(Krisnayanti, Syamsudin)
PENGARUH SUHU EKSTRAKSI KULIT BUAH PAPAYA DENGAN PELARUT HCL 0,1N
PADA PEMBUATAN PEKTIN
Krisnayanti1), Syamsudin2)
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
syamsudin_ab@gmail.com
ABSTRAK. Pepaya (Carica papaya L.) pada umumnya dimanfaatkan oleh konsumen hanya
daging buahnya saja. Sedangkan kulitnya selalu terbuang sia-sia. Oleh karena itu kami
memanfaatkan limbah kulit pepaya yang sudah tidak dimanfaatkan lagi sebagai bahan baku
pembuatan pektin dengan cara mengekstraksi kulit pepaya dengan pelarut asam mineral
encer (HC1 0,1 N).
Pektin digunakan secara luas sebagai komponen fungsional pada industri makanan karena
kemampuannya membentuk gel encer dan menstabilkan protein (May, 1990). Penambahan
pektin pada makanan akan mempengaruhi proses metabolisme dan pencernaan khususnya
pada adsorpsi glukosa dan tingkat kolesterol (Baker, 1994). Selain itu, pektin juga dapat
membuat lapisan yang sangat baik yaitu sebagai bahan pengisi dalam industri kertas dan
tekstil, serta sebagai pengental dalam industri karet.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh suhu ekstraksi terhadap rendemen pektin dari
kulit pepaya. Penelitian ini dilakukan di laboratorium PTK II Fakultas Teknik Universitas
Muhammdaiyah Jakarta dan di PT Akasha Wira International. Penelitian dilakukan selama 3
bulan dari bulan Januari - Maret 2013.Variabel yang digunakan dalam peneliatan ini yaitu
ZDNWX HNVWUDNVL PHQLW GHQJDQ YDULDVL VXKX HNVWUDNVL ¶& ƒ& ƒ& °C dan 90°C ).
47
KONVERSI Vol. 2 No.2 Oktober 2013 ISSN 2252-7311
48
Pengaruh Suhu Ekstraksi Kulit Buah Papaya Dengan Pelarut Hcl 0,1n Pada Pembuatan Pektin
(Krisnayanti, Syamsudin)
pangan. Selain sebagai elemen struktural berbentuk pasti) yang dapat mengembang
pada pertumbuhan jaringan dan komponen bila molekul air "teijerat" di antara
utama dari lamella tengah pada tanaman, ruang-ruang.
pektin juga berperan sebagai perekat dan
menjaga stabilitas jaringan dan sel
(Herbstreith dan Fox, 2005). Pektin
merupakan senyawa polisakarida dengan
bobot molekul tinggi yang banyak terdapat
pada tumbuhan. Pektin digunakan sebagai
pembentuk gel dan pengental dalam
pembuatan jelly, marmalade, makanan
rendah kalori dan dalam bidang farmasi
digunakan untuk obat diare (National
Research Development Corporation,
2004).
Pektin berasal dari bahasa" Yunani
³SHFWRV´ \DQJ EHUDUWL PHQJHQWDO DWDX
menjadi padat (kaku). Pektin ditemukan
oleh Vauquelin dalam jus buah sekitar 200
Gambar 2.2 Struktur Senyawa Pektin
tahun yang lalu. Pada tahun 1790, pektin
Pektin mempunyai sifat terdispersi dalam
belum diberi nama. Nama pektin pertama
air, dan seperti halnya asam pektat. Dalam
kali digunakan pada tahun 1824, yaitu
bentuk garam, pektin berfungsi dalam
ketika Braconnot melanjutkan penelitian
pembuatan jeli dengan gula dan asam.
yang dirintis oleh Vauquelin. Braconnot
Pektin dengan kandungan metoksil rendah
menyebut substansi pembentuk gel
adalah asam pektinat yang sebagian besar
tersebut sebagai asam pektat (Herbstreith
gugusan karboksilnya bebas tidak
dan Fox, 2005).
teresterkan. Pektin dengan metoksil
Pada umumnya, pektin tidak menunjukkan
rendah ini dapat membentuk gel dengan
struktur yang pasti. Bentuk residu asam
ion-ion bervalensi dua. Untuk membentuk
D-galakturonat paling banyak dari molekul,
gel pektin, harus ada senyawa
dalam- PHPLVDKNDQ GDHUDK µVPRRWK ¶ GDQ
pendehidrasi (biasanya gula) dan harus
µUDPEXW\ ¶ &KDSOLQ &DPSXUDQ
ditambahkan asam dengan jumlah yang
enzim dengan sifat khusus yang dapat
cocok.
meningkatkan aktifitas spesifik, dapat
Pektin merupakan serbuk halus atau
dibuat dengan mengkombinasikan
sedikit kasar, berwarna putih dan hampir
masing-masing protein mumi atau setiap
tidak berbau. Bobot molekul pektin
domain dari organisme yang
bervariasi antara 30.000 - 300.000 (Kirk
memproduksinya atau dari rekombinan
and Othmer, 1952). Kelarutan pektin
organisme. Kombinasi tersebut dapat
berbeda-beda, sesuai dengan kadar
enzim mumi yang berasal dari organisme
metoksilnya. Pektin tak larut dalam aseton
berbeda atau suplementasi enzim kasar
dan alkohol (Kirk and Othmer, 1952).
dengan enzim mumi atau suplementasi
Semua tumbuhan hijau mengandung
enzim mumi dengan domain yang
pektin yang bersama selulosa dapat
mengikat selulosa dari organisme lainnya
mempengaruhi sifat struktural buah dan
atau dengan kofaktor spesifik (Howard et
sayuran. Pektin terdiri dari unit-unit asam
al. 2003).
galakturonat dan asam galakturonatmetil
Asam galakturonat memiliki gugus
ester yang membentuk rantai polisakarida
karboksil yang dapat saling berikatan
linear dan secara normal diklasifikasikan
dengan ion Mg2+ atau Ca2+ sehingga
berdasarkan derajat esterifikasinya. Pektin
berkas-berkas polimer "berlekatan" satu
termasuk karbohidrat koloid larut air yang
sama lain. Ini menyebabkan rasa "lengket"
terdapat dalam buah atau sayuran matang
pada kulit. Tanpa kehadiran kedua ion ini,
dan dapat digunakan dalam pembuatan jeli
pektin larut dalam air. Garam-garam Mg-
dan selai buah.
atau Ca-pektin dapat membentuk gel,
Pektin yang dimanfaatkan untuk makanan
karena ikatan itu berstruktur amorf (tak
merupakan suatu polimer yang berisi unit
49
KONVERSI Vol. 2 No.2 Oktober 2013 ISSN 2252-7311
50
Pengaruh Suhu Ekstraksi Kulit Buah Papaya Dengan Pelarut Hcl 0,1n Pada Pembuatan Pektin
(Krisnayanti, Syamsudin)
51
KONVERSI Vol. 2 No.2 Oktober 2013 ISSN 2252-7311
52
Pengaruh Suhu Ekstraksi Kulit Buah Papaya Dengan Pelarut Hcl 0,1n Pada Pembuatan Pektin
(Krisnayanti, Syamsudin)
53
KONVERSI Vol. 2 No.2 Oktober 2013 ISSN 2252-7311
waktu ekstraksi terhadap pektin yang secara kuantitatif yaitu dengan penetapan
dihasilkan. kadar metoksil dan asam galakturonat.
Kulit pepaya yang telah kering dan menjadi Pemerian : Serbuk halus, berwarna putih
serbuk ditimbang sebanyak ±15 gr. kekuningan dan hampir tidak berbau.
Pengaturan pH dilakukan dengan Identifikasi :
menambahkan asam khlorida 0.1 N 1 gram + 9 ml H2O (dipanaskan), maka
sebanyak 250 ml (pH = 1,5). Ekstraksi akan terbentuk gel yang kaku pada saat
dilakukan di atas heater dengan suhu dan pendinginan.
waktu bervariasi sebagai perlakuan. (1 dalam 100) + etanol R (volume 1:1),
Waktu ekstraksi yang digunakan dalam maka akan terbentuk endapan bening.
penelitian ini adalah 30 menit, 45 menit, 60 5 ml larutan (1 dalam 100) + 1 ml NaOH
menit, 90 menit, 120 menit dan 150 menit. 2N, biarkan pada suhu kamar, maka akan
Campuran yang telah diekstrak disaring terbentuk gel.
dengan menggunakan kain saring yang Asamkan gel dengan HC1 3N, kocok, akan
tipis dan diperas untuk memisahkan filtrat terbentuk endapan seperti gelatin (tidak
dari ampasnya. Kemudian dilakukan berwarna), menjadi putih dan menggumpal
pengentalan sampai volume menjadi bila didinginkan.
setengah volume semula dengan Penetapan Kadar Gugus metoksil:
pemanasan di atas waterbath. Timbang 500 mg serbuk pektin, kemudian
Pengendapan Pektin dilarutkan dengan 2 ml etanol 96% dan 100
Filtrat yang telah dikentalkan didinginkan ml aquadest. Titrasi menggunakan titran
sampai dengan suhu kamar kemudian NaOH 0,1 N LV dan indikator PP LP
dilakukan pengendapan pektin dengan sebanyak 5 tetes. Titik akhir yang didapat
menambahkan alkohol yang telah adalah Merah Muda Seulas. (Diperoleh VI)
diasamkan dengan menambahkan 2 ml Kemudian ditambahkan 20,0 ml NaOH 0,1
asam khlorida per satu liter etanol. N LV, tutup, kocok (biarkan 15 menit),
Perbandingan filtrat dengan etanol asam tambahkan 20,0 ml HC1 0,1 N LV (kocok
yang ditambahkan adalah 1 : 1.5. Proses hingga warna merah muda menghilang), +
pengendapan dilakukan selama 12 jam. indikator PP LP, titrasi dengan NaOH 0,1 N
Endapan pektin yang terbentuk disaring LV. Titik akhir yang didapat adalah Merah
dengan menggunakan vakum untuk Muda Seulas. (Diperoleh V2) (BM Metoksil
memisahkan endapan pektin dari larutan ~ 31 gr/mol -OCH3).
etanol asam dan air. Penetapan Kadar Asam Galakturonat:
Pencucian Kadar asam galakturonat dapat diketahui
Endapan pektin yang diperoleh dicuci dari penetapan kadar metoksil yaitu
dengan menggunakan alkohol 96% hingga dengan menjumlahkan volume pada titrasi
bebas khlorida. Pemisahan endapan pektin pertama (VI) dan volume titrasi kedua (V2)
dengan etanol bekas cucian dilakukan dengan rumus sbb :
dengan vakum. Untuk mengetahui (BM Galakturonat ~ 194 gr/mol C6H10O7).
terdapatnya khlorida, dapat dilakukan
dengan menambahkan beberapa tetes Rumus Kadar Galakturonat =
larutan perak nitrat (AgN03) pada cairan [(V1 + V2)xNxBMgalakturonat] xl00%
bekas cucian. Apabila khlorida masih ada, (Berat Pektin)
maka akan terbentuk endapan putih
(AgCl). HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengeringan
Pengeringan pektin basah hasil cucian Hasil Penelitian Pendahuluan
dilakukan dalam oven pada suhu 40°C Rendemen Pektin
hingga kering. Rendemen adalah nilai perbandinngan
antara hasil yang kita peroleh saat
Metode Analisa penelitian berbanding dengan bahan baku
Pektin kering yang diperoleh diuji secara yang kita gunakan.
kualitatif terlebih dahulu yaitu dengan
melihat pemerian dan melakukan uji Hasil Penelitian
identifikasi selanjutnya dilakukan pengujian Hasil penelitian pada waktu optimum 90
54
Pengaruh Suhu Ekstraksi Kulit Buah Papaya Dengan Pelarut Hcl 0,1n Pada Pembuatan Pektin
(Krisnayanti, Syamsudin)
menit dengan variabel suhu 50°C, 60°C, semakin sering sehingga akan diperoleh
70°C, 80°C dan 90°C dapat dilihat pada pektin yang banyak. Kenaikan suhu
tabel dibawah mempengaruhi proses pelarutan sehingga
Tabel 4.3 Hasil Rendemen, Kadar Metoksil berlangsung lebih cepat, tetapi temperatur
dan Asam Galakturonat yang lebih tinggi juga tidak diinginkan
Wakt Suh Rendem Kadar Kadar karena dapat menyebabkan degradasi
u u en Metok Galakturo yang semakin cepat dan pada akhirnya
Pektin sil nat akan merusak senyawa pektin yang di
(meni (°C) (%) (%) (%) ekstraksi sehingga mulai terjadi penurunan
t) rendemen pektin setelah suhu 80°C.
55
KONVERSI Vol. 2 No.2 Oktober 2013 ISSN 2252-7311
56