Disusun Oleh :
Kelompok 4
Amelia Rahmadita (200110190052)
Bagja Nugraha (200110190051)
Mia Nuriyah Fazriyati (200110190037)
Muhammad Haykal Shamil (2001101900198)
Muhammad Irsyad Fadlurrahman (2001101900187)
Naomi Meynadhea (200110190043)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PETERNAKAN
2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………………………….i
Kata Pengantar………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Manfaat mikroorganisme di bidang industri kimia……………………………….3
2.2 Dampak positif dan negatif dari penggunaan bakteri dalam industri kimia………7
2.3 Syarat-syarat Mikroorganisme Industri…………………………………………...8
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan…………………………………………………………………………10
3.2 Saran……………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..11
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariot dan berukuran mikroskopik.
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kolompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang industri,
pengobatan dan pangan.
Tidak semua mikroorganisme yang ada dapat digunakan dalam industri.
Mikroorganisme yang diisolasi dari alam memperlihatkan pertumbuhan sel seperti
komponen fisiologi utamanya, sedangkan mikroorganisme industri merupakan
organisme yang dipilih secara hati-hati sehingga dapat membuat satu atau banyak
produk khusus. Bahkan jika mikroorganisme industri merupakan salah satu yang
sudah diisolasi dengan teknik tradisional, mikroorganisme tersebut merjadi organisme
yang sangat ‘termodifikasi’ sebelum memasuki industri berskala besar (Suriawati,
1995).
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat :diair, tanah, udara, bahkan
dalam tubuh manusia. Dalam sehari – hari bakteri sangat berperan baik peran positif
atau pun negatif. Bakteri berperan penting dalam berbagai bidang khususnya dalam
industri kimia. Industri kimia sangat membutuhkan bakteri dalam proses kimiawi
conthnya dalam pembuatan obat.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa manfaat mikroorganisme di bidang industri kimia?
2. Bagaimana dampak positif dan negatif dari penggunaan bakteri dalam industri
kimia?
1
3. Syarat apa saja yang harus dipenuhi dalam penggunaan mikroorganisme dalam
industri kimia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui manfaat mikroorganisme di bidang industri kimia
2. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari penggunaan bakteri dalam
industri kimia
3. Untuk mengetahui syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan mikroorganisme
dalam industri kimia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mikroorganisme penghasil enzim xilanase yang memiliki karakter sesuai dengan
proses kraft. Analisis dilakukan dengan melakukan studi literatur dari berbagai jurnal
yang telah dipublikasi, sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahn yang telah
diuraikan dalam makalah ini.
4
dimana proses kraft ini berlangsung pada pH dan suhu tinggi (Gambar 1). Jika enzim
xilanase yang digunakan dalam proses kraft tidak memiliki stabilitas yang tinggi
terhadap pH dan suhu tinggi, maka penggunaan enzim xilanase di industri kertas
tidak dapat dilakukan secara efektif, karena jika pH dan suhu dalam proses kraft
disesuaikan dengan pH dan suhu optimum enzim maka proses kraft tidak berjalan
maksimal.
Gambar 1. Diagram penggunaan enzim xilanase dalam proses kraft (gomen ne,
lupa sumbernya)
Hasil pengolahan pulp dengan proses kraft (kimia) menghasilkan pulp yang
berwarna kecoklatan yang disebakan oleh lignin dan turunan lignin yang masih
berikatan dengan hemiselulosa (kompoen utamanya adalah xilan). Untuk
mendapatkan kertas dengan derajat keputihan maka diperlukan proses bleaching.
Enzim xilanase berperan dalam proses bleaching, karena enzim xilanase dapat
memotong ikatan tertentu pada xilan. Xilan merupakan penyusun utama pada
hemiselulosa sehingga dengan menghidrolisis xilan maka lignin dapat terlepas dari
selulosa yang berikatan melalui hemiselulosa (Gambar 2).
5
Antibotika merupakan produk metabolisme sekunder secara ekonomi dihasilkan lebih
dari 100.000 ton antibiotika per tahun, dengan nilai penjualan hampir mendekati $ 5
milyar.
Actinomycetes merupakan bakteri yang banyak ditemukan di dalam tanah.
Bakteri ini mempunyai miselia bercabang yang menyerupai bentuk cendawan/jamur
berfilamentus. Bakteri Actinomycetes dikelompokan kedalam bakteri gram positif,
dan dibandingkan dengan kelompok bakteri lain mempunyai perbedaan yang
istimewa yaitu mengalami pembelahan morfologis yang kompleks dan menghasilkan
produk senyawa bioaktif (Madigan, 2003. Actinomycetes dan genusnya dapat
dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan ciri morfologi dan kandungan kimiawi
dalam dinding sel yaitu streptomyces dan non- streptomyces.
Actinomycetes merupakan suatu mikroba penghasil senyawa aktif terbanyak
dibandingkan dengan bakteri atau kapang yang lain, baik itu senyawa aktif sebagai
antimikroba, antikanker, antivirus, maupun antikolestrol. Eksplorasi senyawa aktif
dari yang berasal dari mikroba selama ini, diambil dari sampel tanah (teristorial) atau
dari tumbuhan. Namun demikian eksplorasi senyawa aktif dari biota laut seperti
hewan, tumbuhan, dan mikroba laut belum banyak dilakukan.
Actinomycetes tersebar dilingkungan yang berbeda-beda. Pada kondisi daerah
panas, misalnya di daerah yang bersuhu 60 °C maka kemungkinan dapat
ditemukannya Actinomycetes thermofil menjadi lebih besar. Di daerah yang berkadar
garam tinggi, akan banyak diperoleh jenis Actinomycetes yang tahan terhadap kadar
garam tinggi (Lam, 2006).
Antibiotik merupakan substansi yang di hasilkan oleh mikroba, dalam
konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba lain.
Setiap antibiotik memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan hanya terhadap
mikroba patogen spesifik, yang disebut spektrum penghambat. Mikroba.
enghasil antibotik meliputi golongan bakteri, fungi dan beberapa mikroba lainnya.
Kurang lebih 70% antibiotik dihasilkan oleh Actinomycetes, 20% oleh fungi, dan
10% dihasilkan oleh bakteri lainnya (Berdy, 2005).
C. Biodetergent enzim protease dalam bakteri Bacillus sp.
Bio deterjen (biological detergent) adalah deterjen untuk mencuci pakaian
yang mengandung enzim. Enzim yang digunakan adalah berasal dari bakteri yang
mampu menyesuaikan hidupnya dalam segala kondisi termasuk panas. Proses bio
deterjen membersihkan pakaian sama seperti yang dilakukan deterjen non-biologis,
hanya ada efek tambahan daya kerja yang lebih maksimal dari enzim. Salah satu
enzim yang sering digunakan adalah enzim protease. Enzim ini mampu
6
menghancurkan protein, pati, dan lemak yang terdapat di noda-noda pada pakaian
yang dicuci, misalnya noda makanan, keringat, dan lumpur.
Sumber penghasil protease
Protease merupakan enzim yang sangat dibutuhkan dalam industri
biodeterjen. Enzim protease ini dapat diambil dari Bacillus sp. Yang merupakan salah
satu bakteri yang dapat menghasilkan enzim protease dalam jumlah besar dan dapat
ditemukan pada limbah cair rumah potong ayam tradisional. Mikroba yang
terkandung dalam limbah cair RPA diantaranya adalah Bacillus subtilis, Bacillus
thuringiensis, dan Lysinibacillus fusifornis (Tarnitip dan Thungkao, 2011).
Bacillus sp merupakan salah satu jenis bakteri yang memiliki kemampuan
untuk menghasilkan protease (baehaki, 2011). Protease merupakan satu diantara tiga
kelompok enzim komersial yang diperdagangkan sebagai katalisator hayati. Bio
deterjen zat pencuci yang memanfaatkan enzim sebagai bahan aktif utama. Saat ini,
penggunaan bio deterjen telah mencalai hampir di seluruh dunia karena memiliki
kelebihan dibandingkan dengan deterjen sintetik. Hal ini didasarkan bahwa
komponen utama bio deterjen adalah protease yang bersifat efisien, selektif, dan
mengkatalisis reaksi tanpa produk samping (Naiola, 2002). Kebutuhan bio deterjen
yang meningkat menyebabkan peningkatan kebutuhan protease.
2.2 Dampak positif dan negatif dari penggunaan bakteri dalam industri kimia
Diiringi dengan berkembangnya mikrobiologi, kini para ahli telah mengetahui
dan mengerti struktur dan sifat-sifat dari berbagai jenis mikroba/jasad renik, maka
kini penggunaan mikroorganisme dalam industri terutama industri kimia sangat
berperan penting dalam proses perindustrian, tetapi dibalik itu tidak semua
mikroorganisme berperan baik dalam kegiatan industri, adapula mikroorganisme
yang bersifat patogen (menyebabkan penyakit).
1. Peran mikroorganisme yang menguntungkan
Mikroorganisme dapat merubah bahan mentah menjadi sesuatu yang
bernilai ekonomis. Salah satu peran yang menguntungkan dari
mikroorganisme dalam bidang industri kimia adalah sebagai penghasil
antibiotik, mikroorganisme yang berperan dalam pembentukan antibiotik
adalah golongan Actinomycetes yang merupakan salah satu prokariota yang
memiliki bentuk menyerupai jamur. Contoh lain dari peran positif
mikroorganisme dengan kegunaannya :
7
2 Bacillus polymyxa Pelembab intermediat kimia
Enterobacter aerogenes
3 Gluconobacter suboxydans Bahan Kimia halus
4 Pseudomonas sp Intermediet untuk asam D-araboaskorbat
5 Gluconobacter suboxydans Intermediet asam tartat
6 Lactobacillus delbrueckii Produk pangan, tekstil, dan pe\mbuatan
bahan kimia, menghilangkan kapur dari
kulit binatang
7 Bacillus subtillis Memodifikasi pati, merekatkan kertas,
melepaskan perekat pada tekstil
8 Bacillus subtilis Memperhalus struktur dan urat kulit
binatang, melepaskan serat, penghilang
noda, pengempuk daging
9 Leuconostoc mesenteroides Stabilisator dalam produk pangan,
pengganti plasma darah
10 Gluconobacter suboxydans Pembuatan asam askorbat
11 Streptomycesalivaceus Pengobatan anemia pernisiosa, pelengkap
Propionibacterium makanan, dan makanan ternak
freudenreichii
8
tumbuh cepat dan menghasilkan produk yang diharapkan dalam waktu yang relatif
singkat. Sifat penting lain yang harus dimiliki mikroorganisme industri adalah:
a) Tidak pathogen, bagi manusia maupun binatang. Jika digunakan, mikroba
pathogen harus dijaga agar tidak menimbulkan akibat samping pada
lingkungan.
b) Mudah dipindahkan dari medium biakan dari laboratorium ke tempat
pembuatannya (industri).
c) Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, karena sel lebih mudah
dipindahkan dari biakan dengan penyaringan (dengan bahan penyaring yang
relatif murah).
d) Unggul, pada kondisi fermentasi yang diberikan, mikroba harus mampu
menghasilkan perubahan-perubahan yang dikehendaki secara cepat dengan
produksi yang tinggi.
e) Stabil, tidak mudah mengalami perubahan atau mutasi akibat perubahan
lingkungan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariot dan berukuran mikroskopik.
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kolompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang industri,
pengobatan dan pangan.
Bakteri berperan penting dalam kehidupan manusia, terutama di bidang
indusrti kimia. Sudah banyak bakteri yang digunakan untuk pembuatan produk dalam
industry kimia, contohnya bakteri Bacillus sp. Penghasil enzim xilanase menjadi
industri kertas, bakteri actinomycetes dalam industri antibiotic, bakteri Bacillus sp
dalam pembuatan biodetergent, dan lain-lain.
Untuk pembuatan produk dalam industry kimia, bakteri yang digunakan harus
memenuhi syarat agar bakteri dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan produk
yang baik pula.
3.2. Saran
Menyikapi peranan bakteri dalam industry kimia, perlu adanya ketelitian
terhadap pembuatan produk yang menggunakan mikroorganisme. Karena, jika
terdapat kesalahan dalam perindustrian, maka akibatnya akan fatal. Oleh karena itu,
untuk menjamin produk yang diharapkan, penggunaan bakteri harus senantiasa dalam
keadaan baik dan tidak menyebabkan penyakit bagi siapapun.
10
DAFTAR PUSTAKA
Goodfellow, M. & Williams, S.T. 1983.Ecology of actinomycetes. 37:189-216.
Madigan, Michael T et al. 2003.Biologyof Microorganism.10th ed. NewYork; Southe
rn Illinois UniversityCarbondale
Lam,R., & G.P. Sharples. 1983.Morphology of Actinomycetes InGoodfellow M., Mo
rdarski, M. &Williams, S.T. (Eds.) The Biologyof the Actinomycetes. AcademicPress
, London, pp. 7164
https://mazfanani.wordpress.com/2011/04/21/eksplorasi-enzim-xilanase-untuk-
aplikasi-industri-kertas-sebagai-agen-biobleaching-analisis-variasi-sumber-
enzim-dari-berbagai-mikroorganisme/
https://www.scribd.com/doc/215297542/Biodetergent-Enzim-Protease
11