Anda di halaman 1dari 5

Nama : Irza Rizki Gunawan

NIM : 1702101010117

Matakuliah : Obat Tradisional Hewan

A. Antistomakikun dan contohnya


Stomakikum adalah meningkatkan nafsu makan dengan meningkatkan kerja enzim –
enzim pencernaan dalam proses mencerna makanan. Antistomakikum adalah kebalikan
dari stomakikum yaitu menurunkan nafsu makan dengan menghambat kerja enzim
pencernaan. Obat alami yang dapat menghambat kerja enzim pencernaan adalah daun
pohon mate (Ilex Paraguariensis) dan teh hijau. Bahan – bahan aktif dari tumbuhan
tersebut dapat menghambat kerja enzim pencernaan. Obat – obat ini biasa digunakan untuk
menurunkan berat badan yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Zat aktif
yang terkandung pada daun pohon mate dan teh hijau berasa pahit atau kurang enak
sehingga dapat menurunkan nafsu makan.

B. Enzim – enzim yang berkaitan dengan pencernaan


Kombinasi antara aksi fisik dan kimiawi (enzimatik) inilah yang menyebabkan dua
perubahan makanan dari yang asalnya bersifat komplek menjadi senyawa sederhana atau
yang asalnya berpartikel makro menjadi partikel mikro. Bentuk partikel mikro inilah
makanan menjadi zat terlarut yang memungkinkan dapat diserap oleh dinding usus yang
selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. Dalam pencernaan secara enzimatik diperlukan
enzim-enzim tertentu yang dihasilkan oleh berbagai kelenjar pada sistem pencernaan
makanan. Kelenjar ludah misalnya pada mamalia menghasilkan enzim ptyalin dan musin.
Enzim ptialin, mucin dan air liur (saliva) dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar sebagai berikut:
1. Kelenjar lingualis (glandula lingualis) yang terletak di bawah lidah.
2. Kelenjar parotis (glandula parotis) yang terletak di bawah telinga.
3. Kelenjar submaxilary (glandula maxillary) yang terletak di bawah sisi ke dua tulang
rahang.
Saliva adalah cairan yang bersifat alkali, mengandung musin, enzim pengencer zat
tepung yaitu ptyalin dan sedikit zat padat. Fungsi saliva bekerja secara fisis dan secara
kimiawi. Kerja fisisnya adalah membasahi mulut, membersihkan makanan agar mudah
ditelan, dengan hal tersebut saliva melarutkan beberapa unsur sehingga memudahkan
reaksi kimianya. Dimana kerja kimia ludah disebabkan oleh enzim ptyalin (amilase) yang
di dalam lingkungan alkali bekerja terhadap zat gula dan zat tepung yang telah masak.
Enzim ptialin hanya bisa bekerja pada zat tepung bila pembungkus selulosa pada zat
tepung telah pecah, misalnya sesudah dimasak. Kemudian tepung yang telah dimasak
diubah menjadi sejenis gula yang mudah larut yaitu maltosa. Kerja ini dimulai dari mulut
kemudian saliva ditelan bersama makanan, ptyalin bekerja di dalam lambung selama kira-
kira 20 menit atau sampai makanan menjadi asam karena adanya cairan lambung.
Amilase ludah merupakan penguraian rantai glukosa panjang, tepung kanji dan
glikogen dalam potongan-potongan yang semakin kecil yang akhirnya terurai maltosa,
maltotriosa, maltotetrose dan oligosakarida disekitar titik percabangan dengan 5 – 10
kesatuan glukosa yang disebut dengan deketrin perbatasan. Pencernaan bahan-bahan
makanan utama merupakan proses yang teratur yang melibatkan kerja sejumlah besar
enzim-enzim pencernaan. Enzim-enzim kelenjar sativa, seperti yang telah disebutkan di
atas dan kelenjar lingualis berfungsi dalam mencerna karbohidrat dan lemak, enzim-enzim
lambung mencerna protein dan lemak, enzim-enzim yang berasal dari bagian eksokrin
pancreas mencerna karbohidrat, protein, lemak, DNA, dan RNA.
Enzim-enzim lainnya yang melengkapi proses pencernaan ditemukan di dalam
membrane luminal dan sitoplasma sel-sel dinding usus halus. Kerja berbagai enzim
tersebut dibantu oleh enzim asam hidroksida yang disekresikan lambung dan empedu yang
disekresikan oleh hepar.
Pencernaan protein dimulai di dalam lambung, disitu pepsin mengurai beberapa
ikatan peptida. Pepsin menghidrolisis ikatan-ikatan antara asam amino aromatik seperti
fenilalanin atau tirosin dan asam amino kedua sehingga hasil pencernaan peptic adalah
berbagai polipeptida dengan ukuran yang sangat berbeda. Di usus halus, polipeptida
tersebut dicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal dari pankreas
dan mukosa usus halus. Tripsin, kimotripsin dan elastase bekerja pada ikatan peptida
interior pada molekul-molekul peptida dan disebut endopeptidase.
Karboksipeptidase pankreas dan aminopeptidase brush border merupakan
eksopeptidase yang menghidrolisis asam amino pada ujung karboksi dan amino
polipeptida. Beberapa asam amino bebas dilepaskan di dalam lumen usus halus, tetapi yang
lainnya dilepaskan pada permukaan sel oleh aminopeptidase dan dipeptidase dalam brush
border sel-sel mukosa. Beberapa di- dan tripeptida ditranspor secara aktif ke dalam sel-sel
usus halus dan dihidrolisis oleh peptidase intraseluler, dengan asam-asam amino yang
memasuki aliran darah. Jadi, pencernaaan akhir terhadap asam amino terjadi di tiga tempat:
lumen usus halus, brush border, dan sitoplasma sel-sel mukosa yang diawali dengan
pencernaan protein atau polipeptida rantai panjang oleh enzim pepsin di lambung.

C. Jenis obat alami yang merangsang enzim pencernaan dan


menambah nafsu makan pada hewan
Jenis tanaman obat tradisional yang berkhasiat meningkatkan nafsu makan:
1. Temulawak (Curcuma xanthorhiza)
Secara praklinik dan klinik telah ditemukan bahwa rimpang temulawak dapat
meningkatkan/ memperbaiki nafsu makan. Manfaat ini berkaitan dengan kerja
karminativum dari minyak atsiri yang terkandung didalamnya.
2. Temu Hitam (Curcuma aeruginosa)
Kandungan dalam temu hitam antara lain Minyak atsiri, damar, pati dan lemak.
3. Temu Kunci (Boesenbergia pandurata)
Rimpang temu kunci mengandung 1,2% minyak atsiri.
4. Lengkuas (Alpinia galanga)
Lengkuas mengandung senyawa kimia antara lain minyak atsiri, minyak terbang,
eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal
kuning.
5. Kunyit (Curcuma Domestica)
Kunyit mengandung senyawa kimia antara lain minyak atsiri ( seskuiterpen
alkohol, turmeron dan zingiberen), kurkuminoid (kurkumin, desmetoksi kurkumin dan
bisdesmetoksi kurkumin), pati, gom dan getah.
6. Jahe (Zingiber Officinale)
Jahe mengandung minyak atsiri zingiberena (Zingirona), Zingiberol, Bisabolena,
Kurkumen, Gingerol, Filandrena dan Resin pahit.
7. Pepaya (Carica Papaya)
Daun pepaya mengandung carposide, akar dan getah pepaya mengandung zat
papiyotin, karpain, kautsyuk, karposit dan vitamin.
8. Brotowali (Tinospora crispa meir)
9. Tomat (Gycopersicum esculentum) Khaisat tomat menambah nafsu makan dengan
cara memperbanyak keluarnya air liur, merangsang keluarnya enzim lambung, dan
melancarkan aliran empedu ke usus.
10. Adas (Foeniculum Vulgare Mill) Kandungan kimianya antara lain minyak atsiri 1-6
%, mengandung 5060% anetol, + 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, feladren,
metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak.

D. Contoh obat alami yang beredar sebagai antistomakikum


Contoh obat yang dapat mengurangi nafsu makan adalah teh hijau, yerba mate,
Garnicia cambogia, Gymnema sylvestre, kopi dan Harvest Tummy Slim.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. (2004). Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta, Erlangga.


Ganong, W.F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Handayani, L. dan Herti. (2002). Mengatasi Penyakit Pada Anak Dengan Ramuan
Tradisional. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Kurniarum, A. dan Novitasari, R. A. (2016). Penggunaan tanaman obat tradisional untuk
meningkatkan nafsu makan pada balita. Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan
Tradisional, 1(1): 75 – 81.

Anda mungkin juga menyukai