TUGAS II
ALIH JENJANG
PROGRAM STUDI D-4 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2019
1. Pengertian Enzim Pektinase
Pektinase adalah nama umum dari kelompok enzim yang mengatalisis hidrolisis
ikatan glikosidik pada polimer pektat atau enzim yang berperan dalam degradasi
substansi pektin. Pektinase merupakan enzim komersial yang dapat merusak pektin
zat pektat (pektin) melalui depolimerisasi (hidrolase dan liase), pektinase juga dapat
Pektinase adalah enzim yang digunakan dalam degradasi molekul pektin (Jacob
et al., 2008). Enzim pektinase dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu enzim yang
(hidrolase dan liase) dan protopektinase. Enzim deesterifikasi memotong ikatan ester
antara gugus karboksil dari unit asam poligalakturonat dengan gugus metil. Enzim
1998). Pektinesterase atau pektin metilesterase (PME) merupakan enzim yang yang
memutus ikatan antara gugus karboksil dengan gugus metil pada asam poligalakturonat
enzim yang menghidrolisis molekul pektin dengan derajat esterifikasi yang sangat
eliminasi menghasilkan
oligogalakturonat dengan ikatan C4-C5 tak jenuh. Pektat liase bekerja pada pektin
dengan derajat esterifikasi yang rendah atau tidak teresterifikasi dan memerlukan Ca2+
untuk meningkatkan aktivitasnya. Sedangkan pektin liase bekerja pada pektin dengan
derajat esterifikasi yang cukup tinggi dan aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh Ca2+
Mekanisme kerja enzim pektinase: pektin metil esterase (PME), pektin liase (PL),
poligalakturonase (PG), dan pektat liase (PAL) (Alkorta et al., 1998)
2. Aplikasi Enzim Pektinase
Aplikasi enzim pektinase sangat luas, mencakup industri pangan dan non-
pangan, pektinase dapat digunakan pada proses ekstraksi dan klarifikasi jus buah dan
wine, ekstraksi minyak, flavour, dan pigmen dari tanaman, digunakan untuk
pengolahan serat selulosa untuk pembuatan linen, goni (jute), dan tali rami (hemp),
sebagai salah satu bahan yang dapat diterapkan dalam produksi oligogalakturonida
fermentasi teh dan kopi (Phutela et al. 2005). Pektinase berguna terhadap
menurunkan viskositas sari buah yang kaya akan pektin kasar, memperpendek waktu
penekanan (press-time), dan meningkatkan laju alir sari buah (juice flow) (Heerd et al.
2012), selain itu pektinase dapat juga digunakan untuk melunakkan dinding sel dan
mampu meningkatkan rendemen ektrak jus dari buah sehingga enzim pektinase
menjadi salah satu enzim yang penting pada industri pangan (Oyeleke 2012).
Juice buah yang masih segar terlihat keruh dan kental. Penggunaan enzim
– partikel yang dapat menggelapkan juice disatukan dan diendapkan. Hal ini
memungkinkan untuk mendapatkan juice yang terang dengan filtrasi atau sentrifusi.
Bauman (1981), menetapkan bahwa ada tiga fase dalam penjernihan yaitu
destabilisasi, koagulasi dan sedimentasi. Dalam penjernihan juice, pektin harus cukup
pektin sangat penting sewaktu filtrasi, sebab jika tidak terdegradasi pektin akan
Peningkatan waktu atau peningkatan tingkat enzim yang digunakan sering membantu
Penggunaan enzim pada industri sari buah meliputi dua pokok reaksi. Pertama
adalah pemecahan protopektin yang tidak larut dan yang kedua adalah degradasi pektin
Pemecahan protopektin banyak terdapat pada dinding sel yang berfungsi antara
lain menghasilkan sari buah yang lebih banyak pada waktu ekstraksi, menurunkan
Menurut Tressler dan Woodroof (1976), sari buah yang diperoleh disaring dengan
saringan 100 – 150 mesh, selanjutnya ditambahkan dengan enzim pektinase. Enzim
pektin metil esterase dari pektinase akan menghidrolisis pektin di dalam sari buah
menjadi metanol dan asam poli galakturonat. Enzim poli galakturonase menghidrolisa
dipisahkan dari endapannya dengan cara filtrasi atau sentrifusi dan dipasteurisasi pada
Penjernihan sari buah dengan enzim pektinase ini tergantung dari jumlah enzim
yang ditambahkan, suhu dan waktu proses. Misalnya pada penjernihan sari buah apel
sebanyak 100 gallon dengan menggunakan pektinol A (nama dagang dari pektinase)
jam. Pektinol A aktif pada selang suhu 0 – 600 C dengan suhu optimal 37,80 C.
Bila inkubasi dilakukan pada suhu 200 C diperlukan waktu 93 menit, pada suhu
300 C diperlukan waktu 50 menit dan bila pada suhu 400 C diperlukan waktu 34 menit.
(Winarno, 1983)
Penjernihan dapat dilakukan pada suhu kamar dan dibiarkan selama 10 – 16 jam
dan diakhiri dengan penyaringan yang baik. “Afterhaze” adalah suatu gejala yang
terjadi bila sari buah yang telah dijernihkan menjadi keruh kembali. Hal ini dapat
terjadi bila penyaringan dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dari suhu penyimpanan.
Keadaan ini dapat diatasi dengan menambahkan gelatin dengan kadar yang tinggi serta
senyawa dengan berat molekul rendah, misalnya katekin dan proantosianidin yang
memisahkan sisa – sisa senyawa yang belum terendapkan. Penambahan asam askorbat
dapat membantu mencegah oksidasi dari beberapa “precursor” dan dapat menghasilkan
Enzim pektinase memecahkan ikatan ester antar grup karboksil asam galakturonat
Secara umum reaksi yang dikatalisis enzim pektinase dalam pangan adalah sebagai
berikut :
Reaksi hidrolisis pektin sering terjadi dalam pengolahan sari buah yang
diperoleh. Enzim pektinase memecah gugus metil metil ester pada molekul pektin
sehingga terbentuk asam pektat dengan rantai polimernya tetap utuh. Gugus karboksil
bebas pada asam bereaksi dengan kation polivalen yang terdapat di dalam sari buah
sehingga membentuk garam perekat yang tidak larut. Bila kation polivalen terdapat
cukup bnyak maka akan terbentuk gel padat di dalam sari buah. Tetapi bila jumlahnya
Anonim. 1979. Characterization of Pectinex and Ultrazym. Swiss Ferment Company Ltd :
Basel
Bauman, J. W. 1981. Enzyme and Food Processing. Di dalam Birch, Blakebrough dan
Parker. Applied Science Publishers P 129 : London