NPM : 10070319037
Materi 4 : Thaharah 2
Tayamum dilakukan ketika tidak ada air atau ketika terkena penyakit yang tidak di
perkenankan menyentuh air atau juga Ketika ada air namun dalam jumlah yang kecil. Jika ada air
tayamum menjadi gugur. Mandi jinabah bisa tayamum. Tata cara bertayamum yaitu pertama
tepukan kedua telapak tangan ke debu lalu di tiup, lalu di usap ke muka setelah itu ke tangan
(pergelangan tangan atau siku).
Mandi adalah perbuatan yang dikerjakan oleh seseorang dengan cara mengguyurkan air
ke seluruh badan. Jika mimpi basah, keluar air mani, telah selesai haid dan nifas maka
diwajibkan untuk mandi junub. Dasar hukum al – maidah ayat 6 dan al – Baqarah
1. Keluar mani baik laki – laki maupun perempuan waktu tidur ataupun terjaga, keluarnya
dengan syahwat.
2. Bersenggama (hubungan suami istri sekalipun tidak mencapai ejakulasi).
3. Terhentinya darah haidh dan nifas
Mandi Sunat boleh dilakukan boleh tidak, bila dilakukan mendapat pahala bila tidak
maka tidak mendapat dosa. Macam – macam mandi sunat :
Haidl menurut Bahasa adalah cairan, menurut syariat haidl adalah cairan darah yang
berarsal dari rahim wanita, haid takkan terjadi sebelum anak perempuan mencapai umur 9 tahun.
Monopause adalah ketika umur 60 tahun, berhentinya masa subur. Warna darah haid nampak
hangus hampir berwarna hitam dan berbau amis, awalnya warna darah haid adalah hitam, merah,
kuning, keruh dan yang terakhir adalah kelabu.
Lama waktu haid paling sedikit 3 hari 3 malam dan paling banyak 15 hari. Hari ke 16
Istihadhah adalah darah penyakit (keluar dari bagian bawah Rahim selain waktu haid dan nifas)
dan diwajibkan untuk sholat. Ada 6 macam istihadhah, diantaranya adalah darah yang keluar dari
wanita hamil karena tersumbabtnya mulut rahim, melebihi kebiasaan haid dan nifas. Hukum
darah istihadlah masih wajib sholat dan puasa.
Nifas adalah darah yang keluar ketika perempuan melahirkan 40 – 60 hari, diganti
dengan berdzikir. Masa nifas anak kembar dihitung sejak kelahiran anak pertamanya.
1. Penundaan Haid menunda haid tanpa alasan yang kuat / tidak dalam keadaan darurat
(tidak boleh)
2. Menunda haid untuk kepentingan ibadah kepada allah seperti sholat dan shaum (tidak di
perbolehkan karena tidak terlihat darah daruratnya
3. Menunda haid bagi jamaah haji agar dapat melaksanakan thawaf sebagai rukun haji dapat
dibenarkan sebab darurat
1. Thaharah lahiriyah juga terbagi dua, yaitu : Thaharah haqiqiyah meilputi menyucikan
badan, pakaian, dan tempat sholat dari najis. Thaharah hukmiyah menyucikan anggota
wudlu’ dari hadats kecil dan menyucikan seluruh badan dari hadats besar (junub)
2. Thaharah batiniyah adalah menyucikan hati dari kotoran sifat sombong, dengki, iri,
pamer, dan sifat buruk lainnya.