Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Bioteknologi Dalam Bidang
Pangan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah Biologi yang berjudul Makalah Bioteknologi
Dalam Bidang Pangan ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya
selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah
Bioteknologi Dalam Bidang Pangan ini sehingga kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu
Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Bioteknologi Dalam Bidang Pangan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioteknologi
B. Jenis-jenis Bioteknologi
1. Bioteknologi Merah (Red Biotechnology)
2. Bioteknologi Putih/Abu-Abu (White/Grey
Biotechnology)
3. Bioteknologi Hijau (Green Biotechnology)
4. Bioteknologi Biru (Blue Biotechnology)
C. Pemanfaatan Bioteknologi dalam Bidang Pangan
1. Teknologi sel mikroba, untuk produksi pangan
terfermentasi dan aditif pangan
2. Aplikasi enzim baik untuk persiapan bahan
maupun pengolahan pangan
3. Kultur sel atau jaringan tanaman dan tanaman
transgenik
4. Kultur sel hewan dan hewan transgenik
5. Rekayasa protein
D. Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Pangan
E. Produk Bioteknologi dalam Bidang Pangan
1. Produk makanan bergizi tinggi
2. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi
alkohol
3. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi
asam
4. Produk bahan penyedap
F. Dampak Penggunaan Bioteknologi
1. Dampak positif
2. Dampak negatif
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
memberi pengaruh kepada pola kehidupan manusia. Bagaimanapun tidak
dapat dipungkiri bahwasanya sebagian besar aspek kehidupan manusia telah
memanfaatkan teknologi. Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, jamur, virus, dan lain-lain) maupun
produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Pada akhir tahun 1970-an, bioteknologi mulai dikenal sebagai salah satu
revolusi teknologi yang sangat menjanjikan. Pentingnya bioteknologi secara
strategis dan potensinya untuk kontribusi dalam bidang pertanian, pangan,
kesehatan, sumber daya alam dan lingkungan mulai menjadi kenyataan yang
semakin berkembang. Secara tidak langsung bioteknologi dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia juga. Akan tetapi, perlu kita sadari
bahwa perkembangan bioteknologi yang bervariasi ini belum dapat menjamin
peningkatan kesejahteraan hidup manusia. Karena masih banyak masyarakat
yang tingkat perekonomiannya rendah sehingga penggunaan bioteknologi
belum dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Namun demikian,
banyaknya penggunaan hasil-hasil bioteknologi belum diimbangi dengan
pengetahuan masyarakat tentang pengertian dari bioteknologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bioteknologi?
2. Apa saja jenis-jenis bioteknologi?
3. Bagaimana pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pangan?
4. Apa manfaat bioteknologi dalam bidang pangan?
5. Apa saja produk bioteknologi dalam bidang pangan?
6. Bagaimana dampak penggunaan bioteknologi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari
pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain,
seperti biokimia, komputer, biologi molekuler, mikrobiologi, genetika, kimia,
matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu
terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi
barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah
pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19,
pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang
pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan
bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin,
antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat
proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah
penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik
maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di
negara-negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai
macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan,
pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit
genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker
ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga
memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang
mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh
seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa
genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman
dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika
dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun
tekanan lingkungan.
Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada
pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian
minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat
yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri
jenis baru. Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai
kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh,
teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat
kecaman dari bermacam-macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme
melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi
fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme
lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Perubahan sifat Biologis
melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan “lahirnya organisme baru”
produk bioteknologi dengan sifat-sifat yang menguntungkan bagi manusia.
Produk bioteknologi, antara lain:
B. Jenis-jenis Bioteknologi
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa di
antaranya diasosiasikan dengan warna, yaitu:
1. Bioteknologi Merah (Red Biotechnology)
Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi
yang mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi
seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis,
dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah pemanfaatan organisme untuk
menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk pengobatan
regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara
menyisipkan atau menggantikan gen abnormal dengan gen yang normal.
2. Bioteknologi Putih/Abu-Abu (White/Grey Biotechnology)
Bioteknologi putih/abu-abu (white/grey biotechnology) adalah
bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan
produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan. Dengan
memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir atau ragi, enzim-
enzim dan organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta untuk
memudahkan proses produksi dan pengolahan limbah industri. Pelindian
(bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk meningkatkan efisiensi
pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir.
3. Bioteknologi Hijau (Green Biotechnology)
Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi
di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknologi telah
berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan
kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau
senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-
binatang telah digunakan sebagai “bioreaktor” untuk menghasilkan produk
penting contohnya kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai
penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan
melawan senyawa asing (antigen).
4. Bioteknologi Biru (Blue Biotechnology)
Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi akuatik
atau perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan
akuatik. Salah satu contoh yang paling tua adalah akuakultur, menumbuhkan
ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber
makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan
oleh akuakultur). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa
genetika untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan
virus yang menyerang salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah
salmon transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan
sehingga menghasilkan
2. Dampak negatif
a. Dampak terhadap lingkungan
Dampak bioteknologi terhadap lingkungan adalah timbulnya dampak
yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi
terjadinya aliran gen ke tanaman sekerabat atau kerabat dekat. Pelepasan
organisme transgenik (berubah secara genetik) ke alam bebas dapat
menimbulkan dampak berupa pencemaran biologi yang dapat lebih
berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir. Dengan keberadaan
rekayasa genetika, perubahan genotipe tidak terjadi secara alami sesuai
dengan dinamika populasi, melainkan menurut kebutuhan pelaku
bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya, bahkan
kehancuran. “menciptakan” makhluk hidup yang seragam bertentangan
dengan prinsip di dalam biologi sendiri, yaitu keanekaragaman.
Contoh lainnya adalah pembuatan tempe atau kecap dalam skala besar
dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Air limbah dan kulit kedelai
dari proses pembuatan tempe, apabila dibiarkan tergenang dalam waktu
cukup lama, limbah tersebut mengubah lingkungan menjadi tidak sehat. Jika
air limbah itu dibiarkan mengalir ke dalam kolam-kolam ikan atau ke lahan-
lahan persawahan, kehidupan ikan atau tanaman akan terganggu, bahkan bisa
mati. Selain meracuni organisme yang hidup di dalam air, limbah ini juga
menimbulkan bau yang tidak enak. Untuk itu maka perlu ditangani secara baik
agar tidak mencemari lingkungan.
b. Dampak terhadap kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah
serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah
menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flavr Savrt diketahui
mengandung gen resistan terhadap antibiotik.Susu sapi yang disuntik dengan
hormon BGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi
berbahaya bagi kesehatan manusia.
Selain itu, di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk
gen asing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus
sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh manusia, perlu di
cermati pula bahwa insersi (penyisipan) gen asing ke genom inang dapat
menimbulkan interaksi antara gen asing dan inang produk bahan pertanian
dan kimia yang menggunakan bioteknologi.
Tidak semua masyarakat menerima bioteknologi, karena menganggap
melawan kodrat alam. Padahal sebenarnya para ahli hanya mencontoh
peristiwa yang terjadi di alam. Bioteknologi yang menimbulkan kontroversi
misalnya bayi tabung, pengklonaan manusia dan transplantasi organ. Belum
ada hukum yang mengikuti perkembangan bioteknologi, misalnya hukum
tentang nenek yang mengandung cucunya. Ada kekhawatiran keterampilan
merekayasa gen dimanfaatkan untuk kejahatan, misalnya mengubah gen
bakteri untuk menjadi ganas dan digunakan untuk senjata biologi.
Munculnya organisme transgenik yang belum diketahui dampaknya.
Organisme transgenik dikhawatirkan justru akan mempengaruhi
keseimbangan alam, sulit dikendalikan atau dapat membahayakan
keselamatan manusia.
c. Dampak di bidang sosial ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi
mengandung dampak ekonomi yang membawa pengaruh kepada kehidupan
masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan petani kecil. Penggunaan
hormon pertumbuhan sapi (bovinegrowthhormone: BGH) dapat meningkatkan
produksi susu sapi sampai 20% niscaya akan menggusur peternak kecil.
Dengan demikian, bioteknologi dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat, kopi, gula,
kelapa, vanili, ginseng, dan opium akan dapat dihasilkan melalui modifikasi
genetika tanaman lain, sehingga akan menyingkirkan tanaman aslinya. Dunia
ketiga sebagai penghasil tanaman-tanaman tadi akan menderita kerugian
besar.
Dampak bioteknologi di bidang sosial ekonomi yang lain adalah
persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk
bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi
negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju. Kesenjangan
teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena bioteknologi modern
sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang.
Ketidakadilan, misalnya sangat terasa dalam produk pertanian transgenik yang
sangat merugikan bagi agraris berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen
organisme transgenik juga semakin menambah dominasi negara maju.
d. Dampak terhadap etika
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius.
Menyisipkan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap
melanggar hukum alam dan sulit diterima masyarakat. Mayoritas orang
Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak etis, 90% menentang
pemindahan gen manusia ke hewan, 75% menentang pemindahan gen hewan
ke hewan lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa di
antaranya diasosiasikan dengan warna, yaitu Bioteknologi merah (red
biotechnology), Bioteknologi putih/abu-abu (white/grey biotechnology),
Bioteknologi hijau (green biotechnology), Bioteknologi biru (blue
biotechnology).
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara
negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam
teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan,
pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Di bidang pangan,
dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA
rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul
karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa,
serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
B. Saran
Dalam menerapkan bioteknologi, sebagai manusia yang memiliki naluri
seyogianya dapat menerapkannya sesuai dengan norma-norma agar dampak
negatif dari penerapan bioteknologi dapat dinetralisir.
DAFTAR PUSTAKA
Amien, Muhammad. (1985). Pegangan Umum Bioteknologi. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.