Anda di halaman 1dari 8

Dinamika Lingkungan Indonesia, Januari 2018, p 12-19 Volume 5, Nomor 1

ISSN 2356-2226 Dinamika Lingkungan Indonesia 12

Analisis Beban Pencemaran Tambak Udang di Sekitar Sungai Kembung


Kecamatan Bantan Bengkalis
Ronitua Saut Marito Harianja1, Sofia Anita2, Mubarak3
1
PT. Wastu Asrindoriau, Jl. Kelapapati Darat Bengkalis
2
Fakultas FMIPA Universitas Riau Kampus Bina widya Panam KM 12.5 Pekanbaru.
3
Dosen Pascasarjana Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Riau, Pekanbaru

Abstract: Research on pollution load of shrimp ponds around Sungai Kembung in Bengkalis
Island Riau Province cultivate shrimp with intensive cultivation technology. Feeding that is
not appropriate for size can contribute nitrate and phosphate levels to nature that can trigger
eutrophication. The purpose of this research is to analyze the pollution load BOD5, DO, NO3
-
dan PO4-3 at Sungai Kembung. The results showed that pollutant concentrations in the River
Kembung had crossed the threshold according to KepMen LH No 51/Men-KLH/2004 which is
destined for marine biota. The pollution load BOD5 shows that Statiun 2 is the highest station
receiving pollution loads equal to 16.094 tons/month. Nitrate pollution load on the Station 2
is the highest station to receive pollution load is equal to 39 tons/month. The pollution load of
phosphate indicates that the Station 2 is the highest station to receive pollution load that is
equal to 38 tons/month. The pollution load of DO indicates that the smallest contamination
load (the most polluted) is on the Station 1 equal to 278 tons/month.
Key words : pollution load, nitrate, phosphate, shrimp ponds, eutrophication

Sungai Kembung merupakan perairan merupakan faktor kunci yang mempengaruhi


estuari yang berada di Pulau Bengkalis Provinsi penurunan kualitas air tambak, sementara udang
Riau. Salah satu aktifitas di sekitar Sungai yang mati di tambak memiliki pengaruh yang
Kembung adalah terdapatnya beberapa tambak lebih kecil dibandingkan sisa pakan maupun
udang yang membudidayakan udang jenis feses terhadap penurunan kualitas air
Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) (Hangsheng et al., 2008 dalam Syah et al.,
dengan teknologi budidaya yang intensif. 2014).
Kegiatan manusia seperti pertanian, industri, Eutrofikasi merupakan efek dari
peternakan, perikanan dan perumahan pencemaran nitrat dan fosfat yang dapat
mempunyai potensi yang besar dalam merugikan masyarakat. Pengkayaan unsur hara
membebani pencemaran bahan organik ke ini dapat mengakibatkan blooming algae yang
sungai dan laut. Pemberian pakan yang tidak dapat membuat kadar oksigen di air menjadi
sesuai dengan ukuran dapat menyumbang kadar sangat tipis sehingga dapat mengakibatkan ikan
nitrat dan fosfor ke alam yang dapat memicu mengalami kematian massal.
eutrofikasi. Tujuan penelitian ini adalah
Sisa pakan, kotoran dari budi daya menganalisis beban pencemaran BOD5, DO,
organisme dan plankton yang mati serta NO3 - dan PO4-3 di Sungai Kembung dan
material organik berupa padatan tersuspensi menganalisis status pencemaran Sungai
maupun terlarut yang terangkut lewat Kembung dengan menggunakan Indeks
pemasukan air merupakan sumber bahan Pencemaran (IP).
organik di lahan tambak sehingga hal ini akan
berdampak pada pencemaran perairan di muara BAHAN DAN METODE
sungai (Ridwan et al., 2016).
Budidaya teknologi intensif Udang Pendekatan penelitian adalah dengan
Vaname (Litopenaeus Vannamei), dicirikan metode survei, pengumpulan data dilakukan
dengan padat penebaran benih tinggi, dengan mengambil data secara langsung di
mempergunakan pakan tambahan (pellet) lapangan. Sampel yang diambil adalah di badan
sebagai pakan utama. (Boyd, 1990 dalam Sungai Kembung dengan metode purposive
Romadhona et al., 2015). Sisa pakan sampling yaitu dengan menetapkan 4 station
Dinamika Lingkungan Indonesia 13

pengamatan. Tempat melakukan pengukuran estuari dan sebaliknya. Saluran utama berfungsi
parameter fisika dan kimia adalah di sebagai gerbang keluar/masuk bagi berbagai
Laboratorium Ekologi dan Manajemen jenis ikan dan invertebrata bertaxa tinggi. Biota-
Lingkungan Perairan, Jurusan Manajemen biota tersebut memanfaatkan kekayaan nutrien
Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan di daerah estuari ini untuk melangsungkan
Kelautan Universitas Riau. pertumbuhannya yang melalui beberapa fase
Tempat penelitian adalah di Sungai tersebut. Namun demikian ada pula beberapa
Kembung Kecamatan Bantan Kabupaten estuari yang lebih didominasi oleh komponen
Bengkalis Provinsi Riau. Peta lokasi penelitian air laut, akibat kurangnya aliran air tawar
tertera pada Gambar 1. (Rositasari dan Rahayu, 1994).
Sebagian besar estuaria didominasi
oleh substrat berlumpur yang merupakan
endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut
(Kamal dan Suardi, 2004). Pada wilayah pesisir
berkembang berbagai ekosistem yang khas yang
meliputi estuaria, hutan mangrove, padang
lamun, terumbu karang dan pantai intertidal
(Nybakken,1982 dalam Sari, 2010).
Jenis vegetasi yang ada pada bantaran
Sungai Kembung adalah vegetasi hutan
mangrove. Hutan mangrove memiliki fungsi
Gambar 1. Lokasi Penelitian di Kawasan Sungai yang sangat penting dalam mempertahankan
Kembung Kecamatan Bantan kelestarian siklus hidup biota laut. Bukan saja
sebagai tempat penyediaan pakan alami biota
HASIL laut, tapi mangrove juga berfungsi untuk tempat
siklus generatif dan tempat biota laut berlindung
Kondisi Umum Daerah. Sungai dari pemangsa.
Kembung merupakan estuari karena sungai ini Hutan mangrove merupakan komunitas
adalah perairan semi tertutup di lingkungan vegetasi tumbuhan pantai tropis di kawasan
pesisir Pulau Bengkalis yang berhubungan lembab dan berlumpur, dipengaruhi pasang
langsung dengan laut lepas di Selat Malaka, surut air laut. Ekosistem mangrove merupakan
sangat dipengaruhi oleh efek pasang surut dan salah satu ekosistem dengan produktifitas
massa airnya merupakan campuran dari air laut tinggi, karena adanya dekomposisi serasah.
dan air tawar. Mangrove memberikan kontribusi besar
Salinitas di Sungai Kembung hasil terhadap detritus organik yang sangat penting
pengukuran pada saat surut di Stasiun 1 sebagai sumber energi bagi biota yang hidup di
menunjukkan angka 24 ‰, pada saat surut air perairan sekitarnya (Susiana, 2015).
tawar memasuki perairan dan bercampur dengan Kawasan muara sungai memiliki peran
air laut mengakibatkan salinitas turun. Pada saat strategis dalam ekologi perairan diantaranya
pasang salinitas di stasiun 1 menjadi 28 ‰, menjadi habitat bagi berbagai tahapan dalam
karena masuknya air laut mengakibatkan stadia hidup ikan, berfungsi sebagai daerah
salinitas naik. Stasiun 1 adalah daerah yang pemijahan, pengasuhan, mencari makan dan
paling rendah salinitasnya dari pada stasiun- ruaya (Mote, 2017). Pada ekosistem ini, ikan
stasiun lainnya karena stasiun 1 berada pada merupakan komponen biologis utama yang
bagian paling hulu dalam penelitian ini. Pada memanfaatkan estuari sebagai lumbung
stasiun 4 salinitas 30 ‰ pada saat pasang dan makanan, tempat melangsungkan proses
saat surut. Hal ini karena stasiun 4 adalah muara reproduksi, bertumbuh, dan berlindung dari
sungai dimana massa airnya sudah didominasi pemangsa (Raz-Guzmán dan Huidobro, 2002
oleh air laut. dalam Zahid et al., 2014).
Pada zona yang didominasi oleh Di sekitar Sungai Kembung terdapat
pengaruh laut ini, selalu terjadi percampuran beberapa pengusaha tambak udang jenis Udang
biota yang berasal dari lingkungan laut menuju Vanname (Litopenaeus Vannamei). Menurut
Dinamika Lingkungan Indonesia 14

data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Hasil perhitungan beban pencemaran
Kabupaten Bengkalis terdapat 11 pengusaha BOD5 menunjukkan bahwa pada stasiun 2
tambak udang yang berada di sekitar Sungai merupakan stasiun yang paling tinggi beban
Kembung meliputi 4 desa yaitu Desa Teluk pencemarannya terutama pada saat pasang yaitu
Pambang, Pambang Baru, Kembung, dan sebesar 195.816 ton/tahun. Hal ini diduga
Kembung Baru. (Dinas Perikanan dan Kelautan, karena kegiatan tambak udang dan kegiatan
2017). pertanian di sekitar Sungai Kembung yang
memberikan beban pencemar yang sangat tinggi
Analisis Beban Pencemaran BOD5 di sekitar areal ini.
Hasil pengukuran untuk paramater Beban pencemaran BOD5 pada stasiun 3
BOD5 dari sampel air menunjukkan data seperti menunjukkan lebih tinggi dari pada pada saat
Gambar 2. pasang. Hal ini diduga karena pergerakan air
35 dari stasiun 2 yang beban pencemarnya tinggi
30 sudah bergerak ke arah hilir sungai yaitu pada
BOD5 (mg/L)

25

20
stasiun 2.
15 Pasang Kandungan BOD yang tinggi dalam air
10 Surut limbah industri dapat menyebabkan turunnya
5 Baku Mutu oksigen perairan, keadaan anaerob (tanpa
0

1 2 3 4
oksigen), sehingga dapat mematikan ikan dan
menimbulkan bau busuk (Moertinah, 2010).
Stasiun
Makin besar konsentrasi BOD suatu perairan
Gambar 2. Hasil Pengukuran BOD5 menunjukkan konsentrasi bahan organik di
dalam air juga tinggi (Yudo, 2010).
Baku mutu air untuk biota laut sesuai
Kepmen LH No 51 Tahun 2004 yaitu 20 mg/L. Analisis Beban Pencemaran Nitrat (NO3-)
Stasiun 1 menunjukkan bahwa BOD5 masih di Hasil pengukuran Nitrat (NO3-) dari
bawah baku mutu. Pada stasiun 2 menunjukkan sampel air menunjukkan data seperti Gambar 4.
grafik meningkat menjadi 22,5 mg/L pada saat 0.07

pasang dan 22,4 mg/L pada saat surut. Angka 0.06


Nitrat (mg/L)

0.05
ini sudah melampaui batas baku mutu untuk 0.04

biota laut yaitu lebih besar dari 20 mg/L. Pada 0.03 Pasang

stasiun 3 grafik meningkat lagi lebih tinggi 0.02 Surut

sebesar 27,6 mg/L pada saat pasang dan 28,7 0.01 Baku Mutu

mg/L pada saat surut. BOD5 menurun pada 0

1 2 3 4
stasiun 4 yaitu 24,6 mg/L pada saat pasang dan
15,7 mg/L pada saat surut. Stasiun
Hasil perhitungan beban pencemaran Gambar 4. Hasil Pengukuran Nitrat (NO3-)
BOD5 dari sampel air adalah seperti Gambar 3.
250,000

195,816
Baku mutu nitrat untuk untuk biota laut
BOD5 (Ton/Tahun)

200,000 adalah 0,008 mg/L. Konsentrasi nitrat terlihat


150,000 117,842
sangat tinggi melewati baku mutu pada semua
114,573
95,845 102,651
90,727 stasiun. Konsentrasi nitrat paling tinggi pada
100,000

40,423
54,888
Pasang
stasiun 1 dan 3 pada kondisi air pasang yaitu
Surut
50,000
0,0646 mg/L. Konsentrasi nitrat paling rendah
- adalah pada Stasiun 1, 2 dan 4 pada kondisi air
1 2 3 4 surut yaitu sebesar 0,333 mg/L.
Hasil perhitungan beban pencemaran
Stasiun
Nitrat (NO3-) dari sampel air adalah seperti
Gambar 3. Grafik Beban Pencemaran BOD5 Gambar 5.
Dinamika Lingkungan Indonesia 15

500 464 472 0.07

450 0.06
400
0.05
Nitrat (Ton/Tahun)

Posfat (mg/L)
350
0.04
300
232 240 0.03 Pasang
250

200
162 Pasang
0.02 Surut
133 116 Baku Mutu
150 0.01
Surut
75
100 0

50 1 2 3 4
-
Stasiun
1 2 3 4
Stasiun Gambar 6. Hasil Pengukuran Posfat (PO4-3)

Gambar 5. Grafik Beban Pencemaran Nitrat


Berdasarkan data pengukuran posfat
menunjukkan bahwa semua stasiun pengamatan
Hasil perhitungan beban pencemaran
telah melebihi ambang batas yang ditetapkan
Nitrat menunjukkan bahwa grafik pencemar
dalam baku mutu lingkungan untuk biota laut
yang tinggi pada stasiun 2. Angka tertinggi
yaitu sebesar 0,015 mg/L. Konsentrasi posfat
yaitu pada stasiun 2 kondisi pasang yaitu
tertinggi pada Stasiun 1 kondisi pasang sebesar
sebesar 472 ton/tahun. Dari grafik di atas dapat
0,0642 mg/L dan Stasiun 4 kondisi surut yaitu
dinilai bahwa kondisi perairan Sungai Kembung
sebesar 0,0642 mg/L. Konsentrasi posfat
menerima beban pencemar paling tinggi di
terendah adalah pada Stasiun 1 kondisi surut
stasiun 2 hal ini diduga karena kegiatan tambak
sebesar 0,042 mg/L dan Stasiun 4 kondisi
dan kegiatan pertanian perkebunan di sekitar
pasang yaitu sebsar 0,042 mg/L.
areal stasiun 2.
Hasil perhitungan beban pencemaran
Kadar Nitrat di perairan sangat
Posfat (PO4-3) dari sampel air adalah seperti
dipengaruhi oleh asupan nitrat dari buangan
Gambar 7.
pertanian, rumah tangga, termasuk feses dan 461 462
500
urine ikan (Widyastuti et al., 2015). Menurut
Posfat (Ton/Tahun)

450
Brodie (1995) dalam Mustafa dan Tarunamulia 400
350
(2009) limbah yang berasal dari budidaya 300
218 230 224
250 194
perikanan dengan sumber yang tergolong 200 155
Pasang
95
sedang jumlahnya adalah nutrien dan bahan- 150
100 Surut
bahan penyebab turunnya oksigen terlarut, 50
-
sedangkan limbah dengan sumber yang
1 2 3 4
tergolong kecil jumlahnya adalah sedimen, zat
Stasiun
kimia toksik, pestisida dan organisme eksotik.
Sumber nitrogen lainnya dapat berasal Gambar 7. Grafik Beban Pencemaran Posfat (PO4-3)
dari pakan yang tersisa maupun dari kotoran
organisme yang dibudidayakan. Ikan Hasil perhitungan beban pencemaran
mengeksresikan produk akhir dari metabolisme menunjukkan bahwa titik tertinggi berada pada
protein pakan terutama dalam bentuk NH2 Stasiun 2 kondisi pasang yaitu sebesar 462
(Poxton, 2003 dalam Mustafa dan Tarunamulia, ton/tahun. Dari grafik dapat dilihat bahwa beban
2009). pencemaran menunjukan Stasiun 2 menerima
beban pencemaran yang lebih tinggi dari stasiun
Analisis Beban Pencemaran Posfat (PO43-) yang lainnya. Hal ini diduga karena limpasan
Hasil pengukuran Posfat (PO43-) dari limbah dari kegiatan masyarakat di sekitar
sampel air menunjukkan data seperti Gambar 6. Stasiun 2 yaitu kegiatan tambak udang dan
pertanian masyarakat.
Pospat terdapat dalam perairan alami
dalam jumlah yang sangat sedikit dan berperan
sebagai senyawa mineral dan senyawa organik,
bila jumlahnya meningkat akan berbahaya bagi
Dinamika Lingkungan Indonesia 16

biota aquatik yang hidup dalam perairan telah tercemar lebih berat. Dari grafik pada
tersebut (Jenie BSL, 1993 dalam Simbolon, Gambar 9 tersebut kondisi pencemaran terberat
2016). Senyawa Posfat umumnya berasal dari adalah pada Stasiun 1 kondisi surut dengan
penguraian limbah organik, limbah industri, beban pencemaran sebesar 3.387 ton/tahun.
pupuk, dan limbah domestik (Widyastuti et al., Kelarutan oksigen di dalam air (DO)
2015) berpengaruh terhadap kesetimbangan kimia
perairan dan kehidupan biota, dan akan
Analisis Beban Pencemaran DO berkurang dengan adanya bahan organik yang
Hasil pengukuran oksigen terlarut (DO) mudah terurai. Sehingga dapat dikatakan,
dari sampel air menunjukkan data seperti semakin sedikit konsentrasi oksigen terlarut di
gambar 8. dalam air mencirikan adanya pencemaran
bahan organik yang tinggi (Murdayu et.al, 2012
6 dalam Sudirman et al., 2013).
DO (mg/L)

4 Analisis Indeks Pencemaran Sungai


2
Pasang Kembung
Surut
Penentuan status pencemaran Sungai
0 Baku Mutu
Kembung dengan menggunakan Indeks
1 2 3 4 Pencemaran (IP) adalah seperti yang ditetapkan
Stasiun dalam Kepmen LH No. 115 tahun 2003.
Berdasarkan hasil perhitungan angka indeks
Gambar 8. Hasil Pengukuran DO adalah sebesar 4,33. Angka tersebut berada pada
rentang 1-5 artinya Sungai Kembung berstatus
Baku mutu lingkungan untuk biota laut tercemar ringan (Keputusan Menteri Negara
untuk paramater DO adalah >5 mg/L. Dari Lingkungan Hidup Nomor: 115 tahun 2003).
semua stasiun pengamatan menunjukkan bahwa
konsentrasi DO yang masih memenuhi syarat PEMBAHASAN
baku mutu hanya pada Stasiun 3 dan Stasiun 4
kondisi pasang yaitu sebesar 5,02 mg/L dan Kepentingan dalam menjaga sungai untuk
5,53 mg/L. Pada stasiun lainnya berada di atas kelestarian alam merupakan hal yang penting.
baku mutu yang ditetapkan. Konsentrasi DO Sembel (2012) menyatakan bahwa sungai
terendah pada Stasiun 1 kondisi surut yaitu sangat penting dalam pengelolaan wilayah
sebesar 1,5 mg/L. pesisir, karena fungsinya sebagai wadah
Hasil perhitungan beban pencemaran transportasi, sumber air bagi masyarakat, tempat
DO dari sampel air adalah seperti Gambar 9. perikanan dan sebagai pemeliharaan dalam
35,000 30,634
hidrologi.
DO (Ton/Tahun)

30,000

25,000 20,407 20,395


Peran sungai sebagai titik penting dalam
18,671
20,000
13,174
16,501 pengelolaan wilayah pesisir menjadi lebih besar
11,125
15,000
Pasang
karena sungai merupakan distributor utama
10,000

5,000
3,387
Surut pencemaran laut. Sungai merupakan wadah
- transportasi yang menampung dan membawa
1 2 3 4 beban pencemaran ke laut. Fransisca (2011)
Stasiun menyatakan bahwa ketika sungai mengalir
melalui lahan pertanian, sungai akan
Gambar 9. Grafik Beban Pencemaran DO menampung limpahan air hujan yang jatuh di
lahan pertanian dan mengalir ke sungai yang
Parameter DO adalah parameter yang membawa residu dari pupuk, pestisida serta
nilainya semakin tinggi semakin baik. Bila senyawa kotoran ternak.
konsentrasi sangat rendah dapat menimbulkan Air yang bersih merupakan kebutuhan
kematian bagi biota laut. Oleh karenanya beban primer manusia. Bila tidak dilakukan pelestarian
pencemaran yang menunjukkan angka rendah sumber-sumber air maka pada suatu saat air
justru menunjukkan bahwa Stasiun tersebut menjadi barang ekonomi yang mahal harganya
Dinamika Lingkungan Indonesia 17

karena dibutuhkan biaya yang besar untuk Mustafa dan Tarunamulia (2009) bahwa usaha
mengolah air baku menjadi air bersih dan budidaya tambak menghasilkan limbah yang
kemudian biaya mendistribusikannya. selanjutnya dibuang ke laut melalui saluran
Harmayani dan Konsukartha (2007) tambak. Limbah tambak tersebut akan
menyatakan bahwa dewasa ini air menjadi diencerkan oleh perairan sekitarnya.
masalah yang perlu mendapat perhatian yang Bila beban pencemaran semakin tinggi
seksama dan cermat. Karena untuk karena jumlah pengusaha yang semakin banyak
mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan dan tidak terkendali, maka akibatnya akan
standar tertentu, saat ini menjadi barang yang dirasakan oleh semua pihak termasuk pengusaha
mahal karena air sudah banyak tercemar oleh tambak itu sendiri. Air baku yang digunakan
bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan untuk usaha tambak tetap mengandalkan air
manusia, baik limbah dari kegiatan rumah sungai. Bila sungai sudah tercemar maka biaya
tangga, limbah dari kegiatan industri dan produksi pasti menjadi tinggi untuk mengolah
kegiatan-kegiatan lainnya. air baku. Maka kepentingan untuk menjaga dan
Kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat mengendalikan beban pencemaran ke sungai
pesisir dan di bantaran sungai merupakan hal juga demi kepentingan pengusaha tambak. Ini
yang penting untuk mendorong kemajuan merupakan efek balik yang langsung dirasakan
masyarakat. Semua masyarakat memiliki hak oleh pengusaha tambak. Sari et al. (2013)
untuk memajukan ekonomi. Namun menyatakan bahwa kualitas kehidupan di dalam
kepentingan ekonomi tidak boleh mengalahkan air sangat dipengaruhi oleh kualitas perairan
kepentingan ekologi. Bila suatu saat alam telah sebagai media hidup organisme.
rusak maka akan terjadi efek balik yang Upaya yang dapat dilakukan untuk
merugikan ekonomi masyarakat. meminimalkan beban limbah budidaya di
Kegiatan ekonomi masyarakat di sekitar antaranya adalah: (1) meningkatkan efisiensi
Sungai Kembung diantaranya adalah usaha pakan yang tercermin pada rendahnya nilai
tambak udang jenis udang vanammei Rasio Konversi Pakan (RKP). RKP merupakan
(Litopenaeus Vannamei). Kegiatan ini adalah tingkat kemampuan udang dalam memanfaatkan
kegiatan yang menguntungkan karena harga ransum pakan; (2) pengontrolan feeding
udang yang sangat tinggi untuk pasaran ekspor. program terkait dengan penentuan dosis dan
Investor tambak udang vaname mulai menjamur frekuensi pemberian pakan yang tepat; (3)
disekitar Sungai Kembung karena arealnya yang meningkatkan pemahaman tentang keterpaduan
cocok untuk dijadikan tempat usaha tambak. antara praktek budidaya yang diaplikasikan
Bila sungai sudah tercemar maka biaya dengan feeding behavior serta nutritional
pengelolaan usaha tambak menjadi tinggi physiology dari spesies atau komoditas yang
karena mahalnya biaya untuk memperbaiki dibudidayakan; (4) meminimalkan jumlah
kondisi air baku sebelum digunakan sebagai air pakan yang hilang atau tidak termakan karena
budi daya. menjadi sumber utama limbah budidaya melalui
Sisa pakan akan menjadi sumber limbah aplikasi automatic feeder; dan (5)
utama bahan organik dan nutrien ke lingkungan mengalokasikan kolam pengendapan yang
perairan. Limbah tersebut dapat menyebabkan berfungsi sebagai Instalasi Pengolah Air
hipernutrifikasi yang diikuti oleh perubahan Limbah (IPAL) agar buangan air limbah ke
ekologi fitoplankton, peningkatan sedimentasi, lingkungan berada pada standar yang
siltasi, hipoksia, perubahan produktivitas. Jika diperkenankan; serta (6) memanfaatkan peran
tetap dibiarkan maka ekosistem perairan akan ekologi komoditas budidaya seperti rumput laut
rusak. Rusaknya ekosistem perairan tersebut secara terintegrasi di perairan pesisir dalam
akan berdampak juga terhadap kehidupan biota upaya meminimasi potensi limbah nutrien dari
air seperti bentos yang biasanya hidup di dasar budidaya (Syah et al., 2014).
perairan, dimana penurunan kelimpahan dan
komposisi dari organisme tersebut biasanya SIMPULAN
merupakan indikator adanya gangguan ekologi
yang terjadi pada suatu perairan sungai (Doni, Berdasarkan hasil analisis bahwa
2010 dalam Ridwan et al., 2016). Menurut konsentrasi pencemar di Sungai Kembung telah
Dinamika Lingkungan Indonesia 18

melewati ambang batas menurut KepMen LH Sekretariat Negara Republik Indonesia,


No 51/Men-KLH/2004 yang diperuntukkan Jakarta.
untuk biota laut untuk paramater BOD5, Nitrat, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Posfat dan DO. Beban pencemaran BOD5 Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku
menunjukkan bahwa pada Stasiun 2 merupakan Mutu Air Laut, Sekretariat Negara
stasiun yang paling besar menerima beban Republik Indonesia, Jakarta.
pencemaran yaitu 195.816 ton/tahun. Beban Moertinah S., 2010, Kajian Proses Anaerobik
pencemaran Nitrat menunjukkan bahwa pada sebagai Alternatif Teknologi Pengolahan
Stasiun 2 adalah stasiun yang paling besar Air Limbah Industri Organik Tinggi,
menerima beban pencemaran yaitu sebesar 472 Jurnal Riset Pencegahan dan
ton/tahun. Beban pencemaran Posfat Pencemaran Industri, Vol.1, No.2,
menunjukkan bahwa Stasiun 2 merupakan November 2010:104-114.
stasiun yang paling besar menerima beban Mote N., 2017, Biodiversitas Iktiofauna di
pencemaran yaitu sebesar 462 ton/tahun. Beban Muara Sungai Kumbe Kabupaten
pencemaran DO menunjukkan bahwa beban Merauke, Journal of Biology, Vol 10(1),
pencemaran terkecil (yang paling tercemar) 2017.
adalah pada stasiun 1 yaitu 3.387 ton/tahun. Mustafa A., dan Tarunamulia, 2009, Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan angka indeks Daya Dukung Lahan Tambak
adalah sebesar 4,33 (tercemar ringan). Berdasarkan pada Kuantitas Air Perairan
di Sekitar Kecamatan Balusu Kabupaten
UCAPAN TERIMA KASIH Barru Provinsi Sulawesi Selatan, Jurnal
Riset Akuakultur Vol. 4 No. 3, Desember
Pada kesempatan ini penulis
2009: 395-406.
mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah
Ridwan M., Fathoni R., Fatihah I., Pangestu D.
Kabupaten Bengkalis dan masyarakat di sekitar
A., 2016, Struktur Komunitas
kawasan Sungai Kembung yang telah banyak
Makrozoobenthos di Empat Muara
membantu dalam melaksanakan penelitian ini.
Sungai Cagar Alam Pulau Dua, Serang,
Banten, Al-Kauniyah Jurnal Biologi, Vol
DAFTAR PUSTAKA
9(1), 2016.
Romadhona B., Yulianto B., Sudarno, 2015,
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Fluktuasi Kandungan Amonia dan
Bengkalis, 2017.
Beban Cemaran Lingkungan Tambak
Fransisca A., 2011, Tingkat Pencemaran
Udang Vaname Intensif dengan Teknik
Perairan Ditinjau Dari Pemanfaatan
Panen Parsial dan Panen Total, Jurnal
Ruang Di Wilayah Pesisir Kota Cilegon,
Saintek Perikanan Vol.11 No.2: 84-93,
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota,
Februari 2016.
Vol. 22 No. 2, Agustus 2011, hlm.145 –
Rositasari R., dan Rahayu S. K., Sifat-Sifat
160.
Estuari dan Pengelolaannya, Jurnal
Harmayani K.D., dan Konsukartha. I.G.M,
Oseana, Volume XIX, Nomor 3: 21-31;
Pencemaran Air Tanah Akibat
ISSN 0216-1877.
Pembuangan Limbah Domestik di
Sari A. E. M., Purnomo T., Winarsih, 2013,
Lingkungan Kumuh Studi Kasus Banjar
Kualitas Perairan Estuari Porong
Ubung Sari, Kelurahan Ubung, Jurnal
Sidoarjo Jawa Timur Berdasarkan
Permukiman Natah, Vol. 5 No. 2
Indeks Keanekaragaman
Agustus 2007: 62–108.
Makrozoobentos, Jurnal LenteraBio
Kamal E. dan Suardi M. L., 2004, Potensi
Vol. 2 No. 1 Januari 2013:81–85.
Estuaria Kabupaten Pasaman Barat
Sari D. S. P., 2010, Ekosistem Pesisir, Jurnal
Sumatera Barat, Jurnal Mangrove dan
Saintech, Vol. 02- No.03, September
Pesisir, Vol. IV No. 3/2004.
2010, ISSN No. 2086-9681.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Sembel L., 2012, Analisis Beban Pencemar dan
Nomor : 115 tahun 2003 Tentang
Kapasitas Asimilasi di Estuari Sungai
Pedoman Penentuan Status Mutu Air,
Dinamika Lingkungan Indonesia 19

Belau Teluk Lampung, Maspari Journal Widyastuti E., Sukanto, Setyaningrum N., 2015,
Vol. 4 No. 2 Tahun 2012. Pengaruh Limbah Organik terhadap
Simbolon A. R., 2016, Pencemaran Bahan Status Tropik, Rasio N/P serta
Organik Dan Eutrofikasi Di Perairan Kelimpahan Fitoplanktondi Waduk
Cituis, Pesisir Tangerang, Jurnal Pro- Panglima Besar Soedirman, Kabupaten
Life, Vol 3 Nomor 2, Juli 2016. Banjarnegara, Jurnal Biosfera Vol 32
Sudirman N., Husrin S., Ruswahyuni, Baku No 1 Januari 2015.
Mutu Air Laut untuk Kawasan Yudo S., 2010, Kondisi Kualitas Air Sungai
Pelabuhan dan Indeks Pencemaran Ciliwung di Wilayah DKI Jakarta
Perairan di Pelabuhan Perikanan Ditinjau dari Parameter Organik,
Nusantara Kejawanan, Cirebon, Jurnal Amoniak, Amoniak, Fosfat, Deterjen
Saintek Perikanan, Vol. 9, No. 1, 2013: dan Bakteri Coli, Jurnal Air Indonesia
14-22. Vol. 6 No. 1 Tahun 2010.
Susiana, 2015, Analisis Kualitas Air Ekosistem Zahid A., Syafei L. S. Susilowati R., 2014,
Mangrove di Estuari Perancak, Bali, Variasi spasio-temporal sebaran kumpulan
Jurnal Ilmiah Agribisnis Dan Perikanan ikan di Estuari Segara Menyan, Jurnal
(agrikan UMMU-Ternate), Iktiologi Indonesia, Vol 14(1):67-81,
Volume 8 Edisi 1 (Mei 2015). Tahun
Syah R., Makmur, Undu M. C., 2014, Estimasi
Beban Limbah Nutrien Pakan dan Daya
Dukung Kawasan Pesisir untuk Tambak
Udang Vaname Superintensif, Jurnal
Ris. Akuakultur Vol. 9 No. 3 Tahun
2014: 439-448.

Anda mungkin juga menyukai