Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya Semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022
Oleh: SHOLEHA MIFTAH 10070319037 KELAS A
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2022 M/1443 H A. Materi Perkuliahan Depresiasi lingkungan akan mempengaruhi aktivitas ekonomi jangka panjang (inter generation). Hal ini dikarenakan lingkungan merupakan bagian dari sistem ekonomi dan sebagai kebutuhan manusia, lingkungan juga menyediakan sistem pendukung untuk survival. Adapun hubungan sumber daya alam dengan kegiatan ekonomi adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan SDA; 2. Pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan SDA; 3. Pertumbuhan ekonomi dan pencemaran lingkungan; 4. Akses SDA dan kesejahteraan ekonomi masyarakat; 5. Pemanfaatan SDA dan tingkat keberlimpahan; 6. Penguasaan SDA dan daya pengaruh sosial dan politik; 7. Keserakahan manusia dan degradasi SDA; 8. Pemulihan kerusakan SDA dan penghasilan daerah; serta 9. Perdagangan SDA dan hubungan internasional. Terdapat hubungan positif antara jumlah dan kualitas barang sumberdaya dengan pertumbuhan ekonomi. Dimana semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, kebutuhan akan sumberdaya alam akan semakin meningkat. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, hal ini menyebabkan aktivitas ekonomi dan perubahan ekonomi semakin pesat. Namun terdapat pula hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan tersedianya sumberdaya alam. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan diikuti oleh menurunnya ketersediaan sumberdaya alam. Hal ini disebabkan oleh adanya eksploitasi SDA yang menyebabkan adanya konsekuensi berkurangnya stok. Adapun hubungan positif antara pertumbuhan ekonomi dan pencemaran lingkungan adalah semakin tinggi akselerasi pembangunan ekonomi, maka akan mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat pencemaran yang ditimbulkan. Fenomena seperti ini biasanya terjadi di negara berkembang, dimana pembangunan ekonomi yang berbahan dasar SDA tidak dibarengi dengan upaya pencegahan terhadap pencemaran yang akan ditimbulkan setelahnya. Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia, mengalokasikan sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tak terbatas dalam jangan waktu tertentu (scarcity, society, unlimited wants). Ekonomi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu mikro ekonomi dan makro ekonomi. Mikro ekonomi adalah mempelajari perilaku indiviu/institusi, kelompok kecil dalam pemanfaatan resource dan dampaknya terhadap lingkungan. Sedangkan makro ekonomi adalah mempelajari keragaan ekonomi seara keseluruhan dari pemanfaatan resource dan dampaknya. Sumberdaya alam adalah sesuatu yang disediakan alam pada permukaan maupun di dalam bumi yang mempunyai potensi sebagai alat kebutuhan manusia. Menurut UUD 1945, Sumber Daya Alam adalah bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnnya dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia (konsumer, perusahaan, non profit organization, organisasi nirlaba dan lembaga pemerintah) mengambil keputusan dalam pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan secara bijaksana (bukan pengambilan keputusan untuk memaksimumkan profit), dengan memasukkan unsur lingkungan dalam perhitungan biaya ekonomi melalui pendekatan ekonomi mikro dan ekonomi makro, sehingga dapat mencegah kerusakan lingkungan. Ekonomi sumbedaya alam dan lingkungan harus memperhatikan beberapa hal berikut: 1. Biaya sewa atas penggunaan SDA (baik yang diperbaharui maupun yang tidak diperbaharui) harus dibagi dengan generasi mendatang; 2. Pendekatan atas stok kekayaan alam; 3. Shadow pricing harus merefleksikan hambatan keberlanjutan supply SDA; 4. Penekanan pada supply yang berkelanjutan menjamin bahwa SDA tidak dianggap sebagai barang gratis; 5. Beberapa fungsi lingkungan tidak dapat dinilai dengan nilai moneter (misal keragaman hayati); serta 6. Perlu antisipasi masyarakat dalam pembuatan keputusan. Adapun peranan sumberdaya alam dalam pembangunan ekonomi yaitu: 1. Sebagai alat pemuas kebutuhan; 2. Sebagai kombinasi fisik dan kelembagaan; 3. Sebagai property (hak pemilikan); 4. Sebagai mekanisme pasar (supply and demands); 5. Sebagai fungsi produksi (barang dan jasa); 6. Sebagai natural resources dan resources comodify; 7. Sebagai faktor kausal hubungan antara tingkat pencemaran lingkungan hidup; serta 8. Sebagai permasalahan lingkungan hidup karena keterbatasan, eksploitasi, limbah, menurunnya kualitas lingkungan dan mekanisme pasar. Diperlukan adanya pembangunan yang berwawasan lingkungan, yaitu pembangunan yang memperlakukan SDA dengan melihat hasil positif dan negatifnya. Kelangkaan adalah suatu bentuk ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan pemenuhan kebutuhan, sumber daya yang sulit didapat sebagai alat pemenuhan kebutuhan manusia disebut sebagai sumber daya langka. Terdapat 2 (dua) indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur kelangkaan SDA yaitu kelangkaan secara fisik dan kelangkaan secara ekonomi. Kelangkaan secara fisik yaitu berkurangnya cadangan SDA secara kuantitas, kualitas. Sedangkan kelangkaan secara ekonomi adalah suatu kondisi dimana demand lebih besar dibandingkan dengan supply sumber daya sehingga terjadi persaingan sempurna di pasar dan menyebabkan kenaikan harga. Kelangkaan SDA dapat diukur dengan instrumen moneter seperti sebagai berikut: 1. Berdasarkan harga riil Standar pengukuran kelangkaan dalam ilmu ekonomi, dimana jika barang langka maka konsumen harus membayar dengan harga mahal. 2. Berdasarkan unit cost Adanya prinsip jika SDA mulai langka, maka biaya ekstraksi semakin besar. 3. Berdasarkan rente kelangkaan Mirip dengan perhitungan kelangkaan SDA dengan harga riil, namun yang diukur adalah harga bersih atau net price. 4. Nilai sewa SDA atau nilai SDA Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelangkaan SDA. 1. Keterbatasan jumlah benda pemuas kebutuhan yang ada di alam; 2. Kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia; 3. Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya yang ada; dan 4. Peningkatan kebutuhan manusia yang lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan penyediaan sarana kebutuhan. Eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan agen ekonomi (pihak tertentu) terhadap agen ekonomi lain baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan yang tidak diperhitungkan secara langsung dalam proses produksi atau konsumsi barang/jasa. Akibatnya, harga barang/jasa sulit/tidak dapat ditentukan oleh pasar (harga di pasar bukan yang sesungguhnya). Jenis eksternalitas diantaranya adalah dampak suatu produsen terhadap produsen lain, dampak produsen terhadap konsumen, dampak konsumen terhadap konsumen lain dan dampak konsumen terhadap produsen. Berikut adalah bentuk eksternalitas menurut Baumol dan Oates (1975). 1. Eksternalitas yang bisa habis (deplatable externality); 2. Eksternalitas yang tidak bisa habis (undeplate externality); dan 3. Konsumsi seseorang terhadap barang tersebut tidak akan mengurangi konsumsi bagi orang lain. Adapun faktor penyebab terjadinya eksternalitas diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Keberadaan barang publik 2. Sumberdaya bersama (common resources) 3. Ketidaksempurnaan/kegagalan pasar 4. Kegagalan pemerintah Berikut adalah cara untuk mengatasi eksternalitas. 1. Regulasi (menerapkan EPA atau environmental protection agency) dengan menerapkan semua pabrik/industry untuk mengurangi limbah; 2. Pajak pigovian (menerapkan pajak terhadap EPA); 3. Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial perusahaan); 4. Penerapan teorema coase (pelaku ekonomi dapat mengatasi sendiri masalah eksternalitas yang muncul diantara mereka melalui negosiasi efisien bagi kedua pihak); 5. Izin polusi yang dapat di toleransi; dan 6. Asuransi. Willingness to pay (WTP) atau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan. Metode pengumpulan data yang dapat digunakan untuk konsep WTP adalah sebagai berikut: 1. Observasi langsung ke lapangan (direct observation); 2. Wawancara (interview); dan 3. Wawancara mendalam (in depth interview). Metode penilaian SDA dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah valuasi ekonomi, B-C analysis, cost effectiveness analysis, impact amalysis dan risk analysis. Valuasi ekonomi adalah tentang pengukuran preferensi dari masyarakat. Tujuan valuasi ekonomi adalah untuk meningkatkan pemahaman dari tujuan konservasi di dalam konteks pembangunan ekonomi regional, untuk meningkatkan komunikasi tentang konservasi dan kawasan lindung dalam bahasa yang sesuai bagi pembangunan ekonomi, untuk meningkatkan hubungan komunikasi diantara tingkatan yang berbeda dari pemerintah dan stakeholders pengelolaan SDA lainnya, serta untuk meningkatkan kepedulian akan pentingnya pengintegrasian antara SDA dan pembangunan. Adapun manfaat dari valuasi ekonomi adalah sebegai berikut. 1. Membantu dalam memahami bagaimana melakukan perlindungan alam yang juga mendukung kehidupan masyarakat yang berada di sekitar kawasan; 2. Membantu dalam memahami bagaimana melakukan perlindungan terhadap SDA dimana masyarakat bergantung padanya; 3. Membantu dalam memahami evolusi yang terjadi pada sektor ekonomi yang tergantung pada SDA; 4. Membantu dalam memahami perlunya perubahan pengelolaan untuk menghindari kerugian pada perekonomian; 5. Membantu dalam memahami mengilustrasikan hubungan timbal balik (trade off) antara ekonomi dan lingkungan yang diperlukan untuk melakukan pengelolaan SDA yang baik; 6. Memberikan masukan bagi proses pemilihan kebijakan bagi pemerintah daerah 7. Mengidentikasi stakeholder ekonomi yang penting untnuk pengelolaan SDA yang baik; 8. Menggambarkan keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai pilihan kebijakan dan program pengelolaan SDA; 9. Membantu dalam memahami bagaimana dampak lingkungan dapat menurunkan manfaat ekonomi. Hasil dari valuasi ekonomi juga digunakan untuk: 1. Perhitungan kerugian sebagai dampak suatu kegiatan; 2. Perhitungan biaya pencegahan; 3. Penentuan tarif retribusi; 4. Penentuan tarif/tiket masuk taman nasional; 5. Penentuan tarif pajak SDA; 6. Penentuan kompensasi lingkungan bagi pencemar; 7. Penentuan alokasi investasi untuk tujuan pengelolaan; dan 8. Penentuan analisis biaya manfaat. Pendekatan valuasi ekonomi terdiri atas 3 (tiga) pendekatan, yaitu impact analysis, partial analysis, dan total valuation. Impact analysis adalah nilai ekonomi dilihat dari dampak akibat adanya aktivitas tertentu. Partial analysis dilakukan dengan menetapkan 2 (dua) atau lebih alternatif pilihan pemanfaatan ekosistem. Total valuation digunakan untukmenduga total kontribusi ekonomi dari sebuah ekosistem tertentu kepada masyarakat. Travel Cost Method merupakan salah satu metode revealed preference untuk non-use value, yang didasari pada perilaku yang diamati, yakni pengeluaran individu untuk perjalanan. Metode ini biasanya digunakan untuk menilai komponen non-use value dari tempat rekreasi. Komponen yang diamati adalah perjalanan ke tempat rekreasi yang dikeluarkan seseorang. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Wood and Trice (1958) dan Clawson and Knetcsh (1966). Prinsip dasar metode ini dari teori permintaan konsumen, yaitu nilai lingkungan (merupakan atribut yang tidak dipasarkan) yang diberikan seseorang merupakan biaya yang dikeluarkan orang tersebut untuk mengunjungi lingkungan. Tujuan dari TCM adalah mengetahui nilai kegunaan (use value) dari sumberdaya melalui pendekatan proxy dan biaya yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi jasa dari sumberdaya digunakan sebagai proxy untuk menentukan harga dari sumberdaya tersebut. Terdapat 2 (dua) tipe pendekatan dalam TCM, yaitu sebagai berikut: 1. Zonal Travel Cost Method (ZTCM) Estimasi TCM berdasarkan data yang berhubungan dengan zona asal pengunjung (pengelompokan zona asal). 2. Individual Travel Cost Method (ITCM) Estimasi CVM berdasarkan data survey dari setiap individu (pengunjung), bukan berdasarkan pengelompokan zona (ITCM lebih sering digunakan). Kelebihan dan Kelemahan TCM adalah sebagai berikut: 1. TCM adalah model yang relatif mendekati teori ekonomi konsumen. 2. Dalam pendekatan ITCM sulit memisahkan terjadinya multiple trip. 3. Perbedaan antara pelancong dan penduduk (resident). 4. Masalah ekonometrika pemilihan variabel dependent yang bisa bersifat truncated dan censored. Hedonic Price Methode (HPM) didasarkan pada perbedaan harga sewa lahan atau harga sewa rumah, dengan asumsi bahwa perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kualitas lingkungan. Selisih harga merupakan harga kualitas lingkungan tersebut. Keputusan individu dalam menentukan pembelian property dipengaruhi oleh kualitas lingkungan, dimana kecenderungannya individu akan membayar lebih untuk mendapatkan rumah kualitas lingkungan yang lebih baik. Menurut Hanley n’Spash (1993) harga lahan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti dibawah ini: 1. Karakteristik lahan (luas lahan, luas bangunan, status lahan, dan sebagainya. 2. Karakteristik lingkungan sekitar (akses ke jalan utama, sekolah, neighborhood, dan sebagainya. 3. Karakteristik lingkungan (kualitas udara, kualitas air, polusi, RTH, taman publik, dan sebagainya. Berikut adalah keunggulan, kelemahan serta keterbatasan dari Hedonic Price Methode. Keunggulan Kelemahan Keterbatasan Dapat digunakan untuk Masalah symetri Kemampuan dan mengestimasi nilai keahlian statistik berdasarkan pilihan yang sangat dibutuhkan ada untuk mensortir variabel yang relevan agar diperoleh model yang fit Informasi yang dibutuhkan Hanya dapat membuat Asumsi yang dapat dikumpulkan secara pernyataan tentang digunakan dalam efisien dan mudah perbedaan kualitas metode tersebut lingkungan dari wilayah adalah seseorang pengamatan, tidak mempunyai dapat diterapkan untuk kesempatan untuk menilai keadaan memilih kombinasi lingkungan yang diamati yang digunakannya dengan tingkat pendapatan tertentu. Padahal pasar perumahan dipengaruhi oleh faktor lain seperti pajak dan tingkat suku bunga. Data yang terkait dengan tempat tinggal dan karakteristiknya dapat diperoleh dari berbagai sumber dan dapat dikaitkan dengan sumber data sekunder lainnya untuk menentukan variabel di dalam analisis CVM merupakan metode yang dianggap dapat digunakan untuk menghitung jasa-jasa lingkungan/fungsi ekosistem yang dianggap tidak memiliki nilai guna. Misal nilai jasa kebersihan lingkungan, nilai kerugian atas kemacetan transportasi, nilai kerugian masyarakat atas bahaya banjir akibat kerusakan lingkungan. Dimana hal-hal tersebut sulit jika diukur dari sudut pandang pasar. Tujuan CVM adalah menghitung nilai (harga) atau penawaran yang mendekati keadaan yang sebenernya jika pasar dari barang-barang tersebut benar-benar ada. Kelebihan CVM adalah mudah digunakan dalam berbagai konteks dan dapat mengestimasi nilai non-use (nilai bukan pengguna). Adapun kekurangan CVM serta strategi/solusi untuk mengatasi kekurangan tersebut adalah sebagai berikut: Kelemahan Strategi/Solusi Bias Strategi (strategic bias): Design dari alat survey sehingga Muncul akibat dari ketidakjujuran memperkecil kemungkinan hasil survei responden, yang mencoba memanipulasi yang dilihat sebagai sumber kebijakan di hasil dari analisis dan mencoba masa yang akan datang. Strategi yang mempengaruhi kebijakan pemerintah di dilakukan: masa yang akan datang. Menghilangkan seluruh pencilan (outliner) Penekanan adanya penjaminan pembayaran oleh responden lain Menyembunyikan nilai tawaran responden lain Membuat perubahan lingkungan bergantung pada nilai tawaran Bias Rancangan (design bias): Rancangan sebuah CVM meliputi format pertanyaan, cara informasi yang disajikan, instruksi yang diberikan, tipe dan jumlah informasi yang disajikan. Responden dapat dipengaruhi oleh rancangan survey yang ada. Bias titik awal: Design dari alat survei sedemikian hingga Adanya sikap yang kurang sabar dari pertanyaan open-ended memungkinkan responden karena ingin cepat selesai dan strating points yang realistik dapat menyebabkan bias titik awal sangat mempengaruhi rataan nilai tawaran.
B. Sintesa Materi Perkuliahan Ekonomi Sumberdaya terhadap Dunia
Pekerjaan Planner (Perencanaan Wilayah dan Kota) Adapun sintesa dari materi perkuliahan ekonomi sumber daya yang sebelumnya telah dirangkum terhadap dunia pekerjaan planner (perencanaan wilayah dan kota) adalah mengimplementasikan materi mengenai pembangunan yang berwawasan lingkungan ketika merencanakan atau mengembangkan suatu wilayah. Yang berarti dalam merencanakan atau mengembangkan suatu wilayah, seorang planner harus selalu memperhatikan keadaan lingkungan yang berada di wilayah rencana tersebut, dalam hal ini seorang planner juga berarti harus memperhatikan sumber daya alam yang tersedia di wilayah yang akan direncanakan atau dikembangkan. Tujuan dari implementasi pembangunan yang berwawasan lingkungan dalam merencanakan atau mengembangkan suatu wilayah adalah agar perencanaan atau pengembangan yang akan dilakukan dapat berjalan secara optimal dan tidak mengganggu keseimbangan alam serta tidak membuat kerusakan pada lingkungan. Selain itu, materi yang dapat diimplementasikan terhadap dunia pekerjaan planner (perencanaan wilayah dan kota) adalah materi mengenai valuasi ekonomi. Dimana dalam dunia pekerjaan planner materi ini dapat diimplementasikan untuk membuat suatu dokumen AMDAL. Hal ini dikarenakan pada materi mengenai valuasi ekonomi salah satu tujuan dari diadakannya valuasi ekonomi adalah untuk meningkatkan kepedulian akan pentingnya pengintegrasian antara SDA dan pembangunan. Dengan adanya valuasi ekonomi maka akan mencegah dampak-dampak buruk pada lingkungan yang timbul akibat adanya pembangunan atau perencanaan di suatu wilayah. Implementasi materi CVM dalam dunia pekerjaan planner dapat dilakukan untuk memberikan rekomendasi yang lebih baik terhadap perencanaan atau pengembangan suatu wilayah kedepannya. Hal ini dikarenakan metode CVM dapat mengestimasi nilai-nilai non-use melalui sudut pandang dari masyarakat suatu wilayah, sehingga dalam perencanaan atau pengembangan yang dilakukan di wilayah tersebut dapat berjalan lebih baik lagi karena memperhatikan sudut pandang masyarakat terhadap wilayahnya sendiri. Hal ini akan membantu seorang planner untuk mengenali permasalahan yang ada di wilayah rencana serta menemukan strategi atau solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui suatu rencana pengembangan wilayah. Pada intinya, keseluruhan materi perkuliahan Ekonomi Sumberdaya dapat diimplementasikan ke dalam dunia pekerjaan planner (perencanaan wilayah dan kota) ketika akan merencanakan pengembangan atau pembangunan di suatu wilayah dengan memperhatikan nilai-nilai kegunaan sumberdaya yang ada di wilayah tersebut.
MAKALAH PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pembangunan Pertanian Semester Ganjil Tahun 2010 Disusun Oleh Kelompok 4 Andina S