KELOMPOK 6
Muhammad Yulianto
(14644003)
Siska Marinda
(14644009)
Resky Novianty
(14644035)
Aditya Rivan P
(14644061)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Bioproses dengan
judul Enzim dan penggunaannya
Terima kasih kepada Ibu selaku dosen mata kuliah Bioproses yang telah membimbing
dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata
kuliah Bioproses
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I.
II.
III.
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Tujuan
ISI PEMBAHASAN
II.1.
Pengertian dan Peranan Enzim
II.2.
Sumber Enzim dan Produksi Enzim
II.3.
Sifat, Struktur, serta Mekanisme Kerja Enzim
II.4.
Aplikasi Bioteknologi Enzim Dalam Beberapa Bidang Industri
PENUTUP
III.1.
Kesimpulan
III.2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sejak jaman dahulu manusia sudah mengenal Bioteknologi. Dahulu bioteknologi
diasumsikan berupa pengolahan makanan dan minuman menggunakan mikroba. Dahulu
bioteknologi hanya menghasilkan tempe, keju, anggur, yogurt, dsb. Seiring dengan
perkembangan jaman, Bioteknologi menghasilkan alkohol, penicilin, sampai kemudian
antibbodi monoklonal.
Bioteknologi itu sendiri merupakan penerapan asas-asas sains (ilmu pengetahuan
alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas
jasad hidup untuk menghasilkan barang dan/atau jasa (Bull, et all, 1982). Jasad hidup yang
dimaksud dalam pengertian tersebut adalah agen biologi. Bioteknologi di era modern
sekarang banyak menghasilkan produk dalam skala industri. Dalam memanfaatkan agen
biologi, bioteknologi menggunakan peranan penting enzim, sehingga enzim memegang
peranan penting dalam industri.
Enzim adalah protein tidak beracun namun mampu mempercepat laju reaksi kimia
dalam suhu dan derajat keasaman yang lembut. Produk yang dihasilkannya sangat spesifik
sehingga dapat diperhitungkan dengan mudah. Walaupun berat mikroba, seperti contohnya
bakteri hanya mencapai sepersejuta gram, kemampuan kimiawinya cukup mengagumkan.
Selnya tersusun atas ribuan jenis zat kimia, kebanyakan diantaranya bersifat sangat
kompleks. Semua zat ini tentunya dibangun dengan reaksi kimia dari bahan-bahan
penyusun yang relatif sederhana yang ditemukan mikroba di lingkungannya. Semua reaksi
kimia harus terkoordinasi secara harmonis dan protein yang disebut enzim memainkan
peran utama pada setiap tahap.
Enzim menjadi primadona industri bioteknologi saat ini dan di masa yang akan
datang karena melalui penggunaannya, energi dapat dihemat dan akrab dengan
lingkungan. Saat ini penggunaan enzim dalam industri makanan dan minuman, industri
tekstil, industri kulit dan kertas di Indonesia semakin meningkat. Dilaporkan, enzim
amilase yang digunakan dalam industri tekstil di Bandung - Jawa Barat, jumlahnya tidak
kurang dari 4 ton per bulan atau sekitar 2- 3 juta dolar Amerika setiap bulannya dan
semuanya diimpor.
1.2. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini bertujua untuk:
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Peranan Enzim
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator (protein katalitik) untuk
reaksi-reaksi kimia di dalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia.
Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reaksi
telah selesai. Suatu katalis adalah suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa
harus dipergunakan oleh reaksi tersebut. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya konsentrasi substrat, pH, suhu, dan inhibitor (penghambat). (Campbell, 1987:
98).
Berbeda dengan katalisator nonprotein (H+, OH-, atau ion-ion logam), tiap-tiap
enzim mengkatalisis sejumlah kecil reaksi, kerapkali hanya satu. Jadi enzim adalah
katalisator yang reaksi-spesifik karena semua reaksi biokimia perlu dikatalis oleh enzim,
sehingga terdapat banyak jenis enzim.
Menurut Smith (1981: 39), enzim merupakan komplek molekul organik yang
berada dalam sel hidup yang beraksi sebagai katalisdalam mempercepat laju reaksi kimia.
Tanpa enzim, tidak akan ada kehidupan. Meskipun enzim hanya dibentuk dalam sel hidup,
namun beberapa dapat dipisahkan dari selnya dan melanjutkan fungsinya dalam kondisi in
vitro.
Menurut Steve Prentis (1990: 12), enzim adalah katalisator biologis, karena suatu
katalisator merupakan suatu senyawa yang mempercepat laju reaksi kimia. Hampir semua
reaksi kimia yang penting bagi kehidupan akan berlangsung sangat lambat tanpa adanya
katalisator yang sesuai.
Bisa disimpulkan bahwa enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar
yang berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa
memperngaruhi keseimbangan reaksi. Dari beberapa pengertian tersebut jelaslah bahwa
enzim sangat berperan dalam sebagian besar reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup, tak
terkecuali mikroba yang banyak digunakan sebagai agen biologi dalam bioteknologi.
Mekanisme kerja enzim berlangsung dalam dua tahap. Banyak enzim menggunakan lebih
dari satu substrat tetapi untuk memahami prinsip dasar kerja enzim dengan mudah dengan
memperhatikan reaksi enzim dengan satu substrat seperti berikut (Primrose, 1987: 40):
kompleks
Substrat (ES)
pankreas, lipase, dan enzim untuk pembuatan mentega. Dari kedua sumber tumbuhandan
hewan tersebut mungkin timbul banyak persoalan, yakni: untuk enzim yang berasal dari
tumbuhan, persoalan yang timbul antara lain variasi musim, konsentrasi rendah dan biaya
proses yang tinggi. Sedangkan yang diperoleh dari hasil samping industri daging, mungkin
persediaan enzimnya terbatas dan ada persaingan dengan pemanfaatan lain. Sekarang jelas
bahwa banyak dari sumber enzim yang tradisional ini tidak memenuhi syarat untuk
mencukupi kebutuhan enzim masa kini. Oleh karena itu, peningkatan sumber enzim
sedang dilakukan yaitu dari mikroba penghasil enzim yang sudah dikenal atau penghasil
enzim-enzim baru lainnya.
Program pemilihan produksi enzim sangat rumit, dan dalam hal tertentu jenis
kultivasi yang digunakan akan menentukan metode seleksi galur. Telah ditunjukkan dahwa
galur tertenttu hanya akan menghasilkan konsentrasi enzim yang tinggi pada permukaan
atau media padat, sedangkan galur yang lain memberi respon pada teknik kultivasi
terbenam (submerged), jadi teknik seleksi harus sesuai dengan proses akhir produksi
komersial.
Beberapa sumber enzim disajikan dalam tabel berikut:
Enzim
-amilase
-glukonase
Glucoamylase
Glukosa isomerase
Lactase
Lipase
Pectinase
Penicilin acylase
Protease, asam
Protease, alkali
Protease, netral
Pullulanase
Sumber
Aspergillus oryzae
Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus licheniformis
Aspergillus niger
Bacillus amyloliquefaciens
Aspergillus niger
Rhizopus sp
Arthobacter sp
Bacillus sp
Kluyveromyces sp
Candida lipolytica
Aspergillus sp
Eschericia coli
Aspergillus sp
Aspergillus oryzae
Bacillus sp
Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus thermoproteolyticus
Klebsiela aerogenes
Produksi enzim secara industri saat ini sangat mengandalkan metode fermentasi
tangki dalam (deep tank). Penggunaan mikroorganisme sebagai sumber bahan produksi
enzim dikembangkan dengan beberapa alasan penting, yaitu:
1. Secara normal mempunyai aktivitas spesifik yang tinggi per unit berat kering
produk.
2. Fluktuasi musiman dari bahan mentah dan kemungkinan kekurangan makanan
kaitannya dengan perubahan iklim.
3. Mikroba mempunyai karakteristik cakupan yang lebih luas, seperti cakupan pH,
dan resistansi temperatur.
4. Industri genetika sangat meningkat sehingga memungkinkan mengoptimalisasi
hasil dan tipe enzim melalui seleksi strain, mutasi, induksi dan seleksi kondisi
pertumbuhan, yang akhir-akhir ini, menggunakan inovasi teknologi transfer
gen.
Bahan mentah (raw material) untuk industri fermentasi enzim biasanya terbatas
pada unsur-unsur dimana bahan tersedia dengan harga yang murah, dan aman secara
nutrisi. Beberapa yang lazim menggunakan substrat amilum hidrolase, mollase, air dadih,
dan beberapa gandum.
Dalam produksi enzim, menggunakan batch untuk proses fermentasi dengan aerasi
yang baik, tetapi proses mungkin ditingkatkan dengan memelihara satu atau beberapa
komponen selama fermentasi.
Beberapa enzim yang digunakan dalam skala industri adalah enzim ekstraseluler,
enzim yang secara normal dihasilkan oleh mikroorganisme sesuai dengan substratnya
dalam lingkungan eksternal dan dapat disamakan dengan enzim pencernaan pada manusia
dan hewan. Kemudian ketika mikroorganisme memproduksi enzim untuk memisahkan
molekul eksternal besar agar bisa dicerna biasanya digunakan media fermentasi. Dalam
fermentasi sari dari kultivasi mikroorganisme tertentu, seperti contoh, bakteri, yeast atau
filamentous jamur, dijadikan sumber utama protease, amilase dan sedikit selolosa, lipase,
dsb. Kebanyakan industri enzim hidrolase mampu bertindak tanpa komplek kofaktor, yang
segera dipisahkan dari mikroorganisme tanpa merusak dinding sel dan larut dalam air.
Beberapa enzim intraseluler, sekarang juga banyak diproduksi secara industri dan
diantaranya glukosa oksidase untuk pengawetan makanan, asparginase untuk terapi
kanker, dan penicilin asilase untuk antibiotik. Tahap pemulihan standar untuk enzim
ekstraseluler
seperti
berikut:
memindah
mikroorganisme,
mengkonsentrasikan,
Produk enzim yang aman sebaiknya mempunyai potensi alergi yang rendah, dan
dalam partikelnya terbebas dari kontaminan.
2.3. Sifat, Struktur, serta Mekanisme Kerja Enzim
Sifat-sifat enzim
Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya. Substrat adalah reaktan
yang diolah pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim (enzimatik). Enzim memiliki
sifat khas terhadap suatu substrat tertentu, kekhasan inilah yang menjadi ciri suatu
enzim. Adapun sifat-sifat khas yang dimiliki suatu enzim tersebut antara lain:
1. Sebagai katalisator
Sifat-sifat enzim yang pertama ialah ia berperan sebagai katalisator. Enzim
adalah katalis yang dapat mengubah laju reaksi tanpa ikut bereaksi. Tanpa
kehadiran enzim, suatu reaksi itu sangat sukar terjadi, sementara dengan kehadiran
enzim kecepatan reaksinya dapat meningkat 107 - 1013 kali.
Sebagai contoh enzim katalase yang mengandung ion besi (Fe) mampu
menguraikan 5.000.000 molekul hidrogen peroksida (H 2O2) permenit pada 00C.
H2O2 hanya dapat diuraikan oleh atom besi, tetapi satu atom besi akan
memerlukan waktu 300 tahun untuk menguraikan sejumlah molekul H 2O2 yang
oleh satu molekul katalase yang mengandung satu atom besi diuraikan dalam satu
detik.
2. Enzim bekerja secara spesifik dan selektif
Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim tertentu hanya dapat mengadakan
pengubahan pada zat tertentu pula. Dengan kata lain, enzim hanya dapat
mempengaruhi satu reaksi dan tidak dapat mempengaruhi reaksi lain yang bukan
bidangnya. Satu enzim khusus untuk satu substrat, misalnya enzim katalase hanya
mampu menghidrolisis H2O2 menjadi H2O dan O2.
3. Enzim bersifat bolak-balik
Sifat-sifat enzim selanjutnya adalah bekerja bolak-balik karena dapat ikut
bereaksi tanpa mempengaruhi hasil akhir dan akan terbentuk kembali pada hasil
reaksi sebagai enzim. Ketika ikut bereaksi, struktur kimia enzim berubah, tetapi
pada akhir reaksi struktur kimia enzim akan terbentuk kembali seperti semula.
Misalnya enzim lipase dapat mengubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Sebaliknya, lipase juga mampu menyatukan gliserol dan asam lemak
menjadi lemak. Enzim tidak hanya menguraikan molekul kompleks, tetapi juga
dapat
membentuk
molekul
kompleks
dari
molekul-molekul
sederhana
Enzim memiliki sebagian besar sifat protein yaitu dipengaruhi oleh suhu dan
pH. Pada suhu rendah protein enzim akan mengalami koagulasi dan pada suhu
tinggi akan mengalami denaturasi.
5. Enzim bersifat termolabil
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu rendah, kerja enzim akan
lambat. Semakin tinggi suhu reaksi kimia yang dipengaruhi enzim semakin cepat,
tetapi jika suhu terlalu tinggi, enzim akan mengalami denaturasi.
6. Hanya diperlukan dalam jumlah sedikit
Oleh karena enzim berfungsi sebagai katalisator, tetapi tidak ikut bereaksi,
maka jumlah yang dipakai sebagai katalis tidak perlu banyak. Satu molekul enzim
dapat bekerja berkali-kali, selama molekul tersebut tidak rusak.
7. Merupakan koloid
Karena enzim tersusun atas komponen protein, maka sifat-sifat enzim
tergolong koloid. Enzim memiliki permukaan antar partikel yang sangat besar
sehingga bidang aktivitasnya juga besar.
8. Enzim mampu menurunkan energi aktivasi
Suatu reaksi kimia dapat terjadi jika molekul yang terlibat memiliki cukup
energi internal untuk membawanya ke puncak bukit energi menuju bentuk reaktif
yang disebut tahap transisi. Energi aktivasi suatu reaksi adalah jumlah energi
dalam kalori yang diperlukan untuk membawa semua molekul pada 1 mol
senyawa pada suhu tertentu menuju tingkat transisi pada puncak batas energi.
Apabila suatu reaksi kimia ditambahkan katalis yaitu enzim, maka energi aktivasi
dapat diturunkan dan reaksi akan berjalan dengan lebih cepat.
Teori gembok kunci dikemukakan oleh Emil Fischer pada tahun 1894. Beliau
menyatakan bahwa substrat yang mampu berikatan dengan enzim ialah substart yang
memiliki bentuk yang serupa dengan sisi aktif enzim (sisi pengikatan enzim). Teori ini
dapat digambarkan sebagai gembok dan kunci, dimana hanya kunci yang sesuai
dengan bentuk lubang gembok yang mampu membuka gembok tersebut. Namun teori
ini gagal untuk menjelaskan kestabilan enzim saat peralihan titik reaksi enzim.
2. Teori Induksi (Induced Fit Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Daniel Koshland pada tahun 1958. Ia mengajukan
teori induksi sebagai model baru cara kerja enzim yang merupakan modifiksi dari
model gembok kunci. Menurut teori ini enzim memiliki sisi aktif yang fleksibel yang
dapat mengalami perubahan bentuk sesuai dengan bentuk yang dimiliki oeh substrat.
Hal ini tentu berbeda dengan teori gembok kunci yang mana dalam teori ini
menyatakan bahwa sisi aktif enzim bersifat kaku, statis, sangat spesifik. Meskipun sisi
aktif enzim bersifat fleksible (dalam teori induksi), namun tidak semua senyawa kimia
dapat menjadi substrat enzim yang dapat berikatan membentuk komplek enzim
substrat. Kriteria substrat yang mampu berikatan dengan enzim ialah memiliki titik
ikatan yang sesuai dengan enzim. Sehingga meskipun bentuk sisi aktif enzim dan
substrat tidak sama, jika substratmemiliki titik ikatan yang sesuai dengan enzim maka
hal ini akan menginduksi sisi aktif enzim yang menyebabkan enzim merubah bentuk
sesuai dengan bentuk enzim. Teori yang dikemukaan Koshland inilah yang diterima
untuk menjelaskan cara kerja enzim dalam suatu reaksi kimia.
karena proses isolasinya lebih sederhana, terutama digunakan dalam makanan dan dalam
industri detergen (menggunakan enzim amilase), industri roti (menggunakan enzim
proteinase),
industri
pembuatan
bir
(menggunakan
enzim
betaglukanase,
Industri Deterjen
Rekayasa versi tradisional enzim untuk produksi deterjen adalah, protease dan
amilase. Pada generasi kedua, generasi enzimnya dioptimalkan untuk memenuhi
persyaratan dan kinerja deterjen yang lebih baik, dimana komposisi deterjen juga
terus dikembangkan. Kompatibilitas enzim dengan deterjen (yaitu sifat stabilitasnya)
diutamakan, sehingga kemampuannya untuk berfungsi pada suhu yang lebih rendah
juga memberikan peningkatan, untuk menghemat energi, temperatur yang digunakan
dalam pencucian rumah tangga dan mesin pencuci piring otomatis telah diturunkan
pada tahun ini. Protease menampilkan aktivitas yang rendah telah diisolasi dari alam,
tetapi juga telah berkembang di laboratorium dengan evolusi yang diarahkan pada
pendekatan dengan bahan awal subtilisin Ness protease digunakan satu putaran untuk
mengisolasi DNA menyeret protease baru dengan meningkatkan berbagai sifat.
Tekstil Aplikasi
Dalasm industri tekstil penggunaan enzim merupakan sesuatu yang baru.
Proses berbasis enzim banyak dilakukan sehingga menggunakan sedikit air dan
energi, kini telah dikembangkan berdasarkan lyase pectate. sehingga dampak positif
lingkungan dari proses ini diakui oleh masyarakat luas. Menyusul penemuan ini,
enzim kini telah diperkenalkan ke sebagian pabrikan tekstil katun, karena penggunaan
enzim ini memiliki manfaat yang baik bagi industri tekstil dan lingkungan.
terbatasnya ketersediaan enzim dalam skala industri pada saat ini. Penggunaan
klarifikasi lakase dari jus (laccases mengkatalisis dan menghubungkan lintas dari
polifenol, yang mengakibatkan penghapusan polifenol oleh filtrasi yang mudah) dan
untuk rasa perangkat tambahan dalam bir ditetapkan aplikasi baru dalam industri
minuman.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Pengertian enzim secara umum yaitu enzim merupakan senyawa organik
bermolekul
besar
yang
berfungsi
untuk
mempercepat
jalannya
reaksi
SARAN
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik kami sebagai penulis menyarankan
kepada para pembaca untuk menambah pengetahuan tentang enzim dengan mencari
lebih banyak literatur baik ditoko buku maupun diperpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Albert Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Campbel and Reece. 2002. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
John E. Smith. 1981. Biotechnology. London: Edward Arnold Publisher.
Primrose. 1987. Modern Biotechnology. London: Blackwell Scientific Publications.
Artikel:
Anonim. http://ms.wikipedia.org/wiki/Enzim. Diakses tanggal 11 Maret 2016.
Anonim. http://www.biotek.lipi.go.id/index.php?option=content&task=view&id=36. Diakses
tanggal 11 Maret 2016.
Anonim. http://kakakpintar.com/struktur-dan-mekanisme-kerja-enzim/ . Diakses tanggal 11
Maret 2016.
Anonim. http://www.ebiologi.com/2015/12/8-sifat-sifat-enzim-dan-penjelasannya.html.
Diakses tanggal 11 Maret 2016.
Wejak, Eddie. http://eddiewejak.blogspot.co.id/2010/06/kegunaan-enzim-dalam-beberapabidang.html. Diakses tanggal 11 Maret 2016