Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Dinamika, April 2013, halaman 49 - 61 Vol. 04. No.

1
ISSN 2087 – 7889

KLONING HEWAN

Eka Pratiwi Tenriawaru


Program Studi Biologi, Fakultas MIPA
Universitas Cokroaminoto Palopo

ABSTRAK

Istilah kloning berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Klonus atau Kloon yang
berarti ranting, stek, tunas, atau cangkok. Kloning merupakan langkah penggandaan
(pembuatan tiruan yang sama persis) dari suatu makhluk hidup dengan menggunakan kode
DNA makhluk tersebut. Teknologi kloning pada hewan telah muncul sejak awal tahun
1900, tetapi contoh hewan kloning baru dapat dihasilkan lewat penelitian Wilmut et al
pada tahun 1996. Kloning hewan dapat dilakukan dengan teknik embryo splitting,
blastomere dispersal, dan somatic cell nuclear transfer (SCNT). Keberhasilan teknik SCNT
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya spesies, tipe sel donor inti, ovum resipien,
dan teknik transfer inti. Berbagai keberhasilan dalam teknologi kloning pada hewan
memicu terjadinya perdebatan di segala lapisan masyarakat dan berujung pada
permasalahan etika. Pengembangan teknik SCNT yang dikenal dengan Altered Nuclear
Transfer (ANT) diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan etika penggunaan
embrio manusia sebagai sumber ESC.

Kata Kunci: kloning hewan, kloning reproduktif, kloning terapeutik, teknik SCNT, teknik
ANT, Dolly.

PENDAHULUAN ilmuwan Skotlandia yang bernama Ian


Pada awal tahun 90-an, ada sebuah Wilmut.
film fiksi ilmiah yang sangat terkenal Teknologi kloning dengan
yaitu Jurasic Park yang menceritakan menggunakan transfer inti menjadi suatu
bahwa dinosurus dapat diperbanyak teknologi yang sangat potensial
melalui sel-sel darahnya yang terawetkan prospektif untuk diaplikasikan dalam
secara alami. Pada saat itu, film ini bidang kedokteran dan peternakan.
dianggap khayalan atau fiksi yang tidak Penemuan teknologi ini membuat para
masuk akal sebab manusia tidak mungkin peneliti mendapatkan inspirasi untuk
membuat klon hewan yang berasal dari mengembangkan penelitian-penelitian di
sel hewan dewasa. Pada saat itu, klon bidang ESC dan teknologi transfer inti
hewan tingkat tinggi hanya dibuat dari sel serta teknologi rekayasa genetika untuk
toti/pluripoten yang berasal dari sel-sel dapat menyelesaikan masalah kedokteran
embrio. Tetapi pada tahun 1997, dunia yang selama ini belum dapat diobati,
hampir tertegun dan terhenyak dengan misalnya beberapa penyakit digeneratif
ditemukannya teknologi transfer inti, permanen seperti diabetes mellitus,
dimana seekor domba Dolly lahir dari alzheimer, parkinson, dan penyakit-
hasil perbanyakan sel hewan dewasa oleh penyakit kelainan genetis, bahkan

49
Eka Pratiwi Tenriawaru (2013)

penyakit AIDS. Pada hakekatnya pengertian kloning, perkembangan


penyakit-penyakit tersebut sudah kloning hewan, manfaat kloning hewan,
dianggap penyakit yang sudah tidak teknik kloning hewan, dan bioetika
mungkin disembuhkan karena adanya kloning hewan.
kerusakan permanen dari sel-sel tubuh
manusia. Selain itu, teknologi kloning PEMBAHASAN
juga sangat bermanfaat untuk Pengertian Kloning
memultiplikasi genotip hewan yang Berdasarkan etimologi, istilah
memiliki keunggulan tertentu dan kloning atau klonasi berasal dari bahasa
preservasi hewan yang hampir punah. Yunani, yaitu dari kata Klonus atau
Para ahli genetika dan biologi molekuler Kloon yang berarti ranting, stek, tunas,
pun berusaha untuk melakukan terobosan atau cangkok. Pada hakekatnya, kloning
yang lebih spektakuler lagi, yaitu merupakan langkah penggandaan
merancang kembali makhluk hidup yang (pembuatan tiruan yang sama persis) dari
telah punah dari muka bumi. suatu makhluk hidup dengan
Keberhasilan membangkitkan kembali menggunakan kode DNA makhluk
harimau Jawa, serigala Tasmania, burung tersebut. Makhluk hidup hasil kloning
Dodo, mamooth, bahkan dinosaurus disebut klon.
bukan suatu hal yang mustahil lagi.
Perkembangan teknologi kloning Perkembangan Kloning Hewan
memang cukup menghebohkan, bukan Kloning hewan telah muncul sejak
hanya dalam bidang/ aspek sains dan awal tahun 1900, tetapi contoh hewan
teknologi, tetapi juga dalam bidang/ kloning baru dapat dihasilkan lewat
aspek etika. Pembicaraan seputar masalah penelitian Wilmut et al pada tahun 1996
kloning senantiasa menarik perhatian dan untuk pertama kali membuktikan
masyarakat dan seringkali menjadi bahwa kloning dapat dilakukan pada
sumber berbagai inspirasi, praduga, hewan mamalia dewasa (Hine, 2004).
fantasi, spekulasi, kekaguman, bahkan Menurut Budidaryono (2009), kloning
ketakutan yang tidak hanya melanda pada hewan dimulai ketika para pakar
masyarakat ilmiah tetapi juga merebak biologi reproduksi Amerika, Briggs dan
hingga ke orang awam. Besarnya daya King, pada tahun 1952 berhasil membuat
tarik permasalahan kloning klon katak melalui teknik Transplanting
mengakibatkan munculnya berbagai Genetic Material dari suatu sel embrional
reaksi dari segala lapisan masyarakat. katak ke dalam sel telur katak yang telah
Sebagian masyarakat mendukung praktek diambil intinya. Pada tahun 1962, Gurdon
kloning. Sebagian lainnya mengecam melakukan transplantasi nukleus sel usus
praktek kloning dan mempertanyakan sisi katak (somatik) yang telah mengalami
moral dan kemanusiaan dari teknologi diferensiasi ke dalam sel telur katak yang
kloning ini. telah diambil intinya. Sel telur berinti sel
Berdasarkan uraian di atas, penulis intestinum tersebut kemudian
tertarik mengkaji tentang teknologi berkembang menjadi klon katak (Arnold,
kloning pada hewan yang meliputi 2009). Selanjutnya pada tahun 1967,

50
Kloning Hewan

Mintz berhasil melakukan transplantasi memproduksi beberapa klon embrio


sel somatik embrional pada stadium manusia. Produksi klon embrio manusia
blastula dan morula ke dalam rahim ini, menurut mereka akan digunakan
seekor tikus sehingga dihasilkan klon untuk menghasilkan sel induk embrionik
tikus (Budidaryono, 2009). yang dapat digunakan dalam pengobatan
Sampai saat ini, telah banyak penyakit. Pada tahun 2005, Seoul
peneliti yang melaporkan National University berhasil
keberhasilannya membuat hewan klon memproduksi anjing klon pertama yang
yang dihasilkan dari teknik transplantasi diberi nama Suppy (Suara Merdeka,
inti sel somatik. Beberapa diantaranya 30/12/05). Pada bulan November 2007,
adalah sapi jantan bernama Gene yang dunia dikejutkan oleh para ilmuwan
berhasil dikloning oleh Infigen Inc. dari Oregon yang menyatakan berhasil
sebuah sel fetus pada tahun 1997, mengkloning embrio kera dan
kambing bernama Mira yang dikoning mengekstraknya dalam sel induk.
dari sel embrionik oleh Genzyme Kesuksesan ini dilaporkan oleh ilmuwan
Transgenic Corporation and Tufts Australia Soukhrat Metalipov dari Pusat
University pada tahun 1998. Pada tahun Penelitian Primata Nasional Oregon di
yang sama, peneliti dari Universitas Portland (Rusda, 2004).
Hawai berhasil mengkloning tiga Menurut Setiawan (2009),
generasi tikus dari sel cumulus. Mitalipov berhasil memproduksi sel stem
Pada tahun 2000, Universitas embrionik yang dilakukan dengan
Teramo di Italia mengkloning muflon menggunakan teknik SCNT. Beliau
dari sel dewasa dan tim peneliti PPL menggunakan sel kulit sebagai donor sel
Therapeutics berhasil memproduksi somatic yang berasal dari monyet resus
beberapa babi yang dikloning dari sel jantan yang berumur 10 tahun, lalu
dewasa yang diberi nama Millie, Christa, ditransfer ke sel telur yang telah
Alexis, Carrel, dan Dotcom. CC, kucing dienukleasi. Mitalipov juga telah berhasil
betina pertama berhasil diklon oleh mendiferensiasikan sel stem embrionik
Genetics Saving Clone pada tahun 2001. tersebut menjadi sel jantung dan neuron.
Dua tahun setelahnya, Trans Ova Fakta dari hewan kloning dari
Genetics an Advanced Cell Technologies berbagai spesies telah diproduksi oleh
memproduksi banteng pertama yang sejumlah laboratorium menunjukkan
diklon dari sel dewasa. Kijang dan begitu besarnya keinginan untuk
keledai pertama juga berhasil diklon pada memproduksi atau mengkloning hewan
tahun 2003 ini. dengan genotip-genotip spesifik.
Selanjutnya pada tahun 2004, dua Disamping itu, ada juga permintaan untuk
ekor kucing diklon dengan menggunakan mengkloning hewan-hewan yang
teknologi transfer kromatin. Kedua bergenetik unggul. Spesies hewan lainnya
kucing tersebut diberi nama Tabouli dan yang menjadi target kloning adalah
Baba Ganoush (Anonima, 2009). Arnold hewan-hewan yang sudah hampir punah,
(2009) mengemukakan bahwa pada tahun hewan steril, infertil, ataupun hewan
2004, ilmuwan Korea Selatan mati. National Geographic pada bulan

51
Eka Pratiwi Tenriawaru (2013)

Mei 2009 ini menyajikan berita yang serupa tentu saja dapat juga dilakukan
cukup menarik mengenai usaha para pada hewan ternak lain, seperti pada
ilmuwan untuk membangkitkan kembali domba, kambing dan lain-lain. Dalam hal
mamooth (Mammuthus primigenius), ini jika nukleus sel donornya diambil dari
sejenis gajah raksasa berbulu lebat yang bibit unggul, maka anggota klonnya pun
pernah menguasai lingkaran kutub utara akan mempunyai sifat-sifat unggul
ribuan tahun silam dari specimen utuh tersebut. Sifat unggul tersebut dapat lebih
seekor bayi mamooth di Siberia. meningkat lagi, jika dikombinasikan
Harapan untuk menghidupkan dengan teknik transgenik. Dalam hal ini
kembali satwa-satwa yang telah punah ke dalam nukleus zigot dimasukkan gen
semakin besar setelah Teruhiko yang dikehendaki, sehingga anggota
Wakayama berhasil membuat kloning klonnya akan mempunyai gen tambahan
dari seekor mencit yang telah beku yang lebih unggul.
selama dua dekade. Selain itu, dengan c. Untuk tujuan diagnostik dan terapi
adanya penemuan yang dilakukan oleh Sebagai contoh jika sepasang suami
Mitalipov dan keberhasilan Clonaid isteri diduga akan menurunkan penyakit
memproduksi manusia hasil kloning genetika thalasemia mayor. Dahulu
pertama yang bernama Eve pada tahun pasangan tersebut dianjurkan untuk tidak
2002 menunjukkan bahwa teknologi mempunyai anak. Sekarang mereka dapat
kloning dapat diaplikasikan pada dianjurkan menjalani terapi gen dengan
manusia. terlebih dahulu dibuat klon pada tingkat
Dengan keberhasilan ini, para blastomer. Jika ternyata salah satu klon
ilmuwan tertantang untuk melakukan blastomer tersebut mengandung kelainan
kloning pada manusia, baik berupa gen yang menjurus ke thalasemia mayor,
kloning reproduktif untuk menghasilkan maka dianjurkan untuk melakukan terapi
individu utuh maupun berupa kloning gen pada blastomer yang lain, sebelum
terapeutik untuk diaplikasikan pada dikembangkan menjadi blastosit. Contoh
berbagai penyakit dengan terapi sel stem. lain adalah mengkultur sel pokok (stem
cells) in vitro, membentuk organ atau
Manfaat Kloning Hewan jaringan untuk menggantikan organ atau
Menurut Rusda (2004), secara garis jaringan yang rusak.
besar manfaat kloning adalah sebagai d. Menolong atau menyembuhkan
berikut. pasangan infertil mempunyai turunan
a. Untuk pengembangan ilmu Manfaat yang tidak kalah penting
pengetahuan adalah bahwa kloning manusia dapat
Manfaat kloning terutama dalam membantu/menyembuhkan pasangan
rangka pengembangan biologi, khususnya infertil mempunyai turunan. Secara medis
reproduksi-embriologi dan diferensiasi. infertilitas dapat digolongkan sebagai
b. Untuk mengembangkan dan penyakit, sedangkan secara psikologis ia
memperbanyak bibit unggul merupakan kondisi yang menghancurkan
Seperti telah kita ketahui, pada sapi atau membuat frustasi. Salah satu bantuan
telah dilakukan embrio transfer. Hal yang ialah menggunakan teknik fertilisasi in

52
Kloning Hewan

vitro. (in vitro fertilization = IVF). melibatkan beberapa tahap penting,


Namun IVF tidak dapat menolong semua termasuk: (1) penyediaan ovum yang
pasangan infertil. Misalnya bagi seorang sudah matang, (2) pengeluaran
ibu yang tidak dapat memproduksi sel kromosom yang terdapat dalam ovum
telur atau seorang pria yang tidak dapat (enucleation), (3) transfer inti sel hewan
menghasilkan sperma, IVF tidak akan yang dikloning ke dalam ovum enucleasi,
membantu. (4) aktivasi embrio yang baru terbentuk
Dalam hubungan ini, maka teknik sehingga menginisiasi perkembangan
kloning merupakan hal yang revolusioner embrionik, (5) kultur embrio in vitro, dan
sebagai pengobatan infertilitas, karena (6) transfer embrio yang dikloning ke
penderita tidak perlu menghasilkan induk resipien (Hine, 2004).
sperma atau telur. Mereka hanya Proses enukleasi sel telur dapat
memerlukan sejumlah sel somatik dari dilakukan secara mekanik dengan
manapun diambil, sudah memungkinkan menggunakan teknik mikromanipulasi.
mereka punya turunan yang mengandung Sedangkan proses introduksi sel donor
gen dari suami atau istrinya. dapat dilakukan dengan teknik
mikroinjeksi (Setiawan, 2008).
Teknik Kloning Hewan Sementara itu, Hangbao (2004)
Secara umum, kloning dapat mengemukakan bahwa sel donor dan sel
dilakukan dengan teknik embryo penerima transfer nucleus difusikan oleh
splitting, blastomere dispersal, dan getaran listrik tunggal secara langsung
nuclear transfer atau somatic cell nuclear melalui elektroda tipe jarum. Teknik-
transfer. teknik yang diperlukan untuk
menyempurnakan tahapan-tahapan ini
a. Embryo splitting agak berbeda antar spesies. Demikian
Pada teknik ini, kumpulan halnya dengan efisiensi setiap tahap juga
totipoten praembrio sebelum diletakkan bervariasi bagi spesies hewan (Setiawan,
ke dalam resipien, dipilah menjadi dua, 2008).
yang kemudian menghasilkan dua embrio Teknik SCNT ini merupakan teknik
identik. Cara ini sering terjadi secara yang paling sering digunakan dalam
alamiah, yaitu dalam proses yang penelitian kloning hewan. Aplikasi dari
menghasilkan kembar identik. teknik SCNT ini adalah pada penelitian
b. Blastomere dispersal kloning reproduktif dan kloning
Teknik ini dimulai dengan terapeutik. Pada kloning reproduktif,
pemisahan secara mekanik sel-sel setelah sel klon mengalami pembelahan
individual sebelum pembentukan hingga tahap blastosit, embrio
blastosit (sel-sel awal membentuk bola selanjutnya ditransfer ke induk resipien
yang berisi cairan). (surrogate mother) untuk dilahirkan
c. Nuclear transfer atau Somatic Cell secara normal. Sedangkan pada kloning
Nuclear Transfer (SCNT) terapeutik, setelah embrio mencapai
Pada teknik ini dibutuhkan dua sel, tahapan blastosit, embrio dikultur secara
yaitu sel donor dan sel telur. Teknik ini in vitro dalam medium spesifik untuk

53
Eka Pratiwi Tenriawaru (2013)

dideferensiasikan menjadi berbagai jenis organisme (Freshney, 2000). Perbedaan


sel untuk kegunaan terapeutik. tahapan antara kloning reproduktif
Manipulasi kondisi kultur dengan dengan kloning terapeutik dapat dilihat
menggunakan medium selektif pada gambar berikut.
merupakan metode standar untuk seleksi

Gambar 1. Perbedaan tahapan antara kloning reproduktif dengan kloning terapeutik


(Modifikasi dari Fischbach dalam Setiawan, 2008)

PENGEMBANGAN TEKNIK SCNT mempertahankan kehidupan sel. Hal ini


dumaksudkan agar sel menghentikan
a. Teknik Roslin seluruh gen yang aktif dan memasuki
Ian Wilmut dan Keith Campbell stadium Gap Zero (G0). Selanjutnya sel
menggunakan teknik Roslin ini pada saat telur dari domba betina Blackface
mengkloning domba Dolly. Pada teknik dienukleasi dan diletakkan di sebelah sel
ini, sel donor diseleksi dari sel kelenjar donor. Satu sampai delapan jam setelah
mammae domba betina berbulu putih pengambilan sel telur, diberikan kejutan
(Finn Dorset). Sel tersebut kemudian listrik untuk memfusikan kedua sel
dikultur secara in vitro dalam medium tersebut.
yang nutrisinya hanya cukup untuk

54
Kloning Hewan

Pada saat yang sama, pertumbuhan akan tetap berada di uterus sampai siap
embrio diaktifkan. Jika embrio ini dapat dilahirkan. Setelah terbukti bahwa
bertahan, embrio tersebut selanjutnya tekniknya dapat menghasilkan klon yang
ditransfer ke dalam uterus induk resipien. hidup, Wakayama membuat klon dari klon
Induk resipien tersebut akan mengandung dan membiarkan klon yang asli untuk
hasil kloning tersebut hingga siap untuk melahirkan secara alamiah untuk
dilahirkan. membuktikan bahwa mereka memiliki
b. Teknik Honolulu kemampuan reproduksi secara sempurna
Teknik ini terakreditasi atas nama (Rusda, 2004).
Teruhiko Wakayama dan Ryuzo c. Teknik Lainnya
Yanagimachi dari Universitas Hawai. Tim Ine (2004) mengemukakan bahwa
ilmuwan dari Universitas Hawai tersebut metode terbaru yang lebih efisien untuk
menggunakan teknik ini untuk kloning mencit telah dilakukan oleh
menghasilkan tiga generasi tikus kloning Baguisi dan Overstrom (2000) dengan
yang secara genetic identik pada bulan menggunakan metode enuklease kimiawi
Juli 1998. Wakayama melakukan yang dikombinasikan dengan injeksi
pendekatan terhadap masalah sinkronisasi langsung inti donor untuk menghasilkan
siklus sel yang berbeda dengan Wilmut. anak yang hidup. Namun, metode baru ini
Wakayama awalnya menggunakan tiga masih memerlukan percobaan tambahan
tipe sel, yaitu sel sertoli, sel otak, dan sel pada spesies lain untuk menentukan
cumulus sebagai sel donor. efektivitasnya.
Sel sertoli dan sel otak berada dalam
stadium G0 secara alamiah dan sel Faktor-faktor yang Mempengaruhi
cumulus hampir selalu berada pada Keberhasilan Kloning
stadium G0 ataupun G1. Sementara itu, Sampai saat ini, hewan klon yang
sel telur tikus yang tidak dibuahi berhasil diproduksi jumlahnya cukup
digunakan sebagai sel resipien. Setelah banyak, diantaranya adalah domba, sapi,
dienukleasi, sel telur memiliki inti donor kambing, kelinci, kucing, dan mencit.
yang dimasukkan ke dalamnya. Nukleus Sementara itu, tingkat keberhasilan
donor diambil dari sel-sel dalam hitungan kloning masih rendah pada hewan anjing,
menit dari setiap ekstrak sel tikus tersebut. ayam, kuda, dan primata (Setiawan,
Setelah satu jam, sel-sel telah menerima 2008). Walaupun keberhasilan produksi
nucleus-nukleus yang baru. Sel-sel hewan kloning dengan menggunakan
tersebut kemudian ditumbuhkan dalam teknik SCNT telah berhasil pada beberapa
medium kultur yang mengandung spesies, namun produksi hewan kloning
cytochalasin B. Cytochalasin B berfungsi masih sangat rendah dengan tingkat
untuk menghentikan pembentukan badan efisiensi kurang dari 1% (Hine, 2004).
polar. Menurut Setiawan (2008), parameter
Sel-sel tersebut dibiarkan yang dijadikan sebagai tolak ukur
berkembang menjadi embrio-embrio. keberhasilan SCNT adalah kemampuan
Embrio-embrio tersebut selanjutnya sitoplasma pada sel telur untuk
ditransplantasikan ke induk resipien dan mereprogram inti dari sel donor dan juga

55
Eka Pratiwi Tenriawaru (2013)

kemampuan sitoplasma untuk mencegah rendah setelah kelahiran akibat


terjadiya perubahan secara epigenetik komplikasi.
selama dalam perkembangannya. Dari Embrio yang dihasilkan setelah
semua penelitian yang telah kelahiran seringkali mengalami kelainan,
dipublikasikan, tercatat hanya sebagian seperti obesitas dan kematian pada usia
kecil saja dari embrio hasil rekonstruksi dini.
yang berkembang menjadi individu muda 3. Ada beberapa variabel yang
yang sehat dan umumnya laju mempengaruhi tingkat keberhasilan
keberhasilan kurang dari 4%. kloning diantaranya adalah spesies, tipe
Domba Dolly merupakan satu- sel donor inti, modifikasi genetik,
satunya klon yang berhasil lahir setelah ovum resipien, perlakuan terhadap sel
dilakukan 276 kali percobaan. Demikian donor sebelum transfer inti, dan teknik
halnya dengan tikus kloning yang transfer inti. Menurut Setiawan (2008),
diproduksi oleh Teruhiko Wakayama dan penyebab timbulnya berbagai masalah
Yanagimachi yaitu hanya 3 kloning dari dalam kloning hewan adalah adanya
sekitar 100 kali percobaan. kesalahan saat pemrograman material
Edwars, et. all. (2003) genetik (reprogramming) dari sel
mengemukakan bahwa sedikitnya ada donor. Sedangkan menurut HangBao
lima periode kegagalan kloning hewan, (2004) faktor penyebab
yaitu: (1) masa praimplantasi yang ketidakefisiensian kloning, yaitu
ditandai dengan 16 > 65% dari sel embrio tahapan siklus sel donor,
gagal berkembang menjadi morula atau ketidaklengkapan pemprograman ulang
blastokista; (2) usia fetus 30 – 60 hari nukleus, dan tipe sel donor yang
dapat terjadi kematian 50-100% embrio digunakan. Banyak tipe sel yang telah
yang ditandai dengan tidak adanya detak digunakan untuk transfer inti,
jantung embrio, plasenta hypoplastik, dan diantaranya adalah sel-sel cumulus dan
sebagian berkembang dengan kotiledon mural granulose. Walaupun demikian,
rudimenter; (3) keguguran spontan pada ada suatu indikasi bahwa tipe sel dan
trisemester kedua kehamilan yang stadium siklus sel saat transfer inti
disebabkan oleh janin abnormal dan dapat mempengaruhi efisiensi kloning.
membran janin menebal dan mengalami Stadium G0/G1 (gambar 2) menjadi
edema; (4) trisemester ketiga (usia janin stadium terbaik (Hine, 2004). Selain
200-265 hari) yang ditandai dengan itu, apabila salah satu tahap kloning
kematian janin hydrallantois, dan pada kurang optimal, maka akan
beberapa kasus terjadi edema parah; (5) berpengaruh pada produksi embrio atau
tingkat keberlangsungan hidup yang transfer embrio.

56
Kloning Hewan

Gambar 2. Siklus Sel (Anonimb, 2009)

Edwars, et. all. (2003) perdebatan para pakar yuridis, politikus,


mengemukakan bahwa prosedur kloning agamawan, tenaga medis, masyarakat, dan
juga memberikan kontribusi terhadap para pakar bioteknologi itu sendiri.
kematian embrio dan janin. Hal ini Perdebatan tentang kloning ini terus
disebabkan karena enukleasi oosit terjadi, baik dalam hal kloning binatang
mengurangi 5-15% atau lebih ooplasma; maupun kloning manusia. Menurut Ihwan
penggunaan sinar ultraviolet dalam (2009), kelompok kontra kloning diwakili
prosedur mengakibatkan perubahan oleh George Annos, seorang pengacara
integritas membran, meningkatkan kesehatan di Universitas Boston dan
serapan metionin, mengubah aktivitas kelompok pro kloning diwakili oleh Panos
sintesis protein dan aktivitas mitokondria; Zavos.
penggunaan listrik untuk menginjeksi sel Kelompok kontra berpendapat
telur mengakibatkan perubahan integritas bahwa kloning akan memberi dampak
membran sel telur; dan penggunaan bahan buruk bagi kehidupan. Sementara itu,
kimia untuk pengaktifan embrio. Hal lain kelompok yang mendukung kloning
yang mungkin menjadi penyebab berpendapat bahwa kloning sangat
kegagalan kloning adalah adanya dibutuhkan oleh manusia sebab kloning
penolakan immunologis uterus induk ini dapat digunakan untuk memproduksi
terhadap janin transfer dan perubahan organ-organ tubuh pengganti organ yang
halus dalam struktur kromatin dan/atau rusak. Hal ini sangat bermanfaat dalam
ekspresi gen. bidang kesehatan. Selain itu, kloning juga
diharapkan dapat menjadi alternatif untuk
Bioetika Kloning Hewan melestarikan hewan langka.
Berbagai keberhasilan dalam Pada dasarnya, penerapan
teknologi kloning menunjukkan semakin teknologi membutuhkan dimensi etis
memungkinkannya terciptanya klon sebagai sebuah pertimbangan. Ilmu
manusia. Hal ini memicu tanggapan keras pengetahuan dan teknologi berfungsi
dari kaum moralis dan menjadi bahan untuk mengembangkan nilai-nilai

57
Eka Pratiwi Tenriawaru (2013)

kemanusiaan dan bukan untuk manusia preimplantasi yang dihasilkan


menghancurkan nilai-nilai tersebut (Djati, harus normal dalam hal imprinting dan
2003). Satu hal yang paling esensi untuk reprogramming.
setiap karya cipta adalah apapun bentuk 3. Metode monitoring harus
teknologinya, manfaat yang diperoleh dikembangkan untuk mendeteksi -
harus lebih besar dari dampak yang secara efektif dan komprehensif -
ditimbulkannya (Budidaryono, 2009). dampak efek terkait pada kloning
Oleh karena itu, penerapan teknologi embrio preimplantasi dan janin.
kloning harus mempertimbangkan faktor Selain itu, setiap proyek kloning
bioetika, sosial, kultural, yuridis, moral, hendaknya didahului oleh suatu taksiran
dan masalah keamanan. yang cermat terhadap bahaya-bahaya yang
Apabila ditinjau dari masalah mungkin terjadi di dalamnya dan
keamanan, teknik kloning SCNT masih dibandingkan dengan manfaat yang
menimbulkan masalah genetis serius. diperoleh.
Sebagian besar hewan hasil kloning Sampai saat ini, teknologi kloning
mengalami cacat genetis dan pertumbuhan reproduktif pada hewan dengan tujuan
abnormal. Selain itu, beberapa penelitian meningkatkan mutu pangan dan kualitas
menunjukkan bahwa masalah pembiakan daging serta sebagai upaya untuk
sel secara in vitro yang dilangsungkan melestarikan hewan langka jelas
dalam waktu yang cukup lama akan diperbolehkan. Tetapi kloning reproduktif
menyebabkan sel-sel tersebut mengalami yang menghasilkan manusia duplikat atau
transformasi kromosomal, sehingga kembaran identik yang berasal dari sel
memungkinkan sel-sel tersebut menjadi induk dengan cara implantasi inti sel tidak
sel-sel tumor atau kanker (Djati, 2003). dapat dibenarkan. Sedangkan kloning
Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut manusia untuk tujuan terapi (kloning
masih harus terus dilakukan untuk terapeutik) dianggap etis (Rusda, 2004).
mengurangi resiko cacat genetis dan Pada tahun 2001, House of Lords
keabnormalan tersebut. Inggris menyetujui kloning embrio
Budiningsih (2009) mengemukakan manusia. Persetujuan itu memuat berbagai
bahwa paling sedikit ada tiga hal yang peraturan, diantaranya adalah embrio hasil
harus dipenuhi dalam penerapan teknologi kloning hanya untuk kepentingan medis.
kloning, yaitu sebagai berikut. Selain itu, dalam proses pengkloningan
1. Prosedur untuk kloning reproduktif tidak boleh terjadi pencampuran antara
hewan harus diperbaiki sedemikian gen manusia dan hewan. Embrio tidak
rupa sehingga tingkat abormalitas boleh dikembangkan hingga berusia 9
yang terjadi pada hewan yang diklon; bulan sebab pada fase ini embrio bisa
termasuk primata, tidak melebihi tumbuh layaknya janin manusia
tingkat yang diamati yang diamati (Pareanom, 2001).
pada prosedur teknologi reproduksi Berdasarkan hasil revisi Kodeki
buatan. Hasil Mukernas Etik Kedokteran III, April
2. Metode baru harus dikembangkan 2002, dijelaskan tentang kloning sebagai
untuk menunjukkan bahwa embrio adopsi dari hasil Keputusan Muktamar

58
Kloning Hewan

XXIII IDI 1997, mengemukakan bahwa William B. Hurlbut (dalam Murti,


pada hakekatnya menolak kloning pada 2008) mengemukakan gagasannya untuk
manusia, menghimbau para ilmuan agar memodifikasi sel embrio agar tidak
tidak memproduksi kloning dalam mampu berkembang menjadi embrio
kaitannya dengan reproduksi manusia, dan normal yang mampu berimplantasi, yang
mendorong ilmuwan untuk tetap disebut dengan Altered Nuclear Transfer
memanfaatkan teknologi kloning pada: (1) (ANT). Teknik ANT merupakan
sel dan jaringan dalam upaya pengembangan teknik SCNT untuk
meningkatkan derajat kesehatan melalui mengatasi masalah etika. Modifikasi
pembuatan antibodi monoklonal, (2) pada teknik ANT meliputi pemanfaatan
sel dan jaringan hewan dalam upaya retrovirus untuk menyisipkan RNAi pada
penelitian kemungkinan melakukan sel donor inti sebelum ditransfer ke sel
kloning organ serta penelitian lebih lanjut oosit resipien. RNAi (RNA interference)
kemungkinan diaplikasikannya cloning merupakan potongan kecil RNA yang
organ manusia untuk dirinya sendiri. dapat menginduksi penghancuran mRNA
Selain itu, dalam keputusan Menkes RI tertentu sebelum dapat mengkode
No. 72/ Menkes/ Per/ II/ 1999 pada pasal pembentukan protein di sitoplasma.
6 dan 7, dikemukakan bahwa dilarang Keberadaan RNAi diharapkan dapat
menghasilkan embrio manusia semata- menghambat ekspresi gen yang
mata untuk penelitian, dilarang melakukan bertanggung jawab terhadap proses
penelitian terhadap atau menggunakan pembentukan trofoblas, sehingga
embrio manusia yang berumur lebih dari diharapkan embrio menjadi cacat dan
14 hari sejak tanggal fertilisasi (Moeloek, tidak dapat berimplantasi.
2009).

Gambar 3. Mekanisme penghambatan ekspresi gen oleh RNAi (Murti, 2008)

KESIMPULAN Kloning hewan telah muncul sejak


Kloning merupakan langkah awal tahun 1900, tetapi contoh hewan
penggandaan (pembuatan tiruan yang kloning baru dapat dihasilkan lewat
sama persis) dari suatu makhluk hidup penelitian Wilmut et al pada tahun 1996.
dengan menggunakan kode DNA makhluk Kloning pada hewan dimulai ketika para
tersebut. pakar biologi reproduksi Amerika, Briggs

59
Eka Pratiwi Tenriawaru (2013)

dan King, pada tahun 1952 berhasil http://budidaryono.blog.ugm.ac.id/


membuat klon katak melalui teknik 2009/10/08/dilema-di-balik-upaya-
Transplanting Genetic Material dari suatu kloning-pada-manusia/. Diakses
pada tanggal 10 Desember 2009.
sel embrional katak ke dalam sel telur
katak yang telah diambil intinya. Hewan- Budiningsih, S. 2009. Kloning dan Etik
hewan klon yang dihasilkan dari teknik dalam Kedokteran Reproduksi.
transplantasi inti sel somatik antara lain Jakarta: Fakultas Kedokteran
adalah sapi, tikus, kambing, domba, babi, Universitas Indonesia.
kucing, dan anjing.
Kloning hewan dapat dilakukan Djati, M. S. 2003. Diskursus Teknologi
Embryonic Stem Cells dan
dengan teknik embryo splitting,
Kloning dari Dimensi Bioetika dan
blastomere dispersal, dan somatic cell Relegiositas (Kajian Filosofis dari
nuclear transfer (SCNT). Teknik SCNT Pengalaman Empirik). Jurnal
merupakan teknik yang paling umum Universitas Paramadina, Vol. 3
digunakan dalam kloning hewan. No. 1, September 2003: 102-123.
Keberhasilan teknik SCNT dipengaruhi
Edwars, J. L., Schrick, F. N., McCracken,
oleh beberapa faktor, diantaranya spesies,
M. D., Van Amstel, S. R.,
tipe sel donor inti, modifikasi genetik, Hopkins, F. M., Welborn, M. G.,
ovum resipien, teknik transfer inti, dan Davies, C. J. 2003. Cloning Adult
stadium siklus sel saat transfer inti. Farm Animals: A Review of the
Stadium G0/G1 merupakan stadium Possibilities and Problems
terbaik untuk transfer inti. Associated with Somatic Cell
Nuclear Transfer. American
Journal of Reproductive
DAFTAR PUSTAKA Immunology, Volume 50 tahun
2003: 113-123.
Anonima. 2009. A Timeline of the
Evolution of Animal breeding. Freshney, RI. 2000. Culture of Animal
http://www.clonesafety.org/clonin Cells: A Manual of Basic
g/facts/timeline/. Diakses pada Technique. Canada: Wiley-Liss.
tanggal 10 Desember 2009.
Hangbao Ma. 2004. Technique of Animal
Anonimb. 2009. Terapi Radiasi Clone. Journal Nature and
(Radiothepy). www.google.com. Science, 2(1), 2004: 29-34.
Diakses pada tanggal 10 Desember
2009. Hine, T. M. 2004. Kloning untuk
Menghasilkan Hewan dengan
Arnold, P. 2009. Big Moments in Cloning Genotip yang Diinginkan.
History. www.brighthub. Disertasi. Sekolah Pascasarjana
com/science/genetics/articles/1349 Institut Pertanian Bogor.
4.aspx#ixzz0YPv2YQ7H. Diakses
pada tanggal 10 Desember 2009. Ihwan, C. 2009. Kloning Perspektif Barat
dan Islam.
Budidaryono. 2009. Dilema di Balik www.ihwan.blogspot.com.
Upaya Kloning Pada Manusia.

60
Kloning Hewan

Diakses pada tanggal 08 Desember tempointeraktif.com/. Diakses


2009. pada tanggal 08 Desember 2009.

Moeloek. 2009. Etika dan Hukum Teknik Rusda, M. 2004. Kloning. Sumatra Utara:
Reproduksi Buatan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Indonesia.
Setiawan, M., Sardjono, CT., Sandra, F.
Murti, H., Fahruddin, M., Sardjono, CT., 2008. Menuju Kloning Terapeutik
Setiawan, B., Sandra, F. 2008. dengan Teknik SCNT. Jurnal
Altered Nuclear Transfer: Cermin Dunia Kedokteran, 161/
Pengembangan Teknik Somatic Vol. 35 No. 2 Maret-April 2008:
Cell Nuclear Transfer untuk 72-76.
Mengatasi Masalah Etika. Jurnal
Cermin Dunia Kedokteran, 161/ Suara Merdeka Edisi 30 Desember 2005.
Vol. 35 No. 2 Maret-April 2008: Warga Korea Selatan Marah Pada
61-63. Hwang Woo-Suk.
http://www.suaramerdeka.com/haria
National Geographic, Bulan Mei 2009. n/0512/30/int05.htm. Diakses pada
tanggal 08 Desember 2009.
Pareanom. 2001. Sejarah Perkembangan
Kloning. http://www.majalah.

61

Anda mungkin juga menyukai