Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Riza Dwiningrum, S.Si., M.Biomed

“Enzim dan Perannya dalam Bioteknologi Farmasi”

Disusun oleh :
Nama : Anggi Ning Sasmita
NPM : 190106003

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 FARMASI A
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan karunia kasih dan sayang, serta shalawat dan salam semoga tercurahkan pada
baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengenalkan kita ilmu pengetahuan.

Saya bersyukur dapat menyelesaikan Makalah tentang “Enzim dan Perannya dalam bioteknologi
farmasi” ini yang merupakan salah satu materi dari mata kuliah Bioteknologi, sehingga Saya
mendapat tambahan wawasan pengetahuan akan khazanah keilmuan yang begitu agung.

Saya berharap makalah ini bisa menambah wawasan bagi pembaca dan pembaca dapat lebih
memahami berbagai ajaran dalam pembahasan bioteknologi.

Demkian pengantar dari saya, meskipun singkat namun semoga bermanfaat dan bisa memberi
inspirasi dan menambah wawasan bagi pembaca. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Saya bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca.

Gading Rejo, 08 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................…………………….. ii

Daftar Isi.....................................................................................…………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................………………………1


1.2 Rumusan Masalah................................................................………………………1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................………………………1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peranan komersial enzim terisolasi......................................………………………2


2.2 Sumber Enzim.....................................................................………………………3
2.3 Produksi Enzim...................................................................………………………4
2.4 Legilasi Enzim.....................................................................………………………6
2.5 Imobilisasi Enzim................................................................………………………7
2.6 Sifat Imobilisasi enzim ……………………………………………………………8

2.7 Produksi Enzim untuk komersial…………………………………………………..9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................………………………10

3.2 Saran......................................................................................………………………10

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Enzim
mempunyai beberapa jenis serta beberapa sifat. Enzim bekerja secara bolak balik. Maisng-
masing enzim menempati substrat tertentu. Enzim merupakan polimer biologik yang
mengatalisis lebih dari satu proses dinamik yang memungkinkan kehidupan seperti yang kita
kenal sekarang. Sebagai determinan yang menentukan kecepatan berlangsungnya berbagai
peristiwa fisiologik, enzim memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan dan penyakit.

1.2. Rumusan Masalah

1. Mampu Mengetahui Peranan komersial enzim terisolasi

2. Mampu menyebutkan Sumber Enzim

3. Bagaimana Proses Produksi Enzim ?

4. Mampu mengetahui Legilasi Enzim

5. Bagaimana Proses Imobilisasi Enzim ?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen mata
kuliah Bioteknologi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian

Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat mengurangi dampak


pencemaran lingkungan dan pemborosan energi karena reaksinya tidak membutuhkan energi,
bersifat spesifik dan tidak beracun. Enzim telah dimanfaatkan secara luas pada berbagai industri
produk pertanian, kimia dan industri obat-obatan. Tiga sifat utama dari biokatalisator adalah
menaikkan kecepatan reaksi, mempunyai kekhususan dalam reaksi dan produk serta kontrol
kinetik (Akhdiya, 2003).

Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, senyawa yang meningkatkan
kecepatan reaksi kimia. Enzim merupakan biokatalisator organik yang dihasilkan organisme
hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan
protein. Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam
lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas,
diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif.
Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.

2.2. Sumber Enzim

Berbagai enzim yang digunakan secara komersial berasal dari jaringan tumbuhan, hewan,
dan dari mikroorganisme yang terseleksi. Enzim yang secara tradisional diperoleh dari tumbuhan
termasuk protease (papain, fisin, dan bromelain), amilase, lipoksigenase, dan enzim khusus
tertentu. Dari jaringan hewan, enzim yang terutama adalah tripsin pankreas, lipase dan enzim
untuk pembuatan mentega. Dari jaringan hewan, enzim yang terutama adalah tripsin pankreas,
lipase, dan enzim untuk pembuatan mentega. Dari kedua sumber tumbuhandan hewan tersebut
mungkin timbul banyak persoalan, yakni: untuk enzim yang berasal dari tumbuhan, persoalan
yang timbulantara lain variasi musim, konsentrasi rendah dan biaya proses yang tinggi.
Sedangkan yang diperoleh dari hasil samping industri daging, mungkin persediaan enzimnya
terbatas dan ada persaingan dengan pemanfaatan lain. Sekarang jelas bahwa banyak dari sumber
enzim yang tradisional ini tidak memenuhi syarat untuk mencukupi kebutuhan enzim masa kini.
Oleh karena itu, peningkatan sumber enzim sedang dilakukan yaitu dari mikroba penghasil
enzim yang sudah dikenal atau penghasil enzim-enzim baru lainnya.
Program pemilihan produksi enzim sangat rumit, dan dalam hal tertentu jenis kultivasi
yang digunakan akan menentukan metode seleksi galur. Telah ditunjukkan dahwa galur tertenttu
hanya akan menghasilkan konsentrasi enzim yang tinggi pada permukaan atau media padat,
sedangkan galur yang lain memberi respon pada teknik kultivasi terbenam (submerged), jadi
teknik seleksi harus sesuai dengan proses akhir produksi komersial.

Sumber Enzim dari Organisme hidup : tanaman, hewan dan mikroba.

a. Enzim dari Hewan

Diperoleh sebagai hasil samping dari rumah potong atau industri daging Contoh : Organ
pencernaan : renin, campuran peptidase, karbohidrase dari lipase.Perut sapi yang tua dan perut
ayam sebagai sumber pepsin Jaringan pencernaan terutama lendir pada organ pencernaan domba
sebagai sumber lipase dan esterase. Jaringan antara tenggorokan dan lambung sebagai sumber
lipase Pankreas sebagai sumber pankreatin (campuran dari protease, karbohidrase dan
lipase).Hati : sumber katalase (enzim yang menguraikan peroksida di dalam susu)Limbah
pengolahan ikan dan putih telur sebagai sumber protease dan lisozim.

b. Enzim dari Tanaman

Pemanfaatan papain : Pengempuk daging Industeri detergent (dry cleaning) Industri tekstil
Pembersih tangki Industri kulit Komponen obat pencernaan dan obat pasca operasi dan luka
Secara komersial diproduksi di Sri Lanka, Zaire, Uganda dsb.

c. Enzim dari Mikroba

Sejak 8000 tahun lalu mikroba sudah digunakan dalam pembuatan makanan dan minuman
seperti roti , keju, bir, anggur dsb.Abad ke-19 Pasteur menemukan bahwa produksi etanol
berhubungan dengan aktivitas khamir.Perubahan gula etanol tidak hanya pada sel hidup tapi
juga pada ekstrak sel hidup.Mikroba mengandung 2000-3000 jenis biokatalisator enzim, tapi
hanya 20 yang menunjukkan arti komersial.
 Keuntungan jika enzim diperoleh dari mikroba :

1.Mikroorganisme banyak ragamnya

2.Mikroorganisme dapat dimutasikan atau direkayasa secara genetika untuk menghasilkan


jumlah dan jenis enzim yang lebih banyak

3.Perolehan enzim sering mudah karena banyak yang dikeluarkan secara ekstraseluler

4.Tersedia bahan baku yang cukup banyak dan mudah untuk produksi.

5.Mikroorganisme memiliki kemampuan laju tumbuh dan produksi enzim yang tinggi

2.3 Produksi Enzim

Produksi enzim secara industri saat ini sangat mengandalkan metode fermentasi tangki
dalam (deep tank). Penggunaan mikroorganisme sebagai sumber bahan produksi enzim
dikembangkan dengan beberapa alasan penting, yaitu:
1.            Secara normal mempunyai aktivitas spesifik yang tinggi per unit berat kering produk.
2.          Fluktuasi musiman dari bahan mentah dan kemungkinan kekurangan makanan kaitannya dengan
perubahan iklim.
3.    Mikroba mempunyai karakteristik cakupan yang lebih luas, seperti cakupan pH, dan resistansi
temperatur.
4.          Industri genetika sangat meningkat sehingga memungkinkan mengoptimalisasi hasil dan tipe
enzim melalui seleksi strain, mutasi, induksi dan seleksi kondisi pertumbuhan, yang akhir-akhir
ini, menggunakan inovasi teknologi transfer gen.
Bahan mentah (raw material) untuk industri fermentasi enzim biasanya terbatas pada
unsur-unsur dimana bahan tersedia dengan harga yang murah, dan aman secara nutrisi. Beberapa
yang lazim menggunakan substrat amilum hidrolase, mollase, air dadih, dan beberapa gandum.
Dalam produksi enzim, menggunakan batch untuk proses fermentasi dengan aerasi yang
baik (diagram 1), tetapi proses mungkin ditingkatkan dengan memelihara satu atau beberapa
komponen selama fermentasi.
Diagram 1. Penggambaran tahap dalam persiapan produksi enzim cair

Beberapa enzim yang digunakan dalam skala industri adalah enzim ekstraseluler, enzim
yang secara normal dihasilkan oleh mikroorganisme sesuai dengan substratnya dalam lingkungan
eksternal dan dapat disamakan dengan enzim pencernaan pada manusia dan hewan. Kemudian
ketika mikroorganisme memproduksi enzim untuk memisahkan molekul eksternal besar agar
bisa dicerna biasanya digunakan media fermentasi. Dalam fermentasi sari dari kultivasi
mikroorganisme tertentu, seperti contoh, bakteri, yeast atau filamentous jamur, dijadikan sumber
utama protease, amilase dan sedikit selolosa, lipase, dsb. Kebanyakan industri enzim hidrolase
mampu bertindak tanpa komplek kofaktor, yang segera dipisahkan dari mikroorganisme tanpa
merusak dinding sel dan larut dalam air. Beberapa enzim intraseluler, sekarang juga banyak
diproduksi secara industri dan diantaranya glukosa oksidase untuk pengawetan makanan,
asparginase untuk terapi kanker, dan penicilin asilase untuk antibiotikTahap pemulihan standar
untuk enzim ekstraseluler seperti berikut: memindah mikroorganisme, mengkonsentrasikan,
penambahan bahan pengawet, standarisasi dan pengepakan. Untuk ekstraksi enzim intraseluler
memerlukan cara mekanis, fisik atau gangguan kimiapada dinding sel atau membran.
Pada akhir proses fermentasi, kondisi ideal adalah cairan dengan konsentrasi enzim
tinggi, sebuah organisme biomass yang mudah dipisahkan.
Produk enzim yang aman sebaiknya mempunyai potensi alergi yang rendah, dan dalam
partikelnya terbebas dari kontaminan.
2.4 Legilasi Enzim

Produk enzim dari mikroba harus memenuhi spesifikasi yang ketat berkenaan dengan
sifat racun dan aspek keamanan yang lain. Lingkup pemikiran penting yang berhubungan dengan
penentuan keamanan dari enzim komerisal teruatam adalah :

1.  Reaksi alergenik yang disebabkan oleh suatu protein yang ada dalam produk termasuk protein
enzim dan bahan lainnya.
2.  Aktivitas katalisis dari enzim.
3.   Terjadinya senyawa racun, seperti mikotoksin dan antibiotika.

Mikroorganisme yang digunakan utuk memproduksi enzim dpat diklasifikasikan menjadi 3


kelompok.

Tergantung pada kelompoknya, maka ada tingkatan yang berbeda dalam pengujian sifat
racunnya. Kelompok mikroorganisme yang secara tradisional digunakan dalam makanan dan
mikroorganisme yang dianggap sebagai kontaminan tidak berbahaya yang ada dalam makanan
umumnya pengujian tidak dibutuhkan. Tetapi mikroorganisme yang tidak termasuk dalam dua
kelompok tersebut perlu penyelidikan sifat racun yang lebih ekstensif.
2.5   Immobilisasi Enzim

Sebagai molekul bebas yang laruut dalam air, enzim sulit dipisahkan dari substrat dan
produk, selain itu enzim sulit untuk digunakan secara berulang-ulang. Dewasa ini, berbagai
usaha telah dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, yaitu dengan proses immobilisasi
enzim. Immobilisasi biasanya dapat dianggap sebagai perubahan enzim dari yang larut dalam air,
keadaan bergerak menjadi keadaan tak bergerak yang tidak larut. Immobilisasi mencegah difusi
enzim ke dalam campuran reaksi dan mempermudah memperoleh kembali enzim tersebut dari
aliran produk dengan teknik pemisahan padat atau cair yang sederhana.
Immobilisasi enzim dapat dicapai dengan mengikat enzim secara kovalen ke permukaan
bahan yang tak larut dalam air: pengikatan silang dengan bahan yang cocok untuk menghasilkan
partikel yang baru; penjebakan di dalam suatu matrik atau gel yang permeabel terhadap enzim,
substrat, dan produk; enkapsulasi; dan dengan absorbsi pada zat pendukung.

Keuntungan immobilisasi enzim antara lain;


1.      Memungkinkan penggunaan kembali enzim yang sudah pernah digunakan.
2.      Ideal untuk proses berkelanjutan (continous procces).
3.      Memungkinkan kontrol yang lebih akurat untuk proses katalisis.
4.      Meningkatkan stabilitas enzim.
5.      Memungkinkan pengambangan sistem reaksi multienzim.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pengertian enzim secara umum yaitu enzim merupakan senyawa organik bermolekul
besar yang berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh
tanpa memperngaruhi keseimbangan reaksi. Enzim banyak berperan pada pemecahan
beberapa masalah vital di era modern seperti sekarang, misalnya produksi makanan,
kekurangan dan pemeliharaan energi, dan peningkatan lingkungan dan beberapa industri.
2. Berbagai enzim yang digunakan secara komersial berasal dari jaringan tumbuhan, hewan,
dan dari mikroorganisme yang terseleksi.
3. Produksi enzim secara industri saat ini sangat mengandalkan metode fermentasi tangki
dalam (deep tank). Dalam produksi enzim, menggunakan batch untuk proses fermentasi
dengan aerasi yang baik (diagram 1), tetapi proses mungkin ditingkatkan dengan
memelihara satu atau beberapa komponen selama fermentasi.
4. Produk enzim dari mikroba harus memenuhi spesifikasi yang ketat berkenaan dengan
sifat racun dan aspek keamanan yang lain dengan legislasi.
5. Untuk mengatasi hambatan pemisahan enzim dari substratnya dan produk, serta enzim
yang sulit untuk digunakan secara berulang-ulang, maka dilakukan proses immobilisasi.
6. Saat ini, produsen enzim komersial memasarkan enzim dalam bentuk kasar karena proses
isolasinya lebih sederhana, terutama digunakan dalam makanan dan dalam beberapa
industri.

3.2    Saran

Saya mengharapkan agar pembaca dapat membaca makalah ini agar lebih memahami
materi tentang enzim. Enzim merupakan komponen tubuh yang sangat penting, untuk itu
Saya menyarankan agar pembaca dapat mengembangkan pengetahuannya tentang enzim.
DAFTAR PUSTAKA

Albert Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.

Anonim (-). Manual of Progesterone Enzyme Immunoassay Kit. USA: Cayman Chemical
Company.

Anda mungkin juga menyukai