Anda di halaman 1dari 9

THAHARAH II

MANDI WAJIB
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(PAI)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. Ainaya Qonita Alfatihah (D1D023023)


2. Gayatri Bagus Oka (D1D023030)
3. M. Ivo Marcelino (D1D023021)
4. M. Rayhan Frasetya (D1D023027)

KELAS :
R.001

DOSEN PENGAMPU :

Warissuddin Sholeh, M.A.

PROGRAM STUDI SARJANA KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERITAS JAMBI
2023

i
BAB I
PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang
Mandi besar, mandi junub atau mandi wajib adalah mandi dengan
menggunakan air suci dan bersih (air mutlak) yang mensucikan dengan
mengalirkan air tersebut ke seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki. Tujuan mandi wajib adalah untuk menghilangkan hadas besar yang harus
dihilangkan sebelum melakukan ibadah sholat. Maka dari itu kita sebagai ummat
muslim sangat penting untuk mengetahui bagaimana tata cara mandi besar, mandi
junub, atau mandi wajib sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Agar ibadah-
ibadah yang kita lakukan bisa diterima dan mendapatkan pahala

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian mandi wajib?


2. Apa hal-hal yang dapat menyebabkan mandi wajib?
3. Bagaimana rukun mandi wajib?
4. Apa sunat-sunat mandi wajib?

I.3 Manfaat

1. Memahami pengertian mandi wajib


2. Mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan mandi wajib
3. Mengetahui apa saja rukun mandi wajib
4. Mengetahui apa saja sunat-sunat mandi wajib

BAB II
PEMBAHASAN

II. 1 Pengertian Mandi Wajib

2
Menurut bahasa yaitu al-ghasl atau al-ghusl ( )‫ ْل َسالغ‬-‫ ْل سُالغ‬yang berarti
mengalirnya air pada sesuatu. Menurut istilah yaitu meratakan air pada seluruh
tubuh dari ujung rambut sampai ujung jari kaki disertai dengan niat sesuai dengan
keperluannya, untuk menghilangkan hadats besar atau mandi sunnah. Pengertian
mandi besar adalah mandi untuk bersuci dari hadats besar. Allah Subhanahu wa
Ta’ala mewajibkan mandi secara mutlak, dan Dia tidak menyebutkan apa yang
mesti didahulukan saat mandi sebelum yang lainnya (yakni Allah SWT tidak
menyebutkan urutan-urutan yang harus dilakukan saat mandi). Apabila seseorang
mandi, niscaya hal itu sudah cukup baginya dan Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih
mengetahui bagaimana cara orang itu mandi. Dan, tidak ada waktu khusus untuk
mandi.

Secara umum mandi merupakan salah satu sarana untuk membersihkan


tubuh. Mandi secara umum dilakukan setiap hari, bahkan lebih dari sekali, mandi
seperti biasa untuk memberisihkan kotoran yang ada pada tubuh. Mandi artinya
mengalirkan air keseluruh tubuh dengan niat. Allah Subhanahu wa ta’ ala
berfirman dalam surat an-Nisaa’ ayat 43, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu


dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan
pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar
berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir
atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,
Kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah
yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun”. (Qs. an-Nisaa’: 43)

Imam Syafi’i berkata: Telah diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu


alaihi wasallam berkata kepada Abu Dzar, “ Apabila engkau memperoleh air,
maka basuhkanlah air itu ke kulitmu. Dan Abu Dzar tidak menceritakan bahwa
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menyifatkan kadar air itu kepadanya selain
dengan mengusap atau membasuh kulit. Imam Syafi’ i berkata: Saya lebih
menyukai seseorang menggosok tubuhnya sesuai dengan kemampuannya ketika

3
mandi. Namun apabila ia tidak mengerjakan hal itu dan air telah merata pada
kulitnya, maka hal itu sudah cukup baginya.

II. 2 Hal-hal yang Menyebabkan Mandi Wajib

Hal-Hal yang menyebabkan mandi wajib ada enam, tiga di antaranya biasa
terjadi pada laki-laki dan perempuan, dan tiga lagi tertentu (khusus) pada
perempuan saja.

1. Bersetubuh / Hubungan Badan

Mandi Junub adalah mandi yang hukumnya wajib apabila telah


berhubungan badan yang mana mengeluarkan air mani ataupun tidak. Yang
dimaksud bersetubuh disini adalah jika bertemu dengan dua khitan yakni
kemaluan laki-laki dan kemaluan perempuan, yaitu dengan memasukkan
hasyafah atau batasan zakar yang dikhitan ke dalam faraj. Anjuran setelah
bersetubuh ini sudah diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW, dimana
beliau bersabda: Apabila bertemu dua khitan, maka sesungguhnya wajib
mandi,” (H.R Ibnu Majah).

2. Keluarnya Air Mani Secara Sengaja atau Tidak

Keluarnya air mani yang dimaksud disini adalah cairan yang berasal dari
alat kelamin laki-laki ataupun perempuan, baik itu karena mimpi basah
ataupun karena mempermainkannya, dan juga karena gairah yang ditimbulkan
dari pikiran dan penglihatan.

3. Berhentinya Darah Haid Untuk Perempuan

Allah SWT berfirman di dalam Surah Al-Baqarah ayat 222 yang artinya:
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu
kotoran”.
Oleh karena itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan di
waktu haid dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka bersuci.
Apabila mereka telah bersuci, maka campurilah mereka di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu.”

4
Di dalam tafsir tersebut, yang dimaksud dengan suci di dalam ayat tersebut
yaitu suci dengan cara mandi wajib. Di dalam satu kesempatan, salah seorang
sahabat Fathimah binti Abi Jaisy RA pernah bertanya mengenai darah yang
keluar, kemudian Rasulullah SAW menjelaskan:

“Bila keadaan haid itu datang maka tinggalkanlah shalat. Bila ia telah pergi
maka mandi dan shalatlah,” (HR Bukhari dari Sayyidah Aisyah RA).

4. Wiladah

Ketika seorang perempuan melahirkan secara normal, maka


diwajibkan bagi mereka untuk mandi wajib walaupun yang dilahirkan masih
berupa segumpal darah ataupun daging. Sama halnya seperti haid, darah yang
keluar ketika bersalin atau nifas juga termasuk wajib disucikan. Biasanya,
nifas akan berlangsung selama 40 hari dan maksimal 60 hari. Apabila darah
nifas berhenti, maka perempuan tersebut harus melaksanakan mandi wajib.

Sedangakan apabila mereka melahirkan melalui operasi caesar, hal


tersebut masih menjadi perdebatan antara ulama. Ada yang berpendapat harus
melakukan mandi wajib, namun ada pula yang berpendapat tidak perlu.

5. Meninggal Dunia Selain Mati Syahid

Umat Islam yang meninggal dunia selain mati syahid, harus dilakukan
mandi wajib terlebih dahulu oleh keluarganya sebelum dikuburkan.

II. 3 Rukun Mandi Wajib

Rukun mandi wajib menurut mazhab Syafi’i meliputi tiga hal, yaitu niat,
membersihkan badan dari kotoran, dan menyiramkan air ke seluruh rambut
dan kulit.

1. Niat

Mazhab Syafi'i menganggap niat sebagai rukun pertama wajib mandi.


Dalilnya adalah hadis yang datang dari Umar bin Khaththab,

‫ِإنَّ َما ْاْل َ ْع َما ُل ِبال ِِّنيَّ ِة‬

5
Artinya :

“Sesungguhnya semua perbuatan itu bergantung pada niatnya.” (HR Bukhari


dan Muslim).

2. Membersihkan Kotoran yang Menempel di Badan

Ulama mazhab Syafi'i juga menyebutkan bahwa membersihkan kotoran


yang menempel di badan termasuk wajib dalam mandi. Rukun inilah yang
membedakan mazhab Syafi’i dengan mazhab lainnya. Maimunah RA
menjelaskan bagaimana Nabi SAW mandi: “Dia mencuci kemaluannya dan
segala sesuatu yang tercemar dan kotor yang disentuh (adza).”

3. Mengguyur Air ke Seluruh Rambut dan Kulit

Rukun mandi wajib yang ketiga menurut mazhab Syafi'i adalah


mengguyur air ke seluruh rambut dan kulit. Dalil tentang kewajiban mandi ini
adalah hadits Nabi SAW baik berupa perbuatan maupun perkataannya.

Disebutkan dalam sebuah hadits, Aisyah RA menceritakan, "Apabila Nabi


SAW mandi junub, Beliau memulai dengan membasuh dua (telapak)
tangannya, lalu berwudhu seperti wudhu untuk salat, kemudian memasukkan
jari-jarinya ke dalam air, lalu menyela-nyela pangkal rambutnya. Setelah itu,
Beliau menyiramkan air ke kepalanya tiga kali dengan dua telapak tangannya,
lalu mengguyurkan air ke seluruh tubuhnya." (HR Bukhari dalam Al-Ghushul
bab Al-Wudhu Qabla al-Ghusl dan Muslim dalam Al-Haidh bab Shifah Gushl
al-Janabah).

II. 4 Sunat-sunat Mandi Wajib

1. Membaca Basmalah

Disunnahkan membaca Basmalah sebelum memulai mandi besar. Segala


hal akan lebih baik jika diawali dengan nama Allah. Karena kita melakukan
mandi besar di kamar mandi, maka membaca Basmalah cukup di dalam hati.

2. Membasuh Tangan sebelum Mulai Mandi Wajib

6
Sebelum memulai mandi besar, awali dengan membasuh tangan sebanyak
tiga kali. Aisyah menuturkan bahwa jika Rasulullah mandi junub, beliau
memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau
berwudhu sebagaimana wudhu untuk sholat. Lalu beliau memasukkan jari-
jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian
menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya
sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya (HR.
Bukhari dan Muslim).

3. Membersihkan Najis dan Kotoran Terlebih Dahulu

Para ulama berpendapat bahwa tujuan untuk membasuh tangan adalah


membersihkan kotoran dan najis sebelum digunakan untuk membasuh
seluruh tubuh dalam mandi besar.

4. Berwudhu Terlebih Dahulu

Wudhu yang dilakukan sama seperti wudhu sebelum melakukan sholat.


Ibnu ‘Abbas menuturkan bahwa Maimunah, istri Rasulullah berkata, “Aku
pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah. Lalu beliau menuangkan air
pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali.
Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan
kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau
menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan
memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua
tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur
seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci
kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda)” (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Menyiram Kepala

Sunnah mandi besar selanjutnya adalah mengguyurkan air ke kepala


terlebih dahulu sebanyak tiga kali, sambil disertai dengan niat mandi besar.

6. Menyela-Nyela Rambut dengan Jari-Jari yang Telah Dibasahi

7
Aisyah menuturkan bahwa “Jika Rasulullah mandi junub, beliau mencuci
tangannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk sholat. Kemudian beliau
mandi dengan menggosok-gosokkan tangannya ke rambut kepalanya hingga
bila telah yakin merata mengenai dasar kulit kepalanya, beliau mengguyurkan
air ke atasnya tiga kali. Lalu beliau membasuh badan lainnya” (HR. Bukhari).

7. Mengguyur Anggota Tubuh Bagian Kanan Terlebih Dahulu

Aisyah ra. menceritakan bahwa Rasulullah mandi besar dengan


mendahulukan anggota tubuh bagian kanan. Beliau bertutur, “Jika salah
seorang dari kami mengalami junub, maka ia mengambil air dengan kedua
tangannya dan disiramkan ke atas kepala, lalu mengambil air dengan
tangannya dan disiramkan ke bagian tubuh sebelah kanan, lalu kembali
mengambil air dengan tangannya yang lain dan menyiramkannya ke bagian
tubuh sebelah kiri” (HR. Bukhari).

8. Menggosok-gosok Anggota Tubuh

Menggosok seluruh tubuh dengan tangan dan memastikan lipatan-lipatan


telah terkena air.

9. Berturut-Turut

Tidak diselingi dengan kegiatan apapun.

10. Sunnah bagi Wanita yang Mandi Setelah Haid atau Nifas
• Jika mandi besar untuk bersuci dari haid atau nifas, disunnahkan untuk:
Memastikan air terkena pangkal kepala dan menggosok-gosoknya,
• Menggunakan kapas atau kain untuk mengusap organ intim,
• Menggunakan wewangian untuk menyamarkan aroma darah setelah haid
atau nifas.

Aisyah ra. menuturkan, “Asma’ bertanya kepada Rasulullah tentang mandi


wanita haid. Maka beliau bersabda, “Salah seorang dari kalian hendaklah
mengambil air dan daun bidara, lalu engkau bersuci, lalu membaguskan
bersucinya. Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya,

8
lalu menggosok-gosoknya dengan keras hingga mencapai akar rambut
kepalanya. Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya
tadi. Kemudian engkau mengambil kapas bermisik, lalu bersuci dengannya.

BAB III
PENUTUP
III. 1 Simpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya:

• Mandi wajib menurut istilah yaitu meratakan air pada seluruh tubuh dari
ujung rambut sampai ujung jari kaki disertai dengan niat sesuai dengan
keperluannya, untuk menghilangkan hadats besar.
• Adapun hal-hal yang menyebabkan mandi wajib, yaitu : bersetubuh,
keluarnya air mani baik disengaja maupun tidak, berhentinya darah haid
lada perempuan, wiladah, meninggal dunia selain mati syahid
• Rukun mandi wajib, yaitu : niat, membersihkan kotoran yang menempel di
badan, dan mengguyur air ke seluruh rambut dan kulit.

III. 2 Saran

Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfat bagi para pembaca, dan
orang yang ingin mendalami tentang pelaksanakan mandi wajib. Walaupun masih
terdapat berbagai kekurangan, paling tidak tulisan ini dapat dijadikan acuan bagi
orang yang tertarik untuk membahas permasalahan ini lebih lengkap dan lebih
mendalam. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai