MANDI WAJIB
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI)
KELAS :
R.001
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERITAS JAMBI
2023
i
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Mandi besar, mandi junub atau mandi wajib adalah mandi dengan
menggunakan air suci dan bersih (air mutlak) yang mensucikan dengan
mengalirkan air tersebut ke seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki. Tujuan mandi wajib adalah untuk menghilangkan hadas besar yang harus
dihilangkan sebelum melakukan ibadah sholat. Maka dari itu kita sebagai ummat
muslim sangat penting untuk mengetahui bagaimana tata cara mandi besar, mandi
junub, atau mandi wajib sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Agar ibadah-
ibadah yang kita lakukan bisa diterima dan mendapatkan pahala
I.3 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2
Menurut bahasa yaitu al-ghasl atau al-ghusl ( ) ْل َسالغ- ْل سُالغyang berarti
mengalirnya air pada sesuatu. Menurut istilah yaitu meratakan air pada seluruh
tubuh dari ujung rambut sampai ujung jari kaki disertai dengan niat sesuai dengan
keperluannya, untuk menghilangkan hadats besar atau mandi sunnah. Pengertian
mandi besar adalah mandi untuk bersuci dari hadats besar. Allah Subhanahu wa
Ta’ala mewajibkan mandi secara mutlak, dan Dia tidak menyebutkan apa yang
mesti didahulukan saat mandi sebelum yang lainnya (yakni Allah SWT tidak
menyebutkan urutan-urutan yang harus dilakukan saat mandi). Apabila seseorang
mandi, niscaya hal itu sudah cukup baginya dan Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih
mengetahui bagaimana cara orang itu mandi. Dan, tidak ada waktu khusus untuk
mandi.
3
mandi. Namun apabila ia tidak mengerjakan hal itu dan air telah merata pada
kulitnya, maka hal itu sudah cukup baginya.
Hal-Hal yang menyebabkan mandi wajib ada enam, tiga di antaranya biasa
terjadi pada laki-laki dan perempuan, dan tiga lagi tertentu (khusus) pada
perempuan saja.
Keluarnya air mani yang dimaksud disini adalah cairan yang berasal dari
alat kelamin laki-laki ataupun perempuan, baik itu karena mimpi basah
ataupun karena mempermainkannya, dan juga karena gairah yang ditimbulkan
dari pikiran dan penglihatan.
Allah SWT berfirman di dalam Surah Al-Baqarah ayat 222 yang artinya:
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu
kotoran”.
Oleh karena itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan di
waktu haid dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka bersuci.
Apabila mereka telah bersuci, maka campurilah mereka di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu.”
4
Di dalam tafsir tersebut, yang dimaksud dengan suci di dalam ayat tersebut
yaitu suci dengan cara mandi wajib. Di dalam satu kesempatan, salah seorang
sahabat Fathimah binti Abi Jaisy RA pernah bertanya mengenai darah yang
keluar, kemudian Rasulullah SAW menjelaskan:
“Bila keadaan haid itu datang maka tinggalkanlah shalat. Bila ia telah pergi
maka mandi dan shalatlah,” (HR Bukhari dari Sayyidah Aisyah RA).
4. Wiladah
Umat Islam yang meninggal dunia selain mati syahid, harus dilakukan
mandi wajib terlebih dahulu oleh keluarganya sebelum dikuburkan.
Rukun mandi wajib menurut mazhab Syafi’i meliputi tiga hal, yaitu niat,
membersihkan badan dari kotoran, dan menyiramkan air ke seluruh rambut
dan kulit.
1. Niat
5
Artinya :
1. Membaca Basmalah
6
Sebelum memulai mandi besar, awali dengan membasuh tangan sebanyak
tiga kali. Aisyah menuturkan bahwa jika Rasulullah mandi junub, beliau
memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau
berwudhu sebagaimana wudhu untuk sholat. Lalu beliau memasukkan jari-
jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian
menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya
sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya (HR.
Bukhari dan Muslim).
5. Menyiram Kepala
7
Aisyah menuturkan bahwa “Jika Rasulullah mandi junub, beliau mencuci
tangannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk sholat. Kemudian beliau
mandi dengan menggosok-gosokkan tangannya ke rambut kepalanya hingga
bila telah yakin merata mengenai dasar kulit kepalanya, beliau mengguyurkan
air ke atasnya tiga kali. Lalu beliau membasuh badan lainnya” (HR. Bukhari).
9. Berturut-Turut
10. Sunnah bagi Wanita yang Mandi Setelah Haid atau Nifas
• Jika mandi besar untuk bersuci dari haid atau nifas, disunnahkan untuk:
Memastikan air terkena pangkal kepala dan menggosok-gosoknya,
• Menggunakan kapas atau kain untuk mengusap organ intim,
• Menggunakan wewangian untuk menyamarkan aroma darah setelah haid
atau nifas.
8
lalu menggosok-gosoknya dengan keras hingga mencapai akar rambut
kepalanya. Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya
tadi. Kemudian engkau mengambil kapas bermisik, lalu bersuci dengannya.
BAB III
PENUTUP
III. 1 Simpulan
• Mandi wajib menurut istilah yaitu meratakan air pada seluruh tubuh dari
ujung rambut sampai ujung jari kaki disertai dengan niat sesuai dengan
keperluannya, untuk menghilangkan hadats besar.
• Adapun hal-hal yang menyebabkan mandi wajib, yaitu : bersetubuh,
keluarnya air mani baik disengaja maupun tidak, berhentinya darah haid
lada perempuan, wiladah, meninggal dunia selain mati syahid
• Rukun mandi wajib, yaitu : niat, membersihkan kotoran yang menempel di
badan, dan mengguyur air ke seluruh rambut dan kulit.
III. 2 Saran
Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfat bagi para pembaca, dan
orang yang ingin mendalami tentang pelaksanakan mandi wajib. Walaupun masih
terdapat berbagai kekurangan, paling tidak tulisan ini dapat dijadikan acuan bagi
orang yang tertarik untuk membahas permasalahan ini lebih lengkap dan lebih
mendalam. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.