Anda di halaman 1dari 20

BIOTEKNOLOGI DAN PRODUKSI PANGAN

DI SUSUN OLEH:

1.Naila Azzahra Rahmadhani

2.Muh. Rahmat Ramadhan

3.Meisya Angriani

4.Muh Fauzan Rahman

MTS AS'ADIYAH NO 33 BABU'E


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Bioteknologi dalam Bidang Pangan”. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para
sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang disampaikan,
untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

29 Januari 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 1


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioteknologi ........................................................................ 2
B. Jenis-jenis Bioteknologi ........................................................................ 3
C. Pemanfaatan Bioteknologi dalam Bidang Pangan ................................ 5
D. Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Pangan ....................................... 7
E. Produk Bioteknologi dalam Bidang Pangan ......................................... 8
F. Dampak Penggunaan Bioteknologi ....................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
memberi pengaruh kepada pola kehidupan manusia. Bagaimanapun tidak dapat
dipungkiri bahwasanya sebagian besar aspek kehidupan manusia telah
memanfaatkan teknologi. Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, jamur, virus, dan lain-lain) maupun
produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Pada akhir tahun 1970-an, bioteknologi mulai dikenal sebagai salah satu
revolusi teknologi yang sangat menjanjikan. Pentingnya bioteknologi secara
strategis dan potensinya untuk kontribusi dalam bidang pertanian, pangan,
kesehatan, sumber daya alam dan lingkungan mulai menjadi kenyataan yang
semakin berkembang. Secara tidak langsung bioteknologi dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia juga. Akan tetapi, perlu kita sadari
bahwa perkembangan bioteknologi yang bervariasi ini belum dapat menjamin
peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Karena masih banyak masyarakat
yang tingkat perekonomiannya rendah sehingga penggunaan bioteknologi
belum dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Namun demikian,
banyaknya penggunaan hasil-hasil bioteknologi belum diimbangi dengan
pengetahuan masyarakat tentang pengertian dari bioteknologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bioteknologi
2. Apa saja jenis-jenis bioteknologi
3. Bagaimana pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pangan
4. Apa manfaat bioteknologi dalam bidang pangan
5. Apa saja produk bioteknologi dalam bidang pangan
6. Bagaimana dampak penggunaan bioteknologi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi
semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,
komputer, biologi molekuler, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan
lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan
bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman
untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan
dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa
lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin
walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang
tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh
Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat
dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara-
negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam
teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan,
pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit
genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun
AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para
penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau
kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang
pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan

2
3

DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul
karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta
juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan
bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan
hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik
(racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning
dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari
bermacam-macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme
melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi
fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain
atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Perubahan sifat Biologis
melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme baru"
produk bioteknologi dengan sifat-sifat yang menguntungkan bagi manusia.
Produk bioteknologi, antara lain:
1. Jagung resistan hama serangga.
2. Kapas resistan hama serangga.
3. Pepaya resistan virus.
4. Enzim pemacu produksi susu pada sapi.
5. Padi mengandung vitamin A.
6. Pisang mengandung vaksin hepatitis.

B. Jenis-jenis Bioteknologi
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa di
antaranya diasosiasikan dengan warna, yaitu:
1. Bioteknologi Merah (Red Biotechnology)
Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu
bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang medis.
Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai dari
4

tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah


pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan
sel induk untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati
penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan gen
abnormal dengan gen yang normal.
2. Bioteknologi Putih/Abu-Abu (White/Grey Biotechnology)
Bioteknologi putih/abu-abu (white/grey biotechnology) adalah
bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan
produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan.
Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir atau
ragi, enzim-enzim dan organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta
untuk memudahkan proses produksi dan pengolahan limbah industri.
Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk meningkatkan
efisiensi pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir.

3. Bioteknologi Hijau (Green Biotechnology)


Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi
bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian,
bioteknologi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama,
bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang
menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di
bidang peternakan, binatang-binatang telah digunakan sebagai
"bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing,
sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein
protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing
(antigen).
Bioteknologi Biru (Blue Biotechnology)
4.
Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi
akuatik atau perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di
lingkungan akuatik. Salah satu contoh yang paling tua adalah akuakultur,
menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi
terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang
dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultur). Perkembangan
5

bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika untuk menghasilkan


tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang menyerang
salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang
memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga menghasilkan

C. Pemanfaatan Bioteknologi dalam Bidang Pangan


Secara garis besar kegiatan bioteknologi dalam bidang pangan meliputi:
1. Teknologi sel mikroba, untuk produksi pangan terfermentasi dan aditif
pangan
Teknologi sel mikroba sudah diaplikasikan dibidang pangan beberapa
abad yang lalu. Tujuan dari teknologi sel mikroba ini adalah untuk
pengawetan pangan yang menghasilkan berbagi jenis pangan terfermentasi
seperti dadih (yoghurt dan keju), tauco, tape dan sebagainya. Sedangkan
teknologi mikrobial yang bertujuan untuk menghasilkan bahan kimia
(sekaligus bahan pangan) adalah produksi etanol oleh khamir dan proses
lanjutannya untuk menghasilkan cuka (asam asetat) oleh bakteri. Pada
awal abad ke II ditemukan teknologi produksi gliserol oleh khamir yang
dirangsang oleh kebutuhan untuk memproduksi dinamit. Berbagai macam
asam dan enzim sudah dapat dihasilkan dengan bantuan mikroba ini.
Bahkan sederetan bahan kimia lain yang telah dapat diproduksi secara
mikrobial. Mikroba sudah terbukti merupakan agen biologis yang sangat
potensial untuk menghasilkan berbagai jenis zat kimia. Banyak di
antaranya merupakan bahan aditif pangan. Teknologi produksi aditif
pangan secara mikrobial dilandasi oleh teknik manipulasi metabolisme
agar zat yang dikehendaki terakumulasi dan dikeluarkan dari dalam sel.
Teknik manipulasi metabolisme ini diperoleh dari mutasi konvensional
seperti radiasi dengan sinar X, UV, Gamma dan penggunaan mutagen
kimia, maupun mutasi modern melalui rekayasa genetik.
2. Aplikasi enzim baik untuk persiapan bahan maupun pengolahan pangan
Teknologi aplikasi enzim untuk persiapan maupun pengolahan
pangan sangat luas. Aplikasi yang tergolong kelompok pertama, misalnya
pembuatan sirup glukosa dari pati-patian yang melibatkan enzim-enzim α
6

dan β amylase, amiloglukosidase dan pullulanase, konversi glukosa ke


fruktosa oleh glukosaisomerase, penggunaan pektinase untuk membantu
ekstraksi pati dari bahan asalnya, modifikasi pati untuk mengubah sifat
fungsionalnya dan sebagainya. Kelompok kedua, misalnya penggunaan
lipase untuk menghasilkan emulsifier, surfaktant, mentega, coklat tiruan,
protease untuk membantu pengempukan daging, mencegah kekeruhan bir,
naringinase untuk menghilangkan rasa pahit pada jus jeruk, glukosa
oksidase untuk mencegah reaksi pencoklatan pada produk tepung telur dan
lain-lain.

3. Kultur sel atau jaringan tanaman dan tanaman transgenik


Sel tanaman mempunyai kemampuan yang disebut “totipotency”,
yaitu kemampuan tumbuh dan berkembang biak untuk menjadi tanaman
lengkap pada medium yang memenuhi syarat. Sel tersebut dapat tumbuh
tanpa mengalami deferensiasi. Hal ini tergantung pada kadar hormon
pertumbuhan yang diberikan. Pemberdayaan sel atau jaringan tanaman
bertujuan untuk:
a. Produksi zat kimia atau aditif pangan
b. Menumbuhkan tanaman (dengan produk bahan pangan) bersifat tinggi.
c. Menumbuhkan tanaman dengan produktivitas bahan pangan tinggi.
Sifat variasi somaklonal dari sejumlah populasi sel tanaman yang
tumbuh dapat digunakan untuk menyeleksi sel tanaman yang unggul untuk
memproduksi metabolit tertentu. Produk-produk aditif dari sel tanaman
tersebut berguna untuk:
a. Zat warna pangan (antosianin, betasinin, saffron)
b. Flavor (strawberry, anggur, vanilla, asparagus)
c. Minyak atsiri (mint, ros, lemon bawang)
d. Pemanis (steviosida, monelin)
Tanaman transgenik adalah khususnya tanaman yang mempunyai gen
hasil alihan dari mikroorganisme lain. Contoh tanaman transgenik adalah
tanaman yang mengandung gen racun serangga dari Bacillus thuringiensis
(gen Bt). Tanaman kentang tahan terhadap herbisisda biolaphos, tanaman
kapas tahan terhadap herbisisda glyphosate.
7

4. Kultur sel hewan dan hewan transgenik


Kultur sel hewan adalah sistem menumbuhkan sel manusia maupun
hewan untuk tujuan memproduksi metabolit tertentu. Aplikasi dari sistem
ini banyak digunakan untuk menghasilkan produk-produk farmasi dan kit
diagnostik dengan jenis produk berupa molekul protein kompleks.
Aplikasi yang berhubungan tidak langsung dengan masalah pangan,
misalnya: penetapan jenis kelamin dari embrio yang akan ditanam,
penentuan masa ovulasi dari sapid an fertilisasi in vitro untuk hewan.
Adapun contoh-contoh produk yang biasa dihasilkan oleh sel hewan
misalnya: interferon, tissue plasminogen activator, erythroprotein,
hepatitis B surface antigen.
Hewan transgenic adalah hewan yang menerima gen pindahan dari
organisme lain (atau hewan yang sama) untuk tujuan-tujuan yang tentunya
dianggap menguntungkan bagi manusia.
5. Rekayasa protein
Aplikasi rekayasa protein dalam bidang pangan melibatkan dua hal
yaitu:
a. Enzim melalui modifikasi molekul protein, untuk stabilitas enzim
pada kondisi-kondisi khusus. Misalnya perbaikan kestabilan termal
dari enzim glukosa isomerase.
b. Modifikasi protein pangan untuk mengubah sifat fungsionalnya,
untuk memperbaiki sifat elastisitas, kemampuan membentuk emulsi
atau kemampuan menstabilkan tekstur.

D. Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Pangan


Peran bioteknologi, khususnya pemanfaatan mikroba dalam bidang
pangan, telah cukup luas dikenal masyarakat. Dengan mudah, kita dapat
menemukan makanan dan minuman hasil fermentasi mikroba. Adapun manfaat
bioteknologi dalam bidang pangan adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan produk makanan yang bergizi tinggi. Contohnya: tempe,
roti dan nata de coco.
8

2. Menghasilkan produk makanan dan minuman hasil fermentasi alkohol.


Contohnya: tapai, bir dan wine.
3. Menghasilkan produk makanan dan minuman hasil fermentasi Asam.
Contohnya: yoghurt, keju, sauerkraut dan pikel (acar).
4. Menghasilkan produk bahan penyedap. Contohnya: tauco, kecap, terasi,
dan cuka.

E. Produk Bioteknologi dalam Bidang Pangan


Secara garis besar, produk bioteknologi dalam bidang pangan dapat
dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut:
1. Produk makanan bergizi tinggi
a. Tempe
Salah satu contoh makanan bergizi tinggi hasil bioteknologi
adalah tempe. Tempe merupakan makanan tradisional masyarakat
Indonesia yang sudah dikenal sejak dulu. Tempe dibuat dengan
memanfaatkan jamur genus Rhizopus, seperti R. stoloniferus, R.
oligosporus, dan R. oryzae. Tempe memiliki beberapa keunggulan,
yaitu bergizi tinggi dan mudah dicerna. Hal itu disebabkan selama
proses fermentasi, jamur Rhizopus menghasilkan enzim protease yang
mampu mendegradasi protein menjadi asam amino dan juga
menghasilkan enzim lipase yang menguraikan lemak menjadi asam
lemak. Baik asam amino maupun asam lemak merupakan senyawa
sederhana yang langsung dapat diserap oleh tubuh.
b. Oncom
Oncom terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas kedelai dengan
bantuan jamur Neurospora sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan zat
warna merah atau oranye yang merupakan pewarna alami. Neurospora
dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase protease yang aktif selama
proses fermentasi. Selain itu, juga dapat menguraikan bahan-bahan
dinding sel ampas kacang kedelai, singkong, atau kelapa. Fermentasi
ini juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai ester
yang beraroma sedap.
9

c. Roti
Roti juga termasuk makanan produk bioteknologi yang bergizi
tinggi. Roti dibuat dengan cara fermentasi oleh ragi atau yeast. Dalam
pembuatan roti, produk fermentasi yang diperlukan hanyalah karbon
dioksida. Karbon dioksida membentuk gelembung-gelembung udara
dalam adonan roti. Gelembung-gelembung udara tersebut menjadi roti
bertekstur ringan atau berongga-rongga. Adonan roti terdiri atas
campuran tepung terigu, garam, lemak, air dan yeast. Yeast tidak
memiliki enzim untuk memecah amilum yang terdapat di dalam
tepung, tetapi penambahan air mengaktifkan enzim amilase yang ada
di dalam tepung terigu. Selanjutnya, enzim amylase memecah amilum
menjadi gula dan gula difermentasi menjadi alcohol serta karbon
dioksida oleh yeast.
d. Nata de coco
Nata de coco merupakan produk fermentasi air kelapa oleh
bakteri Acetobacter xylinum. Nata sebenarnya adalah polisakarida
(selulosa) yang disintesis bakteri tersebut selama proses fermentasi
berlangsung. Biosintesis selulosa ini menggunakan sumber gula yang
berasal dari medium air kelapa, yaitu glukosa dan fruktosa.
Produk makanan dan minuman hasil fermentasi alkohol
2.
a. Tapai
Tapai merupakan makanan beralkohol yang memiliki rasa khas
dengan kandungan alkohol 3-5 %. Untuk membuat tapai digunakan
ragi tapai. Pada ragi tapai terdapat berbagai mikroorganisme,
umumnya dari kelompok jamur dan khamir (yeast). Pada saat
fermentasi tapai terjadi proses sakarifikasi pati (amilum) oleh enzim
amilase yang dihasilkan oleh jamur, kemudian dilanjutkan dengan
fermentasi alkohol oleh khamir.
b. Bir
Bir dibuat dari tumbuhan barley (sejenis gandum). Pada
umumnya yeast yang digunakan dalam pembuatan bir adalah
Saccharomyces cerevisiae dan S. carlsbergensis. Enzim-enzim yang
10

terdapat di dalam yeast mengubah maltosa dalam biji barley menjadi


glukosa. Fermentasi bir umumnya memakan waktu 5-14 hari,
bergantung pada jenis bir dan hasil pengubahan gula menjadi alcohol,
yaitu 3-5 % larutan.
c. Minuman anggur atau wine
Minuman anggur atau wine terbuat dari sari buah anggur yang
juga difermentasikan oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Jenis
minuman anggur yang dihasilkan bergantung pada jenis buah anggur
yang digunakan, proses fermentasi, dan cara penyimpanannya. Rasa
dan aroma anggur bergantung pada asam-asam organik dan senyawa-
senyawa aromatik organik yang terdapat di dalam sari buah anggur
dan proses fermentasi. Minuman anggur umumnya mengandung
alkohol dengan kadar 10-15 %.

3. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi asam


a. Yoghurt
Bakteri asam laktat yang digunakan untuk pembuatan yogurt
adalah Lactobacillus bulgaris, Streptococcus lactis, dan Streptococcus
thermophilus. Bakteri-bakteri tersebut mengubah gula susu (laktosa)
menjadi asam laktat. Kondisi asam menyebabkan susu mengalami
penggumpalan menjadi dadih susu. Dadih susu terbentuk selama
fermentasi oleh bakteri asam laktat. Pembuatan yoghurt dan keju
bergantung pada proses penggumpalan susu tersebut.
b. Keju
Keju dibuat dari air susu yang diasamkan dengan memasukkan
bakteri, yaitu Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus
thermophillus. Untuk mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam
susu (asam laktat) susu dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu
dengan maksud untuk membunuh bakteri yang berbahaya agar
berhasil dalam proses pembuatannya. Selanjutnya, ditambahkan
campuran enzim yang mengandung renin untuk menggumpalkan susu
sehingga terbentuk lapisan, yaitu berupa cairan susu yang harus
dibuang, sedangkan bagian yang padat diperas dan dipadatkan. Enzim
11

tersebut akan menambah aroma dan rasa, juga akan mencerna protein
dan lemak menjadi asam amino. Keju menjadi keras apabila
kelembabannya kecil dan pemampatannya besar. Jika masa
inkubasinya semakin lama, maka keasamannya makin tinggi sehingga
cita rasanya makin tajam.
c. Sauerkraut dan pikel (acar)
Bakteri asam laktat yang digunakan untuk fermentasi sayur-
sayuran dan biji-bijian dalam pembuatan sauerkraut dan pikel (acar)
adalah Lactobacillus casei, Lactobacillus brevis, Lactobacillus
cremoris. Makanan yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat,
selain menjadi awet juga memiliki cita rasa yang khas dan mutu
gizinya lebih baik.

4. Produk bahan penyedap


a. Tauco
Tauco merupakan produk fermentasi biji kedelai oleh kapang,
khamir, ataupun bakteri. Pada pembuatan tauco terdapat dua tahap
proses fermentasi yaitu fermentasi tahap pertama dilakukan oleh
kapang, seperti pada pembuatan tempe. Dan fermentasi tahap kedua
dilakukan oleh bakteri atau khamir yang halotoleran dalam larutan
garam. Mikroorganisme yang terlibat dalam pembuatan tauco, antara
lain Aspergillus oryzae, Rhizopus oligosporus, Laktobacillus
delbruckii, Hansenulla sp., Zygosaccharomyces soyae.
b. Kecap
Kecap merupakan bahan penyedap hasil fermentasi biji kedelai.
Mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi kecap, antara lain
Aspergillus oryzae, Aspergillus soyae, bakteri asam laktat
homofermentatif (Laktobacillus), dan khamir halotoleran. Peran
bakteri asam laktat adalah membentuk rasa dan aroma kecap yang
khas. Enzim terpenting yang dihasilkan selama pembuatan kecap
adalah enzim protease.
12

c. Terasi
Terasi merupakan produk fermentasi dari udang atau ikan
menjadi bentuk pasta berwarna merah kecokelatan dan beraroma
khas. Mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi terasi, antara
lain bacillus, pediococcus, lactobacillus, brevibacterium, dan
corynebacterium.
d. Cuka
Cuka merupakan bahan penyedap hasil oksidasi etanol oleh
bakteri Acetobacter. Etanol itu sendiri dapat berasal dari bir, anggur,
atau sari buah apel. Cuka bersifat sangat asam sehingga sebelum
digunakan harus diencerkan dulu dengan air.

F. Dampak Penggunaan Bioteknologi


1. Dampak positif
a. Bioteknologi dapat mengatasi kekurangan bahan makanan (protein
dan vitamin). Dengan bioteknologi, bahan makanan dapat diproduksi
secara lebih cepat tanpa memerlukan ruangan yang luas (misal PST).
b. Membantu mengatasi masalah kesehatan dengan menyediakan obat-
obatan untuk memberantas penyakit secara lebih murah.
c. Menyediakan berbagai senyawa organik seperti alkohol, asam asetat,
gula, bahan makanan, protein, vitamin.
d. Menyediakan energi, misalnya biogas.
e. Memperbaiki lingkungan (misal bakteri pencerna limbah)
f. Mengatasi kesulitan memperoleh keturunan (bayi tabung)
2. Dampak negatif
a. Dampak terhadap lingkungan
Dampak bioteknologi terhadap lingkungan adalah timbulnya
dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan
oleh potensi terjadinya aliran gen ke tanaman sekerabat atau kerabat
dekat. Pelepasan organisme transgenik (berubah secara genetik) ke
alam bebas dapat menimbulkan dampak berupa pencemaran biologi
yang dapat lebih berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir.
13

Dengan keberadaan rekayasa genetika, perubahan genotipe tidak


terjadi secara alami sesuai dengan dinamika populasi, melainkan
menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu. Perubahan drastis ini
akan menimbulkan bahaya, bahkan kehancuran. “menciptakan”
makhluk hidup yang seragam bertentangan dengan prinsip di dalam
biologi sendiri, yaitu keanekaragaman.
Contoh lainnya adalah pembuatan tempe atau kecap dalam skala
besar dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Air limbah dan
kulit kedelai dari proses pembuatan tempe, apabila dibiarkan
tergenang dalam waktu cukup lama, limbah tersebut mengubah
lingkungan menjadi tidak sehat. Jika air limbah itu dibiarkan mengalir
ke dalam kolam-kolam ikan atau ke lahan-lahan persawahan,
kehidupan ikan atau tanaman akan terganggu, bahkan bisa mati.
Selain meracuni organisme yang hidup di dalam air, limbah ini juga
menimbulkan bau yang tidak enak. Untuk itu maka perlu ditangani
secara baik agar tidak mencemari lingkungan.

b. Dampak terhadap kesehatan


Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga menimbulkan
masalah serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa
telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flavr Savrt
diketahui mengandung gen resistan terhadap antibiotik.Susu sapi yang
disuntik dengan hormon BGH disinyalir mengandung bahan kimia
baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
Selain itu, di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan
produk gen asing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun
bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh
manusia, perlu di cermati pula bahwa insersi (penyisipan) gen asing
ke genom inang dapat menimbulkan interaksi antara gen asing dan
inang produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan
bioteknologi.
Tidak semua masyarakat menerima bioteknologi, karena
menganggap melawan kodrat alam. Padahal sebenarnya para ahli
14

hanya mencontoh peristiwa yang terjadi di alam. Bioteknologi yang


menimbulkan kontroversi misalnya bayi tabung, pengklonaan
manusia dan transplantasi organ. Belum ada hukum yang mengikuti
perkembangan bioteknologi, misalnya hukum tentang nenek yang
mengandung cucunya. Ada kekhawatiran keterampilan merekayasa
gen dimanfaatkan untuk kejahatan, misalnya mengubah gen bakteri
untuk menjadi ganas dan digunakan untuk senjata biologi.
Munculnya organisme transgenik yang belum diketahui
dampaknya. Organisme transgenik dikhawatirkan justru akan
mempengaruhi keseimbangan alam, sulit dikendalikan atau dapat
membahayakan keselamatan manusia.

c. Dampak di bidang sosial ekonomi


Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi
mengandung dampak ekonomi yang membawa pengaruh kepada
kehidupan masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan petani
kecil. Penggunaan hormon pertumbuhan sapi (bovinegrowthhormone:
BGH) dapat meningkatkan produksi susu sapi sampai 20% niscaya
akan menggusur peternak kecil. Dengan demikian, bioteknologi dapat
menimbulkan kesenjangan ekonomi.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat,
kopi, gula, kelapa, vanili, ginseng, dan opium akan dapat dihasilkan
melalui modifikasi genetika tanaman lain, sehingga akan
menyingkirkan tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil
tanaman-tanaman tadi akan menderita kerugian besar.
Dampak bioteknologi di bidang sosial ekonomi yang lain adalah
persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk
bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan
bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju.
Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena
bioteknologi modern sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh
negara berkembang. Ketidakadilan, misalnya sangat terasa dalam
produk pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi agraris
15

berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik


juga semakin menambah dominasi negara maju.
d. Dampak terhadap etika
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika
yang serius. Menyisipkan gen makhluk hidup lain yang tidak
berkerabat dianggap melanggar hukum alam dan sulit diterima
masyarakat. Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa
pemindahan gen itu tidak etis, 90% menentang pemindahan gen
manusia ke hewan, 75% menentang pemindahan gen hewan ke hewan
lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa di
antaranya diasosiasikan dengan warna, yaitu Bioteknologi merah (red
biotechnology), Bioteknologi putih/abu-abu (white/grey biotechnology),
Bioteknologi hijau (green biotechnology), Bioteknologi biru (blue
biotechnology).

B. Saran
Dalam menerapkan bioteknologi, sebagai manusia yang memiliki naluri
seyogianya dapat menerapkannya sesuai dengan norma-norma agar dampak
negatif dari penerapan bioteknologi dapat dinetralisir.

16
DAFTAR PUSTAKA

Amien, Muhammad. (1985). Pegangan Umum Bioteknologi. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Harsono. (2006). Bioteknologi. Jakarta: Yudhistira.

http://adisastrajaya.blogspot.co.id/2012/06/makalah-bioteknologi.html

http://apprillio.blogspot.co.id/2014/10/makalah-bioteknologi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi

Purjiyanta, Eka. (2006). IPA Terpadu. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai