Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
A. Pengertian Bioteknologi ............................................................................................. 2
B. Pemanfaatan dan Manfaat Bioteknologi Pangan.......Error! Bookmark not defined.
C. Jenis-jenis Produk dari Bioteknologi Pangan .......................................................... 6
D. Dampak dari Bioteknologi Pangan............................................................................12

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 15


A. Kesimpulan ................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 16

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah, rahmat
dan karunianya serta kelapangan berpikir dan waktu, sehingga kami dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah dengan judul “BIOTEKNOLOGI PANGAN”. Makalah
ini disusun sebagai tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Teknologi
Pengolahan Bahan Pangan.

Kemudian saya juga menyadari bahwa materi dan teknik yang kami sampaikan dalam
makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik. Atas kritik dan
sarannya saya mengucapkan terimakasih.

Akhir kata pengantar saya mengucapkan terima kasih karena telah berkenan membaca
makalah ini. Semoga memberikan manfaat kepada kita semua.

Bandung, 07 Oktober 2018

PENULIS

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk


hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim,
alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi
secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi
teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu
organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada
organisme tersebut. Selain itu bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel
hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses industri.

Prinsip-prisip bioteknologi telah digunakan untuk membuat dan memodifikasi


tanaman, hewan, dan produk makanan. Bioteknologi yang menggunakan teknologi
yang masih sederhana ini disebut bioteknologi konvensional atau tradisional.
Penerapan bioteknologi konvensional ini sering diterapkan dalam pembuatan produk-
produk makanan. Seiring dengan perkembangan dan penemuan dibidang molekuler
maka teknologi yang digunakan dalam bioteknologi pada saat ini semakin
canggih.bioteknologi yang menggunakan teknologi canggih ini disebut bioteknologi
modern. Dari perkembangan tersebut menjadi latar belakang untuk membahas lebih
jauh tentang bioteknologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bioteknologi ?
2. Bagaimana pemanfaatan dan manfaat Bioteknologi Pangan ?
3. Apa saja produk Bioteknologi Pangan ?
4. Apa saja dampak dari Teknologi Pangan ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi dari asal katanya sendiri, yaitu bio artinya hidup atau organisme
hidup dan kata teknologi artinya suatu cara atau teknik. Kata bioteknologi mulai
muncul pada tahun 1917 dari seorang ilmuan asal Hungaria yang bernama Karl Ereky
untuk menjelaskan penggunaan gula bit hasil fermentasi sebagai pakan ternak babi.
Pemberian gula bit dapat meningkatkan produksi ternak babi. Cara ini, disebut
bioteknologi karena menggunakan gula bit dari hasil fermentasi. Namun pada saat itu,
orang belum tertarik untuk memahami istilah bioteknologi (Fahruddin, 2010: 13).

Baru pada tahun 1961 Carl Goran Heden ahli mikrobiologi menerbitkan jurnal
ilmiah Biotechnology and Bioengineering, banyak mempublikasikan hasil-hasil
penelitiannya dalam jurnal tersebut yaitu mengenai pemenfaatan jazad hidup dalam
mengahasilkan berbagai bahan untuk kebutuhan manusia, kemudian muncul definisi
bioteknologi yang diartikan sebagai pemanfaatan jazad hidup dalam industri untuk
menghasilkan barang dan jasa (Fahruddin, 2010: 13).

Pada prinsipnya definisi tentang bioteknologi pada umumnya mengkaitkan


pada kegiatan mikroba, sistem dan proses biologi, dengan produksi barang dan jasa
atau yang mengkaitkan aktivitas biologis dengan proses tehnik dan produksi dalam
industri. Untuk lebih ringkasnya bioteknologi adalah ilmu terapan biologi yang
melibatkan disiplin ilmu mikrobiologi, biokimia, dan rekayasa genetika untuk
menghasilkan produk dan jasa. Organisme yang digunakan dalam bioteknologi paling
sering adalah mikroba seperti bakteri, kapang dan yeast (ragi) (Fahruddin, 2010: 13).

B. Pemanfaatan Bioteknologi Pangan

Manfaat Bioteknologi Secara Umum

2
 Mengurangi pencemaran lingkungan, dengan menerapkan proses daur ulang
dengan menggunakan bakteri atau mikroorganisme lain
 Dapat menghasilkan antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri
 Dapat menghasilkan obat-obatan yang relative lebih murah dengan hasil yang
efektif
 Meningkatkan hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan, karena dapat
meminimalkan resiko-resiko yang sebelumnya dapat terjadi sebelum
penggunaan bioteknologi
1. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian
Telah banyak ditemukan bibit unggul dengan mengadakan hibridisasi sehingga
mendapatkan varietas baru yang diinginkan. Melalui teknik hibridisasi telah
didapatkan varietas unggul seperti kacang-kacangan dan serealia. Varietas padi yang
bersifat unggul memiliki rasa yang enak, tahan penyakit, daya simpan lama dan
berumur pendek. Pengendalian hama telah dikembangkan melalui pengendalian hama
secara biologis, karena penggunaan pestisida dapat menyeabkan hama menjadi
resisten, sisa pestisida dapat mencemari lingkungan dan residunya tersimpan dalam
tanaman yang akan menimbulkan berbagai masalah bagi kehidupan manusia.
Pengendalian hama dpat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1. Untuk memanfaatkan predator alamiah, contoh : hama lebah penyengatuntuk
kupu-kupu artona yang merusak kelapa.
2. Untuk memutuskan siklus hidup hama, misalnya dengan mengadakan rotasi
tanaman
3. Untuk menggunakan bibit unggul tahan lama, misalnya VUTW ( Varietas
Unggul Tahan Wereng )
4. Untuk penyediaan bahan makanan khususnya perbanyakan bibit tanaman
dikembangkan teknik kultur jaringan untuk perbanyakan tanaman perkebunan

3
yang diperbanyak secara vegetatif dan menghasilkan banyak tanaman klon
dari sejumlah jaringan awal
2. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Kesehatan
Bioteknologi di bidang kesehatan dewasa ini difokuskan untuk penemuan obat-
obatan dalam hal-hal seperti tersebut di bawah ini :
1. Memerangi penyakit jantung dan saluran darah, kanker dan kencing manis.
2. Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih murah untuk melawan
penyebaran mikroorganisme menular yang telah menjadi resisten terhadap
antibiotika konvensional.
3. Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis, influenza, rabies) dan
penyakit malaria serta penyakit tidur.
4. Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat untuk membantu dokter
dalam menentukan diagnosis berbagai penyakit.
5. Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai agar tidak terjadi
proses penolakan.
6. Penyempurnaan teknik perbaikan kimia tubuh untuk menyembuhkan penyakit
keturunan, misalnya hemofili.
3. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang pangan

1. Pembuatan berbagai pangan olahan yang bernilai jual tinggi dan tahan lama,
contohnya pembuatan bir, keju dan roti.
2. Berperan penting dalam merakit berbagai varietas unggul baru. Seperti varietas
unggul tahan hama, varietas unggul tahan penyakit, varietas unggul tahan
cekaman kekeringan dan lain-lain.
3. Dan berbagai teknologi rekayasa baru yang terus berkembang dalam upaya
untuk meningkatkan dan memperbaiki produksi tanaman dari waktu ke waktu.

4. Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Perternakan dan Perikanan.


Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi:

4
1. Teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi
embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting.
2. Rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik,
identifikasi genetik, konservasi molekuler,
3. Peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen,
dan
4. Bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner.
Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah :
a) Transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer
(MOET). Teknik ini telah diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika
dan Australia dalam dua dasawarsa terakhir untuk menghasilkan anak (embrio)
yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi.
b) Kloning telah dimulai sejak 1980an pada domba. Saat ini pembelahan embrio
secara fisik (spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi,
babi dan kuda.
c) Produksi embrio secara in vitro, teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro
Fertilisation (IVF), In Vitro Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat.
Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi dan domba telah berhasil dilahirkan
melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993).
Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah dimulai dengan
mengintroduksi gen tertentu kepada organisme hidup lainnya serta mengamati
fungsinya secara in vitro. Dalam teknik ini, gen asing hasil isolasi diinjeksi secara
makro ke dalam telur untuk memproduksi galur ikan yang mengandung gen asing
tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ikan transgenik, yaitu:
1. Isolasi gen (clone DNA) yang akan diinjeksi pada telur,
2. Identifikasi gen pada anak ikan yang telah mendapatkan injeksi gen asing
tadi, dan
3. Keragaman dari turunan ikan yang diinjeksi gen asing tersebut.
5. Manfaat Bioteknologi Dalam Menyelesaikan Masalah Sosial

5
Molekul DNA dapat diisolasi dari sel kemudian dideteksi sehingga
memberikan gambaran enzim retriksi yang khas pada setiap orang. Dalam kasus
pembunuhan, pengadilan bisa melacak pelakunya bila penjahat meninggalkan sampel
darah atau jaringan ditempat terjadinya kejahatan. Demikian pula kasus perebutan anak
di pengadilan dapat diselesaikan dengan adanya hasil tes DNA, karena anak memiliki
kesamaan enzim retriksi dengan orang tuanya.

C. Jenis-jenis Produk Bioteknologi

Tabel produk makanan dan mikroorganisme yang berperan dalam pengolahannya.

Produk Makanan Bahan Mentah Mikroorganisme Pengolah

Berbagai jenis kue Tepung gandum Saccharomyces cerevisiae

Kopi Biji kopi Erwinia dissolvens

Kecap Kedelai Aspergillus wentii

Lactobacillus bulgaricus
Yoghurt Susu
dan L.acidophilus

Keju Susu Lactobacillus casei

Nata de coco Air kelapa Acetobacter xylinum

Oncom Kacang tanah Neurospora crassa

Umbi ketela pohon atau


Tape Saccharomyces cerevisiae
beras ketan

Tempe Kedelai Rhizopus oryzae

Sayur asin Sawi hijau Bakteri asam laktat.

6
1. Tempe

Tempe merupakan salah satu contoh produk bioteknologi konvensional


yang sudah dikenal luas di masyarakat kita. Tempe diproduksi dari proses
fermentasi kedelai menggunakan jamur-jamur dari genus Rhizoporus, misalnya
R. oligosporus, R. stoloniferus, dan R. oryzae.

Tempe adalah lauk dengan protein tinggi. Selain itu, ia juga sangat
mudah dicerna oleh tubuh. Mudahnya pencernaan tempe oleh tubuh disebabkan
karena dalam produksi tempe, jamur Rhizopus menghasilkan enzim protease
dan enzim lipase.

Enzim protease berfungsi untuk mendegradasi protein menjadi asam


amino, sedangkan enzim lipase menguraikan lemak menjadi asam lemak. Baik
asam amino atau asam lemak, keduanya merupakan senyawa sederhana yang
mudah diserap tubuh.

2. Oncom

Selain tempe, oncom juga merupakan contoh produk bioteknologi


pangan yang sudah diterapkan nenek moyang kita sejak lama. Oncom terbuat
dari ampas tahu yang difermentasi menggunakan jamur Neurospora sitophila.

Jamur Neurospora sitophila menghasilkan zat warna merah dan bisa


menjadi pewarna alami dalam oncom. Selain itu, ia juga dapat menghasilkan
enzim amilase, lipase, dan enzim protease selama fermentasi. Karena produksi
enzim-enzim tersebut, dinding sel dari bahan yang difermentasi menjadi lebih
lunak dan empuk.

3. Roti

Dalam proses produksi roti, teknik fermentasi juga diterapkan untuk


membuat adonan tepung jadi mengembang. Fermentasi umumnya dilakukan

7
melalui penambahan ragi yang mengandung jamur Saccharomyces cerevisiae
pada adonan. Jamur tersebut akan menggunakan glukosa dalam tepung roti
sebagai tempatnya untuk memproduksi karbondioksida. Karbondioksida yang
terbentuk kemudian terperangkap dalam roti dan membuat adonan roti
mengembang dan bertekstur ringan.

4. Nata de Coco

Nata de coco adalah contoh produk bioteknologi pangan yang


dihasilkan dari fermentasi air kelapa. Fermentasi dalam pembuatan nata de coco
umumnya dilakukan oleh bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri tersebut
mengubah glukosa dan fruktosa yang terdapat dalam air kelapa menjadi
polisakarida atau selulosa.

5. Tapai

Tapai adalah produk penerapan bioteknologi yang dihasilkan dari


fermentasi bahan-bahan yang mengandung karbohidrat, seperti beras ketan,
singkong, atau pisang.

Fermentasi dalam produksi tape umumnya dilakukan oleh


Saccharoyces cerevisiae, jamur yang sama seperti dalam produksi roti. Jamur
ini melakukan hidrolisis karbohidrat dalam kondisi anaerob, kemudian
mengubahnya menjadi alkohol dan karbondioksida.Rumus reaksi dari proses
fermentasi tapai adalah sebagai berikut:

C6H12O6 ---> 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

6. Bir

Sama seperti tapai dan roti, bir juga merupakan produk bioteknologi
pangan yang memanfaatkan jamur Saccharomyces cerevisiae dalam proses
produksinya. Substrat yang difermentasi dalam produksi bir berasal dari

8
tumbuhan barley atau tumbuhan sejenis gandum. Maltosa dalam biji barley
diubah menjadi glukosa kemudian menjadi alkohol selama 5-14 hari oleh jamur
ini. Kandungan alkohol dalam bir umumnya berkisar antara 3-5%.

7. Minuman Anggur

Anggur (wine) dibuat dari fermentasi sari buah anggur yang dilakukan
oleh jamur Saccharomyces cerevisiae. Produk anggur bisa dibedakan menjadi
beberapa jenis. Pengelompokan tersebut lazimnya dipengaruhi oleh jenis buah
anggur yang diproses, perubahan selama fermentasi, serta lama dan cara
penyimpanannya. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi komposisi asam
dan senyawa aromatik organik yang terkandung dalam anggur. Produk
bioteknologi pangan ini umumnya mengandung 10-15% alkohol.

8. Yoghurt

Yogurt merupakan produk olahan susu yang dibuat melalui fermentasi


bakteri asam laktat. Umumnya, bakteri asam laktat yang digunakan dalam
pembuatan produk bioteknologi satu ini adalah Lactobacillus bulgaris,
Streptococcus lactis, atau Streptococcus thermophilus. Fermentasi mengubah
laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Kondisi asam yang tercipta setelah
fermentasi membuat susu mengalami pendadihan. Dadih inilah yang kemudian
dikumpulkan dan ditampung menjadi yogurt yang biasa kita konsumsi sehari-
hari.

9. Keju

Sama seperti yogurt, keju juga merupakan produk olahan susu yang
diproduksi melalui penerapan bioteknologi pangan. Keju dibuat melalui
fermentasi susu oleh bakteri asam laktat seperti Lactobacillus bulgarius dan
Streptococcus thermophillus.

9
Dalam produksi keju, bahan baku berupa susu diubah menjadi asam
laktat melalui proses pemanasan terlebih dahulu agar semua bakteri mati.
Setelah itu, enzim renin yang diperoleh dari usus hewan memamah biak
ditambahkan untuk membuat susu menggumpal. Gumpalan susu inilah yang
kemudian diperas dan dipadatkan sehingga membentuk keju.

10. Sauerkraut atau Acar

Bakteri asam laktat juga digunakan dalam produksi pengawetan sayur


dan buah menjadi sauerkraut atau acar. Lactobacillus casei, Lactobacillus
brevis, dan Lactobacillus cremoris mengubah susunan kimia dalam substrat
sayur dan buah menjadi asam sehingga lebih awet dan memiliki cita rasa yang
khas.

11. Tauco

Tauco adalah produk bioteknologi pangan yang dibuat dari fermentasi


biji kedelai. Fermentasi dalam produksi tauco melalui 2 tahapan melibatkan 2
mikroorganisme yang berbeda, yaitu jamur dan bakteri.

Fermentasi tahap pertama dilakukan oleh jamur Aspergillus oryzae dan


Rhizopus oligosporus sehingga berjalan seperti pada pembuatan tempe.
Sedangkan fermentasi tahap kedua dilakukan oleh bakteri-bakteri yang tahan
terhadap kondisi salinitas tinggi seperti Laktobacillus delbruckii, Hansenulla
sp., dan Zygosaccharomyces soyae.

12. Kecap

Proses produksi kecap hampir sama dengan proses produksi tauco.


Kecap diproduksi dengan melibatkan kerja jamur Aspergillus oryzae dan
Aspergillus soyae, serta bakteri asam laktat. Peranan bakteri asam laktat sangan
membantu dalam pembentukan aroma dan rasa khas kecap. Dalam hal ini,

10
enzim protease juga memegan peran penting dari kualitas kecap yang nantinya
dihasilkan

13. Terasi

Terasi ternyata juga merupakan produk bioteknologi pangan. Ia


diproduksi melalui proses fermentasi udang atau ikan. Mikroorganisme yang
terlibat di fermentasi ini, antara lain Bacillus, Lactobacillus, Pediococcus,
Brevibacterium dan Corynebacterium. Fermentasi mengubah udang dan ikan
menjadi pasta merah kecoklatan beraroma khas yang siap dicetak.

14. Cuka

Cuka dihasilkan dari oksidasi etanol yang dilakukan bakteri


Acetobacter. Etanol yang digunakan sebagai bahan baku cuka bisa diperoleh
dari anggur, bir, sari tebu, atau sari buah apel. Sifat cuka sangat asam sehingga
harus diencerkan lebih dulu sebelum digunakan. Reaksi kimia yang terjadi
dalam proses oksidasi pembuatan cuka adalah sebagai berikut:

C2H5OH + O2 ---> CH3COOH + H2O + Energi

15. Tempe Bongkrek

Tempe bongkrek merupakan produk bioteknologi pangan yang


diperoleh melalui fermentasi bungkil kelapa (limbah pengolahan minyak
kelapa). Fermentasi bungkil kelapa umumnya dilakukan oleh bakteri
Pseudomonas cocovenenans. Tempe bongkrek akan bersifat racun bila terjadi
kontaminasi oleh bakteri Burkholderia cocovenenans dalam proses
pembuatannya. Efek racun bakteri ini akan membuat terganggunya sistem
pernafasan, bahkan hingga menyebabkan kematian. Efek inilah yang bisa
menjadi contoh dampak bioteknologi pangan yang harus di waspadai.

11
D. Dampak dari Bioteknologi Pangan

Kritikus dari rekayasa genetik makanan tidak hanya menyoroti keamanan, efek alergi,
karsinogenitas, dan kualitas gizi makanan berubah, tetapi juga masalah lingkungan.
Mereka mengkhawatirkan terjadinya kesalahan dari teknik transfer gen ini. Menurut
Phillips (1994), materi genetik yang baru terkadang tidak berhasil dipindahkan ke sel
target, atau mungkin dipindahkan ke tempat yang salah pada rantai DNA dari
organisme sasaran, atau gen baru kemungkinan secara tidak sengaja mengaktifkan gen
didekatnya yang biasanya tidak aktif, atau mungkin mengubah atau menghambat
fungsi gen yang lain dan menyebabkan mutasi yang tidak terduga sehingga membuat
tanaman yang dihasilkan beracun, tidak subur dan tidak layak.

Dampak positif

 Bioteknologi dapat mengatasi kekurangan bahan makanan (protein dan


vitamin). Dengan bioteknologi, bahan makanan dapat diproduksi secara lebih
cepat tanpa memerlukan ruangan yang luas (misal PST).
 Membantu mengatasi masalah kesehatan dengan menyediakan obat-obatan
untuk memberantas penyakit secara lebih murah.
 Menyediakan berbagai senyawa organik seperti alkohol, asam asetat, gula,
bahan makanan, protein, vitamin.
 Menyediakan energi, misalnya biogas.
 Memperbaiki lingkungan (misal bakteri pencerna limbah)
 Mengatasi kesulitan memperoleh keturunan (bayi tabung)

2. Dampak negatif

 Dampak terhadap lingkungan

12
Dampak bioteknologi terhadap lingkungan adalah timbulnya dampak yang merugikan
terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen
ketanaman sekarabat atau kerabat dekat.

Pelepasan organisme transgenik (berubah secara genetik) kealam bebas dapat


menimbulkan dampak berupa pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada
pencemaran kimia dan nuklir. Dengan keberadaan rekayasa genetika, perubahan
genotipetidak terjadi secara alami sesuai dengan dinamika populasi, melainkan
menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan menimbulkan
bahaya, bahkan kehancuran. “menciptakan” makhluk hidup yang seragam
bertentangan dengan prinsipdi dalam biologi sendiri, yaitu keanekaragaman.

 Dampak terhadap kesehatan

Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah serius.


Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang
meninggal di Inggris. Tomat Flavr Savrt diketahui mengandung gen resisten
terhadap antibiotik. Susu sapi yang disuntik dengan hormon BGH disinyalir
mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.

 Dampak di bidang sosial ekonomi

Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi mengandung dampak


ekonomi yang membawa pengaruh kepada kehidupan masyarakat. Produk
bioteknologi dapat merugikan petani kecil. Penggunaan hormon pertumbuhan sapi
(bovinegrowthhormone: BGH) dapat meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%
niscaya akan menggusur peternak kecil. Dengan demikian, bioteknologi dapat
menimbulkan kesenjangan ekonomi.

13
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat,kopi, gula, kelapa, vanili,
ginseng, dan opium akan dapat dihasilkan melalui modifikasi genetika tanaman lain,
sehingga akan menyingkirkan tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil
tanaman-tanaman tadi akan menderita kerugian besar.

 Dampak terhadap etika

Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan
gen mahkluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap melanggar hukum alam dan
sulit diterima masyarakat. Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan
gen itu tidak etis, 90% menentang pemindahan gen manusia ke hewan,75% menentang
pemindahan gen hewan ke hewan lain.

Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi
penganut agama tertentu. Bagaimana hukumnya bagi penganut agama Islam, kalau gen
babi disisipkan ke dalam buah semangka? Penerapan hak paten pada makhluk hidup
hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas makhluk hidup. Hal itu
bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang menghargainilai intrinsik
makhluk hidup.

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim,
alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Pemanfaatan bioteknologi pangan diantaranya :

 Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian


 Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Kesehatan
 Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang pangan
 Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Perternakan dan Perikanan
 Manfaat Bioteknologi Dalam Menyelesaikan Masalah Sosial
Terdapat banyak jenis-jenis produk yang memanfaatkan Bioteknologi Pangan
diantaranya tempe, kecap, tauco dan lain sebagainya. Dalam Bioteknologi Pangan ada
dampak positif dan negatinya yang dapat dikendalikan sesuai kebutuhan dari
penggunaannya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Phillips S. C., (1994). Genetically engineered foods: do they pose health and
environmental hazards?, CQ Researcher. 4(29):673–96.

Fahruddin. 2010. Bioteknologi Lingkungan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Hafez, E. S. E., (1993). Artificial insemination. In: HAFEZ, E. S. E. 1993.


Reproduction inFarm Animal. 6.

16

Anda mungkin juga menyukai