Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioteknologi peternakan yang ada saat ini merupakan efek dari
kemajuan ilmu pengetahun yang ada. Banyak hal yang membuat
bioteknologi lahir, diantaranya adalah semakin besar tuntutan untuk
mencapai target yang diinginkan dengan proses yang lebih cepat dan
terobosan yang inovatif yang bisa menguntungkan bagi umat manusia.
Bioteknologi juga memiliki peran penting dalam ilmu pengetahuan dewsa
ini, bioteknologi sendiri mengalami berbagai pembaruan dari bioteknologi
yang bersifat tradisional kearah bioteknologi yang modern. Bioteknologi
tradisional adalah bioteknolgi yang lair dari kebiasaan suatu masyarakat
yang tanpa disadari oleh masyarakat itu bahwa yang mereka lakukan
adalah suatu terobosan dalam ilmu pengetahuan. Sedangkan bioteknologi
modern adaah suatu bioteknologi yang didasari oleh ilmu pengetahuan
yang telah jelas dan bisa dipetanggungjawabkan secara akademis.
Bioteknologi dalam pemaparannya terdapat dibanyak bidang, antara lain;
bioteknologi pertanian, bioteknologi perternkan, bioteknologi perikanan,
dan masih banyak lagi.
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang peternakan di Indonesia
antara lain adalah masih rendahnya produktifitas dan mutu genetik ternak.
Keadaan ini terjadi karenasebagian besar peternakan di Indonesia masih
merupakan peternakan konvensional,dimana mutu bibit, penggunaan
teknologi dan keterampilan peternak relatif masih rendah.
Pengembangan peternakan di Indonesia khususnya dalam rangka
meningkatkan populasi ternak, untuk mencukupi kebutuhan konsumsi
dalam negeri, perlu didukung oleh berbagai faktor. Beberapa teknologi
reproduksi diaplikasikan untuk menigkatkan angka kehamilan dan
kelahiran anak. Diantaranya adalah teknik transplantasi nucleus,
inseminasi buatan, transfer embrio, dan genetik engineer. Keempat teknik
tersebut akan kami bahas dalam makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian bioteknologi peternakan?
2. Bagaimana aplikasi bioteknologi dalam bidang peternakan?
3. Apa saja keuntungan dan kelemahan bioteknologi dalam bidang
peternakan?
4. Bagaimana bioteknologi di bidang peternakan menurut pandangan
islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan pengertian bioteknologi peternakan
2. Untuk menjelaskan aplikasi bioteknologi dalam bidang peternakan
3. Untuk menjelaskan keuntungan dan kelemahan bioteknologi dalam
bidang peternakan
4. Untuk menjelaskan pandangan Islam mengenai bioteknologi bidang
peternakan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bioteknologi Peternakan
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi
= penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah suatu teknik modern
untuk mengubah bahan mentah melalui transformasi biologi sehingga

2
menjadi produk yang berguna. Supriatna (1992) memberi batasan tentang
arti bioteknologi secara lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip-prinsip
ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, system atau proses biologis
untuk menghasilkan dan atau meningkatkan potensi organisme maupun
menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.
Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan
bioteknologi konvensional. Salah satu contoh dari bioeknologi
konvensional adalah pembuatan tape ini. Dan salah satu contoh dari
bioteknologi modern adalah rekayasa genetika.
Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adanya benda biologi berupa benda
mikroorganisme tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara
teknologi dan industri, dan produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi
dan pemurnian.
Generasi pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan
mikroba yang masih secara tradisional dalam produksi makanan dan
tanaman ataupun pengawetan makanan, sebagai contoh yaitu pembuatan
tempe, tape, cuka, dan lain-lain. Generasi kedua adalah proses
berlangsung dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh pembuatan
kompos dan produksi bahan kimia. Generasi ketiga adalah proses dalam
keadaan tidak steril, sebagai contoh produkasi antibiotic dan hormon.
Generasi keempat adalah generasi bioteknologi baru, sebagai contoh
produksi insulin.1
Menurut beberapa informasi, sangat banyak manfaat bioteknologi ini
bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan
hidupnya, antara lain untuk memerangi kelaparan, mengatasi kelangkaan
sumber daya energi, mengurangi pencemaran lingkungan dan masih
banyak lagi.
Dalam bidang peternakan, bioteknologi dimanfaatkan untuk
menghasilkan vaksin, antibodi, pakan bergizi tinggi, dan hormon
pertumbuhan. Contoh vaksin untuk ternak yaitu vaksin untuk penyakit

1
Sutarno, Rekayasa Genetika dan Perkembangan Bioteknologi di Bidang Peternakan,
(Proceeding Biology Conference, 2016), pdf.

3
mulut dan kuku pada mamalia, vaksin NCD untuk mengobati penyakit
tetelo pada unggas, dan vaksin untuk penyakit flu burung.
Hormon pertumbuhan diberikan pada ternak untuk meningkatkan
produksi daging, susu, atau telur. Contohnya adalah pemberian Bovine
Growth Hormone pada sapi perah dapat meningkatkan produksi susu dan
daging hingga 20%. Namun penggunaan hormon untuk memacu produksi
pada ternak masih diperdebatkan karena berpotensi meningkatkan
penyakit masitis pada ternak dan membahayakan kesehatan manusia.
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang peternakan lainnya adalah
membuat hewan transgenik (hewan yang gennya telah dimodifikasi) dan
teknologi induk buatan. Teknologi induk buatan sering dilakukan pada
hewan langka yang sulit bereproduksi secara alami. Embrio hewan ini
ditransplantasikan pada rahim spesies lain yang masih berkerabat. Dengan
cara ini diharapkan hewan langka tersebut terhindar dari ancaman
kepunahan.
Penggunaan bioteknologi guna menigkatkan produksi peternakan
meliputi teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer,
kriopreservasi embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio,
cloning dan splitting.
Kedua rekayasa genetika, seperti genome maps, masker assisted
selection, transgenic, identifikasi genetic, konservasi molekuler, dan ketiga
peningkatan efisiensi fan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba
rumen, dan bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner (Gordon,
1994; Niemann dan Kues, 2000).
B. Aplikasi Bioteknologi Dalam Bidang Peternakan
1. Transplantasi Nukleus (Kloning)
Teknologi ini lebih dikenal dengan teknologi kloning yaitu
teknologi yang digunakan untuk menghasilkan individu duplikasi
(mirip dengan induknya). Teknologi kloning telah berhasil dilakukan
pada beberapa jenis hewan. Salah satunya adalah pengkloningan
domba yang dikenal dengan domba Dolly. Melalui kloning hewan,

4
beberapa organ manusia untuk keperluan transplantasi penyembuhan
suatu penyakit berhasil dibentuk. Tahapan teknologi kloning adalah;
1) Isolasi nukleus (inti sel) dari hewan donor: Nukleus diisolasi dari
sel putting susu domba dewasa dengan menggunakan teknik
khusus sehingga dapat dikeluarkan dari membrane sel.
2) Isolasi sel telur : Sel telur yang belum dibuahi diperoleh dari
domba lain. Dibutuhkan banyak sel telur dalam teknologi ini
karena banyak sel telur yang tidak mampu bertahan dalam tahapan
pengkloningan lebih lanjut.
3) Pengambilan nukleus dari sel telur
4) Penggabungan nukleus dengan sel telur : Nukleus yang telah
diisolasi dari sel domba dewasa digabungkan ke dalam sel domba
lain yang telah dihilangkan nukleusnya. Secara genetic sel domba
yang menerima nukleus identik dengan domba pendonor.
5) Pemasukan sel telur kedalam rahim : Sel telur dimasukkan ke
dalam rahim domba betina yang lain. Hanya sedikit sel telur yang
mampu bertahan dan berkembang di dalam rahim. Sel telur yang
mampu bertahan akan berkembang menjadi embrio dan
selanjutnya akan dihasilkan anak domba yang mirip dengan domba
pendonor nucleus.2

Gambar 2.1 Tahapan transplantasi nucleus

2
Sutarno, Rekayasa Genetika dan Perkembangan Bioteknologi di Bidang Peternakan,
(Proceeding Biology Conference, 2016), pdf.

5
Gambar 2.2 Domba Dolly
Dampak negatif :
1. Dapat disalahgunakan untuk menciptakan spesies atau ras baru

dengan tujuan tertentu yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan.


2.Kloning pada hewan belum sepenuhnya sempurna, contohnya domba

Dolly ternyata menderita berbagai penyakit yang akhirnya memaksa

para ilmuwan untuk melakukan eutanasi.


3. Terjadi kekacauan kekerabatan dan identitas diri dari hasil kloning

maupun induknya.
4. Individu hasil cloning tidak akan mendapatkan imunitas bawaan,

sehingga individu hasil cloning tersebut akan mudah terserang

penyakit karna tidak mendapatkan imunitas bawaan sebagai

pertahanan pertama terhadap infeks penyakit.


5. Berkurangnya keaneka ragaman suatu spesies, karena individu

yang dihasilkan dari proses pengkloningan sama persis dengan

DNA maupun sifat dan fisik induknya.

6. Individu hasil kloning sel-selnya diperoleh dari induknya. Ini


berarti umur sel-sel hasil kloning pun sama dengan umur sel-sel

6
induknya. Oleh karena itu, individu hasil kloning pun akan
memiliki umur sama dengan induknya
Dampak positif
1. Teknik kloning merupakan alternatif untuk melestarikan hewan

langka sehingga keberadaan hewan langka dapat terus


dipertahankan.
2. Teknik kloning membantu meningkatkan ketersediaan bahan
pangan yang lebih banyak dengan melakukan klonning pada hewan
ternak.

3. Teknik kloning berperan dalam menghasilkan sel, jaringan, atau


organ yang sesuai untuk pengobatan akibat kelainan atau gangguan
suatu fungsi organ.

4. Teknik kloning membantu menumbuhkan spesies baru yang bebas


penyakit keturunan.

5. Teknik kloning sangat berperan terhadap kemajuan bidang sains.

2. Inseminasi Buatan

Teknik ini dikenal dengan nama kawin suntik, suatu teknik untuk
memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu
yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina
dengan menggunakan metode dan alat khusus.

Metode Inseminasi Buatan :

a. Intra Vagina, larutan sperma disuntikan di depan Vagina sedalam 2


3 cm.

b. Intra Uterin, larutan sperma di suntikan di depan Uterus sedalam 6


7 cm.

Tahapan Inseminasi Buatan :

7
a. Bibir cloaka harus bersih dari segala feces, dilap menggunakan kain
yang sudah di celupkan pada air hangat.

b. Memegang ternak posisi seperti saat mau mengambil sperma.

c. Memegang ternak dengan tangan kanan pegang punggung, tangan


kiri pegang dan jari telunjuk, ibu jari menekan perut bawah,
sehingga terlihat saluran reproduksi sebelah kiri dan saluran feces
sebelah kanan.

d. Memegang alat suntik dengan tangan kiri, mencubit bibir cloaka


sebelah kiri. Setelah saluran reproduksi kelihatan, tangan kanan
memasukkan ujung alat suntik modifikasi pertama lurus, setelah
masuk alat suntik tunggingkan ke atas lalu suntikkan, tahan
sebentar baru di cabut.

e. Pengenceran sperma, yang di gunakan sekitar 0,1 ml/ekor.


Perbandingan pengenceran 1 ; 2 atau 1 : 1. Interval kawin suntik 3
hari sekali atau 5 hari sekali.

Pengambilan sperma (semen) dapat dilakukan dengan beberapa


tahapan sebagai berikut:

1. Membersihkan kotoran yang masih menempel pada anus dan


sekitarnya.
2. Pejantan diapit diantara lengan dan badan, kemudian dilakukan
rangsangan dengan cara mengurut berulang kali pada bagian
punggung yaitu dari bagian pangkal leher sampai dengan pangkal
ekor.
3. Rangsangan tersebut akan ditandai dengan adanya bulu ekor akan
naik (keatas) dan bersamaan dengan bagian bawah ekor maka akan
alat kelamin mengeluarkan sperma berwarna putih agak kental,
selanjutnya dapat ditampung dengan tabung penampung sperma.

8
4. Larutan pengenceran dengan larutan NaCl Fisiologi 0,9% dengan
perbandingan 1:6-10. Penerapan cara ini dilakukan dengan
menggunakan spuit sesuai dengan derajat pengencerannya,
masukan kedalam tabung yang sudah berisi sperma, lakukan
pengoyangan secara perlahan-lahan hingga tercampur merata dan
siap dimasukan kedalam saluran reproduksi betina. Umur sperma
yang telah diencerkan kurang lebih 30 menit
Teknik inseminasi buatan memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1) Memperbaiki mutu genetika ternak
2) Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih
luas dalam jangka waktu yang lebih lama
3) Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur
4) Menyegah menularan dan penyebaran penyakit kelamin.

Dampak Positif
1. Inseminasi buatan (IB) sangat mempertinggi penggunaan pejantan
pejantan unggul. Daya guna seekor pejantan yang secara genetik
unggul dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
2. Bagi peternak-peternak kecil seperti umum ditemukan di Indonesia,
penggunaan IB sangat menghemat biaya disamping dapat
menghindari bahaya dan menghemat tenaga pemeliharaan pejantan
yang belum tentu merupakan pejantan terbaik untuk diternakkan.
3. Pejantan-pejantan yang digunakan dalam IB telah dilakukan seleksi
secara teliti dan ilmiah dari hasil perkawinan betina-betina dengan

9
pejantan unggul. Dengan lebih banyak betina yang dilayaninya dan
dari turunan-turunan hasil perkawinan ini dapat lebih cepat
diseleksi dan dipertahankan pejantan-pejantan unggul dan
mengeliminir pejantan-pejantan jelek.
4. Penularan penyakit dapat dicegah melalui IB, dengan hanya
menggunakan pejantan-pejantan yang sehat atau bebas dari
penyakit, menghindari kontak kontak kelamin pada waktu
perkawinan, dan membubuhi antibiotika ke dalam semen sebelum
dipakai. IB merupakan cara terbaik mencegah penyebaran penyakit
veneral dan penyakit menular lainnya seperti Brucellosis, Vibriosis,
Leptospirosis dan Trichomoniasis.
5. Karena hanya semen dengan fertilitas tinggi yang diberikan pada
peternak, maka calving intervalnya dapat diperpendek dan dapat
menurunkan kasus repeat breeder (kawin berulang bagi betina).
6. Keuntungan lainnya adalah memungkinkan perkawinan antara
ternak yang sangat berbeda ukurannya, misalnya sapi Bali dapat
dikawinkan dengan semen sapi Brangus, Simental maupun
Limousin. IB juga dapat memperpanjang waktu pemakaian
pejantan-pejantan yang secara fisik tidak sanggup berkopulasi
secara normal. IB dapat menstimulir interese yang lebih tinggi
dalam beternak dan praktik manajemen yang lebih baik. IB juga
sangat berguna untuk digunakan pada betina-betina yang berada
dalam keadaan estrus dan berovulasi tetapi tidak mau berdiri untuk
dinaiki pejantan.
Dampak Negatif
1. Pelaksana yang terlatih baik dan terampil diperlukan dalam
mengawasi atau melaksanakan penampungan, penilaian,
pengenceran, pembekuan dan pengangkutan semen dan inseminasi
pada ternak betina untuk mencegah penyebaran penyakit-penyakit
kelamin menular yang dapat menjangkiti kelompok-kelompok
ternak.

10
2. Kemungkinan besar IB dapat menjadi alat penyebar abnormalitas
genetic seperti pada sapi, diantaranya cystic ovary, konformasi
tubuh yang buruk terutama pada kaki-kakinya, dan kekurangan
libido. Belum banyak penelitian tentang meningkatnya
kejadian cystic ovary pada sapi perah yang sebagian besar
disebabkan oleh penggunaan IB secara meluas.
3. Apabila persediaan pejantan unggul sangat terbatas, peternak tidak
dapat memilih pejantan yang dikehendaki untuk mengikuti program
peternakan yang diingininya. Dengan penggunaan seekor pejantan
secara terus-menerus, kemungkinan besar akan terjadi inbreeding
yang merugikan.
4. IB masih diragukan manfaatnya dalam mengatasi semua infeksi
atau abnormalitas saluran kelamin betina, kalaupun ada, jarang
terjadi.
5. Inseminasi intrauterine pada sapi yang bunting dapat menyebabkan
abortus.
6. IB tidak dapat digunakan dengan baik pada semua jenis hewan.
Pada beberapa spesies masih harus dilakukan penelitian sebelum IB
dapat dipakai secara praktis.3
3. Transfer Embrio
Apabila kawin suntik memfokuskan pada sperma jantan, maka
transfer embrio tidak hanya potensi dari jantan saja yang dioptimalkan,
melainkan potensi betina berkualitas unggul juga dapat dimanfaatkan
secara optimal. Teknik TE ini, betina unggul tidak perlu bunting tetapi
hanya berfungsi menghasilkan embrio yang untuk selanjutnya bisa
ditransfer pada induk titipan dengan kualitas yang tidak perlu bagus
tetapi memiliki kemampuan untuk bunting. Embrio yang akan
ditransfer ke resipien disimpan dalam foley kateter dua jalur yang
steril (tergantung ukuran serviks). Sebelum dilakukan panen embrio,

3
Budiono, Dampak Negatif Inseminasi. http://jogja.tribunnews.com/2016/04/27/inseminasi-
buatan-punya-dampak-negatif-pada-sapi. Diakses pada 01 Oktober 2017

11
bagian vulva dan vagina dibersihkan dan disterilkan dengan kapas
yang mengandung alcohol 70%. Embrio yang didapat dapat langsung
di transfer ke dalam sapi resipien atau dibekukan untuk disimpan dan
di transfer pada waktu lain.
Prinsip dasar dari transfer embrio meliputi beberapa treatmen/
perlakuan dengan menggunakan teknik-teknik lainnya, yaitu
superovulasi, oestrus synchronization (sinkronisasi birahi), artificial
insemination (inseminasi buatan), embrio/ eggs recovery
(pengumpulan atau pemanenan embrio) dan embrio/ eggs transfer
(pemindahan embrio)
Sebelum dilakukan transfer, dilakukan produksi embrio. Produksi
embrio terdiri dari 2 cara yaitu produksi embrio in vivo dan produksi
embrio in vitro.
1. Produksi embrio in vivo dilakukan dengan cara mengambil atau
memanen embrio yang terdapat di dalam uterus (rahim) sapi betina
donor (penghasil embrio), kemudian dipindahkan pada sapi betina
yang lain (betina resipien) atau untuk disimpan dalam keadaan
beku(freeze embryo). Untuk memperbanyak embrio yang dipanen,
maka pada sapi-sapi betina donor biasanya dilakukan
teknik superovulasi,yaitu suatu perlakuan menggunakan hormon
untuk memperoleh lebih banyak sel telur (ovum) pada setiap
periode tertentu. Sehingga dengan demikian, seekor betina donor
yang telah di-superovulasi dan kemudian
dilakukan inseminasi (memasukkan sel benih jantan pada uterus
menggunakan alat tertentu), akan menghasilkan banyak embrio
untuk dipanen. Embrio-embrio tersebut kemudian
dipanen (flushing)2 hari setelah superovulasi dan inseminasi. Hasil
panen kemudian dilakukan evaluasi kualitas
embrio (grading), setelah itu hasilnya dapat disimpan beku atau
ditransfer pada betina lain. oestrus synchronization (sinkronisasi
estrus) adalah usaha yang bertujuan untuk mensinkronkan kondisi

12
reproduksi ternak sapi donor dan resipien. Sinkronisasi estrus
umumnya menggunakan hormon prostaglandin F2a (PGF2a) atau
kombinasi hormon progesteron dengan PGF2a. Sedangkan
menurut Asrul superovulasi menggunakan hormon gonadotropin,
seperti FSH (Follicle Stimulating Hormonr) atau PMSG (Pregnant
Mares Serum Gonadotropin). Penyuntikan hormon itu akan
meningkakan jumlahcorpus luteum
2. Produksi embrio in vitro dilakukan dengan cara melakukan
fertilisasi antara sel benih jantan (spermatozoa) dengan sel benih
betina (ovum) dalam laboratorium, sehingga disebut pembuahan di
luar tubuh. Salah satu alat yang digunakan untuk proses ini adalah
cawan petri atau tabung khusus. Sel telur didapatkan dengan cara
mengambil sel-sel telur yang terdapat pada indung
telur (ovarium)sapi-sapi betina yang telah dipotong di rumah
potong hewan. Setelah diperoleh banyak sel telur, kemudian
dilakukan pencucian dengan larutan khusus, selanjutnya dilakukan
pemilihan sel telur yang masih baik dan ditempatkan dalam cawan
petri. Pembuahan akan berlangsung jika pada cawan yang berisi
sel-sel telur tadi ditempatkan sel benih jantan (spermatozoa yang
masih hidup).
Fertilisasi sempurna akan berlangsung sekitar 22 jam. Hasil
fertilisasi kemudian ditumbuh kembangkan dalam media khusus
dan diamati pembelahan sel-nya hingga hari ke 6-8 atau pada saat
terbentuknya blastocyst. Kemudian dilakukan evaluasi embrio
dengan melaksanakan grading. Embrio yang memiliki kualitas A
dan B kemudian dibekuan, untuk disimpan dalam waktu yang
lama.
Pada dasarnya, embrio dapat hidup di tempat yang memenuhi
syarat kehidupannya. Embrio yang sedang tumbuh membutuhkan
sulplai makanan dari dirinya sendiri selama beberapa waktu,
kemudian akan tergantung pada sekelilingnya, dalam hal ini

13
tergantung pada rahim tempatnya berkembang.Penanganan harus
mengupayakan rahim calon induk memiliki kondisi yang sama
dengan kondisi rahim yang menghasilkan embrio, atau
menyiapkan kondisi rahim induk untuk dapat memelihara embrio
yang akan diterimanya. Perlakuan yang disiapkan untuk induk
calon penerima embrio tentu harus esktra hati-hati, Pemberian
hormon reproduksi dengan dosis dan waktu yang tertentu, pakan
yang berkualitas baik serta manajemen pemeliharaan calon induk,
mutlak harus dilakukan untuk memperoleh kondisi rahim yang
baik dan siap menerima embrio dari luar. Setelah melalui
serangkaian pemeriksaan yang teliti, kondisi rahim calon induk
dinyatakan siap untuk menerima embrio, barulah dilakukan
pemindahan (transfer) embrio kedalam rahim tersebut.
Program yang sedang dikembangkan dan menghasilkan
perolehan cukup baik adalah kombinasi antara inseminasi buatan
(IB) dengan transfer embrio (TE). Dengan kombinasi ini akan
diperoleh kelahiran kembar (satu anak hasil IB dan satu anak lagi
yang berasal dari TE). Pada prinsipnya, seekor induk yang
mengalami puncak birahi, dilakukan inseminasi seperti pada
umumnya, kemudian hari ke-7 setelah inseminasi dilakukan TE
tanpa perlu perlakuan khusus.
Dampak positif
1. Meningkatkan mutu genetik ternak.
2. Mempercepat peningkatan populasi ternak.
3. Berpotensi mencegah berjangkitnya penyakit hewan menular
yang ditularkan lewat saluran kelamin.
4. Mempercepat pengenalan material genetik baru lewat ekspor
embrio beku.
5.Meningkatkan penyediaan sumber bibit unggul.

14
6.Memanfaatkan sapi lokal yang kurang unggul untuk
menghasilkan keturunan yang unggul.
7. Meningkatkan pendapatan masyarakat4

4. Genetic engineering (Rekayasa Genetik)


Rekayasa genetik atau rekombinan DNA merupakan kumpulan
teknik-teknik eksperimental yang memungkinkan peneliti untuk
mengisolasi, mengidentifikasi, dan melipat gandakan suatu fragmen
dari materi genetika (DNA) dalam bentuk murninya. Pemanfaatan
teknik genetika di dalam bidang pertanian maupun peternakan
diharapkan dapat memberikan sumbangan, baik dalam membantu
memahami mekanisme-mekanisme dasar proses metabolisme maupun
dalam penerapan praktisnya seperti misalnya untuk pengembangan
tanaman-tanaman pertanian maupun hewan-hewan ternak dengan sifat
unggul. Untuk tujuan ini dapat dilakukan melalui pengklonan atau
pemindahan gen-gen penyandi sifat-sifat ekonomis penting pada
hewan maupun tumbuhan, pemanfaatan klon-klon DNA sebagai
marker (penanda) di dalam membantu meningkatkan efisiensi seleksi
dalam program pemuliaan
Rekayasa genetika merupakan dasar dari bioteknologi yang di
dalamnya meliputi manipulasi gen, kloning gen, DNA rekombinan,
teknologi modifikasi genetik, dan genetika modern dengan
menggunakan prosedur identifikasi, replikasi, modifikasi dan transfer
materi genetik dari sel, jaringan, maupun organ. Sebagian besar teknik
yang dilakukan adalah memanipulasi langsung DNA dengan orientasi
pada ekspresi gen tertentu. Dalam skala yang lebih luas, rekayasa
genetik melibatkan penanda atau marker yang sering disebut sebagai
Marker-Assisted Selection (MAS) yang bertujuan meningkatkan

4
Zakiyah. Transfer embrio pada ternak. http://zackhoes.blogspot.co.id/2012/04/transfer-
embrio-pada-ternak.html. Diakses pada 01 Oktober 2017

15
efisiensi suatu organisme berdasarkan informasi fenotipnya .Salah satu
aplikasi dari rekayasa genetik adalah berupa manipulasi genom hewan.
Hewan yang sering digunakan menjadi uji coba adalah mamalia.
Mamalia memiliki ukuran genom yang lebih besar dan kompleks
dibandingkan dengan virus, bakteri, dan tanaman. Sebagai
konsekuensinya, untuk memodifikasi genetik dari hewan mamalia
harus menggunakan teknik genetika molekular dan teknologi
rekombinan DNA.
Keunggulan rekayasa genetik adalah mampu memindahkan materi
genetik dari sumber yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan
terkontrol dalam waktu yang lebih singkat. Melalui proses rekayasa
genetika ini, telah berhasil dikembangkan berbagai organisme maupun
produk yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.
Teknologi khusus yang digunakan dalam rekayasa genetik meliputi
teknologi DNA Rekombinan yaitu pembentukan kombinasi materi
genetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam
suatu vektor sehingga memungkinkannya untuk terintegrasi dan
mengalami perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain yang
berperan sebagai sel inang.
Manfaat yang didapatkan dari metode rekayasa genetik, antara
lain:
Mengurangi biaya dan meningkatkan penyediaan sejumlah
besar bahan yang sekarang di gunakan di dalam pengobatan,
pertanian dan industri.
Menggembangkan tanaman tanaman pertanian yang bersifat
unggul
Menukar gen dari satu organisme kepada organisme lainnya
sesuai dengan keinginan manusia, menginduksi sel untuk
membuat bahan-bahan yang sebelumnya tidak pernah dibuat
dll
Dengan berkembangnya teknik-teknik molekuler, telah
memungkinkan terjadinya percepatan perkembangan dalam bidang

16
rekayasa genetik suatu makhluk hidup. Penguasaan teknik rekombinan
DNA telah memungkinkan berkembangnya teknik rekayasa materi
genetik yang memungkinkan dibentuknya hewan transgenic. Hewan
transgenik adalah hewan yang telah mengalami rekayasa susunan
materi genetiknya sehingga dihasilkan hewan atau tumbuhan yang
memiliki sifat-sifat yang diinginkan manusia. Teknologi transgenik
pada hewan dapat dilakukan mellui beberapa teknik, misalnya dengan
cara penyuntikan fragmen DNA secara mikro ke dalam sel telur yang
telah mengalami pembuahan. Tujuan dari teknologi ini adalah
meningkatkan produk dari hewan ternak seperti daging, susu, dan telur
menjadi lebih tinggi. Contoh dari hewan yang mengalami teknologi ini
adalah domba transgenik. DNA domba ini disisipi dengan gen manusia
yang disebut factor VIII ( merupakan protein pembeku darah) dengan
harapan gen tersebut diekspresikan. Domba transgenic yang
mengekspresikan gen yang disisipkan tersebut akan menghasilkan
susu yang mengandung factor VIII yang dapat dimurnikan untuk
menolong penderita hemophilia.
Rekayasa genetik juga dapat melestarikan spesies langka. Sebagai
contoh, sel telur zebra yang sudah dibuahi lalu ditanam dalam rahim
kuda yang merupakan spesies lain sebagai surrogate mother (ibu/
induk titipan).
Teknik pelestarian dengan rekaya genetik ini sangat bermanfaat,
dengan alasan:
1) Induk dari spesies biasa dapat melahirkan anak dari spesies
langka.
2) Telur hewan langka yang sudah dibuahi dapat dibekukan,
lalu disimpan bertahun-tahun meskipun induknya sudah
mati. Telur yang sudah disimpan beku ini kemudian dapat
ditransplantasi.

17
Contoh lain pemanfaatan rekayasa genetic pada hewan misalnya
pemanfaatan Hormon bST (bovine somatotrophine hormone). Dengan
rekayasa genetik dihasilkan hormon pertumbuhan hewan yaitu bST,
melalui teknik:
a. Plasmid bakteri E.Coli dipotong dengan enzim
endonuklease.
b. Gen somatotropin sapi diisolasi dari sel sapi
c. Gen somatotropin disisipkan ke plasmid bakteri
d. Bakteri yang menghasilkan bovine somatotrophine
ditumbuhkan dalam tangki fermentasi
e. bovine somatotrophine diambil dari bakteri dan
dimurnikan.
Hormon ini dapat memicu pertumbuhan dan meningkatkan
produksi susu. bST mengontrol laktasi (pengeluaran susu) pada sapi
dengan meningkatkan jumlah sel-sel kelenjar susu. Jika hormon yang
dibuat dengan rekayasa genetika ini disuntuikkan pada hewan, maka
produksi susu akan meningkat hingga 20%. Pemakaian bST telah
disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration), lembaga
pengawasan obat dan makanan di Amerika. Amerika berpendapat susu
yang dihasilkan karena hormon bST aman di konsumsi tapi di Eropa
hal ini dilarang karena penyakit mastitis pada hewan yang diberikan
hormon ini meningkat 70%. Selain mempengaruhi produksi susu,
treatmen dengan hormon ini dapat berpengaruh pada ukuran ternak
hingga 2 kali lipat ukuran normal. Caranya dengan menyuntik sel telur
yang akan dibuahi dengan hormon BST.

C. Keuntungan Dan Kelemahan Bioteknologi Dalam Bidang Peternakan


1. Keuntungan

18
Pemanfaatan Biologi pada bidang peternakan pun sudah
sedemikian besar. Dengan menerapkan pengetahuan cabang-cabang
Biologi seperti zoologi, anatomihewan, fisiologihewan, genetika,
biologireproduksi, embriologi, dan biologimolekuler/rekayasagenetika,
para peternak dan masyarakat yang lebih luas telah dapat menikmati
hasilnya. Melalui penerapan ilmu-ilmu tersebut telah banyak
dihasilkan ternak varietas unggul, diantaranya adalah ayam penghasil
banyak telur, ayam pedaging, sapi pedaging, sapi penghasil banyak
susu, dan domba pedaging. Dalam usaha perbanyakan ternak unggul
tersebut kini pun telah banyak menggunakan teknik kawin silang
(hibridisasi) dan teknik kawin suntik (inseminasi buatan). Dengan
teknik inseminasi buatan, dapat dihasilkan keturunan sapi atau domba
yang diharapkan tanpa mengenal musim kawin, serta tidak melibatkan
sapi atau domba jantan.

2. Kelemahan
Semakin berkembangnya ilmu di bidang bioteknologi, maka
semakin berkembang pula pemikiran manusia termask pemikiran-
pemikiran yang kontra terhadapnya. Terutama yang menyangkut
hewan itu sendiri dan dari segi kemanusiaan. Ada dua konsep yang
berbeda tentang keselamatan hewan yang ada saat ini. Konsep yang
terbatas berfokus pada kesehatan biologis dari organisme yang diklon
dan pada kualitas kejiwaan dari hewan yang ditunjukkan akibat
intervensi manusia dalam hidupnya. Konsep yang luas juga
mempertimbangkan mengenai kesempatan hewan untuk menunjukkan
spesifikasi jenis spesies yang alami. Kedua perspektif ini menjadi
dasar dari perdebatan tentang keselamatan hewan, resiko yang dapat
ditimbulkan dan juga segi etikanya.

a. Konsep terbatas

19
Konsep terbatas terbagi menjadi dua yaitu tentang sisi etika
dan kejiwaan dari hewan dan tentang kesehatan fisiologis dan
biologis dari hewan. Sisi etika dan kejiwaan hingga saat ini masih
menjadi perdebatan karena tidak terdapat metode untuk mengukur
kejiwaan dari hewan. Sehingga umumnya banya dibahas mengenai
efek kesehatan fisik dan biologis hewan.

Metode kloning yang umumnya dikenal sebagai somatic


cell nuclear transfer (SCNT) terlihat mudah dan sangat
menguntungkan untuk dilakukan. Tetapi, ilmuan jarang mengakui
bahwa tingkat keberhasilan dari bioteknologi hewan ini sangat
rendah. Hal ini seringkali menyebabkan berbagai masalah yang
berkaitan dengan keselamatan hewan. Masalah yang umunya terjadi
adalah kehamilan yang terlambat atau terlalu dini, kematian saat
kelahiran, jarak kematian setelah kelahiran yang singkat, masa
hidup yang singkat, obesitas dan berbagai macam cacat tubuh.

Metode in vitro juga merupakan metode yang sering


dilakukan pada hewan golongan ruminansia dan tikus. Metode ini
menyebabkan suatu masalah yang sering disebut dengan large
offspring syndrome (LOS). LOS mengarah pada penambahan berat
saat kelahiran. Hal ini seringkali menyebabkan timbulnya cacat dan
beberapa penyakit. Beberapa contoh masalah yang timbul yaitu:
plasenta yang tidak normal, pertumbuhan janin yang berlebihan dan
perpanjangan masa kehamilan, kematian saat kelahiran, hypoxia,
kegagalan pernafasan dan masalah sirkulasi, dan banyak masalah
pada bentuk tubuh setelah kelahiran, meningkatkan suhu tubuh saat
kelahiran, cacat pada jalur urogenital (saluran kencing), cacat hati
dan otak, disfungsi imunitas, anemia, infeksi bakteri dan virus,
lymphoid hypoplasia, thymic atrophy.

20
b. Konsep luas

Konsep luas juga mencakup permasalahan pada kesehatan


hewan tetapi juga mempertimbangkan kealamian dari hewan dan
sisi etika terhadap hewan. Bioteknologi pada hewan dapat
menimbulkan efek negatif terutama pada kehidupan alamiah hewan.
Proses kloning dan rekayasa ataupun in vitro menyebabkan hewan
tidak dapat hidup secara alami pada habitatnya. Fokus masalah
umunya terdapat pada proses perkawinan hewan yang tidak lagi
terjadi secara alami. Hal ini melanggar kode etik terhadap hewan.
Selain itu, proses perkawinan yang direkayasa oleh manusia dapat
menghilangkan spesies-spesies alami. Efek tersebut dapat
menyebabkan kepunahan terhadap spesies-spesies hewan tertentu.

Bioteknologi pada hewan juga dapat menggangu


keseimbangan ekosistem lingkungan dan juga sistem rantai
makanan. Selain itu, hewan hasil rekayasa atau kloning kehilangan
integritasnya sebagai hewan. Integritas yang dimaksud yaitu hak
untuk hidup secara alami yang tidak diperoleh hewan hasil klon
atau rekayasa. Hal ini dikarenakan hewan hasil bioteknologi tidak
memiliki kesempatan untuk hidup seperti hewan lainnya,
contohnya: hidup di laboratorium, makanan diatur ilmuan, proses
perkawinan yang direkayasa, dsb.

Resiko pada kesehatan manusia

Produk pangan hewani hasil bioteknologi menjadi


perdebatan dalam kalangan masyarakat. Konsumsi produk hewani
hasil bioteknologi dapat menyebabkan alergi pada manusia. Selain
itu juga diperkirakan dapat mengubah susunan genetik manusia
apabila gen yang direkayasa tersebut menyisip pada gen manusia.
Penyisipan gen ini dapat menyebabkan berbagai macam efek mutasi

21
pada fisik manusia, salah satu contohnya adalah pertumbuhan sel
yang abnormal yang dikenal dengan kanker. Dampak lain dari
mutasi adalah cacat lahir pada keturunan berikutnya yang
disebabkan karena gen yang menyisip juga diturunkan ke bayi dan
diekspresikan.

Resiko pada lingkungan dan sosio ekonomi

Resiko bioteknologi hewan terhadap lingkungan yaitu


menggangu keseimbangan alam. Resiko utama adalah kepunahan
dari jenis hewan alami, hal ini dikarenakan manusia terus
mengembangbiakkan hewan hasil rekayasa sehingga hewan
alaminya mulai tersisihkan kemudian punah. Keseimbangan alam
lain yang terganggu adalah rantai makanan dan seleksi alam, di
mana yang dapat bertahan hidup hanya hewan hasil rekayasa.
Hewan hasil rekayasa bioteknologi yang dilepaskan ke alam bebas
juga diperkirakan dapat menyebabkan mutasi alam, terutama
apabila gen yang disisipkan dapat berpindah kepada organisme
lainnya. Mutasi alam berdampak dengan: menurunkan gen pada
keturunan berikutnya, menyebabkan ukuran hewan abnormal, dan
menyebabkan jumlah hewan kuat yang berlebihan sehingga timbul
dominasi di alam. Rekayasa yang terus berkembang juga dapat
menyebabkan keseragaman genetik pada ekosistem yang
menyebabkan alam kehilangan keberagamannya.

Resiko bioteknologi hewan pada sosiol ekonomi berupa


adanya keseragaman genetik. Umumnya variasi akan hewan pangan
dalam hal jenis dan ukuran akan menyebabkan variasi harga yang
mendukung pertumbuhan ekonomi. Apabila ada keseragaman
genetik, maka harga hewan pangan akan menjadi sama sehingga
terjadi penurunan ekonomi. Perusahaan pangan yang menggunakan

22
produk bioteknologi akan makin berkembang sedangkan yang tidak
akan merugi.

Dampak lain juga terdapat pada bidang sosial dan politik.


Akan terjadi kesenjangan sosial antara negara yang maju dan
menggunakan pangan transgenik dan negara berkembang. Hal ini
juga akan memicu ketergantungan pangan oleh negara berkembang
terhadap negara maju. Secara politik, ketergantungan ini dapat
merugikan negara-negara berkembang. Masalah sosial-politik ini
dapat memicu kembali masalah negara barat dan negara timur.5

D. Bioteknologi Di Bidang Peternakan Menurut Pandangan Islam

Allah SWT telah mengutus Nabi Muhammad SAW kepada seluruh


umatmanusia dengan membawa risalah islam yang sempurna dan
mampumenjawab setiap masalah yang muncul dalam kehidupan manusia
hingga hariqiyamat. Sebagaimana firman-Nya:
Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan
telahAku cukupkan atas kalian nikmat-Ku dan telah Aku ridloi islam
sebagai agama bagi kalian..(QS. Al-Maidah: 3).
Dan firman-Nya :
Dan telah kami turunkan atasmu Al- Quran yang menjelaskan segala
sesuatu (QS. An-Nahl : 89)
Allah pun telah mewajibkan setiap muslim untuk menyesuaikan
aktivitasnya dengan perintah dan larangan- Nya seperti yang dibawa
Rasulullah SAW. Firman Allah SWT:

5
Firman Yuda. Keunggulan dan Kelemahan Biotek. http://firmanyuda-
tugasakhirsekolah.blogspot.co.id/2012/02/keunggulan-dan-kelemahan-tanaman-dan.html.
Diakses pada 01 Oktober 2017

23
Dan apa saja yang diperintahkan oleh Rasul kepada kalian
maka kerjakanlah,dan apa saja yang dilarang oleh Rasul kepada kalian,
maka tinggalkanlah.(QS. Al-Hasyr:7)
Oleh karena itu seorang muslim yang taat akan menilai sesuatu itu
baik jika sesuatu tersebut baik menurut Islam dan sesuatu akan dinilai
jelek jika menurut Islam jelek, sebagaimana kaidah syara:
Al-hasanu maa hasanahu as- syaru wal qobiihu maa qobiihahu as-
syaru.
Baik itu adalah apa - apa yang baik menurut syara dan buruk itu
adalah apa- apa yang buruk menurut syara
Penemuan- penemuan imiah meskipun merupakan hasil eksperimen
ilmiah yang bersifat universal tidak didasarkan pada pandangan hidup
(aqidah) tertentu, tetapi penggunaan dan pengambilannya tetap akan
didasarkan pada pandangan hidup teretentu.
Para ilmuwan sekuler yang berazaskan manfaat se mata tidak akan
memperhitungkan aspek apapun kecuali bahwa penemuanitu akan
mendatangkan nilai materi yaitu kemanfaatan. Mereka tidak akan
mempertimbangkan lagi apakah penemuan itu sesuai atau tidak
dengan nilai-nilai rohani, akhlaq, dan kemanusiaan, sebab nilai-nilai
tersebutmemang bukan standar perbuatan mereka. Sebaliknya ilmuwan m
uslimyang menjadikan standar hidupnya halal dan haram, hanya akan
melakukan penelitian pada apaapa yang dihalalkan oleh Allah SWT, dan t
idak akanmelakukan penelitian pada apa-apa yang telah Alloh haramkan
meskipun adaunsur manfaat, karena justru manfaat itu ada pada pelaksa
naan hukum syara, sesuai dengan kaidah syara :
Haitsuma yakuunu assyaru takuunul mashlahah
Dimana ada hukum syara disana ada maslahat (manfaat).
Hukum syara terhadap aplikasi bioteknologi pada tanaman dan
hewan

24
Aplikasi bioteknologi yang diterapkan pada tanaman dan hewan
dengan tujuan untuk meningkatkan kuantitas, kualitas, produktifitasnya
atau usaha untuk mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia untuk
menggantikan obat-obat kimia yang sering menimbulkan efek samping
pada kesehatan, hukumnya boleh (jaiz) selama tidak ada dalil
yang mengharamkannya, sesuai dengan kaidah:
Al-ashlu fil asyyaai al-ibaahah maa lam yarid daliilut tahriim
Hukum asal dari sesuatu itu halal (mubah) sebelum ada dalil yang
mengharamkannya
Jika pengembangan teknologi tersebut dalam upaya mencari obat-
obatan untuk mengobati penyakit manusia hukumnya sunnah, mengikuti
hukum berobat, Rosulullah SAW bersabda :
..Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit,
Diamenciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian!.
Bahkan pada kondisi umat manusia sangat memerlukan teknologi
tersebutyang tidak bisa ditangani secara konvensional dan menyangkut
kelangsunganhidup manusia hukumnya dapat menjadi fardlu kifayah.
Berbagai aplikasi bioteknologi pada tanaman dan hewan disamping
mendatangkan manfaat yang besar, diduga membawa pula konsekuensi
yang merugikan/ membahayakan. Bahaya atau kerugian
yang terjadi dapat berupa ancaman terhadap eksistensi tanaman
atau hewan tersebut, lingkungan meliputi manusia, alam dan ekosistem
hewani di sekitarnya. Sebagai contoh HEMATECHLLC,
perusahaan bioteknologi dari Sioux Falls, South Dakota, Iowa, Amerika
Serikat, berpatungan dengan Kirin Brewery dari Jepang
berupaya memproduksiantibodi manusia lewat sapi. Mereka
mengkloning sapi dengan cara menyintesis rangkaian gen yang bisa
memproduksi antibodi manusia di laboratorium dan nyambungkan ke sel
kulit sapi. Sel kulit sapi itu kemudian digabungkan ke sel telur sapi
yang telah diambil intinya. Hasil penggabungan dirangsang untuk tumbuh

25
sebagai embrio, lantas diimplantasikan ke rahim induk sapi. Diharapkan,
gen manusia akan aktif di tubuh sapi kloning dan memproduksi antibodi
yangdiperlukan saat sapi diinfeksi dengan sejumlah virus dan bakteri.
Kenyataannya, produksi antibodi sangat minim karena tidak banyak gen
manusia yang aktif dalam sel sapi. Upaya Hematech dianggap sebagai
suatu terobosan. Tahap selanjutnya, mereka mengupayakan agar gen
manusia menjadi aktif dengan menekan sistem kekebalan tubuh sapi.
Upaya ini perlu waktu tiga sampai empat tahun sebelum dilakukan uji
klinis. Meski bertujuan mulia, upayaitu tak lepas dari tantangan.
Utamanya dari para aktivis penyayang binatang. Menurut
mereka, kloningtidak berperikemanusiaan. Kegagalankloning pada binata
ng cukup tinggi. Dari 672 embrio yang dibuat, hanya enam anak
sapi yanglahir hidup. Dari jumlah itupun, dua ekor mati dalam tempo
48 jam setelah lahir
Kekhawatiran lainnya adalah, bisa saja antibodi yang diproduksi
lewat sapi tercemar penyakit sapi gila. Selain itu, ada juga masalah etika
yaitu adanya percampuran gen manusia ke sapi dinilai mengaburkan
batasan antara spesies makhluk hidup, khususnya antara manusia dengan
binatang.
Oleh karena itu alasan adanya bahaya negatif seperti tersebut,
pengembangan bioteknologi harus selalu diawasi dan diuji secara
seksama sebelum dilepas ke masyarakat luas. Jika terbukti akan
mendatangkan bahaya kepada manusia atau lingkungan maka hukumnya
menjadi haram berdasarkan kaidah ushul:
Al-ashlu fil mudloori at-tahriim
Hukum asal yang membahayakan adalah haram
Demikian pula pengembangan bioteknologi pada tanaman dan
hewanhukumnya haram jika materi yang digunakan adalah materi yang
diharamkanoleh Allah, seperti babi dan anjing. Diriwayatkan dari Ibnu
Abbas ra. Bahwa NabiSAW bersabda:

26
Allah telah melaknat orang Yahudi, telah diharamkan kepada
mereka lemak(syuhum), tetapi mereka menjualnya dan memakan hasil
penjualannya.Sesungguhnya Allah jika telah mengharamkan atas suatu
kaum untuk memakan sesuatu maka diharamkan pula bagi mereka
harganya.
Hukum syara pada proses dan produk bioteknologi pada manusia
Kloning pada manusia dilihat dari bentuknya ada dua, yaitu :
1) Kloning embrio (perbanyakan embrio identik)
2) Kloning manusia (dalam pengertian kloning yang berasal dari sel
somatikmanusia.
Hukum syara dari kedua jenis kloning tersebut adalah sebagai beikut:
a. Kloning embrioKloning embrio adalah proses penggandaan pada fase sel
zigot (sel
telur yang telah dibuahi) untuk mendapatkan anak kembar identik. Dr.Marti
n Nijs, ketua team peneliti kedokteran Belgia, tanggal 9 Maret 1997 telah
mengumumkan bahwa teamnya telah mengklon anak kembar padaempat
tahun sebelumya dan klon tersebut tumbuh baik sampai saat dilaporkan.
Kloning embrio ini dibolehkan oleh syara, apabila sel sperma yang
membuahi berasal dari suami yang sah dan masih hidup, dan sel telur
yangdibuahi juga berasal dari isteri yang sah, dan klon yang
dihasilkan harus ditanam kembali untuk ditumbuhkan ke dalam rahim isteri
pemilik sel telur tersebut. Tetapi jika klon embrio yang dihasilkan tersebut
ditanamkan pada rahim wanita lain (ibu pengganti) atau sperma dan sel
telurnya bukan dari pasangan suami istri yang sah atau klon embrio
ditanamkan pada istri setelah suami meninggal, maka semuanya itu
hukumnya haram, karena telah mencampur adukan dan menghilangkan
nasab, dan gugurnya pernikahan atas orang yang sudah
meninggal. Diriwayatkan dari Abu Hurairoh bahwa dia telah
mendengar Rasululloh SAW bersabda ketika turun ayat lian:
Siapa saja perempuan yang memasukkan nasab (seseorang) kepada suatu
kaum yang bukan dari mereka, maka dia tidak akan mendapatkan apa

27
pundari Alloh dan Alloh tidak akan pernah memasukkannya ke dalam
surga. Dan siapa saja laki-laki yang mengingkari anaknya padahal
diamelihat (kemiripannya), maka Alloh akan tertutup darinya dan Alloh
akan membeberkan perbuatannya itu dihadapan orang-orang terdahulu dan
kemudian (pada hari kiamat nanti). (HR. Ad-Darimi).Diriwayatkan dari
Ibnu Abbas ra., dia mengatakan bahwa Rosululloh SAW bersabda :
Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan
ayahnya,atau seorang budak bertuan kepada selain tuannya, maka dia akan
mendapatlaknat dari Alloh, para malaikat dan seluruh umat man usia
(HR.Ibnu Majah).
b. Kloning sel somatik Kloning manusia adalah upaya membuat keturunan
dengan kode genetik yang sama dengan tetuanya. Hal ini dilakukan dengan
cara mengambil selsomatik dari tubuh tetua, kemudian diambil inti selnya
(nukleusnya), danselanjutnya digabungkan pada sel telur (ovum) wanita
yang telah dihilangkan intinya dengan bantuan cairan kimia dan
kejutanlistrik. Setelah proses penggabungan (fusi) ini terjadi, sel telur
yang telah berisi inti sel tetua ditransfer ke dalam rahim seorang perempua
n agar sel tersebut membelah secara mitosis, berkembang, berdiferensiasi
dan berubah menjadi janin sempurna. Janin tersebut akan dilahirkan
secara alami dan memiliki kode genetik yang sama persis dengan tetuanya.
Kloning manusia apapun tujuannya akan menjadi bencana dan sumber
kerusakan bagi dunia. Kloning manusia menurut hukum
islam haram dilakukan, dan dalil-dalil keharamannya menurut Abdul
Qodim Zallum, adalah sebagai berikut:
Anak-anak produk kloning dihasilkan melalui cara yang tidak alami sesuai
fitrah manusia. Padahal Alloh telah menetapkan cara
pembuahan yang alamiyaitu melalui pembuahan sel sperma suami pada sel
telur istri yang sah. Alloh berfirman: dan bahwasanya Dialah yang
menciptakan berpasang-pasangan laki-lakidan perempuan, dari air mani
apabila dipancarkan(QS. An-Najm: 45).

28
Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim),kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu
Alloh menciptakannya, dan menyempurnakannya.
(QS. Al-Qiyamah: 37-38).
Anak-anak produk kloning dari tetua perempuan tidak akan
mempunyaiayah. Dan jika inti sel dari tetua perempuan kemudian
ditransfer ke dalamrahim perempuan lainnya juga tidak akan punya ibu. Ini
merupakantindakan menyia-nyiakan manusia, sebab dalam kondisi seperti
initidakterdapat ayah dan ibu. Hal ini bertentangan dengan firman Alloh S
WT: Wahai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan.. (QS. Al-Hujurat: 13).
Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan memakai nama bapak-
bapak mereka(QS. Al -Ahzab: 5).
Kloning manusia akan menghilangkan nasab (garis keturunan), pada
hal Islam telah mewajibkan pemeliharaan nasab. Kloning yang bertujuan
memproduksi manusia unggul dalam hal kecerdasan,
kekuatanfisik, kesehatan, kecantikan, dsb. jelas mengharuskan adanya
seleksi terhadap orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut, tanpa
mempertimbangkan apakah suami- istri atau bukan, sudah
menikah atau belum. Inti sel somatik yang akan diklon diambil dari
orang yang memilikisifat-sifat yang diinginkan, dan sel telur akan diambil
dari perempuan yang terpilih, dan diletakkan pada rahim
perempuan yang terpilih juga. Semua ini jelas akan mengakibatkan
hilangnya nasab dan bercampur aduknya nasab. Memproduksi anak
melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan banyak sekali hukum
syara seperti hukum tentang perkawinan, nasab, nafkah, waris, hak dan
kewajiban antara bapak dan anak perwatakan, hubungan kemahroman,
hubungan ashobah, dll. Menjadikan manusia sebagai bahan penelitian
merupakan pelecehanterhadap nilai kemuliaan manusia. Seperti telah
diuraikan diatas teknologikloning memiliki tingkat keberhasilan sangat

29
rendah, seperti percobaan padasapi, dari 672 embrio yang dibuat
hanya empat anak sapi yang lahir hidup. Dapat dibayangkan ratusan, ribuan
atau jutaan embrio/ janin atau bahkan sudah berupa bayi manusia dibuang
sebagai sampah percobaan. Naudzubillahi min dzalik.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

30
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi
= penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah suatu teknik modern
untuk mengubah bahan mentah melalui transformasi biologi sehingga
menjadi produk yang berguna. Supriatna (1992) memberi batasan tentang
arti bioteknologi secara lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip-prinsip
ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, system atau proses biologis
untuk menghasilkan dan atau meningkatkan potensi organisme maupun
menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.
Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan
bioteknologi konvensional. Salah satu contoh dari bioeknologi
konvensional adalah pembuatan tape ini. Dan salah satu contoh dari
bioteknologi modern adalah rekayasa genetika. Dalam bidang peternakan,
bioteknologi dimanfaatkan untuk menghasilkan vaksin, antibodi, pakan
bergizi tinggi, dan hormon pertumbuhan. Pemanfaatan bioteknologi dalam
bidang peternakan lainnya adalah membuat hewan transgenik (hewan
yang gennya telah dimodifikasi) dan teknologi induk buatan. Teknologi
induk buatan sering dilakukan pada hewan langka yang sulit bereproduksi
secara alami. Embrio hewan ini ditransplantasikan pada rahim spesies lain
yang masih berkerabat. Dengan cara ini diharapkan hewan langka tersebut
terhindar dari ancaman kepunahan.
Penggunaan bioteknologi guna menigkatkan produksi peternakan
meliputi:
1. Teknologi kloning yaitu teknologi yang digunakan untuk menghasilkan
individu duplikasi (mirip dengan induknya). Teknologi kloning telah
berhasil dilakukan pada beberapa jenis hewan. Salah satunya adalah
pengkloningan domba yang dikenal dengan domba Dolly. Lalu insen
2. Teknik ini dikenal dengan nama kawin suntik, suatu teknik untuk
memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu
yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina
dengan menggunakan metode dan alat khusus

31
3. Transfer embrio tidak hanya potensi dari jantan saja yang dioptimalkan,
melainkan potensi betina berkualitas unggul juga dapat dimanfaatkan
secara optimal. Teknik TE ini, betina unggul tidak perlu bunting tetapi
hanya berfungsi menghasilkan embrio yang untuk selanjutnya bisa
ditransfer pada induk titipan dengan kualitas yang tidak perlu bagus
tetapi memiliki kemampuan untuk bunting
4. Rekayasa genetik atau rekombinan DNA merupakan kumpulan teknik-
teknik eksperimental yang memungkinkan peneliti untuk mengisolasi,
mengidentifikasi, dan melipat gandakan suatu fragmen dari materi
genetika (DNA) dalam bentuk murninya
Pemanfaatan Biologi pada bidang peternakan pun sudah sedemikian
besar. Dengan menerapkan pengetahuan cabang-cabang Biologi seperti
zoologi, anatomi hewan, fisiologihewan, genetika, biologireproduksi,
embriologi, dan biologi molekuler/rekayasa genetika, para peternak dan
masyarakat yang lebih luas telah dapat menikmati hasilnya. Melalui
penerapan ilmu-ilmu tersebut telah banyak dihasilkan ternak varietas
unggul, diantaranya adalah ayam penghasil banyak telur, ayam pedaging,
sapi pedaging, sapi penghasil banyak susu, dan domba pedaging.
Bioteknologi memberikan dampak pada hewan yang terbagi dalam
dua konsep, yaitu: Konsep terbatas terbagi menjadi dua yaitu tentang sisi
etika dan kejiwaan dari hewan dan tentang kesehatan fisiologis dan
biologis dari hewan. Sisi etika dan kejiwaan hingga saat ini masih menjadi
perdebatan karena tidak terdapat metode untuk mengukur kejiwaan dari
hewan. Sehingga umumnya banya dibahas mengenai efek kesehatan fisik
dan biologis hewan. Lalu konsep luas juga mencakup permasalahan pada
kesehatan hewan tetapi juga mempertimbangkan kealamian dari hewan dan
sisi etika terhadap hewan. Bioteknologi pada hewan dapat menimbulkan
efek negatif terutama pada kehidupan alamiah hewan. Proses kloning dan
rekayasa ataupun in vitro menyebabkan hewan tidak dapat hidup secara

32
alami pada habitatnya. Fokus masalah umunya terdapat pada proses
perkawinan hewan yang tidak lagi terjadi secara alami
Aplikasi bioteknologi yang diterapkan pada tanaman dan hewan
dengan tujuan untuk meningkatkan kuantitas, kualitas, produktifitasnya
atau usaha untuk mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia untuk
menggantikan obat-obat kimia yang sering menimbulkan efek samping
pada kesehatan, hukumnya boleh (jaiz) selama tidak ada dalil
yang mengharamkannya, sesuai dengan kaidah: Al-ashlu fil asyyaai al-
ibaahah maa lam yarid daliilut tahriim Hukum asal dari sesuatu itu halal
(mubah) sebelum ada dalil yang mengharamkannya

B. Saran
Dari Penulisan makalah yang dilakukan di IAIN Tulungagung dan
di pusat belajar bersama IAIN Tulungagung maka penulis memberikan
saran sebagai berikut: Untuk para pembaca marilah kita menciptakan
inovasi-inovasi baru yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Dan
juga kembangkanlah makalah ini agar dapat menjadi kesempurnaan

DAFTAR RUJUKAN

33
Sutarno. Rekayasa Genetik dan Perkembangan Bioteknologi di Bidang
Peternakan. Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742),
Vol 13(1) 2016: 23-27

Budiono, Dampak Negatif Inseminasi.


http://jogja.tribunnews.com/2016/04/27/inseminasi-buatan-punya-dampak-
negatif-pada-sapi. Diakses pada 01 Oktober 2017

Zakiyah. Transfer embrio pada ternak.


http://zackhoes.blogspot.co.id/2012/04/transfer-embrio-pada-ternak.html.
Diakses pada 01 Oktober 2017

Firman Yuda. Keunggulan dan Kelemahan Biotek. http://firmanyuda-


tugasakhirsekolah.blogspot.co.id/2012/02/keunggulan-dan-kelemahan-
tanaman-dan.html. Diakses pada 01 Oktober 2017

34

Anda mungkin juga menyukai