Anda di halaman 1dari 9

BIOTEKNOLOGI

BIDANG PETERNAKAN

KELOMPOK 3
KELAS X 7

DISUSUN OLEH
WILDAN LUTHFIANTO HUTABARAT
RAIHAN MUTIA
MAISYA FARISA
RYAN AZMI HIDAYAHTULAAH
GABRIEL LUMBAN BATU
ANISA PUTRI RAMADAN
DAFTAR ISI

HALAMAN 1 …………DAFTAR ISI


HALAMAN 2 …………KATA PENGANTAR
HALAMAN 3 …………PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
HALAMAN 4 …………JENIS JENIS BIOTEKNOLOGI BIDANG PETERNAKAN
HALAMAN 5 …………PRO KONTRA BIOTEKNOLOGI
HAL 1

Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

medan ,24 oktober 2023


HAL 2
Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah melalui
transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna. Supriatna (1992 ) memberi
batasan tentang arti bioteknologi secara lebih lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip–prinsip
ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem atau proses biologis untuk menghasilkan
dan atau meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi
kepentingan hidup manusia.

Bioteknologi (1) : Konsep dasar dan perkembangan

Bioteknologi di masa lampau (konvensional)

Bioteknologi sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.

 8000 SM Pengumpulan benih untuk ditanam kembali. Bukti bahwa bangsa Babilonia,
Mesir, dan Romawi melakukan praktik pengembangbiakan selektif (seleksi artifisal)
untuk meningkatkan kualitas ternak.
 6000 SM Pembuatan bir, fermentasi anggur, membuat roti, membuat tempe dengan
bantuan ragi
 4000 SM Bangsa Tionghoa membuat yogurt dan keju dengan bakteri asam laktat
 1500 Pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia
 1665 Penemuan sel oleh Robert Hooke(Inggris) melalui mikroskop.
 1800 Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang
pengembangbiakan hewan
 1880 Mikroorganisme ditemukan
 1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan
 1865 Gregor Mendel menemukan hukum hukum dalam penyampaian sifat induk ke
turunannya.
 1919 Karl Ereky, insinyur Hongaria, pertama menggunakan kata bioteknologi
 1970 Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang digunakan untuk
memotong gen gen
 1975 Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh Kohler dan Milstein
 1978 Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan menggunakan bakteri yang
terdapat pada usus besar
 1980 Bioteknologi modern dicirikan oleh teknologi DNA rekombinan. Model
prokariot-nya, E. coli, digunakan untuk memproduksi insulin dan obat lain, dalam
bentuk manusia. Sekitar
5{f96eda6f8618a63bcc95c2e2e67272e5834b316e5a9a9c3aeb9c545dc6b63cdc}
pengidap diabetes alergi terhadap insulin hewan yang sebelumnya tersedia.
 1992 FDA menyetujui makanan GM pertama dari Calgene: tomat “flavor saver”
 2000 Perampungan Human Genome Project
HAL 3

Contoh produk bioteknologi konvensional, hmisalnya:

 di bidang pangan ada pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad
ke-19,
 pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian,
serta pemuliaan dan reproduksi hewan.
 di bidang medis, antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin
walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak
sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktoroleh Louis
Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara
massal.

Bioteknologi modern

Sekarang bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan
ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal:

 Rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk,


kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh
penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat
disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
 Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita
stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada
jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.
 Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan
dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul
karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga
lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
 Penerapan bioteknologi di saat ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan
hidup dari polusi. Misalnya saja penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh
bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan
menggunakan bakteri jenis baru.

Berikut ini adalah daftar kemajuan bidang bioteknologi yang telah diaplikasikan. Mayoritas
didominasi oleh bidang peternakan, perikanan, dan kesehatan.
HAL 4

Bioteknologi dalam Bidang Peternakan dan Perikanan

Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi :

 teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi


embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting.
 rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik,
identifikasi genetik, konservasi molekuler,
 peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen,
 bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner (Gordon, 1994; Niemann dan
Kues, 2000).

Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah:

 transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET).
Teknik ini telah diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia
dalam dua dasawarsa terakhir untuk menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam
satu kali siklus reproduksi.
 cloning telah dimulai sejak 1980-an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara
fisik (embryo spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi
dan kuda.
 produksi embrio secara in vitro: teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro
Fertilisation (IVF), In Vitro Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci,
mencit, manusia, sapi, babi dan domba telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in
vitro (Hafes, 1993).

Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987. Dengan teknik ini seekor
sapi betina, mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian terakhir
membuktikan bahwa, menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi. Dengan
teknologi transgenik, yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul, memanipulasi, dan
kemudian memindahkan gen tersebut dari satu organisme ke organisme lain, maka ternak
unggul yang diinginkan dapat diperoleh.

Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat, kini sudah berhasil memproduksi hemoglobin
manusia sebanyak 10 – 15 dari total hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat
adanya peningkatan persentasi hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh babi
transgenik ini.
Hal 5

Kontroversi

Dalam perkembangannya, kemajuan di bidang bioteknologi tak


lepas dari berbagai kontroversi. Sebagai contoh:

Teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman


pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan
terutama kaum konservatif religius
Pro dan kontra penggunaan tanaman transgenik, salah satu
contohnya adalah kapas transgenik. Pihak yang pro, terutama
para petinggi dan wakil petani yang tahu betul hasil uji coba di
lapangan memandang kapas transgenik sebagai mimpi yang
dapat membuat kenyataan, sedangkan Pihak yang kontra,
sangat ekstrim mengungkapkan berbagai bahaya hipotetik
tanaman transgenik (Tajudin, 2001).
Selain kapas, Setyarini (2000) memaparkan tentang kontroversi
penggunaan tanaman jagung yang telah direkayasa secara
genetik untuk pakan unggas. Kekhawatiran yang muncul adalah
produk akhir unggas Indonesia akan mengandung genetically
modified organism ( GMO ).
Masalah lain yang menjadi kekhawatiran berbagai pihak adalah
potensinya dalam mengganggu keseimbangan lingkungan
antara lain serbuk sari jagung dialam bebas dapat mengawini
gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang
sulit dibasmi. Sebaliknya, kelompok masyarakat yang pro
mengatakan bahwa dengan jagung transgenik selain akan
mempercepat swa sembada jagung, manfaat lain adalah jagung
yang dihasilkan mempunyai kualitas yang hebat, kebal terhadap
serangan hama sehingga petani tidak perlu menyemprot
pestisida.
Bagaimana cara kita menyikapinya? Satu-satunya jalan adalah
dengan melakukan beberapa tahapan pengujian, studi
kelayakan, serta sistem pengawasan yang ketat oleh instansi
yang berwenang. Disini, pihak peneliti memegang peranan
penting dalam mengungkap dan membuktikan atau
menyanggah berbagai kekhawatiran yang timbu

Anda mungkin juga menyukai