Disusun Oleh :
Kelompok 4
Sholeha Miftah 10070319037
Dwi Rahma Putriana 10070319042
Widya Maharani 10070319043
Nabila Amalia 10070319079
10 Juni 1977, Hutan Tegal Alur Angke Kapuk ditetapkan oleh Menteri
Pertanian sebagai hutan lindung dan sisanya untuk Hutan Wisata dan Pembibitan.
Kawasan tersebut juga ditetapkan sebagai Lapangan Dengan Tujuan Istimewa
(LDTI). Penyelesaian lebih lanjut tentang LDTI itu harus dilaksanakan oleh Dirjen
Kehutanan. Namun ternyata penerjemahan LDTI oleh Dirjen Kehutanan
sepertinya melenceng dari amanat Menteri Pertanian. Tanggal 5 Januari 1982,
Dirjen Kehutanan mengirimkan surat kepada PT Metropolitan Kencana (MK) milik
kelompok Ciputra tentang upaya pengembangan kawasan Hutan Angke Kapuk.
Tanggal 31 Juli 1982, PT MK membalas surat Dirjen Kehutanan yang menunjuk
PT Mandala Permai (MP) yang akan intensif melakukan pembangunan. Persis
pada tanggal 31 Juli 1982 itu, Dirjen Kehutanan mengeluarkan SK kepada PT MP
yang memutuskan perubahan fungsi tempat pemukiman, kondominium, pusat
bisnis, rekreasi dan lapangan golf.Tanggal 19 Juni 1982, Gubernur DKI Jakarta
telah mengirim surat kepada presiden direktur PT MP tentang persetujuan prinsip
kerjasama hal yang sama. Selanjutnya Dirjen Kehutanan juga mengirimkan surat
23 Desember 1982 kepada Gubernur DKI Jakarta tentang pengembangan
kawasan Hutan Angke Kapuk.
Proyek pembangunan di Hutan Angke Kapuk tersebut diperkuat dengan
Surat Menteri Kehutanan tanggal 7 Maret 1984 tentang penyelesaian dan
pengeluaran bekas penggarap Hutan Angke Kapuk. Surat tersebut ditanggapi
dengan Instruksi Gubernur DKI Jakarta tanggal 11 Juni 1984 tentang penyelesaian
pengosongan Hutan Angke Kapuk dari para penggarap. Tanggal 14 Juni 1984,
Menteri Kehutanan Soedjarwo menandatangani perjanjian tukar menukar
sebagian tanah kawasan Hutan Angke Kapuk di wilayah DKI Jakarta dengan PT
MP: H. Subagdja Prawata dan Sudwikatmono. Dalam perjanjian antara Menhut
dan PT MP menyebutkan pemanfaatan dan pengembangan kawasan Hutan
Angke Kapuk, termasuk pembangunan hutan wisatanya seperti SK Menteri
Pertanian (tahun 1977) maka pengembangannya “perlu sesuai dengan Rencana
Induk Djakarta 1965-1985”. Sebanyak 831,63 ha dari 1.162,48 ha kawasan hutan
Angke Kapuk yang diserahkan kepada PT MP itu disebutkan akan dibangun untuk
permukiman (487,89 hektar), bangunan umum mulai dari hotel, cottage, dan
bangunan komersial lainnya (93,35 hektar), rekreasi dan olah raga (169,13 hektar)
dan rekreasi air buatan (81,26 hektar). Disyaratkan, tanah penggantinya jika
berada di kawasan DKI maka perbandingan tukar menukar adalah 1:1
(hutan:tanah pengganti) atau jika berlokasi di Bogor, Tangerang dan Bekasi atau
wilayah lain maka perbandingan tukar menukarnya 1:2.Walaupun Menhut
Soedjarwo memerintahkan untuk penggunaan Hutan Angke Kapuk harus sesuai
dengan Rencana Induk Djakarta 1965-1985, mendadak terjadi perubahan pada
perjanjian kerja sama antara Pemda DKI dan PT MP tertanggal 27 Agustus 1987
menyatakan, pelaksanaan pembangunan dan pegembangan seluruh area “harus
memperhatikan rencana unum tata ruang (RUTR) 1985-2005”. Kerja sama
tersebut berlangsung selama 25 tahun. Menurut perjanjian PT MP wajib
melakukan Analisa Dampak Lingkungan dan harus disetujui oleh Pemprov DKI
sebelum memulai pembangunan. Gubernur DKI Jakarta juga menunjuk 16 instansi
terkait di bawahnya untuk menjadi Badan Pembina Pembangunan dan
Pengembangan Areal Bekas (sudah menjadi “bekas”, red) Hutan Angke Kapuk
DKI (BP3ABHAK). 29 Februari 1988, serah terima/tukar menukar sebagian
kawasan Hutan Angke Kapuk dilakukan. Tanah penggantinya adalah dua bidang
di Pulau Penjaliran Barat dan Timur Kepulauan Seribu Jakarta Utara (39 ha), tiga
bidang di Desa Rumpin, Desa Kampung Sawah dan Cipinang Kecamatan Rumpin
Bogor (75 hektar), Kecamatan Nagrak Sukabumi (350 ha) dan 10 bidang di
Kecamatan Sukanagara dan Campaka Cianjur (1.190 ha). 13 Februari 1991,
segala hak dan kepentingan kawasan Hutan Angke Kapuk itu itu selanjutnya
diserahkan pengelolaannya oleh Menhut Hasjrul Harahap kepada Gubernur DKI
Jakarta Wiyogo Atmodarminto. 24 Februari 1991 Komisi Amdal DKI menyetujui
Rencana Pengelolaan Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan
Analisa Dampak Lingkungan oleh PT MP. Hingga 4 Juli 1991 (menurut surat Ketua
BP3BHAK kepada Gubernur DKI), pengganti Hutan Angke Kapuk belum
terselesaikan dan masih dalam proses. 14 September 1991, Pihak Kementerian
Lingkungan Hidup menyatakan mereka belum menerima AMDAL. Konon nilai
proyek Pantai Indah Kapuk di tahun 1991 ditaksir sebesar Rp 6 Triliun (Kompas,
17 September 1991). Akhirnya Pantai Indah Kapuk tetap dibangun dan sekarang
malah telah berkembang. Tentu saja pengurugan kawasan eks hutan bakau
memperhitungkan peil banjir. Jika ketinggian banjir tertinggi yang pernah tercatat
didaerah tersebut misalnya 3 meter diatas tanah, maka mereka harus mengurug
lebih dari 3 meter, supaya tentu saja proyeknya tidak kebanjiran. Sampai saat ini,
Rujak belum mengetahui berapa peil banjir acuan yang dipakai untuk
merencanakan Pantai Indah Kapuk milik PT MP dan pengembangan Pantai Indah
Kapuk oleh Agung Sedayu.
Meskipun keputusan ini tidak sesuai dengan RUTR, Gubernur DKI setuju
saja. Peningkatan nilai ekonomi kawasan itu lebih menggiurkan. Bayangkan saja,
kalau masih dalam bentuk rawarawa dan tambak nelayan, Ipeda (Iuran
Pembangunan Daerah) yang bisa ditarik pemda hanyalah Rp 2.000/ha/tahun.
Begitu menjadi perumahan, DKI bisa mendapat Rp 2.000.000/ha/tahun. Kalau
kawasan yang berubah fungsi itu 831,63 ha, maka dana yang tersedia sudah
mendekati Rp 2 milyar setiap tahun. Pantaskah jika kita menilai suatu alam dengan
harga per hektar atau per meter persegi. Mari tilik fungsi hutan bakau.
Hutan Bakau tidak bisa dinilai secara ekonomi saja, karena jika demikian
nilainya tak terhingga, karena manfaat turunannya demikian besar, terutama bagi
lingkungan hidup. Dulunya Hutan Angke Kapuk ada 60 spesies tanaman, 2000
spesies binatang air dan darat, dari ikan belanak sampai buaya. Fungsi Hutan
Angke Kapuk yg terpenting adalah untuk mencegah abrasi: menjaga agar daratan
yang dipijak manusia tidak habis digerus gelombang. Hutan Angke Kapuk (dan
semua Hutan bakau lainnya) juga berfungsi menangkap partikel garam sehingga
mencegah intrusi air laut ke daratan. Akar dari hutan bakau pun menyaring kotoran
dr darat, sehingga perairan lepas pantai bebas pencemaran. Bakau bahkan bisa
ambil unsur-unsur pencemar berat seperti air raksa. Seberapa tinggi peil banjir
yang diambil oleh Pantai Indah Kapuk saat melakukan perencanaan, tetap saja
tidak mampu melawan alam, dalam hal ini penurunan tanah. Pada tahun 1992,
Dirjen kehutanan mengeluarkan SK kepada PT Metropolitan Kencana, milik
kelompok Ciputra, yang memutuskan perubahan fungsi kawasan Hutan Angke
Kapuk menjadi tempat permukiman, kondominium, pusat bisnis, rekreasi, dan
lapangan golf.
Awalnya kawasan Pantai Indah Kapuk adalah areal yang tidak dilirik oleh
banyak orang, namun Agung Sedayu Group sukses menjadikan kawasan ini
sebagai salah satu perumahan paling elite dan bergengsi di Jakarta. Semenjak
mulai dipasarkan pada tahun 2003, Pantai Indah Kapuk tidak mendapat atensi
yang baik dari kacah properti di Jakarta. Karena pada saat itu Pantai Indah Kapuk
masih banyak terdapat lahan kosong yang luas dan terlihat tidak ada prospek
pengembangan yang baik ke depannya. Namun secara bertahap, Agung Sedayu
Group terus mengembangkan Pantai Indah Kapuk sehingga sukses menjadikan
PIK bukan hanya areal cluster perumahan saja. Melainkan menjadi salah satu
kawasan baru yang dilengkapi dengan shopping mall, international school,
hospital, fresh market, golf court, waterboom PIK, dan lain-lain.
Agung Sedayu Group dan Salim Group merumuskan konsep terbaru dan
menggandeng konsultan internasional DDG dari USA untuk mewujudkan sebuah
kawasan mandiri yang unggul dalam fasilitas serta berkelanjutan dengan alam
sekitar. Suksesnya pengembangan daerah PIK 1 menjadi latar belakang bagi
developer Agung Sedayu Group untuk mengembangkan sebuah ikon kota mandiri
terbaru dan terlengkap di utara Jakarta. PIK 2 menawarkan konsep
pengembangan kota baru terbesar, serta menawarkan berbagai fasilitas dengan
mengadopsi konsep hijau.
Oleh karena itu Pantai Indah Kapuk menjadi pusat pertumbuhan dapat
mendorong wilayah lain yang berada di daerah sekitarnya. Semakin lama akan
menyebar ke berbagai wilayah dan menyerap potensi-potensi daerah sekitarnya.
Dengan adanya pusat pertumbuhan akan mempengaruhi kehidupan manusia,
terutama dalam meningkatkan kesejahteraan. Pusat-pusat pertumbuhan
berpengaruh terhadap berbagai sektor, yaitu ekonomi, sosial, dan budaya
masyarakat. Dimana Pantai Indah Kapuk juga memiliki peran sebagai pusat
pengembangan wilayah sekitarnya yang secara geografis, PIK merupakan suatu
lokasi yang banyak memiliki fasilitas yang lengkap dan beragam dan memiliki
kemudahan akses yang mudah untuk dijangkau.
1.3.3 Menjadi Daya Tarik Bagi Penduduk Sekitarnya
Pantai Indah Kapuk bukan hanya areal cluster perumahan saja, melainkan
menjadi salah satu kawasan baru yang terlengkap (Shopping Mall, International
School, Hospital, Fresh Market, Golf Court, Waterbom PIK dll). Tidak bisa
dipungkiri akses seperti Toll, saat ini menjadi salah satu faktor utama bagaimana
sebuah kawasan dapat berkembang dalam jangka panjang. Khususnya dengan
tersedianya Gerbang Toll Interchange Mandiri yang memudahkan mobilisasi
keseluruh areal di Jakarta. Ketika Interchange Toll PIK mulai beroperasi di 2012,
Langsung mendongkrak Harga serta tingkat okupansi hunian Kawasan Pantai
Indah Kapuk. Dan tidak semua developer bisa membuat Akses Toll langsung ke
kawasan Properti seperti yang dibuat oleh Agung Sedayu Group ke projek besar
seperti PIK dan PIK2.
Kawasan elit perumahan Pantai Indah Kapuk yang terletak di Kelurahan
Kapuk Muara memiliki beberapa objek wisata alam mangrove yang masih rimbun.
Beberapa objek wisata alam mangrove tersebut adalah Kawasan Ekowisata
Mangrove dan Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk. Hutan mangrove
oleh masyarakat sering disebut pula dengan hutan bakau atau payau. Namun,
penyebutan mangrove sebagai bakau nampaknya kurang tepat karena bakau
merupakan salah satu nama kelompok jenis tumbuhan yang ada di mangrove.
Selain memiliki fungsi fisik yang salah satunya adalah menjaga garis pantai agar
tetap stabil, kawasan mangrove juga dapat berfungsi sebagai kawasan untuk
rekreasi, pendidikan, dan penelitian.
Objek wisata alam mangrove yang ada di Jakarta tersebut, tentu saja
seharusnya dapat menarik banyak wisatawan domestik maupun mancanegara.
Belum banyak masyarakat yang tahu keberadaan dan daya tarik objek ini
dibanding hutan dan taman kota lainnya, karena objek ini memang baru beberapa
tahun terakhir ini dipromosikan. Sehingga, jarang orang yang berkunjung ke objek-
objek wisata alam mangrove. Semua objek wisata alam mangrove tersebut dari
segi-segi atraksi pasti berbeda. Walaupun sama-sama menampilkan ekosistem
mangrove tetapi dalam penyajiannya pasti berbeda. Selain itu dalam hal
penyediaan fasilitas relatif sama. Akan tetapi dari segi jumlah dan kualitas belum
tentu sama. Dilihat dari segi aksesibilitas objek-objek wisata alam mangrove yang
tersebar di daerah tersebut juga berbeda. Perbedaan penyajian atraksi,
penyediaan fasilitas, dan aksesibilitas akhirnya menggambarkan tingkat daya tarik
objek wisata alam mangrove yang ada di Jakarta.
1.3.4 Memiliki Sistem Bentuk Kota Yang Spesifik Dan Geografisnya.
Pantai lndah Kapuk memadukan tiga fungsi, wisata dan rekreasi,
komersial, serta hunian. Danau dan jalur pejalan kaki serta taman, melengkapi
keindahan dan kenyamanan kawasan ini. Pantai lndah Kapuk didesain untuk
menjawab kebutuhan kota metropolitan, megapolitan, dan kosmopolitan modern
dengan suasana kota air, hijau, dan kota wisata. Kawasan ini akan menjadi bagian
kota berwawasan internasional yang dilengkapi berbagai fasilitas perkotaan, yaitu
pusat komersial, perkantoran, hotel, apartemen, sarana wisata belanja (shopping
mall), pusat seni, wisata boga, rumah golf yang kesemuanya mendukung
kehidupan kosmopolitan.
Pantai Kapuk juga akan merupakan kota air, marina dengan kanal-kanal
yang terbuka bagi kapal motor, rumah mungil di pantai, dan kehidupan bahari
modern. Kawasan ini suatu saat akan bisa dinikmati seperti Amsterdam,
Rotterdam, San Diego, atau Venesia. Secara geografis Pantai Indah Kapuk
berada di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Pantai Indah Kapuk memiliki
luas wilayah sekitar 800 Ha yang terdiri atas beberapa kompleks perumahan dan
area komersial serta sarana rekreasi. Perumahan Pantai Indah Kapuk terdiri atas
4 sektor yang membagi masingmasing wilayah tersebut yakni sektor Utara-Timur,
Selatan-Timur, Selatan-Barat, dan utara-barat. Sektor Utara-Timur merupakan
sektor yang lokasinya cukup strategis karena dapat diakses langsung dari jalan
utama dan berdekatan dengan pantai. Fasilitas yang tersedia pada sektor Utara-
Timur ini adalah berupa Rumah Sakit, Sport Club, Lapangan Tennis dan Taman
Bermain untuk anak. Sektor Selatan-Timur merupakan komplek perumahan
sedang yang memiliki fasilitas berupa sekolah, tempat pemancingan dan kompleks
niaga. Sektor Selatan-Barat merupakan sektor dengan luas paling kecil yang
memiliki fasilitas berupa perumahan dan lapangan tenis. Sektor Utara-Barat
terdapat beberapa bagian lahan yang belum diolah, fasilitas yang tersedia pada
bagian ini adalah perumahan dan lapangan tenis.
Proyek Permukiman Mewah Pantai lndah Kapuk dikabarkan dapat
mengurangi luas kawasan hutan lindung dan hutan kota (dengan ruijslag
menggantinya menjadi hutan bukan kota yang sudah tentu letaknya tidak di
ibukota DKI Jakarta tercinta), tetapi mendukung penyediaan berbagai prasarana
lingkungan dan fasilitas umum (pendidikan, kesehatan, olahraga, rekreasi,
perdagangan, perkantoran, dan sebagainya, khususnya untuk golongan
masyarakat berpenghasilan tinggi dan sangat tinggi), di satu pihak membantu
pembukaan daerah baru Kapuk yang belum berkembang, mengurug rawa-rawa
yang tidak berfungsi ekonomi menjadi kawasan produktif, membuka kesempatan
kerja dan berusaha, di pihak lain hanya akan berhasil dan bisa bermanfaat bagi
warga ibukota, jika pembangunan tersebut tidak merusak penataan lingkungan
hidup setempat. Pantai lndah Kapuk yang dibangun oleh PT Mandara Permai
(Pondok lndah Group: Real Estate Expo '91), merupakan sebuah kota impian yang
meliputi area seluas 1.200 Ha di Pantai Barat Laut Jakarta. Lokasinya sangat
strategis, pada persimpangan jalan tol Prof. Sediyatmo dengan jalur Lingkar Luar
Jakarta, hanya 10 Km dari Bandara lnternasional Soekarno-Hatta, 6 Km dari pusat
perdagangan Pintu Kecil, Glodok dan Manggadua, serta tidak jauh dari Taman
lmpian Jaya Ancol dan Pelabuhan Tanjung Priok.
DAFTAR PUSTAKA
Sinta.2021.Bab Ii Pemahaman Terhadap Pengembangan Kawasan Waterfront
dalam https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1104205039-3-BAB%20II%20
PEMAHAMAN%20TERHADAP%20KAWASAN%20WATERFRONT.pdf.Diun
duh pada tanggal 18 Mei 2021 pukul 21.05 WIB
Budi Prasetyo Samadikun.2007. Dampak Pertimbangan Ekonomis Terhadap Tata
Ruang Kota Jakarta Dan Bopunjur. Jurnal Presipitasi Vol. 2 No.1 Maret 2007,
ISSN 1907-187X
Elisa. 2013. Belajar dari Sejarah: Tentang Pantai Indah Kapuk dalam rujak.org
diakses pada 20 Mei 2021 pukul 19.32 WIB
PIK 2 Sedayu Indo City.2021.Welcome to PIK 2 Sedayu Indo City dalam
https://www.sedayuindocitypik2.com/welcome-to-pik-2.html diakses pada 18
Mei 2021 pukul 20.35
LAMPIRAN
Job Description