Anda di halaman 1dari 13

Perspektif Vol. 9 No. 2 / Desember 2010.

Hlm 106 - 118


ISSN: 1412-8004

Strategi Pengembangan Rami (Boehmeria nivea Gaud.)

RULLY DYAH PURWATI


Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat
Indonesian Tobacco and Fibre Crops Research Institute
Jalan Raya Karangploso. Kotak Pos 199. Malang 65152

Diterima: 9 Februari 2010; Disetujui: 11Oktober 2010

ABSTRAK rami tersebut akan lebih efisien apabila telah terbentuk


kelembagaan dan kejelasan pemasaran.
Rami (Boehmeria nivea Gaud.) merupakan tanaman
Kata kunci: Boehmeria nivea Gaud, pengembangan,
yang memiliki potensi tinggi. Serat rami dapat diolah
potensi, kendala, intensifikasi, eksten-
menjadi kain fashion berkualitas tinggi, karena
sifikasi, diversifikasi
memiliki karakter mirip dengan serat kapas. Selain itu,
serat rami merupakan bahan untuk pembuatan
ABSTRACT
selulosa berkualitas tinggi (selulose …). Daunnya
merupakan bahan kompos dan pakan ternak yang
Strategy of Ramie (Boehmeria nivea Gaud.)
bergizi tinggi, kayunya baik untuk bahan bakar. Kayu
Development
dan serat rami dapat diolah menjadi pulp berkualitas
tinggi sebagai bahan baku pembuatan aneka jenis Ramie (Boehmeria nivea Gaud.) is a multi purpose crop
kertas berharga. Kebutuhan rami dunia yang mencapai and has a high potency in producing some products.
± 500.000 ton/tahun pada tahun 2010 hanya dipenuhi Ramie fibre is raw material of very high quality of
oleh Cina sebesar 280.000 ton (56%), sisanya dari Brazil textile, due to its characteristic is similar to cotton fibre.
dan Filipina dengan persentase yang sangat kecil. Di Ramie fibre is also used as raw material of high quality
Indonesia, potensi pengembangan rami sangat tinggi of cellulose (…1ŒŽ••ž•˜œŽüï1 ‘Ž1•ŽŠŸŽœ1ŒŠ—1‹Ž1™›˜•žŒŽ•1Šœ1
karena kebutuhan serat untuk substitusi kapas cukup compost (organic fertilizer) and fodder with high
tinggi, telah tersedia varietas unggul dan benih yang nutrition. The bark and fibre also can be used as raw
bermutu tinggi serta lahan luas yang sesuai untuk material of pulp for high quality and expensive papers.
pertumbuhan rami. Namun demikian, masih The world requirement of ramie fibre predicted
ditemukan beberapa kendala dalam pengembangan reaches ± 500.000 tonnes/year in 2010. Fifty six percents
rami antara lain varietas dan benih yang digunakan (280.000 tonnes) of this need is supplied by China, and
belum murni, lokasi pengembangan umumnya jauh the rest is fulfilled by Brazil and Philippines in low
dari sarana transportasi, belum tersedia alat percentage. In Indonesia, the potency of ramie
dekortikator yang memadai, kelembagaan yang ada development is very high due to some reasons as
belum sesuai, kejelasan pasar dan kepastian harga follow: the highly fibre need for cotton substitution,
serat rami belum banyak diketahui, pengembangan superior variety and high quality of seedling are
rami baru menguntungkan setelah tahun ke tiga, mesin available, appropriate land for ramie growth is broad
yang digunakan oleh pabrik tekstil tidak sesuai karena enough. However, there are some constraints in ramie
merupakan mesin pengolah kapas (serat pendek). development i.e. variety and seedlings used was
Pengembangan rami dapat berhasil dan varied, the location was far from transportation
berkesinambungan apabila tersedia strategi facilities, limiting of decorticators, lack of judgment
pengembangan rami yang konstruktif meliputi and institution cooperation, the low price of ramie
intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan fibre, the use of inappropriate machine for ramie fibre,
kelembagaan. Intensifikasi terdiri atas penggunaan etc. Ramie development will succeed and be
varietas unggul dan benih bermutu tinggi, serta continuously by the availability of a constructive
aplikasi teknik budidaya yang tepat mulai persiapan strategy includes intensification, extentsification,
lahan hingga pengolahan serat. Ekstensifikasi adalah diversification, and management. Intensification
perluasan lahan untuk memenuhi kebutuhan serat comprises of the use of high quality of seedlings and
rami nasional, baik untuk substitusi serat kapas superior varieties, and application of appropriate
maupun untuk diversifikasi produk terutama untuk culture techniques from land preparation to post
pulp, selulosa dan komposit. Strategi pengembangan harvest. Extensification is the extent of ramie area to
produce enough ramie fibre for cotton substitution and

106 Volume 9 Nomor 2, Des 2010 : 106 - 118


product diversification especially for pulp, cellulose, lingkungan pada industri mobil Toyota (Anonim,
and composite. This strategy of ramie development 2010).
will be more efficient when management, funding, Pengembangan rami akan lebih
marketing institutions and the good price is available.
menguntungkan apabila limbahnya dimanfaat-
Key words: Ramie, development, potency, constraint, kan. Sebagai contoh limbah serat rami pendek
intensification, diversification dimanfaatkan untuk membuat kertas berkualitas
tinggi antara lain kertas uang dan kertas rokok
PENDAHULUAN (Swicofil, 2010). Limbah daun rami sebagai pakan
ternak (Sudibyo et al., 2007) dan limbah
Pengembangan rami (Boehmeria nivea dekortikasi dapat digunakan sebagai bahan baku
Gaud.) telah lama dilakukan oleh masyarakat pulp, kompos, particle board, dan media untuk
Indonesia, yaitu sejak zaman pemerintah penanaman berbagai komoditas pertanian antara
Kolonial Belanda (Heyne, 1987). Pada saat itu lain jamur merang dan strawberry.
serat rami digunakan sebagai suplemen kapas Tujuan penulisan ini untuk menyampaikan
untuk industri tekstil. Serat rami didiskripsikan informasi yang berkaitan dengan strategi
mirip dengan serat kapas dengan beberapa pengembangan rami dan kendalanya, serta
kelebihan, yaitu serat lebih panjang, kekuatan upaya peningkatan produksi melalui
serat lebih besar, daya serap air juga lebih besar. penggunaan varietas dan teknologi budidaya
Namun demikian, serat rami lebih kasar dan yang tepat, serta pengembangan kelembagaan
daya mulurnya lebih rendah dibandingkan dan kepastian harga serat rami. Upaya-upaya
karakter yang dimiliki serat kapas (Sastrosupadi, tersebut diharapkan dapat mendukung
2005). tersedianya bahan baku tekstil dan produk
Sidang tahunan WTO bulan Desember 2005 tekstil, serta industri lain dengan memanfaatkan
menetapkan mulai tahun 2006 subsidi ekspor limbah rami.
kapas negara maju dicabut secara bertahap.
Pencabutan subsidi ekspor kapas tersebut akan
berdampak terhadap berkurangnya konsumsi
kapas sehingga harga meningkat dan biaya PERDAGANGAN SERAT RAMI
produksi industri menjadi tinggi (Sagala, 2007).
Sementara produksi serat kapas dalam negeri Pada tahun 2005, produksi serat rami
baru mencapai 2-4%. Peningkatan produksi dunia mencapai 280.000 ton, sebagian besar
kapas sulit dicapai mengingat tanaman kapas berasal dari negara Cina. Serat rami yang
sangat rentan terhadap hama/penyakit serta dihasilkan digunakan oleh negara itu sendiri dan
memerlukan bio fisik lingkungan tertentu hanya sedikit yang mencapai pasar Internasional
(Plantus, 2010). Kondisi tersebut membuka (FAO, 2009). Data dari Alibaba.com (2010),
peluang untuk pengembangan rami sebagai perusahaan pemasok serat rami murni paling
suplemen kapas. banyak berada di negara Cina (sebanyak 923
Teknologi yang semakin maju saat ini, perusahaan), sedangkan di India (64 perusahaan),
membuka peluang untuk memanfaatkan serat Hongkong (5 perusahaan), dan Taiwan (1
rami tidak hanya untuk bahan baku tekstil. Serat perusahaan). Negara-negara seperti Brazil,
rami dapat digunakan sebagai bahan baku Filipina, Laos, India, Thailand, Vietnam, dan
pembuatan komposit yang ramah lingkungan Indonesia juga membudidayakan rami dalam
dan berpotensi menggantikan logam dan plastik. skala yang tidak terlalu luas. Negara pengimpor
Komposit serat rami dapat digunakan untuk serat rami utama adalah Jepang, Jerman, Perancis
pembuatan aksesories interior dan eksterior dan Inggris (FAO, 2009), namun data pengimpor
kendaraan bermotor, seperti modifikasi bemper yang tersedia pada statistik FAO tahun 2007
dengan variasi geometri dan pewarnaan (BBPT, adalah negara Cina, Libya dan Angola (FAO,
2009). Mulai tahun 2010, serat rami juga 2010). Ekspor dan impor serat rami dunia pada
digunakan sebagai bahan bioplastik yang ramah tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 1.

Strategi Pengembangan Rami (RULLY DYAH PURWATI) 107


Tabel. 1. Negara pengekspor dan pengimpor dan Produk Tekstil (TPT). Serat rami
terbesar serat rami dunia didiskripsikan mirip dengan serat kapas dengan
Negara Pengekspor Pengimpor beberapa kelebihan yaitu serat lebih panjang,
Jumlah Harga Jumlah Harga kekuatan serat lebih besar, daya serap air juga
(000 ton) ($1000) (ton) ($1000) lebih besar. Namun demikian, serat rami lebih
Cina 258 286 65 163 kasar dan daya mulurnya lebih rendah
Brazil 90 103 - -
Filipina 76 82 - - dibandingkan karakter yang dimiliki serat kapas
Libya - - 31 47 (Tabel 2). Karakter serat yang kasar dan daya
Angola - - 1 2 mulur rendah tersebut berkaitan erat dengan sifat
Sumber: FAO (2010) fisik dan kandungan bahan kimia yang terdapat
pada serat rami (Tabel 3). Untuk memadukan
Kebutuhan rami dunia hingga tahun 2010 sifat kelebihan dan kekurangan serat rami
diprediksi mencapai ± 500.000 ton/tahun dengan serat kapas atau bahan baku lain (misal
(Anonim, 2007). Kebutuhan tersebut dipenuhi rayon atau poliester), diperlukan perbandingan
oleh Cina sebesar 280.000 ton (56%), sisanya dari tertentu sehingga mudah dalam proses
Brazil dan Filipina dengan persentase yang pemintalan untuk membuat benang
sangat kecil. Di Indonesia, produksi serat rami (Tirtosuprobo et al., 2007b). Menurut Scruggs and
nasional sebesar 11 ton pada tahun 2007, hanya Smith (2010), umumnya serat rami dicampur
memenuhi 0,006% konsumsi serat nasional yang dengan serat kapas dengan perbandingan 55:45
mencapai 500 ton/hari (Tirtosuprobo et al., 2007a). untuk membuat tekstur kain lebih halus.
Berdasarkan kebutuhan rami di pasar dunia Campuran tersebut akan lebih baik apabila
maupun domestik, peluang pengembangan rami ditambah dengan poliester karena dapat
untuk mensuplei serat sebagai bahan baku tekstil mengurangi kekusutan dan mempermudah
masih terbuka. perawatan kain. Hasil penelitian Balai Besar
Tekstil (2007) menunjukkan bahwa campuran
POTENSI PEMANFAATAN RAMI serat rami dengan poliester dengan
perbandingan 35:65 dan Rami:Poliester:Kapas
Rami merupakan tanaman yang memiliki (40:30:30) menghasilkan indeks mutu benang
potensi tinggi (serbaguna). Daunnya merupakan lebih tinggi dibandingkan benang dari serat rami
bahan kompos dan pakan ternak yang bergizi 100%.
tinggi, kayunya baik untuk bahan bakar. Serat Kain rami nyaman dipakai terutama pada
rami merupakan bahan yang dapat diolah untuk musim panas karena memiliki daya serap yang
kain fashion berkualitas tinggi dan bahan tinggi. Keistimewaan lain adalah tahan terhadap
pembuatan selulosa berkualitas tinggi (selulose penodaan dan tahan untuk dicuci dengan air
…). Kayu dan serat rami dapat diolah menjadi panas (Balai Besar Tekstil, 2007). Kain rami juga
pulp berkualitas tinggi sebagai bahan baku tidak mudah berjamur dan tahan terhadap
pembuatan aneka jenis kertas berharga. ngengat sehingga lebih awet disimpan dalam
waktu lama (Scruggs and Smith, 2010).
Bahan Baku Tekstil Pemanfaatan kain yang berasal dari serat rami
Pada tahun 1733, rami dikenal sebagai umumnya untuk pakaian (jaket, celana, rok,
tanaman hias di Kebun Raya di Belanda, setelah blus), keperluan rumah tangga (korden, sprei,
satu abad kemudian baru diketahui potensinya taplak meja, serbet, handuk), benang jahit, kain
sebagai penghasil serat tekstil (Sastrosupadi, parasit, kanvas, kain saringan dan masih banyak
2005). Di Indonesia, tanaman rami sudah lama lagi (Swicofil, 2010). Di Indonesia, salah satu
dibudidayakan, yaitu sejak zaman penjajahan pengusaha di kabupaten Garut telah berhasil
Belanda. Pada saat itu serat rami digunakan memproduksi tekstil dan pakaian eksklusif
sebagai suplemen kapas untuk industri Tekstil berbahan baku serat rami.

108 Volume 9 Nomor 2, Des 2010 : 106 - 118


Tabel 2. Sifat-sifat serat rami dan serat kapas pakan. Penggunaan limbah daun rami sebagai
bahan konsentrat dalam pakan lengkap kambing
Sifat Rami Kapas
kacang berumur satu tahun menurunkan jumlah
Panjang serat (mm) 120-150 20-30
Diameter serat (µ) 40-60 14-16
pakan terkonsumsi, jumlah feses yang
Kehalusan (denier) 3-7 1,0-1,7 dikeluarkan, dan pertambahan bobot badan
Berat jenis (g/cm3) 1,5 1,54 masing-masing sebesar 15,96%, 23,43% dan
Kekuatan serat 5-8 1,9-3,6 39,87%. Peningkatan proporsi limbah daun rami
(g/denier)
Mulur (%) 3,7 7,2
sebagai bahan konsentrat dalam pakan lengkap
Pengaruh panas Rusak, 200oC Rusak, 200oC dari 25-75% diikuti oleh penurunan jumlah pakan
Pengaruh alkali Menggelembung Menggelembung terkonsumsi sebesar 2,6-35,1%, jumlah feses yang
Pengaruh oksidator Kurang tahan Tahan peroksida dikeluarkan sebesar 4,4-50,4%, dan pertambahan
oksidator kuat dan hipoklorit
bobot badan sebesar 25,6-53,7%.
Sumber: Balai Besar Tekstil (2007).
Seorang pengusaha di Garut, Jawa Barat
telah berhasil membuat pakan ternak berupa
Tabel 3. Sifat fisik dan kimia serat rami
pellet dengan ukuran diameter 12,5 cm dengan
Karakter Nilai ketebalan 5 cm. Berat masing-masing pellet
Selulosa (% berat) 68,6-76,2 sekitar 200 g yang dicobakan pada sapi, kambing
Lignin (% berat) 0,6-0,7 dan itik. Cara pembuatan pellet dengan
Hemiselulosa (% berat) 13,1-16,7
Pektin (% berat) 1,9
mencampurkan tepung daun rami dan sumber
Lilin (% berat) 0,3 karbohidrat lain seperti tongkol jagung,
Sudut mikrofibril (o) 7,5 kemudian difermentasi hingga menjadi silase.
Kadar air (% berat) 8,0 Hasil silase ini kemudian dicetak menjadi pellet.
Kerapatan (mg/m3) 1,5
Komposisi antara daun kering dengan sumber
Sumber: Anonim (2010).
karbohidrat lain tidak persis sama karena yang
berperan adalah hasil analisis proksimat
Pakan Ternak
(proximate analysis) yang terdiri atas kadar
Daun rami mempunyai kandungan bahan protein, lipida, karbohidrat, serat kasar, dan abu
kering 86,80%, bahan organik 86,32%, protein yang telah ditetapkan lebih dulu.
kasar 25,23%, serat kasar 16,13% dan lemak kasar
2,63% sehingga dapat digunakan sebagai pakan Bahan Baku Pulp dan Kertas
ternak (Santoso dan Sastrosupadi, 2008). Hasil Serat rami yang pendek dapat digunakan
penelitian Sudibyo et al. (2007) menunjukkan sebagai bahan baku kertas berkualitas tinggi
bahwa penggunaan limbah daun rami sebagai antara lain kertas uang dan kertas rokok (Cool-
konsentrat dalam pakan lengkap dapat organic-clothing.com, 2008; Swicofil, 2010 ).
meningkatkan kandungan protein kasar 0,77% Limbah hasil dekortikasi yang berupa
dan serat kasar 13,83%, meningkatkan daya potongan-potongan kayu dan kulit rami dapat
degradasi pakan sebesar 1,0-1,8% dan daya cerna digunakan sebagai bahan baku pulp. Pembuatan
sebesar 2,28-3,26%. Peningkatan proporsi limbah pulp dengan bahan baku limbah dekortikasi rami
daun rami sebagai bahan konsentrat dalam telah dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman
pakan lengkap dari 15-45% diikuti oleh Tembakau dan Serat (Balittas) bekerjasama
peningkatan kandungan protein kasar, serat dengan Balai Besar Selulosa, Bandung. Dari
kasar, daya degradasi pakan, dan daya kecernaan

Tabel 4. Mutu lembaran pulp putih limbah dekortikasi dari tiga klon rami
Klon Indeks sobek Indeks retak Indeks tarik Rendemen
(Nm2/kg) (MN/kg) (Nm/g) tersaring (%)

Pujon 10 *) 4,21 3,08 41,30 40,21


Bandung A 3,53 2,57 42,39 38,00
Indochina 3,91 2,69 47,17 48,52
Sumber: Budi-Saroso et al. (1999)
*) pada tahun 2007 telah diputihkan menjadi varietas Ramindo 1

Strategi Pengembangan Rami (RULLY DYAH PURWATI) 109


analisis mutu lembaran pulp putih diketahui Konservasi Lahan
bahwa mutu pulp dari limbah dekortikasi rami
Pada pengembangan rami, selain
cukup baik (Tabel 4). Hal ini disebabkan oleh
keuntungan dari produksi serat dapat diperoleh
kandungan kimia limbah dekortikasi rami masih pula keuntungan ekologis, yaitu konservasi
cukup tinggi (Tabel 5). lahan. Hal ini berkaitan dengan tanaman rami
Tabel 5. Sifat kimia limbah dekortikasi rami yang memiliki vegetasi rapat dan perakaran
dalam sehingga dapat mencegah erosi dan banjir.
Sifat (%) Klon rami
Daun-daun rami yang gugur di sekitar lahan
Pujon 10*) Bandung A Indochina
Abu 5,95 7,07 7,83 pengembangan dapat berfungsi sebagai pupuk
Silikat 1,99 1,88 2,87 hijau untuk memelihara atau meningkatkkan
Lignin 31,08 31,06 30,67 kesuburan tanah. Pengembangan rami di lahan
Sari 1,37 1,29 1,77 kritis dapat meningkatkan volume air tanah
Holoselulose 63,78 62,95 63,27
sehingga pada musim kemarau masih tersedia
Alfa selulose 35,99 33,81 35,58
Pentosan 18,14 17,76 17,43 air. Lahan kritis yang ditanami rami tersebut
Sumber: Budi-Saroso et al. (1999) berubah menjadi lahan produktif hanya dalam
*) pada tahun 2007 telah diputihkan menjadi waktu 5-6 bulan (Musaddad, 2007).
varietas Ramindo 1
POTENSI PENGEMBANGAN RAMI DI
Bahan Baku Kompos:
INDONESIA DAN KENDALANYA
Limbah dekortikasi juga dapat digunakan
sebagai bahan baku kompos. Hasil penelitian di Kebutuhan Rami Untuk Substitusi Kebutuhan
Wonosobo selama lima tahun (2000-2004) menun- Kapas
jukkan bahwa limbah dekortikasi basah sebesar Potensi pengembangan rami untuk
53%, yang dapat diolah menjadi kompos hanya mensubstitusi kebutuhan kapas sangat tinggi.
sebesar 12% dari bobot brangkasan 111.905 Untuk mensubstitusi 40-45% kebutuhan kapas
kg/ha/tahun (Santoso dan Sastrosupadi, 2008). yang tahun ini mencapai 500.000 ton per tahun
Mengingat kandungan unsur hara limbah (www.tempointeraktif.com, 2010), dibutuhkan
dekortikasi cukup tinggi yaitu unsur P (0,19%), K serat rami siap pintal sebesar 200.000 - 225.000
(1,02%), Ca (0,93%) dan Mg (0,40%), maka kom- ton per tahun.
pos yang dihasilkan mempunyai kandungan
nutrisi tinggi sehingga sangat bermanfaat bagi Varietas Unggul
tanaman lain. Kandungan hara kompos limbah
Varietas adalah kumpulan individu
dekortikasi rami lebih lengkap bila dibandingkan
tanaman yang dapat dibedakan berdasarkan sifat
dengan kompos sisa pangkasan teh dan kulit
morfologis, fisiologis, kimia, dan sifat-sifat
buah kakao (Tabel 6).
lainnya, dan apabila diperbanyak/dikembang-
biakan sifat-sifat tersebut tidak berubah. Dari
Tabel 6. Kandungan hara kompos limbah
hasil pengujian di beberapa lokasi (Tabel 7),
dekortikasi rami
Pujon 10 menunjukkan produktivitas paling
Limbah Sisa Kulit buah tinggi diantara klon-klon yang diuji. Demikian
Uraian dekortikasi Pemangkasan kakao (%)
rami (%) teh (%) pula hasil penelitian Djumali et al. (2007) di
C-organik 20,11 34,60 33,71 Wonosobo, menunjukkan produksi serat kasar,
N-total 2,15 2,12 1,3
C/N 9,00 16,00 26,00
bobot kering batang, dan bobot kering
Bahan organik 31,83 - - brangkasan klon Pujon 10 lebih tinggi
P 2O5 1,47 0,38 0,19 dibandingkan dengan Indochina dan Pujon 501,
K2O 2,76 0,73 5,5 baik yang dipupuk maupun yang tidak dipupuk
CaO 3,73 1,49 0,23
MgO 2,22 89 0,59 dengan P2O5. Oleh karena itu, pada tahun 2007
SO4 0,13 - - klon Pujon 10 telah dilepas secara resmi menjadi
Sumber: Santoso dan Sastrosupadi (2008) varietas unggul dengan nama Ramindo1
(Gambar 1).

110 Volume 9 Nomor 2, Des 2010 : 106 - 118


Tabel 7. Produktivitas tiga klon unggul rami di berbagai lokasi penelitian
Rata-rata produktivitas china grass (kg/ha/tahun)
Lembang Bogor Pati Malang Bengkulu Wonosobo
Klon (uji klon ) (uji klon) (uji klon+ppk) (uji klon+stek) (uji klon) (uji ZPT+klon)

Pujon 10 2610 2250 2019 2426 1595 2720


Bandung A 2693 2265 - 2106 - -
Seikei Seiskin 2718 2000 1690 1732 - -
Sumber: Setyo-Budi et al. (2006)

Gambar 1. Varietas Ramindo 1, umur 2 bulan (saat panen I)

Benih Unggul (bermutu tinggi) kotoran). Mutu fisiologik benih rami dicerminkan
dengan persentase benih yang tumbuh di
Benih rami yang akan ditanam harus
pesemaian atau di bak perkecambahan. Untuk
bermutu tinggi dan telah disertifikasi oleh
memperoleh benih rami yang bermutu tinggi
instansi yang berwenang. Menurut Setyo-Budi
telah disusun standar nasional Indonesia (SNI)
(2007), mutu benih rami meliputi mutu genetik,
benih rami.
fisik dan fisiologik. Mutu genetik dapat
dicerminkan dengan keseragaman penampilan
morfologinya. Kemurnian genetik untuk benih SNI Benih Rami
sebar (bersertifikat) yang disyaratkan adalah Benih rami adalah bahan tanaman (planting
98%. Mutu fisik yang dimaksud adalah material) berupa stek rizoma rami (Boehmeria nivea
keseragaman fisik (ukuran, warna dan umur), L. Gaud) yang bisa dipergunakan untuk
kesehatan benih (tidak rusak akibat penanganan produksi tanaman. Rizoma (akar rimpang)
panen dan pasca panen, maupun serangan hama adalah bagian akar yang memiliki kemampuan
penyakit), dan kebersihan (bebas dari campuran untuk tumbuh menjadi tanaman baru. Sebagai

Strategi Pengembangan Rami (RULLY DYAH PURWATI) 111


bahan tanaman yang bermutu tinggi, benih rami (batang, umbi, dll) dan dihitung kemurnian
harus memenuhi persyaratan mutu sebagai rizomanya. Stek yang sehat dipisahkan dari yang
berikut: sakit atau cacat, antara yang tumbuh dengan
yang tidak tumbuh atau mati, kemudian dihitung
Jenis analisis Persyaratan
persentasenya.
Campuran varietas lain ”
Benih murni • Penadaan (pemberian label) SNI dicapai
Kesehatan benih • melalui proses sertifikasi dengan memberikan
Daya tumbuh •
Asal benih/ rizoma .HEXQ LQGXN EHUXPXU • sertifikat pada kelompok benih yang telah
tahun memenuhi spesifikasi persyaratan lapangan dan
Panjang stek rizoma 8 ± 10 cm
laboratorium. Kemasan benih diberi label yang
Diameter rizoma 1 ± 3 cm
Kemasan Kotak kayu beralaskan plastik masa berlakunya 1 bulan. Label dibuat dari
diberi dasar media organik 0,5 bahan yang aman dan tahan air/lembab serta
± 1 cm
datanya mudah dilihat dan dibaca, dengan isi
minimal :
Persyaratan mutu tersebut dapat terpenuhi
- SNI No :
apabila dilaksanakan standar operasional
- Klon /varietas :
prosedur (SOP) mulai dari pemeriksaan di
- Kelas Benih :
lapangan hingga pengemasan. Pemeriksaan
- Tanggal panen rizoma :
lapangan (kebun induk) dilakukan oleh institusi
- Nama dan alamat penangkar :
yang berwenang. Pemeriksaan dilakukan untuk
- Isi kemasan : ...... stek rizoma
menilai kelayakan teknis meliputi sifat-sifat
- Masa berlaku label :
morfologi tanaman, kemurnian varietas, dan
kesehatan tanaman yang berhubungan dengan Stek rizoma disusun rapih dan aman dalam
deskripsi varietas. Pemeriksaan lapangan kotak kayu yang ringan tapi kuat yang dasarnya
dilakukan pada umur 1- 2 bulan setelah tanam dilapisi plastik dan media tanah + kompos setebal
atau pada 1 . 2 bulan setelah tebang/pangkas 1-2 cm dan dipelihara dengan baik sampai
batang dimana tanaman telah berbunga/berbuah. tumbuh tunas/tanaman baru. Ukuran kemasan
Pemeriksaan benih siap kirim dilakukan (panjang , lebar dan tinggi) : 40-60 cm, 30-40 cm
oleh PBT/ institusi yang berwenang/ lembaga dan 20-30 cm dengan bentuk standar seperti pada
yang telah terakreditasi. Benih rami yang Gambar 2. Pengiriman benih sebaiknya pada : a)
disertifikasi berupa stek risoma (panjang 8 - 10 umur benih 1 . 2 minggu setelah panen rizoma
cm, diameter stek 1 . 3 cm) yang dikemas dalam bila jarak tempuh pengiriman jauh (jarak tempuh
kotak kayu dan didederkan selama 1 . 3 minggu > 5 hari), dan b) umur benih 2 . 3 minggu untuk
(tergantung jarak kirim) sebelum kemudian jarak tempuh dekat (< 5 hari).
dikirim pada pengguna. Umur stek rizoma
maksimal 1 bulan di dalam kotak pesemaian dan
harus segera di tanam. Pemeriksaan benih siap
kirim dilakukan dengan metoda sampling,
meliputi kemurnian rizoma, daya tumbuh dan
kesehatan benih dari serangan hama dan
penyakit. Pemeriksaan benih dilakukan pada
umur bibit 1-2 minggu dalam kotak kayu,
dimana stek rizoma sudah tumbuh tunas.
Penetapan jumlah sampelnya adalah : Setiap 10
kotak kayu (isi @ 300 . 500 stek rizoma) diambil
sampel sebanyak 1 Kotak @ 20 stek rizoma (acak)
untuk dianalisa kemurnian, sekaligus daya
tumbuh benih dan kesehatannya. Pemeriksaan
dengan cara manual, yaitu rizoma rami asli Gambar 2. Kemasan untuk pengiriman benih
dipisahkan dari kotoran yang berupa stek lainnya rami

112 Volume 9 Nomor 2, Des 2010 : 106 - 118


Tabel 8. Kondisi biofisik daerah pengembangan rami
No. Lokasi Tinggi tempat Tipe Iklim pH
(m dpl) (Oldeman) Jenis tanah tanah

1. Wonosobo :
Kec. Kalikajar 750 B2 Ultisol 5,5 ± 6
Kec. Sapuran 740 B2 Ultisol 5,1 ± 5,4
Kec. Kepil 620 C2 Ultisol 5,4 ± 5,8

2. Garut : Andisol 5,0 ± 5,6


Pasir Wangi 1460 B2 Entisol 5,0 ± 5,4
Cigedug 1490 C1 Entisol 4,6 ± 4,9

3. Sukabumi (Salabintana) 900 C1 - 6,6 ± 6,8

4. Lampung Utara :
Madukoro 140 B1 - 6,4 ± 6,6
Sri Agung 150 B1 - 5.8 ± 6,6

5. Way Kanan (Baradatu) 40 C1 - 5.8 ± 6,0

6. Lampung Barat
(Sumberjaya) 900 B1 - -

7. Tanggamus :
Gisting Atas 700 B1 - -
8. OKU (Ulu Danau) 880 B1 - 5.5 ± 5.8
9. Muara Enim (Rekimai) 1460 B1 - 5±6
10. Lahat (Kota Agung) 800 B1 - 5,4 ± 6,.2
11. Musi Rawas (Bukit Ulu) 170 B1 - 5,6 ± 5,8

Sumber : Balittas (2005)

Kesesuaian Lahan rami yang seharusnya diterima petani agar


memperoleh keuntungan yang wajar (Tabel 9).
Tanaman rami membutuhkan tanah yang
Untuk itu, dilakukan pendekatan penerimaan
subur dan gembur dengan tekstur lempung,
selama satu tahun dari pola tanam yang diganti
berpasir, lempung berliat, lempung, dan
rami minimal sama dengan penerimaan usaha
lempung liat berdebu. Keasaman tanah (pH)
tani rami. Di Wonosobo, pola tanam yang diganti
yang dikehendaki berkisar antara 5,4-6,5. Kisaran
rami adalah Padi I-Padi II-Jagung.
curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan
Usaha tani rami pada tahun pertama masih
rami adalah 1.500-2.500 mm/tahun dengan hari
belum menguntungkan. Pada tahun I, hasil
hujan tersebar merata sepanjang tahun (Santoso
panen rami belum dapat diolah menjadi serat
dan Sastrosupadi, 2008). Berdasarkan persyaratan
karena pertumbuhan tanaman belum optimal.
tumbuh tersebut, lahan yang sesuai untuk
Biomassa dari panen tersebut dikembalikan ke
pengembangan rami sangat luas terutama di
areal pertanaman berfungsi sebagai mulsa atau
pulau Sumatera dan Jawa. Kondisi biofisik
bahan organik.
daerah pengembangan rami di Sumatera dan
Limbah dekortikasi dan sisa daun dapat
Jawa dapat dilihat pada Tabel 8.
diproses menjadi kompos dan pakan ternak,
dengan demikian petani masih dapat
Usahatani
memperoleh keuntungan tambahan dari hasil
Analisis usaha tani rami yang dihitung prosesing limbah tersebut. Hasil kompos
berdasarkan data percobaan rami yang mencapai 25 ton dengan nilai Rp. 2.500.000,00/ha/
dilaksanakan di Wonosobo tahun 1999-2003 tahun. Dari 66.286 kg brangkasan rami diperoleh
(Tirtosuprobo et al., 2007b). Dalam analisis usaha 26.514 kg (40%) daun hijau yang dapat diolah
tani rami juga dihitung tingkat harga produk menjadi 1.856 kg (7%) tepung daun kering senilai

Strategi Pengembangan Rami (RULLY DYAH PURWATI) 113


Tabel 9. Analisis usahatani serat kasar rami per hektar
Biaya usaha tani dan penyeratan (Rp 000,00) Produksi serat
Tahun Sarana Tenaga Oli Solar Total biaya (kg/ha)
produksi kerja
I 6.975 3.980 480 649,600 12.084,600 1.700
II 1.475 4.340 732 994,000 7.541,000 2.600
III 1.475 4.690 804 1.089,200 8.058,200 2.850
IV 1.475 4.610 780 1.051,400 7.916,400 2.750
V 1.475 3.190 480 649,600 5.794,600 1.700
Total 12.875 20.810 3.276 4.433,800 41.394,800 11.600
Rata-rata 2.575 4.162 655,2 886,760 8.278,960 2.320
Biaya usaha tani serat kasar rami/th = Rp. 8.278.960,00
Pendapatan usaha tani non rami = Rp. 7.601.800,00
Penerimaan usaha serat kasar rami/th = Rp. 15.880.760,00
Harga serat kasar rami/kg = Rp. 15.880.760,00/2.320 = Rp. 6.850,00
Sumber: Tirtosuprobo et al., 2007 b

Rp. 556.800,00. Total pendapatan yang diperoleh produsen rami untuk menyalurkan hasil seratnya
dari limbah tersebut adalah Rp. 3.056.800,00/ha/ (Tirtosuprobo et al., 2007b) 5). Pengembangan
tahun. Dengan demikian, usaha tani rami akan rami baru menguntungkan setelah tahun ke tiga,
lebih menguntungkan apabila terpadu dengan dan 6). Pabrik-pabrik tekstil yang ada di tanah air
usaha-usaha lain, seperti peternakan kambing belum banyak memanfaatkan serat rami sebagai
atau domba. benang untuk tekstil, karena mesin yang
digunakan adalah mesin pengolah kapas (serat
Kendala
pendek).
Kendala utama dalam pengembangan rami
adalah rendahnya produktivitas sebagai akibat
bahan tanaman yang belum murni. Berdasarkan STRATEGI PENGEMBANGAN RAMI
pengamatan di beberapa lokasi pengembangan,
dijumpai 3 - 8 jenis rami yang beragam Intensifikasi
(Sudjindro et al., 2007). Selain itu, persyaratan
tumbuh untuk rami di lahan pengembangan Peningkatan produktivitas dapat dilakukan
kadang kala belum terpenuhi. dengan penggunaan varietas unggul yang
Selain kendala teknis, beberapa kendala berproduktivitas tinggi yang telah dilepas
non-teknis yang dapat mempengaruhi (Ramindo 1) dan benih/bibit yang bermutu tinggi
pengembangan rami di Indonesia antara lain: 1). yang telah bersertifikat. Penggunaan varietas
Lokasi pengembangan umumnya jauh dari unggul dan bibit bermutu tersebut diharapkan
sarana transportasi, sehingga menambah biaya dapat meningkatkan produktivitas rata-rata di
produksi, 2). Pada proses penyeratan untuk tingkat petani dari 0,95 ton/ha/tahun menjadi 2-
mendapatkan serat kasar (china grass) diperlukan 2,5 ton/ha/tahun.
alat untuk memisahkan kulit rami dari batangnya Penggunaan varietas unggul dan bibit
yang disebut dekortikator (Winarto, 2005). Pada bermutu tinggi dalam pengembangan rami perlu
saat ini, di daerah pengembangan rami belum didukung dengan aplikasi teknik budidaya yang
tersedia alat dekortikator yang memadai, sesuai. Teknik budidaya rami meliputi beberapa
sehingga bila digunakan untuk memproses hal antara lain:
batang rami cepat mengalami kerusakan, 3). 1. Pembersihan lahan dan pengolahan tanah.
Kelembagaan yang ada belum sesuai untuk 2. Jarak tanam: yang umum digunakan adalah
pengembangan rami, 4). Kejelasan pasar dan 80 cm x 50 cm. Pada daerah yang kurang
kepastian harga serat rami belum banyak subur, jarak tanam lebih rapat dibandingkan
diketahui, dengan demikian akan menyulitkan pada daerah yang tanahnya subur.

114 Volume 9 Nomor 2, Des 2010 : 106 - 118


3. Pemupukan: Tanaman rami membutuhkan diurai hingga menyerupai serat kapas
pupuk dengan dosis tinggi, hal ini (Winarto, 2005) sehingga dapat dipintal
disebabkan setiap dua bulan sekali tanaman dengan menggunakan mesin pengolah serat
dipanen dengan cara memotong pangkal kapas yang tersedia di pabrik-pabrik tekstil
batang dekat permukaan tanah. Pupuk di Indonesia.
organik (pupuk kandang) dengan dosis 10
ton/ha/tahun atau pupuk kompos limbah
dekortikasi 5 ton/ha/tahun dapat diberikan
dengan cara disebar merata pada permukaan
tanah, kemudian diaduk agar bercampur
dengan tanah. Selain pupuk organik, pupuk
N, P, dan K diberikan pada saat awal tanam
dan setiap selesai panen dengan dosis 60 kg
N + 30 kg P2O5 + 30 kg K2O/ha/panen
(Sastrosupadi et al., 1991). Penambahan zat
pengatur tumbuh (ZPT) dan pupuk
pelengkap cair (PPC) dengan dosis tertentu
meningkatkan produksi serat kasar rami
hingga 60% (Sastrosupadi et al., 1999).
4. Panen: Panen pertama dilakukan saat
Gambar 3. Berbagai tipe dekortikator untuk
tanaman rami umur 90 hari. Pada panen
memisahkan serat dari kulit batang
pertama ini, batang rami belum dapat
rami
diambil seratnya karena masih terlalu muda.
Panen kedua, ketiga dan seterusnya
Ekstensifikasi
dilakukan pada setiap 60 hari sekali. Ciri-ciri
tanaman rami sudah waktunya dipanen Kebutuhan serat rami untuk mensubstitusi
adalah tanaman mulai berbunga dan kulit 40-45% kebutuhan kapas yang tahun ini
batang bagian bawah berubah warna dari mencapai 500.000 ton per tahun
hijau menjadi kecoklatan. Cara panen rami (www.tempointeraktif.com, 2010), sebesar
cukup dengan memotong batangnya, rata 200.000 - 225.000 ton per tahun serat siap pintal.
dengan permukaan tanah. Batang rami yang Apabila produksi serat rami (china grass) antara
telah dihilangkan daunnya kemudian 2.250-3.000 kg per ha atau setara dengan serat
dimasukkan ke dalam mesin dekortikator siap pintal sekitar 1.500-2.000 kg per ha, maka
(Gambar 3.) untuk menghasilkan serat kasar akan dibutuhkan luas areal pengembangan rami
(china grass). Untuk mendukung keberhasilan kurang lebih 134.000 ha.
pengembangan rami perlu ketersediaan Lahan yang sesuai untuk pengembangan
dekortikator dalam jumlah cukup di wilayah rami banyak dijumpai di beberapa wilayah di
pengembangan tersebut. pulau Sumatera dan Jawa, namun lokasi
5. Pengolahan serat: untuk menjadikan serat pengembangan umumnya jauh dari sarana
kasar menjadi serat siap pintal, beberapa transportasi, sehingga menambah biaya
tahap yang harus dilalui adalah: a). produksi. Untuk mengurangi biaya produksi
degumming yaitu menghilangkan sisa-sisa akibat kesalahan pemilihan lokasi, perlu
gum dan pektin yang masih menempel pada dilakukan perencanaan yang matang dan
serat, dapat dilakukan dengan cara kimia, b). pemilihan lokasi yang tepat sebelum dimulai
pemutihan serat dengan menggunakan pengembangan rami.
senyawa klorin dan hidrogen peroksida, c).
Diversifikasi
pelurusan serat, d). pemotongan serat
menjadi seukuran panjang serat kapas atau Pemanfaatan serat rami selain sebagai
poliester, dan e). penguraian bundel: serat bahan baku tekstil dapat digunakan sebagai

Strategi Pengembangan Rami (RULLY DYAH PURWATI) 115


bahan dasar pulp untuk menghasilkan selulosa. hal ini pihak pemerintah harus terlibat dalam
Pulp itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu kepemilikan kelembagaan untuk memudahkan
material/bahan yang bersifat halus dan lembab kebijakan. Permodalan yang digunakan untuk
yang terdiri dari bahan serat kayu. Pulp membiayai kebutuhan biaya operasional dan
merupakan bahan baku utama untuk aneka jenis overhead diharapkan dapat didukung oleh bank
kertas dan plywoods serta produk turunan yang pemerintah.
lainnya. Pemasaran serat rami perlu mendapatkan
Selulosa diolah lebih lanjut menjadi nitro dukungan kebijakan dari Kementerian Perin-
selulosa (NC), sebagai salah satu unsur utama dustrian, Dinas Perindustrian dan Dinas
dalam pembuatan bahan peledak dan atau Perdagangan Propinsi dan Kabupaten, serta
propelan (propellant) yaitu isian dorong untuk penyerapan hasil serat rami oleh konsumen
meledakkan peluru. Serat rami (China grass) (pabrik tekstil). Dukungan tersebut diperlukan
mempunyai kadar selulosa … yang tinggi dan karena produksi rami dalam bentuk siap diterima
kadar pentosan, sari serta lignin rendah. Proses industri tekstil dan pemintalan belum tersedia.
pemutihan melalui lima tahapan klordioksida Dengan adanya dukungan kebijakan, diharapkan
dan ekstraksi serta pencucian secara berulang serat rami dapat dipasarkan secara optimal.
dapat menghasilkan pulp putih larut (dissolving Konsep pengembangan rami yang
pulp) dengan kadar selulosa diatas 90% yaitu komprehensif yaitu harus ada pabrik pemintalan
antara 94,06% - 98,16% yang memenuhi syarat benang rami (serat panjang) dengan kapasitas
untuk menghasikan nitro selulosa sebagai bahan produksi yang memadai (misal: 1 ton benang
baku propelan/bahan peledak. (Tarmansyah, pada tahun pertama). Pasokan bahan baku
2007) disediakan oleh kebun inti (manajemen pabrik)
Serat rami dapat juga digunakan sebagai dan plasma (petani/rakyat). Pembagian keun-
bahan baku pembuatan komposit yang ramah tungan di tiap rantai tata niaga diupayakan
lingkungan dan berpotensi menggantikan logam berdasarkan keadilan dengan memperhatikan
dan plastik. Produk-produk komposit seperti kondisi upah dan jaminan hidup. Peran
particle dan fibre board yang berbahan baku serat pemerintah setempat sangat penting untuk
rami memiliki kualitas tinggi untuk interior memberikan dukungan terhadap pendirian dan
mobil, pembangunan perumahan, industri operasional pabrik dan kegiatan lain melalui
elektronik dan lain-lain (Kozlowski, 2003). APBD.
Komposit serat rami juga dapat digunakan untuk
pembuatan aksesories interior dan eksterior KESIMPULAN
kendaraan bermotor, seperti modifikasi bemper
Berdasarkan potensi yang terdapat pada
dengan variasi geometri dan pewarnaan (BBPT,
tanaman rami dan kebutuhan serat rami yang
2009). Mulai tahun 2010, serat rami juga
cukup tinggi, baik untuk subtitusi serat kapas
digunakan sebagai bahan bioplastik yang ramah
maupun untuk bahan baku diversifikasi produk,
lingkungan pada industri mobil Toyota (Anonim,
maka pengembangan rami di Indonesia perlu
2010).
digalakkan kembali. Beberapa kendala yang
Kelembagaan (pembiayaan dan pemasaran) dihadapi dalam pengembangan rami selama ini
Kelembagaan yang diperlukan untuk perlu diantisipasi dengan menggunakan strategi
mendukung pengembangan rami adalah pengembangan yang tepat. Strategi pengem-
lembaga pengelola, lembaga permodalan dan bangan rami yang konstruktif meliputi
lembaga pemasaran. Lembaga pengelola yang intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan
diharapkan dapat berfungsi yaitu BUMN milik kelembagaan dalam tulisan ini diharapkan dapat
pemerintah kabupaten pengembang rami dengan memperbaiki pengembangan rami di Indonesia.
share holder pusat dan propinsi. Selain itu, perlu Intensifikasi yang meliputi pemanfaatan varietas
diusahakan koordinasi yang memungkinkan unggul dan benih bermutu tinggi merupakan
pihak investor masuk sebagai share holder. Dalam strategi utama yang mutlak diperlukan dalam

116 Volume 9 Nomor 2, Des 2010 : 106 - 118


upaya peningkatan produktivitas pengembangan pengembangan rami di Kabupaten
rami. Garut. Prosiding Lokakarya Model
Pengembangan Agribisnis Rami. Garut
DAFTAR PUSTAKA 24 November 2005. Puslitbang
Perkebunan, Bogor, p 14-19.
Alibaba.com. 2010. Pure ramie supplier. Djumali, S. Mulyaningsih, dan B. Santoso. 2007.
http://w.w.w.alibaba.com/products/ram Respon tiga klon rami terhadap aplikasi
ie-fabric/--100000408......y.html [Diakses pupuk P pada tahun pertama di
26 September 2010] Wonosobo. Prosiding Lokakarya Model
Anonim. 2007. Dukungan pemerintah Kabupaten Pengembangan Agribisnis Rami. Garut
Garut pada pendirian pabrik pemintalan 24 November 2005. Puslitbang
rami (serat panjang) di Kabupaten Garut. Perkebunan, Bogor, p 62-71.
Prosiding Lokakarya Model Pengem- FAO. 2009. Ramie. Not widely known outside the
bangan Agribisnis Rami. Garut 24 East Asian countries that produce it,
November 2005. Puslitbang Perkebunan, ramie is lightweight, silky and made for
Bogor, p 33-39. summer.
Anonim. 2010. Ramie. http://en.wikipedia.org/ http://w.w.w.naturalfibres2009.org/en/fib
wiki/ramie. [Diakses 27 Maret 2010] res/ramie-html [ diakses 2 April 2010]
Balai Besar Tekstil. 2007. Persyaratan mutu serat FAO. 2010. FAOSTAT of ramie imports and
rami dan teknologi untuk industri tekstil exports.
dalam mendukung pilot project agribisnis http://faosta.fao.org/site/342/default.aspx
rami di Kabupaten Garut. Prosiding [diakses 27 Maret 2010]
Lokakarya Model Pengembangan Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia.
Agribisnis Rami. Garut 24 November Jilid II. Badan Litbang Kehutanan,
2005. Puslitbang Perkebunan, Bogor, p Jakarta, p 705-709.
24-32 Kozlowski, R., M. Rawluk, and J. Barriga, 2003.
Balittas , 2005. Studi Kelayakan Agribisnis Rami World Production of Bast Fibrous Plants
Sebagai Penghasil Bahan Baku Serat and Their Diversified Uses. Proceeding of
Untuk Industri TPT. Laporan Hasil the International Kenaf Symposium,
Penelitian Balai Penelitian Tanaman August 19-21. Beijing, China.
Tembakau dan Serat, Malang. (Tidak Musaddad, M.A. 2007. Agribisnis tanaman rami.
dipublikasikan). Panebar Swadaya. Depok. 82 hlm.
BPPT. 2009. Sosialisasi aplikasi komposit serat Moerdoko, W. 1993. Rami, pemasaran dan
alam ramie. http://w.w.w.bppt.go.id/ prospeknya. Prosiding Seminar Nasional
index.php?Option=com_content&id=292: Rami. Balittas, Malang, p 22-38.
sosialisasi-aplikasi-kompositserat ramie Plantus. 2010. Tanaman Ramie Komoditas
[Diakses 2 April 2010] Prospektif.
Budi-Saroso, A. Sastrosupadi, B.W. Winarto dan http://anekaplanta.wordpress.com/2010/0
S. Sugesty. 1999. Pemanfaatan limbah 1/28/tanaman-ramie-komoditas-
dekortikasi rami untuk pulp kertas. prospektif [diakses 21 Agustus 2010]
Laporan Hasil Penelitian. Balittas, Sagala, A. 2007. Kebijakan sektor industri TPT
Malang. dalam mendukung pengembangan kapas
Cool-organic-clothing.com. 2008. Ramie fibre- dan rami pasca pencabutan subsidi
from silky soft to coarse denim. ekspor kapas negara maju. Prosiding
http://w.w.w.cool-organic-clothing.com/ Lokakarya Nasional Kapas dan Rami.
ramie-fiber.html [Diakses 22 September Surabaya 15 Maret 2006. Puslitbang
2010] Perkebunan, Bogor, p 20-23.
Ditjenbun. 2007. Kebijakan pengembangan rami Santoso, B. 2005. Teknik budi daya rami. Di
dan dukungan pada pilot project dalam Rachman A., et al. (eds) Rami

Strategi Pengembangan Rami (RULLY DYAH PURWATI) 117


(Boehmeria nivea Gaud.). Monograf No. 8. terhadap pertumbuhan kambing.
Balittas. Malang, hlm 18-28 Prosiding Lokakarya Model Pengem-
Santoso, B., dan A. Sastrosupadi. 2008. Budidaya bangan Agribisnis Rami. Garut 24
tanaman rami (Boehmeria nivea Gaud.) November 2005. Puslitbang Perkebunan,
untuk produksi serat tekstil. Bayumedia Bogor, hlm 72-79.
Pub. Malang. 88 hlm. Sudjindro. 2005. Pemuliaan tanaman rami
Sastrosupadi, A., Soenardi dan B. Santoso. 1991. (Boehmeria nivea Gaud.). Di dalam
Pengaruh paket pupuk organik dan Rachman A., et al. (eds) Rami (Boehmeria
anorganik terhadap pertumbuhan rami nivea Gaud.). Monograf No. 8. Balittas.
(Boehmeria nivea Gaud.) pada tanah Malang, hlm 11-17.
latosol Sukabumi. PTTS, 6 (1):63-76. Sudjindro, A. Sastrosupadi, Mukani, B. Santoso,
Sastrosupadi, A., M. Romli, dan B. Santoso. 1999. Winarto, B.W., dan S. Tirtosuprobo. 2007.
Respon klon rami terhadap Keragaan dan strategi pengembangan
penyemprotan ZPT dan PPC. Jurnal Littri rami di Indonesia. Prosiding Lokakarya
4 (6):174-178 Model Pengembangan Agribisnis Rami.
Sastrosupadi, A. 2005. Pengembangan rami Garut 24 November 2005. Puslitbang
(Boehmeria nivea Gaud.) di Indonesia. Di Perkebunan, Bogor, hlm 1-13.
dalam Rachman A., et al. (eds) Rami Swicofil. 2010. Ramie. http//www.swicofil.com/
(Boehmeria nivea Gaud.). Monograf No. 8. products/007ramie.html [Diakses 5 April
Balittas. Malang, hlm 60-67. 2010]
Scruggs, B., and J. Smith. 2010. Ramie: old fiber- Tarmansyah, U.S. 2007. Pemanfaatan serat rami
new image. http://ohioline.osu.edu/hyg- untuk pembuatan selulosa.
fact/5000/5501.html [Diakses 5 April http://bulletinlitbang.dephan.go.id/index.
2010] asp?vnomor=18&mnorutisi=3[Diakses 31
Setyo-Budi, U., R.S. Hartati, dan R.D. Purwati. Desember 2010]
2005. Adaptasi klon-klon rami di antara Tirtosuprobo, S., U. Setyo-Budi, dan B. Santoso.
kelapa. Jurnal Littri, 11(4):140-145. 2007a. Usaha tani rami di sela-sela pohon
Setyo-Budi, U., Sudjindro, dan R.S. Hartati. 2006. kelapa. Prosiding Lokakarya Model
Klon-klon unggul rami. Usulan Pengembangan Agribisnis Rami. Garut
pemutihan klon-klon : Pujon 10, Bandung 24 November 2005. Puslitbang
A, dan Seikei Seiskin sebagai Varietas Perkebunan, Bogor, hlm 89-93.
Unggul Nasional. Balai Penelitian Tirtosuprobo, S., B.W. Winarto, dan M. Sahid.
Tanaman Tembakau dan Serat, Malang. 2007b. Peluang pengembangan rami
20 hlm. untuk suplemen kapas. Prosiding
Setyo-Budi, U. 2007. Pengadaan bibit unggul rami Lokakarya Nasional Kapas dan Rami.
dengan rizoma. Prosiding Lokakarya Surabaya 15 Maret 2006. Puslitbang
Model Pengembangan Agribisnis Rami. Perkebunan, Bogor, hlm 167-173.
Garut 24 November 2005. Puslitbang Winarto, B.W. 2005. Pengolahan serat rami kasar
Perkebunan, Bogor, hlm 49-54. (china grass) menjadi serat siap pintal. Di
Sudibyo, N., S. Mulyaningsih dan B. Santoso, dalam Rachman A., et al. (eds) Rami
2007. Pengaruh proporsi limbah daun (Boehmeria nivea Gaud.). Monograf No. 8.
rami dalam konsentrat pakan lengkap Balittas. Malang, hlm 45-54.

118 Volume 9 Nomor 2, Des 2010 : 106 - 118

Anda mungkin juga menyukai