Anda di halaman 1dari 17

Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan mutu kebutuhan hidup, manusia memanfaatkan biologi

terapan yang digabungkan dengan teknologi modern sehingga tercipta ilmu baru yang dikenal dengan
sebutan Bioteknologi dan terkadang ada yang menyebut Biomasadepan. Beberapa ahli dan badan
internasional memberikan batasan Bioteknologi sebagai: (1) Kegiatan yang menitikberatkan
pemanfaatan aktivitas biologi dalam lingkup teknologi proses dan produksi secara besar-besaran dalam
industri yang dikaitkan dengan produksi masal, (2) Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan
terhadap jasad, sistem, atau proses biologi untuk memproduksi benda hidup, benda mati, atau jasa bagi
kepentingan manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut, lahirlah bioteknologi kedokteran, bioteknologi
farmasi, bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013: 216).

Bioteknologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mengkaji pemanfaatan makhluk hidup atau
produknya yang digunakan untuk kesejahteraan manusia. Jika disiplin ilmu informatik berusaha
menemukan atau mengembangkan perangkat lunak, atau insinyur pertanian mencari teknik-teknik
bertani tepat guna dan berkesinambungan, maka peneliti dan praktisi bioteknologi melakukan inovasi
terhadap organisme hidup baik melalui eksplorasi dan penggunaan langsung maupun lewat rekayasa
sifat atau produk yang dihasilkan organisme tersebut. Secara luas, konsep bioteknologi meliputi
modofikasi organisme hidup sesuai kebutuhan hidup manusia, termasuk domestikasi hewan, kultivasi
tanaman, dan pemuliaannya melalui program kawin silang yang menggunakan seleksi buatan maupun
hibridisasi. Yang lebih modern antara lain rekayasa genetika serta teknologi kultur sel dan jaringan.

Benang merah yang dapat ditarik dari contoh-contoh di atas adalah bahwa dalam bioteknologi, pada
prinsipnya yang ingin dimanfaatkan dari organisme hidup adalah sifat tertentu yang dimiliki oleh
mereka. Sifat ini menjadi penting di mata manusia karena ia mampu memberikan manfaat sehingga
perlu dieksplorasi dan bahkan direkayasa jika perlu. Misalnya saja, karena memiliki sifat unggul dalam
hal produktifitas dan rasanya yang enak, maka varietas padi tertentu lebih banyak digunakan dan
dikembangkan. Begitu pula karena mampu menghasilkan alkohol, khamir digunakan dalam pembuatan
anggur atau wine. Sifat-sifat unik dan unggul ini menjadi dasar untuk mengadakan proses bioteknologi.
Sifat-sifat yang ada pada organisme hidup sendiri disandikan oleh gen-gen dalam genom organisme
tersebut. Oleh karena itu bioteknologi modern lebih banyak bekerja pada aras molekuler melalui
eksplorasi dan rekayasa gen-gen unik yang mengkode sifat-sifat khas dan unggul yang bisa bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Berbagai macam antibiotik dan vaksin telah ditemukan dan dikembangkan
melalui rekayasa genetik.

a.Bioteknologi Kedokteran
Dengan rekayasa genetika dapat diciptakan vaksin yang dapat menghasilkan zat immunoglobulin (zat
kebal) terhadap beberapa penyakit, misalnya hepatitis, kanker hati, lepra, dan sebagainya. Dapat pula
dilakukan pengambilan informasi genetik yang ada pada manusia untuk “dicangkok” pada bakteri agar
bakteri tersebut dapat mensintesa insulin. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas
yang berguna untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Pada penderita diabetes, kelenjar pankreas
ini kurang berfungsi sehingga kadar gula dalam darahnya tinggi. Dengan bantuan rekayasa genetika
maka dapat diproduksi insulin dalam jumlah besar oleh bakteri, yang kemudian dapat diinjeksikan pada
penderita diabetes (Harmoni, 1992: 104).

Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran, misalnya dalam pembuatan antibodi
monoklonal, vaksin, antibiotika dan hormon (Anonim, 2013).

1) Pembuatan Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat antibodi
monoklonal, antara lain:

• Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil

• Mengikat racun dan menonaktifkannya;

• Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain (Anonim, 2013).

2) Pembuatan Vaksin

Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil
dari mikroorganisme tersebut (Anonim, 2013).

3) Pembuatan Antibiotika

Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organism tertentu dan berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan organism lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari jamur atau bakteri
yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara besar-besaran pada
Perang Dunia II oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Inggris (Anonim, 2013).

4) Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi hormon.
Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison, dan
testosterone (Anonim, 2013).

Contoh bioteknologi

Molly, penderita penyakit fanconi anemia, saat berusia 6 tahun. Mendapat bantuan cangkokan sumsum
tulang dari sang adik yang merupakan produk bayi tabung. Inilah salah satu kehebatan bioteknologi.

Suatu terobosan baru telah dilakukan di Colorado AS.

Pasangan Jack dan Lisa melakukan program bayi tabung bukan semata-mata untuk mendapatkan
turunan, tetapi karena perlu donor bagi putrinya Molly yang berusia 6 tahun dan menderita penyakit
fanconi anemia.

Fanconi anemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh tidak berfungsinya sumsum tulang
belakang sebagai penghasil darah. Jika dibiarkan akan menyebabkan penyakit leukemia.

Satu-satunya pengobatan adalah melakukan pencakokkan sumsum tulang dari saudara sekandung,
tetapi masalahnya, Molly adalah anak tunggal. Teknologi bayi tabung diterapkan untuk mendapatkan
anak yang bebas dari penyakit fanconi anemia.

Melalui teknik “Pra Implantasi genetik diagnosis” dapat dideteksi embrio-embrio yang membawa gen
fanconi.S

Dari 15 embrio yang dihasilkan, ternyata hanya 1 embrio yang terbebas dari gen fanconi.

Embrio ini kemudian ditransfer ke rahim Lisa dan 14 embrio lainnya dimusnahkan.

Bayi tabung ini lahir 29 Agustus 2000 yang lalu, dan beberapa jam setelah lahir, diambil sampel darah
dari umbilical cord (pembuluh darah yang menghubungkan bayi dengan placenta) untuk ditransfer ke
darah Molly.

Sel-sel dalam darah tersebut diharapkan akan merangsang sumsum tulang belakang Molly untuk
memproduksi darah.

b. Bioteknologi Farmasi

Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh antigen atau bibit penyakit digunakanlah
berbagai macam obat, yang pada zaman dulu berupa ramuan beberapa macam tumbuhan yang berupa
sari atau ekstrak, tetapi pada saat ini, sesuai dengan kemajuan teknologi dibuat zat sintesis dan pada
saat mutakhir, melalui biologi molekular dan rekayasa genetika, tubuh dipacu untuk memproduksi obat-
obatan sendiri. Obat-obatan hasil bioteknologi tersebut antara lain humulin untuk diabetes, protopin
yang merupakan hormon pertumbuhan untuk memperbaiki anak-anak yang mengalami
keterbelakangan pertumbuhan alfainterferon untuk pengobatan sejenis leukimia, dan sebagainya
(Maskoeri, 2013: 218).

Dalam menghasilkan alkaloid untuk bahan obat-obatan, kultur jaringan dapat mengatasi kesulitan dalam
memperoleh senyawa itu. Dalam keadaan yang biasa, senyawa itu diambil dari ekstrak tumbuhan obat-
obatan, tetapi dengan kultur jaringan senyawa tersebut diambil dari kalus hasil kultur jaringan. Jadi,
tidak perlu menunggu sampai tumbuhan itu dipanen, tetapi cukup beberapa bulan, setelah kalus
terbentuk. Dengan demikian. Tidak memerlukan lahan kebun yang luas. Tumbuhan obat-obatan
tersebut misalnya penax ginseng yang menhasilkan alkaloid saponin dan ginseng, sedangkan Cathratus
sp menghasilkan alkaloid vendolin, tebernalin (anti tumor), dan sebagainya (Maskoeri, 2013: 218).

c. Bioteknologi Pertanian

Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang bertambah terus, maka produksi pangan secara
konvensional tidak dapat mengejarnya. Oleh karena itu, dicari jalan melalui bioteknologi pertanian yang
antara lain:

(1) Penggunaan hormon-pertumbuhan yang mengubah tumbuhan dari diploid menjadi poliploidi
sehingga dihasilkan produk yang “raksasa”, misalnya buah tomat, lombok menjadi besar, dan
seterusnya.

(2) Kultur jaringan. Pada keadaan biasa, siklus pertumbuhan suatu tumbuhan memerlukan waktu yang
cukup panjang, tetapi melalui kultur jaringan siklus itu dapat diperpendek, misalnya bunga anggrek yang
secara biasa dari biji sampai menjadi tumbuhan dewasa hingga berbunga memerlukan waktu yang
cukup lama, tetapi melalui kultur jaringan akan diperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan segera
dapat berbunga. Dalam mempercepat pembibitan tumbuhan, kultur jaringan lebih cepat tiga puluh kali
dari pada cara tradisional.

Dengan demikian, dapat mengatasi kekurangan dan keterlambatan bibit dalam masa tanam dan juga
meningkatkan kuantitas panen. Dalam perbanykan tumbuhan secara kloning (clonning) pada tumbuhan
hias dan tumbuhan bernilai ekonomi tinggi dapat dilakukan secara besar-besaran dengan kultur
jaringan, misalnya pada kelapa sawit, kelapa kopyor, dan sebagainya (Maskoeri, 2013: 219).

Untuk perbaikan sifat tumbuhan, maka silang somatik dengan kultur jaringan dapat dibuat keragaman
genetik dalam memperoleh tumbuhan yang memilki sifat unggul. Silang somatik dapat dilakukan
antartumbuhan dalam satu varietas (Intervariety), inter spesies, inter famili, inter classis, misalnya
penyilangan antara Nicotiana tabacum dengan Pisum sativum, Oryza sativa dengan Glysin maximum,
dan seterusnya (Maskoeri, 2013: 219).

Untuk penelitian penyakit tumbuhan, kultur jaringan (merestim culture) dapat mengusahakan
keragaman yang bebas virus dari tumbuhan yang terserang. Beberapa ahli telah berhasil mendapatkan
tumbuhan bebas virus, misalnya tumbuhan anggur bebas virus CRLV, tumbuhan tembakau dari TMV
(Tobaco Mozaic Virus), dan sebagainya (Maskoeri, 2013: 220).

Untuk membuat tumbuhan toleran terhadap stres, dapat dibuat dengan kultur jaringan. Dalam dunia
pertanian dikenal banyak lahan pertanian tidak dapat digunakan untuk budidaya tumbuhan pertanian
karena tumbuhan yang akan ditanam mempunyai stres terhadap garam dapur, garam Magnesium,
garam Alumunium, pestisida, suasana yang dingin, dan sebagainya. Dengan teknik kultur jaringan, dapat
diusahakan spesies atau varietas yang tahan terhadap stres tersebut, misalnya Licopersicum esgulentum
dan Oryza sativa var yang toleran terhadap garam Natrium chlorida (Maskoeri, 2013: 220).

Kultur jaringan dapat melestarikan plasma nutfah yang disimpan di tempat yang dingin sebagai “Call
culture, Protoplast culture) dan sebagainya. (3) Rekayasa genetika tumbuhan dapat menciptakan
tumbuhan yang dapat membentuk racun sendiri dari serangan insekta yang hendak memakannya.
Dengan kata lain, tumbuhan dapat menghasilkan sendiri zat pelindung terhadap insekta sehingga tidak
perlu penyemprotan insektisida. Kecuali itu, dengan rekayasa genetika dapat dihasilkan tumbuhan
bergizi tinggi, tumbuhan tahan kering, tumbuhan yang dapat memproduksi pupuk sendiri, umur mulai
produksi pendek, dan seterusnya (Maskoeri, 2013: 220).

d. Bioteknologi Peternakan

Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam memenuhi kebutuhan pangan manusia.
Dengan perkawinan silang dapat dihasilkan hewan-hewan yang berkualitas lebih baik, tetapi tampaknya
juga tidak dapat mengejar kebutuhan manusia yang selalu meningkat. Oleh karena itu, para ahli
peternakan juga memanfaatkan bioteknologi peternakan, yakni penerapan rekayasa genetika yang
melalui dua tahap, yaitu (1) untuk memproduksi obat dan vaksin serta hormon pertumbuhan ternak,
dan (2) melibatkan hewan dapat tumbuh lebih cepat dan makannya lebih sedikit, atau menjadi ternak
yang lebih unggul (Maskoeri, 2013: 221).
Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi :

teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio, fertilisasi in vitro,
sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting.

rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik, identifikasi genetik,
konservasi molekuler,

peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen,

bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner (Gordon, 1994; Niemann dan Kues, 2000).

Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah:

transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini telah
diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa terakhir untuk
menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi.

cloning telah dimulai sejak 1980-an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik (embryo
spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda.

produksi embrio secara in vitro: teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro
Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi dan domba telah
berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993).

Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987.

Dengan teknik ini seekor sapi betina, mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun.

Penelitian terakhir membuktikan bahwa, menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi.

Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul, memanipulasi, dan kemudian
memindahkan gen tersebut dari satu organisme ke organisme lain, maka ternak unggul yang diinginkan
dapat diperoleh.

Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat, kini sudah berhasil memproduksi hemoglobin manusia
sebanyak 10 – 15 % dari total hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya
peningkatan persentasi hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.

Manfaat pada bidang pertanian digunakan untuk merakit berbagai varietas unggul.
Dipakai dalam mengatasi pembibitan yakni sebagai cara untuk menghasilkan sebuah bibit dalam jumlah
besar dengan waktu cepat.

Mengatasi suatu permasalahan pada keterbatasan lahan, contohnya dengan membuat varietas umur
genjah membuat satu lahan dapat memanen beberapa kali pada satu tahun.

Dipakai dalam mengendalikan hama penyakit yang ada pada tanaman.

Dipakai untuk upaya dalam meningkatkan dan memperbaiki pengolahan tanaman dari waktu ke waktu.

Bioteknologi sudah ada sejak zaman dulu. Masyarakat zaman dulu sudah melakukan bioteknologi untuk
pembuatan, seperti roti, keju, atau produksi minuman beralkohol.

Ada dua macam jenis teknologi, yakni bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.

Bioteknologi konvensional

Sejarah

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), penggunaan biologi untuk memecahkan permasalahan dan
membuat produk yang bermanfaatkan bagi manusia.

Orang-orang zaman dulu telah memanfaatkan proses biologis tersebut untuk meningkatkan kualitas
hidup.

Bioteknologi dikembangkan di segala bidang dengan rnemanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau


bagian-b4giannya. Objek kajiannya amat luas, berkembang secara bertahap sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi serta meningkatnya kebutuhan manusia. Bioteknologi telah
berkembang ratusan hingga ribuan tahun yang Iampau, contohnya sebagai berikut.

Tahun 6000 SM ragi dimanfaatkan untuk membuat anggur dan bir.

Tahun 4000 SM ragi dimanfaatkan untuk roti agar mengembang.

Tahun 1512, bahan kiinia yang penting bagi manusia seperti aseton, butanol, dan gliserol diperoleh dan
bakteri.

Tahun 1928, Alexander Flemining menemukan antibiotikapenisilin dan jamur Pen/eli/turn. Antibiotik ini
diproduksi besar-besaran tahun 1944.

Tahun 1962, berhasil dilakukan penabungan uranium dengan bantuan inikroba.


Perkembangan bioteknologi semakin pesat setelah diselidiki kemampuan inikroorganisme melakukan
fermentasi.Penelitian ini dipelopori oleh Louis Pasteur, sehingga beliau mendapat julukan sebagai Bapak
Bioteknologi. Secara garis besamya perkembangan bioteknologi dibedakan menjadi empat langkah,
yaitu sebagai berikut.

Bioteknologi produksi makanan dan tanaman.

Bioteknologi di bawah kondisi nonsteril.

Bioteknologi di bawah kondisi steril.

Aplikasi hasil-hasil keilmuan barn dalam bioteknologi.

Bioteknologi Produksi Makanan dan Tanaman

Produk yang banyak dikenal konsumen, seperti tempe, tape, produk bir, cuka, yoghurt, keju, dan roti
merupakan hasil fermentasi. Produk bioteknologi ini selalu melalui fermentasi dengan bantuan
inikroflora alaini. Dalam bidang pertanian, telah dikembangkan tanamtn yang mampu memanfaatkan
inikroorganisme dalam fiksasi nitrogen, sehingga dapat membuat pupuknya sendiri. Dengan dethikian,
tanaman tersebut dapat dikembangkan pada lahan gersang.

Bioteknologi di Bawah Kondisi

Semula bioteknologi dikembangkan dalarn kondisi tidak steril, artinya proses fermentasinya
menggunakan metode fermentasi terbuka terhadap lingkungan sehingga memungkinkan
terkontaininasinya inikroorganisme lain. Proses fermentasi ini inisalnya pada proses pembuatan aseton,
butanol, asam asetat, etanol, asam sitrat, asam laktat, gliserol, pengolahan air limbah, dan pembuatan
kompos padat dan sampah.7

10

Bioteknologi di Bawah.Kondisi Steril

Bioteknologi ini dimulai sekitar tahun 1940. Proses ini didahului tindakan sterilisasi terhadap media
maupun bioreaktor. Tujuannya adalah agar proses fermentasi dapat berlangsung tanpa kontaininasi
inikroorganisme lainnya. Produk yang diproses di bawah kondisi ini antara lain penisilin, streptoinisin,
tetrasiklin, dan antibiotik lainnya, vitainin B12, kortison, giberelin, steroid, asam ainino, dan enzim.

Penemuan antibiotika telab menurunkan angka kematian dan menyelamatkan berjuta-juta manusia
yang menderita sakit karena infeksi. Produk bioteknologi yang sangat penting dalam program
penjarangan kelahiran adalah zat penghambat estrogen. Penernuan zat ini – memberikan sumbangan
besar pada penurunan angka per tumbuhanpenduduk.

Aplikasi Hasil-Hasil Keilmuan Baru dalam Bioteknologi


Hasil keilmuan barn telah mendorong pengembangan bioteknologi, seperti berikut ini.

1. Penelitian tentang enzim telah mengarah k pengenalan proses-proses baru yang meliputi enzim-
enzim yang dihentikan aktivitasnya.

2. Hasil bidang biologi molekuler dan teknologi gen telah mengarah ke proses dengan
memanfaatkan inikroorganisme yang struktur gennya telah diubah. Kebanyakan inikroorganisme yang
digunakan dalam produksi metabolit sekunder adalah mutan-mutan. Metabolit sekunder merupakan
substansi yang dihasilkan karena proses metabolisme. Metabolit sekunder adalah metabolit yang tidak
memainkan peranan langsung dalam kehidupan inikroorganisme.

3. Hasil proses rekayasa untuk metode bioteknologi telah mengarah ke pengembangan reaktor
baru serta optimasi proses fermentasi dalam reaktor baru dan lama.

Berikut ini adalah daftar kemajuan bidang bioteknologi yang telah diaplikasikan. Mayoritas didominasi
oleh bidang peternakan, perikanan, dan kesehatan.

Bioteknologi dalam Bidang Peternakan dan Perikanan

Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi :

• teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio, fertilisasi
in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting.

• rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik, identifikasi
genetik, konservasi molekuler,

• peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen,

• bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner (Gordon, 1994; Niemann dan Kues, 2000).

11

Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah:

transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini telah
diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa terakhir untuk
menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi.

cloning telah dimulai sejak 1980-an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik (embryo
spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda.

produksi embrio secara in vitro: teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro
Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi dan domba telah
berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993).
Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987. Dengan teknik ini seekor sapi betina,
mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian terakhir membuktikan bahwa,
menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi. Dengan teknologi transgenik, yakni dengan
jalan mengisolasi gen unggul, memanipulasi, dan kemudian memindahkan gen tersebut dari satu
organisme ke organisme lain, maka ternak unggul yang diinginkan dapat diperoleh.

Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat, kini sudah berhasil memproduksi hemoglobin manusia
sebanyak 10 – 15 % dari total hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya
peningkatan persentasi hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.

Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan dan Pengobatan

Suatu terobosan baru telah dilakukan di Colorado AS. Pasangan Jack dan Lisa melakukan program bayi
tabung bukan semata-mata untuk mendapatkan turunan, tetapi karena perlu donor bagi putrinya Molly
yang berusia 6 tahun dan menderita penyakit fanconi anemia. Fanconi anemia adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh tidak berfungsinya sumsum tulang belakang sebagai penghasil darah. Jika
dibiarkan akan menyebabkan penyakit leukemia.

Satu-satunya pengobatan adalah melakukan pencakokkan sumsum tulang dari saudara sekandung,
tetapi masalahnya, Molly adalah anak tunggal. Teknologi bayi tabung diterapkan untuk mendapatkan
anak yang bebas dari penyakit fanconi anemia. Melalui teknik “Pra Implantasi genetik diagnosis” dapat
dideteksi embrio-embrio yang membawa gen fanconi.

12

Dari 15 embrio yang dihasilkan, ternyata hanya 1 embrio yang terbebas dari gen fanconi. Embrio ini
kemudian ditransfer ke rahim Lisa dan 14 embrio lainnya dimusnahkan. Bayi tabung ini lahir 29 Agustus
2000 yang lalu, dan beberapa jam setelah lahir, diambil sampel darah dari umbilical cord (pembuluh
darah yang menghubungkan bayi dengan placenta) untuk ditransfer ke darah Molly. Sel-sel dalam darah
tersebut diharapkan akan merangsang sumsum tulang belakang Molly untuk memproduksi darah.

Bioteknologi modern

Bioteknologi modern telah menggunakan teknik rekayasa tingkat tinggi dan terarah sehingga hasilnya
dapat dikendalikan dengan baik Teknik yang sering digunakan adalah dengan melakukan manipulasi
genetik pada suatu jasad hidup secara terarah sehingga diperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan.

STeknik yang digunakan dalam bioteknologi modern adalah teknik manipulasi bahan genetik (DNA)
secara in vitro, yaitu proses biologi yang berlangsung di luar sel atau organisme, misalnya dalam tabung
percobaan. Oleh karena itu, bioteknologi modern juga dikenal dengan rekayasa genetika, yaitu proses
yang ditujukan untuk menghasilkan organism transgenik Organisme transgenik adalah organisme yang
urutan informasi genetik dalam kromosomnya telah diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan.

Ciri-cirinya adalah dengan menggunakan cara/teknik yang modern/baik, dengan menggunakan alat-alat
yang canggih atau kompleks, diproduksi dalam jumlah yang besar serta menggunakan metode/prinsip
ilmiah. Bioteknologi ini selain menggunakan mikroorganisme juga menggunakan bagian tubuh
organisme lain seperti hewan atau tumbuhan.

Berbeda dengan bioteknologi konvensional, bioteknologi modern sudah memanfaatkan metode-


metode mutakhir, yaitu :

a. Kultur Jaringan Tumbuhan

Kultur jaringan tumbuhan merupakan teknik menumbuhkembangakan bagian tanaman, baik berupa sel,
jaringan, atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Kultur jaringan dapat dilakukan karena adanya
sifat totipotensi, yaitu kemampuan setiap sel tanaman untuk tumbuh menjadi individu baru bila berada
dalam lingkungan yang sesuai.

Dalam kultur jaringan, tanaman yang akan dikulturkan sebiknya berupa jaringan muda yang sedang
tumbuh, misalnya akar, daun muda, dan tunas. Bagian tumbuhan yang akan dikultur disebut sebagai
eksplan.

1. Teknik Kultur Jaringan

Tanaman dengan teknik kultur jaringan dapat diperoleh dengan empat tahap sebagai berikut.

• Tahap inisiasi adalah tahap penanaman eksplan ke dalam media. Media yang digunakan adalah
media cair yang terdiri dari zat nutrisi dan zat pengatur tumbuh.

• Tahap multiplikasi (perbanyakan kultur), eksplan akan tumbuh menjadi jaringan seperti kalus
berwarna putih disebut protocorm like body (PLB).

• Tahap menghasilkan plantlet, PLB berkembang menjadi tanaman kecil yang disebut plantlet.

• Tahap aklimatiasi, plantlet dipisah-pisahkan dan dikultur dalam media padat. Setelah plantlet
tumbuh menjadi tanaman yang sempurna, maka tanaman tersebut dipindah ke polybag.

Kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang diperlukan terpenuhi. Syarat- syarat
tersebut antara lain, yaitu :

• Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukan kalus.

• Penggunaan medium yang cocok

• Keadaan aseptik.

• Pengaturan udara yang baik.


2. Manfaat dan Kelemahan Kultur Jaringan

Dengan melakukan kultur jaringan tumbuhan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut.

• Mendapat bibik banyak dalam waktu singkat yang identik dengan induknya.

• Bibit terhindar dari hama dan penyakit.

• Menghasilkan varietas baru seperti yang dikehendaki.

• Mendapat hasil metabolisme tumbuhan (metabolit sekunder), misalnya karet, resin, tanpa areal
tanaman yang luas dan tidak perlu menunggu tumbuhan dewasa.

• Melestarikan tanaman-tanaman yang hampir punah.

Selain memiliki manfaat, kultur jaringan juga memiliki kelemahan-kelemahan yaitu sebagai berikut.

• Diperlukan biaya yang relatif tinggi.

• Hanya mampu dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, karena memiliki keahlian khusus.

• Bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatiasi, karena terbiasa dalam kondisi lembap
dan aseptik.

b. Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika adalah suatu proses perubahan gen-gen dalam tubuh makhluk hidup. Rekayasa
genetika dilakukan dengan cara mengisolasi dan mengidentifikasi serta memperbanyak gen yang
dikehendaki.

Berbagai teknik rekayasa genetika berkembang dimungkinkan karena ditemukannya :

• Enzim restriksi endonuklease yang dapat memotong benang DNA.

• Enzim ligase yang dapat menyambung kembali benang DNA.

• Plasmid yang dapat digunakan sbagai wahana memindahkan potongan benang DNA tertentu ke
dalam sel mikroorganisme.

Teknik rekayasa genetika dapat dilakukan melalui :

1. Rekombinasi DNA

Rekombinasi DNA adalah proses penyambung 2 DNA dari organisme yang berbeda. Hasil penggabungan
DNA dari individu yang tidak sama inj disebut dengan DNA rekombinan. Gen dari satu individu yang
disisipi atau digabungkan pada gen individu yang lain disebut transgen, individunya disebut transgenik.

Rekombinasi DNA dapat terjadi secara alami dan buatan. Secara alami dapat terjadi dengan cara
Pindah silang, yaitu tukar menukar kromatid pada kromosom homolog sehingga DNA terputus dan
tersambungkan secara silang.

Transduksi,yaitu bersambungnya DNA bakteri yang satu dengan bakteri yang lain dengan prantara virus.

Tranformasi, yaitu pemindahan sifat-sifat dari satu mikroba ke mikroba lainnya melalui bagian-bagian
DNA tertentu dari mikroba pertama.

Rekombinasi DNA secara buatan dilakukan dengan penyambungan DNA secara in vitro. Teknologi
rekombinasi DNA memerlukan suatu prantara atau vektor untuk memasukkan gen ke dalam sel target
berupa plasmid bakteri, sehingga merupakan bentuk teknologi plasmid. Plasmid adalah lingkaran kecil
DNA bakteri atau eukariota bersel satu yang dapat bereplikasi.

Metode rekombinasi DNA adalah :

• Identifikasi gen yang diinginkan, dilakukan pada gen donor.

• Isolasi gen donor, dilakukan dengan cara memotong gen donor dari DNA sekitar yang
mengelilinginya.

• Ekstrasi plasmid (cincin DNA) dari sel bakteri.

• Membuka plasmid dan menyisipkan potongan DNA pembawa informasi yang dikehendaki.

• Memasukkan plasmid berisi DNA rekombinan ke dalam sel bakteri.

• Membiakkan bakteri yang telah direkayasa di dalam tabung fermentasi.

Contoh rekombinasi DNA pada bakteri adalah pada pembuatan insulin oleh bakteri E. coli.

2. Teknik Hibridoma/Fusi Sel.

Teknik hibridoma adalah penggabungan 2 sel dari organisme berbeda ataupun sama (fusi sel) sehingga
menghasilkan sel tunggal berupa sel hybrid (hibridoma) yang memiliki kombinasi sifat dari kedua sel
tersebut. Proses penggabungan sel menggunakan tenaga listrik, sehingga prosesnya disebut elektrofusi.

Hal-hal yang diperlukan dalam teknik hibridoma, yaitu :

• Sel umber gen adalah sel-sel yang memiliki sifat yang diinginkan.

• Sel wadah adalah sel yang mampu membelah dengan cepat (misalnya sel mieloma).

• Fusi gen adalahza-zat yang mempercepat fusi sel (misalnya NaNO3).

Teknik hibridoma dapat dimanfaatkan untuk pembuatan produk penting, misalnya antibodi monoclonal,
pembentukan spesies baru, dan pemetaan kromosom.

3. Kloning
Kloning berasal dari bahasa inggris clonning yang berarti suatu usaha untuk menciptakan duplikat suatu
organisme melalui proses aseksual. Tujuan utama kloning adalah untuk mengisolasi gen yang diinginkan
dari seluruh gen yang ada (kromoson) pada organisme donor. Untuk mencapai tujuan tersebut, kloning
dapat dilakukan dengan kloning embrio dan transfer inti. Kloning embrio dilakukan dengan fertilisasi in
vitro, misalnya kloning pada sapi yang secara genetik identik untuk memproduksi hewan ternak.

Sedangkan kloning dengan tanspfer inti yaitu pemindahan inti sel yang satu ke sel lain sehingga
diperoleh individu baru yang memiliki sifat baru sesuai inti yang diterimanya. Kloning dengan transfer
inti dilakukan dengan menggunakan sel somatis sebagai sumber gen. Contoh kloning dengan transfer
inti adalah domba Dolly.

Contoh hasil rekayasa genetika :

Vaksin hepatitis, dihasilkan dari sel khamir yang telah disisipkan gen virus akan menghasilkan selubung
protein yang akan digunakan untuk membuat vaksin hepatitis.

Hormon insulin, dihasilkan dari gen hormone insulin manusia yang disisipkan ke DNA bakteri dengan
menggunakan enzim. Sebelumnya DNA bakteri dipotong dengan menggunakan enzim juga. Kemudian
DNA bakteri disisipkan ke dalam sel bakteri dan bertumbuh menggandakan diri bersama dengan gen
hormone insulin, sehingga dihasilkannya hormone insulin dalam jumlah yang besar.

Antibodi monoclonal, dihasilkan dengan cara menggabungkan sel limfosit (sel penghasil antibodi)
dengan sel yang terkena penyakit. Antibodi monoclonal ini dapat digunakan untuk pengobatan penyakit
kanker serta untuk mencegah keracunan dan mengetahui tanda-tanda kehamilan.

Penggabungan protoplasma, merupakan rekayasa genetika yang dapat digunakan dalam bidang
pertanian. Seperti menggabungkan protoplasma untuk menghasilkan tanaman hibrida yang memilikii
sifat baru serta dapat mengatasi penyakit.

Sekarang bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara-negara maju. Pada bioteknologi
terjadi mulai menerapkan prinsip genetika, biokimia, dan biomolekuler.

Kemajuan-kemajuan tersebut ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi, seperti:

1. Rakayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, klonik.

Teknologi tersebut memungkinkan penyembuhan penyakit-penyakit genetika maupun kronis, seperti


kanker.

2. Pada penelitian di bidang pengemban sel induk juga memungkinkan para penderita stroke atay
penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh.

3. Di bidang padang dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA
rekombinan.
Dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika
dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.

4. Penerapan bioteknologi saat ini dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Seperti
penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat
toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.

Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang terasosiasi pada warna, berikut jenisnya:

1. Bioteknologi Merah (Red Biotechnology)

adalah suatu cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi biotekno pada bidang medis. Cakupan
bioteknologi ini yaitu seluruh spektrum pada pengobatan manusia oleh tahap preventif, diagnosis, dan
pengobatan.

13

2. Bioteknologi Putih/abu-abu

adalah suatu bioteknologi yang diaplikasikan pada industri yaitu pengembangan, produksi senyawa baru
dan juga pembuatan energi.

3. Bioteknologi hijau

adalah cabang ilmu yang mempelajari aplikasi bioteknologi pada bidang pertanian dan peternakan. Pada
bidang pertanian, bioteknologi berfungsi sebagai menahan serangan hama tanaman.

Pada bidang peternakan, bioteknologi dipakai dalam menghasilkan produk penting contohnya seperti
kambing, sapi, domba dan ayam yang pakai untuk penghasil antibodi-protein protektif yang dapat
membantu sel tubuh mengenali dan melawan pada senyawa asing.

4. Bioteknologi biru

adalah cabang ilmu yang dapat mengendalikan proses yang terjadi pada sekitar lingkungan akuatik.

Contoh Bioteknologi

1. Pengolahan Susu

Yoghurt

Pada saat proses pembuatan yoghurt, susu dipermentasikan terlebih dahulu, lalu sebagian lemak yang
ada dibuang. Kemudian jenis mikroorganisme yang berperan pada pembuatan yoghurt yaitu
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococus thermophillus .

Keju
Pada saat proses pembuatan keju memanfaatkan sebuah bakteri asam laktat, jenis mikroorganismenya
yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri atau mikroorganisme berfungsi dalam
mempermentasikan laktosa yang ada pada susu menjadi asam laktat.

Mentega

Pada saat proses pembuatan mentega memakai jenis mikroorganismenya yaitu Streptococcus lactis dan
Lectonosto ceremoris. Mikroorganismenya berfungsi sebagai membentuk proses pengasaman.
Kemudian susu akan diberi cita rasa dan lemak mentega yang ada akan dipisahkan.

14

2. Pengolahan Kacang

Kecap dengan tauco

Pada saat proses pembuatan Kecap yang terbuat dari kacang kedelai dan ditambahkan mikroorganisme
atau jamur Aspergilus soyae dan Aspergilus wentii. Pada tauco terbuat pada bahan kacang kedelai yang
telah ditambahkan mikroorganisme yaitu Aspergilus oryzae, mikroorganisme ini berfungsi untuk
mengubah protein kompleks pada kacang kedelai menjadi asam amino yang dapat membuat dengan
mudah dicerna oleh tubuh manusia.

Tempe dan oncom

Pada saat proses pembuatan tempe harus dilakukan permentasi kedelai menggunakan mikroorganisme
yaitu Rhizopus sp, yang dapat mengubah protein kompleks didalam kacang kedelai menjadi asam amino.
Sedangkan pada oncom dibuat dengan melakukan fermentasi bungkil kacang tanah menggunakan
mikroorganisme yaitu Rhizopus oligosporus.

Kontroversi

Dalam perkembangannya, kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi. Sebagai
contoh:

teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-
macam golongan terutama kaum konservatif religius
pro dan kontra penggunaan tanaman transgenik, salah satu contohnya adalah kapas transgenik. Pihak
yang pro, terutama para petinggi dan wakil petani yang tahu betul hasil uji coba di lapangan
memandang kapas transgenik sebagai mimpi yang dapat membuat kenyataan, sedangkan Pihak yang
kontra, sangat ekstrim mengungkapkan berbagai bahaya hipotetik tanaman transgenik (Tajudin, 2001).

selain kapas, Setyarini (2000) memaparkan tentang kontroversi penggunaan tanaman jagung yang telah
direkayasa secara genetik untuk pakan unggas. Kekhawatiran yang muncul adalah produk akhir unggas
Indonesia akan mengandung genetically modified organism ( GMO ).

masalah lain yang menjadi kekhawatiran berbagai pihak adalah potensinya dalam mengganggu
keseimbangan lingkungan antara lain serbuk sari jagung dialam bebas dapat mengawini gulma-gulma
liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang sulit dibasmi.

17

Sebaliknya, kelompok masyarakat yang pro mengatakan bahwa dengan jagung transgenik selain akan
mempercepat swa sembada jagung, manfaat lain adalah jagung yang dihasilkan mempunyai kualitas
yang hebat, kebal terhadap serangan hama sehingga petani tidak perlu menyemprot pestisida.

Bagaimana cara kita menyikapinya? Satu-satunya jalan adalah dengan melakukan beberapa tahapan
pengujian, studi kelayakan, serta sistem pengawasan yang ketat oleh instansi yang berwenang. Disini,
pihak peneliti memegang peranan penting dalam mengungkap dan membuktikan atau menyanggah
berbagai kekhawatiran yang timbul

Anda mungkin juga menyukai