 18.33%
Ladang
Gambaran Umum
Wilayah Studi
GAMBARAN UMUM KABUPATEN LUMAJANG

KEPENDUDUKAN KABUPATEN LUMAJANG

Jumlah Kepadatan
Kecamatan Luas Wilayah
Penduduk Penduduk (Per Ha)
Tempusari 28.746 105,35 273
Pronojiwo 32.146 141,49 227
Candipuro 63.595 143,09 444
Pasirian 86.735 128,39 676
Tempeh 81.804 73,21 1.117
Lumajang 82.187 28,47 2.887
Sumbersuko 35.374 29,07 1.217
Tekung 33.894 27,88 1.216
Kunir 53.431 53,30 1.002
Yosow Ilangun 57.422 72,44 793
Row Okangkung 34.608 58,88 588
Jatiroso 47.252 53,69 880
Randuagung 62.682 93,92 667
Sukodono 54.189 28,81 1.881
Padang 35.984 53,83 668
Pasrujambe 35.972 162,47 221
Senduro 44.464 170,90 260
Gucialit 23.670 101,79 233
Kedungjajang 45.421 66,13 687
Klakah 52.523 87,42 601
Ranuyoso 47.695 110,36 432
Jumlah 2018 1.039.794 1.790,90 581
Jumlah 2017 1.036.812 1.790,90 579
Jumlah 2016 1.033.698 1.790,90 577

Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Lumajang berdasarkan Kabupaten Lumajang Dalam


Angka (2019) per tahun 2017 – 2018 ialah 0,29%, dengan jumlah kependudukan terbanyak ialah
Kecamatan Pasirian sebanyak 86.449 jiwa, dan kepadatan penduduk tertinggi pada Kecamatan
Lumajang yaitu sebesar 3 jiwa/km
Gambaran Umum
Wilayah Studi
GAMBARAN UMUM KABUPATEN LUMAJANG

KARAKTERISTIK EKONOMI KABUPATEN LUMAJANG


PDRB (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017 2018
Pertanian, Kehutanan,
6.714.135,0 9.689.815,9 10.409.135,1 10.839.218,9 10.949.698,6
dan Perikanan
Pertambangan dan
870.112,5 941.208,4 1.075.796,7 1.181.811,8 1.335.654,8
Penggalian
Industri Pengolahan 4.144.782,8 4.600.825,7 5.052.146,9 5.562.027,2 6.234.652,6
Pengadaan Listrik dan
9.581,8 10.573,0 11.224,7 12.988,7 13.920,8
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
12.530,3 13.146,6 13.977,0 14.586,2 15.397,0
Limbah dan Daur
Ulang
Konstruksi 1.635.101,6 1.821.149,0 2.038.503,7 2.225.254,6 2.417.103,5
Perdagangan Besar
dan Eceran, Reparasi
2.833.674,1 3.137.712,3 3.446.094,9 3.846.825,8 4.285.955,0
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan
363.355,0 407.904,7 456.342,4 510.955,9 564.894,3
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan Makan 244.896,5 281.330,8 314.783,7 354.012,7 394.519,9
Minum
Informasi dan
670.113,4 730.142,0 805.197,8 879.774,7 949.161,8
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
368.108,2 415.079,9 455.104,4 493.860,7 534.281,7
Asuransi
Real Estate 333.416,7 383.164,5 416.896,0 450.285,9 505.875,2
Jasa Perusahaan 69.088,4 76.683,7 83.893,5 91.558,9 102.348,9
Administrasi
Pemerintahan,
691.945,3 760.088,3 809.200,2 852.955,2 962.250,0
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 555.957,3 619.483,5 672.458,2 729.709,9 776.202,6
Jasa Kesehadan dan
145.596,5 164.247,6 182.274,9 202.482,7 220.221,4
Kegiatan Sosial
Jasa Lainnya 320.723,8 364.558,9 409.811,7 455.579,3 509.828,0
Gambaran Umum
Wilayah Studi
GAMBARAN UMUM INDUSTRI KABUPATEN LUMAJANG

INDUSTRI PERAK KABUPATEN LUMAJANG

Industri perak merupakan salah satu komoditas andalan di Kabupaten Lumajang.


Berdasarkan dokumen RPID Kabupaten Lumajang 2017-2022, industri perhiasan perak
ditetapkan sebagai salah satu industri unggulan, dengan pusat persebaran berada di
Kecamatan Tempeh. Industri perhiasan perak memiliki beberapa sentra yang tersebar di
Desa Gesang, Desa Pulo, Desa Jokarto dan Desa Besuk di Kecamatan Tempeh

✓ Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, dan Investari Industri Perak


Alamat Jumlah Unit T. Kerja (Orang)
Nilai Investasi (Rp.)
Desa Kecamatan Usaha L P Jumlah
Tumpeng Candipuro 17 57 8 65 46,610,000
Semumu Pasirian 20 55 7 62 46,865,000
Gesang Tempeh 37 140 19 159 99,785,000
Besuk Tempeh 43 145 21 166 168,904,000
Pulo Tempeh 138 561 56 617 339,914,000
Jokarto Tempeh 31 119 22 141 89,415,000
Jatisari Tempeh 21 107 9 116 161,328,000
Total 307 1,184 142 1,326 952,821,000
Sumber: Dinas Perdagangan Kabupaten Lumajang, 2020

✓ Jumlah Produksi dan Bahan Baku Industri Perak Kabupaten Lumajang


Alamat Produksi Bahan Baku/Penolong
Volume Volume
Desa Kecamatan Nilai (Rp.) Nilai(Rp.)
(Gram) (Gram)
Tumpeng Candipuro 288,460 3,317,286,000 274,723 2,335,145,000
Semumu Pasirian 348,740 4,062,839,000 332,130 2,824,108,000
Gesang Tempeh 1,112,398 13,933,875,000 1,059,425 9,113,053,000
Besuk Tempeh 988,187 11,512,428,000 941,130 8,046,825,000
Pulo Tempeh 2,193,916 25,778,521,000 2,089,445 17,760,282,000
Jokarto Tempeh 924,389 10,907,793,000 880,370 7,571,182,000
Jatisari Tempeh 798,459 9,381,898,000 760,437 6,539,758,000
Total 6,654,549 78,894,640,000 6,337,660 6,539,758,000
Sumber: Dinas Perdagangan Kabupaten Lumajang, 2020
Gambaran Umum
Wilayah Studi
GAMBARAN UMUM INDUSTRI KABUPATEN LUMAJANG

Jumlah unit usaha, tenaga kerja, dan jumlah produksi terbesar industri perhiasan perak terdapat di
Desa Pulo. Desa Pulo merupakan pusat sentra indusstri perhiasan perak, dengan masa kejayaan
tahun 1990-an. Namun, terdapat penurunan kegiatan industri perak saat ini, dikarenakan beberapa
hal:
1. Berkurangnya permintaan dari Provinsi Bali. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor,
antara lain:
a. Penggunaan campuran alpaka (perak tiruan) oleh pengrajin lokal untuk
menghemat biaya sehingga menyebabkan menurunnya kepercayaan
konsumen internasional
b. Tutupnya beberapa workshop yang menjual produk perhiasan perak dari
Lumajang pasca Bom Bali II
2. Fluktuasi harga yang tidak menentu
3. Migrasi tenaga kerja akibat kebijakan dari pengusaha Provinsi Bali yang menuntut agar
pengrajin bekerja di wilayahnya

✓ Perkembangan Industri Perhiasan Perak Kabupaten Lumajang


Persentase
Faktor-faktor Tahun
pertumbuhan 5
Produksi
2014 2015 2016 2017 2018 tahun
Unit Usaha 381 386 324 308 307 -19%
Tenaga Kerja 1704 1738 1438 1366 1326 -22%
Kapasitas (Kg) 6856 7684 6393 6361 6654 -3%
Sumber: Dinas Perdagangan Kabupaten Lumajang, 2020
VISI
MISI
Rencana Strategis Industri
Kabupaten Lumajang

VISI
V I S I
Mewujudkan Industri Kerajinan perak Lumajang yang berbasis
Sumber daya lokal, ramah lingkungan, dan berorientasi pada
inovasi pemasaran

1. Berbasis Sumber Daya Lokal


Sumberdaya yang berada di lokasi setempat dan mudah untuk didapatkan,
diakses, atau dikelola, serta melakukan kegiatan industri dengan memanfaatkan
apa yang ada, termasuk SDM asli Kabupaten Lumajang
2. Ramah Lingkungan
Menerapkan produksi bersih, yaitu meminimalisir limbah yang dapat
mencemari lingkungan sekitar, serta alat dan bahan yang digunakan bersifat
ramah lingkungan sehingga tidak mencemari lingkungan
3. Inovasi Pemasaran
Penerapan inovasi dalam proses pemasaran, baik dari diversifikasi produk,
pembentukan branding, media pemasaran, hingga perluasan jangkauan
pemasaran

M I S I
1. Mengembangkan industri perhiasan perak berbasis local economic
development (LED)
Pengembangan industry dilakukan melalui pemanfaatan sumber daya lokal, seperti bahan
baku, dan tenaga kerja.
2. Mengembangkan industri perhiasan perak yang ramah lingkungan
melalui konsep Green Industry
Industri hijau dapat menjamin proses kegiatan industri yang ramah lingkungan, melalui
upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya yang dapat menjaga kelestarian

MISI
lingkungan hidup.
3. Mengembangkan inovasi produk dan pemasaran
Penerapan inovasi dalam menghasilkan produk dan pemasaran, dilakukan melalui
pengembangan inovasi pada media pemasaran, pembentukan branding khas lumajang,
inovasi desain dan bentuk produk, dan mengembangkan alternative pasar baru.
4. Integrasi antar sektor untuk optimalisasi penjualan produk
Sektor industri sangat bergantung pada pertanian dan perikanan dalam penyediaan bahan
baku, serta menjadi penunjang kegiatan pariwisata melalui industri kreatif.
Critical
S u c c e s s Fa c t o r

Mengembangkan industri perhiasan perak berbasis Local


MISI 1: Economic Development (LED)
Strategi Program Indikator
• Pelatihan perawatan peralatan
produksi perak yang difasilitasi oleh
Meningkatan kualitas Dinas Perdagangan
• 200 dari 307 (65%) IKM
SDM tenaga kerja • Pelatihan keterampilan komunikasi
aktif mengikuti pelatihan
melalui pelatihan dan bisnis
• Pelatihan penggunaan teknologi
terbaru
Membentuk lembaga • 200 dari 307 (65%) IKM
• Pelatihan pengelolaan kelembagaan
khusus industri perak aktif mengikuti pelatihan
Meningkatkan efisiensi
penyediaan bahan • 231 dari 307 (75%) IKM
baku dan modal • Pemberian bantuan permodalan oleh menerima bantuan
melalui kerjasama dan Dinas Koperasi dan UMKM permodalan oleh Dinas
pemberian bantuan Koperasi dan UMKM
permodalan
Meningkatkan efisiensi • Peningkatan kerjasama dengan • Terbentuknya kerjasama
penyediaan bahan melaksanakan MOU dengan PT Aneka dengan PT Aneka
baku dan modal Tambang Tambang

Mengembangkan industri perhiasan perak yang ramah


MISI 2: lingkungan melalui konsep Green Industry
Strategi Program Indikator
• 231 dari 307 (75%) IKM
kerajinan perak
• Pengembangan aplikasi pemasaran
mendaftarkan
Mengembangkan online “Lumajang Stok”
produknya di aplikasi
alternatif pasar baru
Lumajang Stok
• Penyediaan workshop khusus • Adanya pembangunan
penjualan produk perak workshop perak
• 200 dari 307 (65%) IKM
• Pelatihan pembuatan desain produk
Membentuk branding aktif mengikuti pelatihan
khas Lumajang • 140 IKM (45%) telah
• Pendampingan terkait pendaftaran
mendaftarkan produk di
Hak Kekayaan Atas Intelektual (HAKI)
HAKI
Menjaga kestabilan • 231 (75%) IKM mendapat
• Penyediaan bantuan teknologi mesin
jumlah produksi bantuan teknologi mesin
produksi oleh Dinas Perdagangan
produksi
Meningkatkan nilai • Adanya produk baru
Diversifikasi produk
tambah produk khas Lumajang
Critical
S u c c e s s Fa c t o r

MISI 3: Mengembangkan inovasi produk dan pemasaran


Strategi Program Indikator
• Tersedia SOP/Instruksi
• Penyusunan SOP Industri hijau Kerja/Form Kerja dengan
lengkap
• Pelatihan penerapan prinsip 3 R • 200 dari 307 (65%) IKM
(Reduce, Reuse, Recycle) dalam aktif mengikuti pelatihan
pengolahan limbah
Meningkatkan jumlah
• 103 IKM (50%) telah
IKM yang menerapkan • Pemberian penghargaan bagi industri
menerapkan konsep
Industri Hijau yang menerapkan
Green Industry
• Rasio penggunaan
energi terbarukan
• Pengembangan energi terbarukan terhadap total
penggunaan energi >
3,0%

MISI 4: Mengembangkan inovasi produk dan pemasaran


Strategi Program Indikator
Meningkatkan • Adanya artshop dan
• Pembangunan artshop dan gallery
kerjasama dengan gallery perak pada objek
perak pada objek wisata unggulan
sektor pariwisata wisata
Sub Sistem Industri Perak

✓ Analisis Subsistem Input Industri Perak


Analisa
Variabel Hasil Survei Analisis
Sumber Modal:
• Pribadi (dari pengerajin, pengepul)
Potensi: Bantuan pinjaman modal dengan
• Dari pembeli (sistem jual beli)
Modal bunga 0% sebesar 5 juta dari Dinas
• Kredit bank
Koperasi dan UMKM
Jumlah Modal Awal:
Rp. 14.968.288.27,00/ bulan
Masalah: Alpaka memiliki kualitas dibawah
Jenis Bahan Baku: 92,5% Perak, 7,5%
perak asli sehingga menurunkan
Tembaga, terkadang dicampur Alpaka.
kepercayaan pemesan dari eropa.
Pemasok: Pengepul, Toko, ataupun PT. Aneka
Bahan Tambang
Potensi: Bahan baku dari lokal dapat
Baku Lokasi bahan baku: Desa Pulo, Kecamatan
menghemat biaya distribusi barang.
Bangil (Pasuruan), dan Kota Surabaya
Jumlah bahan baku: 1720.3 gram/bulan
Masalah: Bahan baku dikenakan PPn ganda
Harga Bahan baku: Rp.8.550,00/ gram
yang menyebabkan harga lebih mahal
Masalah: Bahan baku yang berasal dari
• Listrik PLN fossil fuel belum sesuai dengan kriteria
Energi
• Gas: LPG green industri (penggunaan energi
terbarukan)

✓ Analisis Subsistem Proses Industri Perak


Variabel Hasil Survei Analisis
Jumlah rata-rata tenaga kerja: 5 orang
Tenaga Masalah: Migrasi tenaga kerja ke Bali akibat
Asal tenaga kerja: Lokal
Kerja permintaan di Lumajang yang tidak menentu
Upah tenaga kerja: Rp.500/ gram
Prasarana Sarana: Gudang pembuatan Masalah: Penggunaan energi dan air bersih
dan sarana Prasarana: Listrik (PLN), Air Bersih belum menerapkan konsep efisiensi energi
penunjang (Sumur) sesuai indikator industri hijau
Potensi: Penggunaan mesin dapat mpercepat
Mesin Casting, Mesin Penggiling, Alat produksi (efisiensi produksi) sebesar 75%
Teknologi
Pengelas Masalah: Penggunaan mesin mengurangi nilai
seni yang menjadi ciri khas perak Lumajang
Sub Sistem Industri Perak
✓ Analisis Subsistem Output Industri Perak
Variabel Hasil Survei Analisis
Masalah:
• Kualitas produk tidak sesuai standar internasional
Bentuk Produk:
akibat penggunaan campuran alpaka
Kalung, Gelang, Cincin
• Tidak memiliki kemampuan desain produk secara
mandiri
Produk Jumlah Produksi: 1806 Masalah: Tidak tepat jumlah dan waktu dalam
gram/bulan memenuhi pesanan
Harga Jual Produk rata/rata:
Masalah:
Rp.11.856,00/gram
Fluktuasi harga produk
Keuntungan penjualan rata rata:
Rp. 1.931.350,027
Digunakan lagi untuk proses Potensi: Limbah yang dihasilkan tidak mencemari
Limbah produksi atau untuk obat lingkungan dan sudah sesuai dengan prinsip green
pertanian industri dikarenakan adanya proses reuse
Media Pemasaran:
Masalah: Tidak dapat menjangkau pasar yang lebih luas
Konvensional (Dijual ke Toko
karena pemasaran masih konvensional
atau Workshop)
Masalah:
Pemasaran • Ketergantungan pasar Bali akibat tidak memiliki
Lokasi Pemasaran: brand khusus.
Bali, Jakarta • Pemesanan dari Bali menurun akibat berkurangnya
minat pasar internasional (kualitas yang tidak
terjamin) dan tutupnya gerai pasca bom bali II.

Re n c a n a
Rencana Input Subsistem Industri Perak
Modal Sumber Energi
Berasal dari 3 sumber: • menggunakan listrik dari PLN
1. Diri sendiri (pengerajin) untuk mesin casting, dan LPG
2. Pemesanan (konsumen) untuk proses peleburan
3. Bantuan kredit bank • Rencana energi alternatif dengan
Potensi sumber lain : bantuan dari PLTS
Dinas Koperasi dan UMKM

Bahan Baku
Asal bahan baku:
1. Pengepul
2. Bangil, Kab. Pasuruan dan Kota
Surabaya (toko)
3. PT. Aneka Tambang
Sub Sistem Industri Perak
Rencana Proses Subsistem Industri Perak
Tenaga Kerja Sarana dan Prasarana
• Tenaga kerja asli Kab. Lumajang Penunjang
dengan pendidikan rata-rata SMA Terdiri atas:
• Kebutuhan tenaga kerja: • Gudang untuk peralatan produksi
5 orang per unit usaha • Air bersih yang bersumber dari
• Permasalahan: sumur untuk proses pencucian
Pengerajin yang pindah domisili ke • Listrik untuk mesin
Bali
Teknologi
Produksi handmade:
• Alat pengelas
Produksi dengan mesin:
• Mesin penggiling
• Mesin casting

Rencana Output Subsistem Industri Perak


Limbah Produk
Proses produksi perak telah Produk industry kerajinan perak:
menerapkan zero waste; Limbah Rantai-rantaian (motif tulang naga dan
digunakan lagi untuk proses produksi Borobudur)
atau dimanfaatkan untuk produk lain, Perhiasan:
seperti obat obatan pertanian • Cincin • Kalung
• Gelang • liontin
• Anting
Harga produk beragam, tergantung kerumitan
Pemasaran desain dengan rata-rata Rp11.856,00/gram
Menggunakan konvensional via Permasalahan:
workshop, gerai, dan toko • Fluktuasi harga
Lokasi pemasaran: Pendapatan per unit usaha
• Bali (produk handmade untuk pasar • Minimum: Rp21.415.483,17
internasional) • Maksimum: Rp50.000.000,00
• Jakarta (produk grosir)
Potensi pemasaran:
• Online via Lumajang Stok
Linkage System Industri Perak
AAnnaalliissaa
Bagan Linkage System
Industri Perak
Bahan baku:
• Pengepul
Modal:
kerajinan Kerajinan Perak • Pribadi
perak
• Pengerajin
• Pribadi
• PT. ANTAM

Modern:
Teknik casting
Pengolahan: (mesin casting dari
• Tradisional bantuin Dinas
Limbah
• Modern Perdagangan)
produksi:
• Daur ulang
• Dijual Tenaga kerja:
Mencampurkan Dikerjakan oleh
kembali
92,5% perak dengan orang-orang
tembaga desawa usia
produktif dan
manula

Perhiasan: Pemasaran:
• Gelang • Ekspor melalui
Rantai perak • Cincin Bali ke Eropa
dengan motif: • Anting • Pasar lokal
• Tulang naga • Kalung (toko
• Borobudur • Liontin perhiasan) di
• Tali jam tangan Jakarta dan
• Kepala ikat Jawa Timur
Linkage System Industri Perak
Re
Re nnccaannaa
Backward Linkage
Industri Perak
P r o d u k s i
Penyediaan bahan baku:
• Membutuhkan perak dengan campuran tembaga, dengan perbandingan 92,5% perak dan
7,5% tembaga
• Berasal dari PT. ANTAM, atau modal pribadi
Cara pengolahan:
• Dengan Handmade, untuk menjaga ciri khas produk dan motif kerajinan perak
• Dengan Mesin, untuk produksi barang grosir
Komponen pendukung:
• Industri mesin, untuk penyediaan mesin casting
• Lembaga perbankan, simpan pinjam, serta industry non bank untuk penyediaan asuransi

D i s t r i b u s i d a n P e m a s a r a n
Subyek pendukung:
• Pengepul (forwarder) dan jasa transportasi untuk pengiriman produk ke pasar (Bali)
Cara pengolahan:
• Dengan Handmade, untuk menjaga ciri khas produk dan motif kerajinan perak
• Dengan Mesin, untuk produksi barang grosir
Komponen pendukung:
• Industri mesin, untuk penyediaan mesin casting
• Lembaga perbankan, simpan pinjam, serta industry non bank untuk penyediaan
asuransi

Forward Linkage
Industri Perak
Sektor utama:
Sektor industry kerajinan perak
Sektor pendukung:
Sektor pariwisata

Kerajinan perak dapat menyumbang nilai ekonomi bagi sektor pariwisata dengan:
• mengadakan event/pameran dan artshop pada masing-masing objek wisata di
Kab. Lumajang
• penjualan cinderamata berupa kerajinan perak
Linkage System Industri Perak

Peta
Rencana Linkage System
Kelembagaan pada Industri Perak

Rencana
Kelembagaan
Lembaga yang terlibat:

BAPPEDA

DINAS PARIWISATA
DINAS PERDAGANGAN
DAN KEBUDAYAAN

DINAS KOPERASI DAN


USAHA MIKRO

INDUSTRI KERAJINAN
BUMDES
PERAK

Kelembagaan diperlukan untuk


menghidupkan kembali industry
kerajinan perak Kelembagaan direncanakan sebagai
Belum ada komunitas pengerajin perak penggerak para pelaku UKM
kerajinan perak agar bisa
terintegrasi dalam
Pengembangan industry kerajinan perak pengembangannya
kurang menyeluruh dan tidak bisa
terintegrasi antar pengerajin
Integrasi Antar Sektor
Re n c a n a
Integrasi Sektor Industri dengan Sektor Lain di
Kabupaten Lumajang

Integrasi Sektor
Industri dengan
Sektor
Pariwisata pengembangan industry kreatif
melalui pembangunan artshop dan
gallery perak yang dapat dijadikan
sebagai objek wisata unggulan

artshop dan gallery perak menampilkan hasil-hasil dari


kerajinan perak yang sudah jadi, serta alat dan bahan yang
digunakan selama proses pembuatan kerajinan perak, mulai
dari bahan baku, alat-alat yang dipakai oleh pengrajin
sampai mesin-mesin yang biasanya digunakan oleh
pengrajin perak dalam proses pembuatan kerajinan perak
PROGRAM
PENGEMBANGAN
DAN
RENCANA AKSI
PAGU
INDIKATIF

Anda mungkin juga menyukai