Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PERTEMUAN 5

BIOTEKNOLOGI FARMASI

“Resume Enzim Untuk Bioteknologi”

Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Yanis Musdja, Apt. M.Sc.

Disusun oleh :

Nama : Erwin Aji Saputra


NIM : 201030700183
Kelas : 05FKKP004 (5D)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TANGERANG SELATAN
2022/2023
BIOTEKNOLOGI FARMASI

RPS 5 : ENZIM UNTUK BIOTEKNOLOGI

JUDUL YOUTUBE :

- Enzim

- Kelompok 7 Bioteknologi|| Enzim dan peranannya dalam bioteknologi

- Teknologi Enzim | Bioteknologi

LINK YOUTUBE :

- https://www.youtube.com/watch?v=2lHmwahWchc

- https://www.youtube.com/watch?v=43BwPh1s1SM

- https://www.youtube.com/watch?v=oukNnvX3nTY

RESUME:

A. Pengertian dari Enzim

Enzim adalah suatu benda tak hidup yang dihasilkan oleh sel hidup yang menyusun
sebagian besar total protein dalam sel. Enzim merupakan biomolekul organik kompleks
tersusun oleh polipeptida (protein globuler).

Enzim memiliki bentuk (konformasi) tertentu yang spesifik terutama pada sisi tempat
berikatan dengan substrat sehingga enzim hanya berikatan dengan substrat yang spesifik atau
terbatas. Enzim bersifat spesifik sebab memiliki tempat aktif yang mengakomodasi
substratnya.

Enzim berperan sebagai biokatalisator dalam perubahan substansi kimia. Enzim sebagai
biokatalisator berperan mempercepat terjadinya suatu reaksi tetapi tidak ikut bereaksi. Zat
yang dikerjakan oleh enzim disebut substrat, sedangkan hasilnya disebut dengan produk.
Struktur enzim, yaitu :
1. Apoenzim, yaitu suatu enzim yang tersusun dari protein memiliki sifat yang labil
sehingga mudah mengubah ketika dipengaruhi suhu dan pH.
2. Gugus prosstetik, yaitu tersusun dari nonprotein, berdasarkan bahan penyusunya
dibedakan atas koenzim (dari bahan organik yang bertugas untuk memindahkan
zat kimia dari satu enzim ke enzim lain, misalnya FADH, NADH, vitamin B) dam
kofaktor (dari bahan anorganik, misalnya klor dan kalsium yang mengoptimalkan
enzim ptyalin dalam menguraikan molekul gula kompleks).

Sifat-sifat enzim :
1. Bersifat biokatalisator artinya enzim hanya mengubah kecepatan reaksi dengan
cara menurunkan energy aktivitasnya.
2. Bekerja secara spesifik artinya hanya bekerja pada substrat yang spesifik untuk
membuat produk yang spesifik pula, contohnya enzim amilase yang hanya
bekerja pada substrat amilum (pati).
3. Kerja enzim bersifat reversible, artinya enzim dapat bereaksi dua arah dari
substrat menjadi produk atau sebaliknya.
4. Enzim menyerupai protein artinya memiliki beberapa karakter dapat bekerja pada
suhu optimum, kinerjanya menurun dalam kondisi asam atau basa kuat, dan
kinerja menurun pada pelarut organik.

Aktivitas enzim tergantung pada :


1. Konsentrasi substrat, jika konsentrasi substrat kecil maka reaksinya ditentukan
oleh substratnya sehingga tercapai keseimbangan antara kecepatan reaksi dan
konsentrasi substrat. Jika substrat yang berlebih maka reaksi bergantung pada
jumlah atau konsentrasi enzim yang ada. Kecepatan reaksi enzim tidak tergantung
pada konsentrasi subtract yang ada.
2. Temperatur, semakin tinggi suhu semakin kuat lekukan kurva waktu penguraian.
Pada percobaan in-vitro enzim dapat beraktivitas pada suhu 30o C dan menjadi
aktif pada suhu 40o C.
3. Derajat keasaman (pH), berada pada pH optimum diantara netral atau asam basa
lemah.
4. Susunan dan jumlah bahan/cairan lain yang ditambahkan.
Klasifikasi enzim :

Aplikasi enzim yaitu perkembangan enzim pektinase. Pektinase yaitu enzim yang
berguna dalam proses degredasi melekul pectin yang berada di sel tumbuhan. Fungsinya
untuk pembuatan ekstraksi jus dan minyak jaitun (meningkatan produktivitas biji zaitun
dalam menghasilkan minyak). Teknologi dari produksi enzim alpha amilase yang banyak
digunakan pada bidang industri. Memiliki fungsi dalam menyediakan gula hidrolisis pati
yang dimanfaatkan sebagai produksi sirup fruktosa yang memiliki tingkat kemanisan tinggi.
Katalis enzim terdiri dari 2 tahapan :
1. Likuifaksi, digunakan enzim alpha amilase membantu proses hidrolisis pati
(polisakarida) menjadi oligosakarida.
2. Sakarifi, jenis enzim yang ditambahkan selama sakarifikasi spesifik tergantung pada
jenis gula yang ingin dihasilkan.

Imobilisasi enzim adalah tahapan di mana enzim ditempatkan dalam medium sehingga
mobilitas enzim menjadi terbatas. Tujuannya guna meningkatkan efisiensi dari enzim
tersebut sehingga dapat digunakan secara kontinu.

Bioteknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan alam dan rekayasa teknologi


untuk pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan
barang atau jasa. Enzim merupakan molekul organik yang kompleks dan terdapat dalam sel
hidup, yang didalamnya enzim bekerja sebagai katalisator untuk menimbulkan perubahan
kimia pada berbagai macam substansi. Tanpa adanya enzim tidak mungkin terjadinya
kehidupan. Meskipun enzim hanya terbentuk dari sel-sel hidup, banyak diantaranya dapat
dipisahkan dari sel dan bisa terus bekerja selama in vitro. Kemampuan enzim yang unik
dalam melaksanakan tranportasinya yang khas Ketika diisolasi ini telah meningkatkan
penggunaan enzim dalam berbagai proses industry, yang secara kolektif dinamakan
teknologi enzim.

Teknologi enzim mencakup produksi, isolasi, pemurnian, serta penggunaan enzim


dalam bentuk dapat larut dan akhirnya imobilisasi serta pemakaian enzim dalam banyak
reactor. Teknologi enzim jelas akan turut memecahkan Sebagian diantara banyak
permasalahan yang paling mendesak dalam masyarakat modern saat ini. Teknologi ini
berasal dari biokimia tapi kemudian banyak dipengaruhi oleh mikrobiologi, ilmu Teknik
kimia dan rekayasa proses sebelum mencapai status pengetahuan sekarang ini.

Bagi masa yang akan datang teknologi enzim dan rekayasa genetic akan menjadi
bidang pengetahuan yang berhubungan erat dan berkenaan dengan aplikasi, serta berbagai
produknya. Secara Bersama- sama, kedua pengetahuan ini akan berupaya untuk
memanfaatkan arus penemuan yang terus menerus dihasilkan oleh para pakar genetika.

Kemampuan enzim yang unik, spesifik terhadap substrat meningkatkan


penggunaannya dalam prosess industri secara kolektif yang dikenal dengan istilah teknologi
enzim. Berbagai enzim yang digunakan secara komersial berasal dari jaringan tumbuhan,
hewan dan dari mikroorganisme yang terseleksi. Enzim secara tradisional diperoleh dari
tumbuhan termasuk protease (papain, fisin dan bromelain), amilase, lipoksigenase dan
enzim khusus tertentu. Dari jaringan hewan, enzim yang terutama adalah tripsin pancreas,
lipase danenzim pembuatan mentega.

Produksi enzim secara industry saat ini sangat mengandalkan metode fermentasi
tangka dalam (deep tank). Penggunaan mikroorganisme sebagai sumber bahan produksi
enzim dikembangkan dengan beberapa alasan penting, yaitu :

1. Secara normal mempunyai aktivitas spesifik yang tinggi per unit berat kering produk
2. Fluktuasi musiman dari bahan mentah dan kemungkinan kekurangan makana
kaitannyadengan perubahan iklim
3. Mikroba mempunyai karakteristik cakupan yang lebih luas, seperti cakupan pH dan
resistensi temperature
4. Industri genetika sangat meningkat sehingga memungkinkan mengoptimalisasi
hasil dan tipe enzim melalui seleksi strain, mutase, induksi dan seleksi kondisi
pertumbuhanyang akhir-akhir ini menggunakan inovasi teknologi transfer gen

Bahan mentah (raw material) untuk industry fermentasi enzim biasanya terbatas unsur-
unsur dimana bahan tersedia dengan harga yang murah, dan aman secara nutrisi. Beberapa
yang lazim menggunakan substrat amilum hydrolase, mollase, air dadih dan beberapa
gandum. Beberapa enzim yang digunakan dalam skala industry adalah enzim ekstraseluler,
enzim yang secara normal dihasilkan oleh mikroorganisme sesuai dengan substratnya dalam
lingkungan eksternal dan dapat disamakan dengan enzim pencernaan pada manusia dan
hewan. Kemudian Ketika mikroorganisme memproduksi enzim untuk memisahkan molekul
eksternal besar agarbisa dicerna biasanya digunakan media fermentasi.

Dalam fermentasi sari dari kultivasi mikroorganisme tertentu, seperti contoh bakteri,
yeast atau filamentous, jamur dijadikan sumber utama protease, amilase dan sedikit selulosa,
lipase, dan sebagainya. Kebanyakan industri enzim hydrolase mampu bertindak tanpa
komplek kofaktor, yang segera dipisahkan dari mikroorganisme tanpa merusak dinding sel
dan larut dalam air. Beberapa enzim intraseluler, sekarang juga banyak diproduksi secara
industri dan diantaranya glukosa oksidase untuk pengawetan makanan, asparginase untuk
terapi kanker, dan penicillin asilase untuk antibiotic. Berikut adalah penggunaan enzim
dalam berbagai bidang industry
 Industri deterjen

Rekayasa versi tradisional enzim untuk produksi deterjen adalah protease dan
amilase. Pada generasi kedua, generasi enzimnya dioptimalkan untuk memenuhi persyaratan
dan kinerja deterjen yang lebih baik, dimana komposisi deterjen juga terus dikembangkan.
Kompatibilitasenzim dengan deterjen diutamakan, sehingga kemampuannya untuk berfungsi
pada suhu yang lebih rendah juga memberikan peningkatan, untuk menghemat energi,
temperature yang diguanakan dalam pencucian rumah tangga dan mesin pencuci piring
otomatis telah diturunkan tahun ini. Protease menampilkan aktivitas yang rendah telah
diisolasi dari alam, tetapi juga telah berkembang di laboratorium dengan evolusi yang
diarahkan pada pendekatan dengan bahan awal subtilisin Ness protease diguanakan satu
putaran untuk mengisolasi DNA menyeretprotease baru dengan meningkatkan berbagai sifat.

 Enzim untuk konversi pati

Konversi enzimatik pati oleh jagung untuk sirup fruktosa. Enzim yang digunakan dalam
industri tepung juga mengalami perbaikan yang konstan. Langkah pertama dalam proses ini
adalah konversi pati untuk oligomaltodextrins oleh aksi a- amilase.

 Produksi bahan bakal alkohol

Selama beberpa decade terakhir, telah terjadi peningkatan minat penggunaan bahan bakar
alkohol yang diakibatkan oleh kenaikan minyak mentah dunia dan kerusakan lingkungan.
Oleh karena itu, saat ini dilakukan upaya penting untuk mengembangkan enzim yang
menggunakan substrat seperti lignoselulosa, untuk membuat bio-ethanol lebih kompetitif
dengan bahan bakar fosil. Biaya enzim yang dibutuhkan untuk mengubah lignoselulosa
menjadi materi yang cocok untuk fermentasi merupakan masalah besar, sehingga penelitian
difokuskan pada pengembangan enzim dengan aktivitas tinggi dan satbilitas baik.

 Enzim untuk industri makanan

Aplikasi ini sangat banyak dan beragam, umumnya untuk semua aplikasi makanan.
Beberapa kemajuan telah dibuat dalam optimasi enzim untuk aplikasi yang ada dan dalam
penggunaan rekombinan produksi protein untuk memberikan efisien mono komponen enzim
yang tidak memiliki potensi merusak efek samping. Baru-baru ini, banyak penelitian telah
dilakukan pada aplikasi dari transglutaminase sebagai agen texturing dalam memproses
misalnya, mie, sosis dan yogurt. Hambatan yang mungkin mencegah penggunaan yang lebih
luas, adalah terbatasnya ketersediaan enzim dalam skala industri pada saat ini. Penggunaan
klarifikasi lakase dari jus (laccases mengkatalisis dan menghubungkan lintas dari polifenol,
yang mengakibatkan penghapusan polifenol oleh filtrasi yang mudah) dan untuk rasa
perangkat tambahan dalam bir ditetapkan aplikasi baru dalam industri minuman.

 Pengolahan minyak dan lemak


Dalam industry minyak dan lemak, beberapa enzim baru saja diperkenalkan. Meskipun
penggunaan lipase amobil dalam interesterifikasi dari trigliserida pertama kali dijelaskan
pada1980-an, prosesnya belum cukup efektif, misalnya dalam produksi margarin. Meskipun
produksi enzim telah menjadi jauh lebih efisien, biaya imobilisasi tetap terkendala. Sebuah
proses baru untuk immobilisasi lipase berdasarkan granulasi silika telah secara dramatis
menurunkan biaya proses, dan prosedur berdasarkan materi baru sekarang sedang
diimplementasikan untuk produksi commodity lemak dan minyak tanpa kandungan asam
lemak trans.

 Enzim untuk sintesis organic

Cohtohnya adalah produksi enantiomer tunggal intermediates yang digunakan dalam


pembuatan obat dan bahan kimia pertanian. Baru-baru ini diperkenalkan proses enzim
berbasis termasuk penggunaan lipase untuk produksi alkohol enantiomurni dan amida,
nitrilases untuk produksi asam karboksilat enantiomurni, dan acylases untuk produksi
penisilin semi sintetik baru.

Seperti yang disebutkan diatas, enzim saat ini digunakan di beberapa industri produk yang
berbeda. Berkat kemajuan dalam bioteknologi modern, enzim dapat dikembangkan, dimana
tidak ada enzim yang diharapkan dapat diterapkan hanya satu decade saja.
Umumnya untuk Sebagian besar aplikasi, pengenalan enzim sebagai katalis yang
efektif bekerja pada kondisi ringan, menghasilkan penghematan yang signifikan dalam
sumber daya seperti energi dan air untuk kepentingan industri baik dalam pertanian dan
lingkungan. Teknologi enzim menawarkan potensi besar bagi banyak industri untuk
membantu memenuhi tantangan yang akan kita hadapi dalam masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai