Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

MIKROBIOLOGI TERAPAN

OLEH:

KELOMPOK 2 Tk. 1B
MARIANA STEFANI CATUR NAIKOFI
EZRA JUNINING MAUBOI
MARIA ERMELINMDA LURUK
YOHANISTA LUSIA BURA
YODESTHA KIRYEN GABRIELLA
BULLAN
SARLYN CONSITA LEUTUBUNG
PATRESIA YOLENTA INDUR
AZRIEL ORTEGA BOIFALA
WILDA MARGARITA HONIN

PRODI FARMASI
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MIKROBIOLOGI
TERAPAN” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ilmu
Kesehatan Masyarakat program studi Farmasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Mikrobiologi Terapan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Faizal R. Soeharto, S, Si, M.KKK, selaku
pengajar Mata Kuliah Mikrobiologi dan Parasitologi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Dalam penulisan makalah, kami menyadari bahwa Mikrobiologi Terapan ini masih
jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membutuhkan. Terima kasih.

Kupang, 31 Mei 2022

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1 Mikrobiologi Industri................................................................................................2
2.2 Mikrobiologi Makanan.............................................................................................2-4
2.3 Mikrobiologi Udara..................................................................................................4-5
2.4 Mikrobiologi Air........................................................................................................5-7
BAB III PENUTUP............................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................9
3.2 Saran.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme, yang mencakup bermacam-
macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun
kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik meskipun bukan termasuk
sel.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran
sebagai bukti keberadaannya. Begitu banyak dan dominannya peranan mikroorganisme
dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi. Dengan
semakin majunya teknologi mikroskop, semakin mendu-kung perkembangan
mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini semakin luas dan mendalam.
Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa cabang, seperti salah satu disiplin
ilmu yang mempelajari tentang peranan mikroorganisme di dalam lingkungan.
Mikrobiologi mempunyai dua bagian, yaitu dasar – dasar mikrobiologi dan
mikrobiologi terapan, adapun mikrobiologi bagian pertama mencakup aspek bahasan
Sejarah dan Perioda, Disiplin, Bentuk dan Susunan, Ukuran, Struktur Sel, Pewarnaan,
Kehidupan , Nutrien, Media, Sterilisasi, Metabolisme, Pertumbuhan, Perkembangbiakan,
Perhitungan, Lingkungan Hidup, Toksin, dan Taksonomi Mikroba. Sedangkan untuk
bagian kedua mencakup materi Mikrobiologi Udara, Mikrobiologi Air, Mikrobiologi
Tanah, Mikrobiologi Rumen, Mikrobiologi Makanan, Mikrobiologi Pasca-Panen,
Makanan Fermentasi dan Protein Sel Tunggal, Mikrobiologi Industri, Mikrobiologi
Kesehatan, Mikrobiologi Kesenjataan serta Mikrobiologi Analitik.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi industri dan bagaimana penerapannya?
 Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi makanan dan bagaimana
penerapannya?
 Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi udara dan bagaimana penerapannya?
 Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi air dan bagaimana penerapannya?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi industri dan penerapannya
 Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi makanan dan penerapannya
 Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi udara dan penerapannya
 Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi air dan penerapannya

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mikrobiologi Industri
Adalah suatu proses produksi mikroorganisme dalam jumlah besar dalam kondisi terkendali
dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan
bermanfaat. Dilihat dari sudut industri, mikroorganisme merupakan “pabrik zat kimia” yang
mampu melakukan perubahan yang dikehendaki. Mikroorganisme merombak bahan mentah
(substrat) menjadi suatu produk baru Substrat                   +        Mikroorganisme
Produk baru

Substrat                       : karbohidrat, pati, molasses, limbah hasil pertanian, tebu, ubi dsb.
Mikroorganisme          : bakteri, jamur, yis dll.
produk baru : enzim, alcohol, antibiotic, vitamin, hormone steroid, asam amino,
asam organic, protein sel tunggal.

Beberapa Contoh Mikrobiologi Industri (Bioteknologi)


1. Industri Bahan Kimia
a) Industry Asam Asetat
Asam asetat disebut juga dengan asam cuka, merupakan cairan yang berwarna putih
dengan bau asam yang sangat tajam. Pembuatan asam asetat secara fermentasi
dilakukan dalam dua tahap yaitu fermentasi alcohol dan fermentasi asam asetat oleh
bakteri asam asetat pada larutan yang mengandung alcohol.

b) Industri Asam Laktat


Asam laktak merupakan bahan kimia serba guna yang dapat digunakan sebagai :

 Asidulan (bahan pengasam), aroma dan pengawet dalam industry makanan dan

obat-obatan, kulit dan tekstil.

 Untuk produksi bahan kimia dasar.


 Untuk polimerisasi bahan yang mudah dirombak poly lactic acid (PLA).

Produksi asam laktat dunia mencapai 80.000 ton dan sekitar 90% diantaranya
dihasil kan oleh bakteri asam laktat melalui fermentasi dan sisanya dihasilkan secara
sintetis dengan menghidrolisis laktonitril.
c) Industri Alkohol
Secara garis besar proses pembuatan alkohol (ethanol) merupakan proses
pengubahan karbohidrat dari berbagai tanaman dengan bantuan mikroba yis Saccharomyces
cereviceae menjadi alkohol. Karbohidrat sebagai substrat dapat digunakan dari berbagai
sumber seperti pati ubi, nira kelapa, nira nipah, sagu maupun limbah sagu, air
kalapa,jagung, gandum, limbah bahan organik dsb.

2. Industri Enzim
Enzim hanya terbentuk di dalam sel makhluk hidup. Enzim berfungsi sebagai
katalisa tor beberapa reaksi kimia yang tidak dapat digantikan oleh bahan kimia
sintetik. Tek nologi enzim tidak diragukan lagi dapat menyumbangkan kepada penyelesaian
terhadap sebagian masalah. Di samping itu banyak enzim lain yang juga sudah
dimersialkan seperti Enzim Lipase, Enzim Amilase, Enzim Laktase, α-amilase, β-amilase
dll.

3. Industri Protein Sel Tunggal (SCP= single cell protein)

FAO telah memprediksi terjadinya gap antara negara maju dengan negara
berkembang dalam penyediaan pangan termasuk protein. Ketersediaan pangan yang
mencukupi dan berkualitas bagi penduduk dunia telah mendapat perhatian negara
seluruh dunia. CSP merupakan pangan harapan di masa depan, dimana protein akan
dihasilkan dalam jumlah yang besar dari proses produksi sel mikroba. Disebut SCP karena
kebanyakan mikro organisme yang digunakan sebagai penghasil merupakan mikroorganisme
sel tunggal, bukan nya organisme multi sel seperti hewan dan tumbuhan.Secara teori, dalam
kondisi yang opti mal mikroorganisme dapat menghasilkan 25 ton per hari protein. Hal ini
jauh lebih efisien bila dibanding dengan protein yang dihasilkan oleh hewan dalam
waktu yang sama.

Terdapat perhatian yang lebih terhadap penggunaan alga sebagai sumber SCP
walau pun pertumbuhannya agak lambat berbanding bakteri dan yis. Kelebihan alga sebagai
mikro organisme sebagai sumber SCP adalah dapat hidup subur pada kondisi terbuka
dan hanya memerlukan CO2 sebagai sumber karbon untuk proses fotosintesis. Alga
seperti Chlorella dan Sensdemus telah lama dijadikan makanan di Jepang, sedangkan
Spirulinadigunakan secara meluas di Mexico dan Afrika.

4. Industri Produk-produk Kesehatan


Vaksin adalah sediaan mikroorganisme mati atau yang dilemahkan yang dapat
diberi kan kepada manusia atau hewan guna merangsang kekebalan tubuh. Dalam penyakit
yang di sebabkan oleh virus, vaksin telah berkembang oleh teknologi DNA rekombinan
untuk melawan virus polio, hepatitis, herpes, influenza dll.Antibiotic adalah senyawa anti
mikrob yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup. Antibiotic telah digunakan secara
meluas se jak perang dunia kedua dengan penemuan penicillin. Selanjutnya dalam
perkembangan nya, anti biotic digunakan secara meluas bagi obat-obatan manusia dan
hewan ternak. Beberapa antibiotic telah digunakan untuk meningkatkan berat ternak.
Antibiotic dalam dosis terbatas dapat digunakan untuk mengatasi penyakit taaman yang
disebabkan oleh mikroba.

Insulin, Sebelum ini, kebutuhan insulin bagi penderita diabetes disediakan dari
ekstrak insulin babi atau lembu. Penyelidikan DNA rekombinan telah berhasil
memproduksi insulin yang didapat dari proses fermentasi bakteri.

Produk darah, Produksi darah melalui teknik DNA rekombinan telah berhasil
memenuhi kebutuhan darah, di mana konsumsi terbesar produk darah adalah jepang
dan Amerika Utara sebesar 25% dari kebutuhan dunia.

2.2 Mikrobiologi Makanan


Mikrobiologi pangan merupakan salah satu disiplin ilmu mikrobiologi terapan yang
mengkaji tentang peran mikroorganisme dalam produksi makanan, menimbulkan kerusakan
dan keracunan makanan serta peran mikroorganisme sebagai salah satu sumber makanan
manusia. Banyak sekali produk makanan dan minuman yang diproduksi melibatkan atau
memanfaatkan aktivitas mikroorganisme, seperti roti, tape, tempe, anggur, bir dan
sebagainya. Di satu sisi mikroorganisme sangat bermanfaat untuk produksi makanan dan
minuman namun demikian pada sisi lain mikroorganisme juga yang menimbulkan kerusakan
dan keracunan makanan. Makanan dapat menjadi media untuk membantu penyebaran
berbagai jenis penyakit. Sampai saat ini banyak produk komersial dengan nutrisi tinggi yang
dikenal dengan single cell protein (SCP), memanfaatkan mikroorganisme seperti Chlorella.
Produk lain, seperti yakult merupakan minuman yang mengandung bakteri Lactobacillus.
Makanan tidak hanya bernilai nutrisional bagi manusia tetapi juga merupakan media
kultur yang ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme. Makanan dapat menjadi terawetkan
melalui fermentasi atau mengalami kerusakan bergantung pada kehadiran mikroorganisme
dan kondisi penyimpanan. 
Mikroorganisme dapat digunakan untuk mengubah bahan baku makanan menjadi produk-
produk yang bermanfaat, seperti anggur, keju, saus dan bir. Makanan juga dapat berperan
sebagai media penularan penyakit, deteksi dan kontrol patogen. Mikrorganisme yang
menimbulkan kerusakan makanan merupakan bagian yang penting dari mikrobiologi
makanan. Mikroorganisme mempengaruhi makanan mulai dari pengolahan dari produsen
hingga ke konsumen akhir.
Mikrorganisme dapat menyebabkan penyakit melalui 2 cara ketika memakan makanan
yang terkontaminasi. Seseorang dapat terinfeksi melalui patogen berperantara makanan,
kemudian tumbuh dalam tubuh yang bersangkutan. Pada kasus yang lain, komponen toksik
dibentuk ketika mikroorganisme tumbuh dalam makanan sebelum dicerna dengan
memperlihatkan gejala-gejala penyakit setelah dikonsumsi. Kontaminasi oleh
mikroorganisme penyebab penyakit dapat terjadi pada saat tertentu ketika pengolahan
makanan.
2.2.1 Peranan Mikroba Dalam Makanan
Bakteri pada umumnya adalah heterotrof. Namun, ada juga bakteri yang autotrof,
seperti bakteri kemosintetik. Bakteri ini mendapat energi melalui reaksi kombinasi oksigen
dengan molekul anorganik, seperti sulfur, nitrit, atau amonia. Beberapa bakteri juga memiliki
kemampuan untuk memecah selulosa, komponen utama pembentuk dinding sel tumbuhan.
Terdapat bakteri yang memiliki simbiosis (hubungan hidup bersama) dengan mamalia
ruminansia (memamah biak, seperti sapi, kambing, domba). Bakteri ini hidup di
saluran pencernaan hewan memamah biak dan membantu mencerna makanan berserat seperti
rerumputan yang tidak dapat dicerna sendiri oleh hewan tersebut. Simbiosis bakteri ini juga
terdapat di dalam pencernaan Anda. Bakteri ini menguraikan makanan yang tidak dapat
tercerna dan mensintesis vitamin seperti vitamin K dan B12.

2.2.2 Mikroba yang Menguntungkan

Pada makanan ada beberapa mikroba yang menguntungkan, diantaranya:


1. Lactobacillus

Bakteri ini dikenal juga dengan nama bakteri laktat terdiri dari delapan jenis yang
mempunyai manfaat berbeda-beda. Olahan makanan dari bakteri ini diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. Pembuatan Yogurt
Lactobacillus bulgaricus merupakan salah satu bakteri yang berperan penting dalam
pembuatan yoghurt. Yoghurt merupakan hasil olahan fermentasi dari susu. Bakteri ini
hidup di dalam susu dan mengeluarkan asam laktat yang dapat mengawetkan susu dan
mengurai gula susu sehingga orang yang tidak tahan dengan susu murni dapat
mengonsumsi yoghurt tanpa khawatir akan menimbulkan masalah kesehatan.

b. Terasi

Sedangkan  Lactobacillus sp. biasanya digunakan untuk pembuatan terasi. Terasi


biasanya terbuat dari udang kecil (rebon), ikan kecil ataupun teri. Proses pembuatan
terasi dilakukan secara fermentasi. Rebon yang telah kering ditumbuk dan dicampur
dengan bahan lain kemudian diperam selama 3-4 minggu. Selama fermentasi, protein
diekstrak menjadi turunan-turunanya seperti pepton, peptida dan asam amino.
Fermentasi juga menghasilkan amonia yang menyebabkan terasi berbau merangsang.

c. Kefir

Ada beberapa jenis lactobacillus yang juga berperan dalam pembuatan kefir. Bakteri


yang berperan antara lain: Lactocococcus lactis, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus kefir,
Lactobacillus kefirgranum, Lactobacillus parakefir.  Semua bakteri tadi merupakan bibit
kefir dan berfungsi sebagai penghasil asam laktat dari laktosa. Sedangkan Lactobacillus
kefiranofaciens berperan sebagai pembentuk lendir (matriks butiran kefir).

2. Streptococcus
Jenis bakteri streptococcus yang biasanya digunakan dalam makanan
adalah Streptococcus lactis. Bakteri ini berperan dalam pembuatan mentega, keju dan yoghurt.
Pada pembuatan yoghurt, bakteri streptococcus bekerjasama dengan bakteri lactobacillus.
Bakteri lactobacillus berperan dalam pembentukan aroma yoghurt, sedangkan
bakteri Streptococcus lactis berperan dalam pembentukan rasa yoghurt.

Pada pembuatan mentega dan keju, bakteri Streptococcus lactis diperlukan untuk


menghasilkan asam laktat. Pada pembuatan keju, asam laktat dapat menghasilkan gumpalan
susu berbentuk seperti tahu. Gumpalan ini kemudian dipadatkan dan diberi garam. Garam
berfungsi untuk mempercepat proses pengeringan, penambah rasa dan pengawet. keju
diperam untuk dimatangkan selama sekitar 4 minggu. Selama proses pemeraman inilah,
citarasa dan tekstur dari keju terbentuk.

3. Pediococcus cerevisiae

Bakteri Pediococcus sp. digunakan dalam pembuatan sosis. Tidak semua sosis dibuat


melalui proses fermentasi. Sosis fermentasi dikenal dengan istilah dry sausage atau semi dry
sausage. Contoh sosis jenis ini antara lain adalah Salami Sausage, Papperson Sausage, Genoa
Sausage, Thurringer Sausage, Cervelat SausageChauzer Sausage .

4. Acetobacter
Jenis acetobacter yang terkenal perannya dalam pengolahan makanan
adalah Acetobacter xylinum yang berperan dalam pembuatan nata de coco. Bakteri ini disebut
juga dengan bibit nata. Bakteri akan membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa
yang sudah asam. Dalam kondisi tersebut, bakteri akan menghasilkan enzim yang dapat
membentuk zat gula menjadi serat atau selulosa. Dari jutaan bakteri yang tumbuh pada air
kelapa tersebut akan dihasilkan jutaan benang-benang selulosa yang akan memadat dan
menjadi lembaran-lembaran putih yang disebut nata.

5. Jamur Rhyzopus oryzae

Jamur ini sangat berperan dalam pembuatan tempe. Tempe sendiri dapat dibuat dari
kacang kedelai maupun bahan nabati lain yang berprotein. Pada tempe berbahan kedelai,
jamur selain berfungsi untuk mengikat atau menyatukan biji kedelai juga menghasilkan
berbagai enzim yang dapat meningkatkan nilai cerna saat dikonsumsi.

6.  Neurospora sitophila

Jamur ini berperan dalam pembuatan oncom. Oncom dapat dibuat dari kacang tanah yang
ditambahkan dengan bahan makanan lain seperti bungkil tahu. Bahan-bahan tersebut dapat
menjadi oncom dengan bantuan jamur oncom. Proses yang terjadi dalam pembuatan oncom
hampir sama dengan pembuatan tempe.

7. Aspergillus wentii dan Aspergillus oryzae

Jamur-jamur ini berperan dalam pembuatan kecap dan tauco. Kecap atau tauco dibuat
dari kacang kedelai. Proses pembuatannya mengalami dua tahap fermentasi. Proses
fermentasi pertama, yaitu adanya peran jamur  Aspergillus wentii dan Aspergillus oryzae. Protein
akan diubah menjadi bentuk protein terlarut, peptida, pepton dan asam-asam amino,
sedangkan karbohidrat diubah oleh aktivitas enzim amilolitik menjadi gula reduksi. Proses
fermentasi kedua menghasilkan kecap atau tauco yang merupakan aktivitas
bateri Lactobacillus sp. Gula yang dihasilkan pada Kecap proses fermentasi diubah menjadi
komponen asam amino yang menghasilkan rasa dan aroma khas kecap.

8. Saccharomyces cerevisiae

Jamur ini dimanfaatkan untuk pembuatan tape, roti dan minuman beralkohol dengan cara
fermentasi. Tape dibuat dari singkong atau beras ketan. Dalam pembuatan tape, mikroba
berperan untuk mengubah pati menjadi gula sehingga pada awal fermentasi tape berasa
manis. SelainSaccharomyces cerivisiae, dalam proses pembuatan tape ini terlibat pula
mikrorganisme lainnya, yaitu Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera. Kedua
mikroorganisme ini turut membantu dalam mengubah pati menjadi Tape gula sederhana
(glukosa). Adanya gula menyebabkan mikroba yang menggunakan sumber karbon gula
mampu tumbuh dan menghasilkan alkohol. Keberadaan alkohol juga memacu tumbuhnya
bakteri pengoksidasi alkohol yaitu Acetobacter aceti yang mengubah alkohol menjadi asam
asetat dan menyebabkan rasa masam pada tape yang dihasilkan.

Pada pembuatan roti, fermentasi berfungsi menambah cita rasa, mengembangkan adonan
roti dan membuat roti berpori. Hal ini disebabkan oleh gas CO 2 yang merupakan hasil
fermentasi. Roti yang dibuat menggunakan ragi memerlukan waktu fermentasi sebelum
dilakukan pemanggangan. Pembuat roti harus menyimpan adonan di tempat yang hangat dan
agak lembab. Keadaan lingkungan tersebut dapat memungkinkan ragi untuk berkembang
biak, memproduksi karbon dioksida secara terus menerus selama proses fermentasi.

2.2.3 Mikroba yang Merugikan

Selain ada yang menguntungkan juga terdapat beberapa mikroba yang dapat merugikan,
yaitu:
1. Clostridium botulinium, menghasilkan toksin dan membusukkan makanan
2. Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan, penurunan pH, dan
pembentukkan gas.
3. Burkholderia gladioli (sin. Pseudomonas cocovenenans), menghasilkan asam bongkrek,
terdapat pada tempe bongkrek

2.3 Mikrobiologi Udara


Mikrobiologi udara adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan mikroba di udara
(berguna untuk bidang-bidang kedokteran/ kesehatan, industri, ruang-angkasa dll).Mikroba di
udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu medium tempat
mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan partikulat debu dan tetesan
cairan, yang kesemuanya ini mungkin dimuati mikroba. Untuk mengetahui atau
memperkirakan secara akurat berapa jauh pengotoran udara sangat sukar karena memang
sulit untuk menghitung organisme dalam suatu volume udara. Namun ada satu teknik
kualitatif sederhana, menurut Volk, dkk (1989) yaitu mendedahkan cawan hara atau medium
di udara untuk beberapa saat. Selama waktu pendedahan ini, beberapa bakteri di udara akan
menetap pada cawan yang terdedah. Semakin banyak bakteri maka bakteri yang menetap
pada cawan semakin banyak. Kemudian cawan tersebut diinkubasi selama 24 jam hingga 48
jam maka akan tampak koloni-koloni bakteri, khamir dan jamur yang mampu tumbuh pada
medium yang digunakan.

Mikroba yang terdapat diudara berasal dari tanah yang disebabkan oleh percikan tanah dan
akibat tiupan angin. Daerah yang terbebas dari mikroba tanah atau disebut juga daerah steril
yaitu terdapat pada: 100-1000 m diatas permukaan tanah (kecuali jika ada pesawat lewat) 100
m dibawah permukaan tanah.

Udara merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah
yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Udara tidak mengandung
komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri di udara kemungkinan terbawa
oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus oleh tiupan angin.

Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur
dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk
vegetatif ataupun dalam bentuk generatif . Belum ada mikroba yang habitat aslinya di
udara. Udara dibagi menjadi dua bagian yaitu udara luar dan udara dalam ruangan. Udara
dalam ruang atau indoor air adalah udara dalam ruang gedung (rumah, sekolah, restoran,
hotel, rumah sakit, perkantoran) yang ditempati sekelompok orang dengan tingkat kesehatan
yang berbeda-beda selama minimal satu jam. Sedangkan udara luar atau outdoor air adalah
udara yang bergerak bebas di atmosfer dan jumlahnya lebih banyak dari udara dalam suatu
ruangan (Budiyanto. 2001).

Kualitas udara dalam ruangan (indoorair quality) juga merupakan masalah yang perlu
mendapat perhatian karena akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Timbulnya
permasalahan yang mengganggu kualitas udara dalam ruangan umumnya disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu kurangnya ventilasi udara (52%) adanya sumber kontaminasi di dalam
ruangan (16%) kontaminasi dari luar ruangan (10%), mikroba (5%), bahan material bangunan
(4%) , lain-lain (13%) CDC-NIOSH.

Mikroorganisme yang berasal dari luar misalnya serbuk sari, jamur dan spora, yang bisa
juga berada di dalam ruangan. Selain itu cemaran dalam ruangan yang berasal dari
mikroorganisme dalam ruangan seperti serangga, jamur pada ruangan yang lembab, bakteri.
Mikroorganisme yang tersebar di dalam ruangan dikenal dengan istilah bioaerosol.

Bioaerosol adalah mikroorganisme atau partikel, gas, substansi dalam gas atau organisme
hidup yang hidup atau terdapat dalam udara. Contoh bioaerosol di udara bakteri (Legionella,
Actinomycetes), jamur (Histoplasma, Alternaria, Penicillium, Aspergillus, Stachybotrys,
Aflatoxins), protozoa (Naegleria, Acanthamoeba), virus (Influenza (flu)). Pada jumlah
terbatas, keberadaan bioaerosol tidak akan menimbulkan efek apapun, akan tetapi dalam
jumlah tertentu dan terhirup akan menimbulkan infeksi pernapasan misalnya asma, alergi

Dari semua lingkungan, udara merupakan lingkungan yang paling sederhana. Komposisi
normal udara terdiri atas gas nitrogen 78,1 %, oksigen 20,93 % dan karbondioksida 0.03 %,
sementara selebihnya berupa gas argon, neon, kripton, xenon dan helium. Udara juga
mengandung uap air, debu, bakteri, spora dan sisa-sisa tumbuhan. Meskipun terdapat bakteri
di udara, belum ditemukan bakteri yang berhabitat asli dari udara. Udara bukanlah
lingkungan alami bagi bakteri, karena tidak mengandung cukup air dan nutrisi untuk
mendukung pertumbuhan dan reproduksinya. Udara dalam ruang tertutup mengandung lebih
sedikit bakteri dari jenis yang sama dibandingkan yang ditemukan di udara terbuka. Bakteri
tersebut sebagian besar adalah saprofit dan bersifat non patogenik, tetapi dengan
bertambahnya bakteri non patogenik dalam jumlah yang relatif besar dapat berpotensi sama
seperti bakteri patogenik. Pada mulanya udara jarang mengandung bakteri patogenik, tetapi
dalam perkembangan selanjutnya menjadi sasaran penularan sejumlah spesies utama yang
menyebebkan infeksi pada saluran pernafasan.

Dalam hal ini droplet berperan sebagai sumber bakteri patogen di udara. Bakteri dalam
mulut yang keluar bersama batuk dan bersin dapat tersebar, kemudian menguap pada waktu
jatuh sehingga meninggalkan droplet nuklei (inti tetesan) yang mampu bertahan dalam
sirkulasi udara di dalam ruangan selama berjam-jam, bahkan berhari-hari.
Penyakit Serta Cara Penyebarannya Melalui Udara

Bakteri yang tersebar bersama-sama dengan aerosol yang ada di udara dikenal dengan
istilah bioaerosol. Dampak kesehatan dari bioaerosol, pada dasarnya berbeda-beda tergantung
dari bahan-bahan di dalamnya. Kebanyakan dari bioaerosol adalah non pathogen dan hanya
dapat dirasakan oleh orang yang sensitif. Setiap bakteri pathogen, selalu dapat menginfeksi
pada keadaan tertentu. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri di udara ruang diklasifikasikan
sebagai penyakit yang menular lewat udara (air borne diseases).

Tuberkulosis atau TBC

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam
penularannya. Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang
berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk
dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu. Lamanya dari
terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang berbulan-bulan sampi
tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit kronis.

Meningitis

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau
selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat
ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi
bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui
rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati.
Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan
peliharaan.

Flu Burung

Avian Influenza atau flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
virus influenza H5N1. Virus yang membawa penyakit ini terdapat pada unggas dan dapat
menyerang manusia. Penularan virus flu burung berlangsung melalui saluran pernapasan.
Unggas yang terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus dalam jumlah besar di kotorannya.
Manusia dapat terjangkit virus ini bila kotoran unggas bervirus ini menjadi kering, terbang
bersama debu, lalu terhirup oleh saluran napas manusia.
Pneumonia

Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru ditandai
dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan biasa, antara
lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak napas, dan badan terasa
lemas. Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniae dan
Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri
tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang
dewasa.

Sars

Sindrom pernapasan akut parah atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala awal gangguan pernapasan berupa napas
pendek dan terkadang disertai batuk. Penyebab SARS adalah Coronavirus, yaitu virus yang
bersifat menular dan umumnya menyerang saluran pernapasan atas, virus ini juga dapat
menyebabkan flu. Penyebaran terbanyak penyakit ini adalah di Asia, terutama Cina dan Hong
Kong. Sementara itu, di Indonesia sendiri, menurut data terakhir Badan Kesehatan Dunia
(WHO) baru ditemukan 7 kasus suspect, 2 kasus probable, dan belum ada satu pun kasus
kematian akibat penyakit ini.

Sars adalah stadium lanjut dari pneumonia sehingga gejala awal yang dialami
penderita juga mirip dengan flu biasa. Namun, demam yang menyerang penderita SARS
dapat mencapai 38 derajat Celcius yang terkadang disertai dengan menggigil, sakit kepala,
perasaan lesu, serta nyeri tubuh.

Pada stadium awal penyakit biasanya penderita akan mengalami gangguan


pernapasan ringan selama tiga sampai tujuh hari. Jika tidak segera diatasi, besar kemungkinan
penderita mengalami batuk kering yang dapat menimbulkan kekurangan oksigen dalam
darah. Pada beberapa kasus, penderita akan memerlukan napas bantuan mengunakan
ventilator (alat bantu pernapasan). Belum ditemukan vaksin untuk mencegah penyakit ini,
sehingga yang dibutuhkan adalah sikap waspada agar tidak terjangkit. Beberapa cara yang
dapat dilakukan antara lain:

Mencuci tangan sesering mungkin. Bila bersentuhan dengan sesuatu yang banyak
mengandung kuman atau kotoran, gunakan alkohol untuk membunuh bakteri yang menempel
di kulit.
Hindari menyentuh mulut, mata, hidung dengan tangan yang kotor.
Gunakan masker apabila menderita batuk/pilek agar kuman dan bakteri tidak menyebar ke
orang lain. Sebagian besar infeksi terjadi di rumah sakit, karena itu kurangi frekuensi
mengunjungi ruangan dengan tingkat infeksi tinggi.

Pengendalian penyakit yang terbawa udara

1) Imunisasi. Dengan pemberian vaksin rubella pada anak-anak laki-laki dan perempuan
sejak dini

2) Pengubahan kandungan jasad penyebab infeksi di udara dengan penyaringan, sterilisasi


atau pengenceran. Penyaringan udara yang diputar ulang dengan mengalirkan jumlah
udara melalui penyaring dengan memerlukan sistem ventilasi komplek ditambah
penggunaan energi yang besar. Teknik pengen-dalian di udara dengan pengenceran
dengan melakukan penggantian udara dalam dengan udara luar secara terus-menerus.
Terdapat juga metode untuk mengendalikan penyakit yang disebarkan melalui udara, yaitu
:

a)  Metode sinar ultraviolet

Digunakan pada ruangan yang sesak dengan daya tembus jelek, merusak mata
sehingga sinar harus diarahkan ke langit-langit

b)  Metode aliran udara satu arah

Digunakan di laboratorium industri ruang angkasa dengan batasan mahal untuk


pemanasan atau pengaturan udara

c)  Metode sirkulasi ulang, udara tersaring

Digunakan di tempat apa saja dengan batasan penyaring harus sering diganti.

d)  Metode pembakaran

Digunakan pada ventilasi udara dari cerobong yang didalamnya terdapat

organisme yang menginfeksi sedang dipindahkan (Volk, dkk. 1989).

Upaya untuk membebaskan udara dalam ruangan dari mikroba yaitu saat ini telah banyak
dijual penyejuk udara/ AC dengan kemampuan anti mikroba. Cara sterilisasi udara yang
digunakan pada penyejuk udara tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Mengalirkan udara melalui filter yang mengandung Leuconostoc Citreum

(bahan efektif untuk menangkal avian influenza dari tumbuhan kimchii), Ag-Z (nano
silver zeolite), Houttuyina (tumbuhan obat alami dari Korea),  dan  Triclosan (pembunuh
jamur, bakteri, dan kuman). Keempat zat kimia itu akan bekerja secara efektif membunuh
semua jenis bakteri, kuman, dan virus flu burung.

2.  Mengalirkan udara melewati tetesan air yang telah dialiri arus listrik.

3.  Mengalirkan udara melewati ion perak.

2.4 Mikrobiologi Air


Mikrobiologi lingkungan air adalah ilmu yang mengacu pada studi tentang
mikroorganisme yang hidup di air atau yang dapat diangkat dari satu habitat yang lain dengan
air.
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup karena makhluk hidup
memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air
dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan
suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Ada dua jenis utama dari air yaitu:
1. Air Tanah Air
ini adalah air yang berasal dari sumur dalam dan mata air bawah tanah. Air ini adalah air
yang hampir bebas dari bakteri karena tindakan penyaringan dalam tanah, pasir dan batu,
namun mungkin menjadi terkontaminasi ketika mengalir sepanjang saluran.
Air tanah dalam pada umumnya tergolong bersih dilihat dari segi mikrobiologis,
karena sewaktu proses pengaliran air mengalami penyaringan alamiah, dengan demikian
kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di dalamnya. Sumber utama air tanah adalah
presipitasi yang dapat menembus tanah secara langsung ke air tanah atau mungkin memasuki
sungai di permukaan tanah dan merembes ke bawah melalui alur-alur ke air tanah. Sumber-
sumber air tanah yang lain adalah air dari lapisan jauh di bawah tanah yang terbawa keluar dalam
batuan intrusif serta air yang terjebak dalam batuan sediment. Keadaan geologis menentukan jalur
perjalanan air dari presipitasi hingga mencapai zona jenuh.

2. Air Permukaan Air ini


adalah air yang ditemukan di sungai, danau, dan sumur dangkal. Udara melalui yang
melewati hujan selalu mencemari air. Sumber lain adalah berbagai jenis perusahaan dan
pertanian, peternakan oleh sisi arus air. Kemungkinan sumber kontaminasi mikroba dari
tubuh air tanah dan limpasan pertanian, peternakan hewan, air hujan, limbah industri,
buangan dari instalasi pengolahan air limbah dan badai kabur dari wilayah kota.

Pengelompokan Mikrobiologi Lingkungan Air


Perairan alami memiliki sifat yang dinamis dan aliran energi yang kontinyu hal ini
terjadi selama sistem di dalamnya tidak mendapatkan gangguan atau hambatan, antara lain
dalam bentuk pencemaran. Berikut lingkungan perairan meliputi:
1. Lingkungan air laut di mana mikroorganisme terdapat di seluruh bagian laut dari
permukaan air laut sampai dasar relung yang terdalam. Di lingkungan laut lepas memiliki
populasi mikroorganisme yang relatif lebih rendah, di lingkungan pantai populasi
mikroorganisme terdapat lebih banyak. Hal ini karena lingkungan pantai kaya akan nutrien
yang berasal dari daratan.

2. Lingkungan air tawar di mana pada umumnya lingkungan perairan tawar lebih banyak
mengandung nutrien jika dibandingkan dengan lingkungan perairan laut. Lingkungan
perairan tawar dibagi menjadi 2 kategori yaitu :

- Habitat lentik contoh danau, kolam.

- Habitat lotik contoh mata air, sungai.

3) Lingkungan perairan payau (peralihan air tawar ke air laut) atau merupakan lingkungan
perairan tawar merupakan daerah transisi antara perairan tawar dan laut.

Jumlah dan jenis mikrooganisme yang terdapat di dalam air bervariasi bergantung
dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Sumber air. Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air dipengaruhi oleh sumber air
tersebut, misalnya air atmosfer (air hujan/salju), air permukaan (danau, sungai), air tanah
(sumur, mata air), air tergenang (air laut), dsb.

2. Komponen nutrien dalam air. Air, terutama air buangan sering mengandung komponen-
komponen yang dibutuhkan oleh spesies mikroorganisme tertentu. Semua air secara
alamiah juga mengandung mineral-mineral yang cukup untuk kehidupan mikroorganisme
di dalam air.
3. Komponen beracun. Komponen beracun yang terdapat di dalam air mempengaruhi jumlah
dan jenis mikroorganisme di dalam air tersebut.

4. Organisme air. Adanya organisme lain di dalam air dapat mempengaruhi jumlah dan jenis
mikroorganisme air sebagai contoh plankton merupakan organisme yang makan bakteri,
ganggang dan plankton lainnya, sehingga adanya plankton dapat mengurangi jumlah
organisme-organisme tersebut.

5. Faktor fisik. Jumlah dan jenis mikroorganisme juga dipengaruhi oeh faktor-faktor fisik
seperti: suhu, pH, tekanan osmotik, tekanan hidrostatik, aerasi, dan penetrasi sinar
matahari. Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air buangan selain dipengaruhi oleh
faktor-faktor diatas juga dipengaruhi oleh jenis polutan air tersebut. Misalnya air yang
terpolusi oleh kotoran hewan dan manusia mengandung bakteri-bakteri yang berasal dari
kotoran seperti Esherchia coli, Streptokoki fekal, Clostridium perfringens.

Keuntungan & Kerugian Mikroorganisme Air

kerugian adanya mikroba dalam air antara lain :

1. Yang paling dikhawatirkan, bila di dalam badan air terdapat mikroba penyebab penyakit,
seperti: Salmonella penyebab penyakit tifus/paratifus, Shigella penyebab penyakit disentri
basiler, Vibrio penyebab penyakit kolera, Entamoeba penyebab disentri amuba.
2. Di dalam air juga ditemukan mikroba penghasil toksin seperti : Clostridium yang hidup
anaerobik, yang hidup aerobik misalnya : Pseudomonas, Salmonella, Staphyloccus,
serta beberapa jenis mikroalgae seperti Anabaena dan Microcystis
3. Sering didapatkan warna air bila disimpan cepat berubah, padahal air tersebut berasal dari air
pompa, misal di daerah permukiman baru yang tadinya persawahan. Ini disebabkan oleh
adanya bakteri besi misal Crenothrix yang mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi
senyawa ferro menjadi ferri.
4. Di pemukiman baru yang asalnya persawahan, kalau air pompa disimpan menjadi berbau
(bau busuk). Ini disebabkan oleh adanya bakteri belerang misal Thiobacillus yang
mempunyai kemampuan mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S.
5. Badan dan warna air dapat berubah menjadi berwarna hijau, biru-hijau tau warna-warna lain
yang sesuai dengan warna yang dimiliki oleh mikroalgae. Bahkan suatu proses yang sering
terjadi pada danau atau kolam yang besar yang seluruh permukaan airnya ditumbuhi oleh
algae yang sangat banyak dinamakan blooming. Biasanya jenis mikroalgae yang berperan
didalamnya adalah Anabaena flosaquae dan Microcystis aerugynosa. Dalam keadaan
blooming sering terjadi kasus-kasus :
- Ikan mati, terutama yang masih kecil yang disebabkan karena jenis-jenis mikroalgae
tersebut dapat menghasilkan toksin yang dapat meracuni ikan.

- Korosi atau pengkaratan terhadap logam (yang mengandung senyawa Fe atau S), karena
di dalam massa mikroalgae penyebab blooming didapatkan pula bakteri Fe atau S
penghasil asam yang korosif.

Bakteri Merugikan Dalam Mikrobiologi Lingkungan Air

Bakteri yang hidup di perairan umumnya uniseluler, tidak memiliki klorofil,


berkembang biak dengan pembelahan sel secara transversal atau biner, sebagian besar (±
80%) berbentuk batang, gram negatif, bergerak secara aktif. Secara umum hidupnya
saprofitik pada sisa buangan hewan atau tanaman yang sudah mati, ada juga yang bersifat
parasitik pada hewan, manusia dan tanaman yang dapat menyebabkan penyakit. Contoh
bakteri yang banyak dijumpai di laut: Pseudomonas, Vibrio, Flavobacterium, Achromobacter
dan Bacterium.
1. Vibrio (Vibrio cholerae). Vibrio adalah salah satu jenis bakteri yang tergolong dalam
kelompok marine bacteria. Bakteri ini umumnya memiliki habitat alami di laut. Sejumlah
spesies Vibrio yang dikenal sebagai patogen seperti V. alginolyticus, V. anguillarum, V.
carchariae, V. cholerae, V. harveyii, V. ordalii dan V. Vulnificus. Gejala yang ditimbulkan
dari bakteri ini adalah diare yang sangat parah, muntah-muntah, kehilangan cairan sangat
banyak sehingga menyebabkan kejang dan lemas.

2. Shigella sp. Shigella adalah genus dari Gram-negatif, non-motil, bakteri endospor
berbentuk-tongkat yang berhubungan dekat dengan Escherichia coli dan Salmonella.
Shigella merupakan penyebab dari penyakit shigellosis pada manusia, selain itu, Shigella
juga menyebabkan penyakit pada primata lainnya, tetapi tidak pada mamalia lainnya.

3. Eschericia coli (strain patogen) menyebabkan diare. Gejala yang ditimbulkan dari bakteri
ini adalah buang air besar berkali-kali dalam sehari, kotoran encer (mengandung banyak
air), terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut.

4. Salmonella typhi menyebabkan tifus. Gejala yang ditimbulkan dari bakteri ini adalah sakit
kepala, demam, diare, muntah-muntah, peradangan dan pendarahan usus.
5. Shigella dysentriae menyebabkan disentri. Gejala yang ditimbulkan infeksi usus besar,
diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit perut.

6. Cyanobacteria adalah mikroorganisme yang sangat umum ditemukan dalam air. Warna air
kebiruan-hijau di kolam atau selokan yang dikaitkan dengan organisme ini. Nostoc dan
Anabaena adalah cyanobacteria umum yang ditemukan dalam air kolam. Anabaena
diketahui berperan dalam menfiksasi nitrogen, dan Anabaena membentuk hubungan
simbiosis dengan tanaman tertentu seperti paku-pakuan. Terdapat satu dari 4 genera dari
cyanobacteria yang menghasilkan neurotoxin, yang membahayakan margasatwa lokal
seperti halnya hewan ternak dan hewan peliharaan. Spesies tertentu dari Anabaena telah
digunakan dalam pertanaman padi sawah, sebagai penyedia pupuk alami yang efektif.

Jamur Merugikan Dalam Mikrobiologi Lingkungan Air

Jamur hidup tersebar luas, berbentuk uniseluler, umumnya berbentuk filamen atau serat
yang disebut miselia atau hifa. Contohnya Saprolegnia sp., Branchiomyces sanguinis,
Icthyophonus hoferi. Berikut contohnya:

1. Branchiomyces atau "Gill Rot (busuk insang)" disebabkan oleh jamur Branchiomyces
sanguinis dan Branchiomyces demigrans. Spesies jamur ini biasanya dijumpai pada ikan
yang mengalami stres lingkungan, seperti pH rendah (5.8 -6.5), kandungan oksigen rendah
atau pertumbuhan algae yang berlebih dalam akuarium, Branchiomyces sp. tumbuh pada
temperatur 14 - 35°C, pertumbuhan optimal biasanya terjadi pada selang suhu 25 - 31°C.
Penyebab utama infeksi biasanya adalah spora jamur yang terbawa air dan kotoran pada
dasar akuarium. Tanda-tanda Penyakit Branchiomyces sanguinis dan B. demigrans pada
umumnya menyerang insang ikan.

2. Icthyophonus disebabkan oleh jamur Icthyophonus hoferi . Jamur ini tumbuh baik pada air
tawar maupun air asin (laut). Meskipun demikian, biasanya serangan jamur ini hanya akan
terjadi pada air dingin 2 - 20° C. Penyebaran Icthyophonus berlangsung melalui kista yang
terbawa kotoran ikan atau akibat kanibalisme terhadap ikan yang terjangkit.

Virus Merugikan Dalam Mikriobiologi Lingkungan Air

Bentuk virus bermacam-macam antara lain bentuk batang pendek, batang panjang, bulat,
bentuk polihedral. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Hanya memiliki satu jenis asam
nukleat seperti virus polifag. Berikut contoh merugikan:
1. Virus hepatitis A menyebabkan penyakit hepatitis. Gejala yaitu demam, sakit kepala, sakit
perut, kehilangan selera makan, pembekakan hati sehingga tubuh menjadi kuning. Virus
ini dikeluarkan oleh orang yang membuang tinja, dan jika kotoran mencemari pasokan air,
maka virus ini dibawa dalam air sampai dikonsumsi oleh manusia.

2. Virus polio menyebabkan penyakit Poliomyelitis. Gejala yaitu tenggorokan sakit, demam,
diare, sakit pada tungkai dan punggung, kelumpuhan dan kemunduran fungsi otot.

Jenis Metazoa (Cacing Parasit) Dalam Mikrobiologi Lingkungan Air

Cacing adalah cacing parasit yang tumbuh dan berkembang biak dalam kotoran dan
tanah basah. Mereka memasuki tubuh dengan membenamkan melalui kulit, atau dengan
konsumsi dari worm di salah satu siklus hidup banyak fasenya. Telur dan bentuk larva dari
cacing yang cukup besar untuk terjebak selama perawatan air konvensional, sehingga mereka
cenderung tidak menjadi masalah dalam sistem air. Beberapa contoh jenis cacing yang
merugikan sebagai berikut:

1. Ascaris lumbricoides (cacing gelang) menyebabkan penyakit ascariasis pada manusia.


Gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit perut yang parah, malabsorbsi, muntah-
muntah, kelelahan.

2. Taenia saginata (cacing pita) menyebabkan penyakit taeniasis. Gejala yang ditimbulkan
adalah gangguan pencernaan, rasa mual, kehilangan berat badan, rasa gatal di anus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tadi dapat disimpulkan bahwa mikrobiologi terapan terdapat
beberapa bagian dan ada bagian yang menguntungkan adajuga yang merugikan seperti pada
mikrobiologi makanan terdapat mikroba pada bahan makanan yang mendatangkan keuntungan
seperti Lactobacillus yang dapat digunakan untuk memnuat yogurt, Pediococcus cerevisiae
yang digunakan untuk pembuatan sosis. Dan yang merugikan antara lain Clostridium
botulinium yang dapat menghasilkan toksin dan membusukkan makanan, Leuconostoc
mesenteroides dapat menyebabkan pelendiran makanan, penurunan pH, dan pembentukkan gas
dan Burkholderia gladioli (sin. Pseudomonas cocovenenans), dapat menghasilkan asam
bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek.

Beberapa penyakit asal udara tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia. Penularan
mikroba ini, bergantung pada pemindah sebaran asal udara yang cepat dari satu orang ke orang
lain, kadang-kadang dengan pemindahan langsung seperti melalui ciuman. Misal virus campak.
Namun mikroba lain, seperti bakteri tuborkulosis dapat bertahan hidup untuk jangka waktu lama
di luar tubuh

Mikrobiologi lingkungan air adalah ilmu yang mengacu pada studi tentang
mikroorganisme yang hidup di air atau yang dapat diangkat dari satu habitat yang lain dengan
air. Ada 2 macam jenis utama air yaitu air tanah dan air permukaan.
Mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikroba sebagai
komponen untuk industri atau mengikut sertakan mikroba dalam proses, yang bertujuan untuk
menghasil kan produk bernilai ekonomi dan bermanfaat.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas maka saran yang
dapat kami sampaikan adalah :
1. Mikroba / bakteri memang dapat mempermudahkan kita dalam berbagai macam hal,
namun berhati-hatilah memilih mikroba yang digunakan karena dari berbagai macam
mikroba itu ada yang menguntungkan kita dan ada juga yang dapat merugikan kita.
2. Walaupun penggunaan mikrobiologi sangat bermanfaat bagi kehidupan kita, tapi kita
juga harus waspada pada jenis mikroba yang membahayakan kehidupan kita misalnya
seperti senjata biologi yang dapat membunuh manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Pelczar,M.J dan Chan,E.C.S.2012.Dasar-dasar Mikrobiologi 2.Universitas
Indonesia:Jakarta
Puspitaningrom, Alvie. 2008. Pemanfaatan Limbah Activated Alumina dan Sand Blasting PT.
PERTAMINA UP IV Cilacap Sebagai Bahan Pembuatan Souvenir Dengan Teknik Solidifikasi.
http://lemlit.unila.ac.id/file/Prosiding/ProsidingI2006.pdf
Diakses tanggal 27 Februari 2010

Volk, Wesley A., dan Wheeler, Margaret F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Jakarta : Penerbit
Erlangga.

Misran, Erni. 2002. Aplikasi Teknologi Berbasiskan Membran Dalam Bidang Bioteknologi
Kelautan: Pengendalian Pencemaran.
http://www.pdfqueen.com/html/aHR0cDovL2xpYnJhcnkudXN1LmFjLmlkL2Rvd25sb2FkL2Z0
L2tpbWlhLWVybmkucGRm
Diakses tanggal 28 Februari 2010

Ali, Iqbal. 2008. Peran Mikroorganisme dalam Kehidupan.


http://iqbalali.com/2008/02/18/peran-mikroorganisme-dlm-kehidupan/
Diakses tanggal 28 Februari 2010

Nurhayati. 2008. Uji Ketahanan Bakteri Dehalogenasi pada Subtrat Herbisida KMCPA Formula.

http://eprints.undip.ac.id/1985/1/Bioma_Nurhayati_Juni_08.pdf
Diakses tanggal 28 Februari 2010

Hidayat,N,.Padaga,M.C dan Suhartini.2006.Mikrobiologi


Industri.ANDI:Yogyakarta

iman Sadiqul.2010. analisis peran mikroorganisme, studi kasus bakteri karang pendegradasi
senyawa hernisida MCPA di perairan pantai utara jawa:Banjarbaru Universitas Lambung
Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai