Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi yang pembangunannya masih


berbasis pada sumber daya alam yang merupakan modal ekonomi dan sistem
penunjang kehidupan. Pemanfaatan sumber daya alam menghasilkan beragam
dampak lingkungan di berbagai tempat untuk itu perlu mengetahui status
sumber daya alam yang ada dari waktu ke waktu baik status mengenai mengenai
cadangan/potensi yang masih ada, rencana waktu dan tingkat pemanfaatan,
serta tingkat kerusakannya.
Selama tiga dekade terakhir ini telah muncul kesadaran keterkaitan atau
interaksi antara masyarakat dengan lingkungan alam. kesadaran ini dipertajam
dengan perhatian mengenai kelangkaan sumberdaya, kerusakan lingkungan dan
isu-isu lingkungan global seperti perubahan iklim, telah memotivasi berbagai
usaha untuk memperluas skop sistem akutansi nasional dengan memasukan aset
dan jasa-jasa lingkungan, hal ini merupakan bagian dari usaha yang lebih besar
untuk mengembangkan indikator ekonomi yang lebih besar berfokus pada
kualitas lingkungan dan juga pada aktivitas bukan pasar seperti produksi dalam
rumah tangga dan pemanfaatan waktu luang.
Bertambahnya jumlah penduduk serta meningkatnya kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat, maka akan meningkat pula kebutuhan air untuk berbagai
penggunaan. Di lain pihak, air yang tersedia jumlahnya relatif tetap, bahkan
kualitasnya cenderung menurun karena pencemaran. Air sebagai komoditas
ekonomi harus tetap memperhatikan fungsi sosial bagi masyarakat dan fungsi
lingkungannya antara lain untuk memelihara keseimbangan lingkungan,
kelangsungan hidup flora dan fauna, mencegah intrusi air laut, estetika, dan
kesehatan masyarakat. Pembagian air antar hulu-hilir maupun antar sektor
pengguna air perlu dialokasikan sedemikian rupa agar diperoleh keadilan, dan

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten I-1


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

manfaat yang optimal dan berkelanjutan. Berbagai permasalahan sumber daya


air, perlu dilakukan perubahan paradigma, yang merupakan dasar cara berfikir.
Pengelolaan alokasi air berdasarkan paradigma baru pengelolaan sumber daya
air terpadu, menuntut para pengelola wilayah sungai dan pengguna air untuk
lebih berperan aktif. Kebijakan alokasi air diputuskan bersama oleh pengelola
wilayah sungai dan pengguna air.
Berdasarkan Keppres No. 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai
(WS), Provinsi Banten terbagi menjadi 4 Wilayah Sungai (2 lintas
kabupaten/kota, 2 lintas provinsi), yaitu:
▪ WS Cibaliung – Cisawarna meliputi Kab. Pandeglang dan Kab. Lebak

▪ WS Ciliman – Cibungur meliputi Kab.Pandeglang, Kab.Lebak, dan Kota

Serang
▪ WS Cidanau – Ciujung – Cidurian meliputi Kota Serang, Kab. Serang, Kab.
Lebak, Kab. Tangerang, dan Kota Cilegon
▪ WS Ciliwung – Cisadane meliputi Kab. Tangerang, Kota Tangerang, dan
Kota Tangerang Selatan
Neraca sumber daya air merupakan potret ketersediaan setiap jenis sumber
daya air, volume yang ada, tingkat penggunaan dan pengambilannya. Neraca Air
dalam siklus hidrologi mengalami perubahan menurut waktu (musim) dan
tempat. Pada musim penghujan jumlah air yang masuk ke dalam sistem aliran
bawah tanah relatif besar sehingga potensi air tanah tinggi, sedangkan pada
musim kemarau jumlah air yang masuk ke dalam sistem air tanah relatif kecil
sehingga potensi air tanah juga relatif kecil. Selain dipengaruhi dinamika iklim,
neraca sumberdaya air juga dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan alam.

1.2. Perundang-Undangan yang melandasi penyusunan Neraca


Sumber Daya Air
a. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
b. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten I-2


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

c. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional
d. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
e. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
g. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air
h. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
i. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
j. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah
Sungai

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah mengetahui besarnya cadangan
awal sumber daya alam yang dinyatakan dalam aktiva, dan besarnya
pemanfaatan yang dinyatakan dalam pasiva, adapun perubahan cadangan dapat
diketahui dari waktu ke waktu.

1.4. Lingkup

Lingkup kegiatan pekerjaan penyusunan neraca sumber daya alam ini


dibatasi Neraca Sumber Daya Air meliputi:
▪ Inventarisasi sumber daya air
▪ Evaluasi jumlah ketersediaan air potensial
▪ Membandingkan jumlah air yang tersedia dengan jumlah air yang
dimanfaatkan

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten I-3


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

BAB II

KONDISI WILAYAH

2.1. Letak Geografi

Salah satu provinsi di Indonesia yang berada di Pulau Jawa bagian barat
adalah Provinsi Banten dengan luas 9.662,92 Km2. Secara astronomis, wilayah
Provinsi Banten terletak antara 05°07’50’’ sampai dengan 07°01’01’’ Lintang
Selatan dan antara 105°01’11’’sampai dengan 106°07’12’’ Bujur Timur.

Wilayah Provinsi Banten mempunyai batas wilayah:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa


b. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda
Melihat kondisi batas wilayah tersebut, maka provinsi Banten mempunyai
posisi yang strategis sebagai penghubung darat antara pulau Jawa dan Pulau
Sumatera. Saat ini, Provinsi Banten terdiri dari empat kabupaten dan empat kota,
dengan 155 kecamatan, 1.238 desa, dan 313 kelurahan.

Tabel. 2.1. Banyaknya Administrasi Kecamatan/Desa/Kelurahan Menurut


Kabupaten/ Kota di Provinsi Banten Tahun 2016

Banyaknya Administrasi Luas


Kabupaten
No Ibukota (Km2)
/Kota
Kecamatan Desa Kelurahan

Kabupaten

1 Pandeglang Pandeglang 35 326 13 2.746,89

2 Lebak Rangkasbitung 28 340 5 3.426,56

3 Tangerang Tiga Raksa 29 246 28 1.011.86

4 Serang Ciruas 29 326 - 1.734,28

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 1


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Kota

1 Tangerang Tangerang 13 - 104 153,93

2 Cilegon Purwakarta 8 - 43 175,50

3 Serang Serang 6 - 66 266,71

4 Tangerang Pamulang 7 - 54 147,19


Selatan

Provinsi Banten Kota Serang 155 1.238 313 9.662,929

Sumber: Banten Dalam Angka, 2016

2.2. Kondisi Fisik

a. Iklim

Iklim di wilayah Provinsi Banten sangat dipengaruhi oleh angin munson dan
gelombang La Nina atau El Nino. Saat musim penghujan (November-Maret)
cuaca didominasi oleh Angin Barat yang bergabung dengan angin dari Asia yang
melewati Laut Cina Selatan. Sedangkan pada saat musim kemarau (Juni-
Agustus) cuaca didominasi oleh Angin Timur yang menyebabkan wilayah Provinsi
Banten mengalami kekeringan terutama di wilayah bagian Pantai Utara.

Temperatur di daerah pantai dan perbukitan berkisar antara 22ºC dan 32ºC,
sedangkan suhu di pegunungan dengan ketinggian antara 400-1.350 mdpl
mencapai antara 18ºC-29ºC. Berdasarkan data BPS tahun 2016, secara rata-rata
temperatur di Bulan Maret relatif lebih panas dibandingkan dengan bulan yang
lain, sedangkan di Bulan Juli relatif lebih dingin. Curah hujan tertinggi terjadi di
Bulan November (1.419 mm) dengan hari hujan selama 15 hari dan terendah
pada Bulan September 35 mm. Tidak ada perbedaan siklus hujan yang mencolok
dalam beberapa tahun terakhir. Pada periode Januari-Mei curah hujan relatif
tinggi, kemudian mulai menurun di Bulan Juni dan mulai naik kembali sekitar
Bulan Juli-Agustus.Bulan September-Oktober mengalami penurunan kembali dan
curah hujan kembali naik pada bulan November-Desember.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 2


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Gambar 2.1. Peta Administrasi Wilayah Provinsi Banten

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 3


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tabel 2.2. Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan Tahun 2016
Curah Hujan Hari Hujan
Bulan
(mm) (hari)
Januari 424 28
Februari 212 19
Maret 224 15
April 104 19
Mei 261 20
Juni 60 14
Juli 244 25
Agustus 122 7
September 35 13
Oktober 84 9
November 1.419 15
Desember 384 22
RATA-RATA 298 17
Sumber: Banten Dalam Angka 2016

b. Kondisi Geografi

Kondisi topografi Banten adalah sebagai berikut:

1. Wilayah datar (kemiringan 0-2 %) seluas 574.090 hektare


2. Wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) seluas 186.320 hektare
3. Wilayah curam (kemiringan 15-40%) seluas 118.470,50 hektare
Topografi wilayah Provinsi Banten berkisar pada ketinggian 0-1.000 mdpl.
Secara umum kondisi topografi wilayah Provinsi Banten merupakan dataran
rendah yang berkisar antara 0 - 200 mdpl yang terletak di daerah Kota Cilegon,
Kota Tangerang, Kabupaten Pandeglang, dan sebagian besar Kabupaten Serang.
Adapun daerah Lebak Tengah dan sebagian kecil Kabupaten Pandeglang memiliki
ketinggian berkisar 201 - 2.000 mdpl dan daerah.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 4


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Morfologi wilayah Banten secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu
morfologi dataran, perbukitan landai-sedang (bergelombang rendah-sedang) dan
perbukitan terjal. Morfologi dataran rendah umumnya terdapat di daerah bagian
utara dan sebagian selatan.

Wilayah dataran merupakan wilayah yang mempunyai ketinggian kurang dari


50 mdpl sampai wilayah pantai yang mempunyai ketinggian 0 - 1 mdpl. Morfologi
perbukitan landai-sedang (bergelombang rendah-sedang) terletak pada wilayah
yang mempunyai ketinggian minimum 50 mdpl. Bagian utara Kota Cilegon
terdapat wilayah puncak Gunung Gede yang memiliki ketinggian maksimum 553
mdpl, sedangkan perbukitan di Kabupaten Serang terdapat wilayah Selatan
Kecamatan Mancak dan Waringin Kurung dan di Kabupaten Pandeglang wilayah
perbukitan berada di selatan. Kabupaten Lebak terdapat perbukitan di timur
berbatasan dengan Bogor dan Sukabumi dengan karakteristik litologi ditempati
oleh satuan litologi sedimen tua yang terintrusi oleh batuan beku dalam seperti
batuan beku granit, granodiorit, diorit dan andesit.

Biasanya pada daerah sekitar terobosaan batuan beku tersebut terjadi suatu
proses remineralisasi yang mengandung nilai sangat ekonomis 14 seperti
cebakan biji timah dan tembaga. Sedangkan ekosistem wilayah Provinsi Banten
pada dasarnya terdiri dari :

1) Lingkungan Pantai Utara yang merupakan ekosistem sawah irigasi teknis


dan setengah teknis, kawasan pemukiman dan industri.
2) Kawasan Provinsi Banten Bagian Tengah berupa irigasi terbatas dan
kebun campur, sebagian berupa pemukiman pedesaan. Ketersediaan air
cukup dengan kuantitas yang stabil.
3) Kawasan Provinsi Banten sekitar Gunung Halimun-Kendeng hingga
Malingping, Leuwidamar, Bayah berupa pegunungan yang relatif sulit
untuk diakses, namun menyimpan potensi sumber daya alam.
4) Provinsi Banten Bagian Barat (Saketi, DAS Cidanau dan lereng kompleks
Gunung Karang-Aseupan dan Pulosari sampai Pantai DAS Ciliman-

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 5


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Pandeglang dan Serang Bagian Barat) kaya akan potensi air, merupakan
kawasan pertanian yang masih perlu ditingkatkan.

Kondisi kemiringan lahan di Provinsi Banten terbagi menjadi tiga kondisi yang
ekstrim yaitu:
1. Dataran yang sebagian besar terdapat di daerah utara Provinsi Banten
yang memiliki tingkat kemiringan lahan antara 0 - 15%, sehingga menjadi
lahan yang sangat potensial untuk pengembangan seluruh jenis fungsi
kegiatan. Dengan nilai kemiringan ini tidak diperlukan banyak perlakuan
khusus terhadap lahan yang akan dibangun untuk proses prakonstruksi.
Lahan dengan kemiringan ini biasanya tersebar di sepanjang pesisir utara
Laut Jawa, sebagian wilayah Serang, sebagian Kabupaten Tangerang
bagian utara serta wilayah selatan yaitu di sebagaian pesisir selatan dari
Pandeglang hingga Kabupaten Lebak;
2. Perbukitan landai-sedang (kemiringan < 15% dengan tekstur
bergelombang rendah-sedang) yang sebagian besar dataran landai
terdapat di bagian utara meliputi Kabupaten Serang, Kota Cilegon,
Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang, serta bagian utara
Kabupaten Pandeglang;
3. Daerah perbukitan terjal (kemiringan < 25%) terdapat di Kabupaten
Lebak, sebagian kecil Kabupaten Pandeglang bagian selatan dan
Kabupaten Serang.
Perbedaan kondisi alamiah ini turut berpengaruh terhadap timbulnya
ketimpangan pembangunan yang semakin tajam, yaitu wilayah sebelah utara
memiliki peluang berkembang relatif lebih besar daripada wilayah sebelah
selatan.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 6


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

c. Tanah
Sumber daya tanah wilayah Provinsi Banten secara geografis terbagi dua
tipe tanah yaitu:

a. Kelompok tipe tanah sisa atau residu dan


b. Kelompok tipe tanah hasil angkutan.
Secara umum distribusi dari masing-masing tipe tanah ini di wilayah Provinsi
Banten, terdapat di Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten
Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Masing-
masing tipe tanah yang terdapat di wilayah tersebut antara lain:

1. Aluvial pantai dan sungai;


2. Latosol;
3. Podsolik merah kuning;
4. Regosol;
5. Andosol;
6. Brown forest;
7. Glei

d. Hidrologi
Sumber daya air dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan,
kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta
transparansi dan akuntabilitas. Sumber daya air dikelola secara menyeluruh,
terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan mewujudkan
kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar besar
kemakmuran rakyat. Salah satu wewenang dan Tanggungjawab Pemerintah
Provinsi adalah melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai
lintas kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya
sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air dan peraturan tambahan/perubahannya.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 7


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Gambar 2.2. Peta Sungai di Provinsi Banten

Potensi sumber daya air wilayah Provinsi Banten banyak ditemui di


Kabupaten Lebak, sebab sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan hutan
lindung dan hutan produksi terbatas.

Berdasarkan Keppres No. 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai


(WS), Provinsi Banten terbagi menjadi 4 Wilayah Sungai (2 lintas
kabupaten/kota, 2 lintas provinsi), yaitu:

▪ WS Cibaliung – Cisawarna meliputi Kab. Pandeglang dan Kab. Lebak


▪ WS Ciliman – Cibungur meliputi Kab.Pandeglang, Kab.Lebak, dan Kota

Serang
▪ WS Cidanau – Ciujung – Cidurian meliputi Kota Serang, Kab. Serang, Kab.

Lebak, Kab. Tangerang, dan Kota Cilegon

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 8


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

▪ WS Ciliwung – Cisadane meliputi Kab. Tangerang, Kota Tangerang, dan

Kota Tangerang Selatan


Tata air permukaan untuk wilayah Provinsi Banten sangat tergantung pada
sumber daya air khususnya sumber daya air bawah tanah. Terdapat 5 satuan
Cekungan Air Bawah Tanah (CABT) yang telah diidentifikasi, yang bersifat lintas
kabupaten maupun kota, antara lain CABT Labuan, CABT Rawadano dan CABT
Malingping dan lintas propinsi,meliputi CABT Serang, Tangerang dan CABT
Jakarta.

e. Penutupan Lahan

Gambar 2.3. Peta Penutupan Lahan Provinsi Banten

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 9


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

2.3. Kondisi Sosial Ekonomi


a. Jumlah dan Sebaran Penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Banten pada tahun 2010 mencapai 10.688.600
jiwa dan tahun 2016 meningkat menjadi 12.203.148 jiwa. Kecenderungan
penduduk yang terus bertambah tersebut bukan hanya disebabkan pertambahan
penduduk secara alamiah, tetapi tidak terlepas dari kecenderungan migrant baru
yang masuk disebabkan daya tarik Provinsi Banten, baik dilihat dari potensi
daerah seperti banyaknya perusahaan industri besar/sedang di daerah Cilegon,
Tangerang, dan Serang serta potensi pariwisata di Pandeglang, Serang dan
daerah lainnya, sehingga ketersediaan lapangan kerja dan makin kondusifnya
kesempatan berusaha akan menarik pendatang dari luar Banten.
Penyebaran penduduk provinsi Banten di 8 Kabupaten/Kota yang ada tidak
merata. Hal ini disebabkan karena sebagian besar penduduk lebih memilih
tinggal di wilayah yang potensial secara ekonomi dan memiliki fasilitas umum
dan sosial yang lebih lengkap dibandingkan wilayah lainnya yang masih
tertinggal. Kota Serang sebagai ibukota memiliki jumlah penduduk 655.004 jiwa,
sementara itu Kabupaten Tangerang provinsi berjumlah 3.477.495 jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk Banten selama kurun waktu 2010-2016 rata-
rata tumbuh sebesar 1,88%. Angka ini menunjukan penurunan dibandingkan
pertumbuhan antara tahun 2000-2007 yang rata-rata tumbuh sebesar 2,19 %.
Apabila dilihat menurut kabupaten/kota pada kurun waktu 2015-2016, rata-rata
pertumbuhan penduduk kabupaten/kota menunjukan penurunan. Pada selang
waktu 2015 sampai 2016, persebaran penduduk di Kabupaten Pandeglang,
Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak terhadap Provinsi Banten cenderung
mengalami penurunan sementara Kabupaten dan kota lainnya relatif mengalami
kenaikan, mengingat daerah tersebut merupakan daerah berkembang terutama
dari perkembangan sektor industri besar/sedangyang dibarengi pertumbuhan
pada sektor perdagangan dan jasa-jasa. Membandingkan jumlah penduduk
Provinsi Banten pada akhir tahun 2016 dibandingkan dengan luas wilayahnya,
maka Provinsi Banten memiliki kepadatan penduduk rata-rata sebesar 1.237 jiwa
per km2.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 10


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

b. Mata Pencaharian
Jika dilihat dari segi ketenagakerjaan, penduduk merupakan suplai bagi
pasar tenaga kerja di suatu Negara, dan hanya penduduk berusia kerja (15
tahun atau lebih) yang dapat menawarkan tenaganya di pasar kerja. Yang
termasuk angkatan kerja pada tahun 2015 (penduduk yang bekerja dan aktif
mencari kerja) di Provinsi Banten sebesar 62,24 persen, sedangkan sisanya
sebesar 37,76 persen adalah bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus RT, dan
lainnya).

Berdasarkan lapangan pekerjaan utama dapat dilihat bahwa penduduk


provinsi Banten pada tahun 2015 yang bekerja di sektor industri sebanyak
1.201.656 orang, kemudian diikuti oleh sector perdagangan rumah makan dan
hotel sebanyak 1.094.301 orang, yang bekerja di sector jasa sebesar 785.281
orang, yang bekerja disektor pertanian sebesar 695.186 orang, sebanyak
860.595 bekerja pada sektor lainnya (BPS,2016).

c. Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tingkat pendidikan
suatu bangsa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu
bangsa. Dan tak bisa dipungkiri lagi bahwa tingkat pendidikan di tiap-tiap daerah
mempengaruhi tingkat pendidikan nasional. Sarana dan prasarana sangat
penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu
pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang
penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Untuk meningkatkan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi
dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 11


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Berdasarkan data tahun 2015 Provinsi Banten memiliki 4.529 unit sekolah
dasar (SD) yang terdiri dari 4.043 Sekolah Dasar Negeri dan 486 Sekolah Dasar
Swasta, dengan 54.440 guru dan 1.0306.781 murid. Sementara jumlah sekolah
menengah tingkat pertama (SMP) terdapat 1.167 unit SMP yang terdiri dari 495
SMP Negeri serta 672 SMP swasta dengan 15.587 guru dan 507.846 murid. Pada
tahun yang sama jumlah sekolah tingkat menengah umum ada sebanyak 476
unit Sekolah lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan 566 unit Sekolah Menengah
Kejuruan, dengan 12.223 guru dan 402.755 murid.

Tabel 2.3. Banyaknya Sekolah Menurut Jenis Sekolah Tahun 2014-2015

Tahun
No. Jenis Sekolah
2013 2014 2015
1. SD Negeri 4.091 4.043 4.043
SD Swasta 424 489 486
2. SMP Negeri 544 489 495
SMP Swasta 637 673 672
3. SMA Negeri 193 131 146
SMA Swasta 236 327 330
4. SMK Negeri 62 85 67
SMK Swasta 403 445 499
5. MDA 119 135
6. PONPES 14 16
7. MI Negeri 20 20 20
MI Swasta 512 854 933
8. MTs Negeri 30 30 30
MTs Swasta 650 650 835
9. MA Negeri 19 19 19
MA Swasta 2011 2012 2013
10 PT Negeri
PT Swata
Sumber : Banten Dalam Angka 2016

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 12


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

d. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan besar artinya bagi pengembangan dan pembinaan sumberdaya
manusia Indonesia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional
yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Sarana kesehatan adalah tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Salah satu di
antaranya adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu lembaga dalam mata
rantai sistem kesehatan nasional yang mengemban tugas pelayanan kesehatan
untuk seluruh masyarakat.

Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit ataupun pusat kesehatan


masyarakat merupakan faktor yang menunjang perbaikan kualitas hidup suatu
daerah. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah rumah sakit umum yang ada di
Provinsi Banten terdiri dari 12 Rumah Sakit negeri dan 66 Rumah Sakit milik
swasta. Puskesmas di Provinsi Banten berjumlah 77 buah dengan rawat inap dan
puskesmas tanpa rawat inap sebanyak 155 buah. Sementara itu puskemas
pembantu sebanyak 261 buah dan puskesmas keliling berjumlah 1.270 buah.

Tabel 2.4. Banyaknya RSU Pemerintah dan Swasta, Puskesmas dengan Rawat
Inap, Puskesmas tanpa Rawat Inap, Puskemas Pembantu , Puskemas Keliling
Tahun 2013-2015
Tahun
No Unit Kesehatan
2013 2014 2015
1. RSU Pemerintah 10 11 12

2. RSU Swasta 59 61 66

3. Puskesmas dengan Rawat Inap 68 78 77

4. Puskesmas Tanpa Rawat Inap 154 150 155

5. Puskemas Pembantu 222 228 261

6 Puskemas Kelililng 261 222 1.270

Jumlah/Total 774 750 1841


Sumber : Banten Dalam Angka 2013-2015

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 13


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

e. Kesejahteraan Keluarga
Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang
menjadi pusat perhatian pemerintah. Salah satu aspek penting untuk mendukung
strategi penanggulangan kemiskinan adalah tersedianya data kemiskinan yang
akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk
mengevaluasi kebijakan pemerintah. Kesejahteraan merupakan hal atau keadaan
sejahtera, aman, selamat, dan tenteram.

Tabel 2.5. Jumlah Keluarga Sejahtera di Provinsi Banten Tahun 2013-2015

Tahun
Kesejahteraan
No
Keluarga 2013 2014 2015

1. Pra Sejahtera 462.695 446.115 441.958


2. Sejahtera Tahap 1 580.424 580.048 551.798
3. Sejahtera Tahap 2 789.616 803.114 914.558
Jumlah/Total 1.832.735 1.829.277 1.908.314
Sumber: Banten Dalam Angka/BPS 2013-2015

Kesejahteraan pada hakekatnya dapat memenuhi kebutuhan (pangan,


sandang, dan papan) yang harus dipenuhi dengan pendapatan yang dimiliki.
Kesejahteraan keluarga di Provinsi Banten di bagi menjadi beberapa tahapan
kesejahteraan, yaitu keluarga pra sejahtera, sejahtera tahap 1 dan sejahtera
tahap 2. Jika dilihat dari data tahun 2013 sekitar 47,92% merupakan keluarga
sejahtera 2, dan 28,91% merupakan keluarga sejahtera 1 sedangkan 23,16%
adalah keluarga pra sejahtera.

f. Pengangguran

Jumlah pengangguran di Provinsi Banten dari bulan februari 2015 hingga


Agustus 2015 mengalami penurunan, dan mengalami kenaikan kembali pada
Februari 2016

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 14


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tabel 2.6. Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran terbuka Tahun


2015-2016

Tahun
No Februari 2015 Agustus 2015 Februari 2016

1. Pengangguran 552.900 509.300 541.000


Sumber: Banten Dalam Angka/BPS 2016
g. Kondisi Ekonomi

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, PDRB Provinsi Banten
menurut harga berlaku selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Secara rinci nilai PDRB Provinsi Banten dapat dilihat pada Tabel 2.7

.Tabel 2.7. Perbandingan PDRB Provinsi Banten Tahun 2013-2015


No Jenis PDRB Provinsi Banten Nilai PDRB (Triliyun Rp)
2011 2012 2013
1 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) 192,38 213,19 244,55
Atas Dasar Harga Konstan(ADHK)
2 94,19 99,99 105,86
2000
Sumber : Banten dalam Angka 2016

Tiga sektor utama penyumbang PDRB Provinsi Banten terbesar adalah sektor
industry pengolahan (45,58%), disusul sector perdagangan, hotel dan restoran
(19,42%) dan sektor pengangkutan dan komunikasi (9,40).

Pada Tabel 2.7., PDRB disajikan dalam 2 versi penilaian, yaitu atas dasar
"harga berlaku" dan atas dasar "harga konstan". PDRB atas dasar harga berlaku
dihitung menggunakan hargatahun berjalan dan dikenal sebagai PDRB nominal,
sedangkan PDRB atas dasar harga konstan atau PDRB riil dihitung dengan
menggunakan data harga tahun tertentu (saat ini menggunakan dasar harga

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 15


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tahun 2000). PDRB nominal digunakan untuk analisis level perekonomian suatu
daerah dan penghitungan PDRB per kapita yang biasa digunakan sebagai proxy
bagi pendapatan per kapita bagi daerah tersebut, sedangkan PDRB riil setidaknya
dapat digunakan untuk analisis pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

2. Produktivitas Komoditi Unggulan


Wilayah Banten yang mempunyai potensi SDA cukup besar berada di
Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Di kedua kabupaten ini masih
menyimpan potensi sumber daya air, pertanian, kehutanan, pertambangan, dan
pariwisata yang belum dikelola secara optimal.

Provinsi Banten dengan luas daratan 8.800,83 km2 menyimpan kekayaan


dan keanekaragaman sumber daya alam, antara lain keberadaan hutan produksi
mengalami peningkatan dari 53.533,60 ha pada tahun 2003 menjadi 72.295,47
ha hingga tahun 2004, yang terdiri dari 42.537,55 ha hutan produksi tetap dan
29.757,92 ha hutan produksi terbatas. Disamping itu, sumber daya lahan untuk
pengembangan pertanian yang telah dikembangkan terdiri dari 84.315,40 ha
lahan persawahan teririgasi, 90.423,50 ha sawah tadah hujan, serta 181.247,60
ha area perkebunan, dan belum termasuk lahan-lahan pertanian yang
diusahakan untuk budidaya palawija, hortikultura, sayuran dan buah-buahan.

Gambar 2.4. Potensi Sumber Daya Alam Di Provinsi Banten

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 16


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Dari sisi pertambangan dan energi, sumberdaya mineral sebagian besar


telah diusahakan baik oleh swasta maupun masyarakat, seperti zeolit, bentonit,
sirtu, pasir kuarsa, batu gamping, felspar, bondclay, lempung, fosfat, toseki,
kalsedon, opal, kayu terkersikan, marmer, pasir laut, emas, batubara. Beberapa
potensi sumberdaya mineral lainnya di Provinsi Banten hingga saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal seperti tras, batu apung, besi dan andesit.

Disamping itu, belum dimanfaatkannya sumberdaya energi alternatif yang


berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber energi pembangkit listrik
seperti: sumberdaya energi fosil (batubara) sebanyak 10,3 juta dalam bentuk
sumberdaya tereka yang tersebar di Banten Selatan, energi panas bumi sebesar
230 Mwe, tenaga air skala kecil, biomassa, tenaga surya sebesar 3,5
KWH/meter2/hari, tenaga angin di wilayah pantai selatan kecepatan angin rata-
rata 2-6 m/detik, dan energi gelombang laut.

Sementara itu, wilayah pesisir dan laut Provinsi Banten dengan luas perairan
11.134,22 km2 (belum termasuk perairan nusantara/teritorial dan ZEEI yang
dapat dimanfaatkan), dengan panjang garis pantai 509 km, serta 55 pulau-pulau
kecil dan pulau terluar menyimpan kekayaan dan keragaman sumberdaya pesisir
dan laut. Potensi sumberdaya perikanan tangkap laut dengan produksi tahun
2004 yang sebesar 76.324,50 Ton baru memanfaatkan 82,09% dari potensi
lestari di wilayah perairan Kab. Pandeglang (92.971 Ton) sehingga belum
memperhitungkan potensi lestari wilayah perairan lainnya. Potensi sumber daya
perikanan budidaya, seperti budidaya laut (KJA dan rumput laut) di pantai utara
dan pantai barat, serta lahan tambak hingga tahun 2005 baru dimanfaatkan
sekitar 58,2% (8.010,55 Ha) dari potensi 13.768,9 Ha.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 17


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Gambar 2.5. Potensi Lingkungan Hidup Provinsi Banten Berupa Ekositem


Jaringan Sungai Yang Bermuara Ke Selat Sunda

Potensi geowisata belum dimanfaatkan secara oftimal yang menjadi andalan


untuk meningkatkan PAD Provinsi Banten antara lain; Ex. PT. Antam Cikotok,
Batu Posil Sajira-Lebak, Sumber Panas Bumi Cipanas, Gunung Karang, Cinagka
dan Padarincang seperti Batu Kuwung.

Menyangkut SDA, dijelaskan bahwa hasil pertanian berupa padi dan palawija
memadai dan bisa menjadi surplus apabila diterapkan teknologi tepat guna. Di
Banten juga ada perkebunan karet, kelapa, cengkeh, lada, panilli, melinjo
(Banten daerah penghasil emping yang penting), dan buah-buahan. Perikanan
laut juga sangat signifikan karena 75% daerah Banten dikelilingi laut. SDA yang
juga menjanjikan ialah pertambangan, berupa tambang emas di Cikotok, bijih
besi di Cikurut, bahan semen di Anyer, belerang di Walantaka dan Padarincang,
bahan Mika di Bojong, intan di Cibaliung, batubara di Gunung Kencana, Gunung
Madur dan lain-lain. Selain itu, Banten juga memiliki aset pariwisata, pantai
Anyer dan Carita yang indah, cagar alam Ujung Kulon dan peninggalan sejarah
dan kebudayaan yang pernah mengalami kejayaan pada masa lalu.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 18


LAPORAN AKHIR

Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Dengan luas wilayah 9.662,92 km2, Banten terhitung kecil sebagai sebuah
provinsi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Karakteristik wilayah
Banten yang strategis terletak di pintu masuk Jawa dari arah Sumatera dan
dekat dengan ibukota merupakan faktor yang mendukung perkembangan
pengelolaan SDA. Hal ini terkait dengan distribusi hasil SDA yang bisa lebih
cepat. Dengan demikian, Sumber Daya Alam yang tersedia wajib dijaga
keberadaan dan kelestariannya selain untuk dioptimalkan pemanfaatanya. Hal ini
tidak lain demi mendukung pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan
rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten II - 19


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

BAB III

METODOLOGI

3.1. Metode Pengumpulan Data Neraca Sumber Daya Air

Metode pengumpulan data terdiri atas Pengumpulan Data Statis dan Data
Dinamis.

3.1.1. Data Statis


Data statis yang dikumpulkan antara lain :

a. Informasi Geospasial Dasar


b. Peta dan luas daerah aliran sungai (DAS) dan wilayah sungai (WS)
c. Skematisasi sistem aliran sungai yang menunjukkan penggunaan air
d. Peta lokasi prasarana sumber daya air

3.1.2. Data Dinamis


Data dinamis yang harus dikumpulkan antara lain :

a. Peta lokasi titik pengambilan air


b. Data debit runtut waktu (time series)rata- rata harian, 10 harian , tengah –
bulanan, atau bulanan minimal 10 tahun atau melalui kajian khusus pada
kondisi dan lokasi tertentu.
c. Data hujan rata-rata harian minimum 10 tahun atau melalui kajian khusus
pada kondisi dan lokasi tertentu.
d. Data statistik meliputi data kependudukan , peternakan, perikanan,
perindustrian.
e. Data penggunaan air, yang terdiri dari :
- Data irigasi, meliputi:
1) Luas daerah irigasi
2) Pola dan jadwal tanam dan kebutuhan air persatuan waktu

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten III - 1


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

- Data non irigasi (pengguna lainnya), meliputi:


1) Lokasi titik pengambilan
2) Jenis penggunaan air (Air baku, Industri, PLTA, Peternakan,
perikanan/kolam, pariwisata/pelayaran, debit minimum untuk kebutuhan
pemeliharaan lingkungan)
3) Bagi perusahaan pemanfaat air perlu dilengkapi dengan surat perijinan,
masa berlaku surat tersebut, dan debit air yang diijinkan.

3.2. Metode Analisis Data

3.2.1. Analisis Ketersediaan Air

3.2.1.1. Penyusunan debit runtut waktu

3.2.1.1.1. Analisis Debit Air

Data debit air yang tersedia sejauh mungkin memenuhi kriteria sebagai
berikut :

a. Kurun waktu data paling singkat 10 tahun


b. Telah dilakukan pengujian terhadap data

3.2.1.1.2 Metode hujan-Limpasan

Apabila data curah hujan tersedia dengan periode yang lebih panjang dari
data debit, maka estimasi debit dapat diperoleh melalui analisis sintetis
berdasarkan data curah hujan yang terjadi. Data curah hujan yang digunakan
merupakan data curah hujan yang telah diuji dan merupakan data curah hujan
rata-rata di DAS (diperoleh berdasarkan hasil perhitungan poligon thiesen dan
atau isohyet). Metode ini dapat digunakan apabila memenuhi ketentuan :

- Data curah hujan dan debit mempunyai trend yang sama


- Tersedia data debit dan curah hujan pada tahun yang sama minimal 1 tahun ,
sehingga dapat dilakukan perbandingan hasil perhitungan dengan data hasil
pengamatan untuk periode yang sama (kalibrasi)

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten III - 2


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

3.2.1.1.3. Analisis Regional


Analisis regional dilakukan jika panjang data debit maupun data hujan
kurang dari 10 tahun. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan
parameter dari daerah aliran sungai tetangga yang memiliki karakteristik yang
sama.Jika tidak ada DAS tetangga yang dipandang memiliki karakteristik sama
dengan DAS yang dikaji, maka dapat digunakan berbagai rumus empirik atau
kajian khusus.

3.2.1.1.4. Metode perhitungan debit andalan


Debit andalan yang digunakan adalah debit andalan Q80%, yaitu debit
dengan kemungkinan terlampaui 80%. Pada metode debit andalan, ketersediaan
air diperhitungkan berdasarkan analisis data aliran dengan tingkat resiko
kegagalan tertentu. Tingkat resiko kegagalan tergantung dari besarnya resiko
yang dapat diterim. Untuk menentukan debit andalan digunakan metode
lengkung kekerapan/ranking.

Metode lengkung kekerapan/ranking menghitung debit andalan dengan cara


menyusun data debit dari kecil ke besar. Debit andalan dengan probabilitas 80%
ditentukan berdasarkan urutan data sesuai dengan rumus penetapan ranking
sebagai berikut :

P=R/ (N+1)
Keterangan
R = ranking
N = jumlah data
P = peluang
Metode ini digunakan dalam perhitungan debit andalan, yang kemungkinan
terlampaui sebesar 80% dan kegagalan yang mungkin terjadi adalah sebesar
20% atau nilai P adalah sebesar 0,8.

Estimasi debit pada suatu lokasi berdasarkan atas perbandingan luas DAS
dari pos duga air dengan lokasi yang akan dihitung dan dengan atau tidak
mempertimbangkan faktor curah hujan.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten III - 3


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

3.2.2. Analisis Kebutuhan Air


3.2.2.1. Kebutuhan air rumah tangga, perkotaan dan industri (RKI)
Kebutuhan air rumah tangga , perkotaan dan industri dihitung dengan
menggunakan data statistik kependudukan. Hasil perhitungan kebutuhan air
bersih dibandingkan dengan data pengambilan air baku oleh PDAM terkait.

a. Kebutuhan air bersih rumah tangga (domestik)


Kebutuhan air bersih rumah tangga adalah air yang diperoleh secara individu
dari sumber air yang dibuat oleh masing-masing rumah tangga seperti sumur
dangkal , perpipaan atau hidaran umum atau dapat diperoleh dari layanan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) PDAM.

Sumber air baku oleh PDAM terdiri dari air tanah , air permukaan atau
gabungan dari keduanya . Pemakaian air yang dipergunakan dipengaruhi oleh :

- Jenis sumber air (sambungan ke rumah atau hidran umum)


- Jenis pemakaian (toilet, mandi, dll)
- Peralatan per rumah tangga
- Penggunaan air di luar rumah (taman, cuci mobil dsb)
- Tingkat pendapatan
Kebutuhan air bersih rumah tangga , dinyatakan dalam satuan
liter/orang/hari (L/O/H), besar kebutuhan tergantung dari kategori kota
berdasarkan jumlah penduduk, yaitu :

Tabel 3.1.Kebutuhan air bersih rumah tangga per orang per hari menurut
kategori kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk Kebutuhan air
(jiwa) bersih (L/O/H)
1. Semi urban (ibukota 3.000 – 20.000 60 -90
kecamatan/desa)
2. Kota Kecil 20000 – 100.000 90 -110
3. Kota Sedang 100.000– 500.000 100 - 125
4. Kota Besar 500.000-1.000.000 120 - 150
5. Kota Metropolitan >1.000.000 150 - 200
Sumber : SNI, 2015

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten III - 4


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

b. Kebutuhan air perkotaan ( komersial dan sosial ) – non domestik


Kebutuhan air perkotaan, yaitu untuk komersial dan sosial seperti toko,
gudang, bengkel, sekolah, rumah sakit , hotel dan sebagainya diasumsikan
antara 15% sampai dengan 30% dari totalair pemakaian air bersih rumah
tangga. Semakin besar dan padat penduduk akan cenderung lebih banyak
memiliki daerah komersial dan sosial , sehingga kebutuhan airnya akan lebih
tinggi.

Dalam perencanaan studi kebutuhan air di Indonesia untuk perkotaan


diasumsi sebesar 30% dari kebutuhan air bersih rumah tangga , dengan nilai
konstan dari setiap tahapan perencanaan, sehingga sampai proyeksi kebutuhan
air untuk tahun 2029 nilainya sama sebesar 30%.

c. Kebutuhan air industri


Kebutuhan air industri umumnya relatif konstan terhadap waktu . dengan
meningkatnya industri maka meningkat pula kebutuhan air industri. Survei
kebutuhan air industri diperlukan untuk menentukan rata-rata penggunaan air
pda berbagai jenis industri tertentu . Angka indeks ini kemudian dapat dikaitkan
dengan ukuran besarnya industri tersebut misalnya melalui banyaknya produk
yang dihasilkan, atau banyaknya tenaga kerja.

Perhitungan kebutuhan air industri dapat diperhitungkan berdasarkan atas :

- Jumlah karyawan
- Luas air industri
- Jenis/tipe industri

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten III - 5


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Potensi Sumber Daya Air

1. Sungai

Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air,


wilayah sungai merupakan gabungan dari beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS).
Sedangkan sistem alur sungai (gabungan antara alur badan sungai dan alur
sempadan sungai) merupakan sistem river basin yang membagi DAS menjadi
sub-DAS yang lebih kecil. Oleh karenanya segala sesuatu perubahan yang terjadi
di DAS akan berakibat pada alur sungai. Areal DAS meliputi seluruh alur sungai
ditambah areal dimana stiap hujan yang jatuh di areal tersebut mengalir ke
sungai yang bersangkutan. Alur sempadan sungai didefinisikan sebagai alur
pinggir kanan dan kiri sungai yang terdiri dari bantaran bajir, bantara longsor,
bantaran ekologi, serta bantaran keamanan.
Sementara itu definisi dari Wilayah sungai menurut UU No.7 Tahun 2004
adalah kesatuan wilayah Pengelolaan Sumber Daya Air dalam satu atau lebih
daerah aliran sungai (DAS) dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari
atau sama dengan 2.000 km2.
Untuk pengelolaan sungai sebagai sumber daya air ditetapkan 4 Wilayah
Sungai (WS) yang terdapat di Provinsi Banten. Berdasarkan Keppres RI No 12
Tahun 2012, ada dua klasifikasi wilayah sungai yang ada di Provinsi Banten yaitu
Wilayah Sungai Lintas Provinsi (Cidanau-Ciujung-Cidurian dan Wilayah Sungai
Ciliwung-Cisadane) yang dikelola Pemerintah Pusat, dan Wilayah Sungai Lintas
Kabupaten/Kota (Wilayah Sungai Ciliman-Cibungur dan Wilayah Sungai
Cibaliung-Cisawarna) yang dikelola oleh Provinsi Banten.
Wilayah Sungai Ciliman-Cibungur terdiri dari 27 Daerah Aliran Sungai (DAS)
dengan luas total 1.750,93 km2 memiliki potensi air sebesar 120 m3/detik.
Sedangkan Wilayah Sungai Cibaliung-Cisawarna terdiri dari 75 DAS dengan luas

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 1


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017
total 2.613,37 km2 mempunyai potensi air sekitar 122.34 m3/detik. Wilayah
Sungai Cidanau-Ciujung –Cidurian terdiri dari 34 Daerah Aliran Sungai (DAS)
sedangkan Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane terdiri dari 15 Daerah Aliran
Sungai. Peta Wilayah Sungai Provinsi Banten bisa dilihat pada gambar 4.1.

2. Situ/Rawa
Potensi air permukaan yang tersimpan dalam bentuk situ / rawa adalah sebagai
berikut :
• Volume situ / rawa di SWS Ciujung-Ciliman 1.841.700 m3
• Volume situ / rawa di SWS Cisadea-Cikuning 150.000 m3

3. Mata Air
• Jumlah mata air di SWS Ciujung-Ciliman berjumlah 337 buah
• Jumlah debit (>1 lt/dt) = 2,771 lt/dt
• Jumlah debit (>100lt/dt) = 102-447

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 2


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Sumber :

Keterangan :

Gambar. 4.1. Peta DAS di Provinsi Banten

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 3


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Gambar 4.2. Gambar Inventarisasi Situ, Rawa Dan Danau Di Provinsi Banten
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 4
LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

4.1.2. Potensi Sumber Daya Air di Kabupaten Lebak

1. Air Sungai
Sungai sungai yang tergabung dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah
Kabupaten Lebak Provinsi Banten antara lain SWS Ciujung dan SWS Ciliman –
Cimanjur. Kondisi SWS Ciujung secara umum aliran air sungai-sungainya
mengalir ke arah Utara dan bermuara ke Laut Jawa, sedangkan SWSS Ciliman –
Cimanjur mengalir ke arah Selatan dan bermuara di Samudera Indonesia.
Sungai-sungai yang termasuk SWS Ciujung antara lain Sungai Ciujung, S.Cilaki,
Sungai Ciberang, Sungai Cisemeut. (Tabel 4..) Sedangkan Sungai-sungai yang
termasuk SWS Ciliman - Cimandur antara lain Sungai Ciliman, Sungai Cimanur,
Sungai Cisih, Sungai Cihara, Sungai Cipogor dan Sungai Cibalun (Tabel 4…).

Tabel 4.1 Sungai-Sungai Pada SWS Ciujung


Luas
Panjang Kecamatan yang Q (L/det)
No. Sungai DPS
(km) dilalui Pengambilan
(km2)

Rangkasbitung,
1 Ciujung 60 570 190
Malingping

2 Cilangkahan Malingping 120

3 Cilaki 140 1.411 22.200

4 Ciberang Sajira, Cipanas 30

5 Cisemeut

Sumber : Proyek Studi Potensi Pengembangan Sumber Daya Air, DPU


Provinsi Banten

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 5


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tabel 4.2 Sungai-Sungai Pada SWS Ciliman – Cimanjur


Panjang Luas DPS Kecamatan yang
No Sungai Q (L/det)
(km) (km2) dilalui

1 Cileman 60 570 -

2 Cimanjur 140 1.411 22.200

3 Cidikit Bayah 20

4 Cihara

5 Cipogor

6 Cibalun

Sumber : Proyek Studi Potensi Pengembangan Sumber Daya Air, DPU


Provinsi. Banten

Tabel 4.3 Pengambilan Air Sungai di Wilayah Kabupaten Lebak


Debit (L
No Sungai Desa Pengguna Peruntukkan
/detik)

1 Ciujung Pebuaran PDAM Cabang Rangkasbitung Air minum 170

2 Ciujung Cilangkap IKK Karanganyar Air Minum 20

3 Cilangkahan Kejajar PDAM Cabang Malingping Air Minum 20

4 Ciberang Pejagan PDAM Cabang Sajira Air Minum 10

5 Ciberang Banjar Irigasi PDAM Cabang Cipanas Air Minum 20

6 Cidikit Bayah Timur PDAM Cabang Bayah Air minum 20

Sumber : Proyek Studi Potensi Pengembangan Sumber Daya Air, DPU


Provinsi. Banten
Beberapa air sungai yang melalui wilayah Kabupaten Lebak tersebut
digunakan sebagai sumber air bagi pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat.

2. Air Tanah
Kondisi air tanah di wilayah studi pada musim kemarau secara umum muka
air tanah termasuk dalam yaitu > 20 meter. Secara umum kondisi air tanah di
wilayah ini termasuk kategori sangat kritis dan kritis. Kondisi air tanah sangat
kritis airtinya akifer air tanah daerah tersebut mempunyai produktifitas kecil dan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 6
LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

air tanah langka. Sedangkan kondisi air tanah kritis artinya akifer air tanah
wilayah tersebut mempunyai produktivitas yang sedang, baik setempat maupun
pelamparan luas.
Air tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Lebak secara umum sudah
berupa mata air. Mata air merupakan salah satu sumber air yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan SPAM di Kabupaten Lebak. Mata air tersebut
tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan.
Sumber air yang terdapat di daerah rawan air di wilayah Kabupaten Lebak,
Provinsi Banten adalah mata air yang terdapat di Kecamatan Malingping dan
Kecamatan Bayah seperti yang tertera pada Tabel 4. Sedang sumber air sungai
yang terdapat di wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten adalah Sungai Lebak
Gedong terletak pada posisi koordinat 06o 35’ 62,0” Lintang Selatan dan 106o24’
98,7“ Bujur Timur dengan ketinggian 35 meter di atas permukaan air laut,
terletak di desa Lebak Gedong, Kecamatan Cipanas dengan debit air sebesar
600 liter per detik.
Tabel 4.4 Mata Air yang di Wilayah Rawan Air di Kabupaten Lebak
Koordinat Debit Wilayah
Elevasi
No Mata Air
(m) l/dt
S E Kecamatan Desa

Rahong,
1 Cisauseupan 06 46 11,7 106 00 26,3 52 m 5 Malingping
Malingping

Kadujajar
2 Kadujajar I 06 44 68,5 106 01 23,9 184 m 100 Malingping
Malingping

Kadujajar
3 Kadujajar II 06 44 70,7 106 01 75,9 208 100 Malingping
Malingping

Kadujajar
4 Kadujajar III 06 44 74,3 106 01 80,5 212 100 Malingping
Malingping

Sukajaya
5 Ciburial 06 54 20,1 106 15 96,7 35 600 Bayah
Bayah

Sumber : Hasil Studi Dinas PU Cipta Karya Provinsi Banten 2010

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 7


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Kebutuhan Air Di Kabupaten Lebak

Potensi air permukaan di wilayah kabupaten Lebak secara umum berupa air
sungai dan situ/rawa. Kondisi curah hujan yang rendah yaitu lebih kecil atau
sama dengan 100 mm/bulan. Daerah aliran Sungai (DAS) termasuk pola aliran
mantap artinya sepanjang tahun terdapat debit aliran sungai walaupun pada
musim kemarau. Kondisi DAS sangat kritis menunjukan bahwa jumlah kebutuhan
air pada wilayah tersebut sudah melebihi aliran mantapnya. Sedangkan DAS
kritis adalah kebutuhan air wilayah tersebut berkisar antara 76% sampai 100 %
dari aliran mantapnya.
Kondisi hidrologi wilayah Kabupaten Lebak terbagi menjadi SWS Ciujung-
Ciliman dan SWS Cisadane–Cikuningan. Satuan Wilayah Sungai Ciujung-Ciliman
dengan luas 5.832 km2 meliputi sungai-sungai yang bermuara di Teluk Lada laut
Jawa. Kondisi topografi bagian barat dan utara merupakan dataran
rendah/dataran pantai, sedangkan bagian selatan bertopografi dataran
tinggi/pegunungan. Sungai–Sungai yang termasuk SWS ini antara lain di wilayah
Banten Sungai Ciseukeut, Sungai Ciliman, sungai Cibungur, Sungai Cipunegara,
Sungai Cidanau, Sungai Cibanten, sedangkan di wilayah Banten dan Jawa Barat
meliputi sungai Ciujung dan Sungai Cidurian.
Satuan Wilayah Sungai Cisadea–Cikuningan dengan luas 2.645 km2 meliputi
sungai-sungai yang mengalir ke samudera Hindia. Kondisi topografi bagian uatar
berupa pegunungan dan bagian selatan datarn pantai. Sungai –sungai di wilayah
SWS ini antara lain: sungai Cilangkahan, sungai Cihara, sungai Cibareno di
wilayah Banten, sedangkan sungai di wilayah Jawa Barat antara lain Sungai
Citarik, Sungai Citeluh, Sungai Cikarang, sungai Cibumi, sungai Cosokan, sungai
Cisilih, sungai Cisadeng dan sungai Cikuningan.

Tabel 4.5 Satuan Wilayah Sungai Ciujung-Ciliman


Nama Sungai Perubahan Cadangan Air (l/dt)
Sungai Ciliman 1.800
Sungai Ciseukeut 225
Sungai Cibungur 25
Sungai Cipunegara 250

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 8


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Sungai Cidanau 45
Sungai Cibanten 40
sungai Ciujung 35
Sungai Cidurian 25
Sumber : Studi Identifikasi Kebutuhan dan Potensi Air Minum Prov. Banten

Tabel 4.6 Satuan Wilayah Sungai Cisadea - Cikuningan


Nama Sungai Perubahan Cadangan Air (S) (l/dt)
Sungai Cilangkahan 65
Sungai Cihara 25
Sungai Cibareno 53
Sungai Cikuningan 225
Sungai Cikoncang 125
Sungai Cibinuangeun 45
Sumber : Studi Identifikasi Kebutuhan dan Potensi Air Minum Prov.
Banten

4.1.2. Potensi Sumber Daya Air di Kabupaten Pandeglang


Air Sungai
Kabupaten Pandeglang dialiri oleh 18 aliran sungai dengan panjang total 835
km. Sungai-sungai tersebut dikelompokan ke dalam 3 (tiga) Satuan Wilayah
Sungai (SWS) yang mencakup seluruh wilayah kabupaten ini, yaitu :
1. Bagian utara berada di dalam SWS hulu Sungai Ciujung, Cibanten dan
Cidanau
2. Bagian tengah berada di dalam SWS Ciliman - Cibungur
3. Bagian selatan berada di dalam SWS Ciliman Cibungur
Masing-masing SWS terdiri dari beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS).
Pembagian SWS dan DAS/DPS di Kabupaten Pandeglang adalah sebagai berikut:
1. SWS 219 Cibaliung - Cisawarna, terdiri dari 3 DAS, yaitu:
DAS 219 148 Cibaliung
DAS 219 149 Cibutuhdeuing
DAS 219 150 Cikulecetapi
2. SWS 201 Ciliman - Cibungur, terdiri dari 5 DAS, yaitu:

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 9


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

DAS 201 001 Ciseukeut


DAS 201 002 Ciliman
DAS 201 003 Cibungur
DAS 201 004 Cimajang
DAS 201 005 Cipasuruan
3. SWS 202 Hulu Sungai Ciujung, Hulu Sungai. Cibanten dan Hulu Sungai.
Cidanau, terdiri dari 3 DAS, yaitu:
DAS 202 006 Cidanau
DAS 202 009 Cibanten
DAS 202 010 Ciujung

Gambar 4.2 Peta Pembagian SWS dan DAS di Kabupaten Pandenglang

Pembagian wilayah SWS dan DAS di atas digunakan untuk mengelola sungai-
sungai yang berada di wilayah Kabupaten Pandeglang. Gambar di bawah ini
adalah peta hidrologi yang merupakan jaringan induk sungai dan anak-anak
sungai yang berada di Kabupaten Pandeglang.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 10


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Gambar 4.3 Peta Hidrologi Jaringan Sungai di Kabupaten Pandeglang

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 11


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

4.2. Neraca Sumber Daya Air

4.2.1. Neraca Sumber Daya Air WS Ciujung – Cidurian

1. Bendung Pamarayan, Ciujung, Kabupaten Serang

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 12


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tabel Debit Bendung CIUJUNG Tahun. 2017 / 2018

Bulan
Tahun
Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II
2005 69.40 83.03 53.63 145.20 113.69 102.06 57.83 108.83 109.09 103.10 124.30 119.98 68.71 105.20 32.99 73.06 29.63 88.99 39.00 40.73 104.92 57.09 42.84 108.91
2006 85.66 315.29 112.01 57.02 36.63 216.65 116.68 85.74 47.30 38.53 27.93 12.30 9.89 11.68 7.06 5.07 4.91 5.06 0.30 11.20 11.56 72.45 76.59 120.07
2007 53.08 57.49 99.71 125.52 249.96 55.70 107.28 58.33 72.20 31.26 130.93 20.86 18.85 14.63 7.55 9.64 4.43 4.99 25.83 21.25 32.44 11.38 65.02 176.88
2008 216.33 45.42 143.52 223.12 111.70 110.31 95.41 92.71 65.59 57.01 43.09 27.26 25.32 12.31 12.42 46.10 40.74 11.67 97.62 91.72 95.30 162.27 81.72 99.70
2009 111.69 102.90 300.40 133.67 84.56 41.48 123.70 44.80 154.37 86.25 44.51 26.15 18.61 22.76 9.47 25.04 14.68 29.66 35.93 27.99 90.89 284.86 0.00 0.00
2010 123.85 162.25 133.92 132.09 104.51 102.55 27.12 16.97 76.30 67.92 80.23 66.41 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2011 140.16 84.72 92.45 49.24 146.60 132.36 149.46 103.06 110.70 108.51 73.31 17.75 24.88 51.34 12.08 10.85 7.79 11.77 4.76 76.11 45.21 91.27 88.50 62.12
2012 354.09 145.12 96.49 107.00 93.77 61.97 92.18 77.00 62.53 51.73 34.13 12.89 13.12 7.74 7.03 5.33 5.73 6.96 9.11 29.02 59.17 231.72 128.89 102.91
2013 632.57 198.81 114.09 105.17 50.00 59.24 99.13 123.77 139.38 45.32 49.18 30.01 124.74 103.57 68.19 55.98 52.18 52.23 31.71 49.61 120.31 54.79 74.21 157.33
2014 164.31 278.80 237.73 101.34 93.92 93.76 118.22 49.46 79.63 119.58 52.41 27.77 64.68 25.06 69.14 71.83 18.95 7.36 31.94 50.75 47.86 133.26 49.06 49.87
2015 265.23 95.92 167.55 90.43 60.28 50.40 106.25 150.19 109.35 105.41 71.81 28.87 11.49 12.03 17.09 6.93 4.41 3.66 18.15 5.77 36.84 54.27 68.35 143.12
2016 74.42 45.75 136.13 127.92 161.70 147.33 162.17 227.56 86.32 83.18 67.33 39.39 62.01 117.13 41.60 37.51 74.46 60.33 80.27 139.73 83.75 170.78 232.18 134.71

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 13


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Hitungan debit andalan CIUJUNG


NO Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II Probabilitas
1 632.57 315.29 300.40 223.12 249.96 216.65 162.17 227.56 154.37 119.58 130.93 119.98 124.74 117.13 69.14 73.06 74.46 88.99 97.62 139.73 120.31 284.86 232.18 176.88 8%
2 354.09 278.80 237.73 145.20 161.70 147.33 149.46 150.19 139.38 108.51 124.30 66.41 68.71 105.20 68.19 71.83 52.18 60.33 80.27 91.72 104.92 231.72 128.89 157.33 15%
3 265.23 198.81 167.55 133.67 146.60 132.36 123.70 123.77 110.70 105.41 80.23 39.39 64.68 103.57 41.60 55.98 40.74 52.23 39.00 76.11 95.30 170.78 88.50 143.12 23%
4 216.33 162.25 143.52 132.09 113.69 110.31 118.22 108.83 109.35 103.10 73.31 30.01 62.01 51.34 32.99 46.10 29.63 29.66 35.93 50.75 90.89 162.27 81.72 134.71 31%
5 164.31 145.12 136.13 127.92 111.70 102.55 116.68 103.06 109.09 86.25 71.81 28.87 25.32 25.06 17.09 37.51 18.95 11.77 31.94 49.61 83.75 133.26 76.59 120.07 38%
6 140.16 102.90 133.92 125.52 104.51 102.06 107.28 92.71 86.32 83.18 67.33 27.77 24.88 22.76 12.42 25.04 14.68 11.67 31.71 40.73 59.17 91.27 74.21 108.91 46%
7 123.85 95.92 114.09 107.00 93.92 93.76 106.25 85.74 79.63 67.92 52.41 27.26 18.85 14.63 12.08 10.85 7.79 7.36 25.83 29.02 47.86 72.45 68.35 102.91 54%
8 111.69 84.72 112.01 105.17 93.77 61.97 99.13 77.00 76.30 57.01 49.18 26.15 18.61 12.31 9.47 9.64 5.73 6.96 18.15 27.99 45.21 57.09 65.02 99.70 62%
9 85.66 83.03 99.71 101.34 84.56 59.24 95.41 58.33 72.20 51.73 44.51 20.86 13.12 12.03 7.55 6.93 4.91 5.06 9.11 21.25 36.84 54.79 49.06 62.12 69%
10 74.42 57.49 96.49 90.43 60.28 55.70 92.18 49.46 65.59 45.32 43.09 17.75 11.49 11.68 7.06 5.33 4.43 4.99 4.76 11.20 32.44 54.27 42.84 49.87 77%
11 69.40 45.75 92.45 57.02 50.00 50.40 57.83 44.80 62.53 38.53 34.13 12.89 9.89 7.74 7.03 5.07 4.41 3.66 0.30 5.77 11.56 11.38 0.00 0.00 85%
12 53.08 45.42 53.63 49.24 36.63 41.48 27.12 16.97 47.30 31.26 27.93 12.30 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 92%

DEBIT ANDALAN (80%)


80% 72.41 52.79 94.87 77.07 56.17 53.58 78.44 47.59 64.37 42.60 39.50 15.81 10.85 10.10 7.05 5.23 4.42 4.46 2.98 9.03 24.09 37.11 25.70 29.92

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 14


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

GRAFIK DEBIT AIR BENDUNG CIUJUNG

Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II
Q 80 72.41 52.79 94.87 77.07 56.17 53.58 78.44 47.59 64.37 42.60 39.50 15.81 10.85 10.10 7.05 5.23 4.42 4.46 2.98 9.03 24.09 37.11 25.70 29.92

GRAFIK DEBIT AIR


100
94.87
90
80 78.44
77.07
72.41
70
64.37
60
56.17 53.58
50 52.79
47.59 Q 80
40 42.60
39.50 37.11
30 29.92
24.09 25.70
20
15.81
10 10.85 10.10 9.03
7.05 5.23 4.42 4.46
0 2.98
Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 15


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

NERACA AIR BENDUNG CIUJUNG

Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II

Q 80 72.41 52.79 94.87 77.07 56.17 53.58 78.44 47.59 64.37 42.60 39.50 15.81 10.85 10.10 7.05 5.23 4.42 4.46 2.98 9.03 24.09 37.11 25.70 29.92

Kebutuhan 15.179 14.717 16.246 16.854 14.582 8.503 3.770 6.372 13.686 12.852 9.440 9.847 11.472 11.218 9.936 5.828 3.238 2.754 2.250 2.250 2.250 11.715 21.268 20.147

Neraca Air D.I CIUJUNG Keterangan : Kebutuhan


Ketersediaan

94.87

77.07 78.44
72.41

64.37

56.17
52.79 53.58
47.59
42.60
39.50
37.11

29.92
24.09 25.70 20.147
21.268
15.179 16.246 16.854
14.717 14.582 13.686 12.852 15.81 11.472 11.218 11.715
8.503 9.440 9.847 9.936
6.372 10.85 10.10 5.828
3.770 9.03
7.05 3.238 2.754
5.23 4.42 4.46 2.2502.98 2.250 2.250

Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 16


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

NERACA AIR BENDUNG CIUJUNG

Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II

Q 80 72.41 52.79 94.87 77.07 56.17 53.58 78.44 47.59 64.37 42.60 39.50 15.81 10.85 10.10 7.05 5.23 4.42 4.46 2.98 9.03 24.09 37.11 25.70 29.92

Kebutuhan 15.179 14.717 16.246 16.854 14.582 8.503 3.770 6.372 13.686 12.852 9.440 9.847 11.472 11.218 9.936 5.828 3.238 2.754 2.250 2.250 2.250 11.715 21.268 20.147

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 17


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

NERACA KEBUTUHAN AIR CIUJUNG

100.00
94.87

90.00

80.00 77.07 78.44

72.41
70.00
64.37

60.00 56.17
52.79 53.58

50.00 47.59
Q 80
42.60
39.50 Kebutuhan
40.00 37.11

29.92
30.00 25.70
24.09
21.26820.147
20.00 16.24616.854 15.81
15.17914.717 14.582 13.68612.852
11.47211.218 11.715
8.503 9.440 9.84710.85 10.10 9.936 9.03
10.00 6.372 7.05 5.828
5.23 4.42 4.46
3.770 3.238 2.754 2.98
2.250 2.250 2.250
0.00
Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 18


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

2. Bendung Cidurian Kabupaten Tangerang

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 19


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tabel Debit Bendung Cidurian Tahun 2005 s/d 2016

Bulan
Tahun
Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II
2005 39.15 21.38 20.28 34.61 10.39 12.99 8.81 25.34 25.82 18.01 32.43 26.81 15.61 20.09 8.20 18.20 13.73 25.11 19.75 18.99 29.55 27.91 12.16 12.06
2006 31.19 95.99 33.86 33.43 27.60 28.26 10.76 26.42 14.55 12.46 8.82 6.44 2.68 4.22 3.74 2.72 1.46 0.87 0.53 5.07 28.10 47.52 27.35 25.95
2007 18.48 22.58 27.42 23.32 25.33 20.54 23.41 23.36 22.47 21.75 23.67 20.90 23.59 20.50 14.40 9.27 12.28 12.29 14.58 19.85 15.00 19.54 25.25 27.50
2008 26.60 17.26 26.28 29.23 26.68 25.96 22.40 27.51 23.21 22.56 18.15 19.23 16.58 15.09 15.55 18.07 24.21 22.83 14.81 19.89 24.41 21.84 18.76 17.35
2009 21.08 29.18 31.61 28.65 25.32 21.96 25.88 16.62 24.65 21.24 21.95 21.07 22.86 20.39 13.67 18.28 19.05 15.82 25.10 23.46 25.94 24.82 25.38 23.23
2010 16.31 27.67 30.46 31.02 23.77 27.41 14.03 17.41 13.64 14.39 16.07 16.99 30.93 25.12 16.66 15.05 31.25 26.87 21.07 17.84 9.64 14.49 14.27 13.01
2011 18.16 14.31 10.30 8.47 9.63 8.80 11.85 23.95 12.83 17.08 15.16 6.63 11.04 6.95 4.63 3.45 1.14 4.77 0.68 13.13 12.60 15.81 19.08 11.90
2012 38.31 31.20 18.44 23.29 13.48 6.55 24.34 26.03 10.80 13.80 8.97 3.76 5.02 1.11 2.30 0.86 21.33 24.55 5.17 12.54 1.42 3.39 34.99 19.06
2013 65.30 38.20 29.65 19.90 15.24 21.01 16.96 28.98 25.34 11.13 8.67 5.48 15.81 18.40 19.41 9.23 14.47 15.87 7.50 12.13 0 0 12.39 16.69
2014 26.64 61.00 41.20 23.68 27.31 16.16 22.25 12.77 10.68 22.18 11.93 12.68 15.99 10.19 13.52 19.33 6.95 3.03 5.68 4.24 8.40 24.79 8.01 12.64
2015 191.21 185.84 227.09 171.32 153.70 161.71 195.00 182.56 17.31 24.05 17.49 6.34 1.85 2.53 2.86 0.74 0.84 0.51 3.83 0.57 11.85 21.44 23.47 19.84
2016 16.70 13.57 23.87 25.69 26.12 21.13 28.36 40.65 20.39 25.48 14.81 7.83 13.53 17.21 9.73 7.77 17.78 8.26 5.82 16.74 17.05 17.28 19.82 10.95

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 20


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Hitungan debit andalan


NO Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II Probabilitas
1 191.21 185.84 227.09 171.32 153.70 161.71 195.00 182.56 25.82 25.48 32.43 26.81 30.93 25.12 19.41 19.33 31.25 26.87 25.10 23.46 29.55 47.52 34.99 27.50 8%
2 65.30 95.99 41.20 34.61 27.60 28.26 28.36 40.65 25.34 24.05 23.67 21.07 23.59 20.50 16.66 18.28 24.21 25.11 21.07 19.89 28.10 27.91 27.35 25.95 15%
3 39.15 61.00 33.86 33.43 27.31 27.41 25.88 28.98 24.65 22.56 21.95 20.90 22.86 20.39 15.55 18.20 21.33 24.55 19.75 19.85 25.94 24.82 25.38 23.23 23%
4 38.31 38.20 31.61 31.02 26.68 25.96 24.34 27.51 23.21 22.18 18.15 19.23 16.58 20.09 14.40 18.07 19.05 22.83 14.81 18.99 24.41 24.79 25.25 19.84 31%
5 31.19 31.20 30.46 29.23 26.12 21.96 23.41 26.42 22.47 21.75 17.49 16.99 15.99 18.40 13.67 15.05 17.78 15.87 14.58 17.84 17.05 21.84 23.47 19.06 38%
6 26.64 29.18 29.65 28.65 25.33 21.13 22.40 26.03 20.39 21.24 16.07 12.68 15.81 17.21 13.52 9.27 14.47 15.82 7.50 16.74 15.00 21.44 19.82 17.35 46%
7 26.60 27.67 27.42 25.69 25.32 21.01 22.25 25.34 17.31 18.01 15.16 7.83 15.61 15.09 9.73 9.23 13.73 12.29 5.82 13.13 12.60 19.54 19.08 16.69 54%
8 21.08 22.58 26.28 23.68 23.77 20.54 16.96 23.95 14.55 17.08 14.81 6.63 13.53 10.19 8.20 7.77 12.28 8.26 5.68 12.54 11.85 17.28 18.76 13.01 62%
9 18.48 21.38 23.87 23.32 15.24 16.16 14.03 23.36 13.64 14.39 11.93 6.44 11.04 6.95 4.63 3.45 6.95 4.77 5.17 12.13 9.64 15.81 14.27 12.64 69%
10 18.16 17.26 20.28 23.29 13.48 12.99 11.85 17.41 12.83 13.80 8.97 6.34 5.02 4.22 3.74 2.72 1.46 3.03 3.83 5.07 8.40 14.49 12.39 12.06 77%
11 16.70 14.31 18.44 19.90 10.39 8.80 10.76 16.62 10.80 12.46 8.82 5.48 2.68 2.53 2.86 0.86 1.14 0.87 0.68 4.24 1.42 3.39 12.16 11.90 85%
12 16.31 13.57 10.30 8.47 9.63 6.55 8.81 12.77 10.68 11.13 8.67 3.76 1.85 1.11 2.30 0.74 0.84 0.51 0.53 0.57 0 0 8.01 10.95 92%

DEBIT ANDALAN (80%)


80% 17.58 16.08 19.54 21.93 12.24 11.31 11.42 17.09 12.02 13.27 8.91 5.99 4.09 3.54 3.39 1.98 1.33 2.17 2.57 4.73 5.60 10.05 12.30 12.00

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 21


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

GRAFIK DEBIT BENDUNG CIDURIAN

Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II
Q 80 17.58 16.08 19.54 21.93 12.24 11.31 11.42 17.09 12.02 13.27 8.91 5.99 4.09 3.54 3.39 1.98 1.33 2.17 2.57 4.73 5.60 10.05 12.30 12.00

GRAFIK DEBIT
25

21.93
20 19.54
17.58
17.09
16.08
15
13.27
12.24 12.02 12.30 12.00
11.31 11.42 Q 80
10 10.05
8.91

5.99 5.60
5 4.73
4.09 3.54 3.39
1.98 2.17 2.57
1.33
0
Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 22


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

NERACA KEBUTUHAN AIR D.I CIDURIAN

Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II

Q 80 17.58 16.08 19.54 21.93 12.24 11.31 11.42 17.09 12.02 13.27 8.91 5.99 4.09 3.54 3.39 1.98 1.33 2.17 2.57 4.73 5.60 10.05 12.30 12.00

Kebutuhan 5.974 6.982 7.716 7.716 6.204 2.584 0.750 5.239 7.163 5.068 4.170 4.769 5.025 5.025 4.218 1.795 0.940 0.940 0.940 0.750 0.750 7.050 11.634 8.358

Neraca Air D.I Cidurian

21.93

19.54

17.58
17.09
16.08

13.27
12.24 11.63412.30
12.02 12.00
11.31 11.42
10.05
8.91 8.358
7.716 7.716
6.982 7.163 7.050
5.974 6.204
5.239 5.068 4.7695.99 5.025 5.025 5.60
4.170 4.218
4.73
4.09
2.584 3.54 3.39
1.795 2.57
0.750 1.98 0.940 0.9402.17 0.940 0.750 0.750
1.33

Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 23


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

NERACA KEBUTUHAN AIR D.I CIDURIAN

Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II

Q 80 17.58 16.08 19.54 21.93 12.24 11.31 11.42 17.09 12.02 13.27 8.91 5.99 4.09 3.54 3.39 1.98 1.33 2.17 2.57 4.73 5.60 10.05 12.30 12.00

Kebutuhan 5.974 6.982 7.716 7.716 6.204 2.584 0.750 5.239 7.163 5.068 4.170 4.769 5.025 5.025 4.218 1.795 0.940 0.940 0.940 0.750 0.750 7.050 11.634 8.358

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 24


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

NERACA KEBUTUHAN AIR D.I CIIDURIAN

25.00

21.93

20.00 19.54

17.58
17.09
16.08

15.00
13.27
12.24 12.02 12.30 12.00
11.31 11.42 11.634 Q 80
10.05 Kebutuhan
10.00 8.91
8.358
7.716 7.716
6.982 7.163 7.050
5.974 6.204 5.99
5.60
5.239 5.068 4.769 5.025 5.025 4.73
5.00 4.170 4.09 4.218
3.54 3.39
2.584 2.57
1.98 2.17
1.795
1.33
0.750 0.940 0.940 0.940 0.750 0.750

0.00
Jan-I Jan-II Feb-I Feb-II Mar-I Mar-II Apr-I Apr-II Mei-I Mei-II Jun-I Jun-II Jul-I Jul-II Agt-I Agt-II Sep-I Sep-II Okt-I Okt-II Nop-I Nop-II Des-I Des-II

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 25


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

4.2.3. Neraca Sumber Daya Air Ciliman – Cibungur

Tabel Debit Andalan Q90

Nomor
Nama DAS Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
DAS
1 DAS CIMANGGIH 0.10 0.10 0.11 0.09 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.03 0.07
2 DAS CIJAPAH 0.01 0.03 0.04 0.03 0.02 0.05 0.04 0.03 0.02 0.02 0.02 0.02
3 DAS KANLIUS 0.02 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.02
4 DAS CILANGKAP 0.23 0.23 0.25 0.21 0.16 0.13 0.10 0.08 0.07 0.05 0.06 0.17
5 DAS CIBASAURAN 0.24 0.24 0.26 0.21 0.16 0.13 0.10 0.08 0.07 0.05 0.06 0.17
6 DAS CILURAH 0.06 0.06 0.06 0.05 0.04 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.04
7 DAS CITAJUR 0.08 0.08 0.09 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.02 0.02 0.06
8 DAS CIGARAGAK 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01
9 DAS CILEUWEUNG 0.02 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01
10 DAS CILANGIR 0.08 0.08 0.08 0.07 0.05 0.04 0.03 0.03 0.02 0.02 0.02 0.06
11 DAS CITEMBOL 0.04 0.04 0.04 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.03
12 DAS CIKABUDULUH 0.20 0.20 0.22 0.18 0.14 0.11 0.09 0.07 0.06 0.05 0.05 0.14
13 DAS CIKAWULUNGAN 0.18 0.18 0.19 0.16 0.12 0.10 0.08 0.06 0.05 0.04 0.04 0.13
14 DAS CIBIMA 0.34 0.34 0.37 0.30 0.24 0.19 0.15 0.12 0.10 0.08 0.09 0.25
15 DAS CILEMER 3.07 3.07 3.31 2.74 2.12 1.75 1.36 1.08 0.90 0.69 0.77 2.22
16 DAS CILIMAN 2.71 2.71 2.92 2.41 1.87 1.54 1.20 0.96 0.79 0.61 0.68 1.96
17 DAS CIKODOK 0.29 0.29 0.31 0.26 0.20 0.17 0.13 0.10 0.08 0.07 0.07 0.21
18 DAS CILATAK 0.29 0.29 0.31 0.26 0.20 0.16 0.13 0.10 0.08 0.07 0.07 0.21
19 DAS CISEUKEUT 0.89 0.89 0.96 0.79 0.61 0.51 0.39 0.31 0.26 0.20 0.22 0.64
20 DAS CIHERU 0.12 0.12 0.13 0.10 0.08 0.07 0.05 0.04 0.03 0.03 0.03 0.08
21 DAS CITEUREUP 0.08 0.08 0.09 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.02 0.02 0.06
22 DAS CIKARANG GEDE 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.02
23 DAS CIHANDULEM 0.09 0.09 0.09 0.08 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.02 0.02 0.06
24 DAS CIPAKIS 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01
25 DAS KALICAAH 0.15 0.15 0.16 0.14 0.11 0.09 0.07 0.05 0.04 0.03 0.04 0.11
26 DAS CIKUJANG 0.02 0.05 0.07 0.06 0.04 0.08 0.07 0.05 0.04 0.04 0.03 0.03
27 DAS CIBEBER 0.14 0.14 0.15 0.12 0.10 0.08 0.06 0.05 0.04 0.03 0.04 0.10
Jumlah 9.48 9.51 10.30 8.51 6.58 5.52 4.28 3.42 2.83 2.19 2.41 6.88

Sumber : Hasil Analisis, 2017

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 26


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tabel Rekapitulasi Debit Andalan Q80

Nomor
Nama DAS Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
DAS
1 DAS CIMANGGIH 0.12 0.15 0.18 0.19 0.21 0.15 0.12 0.09 0.08 0.06 0.05 0.08
2 DAS CIJAPAH 0.05 0.04 0.09 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02
3 DAS KANLIUS 0.03 0.03 0.04 0.04 0.04 0.03 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01 0.02
4 DAS CILANGKAP 0.27 0.35 0.40 0.42 0.48 0.34 0.27 0.21 0.18 0.14 0.11 0.18
5 DAS CIBASAURAN 0.28 0.35 0.41 0.43 0.49 0.35 0.27 0.22 0.18 0.14 0.11 0.19
6 DAS CILURAH 0.07 0.09 0.10 0.11 0.12 0.09 0.07 0.05 0.04 0.03 0.03 0.05
7 DAS CITAJUR 0.09 0.12 0.14 0.15 0.17 0.12 0.09 0.07 0.06 0.05 0.04 0.06
8 DAS CIGARAGAK 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
9 DAS CILEUWEUNG 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01
10 DAS CILANGIR 0.09 0.11 0.13 0.14 0.16 0.11 0.09 0.07 0.06 0.05 0.04 0.06
11 DAS CITEMBOL 0.04 0.06 0.07 0.07 0.08 0.06 0.04 0.04 0.03 0.02 0.02 0.03
12 DAS CIKABUDULUH 0.23 0.30 0.35 0.36 0.41 0.30 0.23 0.18 0.15 0.12 0.10 0.16
13 DAS CIKAWULUNGAN 0.21 0.26 0.31 0.32 0.36 0.26 0.20 0.16 0.13 0.10 0.09 0.14
14 DAS CIBIMA 0.40 0.51 0.59 0.62 0.70 0.50 0.39 0.31 0.26 0.20 0.17 0.27
15 DAS CILEMER 3.60 4.58 5.34 5.59 6.32 4.54 3.52 2.81 2.33 1.80 1.49 2.42
16 DAS CILIMAN 3.18 4.04 4.71 4.93 5.58 4.01 3.10 2.48 2.05 1.59 1.31 2.14
17 DAS CIKODOK 0.34 0.43 0.50 0.53 0.60 0.43 0.33 0.27 0.22 0.17 0.14 0.23
18 DAS CILATAK 0.34 0.43 0.50 0.53 0.59 0.43 0.33 0.26 0.22 0.17 0.14 0.23
19 DAS CISEUKEUT 1.04 1.32 1.54 1.62 1.83 1.31 1.02 0.81 0.67 0.52 0.43 0.70
20 DAS CIHERU 0.14 0.17 0.20 0.21 0.24 0.17 0.13 0.11 0.09 0.07 0.06 0.09
21 DAS CITEUREUP 0.09 0.12 0.14 0.15 0.17 0.12 0.09 0.07 0.06 0.05 0.04 0.06
22 DAS CIKARANG GEDE 0.03 0.03 0.04 0.04 0.04 0.03 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01 0.02
23 DAS CIHANDULEM 0.10 0.13 0.15 0.16 0.18 0.13 0.10 0.08 0.06 0.05 0.04 0.07
24 DAS CIPAKIS 0.01 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
25 DAS KALICAAH 0.18 0.23 0.27 0.28 0.32 0.23 0.18 0.14 0.12 0.09 0.07 0.12
26 DAS CIKUJANG 0.09 0.08 0.17 0.13 0.11 0.09 0.07 0.06 0.05 0.05 0.04 0.04
27 DAS CIBEBER 0.16 0.21 0.24 0.26 0.29 0.21 0.16 0.13 0.11 0.08 0.07 0.11
Jumlah 11.22 14.22 16.70 17.42 19.63 14.12 10.93 8.75 7.23 5.62 4.64 7.53

Sumber : Hasil Analisis, 2017

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 27


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tabel Rekapitulasi Debit Andalan Q50

Nomor
Nama DAS Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
DAS
1 DAS CIMANGGIH 0.32 0.41 0.47 0.46 0.40 0.33 0.27 0.23 0.18 0.17 0.13 0.17
2 DAS CIJAPAH 0.15 0.16 0.16 0.16 0.14 0.12 0.10 0.09 0.07 0.06 0.07 0.10
3 DAS KANLIUS 0.07 0.09 0.10 0.10 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.04 0.03 0.04
4 DAS CILANGKAP 0.71 0.92 1.07 1.04 0.90 0.75 0.61 0.53 0.41 0.38 0.29 0.38
5 DAS CIBASAURAN 0.73 0.94 1.09 1.06 0.92 0.77 0.63 0.54 0.42 0.38 0.30 0.39
6 DAS CILURAH 0.18 0.24 0.27 0.27 0.23 0.19 0.16 0.14 0.10 0.10 0.08 0.10
7 DAS CITAJUR 0.25 0.32 0.37 0.36 0.32 0.26 0.21 0.18 0.14 0.13 0.10 0.13
8 DAS CIGARAGAK 0.05 0.06 0.07 0.07 0.06 0.05 0.04 0.04 0.03 0.03 0.02 0.03
9 DAS CILEUWEUNG 0.05 0.07 0.08 0.08 0.07 0.05 0.04 0.04 0.03 0.03 0.02 0.03
10 DAS CILANGIR 0.24 0.31 0.36 0.34 0.30 0.25 0.20 0.18 0.14 0.13 0.10 0.13
11 DAS CITEMBOL 0.12 0.15 0.18 0.17 0.15 0.12 0.10 0.09 0.07 0.06 0.05 0.06
12 DAS CIKABUDULUH 0.62 0.80 0.92 0.90 0.78 0.65 0.53 0.46 0.35 0.33 0.25 0.33
13 DAS CIKAWULUNGAN 0.54 0.70 0.81 0.79 0.69 0.57 0.47 0.40 0.31 0.29 0.22 0.29
14 DAS CIBIMA 1.05 1.36 1.57 1.53 1.33 1.10 0.90 0.78 0.60 0.55 0.43 0.56
15 DAS CILEMER 9.47 12.23 14.14 13.74 11.99 9.94 8.12 7.00 5.42 4.99 3.90 5.04
16 DAS CILIMAN 8.36 10.79 12.48 12.12 10.58 8.77 7.17 6.17 4.78 4.40 3.44 4.45
17 DAS CIKODOK 0.90 1.16 1.34 1.30 1.13 0.94 0.77 0.66 0.51 0.47 0.37 0.48
18 DAS CILATAK 0.89 1.15 1.33 1.29 1.13 0.93 0.76 0.66 0.51 0.47 0.37 0.47
19 DAS CISEUKEUT 2.74 3.54 4.09 3.97 3.47 2.88 2.35 2.02 1.57 1.44 1.13 1.46
20 DAS CIHERU 0.36 0.46 0.54 0.52 0.45 0.38 0.31 0.26 0.21 0.19 0.15 0.19
21 DAS CITEUREUP 0.25 0.32 0.37 0.36 0.32 0.26 0.21 0.18 0.14 0.13 0.10 0.13
22 DAS CIKARANG GEDE 0.07 0.09 0.10 0.10 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.04 0.03 0.04
23 DAS CIHANDULEM 0.26 0.34 0.39 0.38 0.33 0.28 0.23 0.19 0.15 0.14 0.11 0.14
24 DAS CIPAKIS 0.03 0.04 0.05 0.05 0.04 0.03 0.03 0.02 0.02 0.02 0.01 0.02
25 DAS KALICAAH 0.47 0.61 0.71 0.68 0.60 0.50 0.40 0.35 0.27 0.25 0.19 0.25
26 DAS CIKUJANG 0.27 0.29 0.29 0.29 0.26 0.22 0.18 0.15 0.12 0.11 0.12 0.18
27 DAS CIBEBER 0.43 0.56 0.65 0.63 0.55 0.45 0.37 0.32 0.25 0.23 0.18 0.23
Jumlah 29.57 38.12 43.99 42.73 37.32 30.94 25.28 21.78 16.88 15.54 12.19 15.78
Sumber : Hasil Analisis, 2017

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 28


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

50.00
Potensi Ketersediaan Air WS Ciliman-Cibungur Potensi hujan 120.1 m3/s
45.00
40.00 Q50

35.00 Q80
Q90
Debit (m3/s)

30.00
Eksisting
25.00

20.00

15.00

10.00
5.00

-
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Q50 29.57 38.12 43.99 42.73 37.32 30.94 25.28 21.78 16.88 15.54 12.19 15.78
Q80 11.22 14.22 16.70 17.42 19.63 14.12 10.93 8.75 7.23 5.62 4.64 7.53
Q90 9.48 9.51 10.30 8.51 6.58 5.52 4.28 3.42 2.83 2.19 2.41 6.88
Eksisting 5.09 5.09 5.09 5.09 5.09 5.09 5.09 5.09 5.09 5.09 5.09 5.09

Gambar Potensi Air di WS Ciliman-Cibungur

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 29


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Sumber : Hasil Analisis, 2017

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 30


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

4.2.4. Neraca Sumber Daya Air Cibaliung – Cisawarna

Tabel Debit Andalan Q90

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 31


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tabel Debit Andalan Q90 (lanjutan)

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 32


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tabel Debit Andalan Q80

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 33


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tabel Rekapitulasi Debit Andalan Q80 (lanjutan)

Sumber : Hasil Analisis, 2017

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 34


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tabel Rekapitulasi Debit Andalan Q50

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 35


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Tabel Rekapitulasi Debit Andalan Q50 (lanjutan)

Sumber : Hasil Analisis, 2017

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 36


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Gambar Potensi Air di WS Cibaliung-Cisawarna

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 37


LAPORAN AKHIR

Neraca Sumber Daya Alam


Provinsi Banten
2017

Gambar Neraca Air/Imbangan Air Tahun 2017

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten IV- 38

Anda mungkin juga menyukai