Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul “Bioteknologi
Peternakan”  ini dengan baik. Makalah ini kami susun berdasarkan wawasan yang kami peroleh
dari literatur-literatur yang kami baca untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Ilmu
Alamiah Dasar. Dan semoga untuk ke depannya, makalah yang kami buat ini dapat menambah
wawasan dan memberikan banyak manfaat bagi para pembacanya.

Secara garis besar, makalah ini membahas mengenai pengertian bioteknologi, manfaat
bioteknologi, Ilmu-ilmu yang mendasari bioteknologi, apa saja hasil dari bioteknologi
peternakan, dan aplikasi bioteknologi dalam bidang reproduksi dan kesehatan ternak.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan, dan bantuannya demi terselesaikannya makalah ini.

            Kami menyadari atas keterbatasan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini,
maka kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karenanya,
kami selaku penyusun makalah sangat menharapkan kritik dan saran yang membangun.

Wasssalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


 
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Selama beberapa tahun belakangan ini, kita melihat begitu pesat perkembangan
bioteknologi di berbagai bidang. Pesatnya perkembangan bioteknologi ini sejalan dengan
tingkat kemajuan IPTEK dan kebutuhan manusia dikehidupan sehari-hari. Hal ini dapat
dipahami mengingat bioteknologi menjanjikan suatu revolusi pada hampir semua aspek
kehidupan manusia, mulai dari bidang pertanian, peternakan, dan perikanan hingga
kesehatan dan pengobatan. Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan
mentah dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya,
misal bakteri dan kapang. Selain itu, bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan dan
sel hewan yang dibiakkan sebagai konstituen berniaga proses industri. Penerapan
bioteknologi pada umumnya mencakup produksi sel atau biomassa dan perubahan
(transformasi) kimia yang diinginkan.

Bioteknologi peternakan yang ada saat ini merupakan efek dari kemajuan ilmu
pengetahuan yang ada. Banyak hal yang membuat bioteknologi lahir, diantaranya adalah
semakin besar tuntutan untuk mencapai target yang diinginkan dengan proses yang lebih
cepat dan terobosan yang inovatif yang bisa menguntungkan bagi umat manusia.
Bioteknologi juga memiliki peran penting dalam ilmu pengetahuan dewsa ini,
bioteknologi sendiri mengalami berbagai pembaruan dari bioteknologi yang bersifat
tradisional kearah bioteknologi yang modern.

B. Rumusan Masalah
 Apa saja aplikasi/penerapan bioteknologi di bidang peternakan?
 Bagaimana proses penerapan bioteknologi di bidang peternakan?
 Bagaimana keuntungan Bioteknologi di bidang peternakan secara umum?
 Bagaimana dampak negatif bioteknologi di bidang peternakan?
C. Tujuan
 Mengetahui aplikasi/penerapan bioteknologi di bidang peternakan.
 Mengetahui bagaimana proses penerapan bioteknologi di bidang peternakan.
 Mengetahui keuntungan Bioteknologi di bidang peternakan secara umum.
 Mengetahui dampak negatif bioteknologi di bidang peternakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi dari asal katanya sendiri, yaitu bio artinya hidup atau organisme
hidup dan kata teknologi artinya suatu cara atau teknik. Kata bioteknologi mulai muncul
pada tahun 1917 dari seorang ilmuan asal Hungaria yang bernama Karl Ereky untuk
menjelaskan penggunaan gula bit hasil fermentasi sebagai pakan ternak babi. Pemberian
gula bit dapat meningkatkan produksi ternak babi. Cara ini, disebut bioteknologi karena
menggunakan gula bit dari hasil fermentasi. Namun pada saat itu, orang belum tertarik
untuk memahami istilah bioteknologi (Fahruddin, 2010: 13).

Baru pada tahun 1961 Carl Goran Heden ahli mikrobiologi menerbitkan jurnal
ilmiah Biotechnology and Bioengineering, banyak mempublikasikan hasil-hasil
penelitiannya dalam jurnal tersebut yaitu mengenai pemanfaatan jasad hidup dalam
mengahasilkan berbagai bahan untuk kebutuhan manusia, kemudian muncul definisi
bioteknologi yang diartikan sebagai pemanfaatan jazad hidup dalam industri untuk
menghasilkan barang dan jasa (Fahruddin, 2010: 13).

Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi =
penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk mengubah
bahan mentah melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna.
Supriatna (1992) memberi batasan tentang arti bioteknologi secara lengkap, yakni:
pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, system atau
proses biologis untuk menghasilkan dan atau meningkatkan potensi organisme maupun
menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.

Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan


bioteknologi konvensional. Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional adalah
pembuatan tape ini. Dan salah satu contoh dari bioteknologi modern adalah rekayasa
genetika.

B. Penerapan Bioteknologi di Bidang Peternakan

Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi:

 Teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi


embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting.
 Rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik,
identifikasi genetik, konservasi molekuler.
 Peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen.
 Bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner. 

Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah sebagai berikut:

 Transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET).
Teknik ini telah diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia
dalam dua dasawarsa terakhir untuk menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam
satu kali siklus reproduksi.
 Cloning telah dimulai sejak 1980an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara
fisik (spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan
kuda.
 Produksi embrio secara in vitro; teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro
Fertilisation (IVF), In Vitro Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci,
mencit, manusia, sapi, babi dan domba telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in
vitro.

Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987. Dengan teknik
ini seekor sapi betina, mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun.
Penelitian terakhir membuktikan bahwa, menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan
masalah lagi. Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul,
memanipulasi, dan kemudian memindahkan gen tersebut dari satu organisme ke
organisme lain maka ternak unggul yang diinginkan dapat diperoleh. Babi transgenik, di
Princeton Amerika Serikat kini sudah berhasil memproduksi hemoglobin manusia
sebanyak 10-15 % dari total hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat
adanya peningkatan persentasi hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh babi
transgenik ini.

Dalam bidang peternakan, bioteknologi dimanfaatkan untuk menghasilkan vaksin,


antibodi, pakan bergizi tinggi, dan hormon pertumbuhan. Contoh vaksin untuk ternak
yaitu vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada mamalia, vaksin NCD untuk mengobati
penyakit tetelo pada unggas, dan vaksin untuk penyakit flu burung.

Hormon pertumbuhan diberikan pada ternak untuk meningkatkan produksi


daging, susu, atau telur. Contohnya adalah pemberian Bovine Growth Hormone pada sapi
perah dapat meningkatkan produksi susu dan daging hingga 20%. Namun penggunaan
hormon untuk memacu produksi pada ternak masih diperdebatkan karena berpotensi
meningkatkan penyakit masitis pada ternak dan membahayakan kesehatan manusia
(Sutarno, 2000).

1. Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah melalui
transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna.
2. Cara penerapan bioteknologi di bidang peternakan dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik cloning, inseminasi buatan, transfer embrio, transgenik, serta
penggunaaan hormone BST (Bovine Somatotrophin).
3. Keuntungan bioteknologi di bidang peternakan secara umum diantaranya yaitu
menghasilkan ternak dengan kualitas yang unggul, dengan teknik inseminasi buatan,
dapat dihasilkan keturunan sapi atau domba yang diharapkan tanpa mengenal sistem
kawin serta tanpa melibatkan sapi atau domba jantan, serta adayanya teknik splitting
(yang mampu menghasilkan anak kembar identik pada domba, sapi, babi, dan kuda).
4. Dampak negative dari bioteknologi di bidang peternakan diantaranya yaitu kehamilan
yang terlambat atau terlalu dini, kematian saat kelahiran, jarak kematian setelah
kelahiran yang singkat, masa hidup yang singkat, obesitas dan berbagai macam cacat
tubuh.

C. Keuntungan Bioteknologi di Bidang Peternakan Secara Umum

Keuntungan Bioteknologi dalam bidang peternakan adalah :

 Dengan memanfaatkan aplikasi bioteknologi bidang peternakan akan menghasilkan


ternak dengan kualitas yang unggul. Salah satu contoh ternak unggul hasil dari
bioteknologi antara lain ayam penghasil telur, ayam penghasil daging, sapi
pedaging, sapi penghasil susu, dan kambing penghasil daging.
 Usaha memperbanyak ternak unggul tersebut menggunakan teknik kawin silang
dan teknik kawin suntik atau inseminasi buatan. Dengan teknik inseminasi buatan,
dapat dihasilkan keturunan sapi atau domba yang diharapkan tanpa mengenal sistem
kawin serta tanpa melibatkan sapi atau domba jantan.
 Adayanya teknik splitting (yang mampu menghasilkan anak kembar identik pada
domba, sapi, babi, dan kuda).
D. Dampak Negatif Bioteknologi di Bidang Peternakan
1. Kloning
 Dapat disalahgunakan untuk menciptakan spesies atau ras baru dengan tujuan tertentu
yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
 Kloning pada hewan belum sepenuhnya sempurna, contohnya domba Dolly
ternyata menderita berbagai penyakit yang akhirnya memaksa para ilmuwan untuk
melakukan eutanasi.
 Terjadi kekacauan kekerabatan dan identitas diri dari hasil kloning maupun
induknya.
 Individu hasil cloning tidak akan mendapatkan imunitas bawaan, sehingga
individu hasil cloning tersebut akan mudah terserang penyakit karna tidak
mendapatkan imunitas bawaan sebagai pertahanan pertama terhadap infeks penyakit.
 Berkurangnya keanekaragaman suatu spesies, karena individu yang dihasilkan dari
proses pengkloningan sama persis dengan DNA maupun sifat dan fisik induknya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

 Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah

melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna.

 Cara penerapan bioteknologi di bidang peternakan dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik cloning, inseminasi buatan, transfer embrio, transgenik, serta

penggunaaan hormone BST (Bovine Somatotrophin).

 Keuntungan bioteknologi di bidang peternakan secara umum diantaranya yaitu

menghasilkan ternak dengan kualitas yang unggul, dengan teknik inseminasi buatan,

dapat dihasilkan keturunan sapi atau domba yang diharapkan tanpa mengenal sistem

kawin serta tanpa melibatkan sapi atau domba jantan, serta adayanya teknik splitting

(yang mampu menghasilkan anak kembar identik pada domba, sapi, babi, dan kuda).

 Dampak negative dari bioteknologi di bidang peternakan diantaranya yaitu

kehamilan yang terlambat atau terlalu dini, kematian saat kelahiran, jarak

kematian setelah kelahiran yang singkat, masa hidup yang singkat, obesitas dan

berbagai macam cacat tubuh.

B. Saran

Makalah tersebut di atas masih memerlukan sumber-sumber yang lebih banyak


lagi sehingga dapat menjadi makalah tentang bioteknologi di bidang peternakan yang
lebih lengkap lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., J.B. Reece, L.A. Urry, M.L. Cain, S.A. Wasserman, P.V.

Minorski & R.B. Jackson. 2010. Biologi. Edisi Kedelapan-Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Fahruddin. 2010. Bioteknologi Lingkungan. Bandung: Alfabeta.

Hafez, E.S.E. 1993. Artificial insemination. In: HAFEZ, E.S.E. 1993. Reproduction in

Farm Animals. 6th Ed. Lea & Febiger, Philadelphia. pp. 424-439.

Kurniati, Eka. 2013. Kloning. http://ekakurniati.com/2013/06/09/ kloning.html.

[diakses 18 Mei 2016].

Kusumawati, R. & Hidayat, L. 2012. Biologi. Klaten: Intan Pariwara.

Rachmawati, F., Nurul Urifah, & Ari Wijayati. 2009. Bioteknologi. Jakarta:

Ricardo Publishing and Printing.

Suhardi, Rizal. 2012. Bioteknologi Hewan. http://rizalsuhardieksakta

com/2012/07/bioteknologi-hewan.html. [diakses 18 Mei 2016].

Sutarno, Nono. 2000. Biologi Lanjutan Umum II. Jakarta: Universitas Terbuka.

Toelihere, M.R. 1985. Inseminasi Buatan pada Ternak. Edisi Kedua. Bandung:

Angkasa.
MAKALAH
BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN

Disusun Oleh :

1. Muhammad Rifka Syarifudin


2. Musfiroh
3. Nadia Salsabila
4. Saila Karimatul Izzah

Kelas : IX B

SMP NEGERI 2 WONOPRINGGO


Jl. Raya Legokgunung Kec. Wonopringgo Pekalongan
Tahun Pelajaran 2021 / 2022

Anda mungkin juga menyukai