Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

“Manusia dan Peradaban”

Dosen Pengampu :

Faizin, S. Sos.I., Kesos

Disusun Oleh :

1. Ade Ameliyah (141120003)


2. Adelia Tri Wahyuningsih (141120007)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA TEGAL
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan sedikit dari
ilmu-Nya Yang Maha Luas sehingga upaya penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kehadirat Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya di akhirat nanti. Tidak lupa kami  ucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Drs. H. Badrodin M.Ag selaku rektor IBN TEGAL yang telah memberi kesempatan
untuk belajar di IBN TEGAL.
2.    Bapak Drs. H. M. Saidin, M. Si., selaku  dosen pengampu mata kuliah Fiqih Ibadah 1 yang
telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
3.      Teman-teman PAI C yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
4.      Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan makalah ini.
Tentunya kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
kita semua.

Slawi, Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................I
KATA PENGANTAR.........................................................................................................II
DAFTAR ISI......................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Mandi.......................................................................................................2
B. Sebab-sebab Wajib Mandi..........................................................................................3
C. Rukun Mandi..............................................................................................................3
D. Sunah Mandi...............................................................................................................4
E. Mandi Sunah...............................................................................................................4

BAB III PENUTUP..............................................................................................................7


A. Kesimpulan...................................................................................................................7
B. Saran.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Mandi wajib adalah hal yang sangat penting dalam melakukan ibadah. Keabsahan ibadah
seseorang ditunjang oleh hal-hal seperti wudhu dan mandi. Hingga saat ini masih banyak orang-
orang yang kurang memperhatikan hal-hal kecil seperti wudhu dan mandi sehingga ibadah yang
dikerjakannya kurang absah.
Dengan permasalahan di atas maka sebagai seseorang yang beriman dan mengerti akan
hal itu, kita diwajibkan untuk mengingatkan atau menasehati orang-orang yang pengetahuannya
kurang tersebut.
Oleh karena itu makalah ini kami susun agar dapat menjadi edukasi di kalangan
mahasiswa terkait beberapa problematika di masyarkat awam akan pentingnya hal kecil yang
berdampak pada keabsahan beribadah dalam aktivitas kegiatan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Mandi?
2. Apa saja sebab-sebab mandi wajib?
3. Apa saja rukun mandi?
4. Apa saja sunnah mandi?
5. Apa saja perkara mandi sunnah?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan umum agar masyarakat lebih mengetahui tentang perkara mandi wajib dan sunnah
2. Tujuan khusus agar lebih memahami dan mengetahui sebab-sebab, rukun, sunnah, dan
perkara mandi sunnah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mandi
Menurut bahasa yaitu al-ghasl atau al-ghusl (‫ﻞْ َﺴﻐﻟا‬-‫ )ﻞْ ﺴُﻐﻟا‬yang artinya mengalirkan air
secara mutlak pada sesuatu
Menurut istilah yaitu meratakan air pada seluruh badan dari ujung rambut sampai ujung
jari kaki disertai dengan niat sesuai dengan keperluannya, mungkin untuk menghilangkan hadats
besar atau mandi sunnah. Pengertian madi besar adalah mandi untuk bersuci dari hadats besar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan mandi secara mutlak, dan Dia tidak
menyebutkan apa yang mesti didahulukan saat mandi sebelum yang lainnya (yakni Allah SWT
tidak menyebutkan urutan-urutan yang harus dilakukan saat mandi). Apabila seseorang mandi,
niscaya hal itu sudah cukup baginya dan Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih mengetahui
bagaimana cara orang itu mandi. Dan, tidak ada waktu khusus untuk mandi.
Secara umum mandi merupakan salah satu sarana untuk membersihkan badan. Mandi
secara umum lakukan setiap hari, bahkan lebih dari sekali, mandi seperti biasa untuk
memberishkan kotoran yang ada pada badan. Mandi artinya mengalirkan air keseluruh badan
dengan niat, Firman Allah SWT dalam surat al-Ma’idah ayat 6 sebagai berikut :

‫َوإِ ْن ُك ْنتُ ْم ُجنُبًا فَاطَّهَّرُوا‬

Artinya: “Dan jika kamu junub Maka mandilah ..”

Allah Ta’ala berfirman dalam surah An Nisa: 43

‫يا أيها الذين آمنوا ال تقربوا الصالة وأنتم سكارى حتى تعلموا ما تقولون وال جنبا إال عابري سبيل حتى تغتسلوا‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang
kamu dalam keadaan junub, terkecuali hanya berlalu saja, hingga kamu mandi.

Adapun tujuan dari mandi itu sendiri yaitu selain kita melaksanakan suatu ‘ibadah yang
berupa bersuci dari hadats besar, tapi kita juga membersihkan tubuh kita dari segala kotoran dan
itu sangat dianjurkan oleh nabi.seperti dlm haditsnya:

‫الطهور شطر اإليمان‬


Artinya;
“ Kesucian adalah sebagian dari iman “

B. Sebab-sebab wajib mandi

Dalam kitab Fathul Qarib karya Syaikh Ibnu Qosim Al-Ghozy menurutnya, sebab-sebab
wajib mandi ada enam, tiga di antaranya biasa terjadi pada laki-laki dan perempuan, dan tiga
lagi tertentu (khusus) pada perempuan saja.

1. Bersetubuh, baik keluar mani ataupun tidak


2. Keluar mani, baik keluarnya karena bermimpi ataupun sebab lain dengan sengaja atau tidak,
dengan perbuatan sendiri atau bukan
3. Meninggal. Orang Islam yang meninggal, fardu kifayah atas muslimin yang hidup
memandikannya, kecuali orang yang mati syahid
4. Haid. Apabila seorang perempuan telah berhenti dari haid, ia wajib mandi agar ia dapat
shalat dan dapat bercampur dengan suaminya. Dengan mandi itu badannya pun menjadi
segar dan sehat kembali.
5. Nifas. Yang dinamakan nifas ialah darah yang keluar dari kemaluan perempuan sesudah
melahirkan anak. Darah itu merupakan darah haid yang berkumpul, tidak keluar sewaktu
perempuan itu yg mengandung
6. Melahirkan, baik anak yang dilahirkan itu cukup umur ataupun tidak, seperti keguguran.

C. Rukun Mandi
Menurut Imam Abu Syuja’ al-Ashfahani (w. 593 H). Dalam Kitab matannya menjadi
salah satu rujukan dalam mazhab Syafi’i. Kitab itu ialah Matan al-Ghayah wa at-Taqrib.
Rukun mandi ada 3, yaitu :
1. Niat. Niat dilakukan bersamaan dengan basuhan pertama yang di lakukan pada anggota
tubuh. Sedangkan bacaan niatnya adalah :

‫ضا ِهللِ تَ َعالَى‬ ِ ‫س َل لِ َر ْف ِع ا ْل َح َد‬


ً ‫ث ْاالَ ْكبَ ِر فَ ْر‬ ْ ‫نَ َويْتُ ا ْل ُغ‬
2. Menghilangkan najis.
3. Mengalirkan air ke seluruh tubuh. Basuhan tersebut harus rata dari ujung rambut hingga
ujung kaki.

D. Sunah mandi

Menurut Imam Abu Syuja’ al-Ashfahani (w. 593 H). Dalam Kitab matannya menjadi
salah satu rujukan dalam mazhab Syafi’i. Kitab itu ialah Matan al-Ghayah wa at-Taqrib.
Sunnah-sunnahnya mandi ada lima (5) yaitu :
1. Membaca Basmalah
2. Wudhlu sebelum mandi
3. Menggosok-gosokkan tangan ke seluruh tubuh. Artinya, ia meratakan air ke seluruh badan
dengan tangannya. Tidak dengan pancuran atau selang. Dari ujung rambut sampai ujung
kaki dengan cara menggosok-gosoknya.
4. Berturut-turut (terus menerus). Yakni, tidak diselingi dengan jeda apapun, misalnya setelah
membasuh kepala ia tinggal sebentar, kemudian baru membasuh anggota yang lain. Maka
yang dimaksud dengan terus menerus tidak seperti itu. Tetapi setelah membasuh kepala,
langsung membasuh badan, tangan dan anggota-anggota yang lain. Tidak diselingi dengan
jeda. Dan inilah yang disunnahkan.
5. Mendahulukan anggota yang kanan dari pada yang kiri

E. Mandi Sunah

Menurut Imam Abu Syuja’ al-Ashfahani (w. 593 H). Dalam Kitab matannya menjadi
salah satu rujukan dalam mazhab Syafi’i. Kitab itu ialah Matan al-Ghayah wa at-Taqrib.
Mandi sunnah ada tujuh belas (17) di antaranya sebagai berikut:
1. Mandi Jum'at
Waktunya mulai fajar shidiq. Sunnah mandi ini berlaku untuk orang yang
menghadiri shalat jum'at. Hadits Nabi Muhamad Saw :
ِ َ‫إِ َذا َجا َء أَ َح ُد ُك ْم إِلَى ا ْل ُج ُم َع ِة فَ ْليَ ْغت‬
‫س ْل‬
Artinya : “Jika salah seorang di antara kalian menghadiri shalat Jum’at, maka hendaklah
ia mandi.” (HR. Bukhari)

2. Mandi dua hari raya


Yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Waktunya mandi mulai tengah malam.
Hadits Nabi Muhammad Saw.

ُ ‫س ُل قَا َل يَ ْو َم‬
‫الج ُم َع ِة َويَ ْو َم‬ ْ ‫شئْتَ فَقَا َل الَ ال ُغ‬
ْ ‫سل الَّ ِذي ُه َو ال ُغ‬ ِ َ‫س ِل قَا َل اِ ْغت‬
ِ ْ‫س ْل ُك ًّل َي ْو ٍم إِن‬ ْ ‫ض َي هللاُ َع ْنهَ َع ِن ال ُغ‬ِ ‫سأ َ َل َر ُج ٌل َعلِيًّا َر‬ َ
ْ‫َع َرفَةَ َويَ ْو َم النَّ ْح ِر َويَ ْو َم الفِطر‬

Artinya: Seseorang pernah bertanya pada ‘Ali radhiyallahu ‘anhu mengenai mandi. ‘Ali
menjawab, “Mandilah setiap hari jika kamu mau.” Orang tadi berkata, “Bukan.
Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?” ‘Ali menjawab, “Mandi pada hari Jum’at,
hari ‘Arofah, hari Idul Adha dan Idul Fithri.” (HR. Al Baihaqi)

3. Mandi Shalat Istisqa. ( Untuk meminta hujan )

4. Mandi karena hendak melaksanakan shalat gerhana matahari

5. Mandi karena hendak melaksankan shalat gerhana bulan

6. Mandi sehabis memandikan orang yang meninggal dunia. Sesuai sabda Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam dari Abu Hurairah,

ُ ‫س ُل َو ِمنْ َح ْملِ ِه ا ْل ُو‬


‫ضو ُء‬ ْ ‫ِمنْ ُغ‬
ْ ‫سلِ ِه ا ْل ُغ‬

“Setelah memandikan mayit, maka hendaklah mandi dan setelah memikulnya,


hendaklah berwudhu.” (HR. Tirmidzi)

7. Mandinya orang kafir ketika masuk Islam. Sunnah mandi ini jika saat kafir dia tidak
pernah jinabat atau menstruasi. Jika pernah, maka harus mandi setelah masuk islam
menurut pendapat yang kuat. Pendapat yang lemah menyatakan bahwa mandi itu tidak
wajib ketika masuk islam. Sunnah mandi ini jika saat kafir dia tidak pernah jinabat atau
menstruasi. Jika pernah, maka harus mandi setelah masuk islam menurut pendapat yang
kuat. Pendapat yang lemah menyatakan bahwa mandi itu tidak wajib ketika masuk
islam.
8. Mandinya orang gila ketika sembuh

9. Mandinya orang pingsan ketika tersadar. Dengan catatan mereka tidak pernah
mengeluarkan sperma. Jika mereka pasti pernah demikian, maka mereka wajib mandi.

10. Mandi ketika akan ihram, baik pelaku ihram itu sudah baligh atau belum, orang gila atau
orang waras, orang suci atau mensturasi. Jika tidak ada air maka bisa diganti tayamum
dengan niat tayamum sebagai pengganti mandi.

11. Mandi karena masuk Makkah. Bagi orang yang Ihram, baik ihram haji atau ihram
umrah. Mandi karena memasuki kota Makkah. Hal ini dianjurkan berdasarkan hadits
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma.

‫صلى هللا عليه‬- ‫س َل ثُ َّم يَد ُْخ ُل َم َّكةَ نَ َها ًرا َويَ ْذ ُك ُر َع ِن النَّبِ ِّى‬ ْ ُ‫أَنَّ ابْنَ ُع َم َر َكانَ الَ يَ ْق َد ُم َم َّكةَ إِالَّ بَاتَ بِ ِذى طَ ًوى َحتَّى ي‬
ِ َ‫صبِ َح َويَ ْغت‬
ُ‫ أَنَّهُ فَ َعلَه‬-‫وسلم‬.
Artinya:“Ibnu Umar tidak pernah memasuki kota Makkah kecuali ia bermalam terlebih
dahulu di Dzi Thuwa sampai waktu pagi datang. Setelah itu, ia mandi dan baru memasuki
kota Makkah pada siang harinya. Ia menyebutkan bahwa hal tersebut dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau melakukannya.” (HR. Muslim)

12. Mandi Karena wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah


13. Mandi karena menginap di Muzdalifah
14. Mandi karena melempar tiga jumrah pada tiga hari tasyrik. Mandilah untuk tiap hari
ketika melempar masing- masing jumrah.

15. Mandi karena Thawaf. Baik itu thawaf Qudum , Thawaf ifadhah atau thawaf wada.

16. Mandi untuk sa’i

17. Mandi untuk ke Madinatul Rasul SAW


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu syarat yang harus di penuhi oleh seseorang yang ingin sholat adalah suci
dari hadats besar Dengan demikian, orang yang berhadats besar si haruskan menyucikan
diri terlebih dahulu yaitu dengan cara mandi wajib. Mandi disini dilakukan dengan
membasuh seluruh anggota tubuh mulai dari kepala hingga ujung kaki
       Sebab-sebab mandi wajib ada 6 yakni :

1. Bersetubuh, baik keluar mani ataupun tidak


2 Keluar mani, baik keluarnya karena bermimpi ataupun sebab lain dengan sengaja atau
tidak, dengan perbuatan sendiri atau bukan
3 Mati. Orang Islam yang mati, fardu kifayah atas muslimin yang hidup memandikannya,
kecuali orang yang mati syahid
4 Haid. Apabila seorang perempuan telah berhenti dari haid, ia wajib mandi agar ia dapat
shalat dan dapat bercampur dengan suaminya. Dengan mandi itu badannya pun menjadi
segar dan sehat kembali.
5 Nifas. Yang dinamakan nifas ialah darah yang keluar dari kemaluan perempuan sesudah
melahirkan anak. Darah itu merupakan darah haid yang berkumpul, tidak keluar
sewaktu perempuan itu yg mengandung
6 Melahirkan, baik anak yang dilahirkan itu cukup umur ataupun tidak, seperti keguguran.

Rukun mandi ada 3 yakni :

1. Niat:
2. Menghilangkan najis.
3. Mengalirkan air ke seluruh tubuh.

Sunah mandi ada 5 yakni :

1. Membaca Basmala
2. Wudhlu sebelum mandi
3. Menggosok-gosokkan tangan ke seluruh tubuh.
4. Berturut-turut (terus menerus)
5. Mendahulukan anggota yang kanan dari pada yang kiri

Mandi Sunnah ada 17 diantaranya, yakni :

1. Mandi Jum'at
2. Mandi dua hari raya. ( Idul fitri dan Idul Adha )
3. Mandi sholat istisqa ( Meminta Hujan)
4. Mandi karena hendak melaksanakan shalat gerhana matahari
5. Mandi karena hendak melaksankan shalat gerhana bulan
6. Mandi sehabis memandikan orang yang meninggal dunia
7. Mandinya orang kafir ketika masuk Islam
8. Sunnah mandi ini jika saat kafir dia tidak pernah jinabat atau menstruasi.
9. Mandi orang gila dan orang pingsan ketika tersadar
10. Mandi ketika akan ihram
11. Mandi karena masuk Makkah.
12. Mandi Karena wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah
13. Mandi karena menginap di Muzdalifah
14. Mandi karena melempar tiga jumrah pada tiga hari tasyrik. Mandilah untuk tiap hari
ketika melempar masing- masing jumrah.
15. Mandi karena Thawaf. Baik itu thawaf Qudum , Thawaf ifadhah atau thawaf wada.
16. Mandi untuk sa’i
17. Mandi untuk ke Madinatul Rasul SAW

B. Saran

Demikian apa yang dapat kami sajikan dalam makalah ini, semoga memberikan
manfaat bagi siapapun yang membacanya. Tentu makalah ini masih terdapat kesalahan
dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi menyempurnakan
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Mushonnif, 2016.Jepara.Kitab Taqribiy ( Program Praktek Amtsilati): Amtsilati
Anwar Saiful 2009. Jombang. Jawaban Pelbagai Kemusykilan Kitab Fathul Qarib: Darul
Hikmah
http://repository.uin-suska.ac.id/8957/4/BAB%20III.pdf Tinjaun Umum Tentang mandi, di
akses pada tanggal 18 Maret 2021, Pukul 19:50 WIB
http://digilib.uinsby.ac.id/15817/2/Bab%201.pdf Bersesuci, di akses pada tanggal 18 Maret
2021, pukul 18:30 WIB

Anda mungkin juga menyukai