NIM : 205070301111021
Kelas : 1A3
ENZIM PANGAN
1. Enzim Fenolase
Enzim Fenolase, atau yang bisa disebut juga polifenolase atau Polifenol
oksidase (PPO), merupakan enzim yang bertanggung jawab untuk terjadinya
reaksi pencoklatan. Enzim fenolase adalah suatu enzim yang termasuk pada
golongan oksidoreduktase yang mengkatalisis proses hidrosilasi senyawa
monofenol menjadi senyawa difenol, kemudian dilanjutkan dengan
mengkatalisis proses oksidasi difenol menjadi kuinon. Senyawa kuinon yang
terbentuk sangat reaktif sehingga akan mengalami reaksi polimerisasi
menghasilkan pigmen merah, coklat dan hitam yang disebut pigmen melanin.
Kesemuanya ini menampakkan warna kecoklatan pada jaringan buah -
buahan dan sayur -sayuran yang memar (Jibril, 2018). Pigmen coklat yang
dihasilkan akan membentuk pertahanan terhadap patogen. Keadaan ini
secara sederhana dapat dibuktikan bila buah apel yang telah dikupas atau
mendapat perlakuan pelukaan, maka dalam tempo satu hingga dua jam di
udara terbuka akan mencoklat, ini menunjukkan bahwa enzim fenolase hadir
dalam proses pencoklatan.
Enzim fenolase bekerja pada jaringan yang luka atau rusak pada
tanaman. Ini terjadi akibat adanya polimerasi spontan dan cross-linking o –
quinon. Apabila difenol menjadi o -quinon, atau sering disebut sebagai
aktivitas katekolase (oksidoreduktase oksigen difenol). Senyawa quinon
adalah senyawa yang memiliki molekul elektrofilik reaktif, dapat
berpolimerisasi, dan berperan dalam pembentukan pigmen coklat dan hitam.
Enzim fenolase dalam tanaman tingkat tinggi memiliki peran secara fisiologis
yaitu dalam pembentukan pigmen, penghalangan molekul oksigen pada
kloroplas, serta pemblokiran radikal bebas dalam jaringan fotosintesis. Dilihat
dari strukturnya, fenolase (dalam hal ini katekol oksidase) memiliki enam ligan
berupa histidin dan salah satu dari ligan tersebut berikatan secara kovalen
dengan sistein.
Enzim fenolase ini aktif pada pH 3 hingga 8,5. Aktivitas maksimum enzim
fenolase yaitu pada pH 7. Pada sel tumbuhan, enzim ini terdapat di dalam
vakuola sel dan letaknya terpisah dengan senyawa -senyawa fenol yang
terdapat dalam tumbuhan tersebut. Inilah sebabnya reaksi pencoklatan akan
terjadi hanya jika jaringan atau selnya rusak. Fungsi dari enzim fenolase ini
dalam sel yang utuh belum diketahui secara pasti, diperkirakan enzim ini
berfungsi sebagai pemacu biosintesis lignin atau berpartisipasi dalam
perlindungan mekanik dari jaringan tumbuhan yang luka atau memar (Jibril,
2018).
2. Enzim Pektinase
Pektinase merupakan enzim yang berperan dalam proses degradasi
molekul pektin (polisakarida) yang umumnya berada pada sel tumbuhan.
Pada umumnya, pectin berperan dalam membentuk struktur tubuh tumbuhan
sehingga menjadikan tumbuhan tersebut kuat dan kaku. Pektin adalah
matriks seperti jelly yang menyusun komponen dinding bersama dengan fibril
selulosa. Pektinase adalah enzim yang memecah pektin, polisakarida
yang ditemukan di dinding sel tanaman. Biasanya disebut enzim
pectolyase, pectozyme dan poligalakturonase. Pektinase mampu
mendegradasi beberapa jenis molekul pektin, yaitu protopektin, pektin, asam
pektinat, asam pektik, dan rhamnogalakturonan.
Kemampuan pektinase mendegradasi molekul keras pektin membuat
pektinase terlibat langsung dalam siklus karbon di alam. Pektin dipecah
sehingga menghasilkan molekul galakturonan jenuh dan tak jenuh, kemudian
dikatabolis menjadi 5-keto-4-deoksi-uronat. Pada reaksi selanjutnya, molekul
ini akan diubah menjadi piruvat dan 3-fosfogliseraldehida (Susanti, 2017).
Beberapa mikroorganisme mampu menghasilkan enzim pektinase seperti
Aspergillus flavus, Fusarium oxysporum, dan Botrytis cinerea.
Enzim pektinase menyebabkan pelunakan pada buah dan jumlahnya
akan meningkat seiring dengan pematangan buah. Poligalakturonase, salah
satu jenis enzim yang memecah golongan pektin, berperan dalam proses
pematangan buah secara alami (Susanti, 2017). Poligalakturonase juga
merupakan salah satu pektinase komersial yang paling banyak dipelajari
dan banyak digunakan. Pektinase dapat diekstraksi dari jamur benang seperti
Aspergillus niger. Jamur ini menghasilkan enzim untuk memecah lamella
tengah pada tanaman sehingga dapat memasukkan hifa jamur dan
mengekstrak nutrisi dari jaringan tanaman. Pektinase memiliki suhu
optimum dan pH sehingga menghasilkan aktivitas yang paling tinggi.
3. Enzim Lipoksigenase
Enzim lipoksigenase adalah enzim yang mengkatalisis oksidasi asam
lemak tidak jenuh yang memiliki ikatan cis, cis-pentadiena seperti asam
linoleat dan asam linolenat menggunakan molekul oksigen. Reaksi
oksidasi ini akan menghasilkan senyawa hidroperoksida yang dapat
terurai menjadi asam, keton dan aldehid. Senyawa-senyawa tersebut
dapat menimbulkan flavor yang tidak disukai. Selain itu hidroperoksida
yang terbentuk juga dapat berinteraksi dengan protein, peptida dan asam
amino sehingga menurunkan nilai gizi produk dan menghasilkan senyawa
volatil dengan bau tidak enak yang menyengat (langu).
Aktivitas enzim lipoksigenase paling tinggi terdapat pada kacang kedelai
(Mutiaraningtyas, 2018). Aktivitas lipoksigenase pada kacang kedelai
menjadi masalah terutama dalam pengolahan produk cair kacang kedelai,
misalnya susu kacang kedelai. Aktivitas enzim ini akan menghasilkan
cita rasa yang tidak disenangi karena adanya oksidasi asam lemak tidak
jenuh oleh enzim lipoksigenase yang secara alami terdapat dalam kacang
kedelai. Enzim ini bereaksi dengan lemak sewaktu dinding sel pecah oleh
penggilingan, terutama jika penggilingan dilakukan secara basah dengan
suhu rendah. Hasil tersebut menghasilkan paling sedikit delapan senyawa
volatile (mudah menguap), dimana senyawa yang paling banyak
menghasilkan rasa langu adalah etil-fenil-keton. Enzim ini mudah rusak oleh
panas. Selain itu hidroperoksida yang dihasilkan sangat reaktif sehingga
dapat merusak protein dan vitamin yang menurunkan nilai biologisnya.
Pada industri makanan enzim lipoksigenase sangat penting, seperti dalam
pembuatan roti dan mie. Dalam hal pembuatan mie, perubahan warna
mie menjadi putih terjadi pada tingkat yang lebih rendah. Lembaran mie
yang lebih putih didapat ketika lipoxygenase dari kacang kedelai
ditambahkan ke dalam formula. Sifat tekstur dan struktur dari mie putih
yang menguntungkan disebabkan oleh penambahan enzim, pengenyal dan
produk anti-lengket. Namun, penggunaan kedelai untuk produk-produk
makanan sering dibatasi oleh adanya enzim lipoksigenase yang sukar
dihilangkan dan menyebabkan kerusakan flavor makanan.
Enzim lipoksigenase banyak digunakan dalam aplikasi bidang
biosensor seperti dalam bidang aplikasi medis dan farmasi, digunakan
untuk mengontrol penyakit dan diagnosis untuk obat, metabolit, enzim,
vitamin. Dalam bidang aplikasi kimia digunakan untuk mendeteksi
kandungan asam lemak esensial dalam bahan makanan. Asam lemak
esensial adalah asam lemak yang dibutuhkan tubuh dan mengandung
ikatan rangkapyang tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia sehingga
perlu asupan melalui makanan. Asam lemak esensial mencakup golongan
asam lemak tak jenuh, khususnya dari kelompok asam lemak omega-3
dan omega-6.Omega-3 dan omega-6 mengandung ikatan rangkap, pada
omega-3 ikatan rangkap terletak pada karbon ketiga sedangkan pada omega-
6 berada pada karbon keenam. Asam lemak ini banyak terdapat pada
beberapa jenis biji-bijian salah satunya kacang kedelai.
1. Enzim Amilase
Amilase adalah enzim hidrolase glikosida yang mengkatalisis
pemecahan pati menjadi gula. Amilase merupakan salah satu enzim yang
paling penting dalam bioteknologi saat ini (Ariandi, 2016). Amilase
merupakan enzim yang memecah pati yang diproduksi oleh berbagai jenis
mahluk hidup seperti dari bakteri, jamur, tumbuhan, manusia. Amilase
diklasifikasikan sebagai saccharidase (enzim yang memotong
polisakarida). Amilase merupakan enzim pencernaan, terutama dilakukan
oleh pankreas dan kelenjar ludah. Fungsi utama dari enzim amilase adalah
untuk memecah pati dalam makanan sehingga mereka dapat digunakan
oleh tubuh. Amilase juga disintesis dalam buah tanaman selama
pematangan, menyebabkan buah menjadi lebih manis.
Amilase adalah enzim yang mengkatalisis hidrolisis dari alpha-1,4-
glikosidik polisakarida untuk menghasilkan dekstrin, oligosakarida, maltosa,
dan D-glukosa. Amilase bisa berasal dari hewan, jamur, dan sumber
tanaman. Pancreatin dan pancrelipase mengandung amilase yang berasal
dari pankreas hewan, pankreas biasanya babi. Amilase juga berasal dari
malt barley dan jamur Aspergillus oryzae (Wang, 2009).
Ada beberapa tipe amilase yang berbeda Enzim ini diklasifikasikan
sesuai dengan cara memotong ikatan glysosidic. Alpha-amilase
menghidrolisis alpha 1,4-glikosidik, secara acak menghasilkan dekstrin,
oligosakarida dan monosakarida. Alpha-amilase adalah endo-amilase.
Exoamylases menghidrolisis alpha 1,4-glikosidik linkage hanya dari non-
pereduksi ujung rantai polisakarida luar. Exoamylases termasuk beta-amilase
dan glucoamylases (gamma-amilase, amyloglu-cosidases).
Jenis-jenis enzim amilase:
a. α-amilase
α-amilase adalah kalsium metalloenzymes, benar-benar tidak dapat
berfungsi dengan tidak adanya kalsium. α-amilase memotong karbohidrat
rantai panjang pada lokasi acak di sepanjang rantai pati, yang pada
akhirnya menghasilkan maltotriosa dan maltosa dari amilosa, atau
maltosa, glukosa dan "limit-dextrin "dari amilopektin. α-amilase
cenderung lebih cepat kerjanya dibanding β-amilase karena dapat
bekerja di mana saja pada substrat. Secara fisiologis pada manusia,
baik amilase ludah dan pankreas adalah α-amilase. Juga ditemukan
pada tumbuhan, jamur (ascomycetes dan basidiomycetes) dan bakteri
(Bacillus). Mekanisme kerja enzim α-amilase terdiri dari dua tahap,
yaitu tahap pertama degadasi amilosa menjadi maltosa dan maltotriosa
yang terjadi secara acak. Degadasi ini terjadi sangat cepat dan diikuti
dengan menurunnya viskositas dengan cepat. Tahap kedua terjadi
pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir dan tidak acak.
Keduanya merupakan kerja enzim α-amilase pada molekul amilosa.
Pada molekul amilopektin kerja α-amilase akan menghasilkan glukosa,
maltosa dan satu seri α-limit dekstrin, serta oligosakarida yang terdiri
dari empat atau lebih glukosa yang mengandung ikatan α-1,6-
glikosidik.
b. β-amilase
β-amilase adalah bentuk lain dari amilase disintesis oleh bakteri,
jamur, dan tanaman. β-amilase mengkatalisis hidrolisis ikatan glikosidik
kedua α-(1,4), bekerja membentuk ujung non-reducing, memecah
maltosa menjadi dua unit glukosa pada suatu waktu. Selama
pematangan buah, β-amilase memecah pati menjadi maltosa, sehingga
menghasilkan rasa manis pada buah yang matang. α-amilase dan β-
amilase dijumpai dalam biji, β-amilase muncul dalam bentuk tidak aktif
sebelum perkecambahan, sedangkan α-amilase dan protease muncul
setelah perkecambahan dimulai. Jaringan hewan tidak mengandung β-
amilase.
c. γ-Amilase / glukoamilase
γ-amilase/ glukoamilase memecah ikatan glikosidik α-(1,6), selain
memecah ikatan glikosidik α(1,4) terakhir pada ujung non-reducing dari
amilosa dan amilopektin, sehingga menghasilkan glukosa. Tidak
seperti bentuk lain dari amilase, γ-amilase yang paling efisien dalam
lingkungan asam dan memiliki pH optimum 3.