Anda di halaman 1dari 14

PERANAN BAKTERI DALAM INDUSTRI KIMIA

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi


Yang Diampu oleh Ibu Dr. Ir. Eulis Tanti Marlina, S.Pt., MP., IPM

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Amelia Rahmadita (200110190052)
Bagja Nugraha (200110190051)
Mia Nuriyah Fazriyati (200110190037)
Muhammad Haykal Shamil (2001101900198)
Muhammad Irsyad Fadlurrahman (2001101900187)
Naomi Meynadhea (200110190043)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PETERNAKAN
2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………………………….i
Kata Pengantar………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Manfaat mikroorganisme di bidang industri kimia……………………………….3
2.2 Dampak positif dan negatif dari penggunaan bakteri dalam industri kimia………7
2.3 Syarat-syarat Mikroorganisme Industri…………………………………………...8
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan…………………………………………………………………………10
3.2 Saran……………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..11

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Pengasih


lagi Maha Penyanyang. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala yang telah mencurahkan Rahmat, Hidayah serta Inayah-Nya sehingga kami
mampu merampungkan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak
lupa kami haturkan kepada Nabi kita, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Sallam,
beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang In Syaa Allah
selalu berada dalam keridhoan-Nya hingga akhir zaman.
Penyusun bersyukur karena dapat merampungkan makalah yang menjadi
tugas mata kuliah mikrobiologi dengan tema “Peranan Bakteri Dalam Industri
Kimia”. Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Maka dari itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
kedua orang tua kami dan teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan serta
doanya sehingga kami dapat mengerjakan makalah ini dengan lancar.
Segala kelebihan itu datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan segala
kekurangan itu datangnya dari kami sendiri. Kami sangat menyadari bahwa maklah
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran demi
penyempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk berbagai pihak.

Sumedang, 1 Maret 2020

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariot dan berukuran mikroskopik.
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kolompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang industri,
pengobatan dan pangan.
Tidak semua mikroorganisme yang ada dapat digunakan dalam industri.
Mikroorganisme yang diisolasi dari alam memperlihatkan pertumbuhan sel seperti
komponen fisiologi utamanya, sedangkan mikroorganisme industri merupakan
organisme yang dipilih secara hati-hati sehingga dapat membuat satu atau banyak
produk khusus. Bahkan jika mikroorganisme industri merupakan salah satu yang
sudah diisolasi dengan teknik tradisional, mikroorganisme tersebut merjadi organisme
yang sangat ‘termodifikasi’ sebelum memasuki industri berskala besar (Suriawati,
1995).
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat :diair, tanah, udara, bahkan
dalam tubuh manusia. Dalam sehari – hari bakteri sangat berperan baik peran positif
atau pun negatif. Bakteri berperan penting dalam berbagai bidang khususnya dalam
industri kimia. Industri kimia sangat membutuhkan bakteri dalam proses kimiawi
conthnya dalam pembuatan obat.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa manfaat mikroorganisme di bidang industri kimia?
2. Bagaimana dampak positif dan negatif dari penggunaan bakteri dalam industri
kimia?

1
3. Syarat apa saja yang harus dipenuhi dalam penggunaan mikroorganisme dalam
industri kimia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui manfaat mikroorganisme di bidang industri kimia
2. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari penggunaan bakteri dalam
industri kimia
3. Untuk mengetahui syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan mikroorganisme
dalam industri kimia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manfaat mikroorganisme di bidang industri kimia


A. Bakteri Bacillus sp. Penghasil enzim xilanase menjadi industri kertas
Industri kertas menggunakan bahan baku utama berupa pulp dari hasil
pengolahan serat tumbuhan. Sebagai konsekuensinya diperlukan pengolahan serat
campuran antara selulosa, hemiselulosa dan lignin untuk menghasilkan pulp
dengan ,kualitas yang baik. Produksi pulp secara komersial dilakukan dengan
menggunakan proses kraft, yaitu dengan menggunakan perlakuan suhu dan pH yang
tinggi untuk mendegradasi dan melarutkan lignin yang berasosiasi dengan selulosa
dan hemiselulosa. Pulp hasil produksi menggunakan metode kraft berwarna
kecoklatan yang disebabkan oleh residu lignin dan turunan lignin (Shoham et al.,
1993). Kemudian untuk mengatasi hal tersebut, maka industri melakukan pemutihan
menggunakan agen pemutih yaitu klorin. Pemakian klorin ini biasa digunakan untuk
pemutihan pulp karena murah dan efektif untuk memutihkan pulp. Namun
penggunaan klorin secara terus menerus dalam jumlah banyak menyebabkan
pencemaran lingkungan dan memerlukan perlakuan khusus pada limbah yang
dihasilkan.
Banyak upaya dilakukan untuk mengurangi dan menggantikan penggunaan
klorin di industri kertas, salah satunya yaitu menggunakan agen biobleaching. Agen
biobleaching ini merupakan molekul protein yang berfungsi sebagai biokatalisator
yang mampu mereduksi penggunaan klorin di industri kertas. Biokatalisator yang
berfungsi sebagai agen biobleaching industri kertas adalah enzim xilanase, sehingga
eksplorasi enzim xilanase untuk aplikasi industri kertas mempunyai aspek potensian
bioteknologi industri yang potensial.
Enzim xilanase dapat digunakan sebagai agen biobleaching karena enzim
xilanase mampu memotong ikatan antara xilan pada selulosa yang berikatan dengan
lignin, sehingga dengan memotong xilan menjadi monomernya,dapat melepaskan
lignin dengan selulosa. Enzim xilanase dapat dihasilkan dari berbagai
mikroorganisme, diantaranya yaitu domain eukariot, prokariot dan archaea. Masing-
masing mikroorganisme tersebut dapat menghasilkan enzim xilanase yang mampu
menghidrolisis xilan menjadi gula-gula sederhana yaitu xilosa. Oleh karena itu, jika
dilakukan eksplorasi enzim xilanase dari mikroorganisme memberikan peluang
bernilai ekonomi dalam penggunaan mikroorganisme di industri kertas dapat
memberikan peluang dari hasil kekayaan biodiversitas. Akan tetapi untuk aplikasi
industri kertas, perlu diperhatikan sumber enzim xilanase yang digunakan karena
penggunaan enzim xilanase nantinya berhubungan dengan proses kraft pulping. Oleh
sebab itu, dalam makalah ini akan dilakukan analisis pemilihan sumber

3
mikroorganisme penghasil enzim xilanase yang memiliki karakter sesuai dengan
proses kraft. Analisis dilakukan dengan melakukan studi literatur dari berbagai jurnal
yang telah dipublikasi, sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahn yang telah
diuraikan dalam makalah ini.

Analisis Variasi Sumber Enzim dari Berbagai Mikroorganisme

            Berbagai mikroorganisme telah berhasil diisolasi untuk memproduksi enzim


xilanase. Enzim xilanase dari berbagai jenis mikroorganisme meliputi eukariot,
archaea dan prokariot memiliki karakter masing-masing pada suhu dan pH tertentu.
Oleh karena itu, tujuan eksplorasi enzim xilanase untuk aplikasi proses biobleaching
pada pulp perlu dipilih target mikroorganisme penghasil enzim xilanase yang tepat.
Hasil studi penelusuran literatur menunjukkan bahwa adanya kecenderungan motif
yang bervariasi dari setiap jenis mikroorganisme (Tabel 1). Pada kelompok eukariot
yaitu bakteri, menunjukkan bahwa dapat diperoleh enzim xilanase dengan pH
optimum dan  temperatur optimum yang bervariasi meliputi enzim xilanase termofilik
alkalifilik. Selain itu, pada kelompok bakteri juga menunjukkan alkali-termostabil
dari ke 4 isolat tersebut. Lain halnya dengan kelompok prokariot, kelompok prokariot
ini menunjukkan sifat enzim yang lebih kearah meso-termofilik dan acido-alkalifilik
jika mengamati pada stabilitas pH. Akan tetapi, archaea lebih menunjukkan kearah
ektrimofilik yaitu pada suhu 80-105οC. Sehingga jika proses kraft berlangsung pada
suhu dan pH yang tinggi, maka diperlukan enzim yang bersifat ekstrim karena lebih
mempunyai stabilitas yang tinggi dibandingkan dengan yang lain. Akan tetapi dari
kelompok archaea yang ada pada tabel tidak didapatkan data tentang stabilitas pH,
sehingga hal ini perlu dipertimbangkan.

Aplikasi enzim xilanase di industri kertas


Industri kertas menggunakan bahan baku pulp untuk memproduksi kertas-
kertas yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan baku pembuatan pulp
berasal dari tumbuhan masih mengandung lignin dan hemiselulosa, sehingga
diperlukan tahapan untuk menghilangkan lignin yang ada pada bahan baku pulp
dengan menggunakan proses kraft. Pulp yang telah melalui proses kraft masih
menunjukkan karakteristik yang berwarna kecoklatan yang disebabkan oleh adanya
residu lignin dan turunannya, sehingga diperlukan tahapan berikutnya yaitu proses
bleaching menggunakan agen klorin. Agen klorin ini lah yang tidak bersahabat
dengan lingkungan dan menambah biaya produksi pulp karena pengolahan limbah
yang cukup rumit.
Alternatif dalam pengolahan pulp dapat menggunakan bahan biologis yaitu
biokatalisator berupa enzim xilanase. Penggunaan enzim xilanase dalam proses kraft
diperlukan karakteristik yang tertentu untuk menyesuaikan dengan proses kraft

4
dimana proses kraft ini berlangsung pada pH dan suhu tinggi (Gambar 1). Jika enzim
xilanase yang digunakan dalam proses kraft tidak memiliki stabilitas yang tinggi
terhadap pH dan suhu tinggi, maka penggunaan enzim xilanase di industri kertas
tidak dapat dilakukan secara efektif, karena jika pH dan suhu dalam proses kraft
disesuaikan dengan pH dan suhu optimum enzim maka proses kraft tidak berjalan
maksimal.

Gambar 1. Diagram penggunaan enzim xilanase dalam proses kraft (gomen ne,
lupa sumbernya)

             Hasil pengolahan pulp dengan proses kraft (kimia) menghasilkan pulp yang
berwarna kecoklatan yang disebakan oleh lignin dan turunan lignin yang masih
berikatan dengan hemiselulosa (kompoen utamanya adalah xilan). Untuk
mendapatkan kertas dengan derajat keputihan maka diperlukan proses bleaching.
Enzim xilanase berperan dalam proses bleaching, karena enzim xilanase dapat
memotong ikatan tertentu pada xilan. Xilan merupakan penyusun utama pada
hemiselulosa sehingga dengan menghidrolisis xilan maka lignin dapat terlepas dari
selulosa yang berikatan melalui hemiselulosa (Gambar 2).

Gambar 2. Struktur komplek selulosa, hemiselulosa dan lignin

B. Bakteri actinomycetes dalam industri antibiotik


Antibiotika merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme,
dan dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain (Goodfellow, 1983).

5
Antibotika merupakan produk metabolisme sekunder secara ekonomi dihasilkan lebih
dari 100.000 ton antibiotika per tahun, dengan nilai penjualan hampir mendekati $ 5
milyar.
Actinomycetes merupakan bakteri yang banyak ditemukan di dalam tanah.
Bakteri ini mempunyai miselia bercabang yang menyerupai bentuk cendawan/jamur
berfilamentus. Bakteri Actinomycetes dikelompokan kedalam bakteri gram positif,
dan dibandingkan dengan kelompok bakteri lain mempunyai perbedaan yang
istimewa yaitu mengalami pembelahan morfologis yang kompleks dan menghasilkan
produk senyawa bioaktif (Madigan, 2003. Actinomycetes dan genusnya dapat
dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan ciri morfologi dan kandungan kimiawi
dalam dinding sel yaitu streptomyces dan non- streptomyces.
Actinomycetes merupakan suatu mikroba penghasil senyawa aktif terbanyak
dibandingkan dengan bakteri atau kapang yang lain, baik itu senyawa aktif sebagai
antimikroba, antikanker, antivirus, maupun antikolestrol. Eksplorasi senyawa aktif
dari yang berasal dari mikroba selama ini, diambil dari sampel tanah (teristorial) atau
dari tumbuhan. Namun demikian eksplorasi senyawa aktif dari biota laut seperti
hewan, tumbuhan, dan mikroba laut belum banyak dilakukan.
Actinomycetes tersebar dilingkungan yang berbeda-beda. Pada kondisi daerah
panas, misalnya di daerah yang bersuhu 60 °C maka kemungkinan dapat
ditemukannya Actinomycetes thermofil menjadi lebih besar. Di daerah yang berkadar
garam tinggi, akan banyak diperoleh jenis Actinomycetes yang tahan terhadap kadar
garam tinggi (Lam, 2006).
Antibiotik merupakan substansi yang di hasilkan oleh mikroba, dalam
konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba lain.
Setiap antibiotik memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan hanya terhadap
mikroba patogen spesifik, yang disebut spektrum penghambat. Mikroba.
enghasil antibotik meliputi golongan bakteri, fungi dan beberapa mikroba lainnya.
Kurang lebih 70% antibiotik dihasilkan oleh Actinomycetes, 20% oleh fungi, dan
10% dihasilkan oleh bakteri lainnya (Berdy, 2005).
C. Biodetergent enzim protease dalam bakteri Bacillus sp.
Bio deterjen (biological detergent) adalah deterjen untuk mencuci pakaian
yang mengandung enzim. Enzim yang digunakan adalah berasal dari bakteri yang
mampu menyesuaikan hidupnya dalam segala kondisi termasuk panas. Proses bio
deterjen membersihkan pakaian sama seperti yang dilakukan deterjen non-biologis,
hanya ada efek tambahan daya kerja yang lebih maksimal dari enzim. Salah satu
enzim yang sering digunakan adalah enzim protease. Enzim ini mampu

6
menghancurkan protein, pati, dan lemak yang terdapat di noda-noda pada pakaian
yang dicuci, misalnya noda makanan, keringat, dan lumpur.
Sumber penghasil protease
Protease merupakan enzim yang sangat dibutuhkan dalam industri
biodeterjen. Enzim protease ini dapat diambil dari Bacillus sp. Yang merupakan salah
satu bakteri yang dapat menghasilkan enzim protease dalam jumlah besar dan dapat
ditemukan pada limbah cair rumah potong ayam tradisional. Mikroba yang
terkandung dalam limbah cair RPA diantaranya adalah Bacillus subtilis, Bacillus
thuringiensis, dan Lysinibacillus fusifornis (Tarnitip dan Thungkao, 2011).
Bacillus sp merupakan salah satu jenis bakteri yang memiliki kemampuan
untuk menghasilkan protease (baehaki, 2011). Protease merupakan satu diantara tiga
kelompok enzim komersial yang diperdagangkan sebagai katalisator hayati. Bio
deterjen zat pencuci yang memanfaatkan enzim sebagai bahan aktif utama. Saat ini,
penggunaan bio deterjen telah mencalai hampir di seluruh dunia karena memiliki
kelebihan dibandingkan dengan deterjen sintetik. Hal ini didasarkan bahwa
komponen utama bio deterjen adalah protease yang bersifat efisien, selektif, dan
mengkatalisis reaksi tanpa produk samping (Naiola, 2002). Kebutuhan bio deterjen
yang meningkat menyebabkan peningkatan kebutuhan protease.
2.2 Dampak positif dan negatif dari penggunaan bakteri dalam industri kimia
Diiringi dengan berkembangnya mikrobiologi, kini para ahli telah mengetahui
dan mengerti struktur dan sifat-sifat dari berbagai jenis mikroba/jasad renik, maka
kini penggunaan mikroorganisme dalam industri terutama industri kimia sangat
berperan penting dalam proses perindustrian, tetapi dibalik itu tidak semua
mikroorganisme berperan baik dalam kegiatan industri, adapula mikroorganisme
yang bersifat patogen (menyebabkan penyakit).
1. Peran mikroorganisme yang menguntungkan
Mikroorganisme dapat merubah bahan mentah menjadi sesuatu yang
bernilai ekonomis. Salah satu peran yang menguntungkan dari
mikroorganisme dalam bidang industri kimia adalah sebagai penghasil
antibiotik, mikroorganisme yang berperan dalam pembentukan antibiotik
adalah golongan Actinomycetes yang merupakan salah satu prokariota yang
memiliki bentuk menyerupai jamur. Contoh lain dari peran positif
mikroorganisme dengan kegunaannya :

No Nama Bakteri Kegunaan


1 Clostridium asetobutylicum Pelarut : Pembuatan bahan kimia

7
2 Bacillus polymyxa Pelembab intermediat kimia
Enterobacter aerogenes
3 Gluconobacter suboxydans Bahan Kimia halus
4 Pseudomonas sp Intermediet untuk asam D-araboaskorbat
5 Gluconobacter suboxydans Intermediet asam tartat
6 Lactobacillus delbrueckii Produk pangan, tekstil, dan pe\mbuatan
bahan kimia, menghilangkan kapur dari
kulit binatang
7 Bacillus subtillis Memodifikasi pati, merekatkan kertas,
melepaskan perekat pada tekstil
8 Bacillus subtilis Memperhalus struktur dan urat kulit
binatang, melepaskan serat, penghilang
noda, pengempuk daging
9 Leuconostoc mesenteroides Stabilisator dalam produk pangan,
pengganti plasma darah
10 Gluconobacter suboxydans Pembuatan asam askorbat
11 Streptomycesalivaceus Pengobatan anemia pernisiosa, pelengkap
Propionibacterium makanan, dan makanan ternak
freudenreichii

2. Peran miikroorganisme yang merugikan


Tidak semua mikroorganisme bersifat baik dan menguntungkan,
beberapa mikroorganisme dapat menyebabkan kerusakan mikrobiologi pada
benda tekstil maupun benda logam. Salah satunya adalah Salmonella yaitu
enterobacteriaceae yang terdistribusi secara luas di dalam lingkungan, dan
meliputi lebih dari 2000 stereotipe. Salmonella merupakan bakteria patogen
yang paling utama yang terdapat di dalam air limbah bekas produksi industri,
yang dapat menyebabkan demam tipus dan paratipus, dan gastroenteristis
(radang lambung/perut). Juga segala bakteri berkapsul yang dapat
menyebabkan lendir, noda, pemucatan warna, pelunakan benda, dan
menghancurkan serat pada proses industri kimia.

2.3 Syarat-syarat Mikroorganisme Industri


Suatu mikroorganisme dianggap layak digunakan dalam industri, bukan saja
mampu menghasilkan substansi yang menarik, tetapi harus lebih dari itu.
Mikroorganisme harus tersedia sebagai biakan murni, sifat genetiknya harus stabil,
dan tumbuh dalam biakan berskala-besar. Biakan juga harus dapat dipelihara dalam
periode waktu yang sangat panjang di laboratorium dan dalam ‘plant’ industri.
Karakteristik penting yang harus dimiliki mikroorganisme industri yaitu harus

8
tumbuh cepat dan menghasilkan produk yang diharapkan dalam waktu yang relatif
singkat. Sifat penting lain yang harus dimiliki mikroorganisme industri adalah:
a) Tidak pathogen, bagi manusia maupun binatang. Jika digunakan, mikroba
pathogen harus dijaga agar tidak menimbulkan akibat samping pada
lingkungan.
b) Mudah dipindahkan dari medium biakan dari laboratorium ke tempat
pembuatannya (industri).
c) Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, karena sel lebih mudah
dipindahkan dari biakan dengan penyaringan (dengan bahan penyaring yang
relatif murah).
d) Unggul, pada kondisi fermentasi yang diberikan, mikroba harus mampu
menghasilkan perubahan-perubahan yang dikehendaki secara cepat dengan
produksi yang tinggi.
e) Stabil, tidak mudah mengalami perubahan atau mutasi akibat perubahan
lingkungan.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariot dan berukuran mikroskopik.
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kolompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang industri,
pengobatan dan pangan.
Bakteri berperan penting dalam kehidupan manusia, terutama di bidang
indusrti kimia. Sudah banyak bakteri yang digunakan untuk pembuatan produk dalam
industry kimia, contohnya bakteri Bacillus sp. Penghasil enzim xilanase menjadi
industri kertas, bakteri actinomycetes dalam industri antibiotic, bakteri Bacillus sp
dalam pembuatan biodetergent, dan lain-lain.
Untuk pembuatan produk dalam industry kimia, bakteri yang digunakan harus
memenuhi syarat agar bakteri dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan produk
yang baik pula.
3.2. Saran
Menyikapi peranan bakteri dalam industry kimia, perlu adanya ketelitian
terhadap pembuatan produk yang menggunakan mikroorganisme. Karena, jika
terdapat kesalahan dalam perindustrian, maka akibatnya akan fatal. Oleh karena itu,
untuk menjamin produk yang diharapkan, penggunaan bakteri harus senantiasa dalam
keadaan baik dan tidak menyebabkan penyakit bagi siapapun.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anjus, Yayan. 2012. Peran mikroba dalam industri.


Budiyanto, Moch. Agus Krisno. Malang 2004. Mikrobiologi terapan.

Goodfellow, M. & Williams, S.T. 1983.Ecology of actinomycetes. 37:189-216.
Madigan, Michael T et al. 2003.Biologyof Microorganism.10th ed. NewYork; Southe
rn Illinois UniversityCarbondale
Lam,R., & G.P. Sharples. 1983.Morphology of Actinomycetes InGoodfellow M., Mo
rdarski, M. &Williams, S.T. (Eds.) The Biologyof the Actinomycetes. AcademicPress
, London, pp. 7164
https://mazfanani.wordpress.com/2011/04/21/eksplorasi-enzim-xilanase-untuk-
aplikasi-industri-kertas-sebagai-agen-biobleaching-analisis-variasi-sumber-
enzim-dari-berbagai-mikroorganisme/
https://www.scribd.com/doc/215297542/Biodetergent-Enzim-Protease

11

Anda mungkin juga menyukai