Anda di halaman 1dari 62

SEJARAH PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI

BIOTEKNOLOGI

1.1. LATAR BELAKANG

Jumlah penduduk bumi mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah penduduk berimbas pada
peningkatan kebutuhannya. Namun peningkatan kebutuhan ini tidak diimbangi oleh peningkatan
sumber daya. Oleh karena itu bagaimana upaya yang ditempuh manusia untuk mengatasi hal ini.
Diperlukan suatu strategi untuk dapat mencukupi segala kebutuhan manusia. Salah satu cara yang
dapat ditempuh adalah melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui Bioteknologi
supaya manusia terhindar dari berbagai krisis.

Terutama masyarakat Indonesia telah lama mengenal praktik bioteknologi dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, dalam pembuatan beberapa produk makanan / minuman tradisional, pemulian
tanaman pertanian dan hewan ternak, serta berbagai kegiatan yang dilakukan para peneliti di
laboratorium. Sebagai umat manusia, kita mesti bersyukur kapada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahi kita berbagai ilmu pengetahuan, temasuk bioteknologi. Melalui pengetahuan
bioteknologi dan impletansinya manusia dapat memanfatkan kekayaan alam di sekitarnya unutk
kesejahteraan hidupnya.

Di Indonesia, praktik bioteknologi belum sampai ke tingkat yang lebih modern. Penelitian
bioteknologi dengan teknologi DNA rekombinannya masih terbilang langka tidak seperti di Negara-
negara maju. Di Amerika Serikat, pemerintahnya sangat mendukung dan mendorong para peniliti
ntuk melakukan penelitian bahwa penelitian biologi sel, biologi molekul, dan genetika sel. Mereka
menyadari bahwa penelitian dasar merupakan tulang punggung kemajuaan bioteknogi suatu bangsa.

1.2. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini adalah ;

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan Bioteknologi

2. Untuk mengetahui perkembangan Bioteknologi

3. Untuk mengetahui manfaat dari Bioteknologi

4. Untuk mengetahui dampak Bioteknologi dalam berbagai bidang kehidupan

Jumlah penduduk bumi mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah penduduk berimbas pada
peningkatan kebutuhannya. Namun peningkatan kebutuhan ini tidak diimbangi oleh peningkatan
sumber daya. Oleh karena itu bagaimana upaya yang ditempuh manusia untuk mengatasi hal ini.
Diperlukan suatu strategi untuk dapat mencukupi segala kebutuhan manusia. Salah satu cara yang
dapat ditempuh adalah melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui Bioteknologi
supaya manusia terhindar dari berbagai krisis.

2.1. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI


Berdasarkan asal katanya, bioteknologi diartikan sebagai Bio berarti agen hayati (living things)
meliputi : organisme, jaringan,sel, maupun komponen sub selulernya (misalnya enzim). Tekno
berarti teknik atau rekayasa (engineering) meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan rancang-
bangun, misalnya untuk rancang bangun suatu bioreaktor. Adapun cakupan teknik dalam
bioteknologi sangatlah luas, antara lain teknik industri dan kimia. Logi berarti ilmu pengetahuan
(sains), mencakup biologi, kimia, fisika, matematika, dan sebagainya.

Beragam pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai Bioteknologi antara lain:

1. Bull et all pada tahun 1982 mendefinisikan Bioteknologi sebagai penerapan asas-asas sains dan
rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk
menghasilkan barang dan atau jasa.

2. Primrose pada tahun 1987 mengemukakan secara lebih sederhana bahwa Bioteknologi
merupakan eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya (misalnya: enzim)

3. Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (1982), Bioteknologi


merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerekayasaan untuk penanganan dan
pengolahan bahan dengan batuan agen biologis untuk menghasilkan barang dan jasa.

4. Office of Technical Assistance-US (1982) mendefinisikan Bioteknologi sebagai teknik


pendayagunaan organisme hidup atau bagian organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu
produk dan meningkatkan atau memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau mengembangkan
mikroorganisme untuk penggunaan khusus.

5. European Federation of Biotechnology mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu


pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel,
bagian dari organisme hidup, dan/atau annalog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa. EFB
menyataan secara tegas bahwa Bioteknologi merupakan penggunaan terpadu biokimia, mikrobiologi,
dan ilmu-ilmu keteknikan dengan bantuan mikroba, bagian-bagian mikroba atau sel dan jaringan
organisme yang lebih tinggi dalam penerapannya secara teknologi dan industri.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, dapat diketahui bahwa dalam pengertian
Bioteknologi di atas terkandung tiga hal pokok yaitu agen biologis (living things ),pendayagunaan
secara teknologis dan industrial, serta produk dan jasa yang dihasilkan.

Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi.
Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan
menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.

Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa Bioteknologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari
makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa
ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu
terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia,
matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

2.2. SEJARAH PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI


Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal
sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang
pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa
lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam
jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi
setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin
dapat dilakukan secara missal.

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan
ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur
jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis
yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan
sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan
kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan,
dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat
dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika
dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari
polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan
penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis
baru.

Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan
teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan
mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.

Berikut ini disajikan sejarah Bioteknologi dari tahun ke tahun :

8000SM Pengumpulan benih untuk ditanam kembali. Bukti bahwa bangsa Babilon, Mesir, dan
Romawi melakukan praktik pengembangbiakan selektif (seleksi artifisal) untuk meningkatkan kualitas
ternak.

6000SM Pembuatan bir, fermentasi anggur, membuat roti dengan bantuan ragi

4000SM Bangsa Tionghoa membuat yoghurt dan keju dengan bakteri asam laktat

1500 Pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia

1665 Penemuan sel oleh Robert Hooke (Inggris) melalui mikroskop.

1800 Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang pengembangbiakan hewan

1880 Penemuan Mikroorganisme

1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan

1865 Gregor Mendel menemukan hukum hukum dalam penyampaian sifat induk keturunannya.

1919 Karl Ereky, Insinyur Hongaria, orang pertama menggunakan kata bioteknologi

1970 Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang digunakan untuk pemotongan gen
gen
1975 Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh Kohler dan Milstein

1978 Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan menggunakan bakteri yang terdapat
pada usus besar

1980 Bioteknologi modern dikarakterisasikan oleh dapat membantu Wikipedia


mengembangkannya. Model prokariot-nya, E. coli, digunakan untuk memproduksi insulin dan obat
lain, dalam bentuk manusia. Sekitar 5% pengidap diabetes alergi terhadap insulin hewan yang
sebelumnya tersedia)

1992 FDA menyetujui makanan GM pertama dari Calgene: tomat "flavor saver"

2000 Perampungan Human Genome Project

2.3. PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI

Dalam perkembagannya Bioteknologi dapat di bagi atas ;

2.3.1. Berdasarkan Periode Perkembangan bioteknologi

1. Bioteknologi konvensional

Pemanfaatan mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum masehi. Dalam
periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan ragi (6000 SM),
mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan
yang dilakukan oleh bangsa aztek (1500 SM ). Pada masa ini proses bioteknologi berlangsung kurang
steril, produk yang dihasilkan dalam skala kecil / hanya untuk mencukupi kebutuhan masing-masing
dan kualitas belum terjamin.

Pada level ini penerapan teknik biologi, biokimia, dan rekayasa masih terbatas dan belum sampai
pada rekayasa molekuler yang terarah. Pemanfaatan agen hayati hanya seperti apa adanya, rekayasa
hanya dilakukan dengan teknik mutasi yang acak sehingga hasil mutasi tidak dapat sepenuhnya
dikendalikan. Contoh Bioteknologi adalah pembuatan tempe, yoghurt, keju dan rekayasa varietas
padi atomita dengan teknik mutasi menggunakan radioaktif.

2. Bioteknologi Modern

Pada level ini penerapan teknik biologi, biokimia, dan rekayasa sudah sampai pada rekayasa
molekuler yang terarah. Pada level ini sudah dilakukan manipulasi genetik untuk menghasilkan
mikroba dan tanaman transgenik melalui rekayasa genetik atau DNA rekombinan.

Bioteknologi modern diawali sejak Stanley dari Stanfor University dan Herbert Boyer dari University
of California pada tahun 1973 dapat menggabungkan gen katak ke genom bakteri (rekombinan DNA
atau rekayasa genetika). Pada era ini juga terdapat penemuan enzim endonuklease restriksi oleh
Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada
posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN
lain ( dikenal dengan teknik ADN rekombinan).

Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program bahan bakar alkohol
dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin
untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall
(1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya
penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di
Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan
Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik
terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.

Pada era bioteknologi modern terbuka kesempatan untuk menghasilkan varietas baru tanaman dan
hewan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan metode pemuliaan konvensional.
Bioteknologi Modern tidak terlepas dengan aplikasi metode-metode mutakhir bioteknologi (current
methods of biotechnology) seperti :

1. Rekayasa genetika

Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup
baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau
rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk
hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-
temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui
transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA.

Transplantasi inti

Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu baru
dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya. Transplantasi inti pernah dilakukan terhadap sel
katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat diploid. Inti sel
tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan inti diploid.
Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga terbentuklah morula
yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak
sel dan diambil intinya. Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti yang lain.
Pada akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum akan
berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama.

Fusi sel

Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya terbentuk sel
bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh peleburan
sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami). Manfaat fusi sel, antara lain untuk
pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Di dalam fusi
sel diperlukan adanya: a) sel sumber gen (sumber sifat ideal);b) sel wadah (sel yang mampu
membelah cepat); c) fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).

Teknologi plasmid

Plasmid adalah molekul DNA berbentuk sirkuler yang terdapat di dalam sel bakteri. Plasmid
merupakan DNA nonkromosom. Jadi selain kromosom, di dalam sel terdapat pula plasmid yang
memiliki sifat molekul DNA yang mengandung gen tertentu, dapat memperbanyak diri melalui proses
replikasi, dapat berpindah ke sel bakteri lain, sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan
plasmid induk. Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah
gen ke dalam sel target.
Rekombinasi DNA

Suatu metode untuk merekayasa genetik dengan cara menyisipkan (insert) gena yang dikehendaki ke
dalam suatu organisme. Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena alasan-alasan sebagai berikut :
Struktur DNA setiap spesies makhluk hidup sama dan DNA dapat disambungkan

Polymerase Chain Reaction (PCR) atau Reverse Transcription PCR (rT-PCR)

merupakan metode yang sangat sensitif untuk mendeteksi dan menganalisis sekuen asam nukleat.
rT-PCR untuk memperbanyak (amplifikasi) rantai RNA menjadi DNA;

tissue/cells --> extracted--> RNA/ mRNA-->rT-PCR-->copy DNA (cDNA).

2. Kultur jaringan / sel

Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk memperbanyak sel / jaringan yang berasal dari
jaringan asli (original) tumbuhan atau hewan setelah terlebih dulu mengalami pemmisahan
(disagregasi) secara mekanis atau kimiawi (enzimatis) secara in vitro. Adanya metode kultur jaringan
merupakan pengembangan dari teori sel yaitu dengan menumbuhkan sel atau sekumpulan sel
(jaringan) pada medium mengandung zat hara yang sesuai dengan kebutuhan sel atau jaringan
tanaman. Prinsip dasar yang harus diperhatikan dan dipenuhi adalah kondisi aseptik (sterilitas tinggi)
dan ketersediaan nutrisi cukup dan seimbang untuk memenuhi semua kebutuhan sel tanaman.

Proses kultur jaringan (pada tanaman):

1. Memotong bagian tanaman yang akan dibiakkan dalam media kultur. Bagian tanaman ini disebut
eksplan. Umumnya yang dijadikan eksplan adalah jaringan muda

2. Eksplan diletakkan dalam media kultur

3. Eksplan akan terus membelah dan tumbuh membentuk massa sel yang belum terdiffernsiasi
disebut kalus.

4. Kalus kemudian dipindah dalam media diferensiasi yang akan terus tumbuh dan berkembang
menjadi tanaman kecil (planlet)

2.3.2. Berdasarkan Jenis

Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan dengan
warna, yaitu:

Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi
bioeknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai
dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh penerapannya adalah pemanfaatan
organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk pengobatan
regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau
menggantikan gen abnomal dengan gen yang normal.
Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah bioteknologi yang diaplikasikan
dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi
terbarukan. Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti bakteri dan khamir/ragi, enzim-enzim
juga organisme-organisme yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi dan
pengolahan limbah industri. Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk meningkakan
efisiensi pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir. Bir, salah satu produk bioteknologi putih
konvensional.

Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan
peternakan. Di bidang pertanian, bioteknoogi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan
hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau
senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah digunakan
sebagai "bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing, sapi, domba, dan
ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein protektif yang membantu sel tubuh
mengenali dan melawan senyawa asing (antigen).

Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi akuatik/perairan yang


mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Salah satu contoh yang paling tua
adalah akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi terkontrol
sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan oleh
akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika untuk menghasilkan
tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang menyerang salmon dan ikan yang lain.
Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan
sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu singkat.

2.4. MANFAAT BIOTEKNOLOGI

Adapun manfaat dari bioteknologi adalah ;

1. Bidang Pangan

Bioteknologi memainkan peranan penting dalam bidang pangan yaitu dengan memproduksi
makanan dengan bantuan mikroba (tempe,roti,keju,yoghurt,kecap,dll) , vitamin, dan enzim. Untuk
penejelasan selanjutnya dapat dipelajari pada materi aplikasi bioteknologi bidang pangan

2. Bidang Kesehatan

Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya dalam pembuatan antibodi
monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses penambahann DNA
asing pada bakteri merupaka prospek untuk memproduksi hormon atau obat-obatan di dunia
kedokteran. contohnya pada produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan dan zat antivirus yang
disebut interferon. Orang yang menderita diabetes melitus membutuhkan suplai insulin dari luar
tubuh. Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat dipanen dari bakteri.
Selenkapnya dapat dipelajari pada materi aplikasi bioteknologi bidang kesehatan

3. Bidang Lingkungan

Bioteknologi dapat digunakan untuk perbaikan lingkungan misalnya dalam hal mengurangi
pencemaran dengan adanya teknik pengolahan limbah dan dengan memanipulasi mikroorganisme.
Selenkapnya dapat dipelajari pada materi aplikasi bioteknologi bidang lingkungan

4. Bidang Pertanian
Adanya perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan teknik modifikasi genetik dengan
bioteknologi melalui rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi, tahan
hama, patogen, dan herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan yang besar
terhadap kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding). Suatu hal yang tidak dapat
dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalu pemuliaan tanaman konvemsional telah memberikan
kontribusi yng sangat besar dalam penyediaan pangan dunia.

Dalam bidang pertanian telah dapat dibentuk tanaman dengan memanfaatkan mikroorganisme
dalam fiksasi nitogen yang dapat membuat pupuknya sendiri sehingga dapat menguntungkan pada
petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap tanah gersang. Mikroba yang di
rekayasa secara genetik dapat meningkatkan hasil panen pertanian, demikian juga dalam cara lain,
seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dari bacteri Rhizobium. Keturunan bacteri yang
telah disempurnakan atau diperbaiki dapat meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%.
Rekayasa genetik lain sedang mencoba mengembangkan turunan dari bacteri Azotobacter yang
melekat pada akar tumbuh bukan tumbuhan kacang-kacangan (seperti jagung) dan
mengembangbiakan, membebaskan tumbuhan jagung dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk
amonia (pupuk buatan).

Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman pertanian. Untuk
mengatasinya, selama ini digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak menimbulkan
berbagai dampak negatif, antara lain matinya organigme nontarget, keracunan bagi hewan dan
manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari terobosan untuk mengatasi
masalah, tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita mengetahui bahwa mikroorganisme yang
terdapat di alam sangat banyak, dan setiap jenis mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang
berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis mikroorganisme, ada suatu kelompok yang bersifat patogenik
(dapat menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun tidak menimbulkan penyakit bagi
makhluk hidup lain. Contoh mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu menghasilkan suatu protein yang
bersifat toksik bagi serangga, terutama seranggga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah
larut dan aktif menjadi menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran pencemaan
serangga. Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan sebagai
biopestisida pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi
dampak negatif yang timbul dari pemakaian pestisida kimia.

Dengan berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi untuk
membasmi hama. Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap
hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang mengkode
pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B. thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan ke
dalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman tersebut mampu
menghasilkan protein yang bersifat toksis terhadap serangga sehingga pestisida tidak diperlukan lagi.

5. Bidang Peternakan

Peningkatan produksi ternak ,meningkatkan efisiensi dan kualitas pakan seperti manipulasi mikroba
rumen, menghasilkan embrio yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi, menciptakan jenis
ternak unggul, dan dapat memproduksi asam amino tetentu. Hewan ternak diberi perlakuan dengan
produk-produk yang dihasilkan dari metode DNA rekombinan. Produk ini mencakup vaksin-vaksin
baru atau yang didesain ulang, antibodi dan hormon-hormon pertumbuhan. Misalnya, beberapa sapi
perah disuntik dengan hormon pertumbuhan sapi (BGH, bovine growth hormone) yang dibuat oleh
E.coli untuk menaikkan produksi susu (vaksin ini dapat meningkatkan hingga 10%). BGH juga
meningkatkan perolehan bobot dalam daging ternak. Sejauh ini telah lulus dari semua uji keamanan
dan BGH sekarang digunakan secara meluas dalam kelompok pabrik susu.

Adapun hewan transgenik, organisme yang mengandung gen dari spesies lain,termasuk ternak
penghasil daging dan susu, serta beberapa spesies ikan yang yang dipelihara secara komersial,
dihasilkan dengan menyuntikkan DNA asing ke dalam nukleus sel telur atau embrio muda.

6. Bidang Hukum

Dengan teknologi DNA, menawarkan aplikasi bagi kepentingan forensik. Pada kriminalitas dengan
kekerasan, darah atau jaringan lain dalam jumlah kecil dapat tertinggal di tempat kejadian perkara.
Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah kecil dapat ditemukan dalam tubuh korban. Melalui
pengujian sidik jari DNA (DNA finngerprint), dapat diidentifikasi pelaku dengan derajat kepastian
yang tinggi karena urutan DNA setiap orang itu unik (kecuali untuk kembar identik). Sampel darah
atau jaringan lain yang dibutuhkan dalam tes DNA sangat sedikit (kira-kira 1000 sel). DNA fingerprint
merupakan satu langkah lebih maju dalam proses pengungkapan kejahatan di Indonesia.
Keakuaratan hasil yang hampir mencapai 100% menjadikan metode DNA fingerprint selangkah lebih
maju dibandingkan dengan proses biometri yang telah lama digunakan kepolisian untuk identifikasi.

2.5. DAMPAK BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi memberikan manfaat bagi manusia, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa bioteknologi
juga menimbulkan berbagai permasalahan karena dampak negatif Bioteknologi dapat
membahayakan manusia dan lingkungan.

1. Dampak terhadap kesehatan

Produk-produk hasil rekayasa genetika memiliki resiko potensial sebagai berikut:

a. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik untuk
manusia dan hewan.

b. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya
kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya DNA
rekayasa genetik.

c. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa
genetik.

d. Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak
menghilangkan infeksi.

e. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.

f. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter sintetik
yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker).

g. Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan residu
herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman.

2. Dampak terhadap lingkungan

Saat ini, umat manusia mampu memasukkan gen ke dalam organisme lain dan membentuk "makhluk
hidup baru" yang belum pernah ada. Pengklonan, transplantasi inti, dan rekombinasi DNA dapat
memunculkan sifat baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pelepasan organisme-organisme
transgenik ke alam telah menimbulkan dampak berupa pencemaran biologis di lingkungan kita.
Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau Genetically Modified Organism
(GMO), lebih dari cukup kerusakan yang ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan
International Specialty Products. Di antaranya:

a. Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetik menurun sampai 20 persen
dibandingkan dengan kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal sampai 100
persen.

b. Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida tanaman rekayasa
genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di Amerika Serikat.

c. Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi pertanian Kerajaan
Inggris.

d. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua tanaman rekayasa genetik
terbesar praktis tidak bermanfaat.

e. Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin, sekitar 15 hektar di
Argentina sendiri, mungkin memperburuk kondisi karena adanya permintaan untuk biofuel.
Meluasnya kasus bunuh diri di daerah India, meliputi 100.000 petani antara 1993-2003 dan
selanjutnya 16.000 petani telah meninggal dalam waktu setahun.

f. Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan penyakit di lapangan
dan di dalam tes laboratorium.

g. Herbisida roundup mematikan katak, meracuni plasenta manusia dan sel embrio. Roundup
digunakan lebih dari 80 persen semua tanaman rekayasa genetik yang ditanam di seluruh dunia.

h. Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan menemukan penyerbukan tanaman


rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik sejauh 21 kilometer.

3. Dampak terhadap etika moral

Penyisipan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap telah melanggar hukum alam
dan kurang dapat diterima oleh masyarakat. Pemindahan gen manusia ke dalam tubuh hewan dan
sebaliknya sudah mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Permasalahan produk-produk
transgenik tidak berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama tertentu. Terlebih lagi
teknologi kloning yang akan dilakukan pada manusia. Bioteknologi yang berkaitan dengan reproduksi
manusia sering membawa masalah baru, karena masyarakat belum menerimanya. berikut ini
beberapa contoh mengenai masalah ini:

a. seorang nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam tabung pembeku
karena ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu. Kemudian di masyarakat timbul sebuah
pertanyaan "anak siapa bayi tersebut?"

b. pasangan suami istri menunda kehamilan. sperma suami dititipkan di bank sperma. beberapa
tahun setelah suami meninggal, sang janda ingin mengandung anak dari almarhum suaminya. Dia
mengambil sperma yang dititipkan di bank sperma. bagaimanakah staus dari anak tersebut ?,
bolehkah wanita tersebut mengandung anak dari suami yang telah meninggal ?.

c . meminta sperma oranng lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam rahim wanita merupakan
pelanggaran atau bukan ?
4. Dampak ekonomi

Terdapat suatu kecenderungan bahwa bioteknologi tidak terlepas dari muatan ekonomi. Muatan
ekonomi tersebut terlihat dari adanya hak paten bagi produk-produk hasil rekayasa genetik, sehingga
penguasaan bioteknologi hanya pada lembaga-lembaga tertentu saja. Hal ini memaksa petani-petani
kecil untuk membeli bibit kepada perusahaan perusahaan yang memiliki hak paten. Produk
Bioteknologi dapat merugikan peternak-peternak tradisional seperti pada kasus penggunaan hormon
pertubuhan sapi hingga naik sebesar 20%. hormon tersebut hanya mampu dibeli oleh perusahaan
peternakan yang bermodal besar. Hal tersebut menimbulkan suatu kesenjangan ekonomi.

Menyikapi adanya dampak negatif bioteknologi, perlu adanya tindakan-tindakan untuk


menanggulangi meluasnya dampak tersebut, antara lain sebagai berikut: Sejak Stanley Cohen
melakukan rekombinasi DNA tahun 1972, telah dikeluarkan peraturan agar ada ijin atau rekomendasi
sebelum para pakar melakukan rekombinasi. Ini dilakukan agar rekombinasi DNA yang dilakukan
tidak digunakan untuk tujuan yang negatif.

1. Pemerintah Amerika Serikat melarang cloning manusia apapun alasannya. Namun tidak semua
negara mempunyai peraturan seperti Amerika Serikat. Seperti Singapura, tidak melarang cloning
tersebut.

2. Undang-undang yang melarang pembuatan senjata biologis yang berlaku untuk semua negara di
dunia.

3. Selain undang-undang dan peraturan, prosedur kerja di laboratorium telah membatasi


kemungkinan terjadinya dampak negatif. Misalnya kondisi laboratorium harus suci hama (aseptik),
limbah yang keluar dari laboratorium diolah terlebih dahulu.

4. Pengawasan dan pemberian sertifikasi bahwa produk-produk yang berlabel bioteknologi tidak
menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia.

5. Penerapan bioteknologi harus tetap berdasarkan nilai-nilai moral dan etika karena semua makhluk
hidup mempunyai kepentingan yang sama dalam menjaga "ekosistem manusia"

6. Penegakkan di bidang hukum dengan jalan menaati UU No.12 tahun 1992 tentang sistem budidaya
pertanian, dan UU No.4 tahhun 1994 tentang pengesahan konvensi PBB mengenai keanekaragaman
hayati. Bagian penjelasan umum, sub bab Manfaat Konvensi butir 6 menyatakan bahwa
"pengembangan dan penaanganan bioteknologi agar Indonesia tidak dijadikan ajang ujicoba
pelepasan GMO oleh negara lain.

7. Pada tingkat nasional, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan surat keputusan bersama (SKB)
Nomor 998.I/Kpts/OT.210/9/99;790.a/Kpts-XI/1999;1145A/MENKES/SKB/IX/1999;015A/Meneg
PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa
Genetika Tanaman. Surat Keputusan bersama tersebut melibatkan Menteri Pertanian, Menteri
Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Negara Pangan dan Hortikultura.
Dalam keputusan tersebut mengharuskan adanya pengujian tanaman pangan hasil rekayasa genetika
sebelum dikomersialkan sesuai standar protokol WHO. Standar protokol WHO tersebut meliputi uji
toksisitas, alergenitas, dan kandungan nutrisi.

8. Pada tingkat internasional, pemerintah Amerika Serikat misalnya telah membentuk badan khusus
yang bernama FDA (Food and Drugs Administration). FDA bertugas menangani keamanan pangan,
termasuk produk rekayasa genetika. Badan ini telah membuat pedoman keamanan pangan yang
bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa produk baru termasuk hasil rekayasa genetika, harus
aman untuk dikonsumsi sebelum dikomersialkan. Badan Internasional Food and Agriculture
Organization (FAO) juga telah mengeluarkan beberapa petunjuk rekomendasi mengenai bioteknologi
dan keamanan pangan. Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan FAO adalah sebagai berikut :

a. Pengaturan keamanan pangan yang komprehensif sehingga dapat melindungi kesehatan


konsumen. Setiap negara harus dapat menempatkan peraturan tersebut seimbang dengan
perkembangan teknologi.

b. Pemindahan gen dari pangan yang menyebabkan alerg hendaknya dihindari kecuali telah terbukti
bahwa gen yang dipindahkan tidak menunjukkan alergi.

c. Pemindahan gen dari bahan pangan yang mengandung alergen tidak boleh dikomersialkan.

d. Senyawa alergen pangan dan sifat dari alergen yang menetapkan kekebalan tubuh dianjurkan
untuk diidentifikasi.

e. Negara berkembang harus dibantu dalam pendidikan dan pelatihan tentang keamanan pangan
yang ditimbulkan oleh modifikasi genetika.

Pelaksanaan kloning harus mempertimbangkan beberapa prosedur, antara lain :

a. Riset klinis harus disesuaikan dengan prinsip moral dan ilmu pengetahuan serta didasarkan atas
eksperimen dengan fakta-fakta ilmiah yang sudah pasti.

b. Riset klinis hendaknya diadakan secara sah oleh ahli yang berkompeten dan di bawah pengawasan
tenaga medis yang ahli di bidangnya.

c. Setiap proyek riset klinis hendaknya didahului oleh suatu observasi yang cermat terhadap bahaya
yang mungkin terjadi dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.

d. Dokter seharusnya memberikan perhatian khusus dalam menjalankan riset klinis; yang mengubah
kepribadian orang menjadi objek, akibat obat-obatan, atau prosedur percobaan.

3.1. KESIMPULAN

1. Sejarah perkembangan Bioteknologi di mulai sejak tahun 6000 sebelum masehi dengan
pengumpulan benih untuk ditanam dan dapat memperbaiki kualitas ternak

2. Bioteknologi dapat dibagi berdasarkan perkembangannya dan jenisnya. Berdasarkan


perkembangannya Bioteknologi dibagi dua, yaitu Bioteknologi konvensional dan Bioteknologi
modern. Sedangkan berdasarkan jenisnya Bioteknologi dibagi berdasarkan warna, yaitu ;
Bioteknologi biru, Bioteknologi merah, Bioteknologi abu-abu, dan Bioteknologi hijau

3. Manfaat Bioteknologi sangatlah banyak yang sudah kita rasakan diantaranya dalam bidang
makanan dengan menghasilkan produk makan-makan yang berkualitas dan juga memiliki nilai gizi

4. Selain manfaat Bioteknologi juga memiliki dampak diantaranya karena adanya Bioteknologi ini
dikawatirkan nilai etika-moral dalam kehidupan dapat hilang dengan adanya kloning dan lainnya.

DATAR PUSTAKA
Anoname.2009. Bioteknologi.www.wikiped.org.acc in 15-7-2010

.2010.Bioteknologi.www.google.com.acc in 19-7-2010

.2010.Bioteknologi.www.wikipwd.org.acc in 19-7-2010

.2010.Prinsip Dasar Bioteknologi. www.000webhost.com.acc in19-7-2010

.2010.Sejarah Perkembangan Bioteknologi .www.google.com.acc.15-7-2010

A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang

menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa

guna kepentingan manusia. Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi

meliputi mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik

kimia, dan enzimologi. Dalam bioteknologi biasanya digunakan

mikroorganisme atau bagian-bagiannya untuk meningkatkan nilai

tambah suatu bahan

B. BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL DAN MODERN

Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional/

tradisional dan modern. Bioteknologi konvensional merupakan

bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk

memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan,

seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.

Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses

yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya

antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju

dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa


lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu

adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu

adanya penggunaan enzim

1. Pengolahan Bahan Makanan

a. Pengolahan produk susu

Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti

yoghurt, keju, dan mentega.

1) Yoghurt

Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu,

selanjutnya sebagian besar lemak dibuang. Mikroorganisme

yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus

bulgaricusdan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut

ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya

disimpan selama 5 jam pada temperatur 45oC. Selama penyimpanan

tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan

bakteri asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat

diberi cita rasa.

2) Keju

Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu

Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi

memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat.

Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu

dengan suhu 90oC atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai


30oC. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari

kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi

cairan whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan enzim renin

dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim renin

dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin.

Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur

32oC 420oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk

membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang

terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.

3) Mentega

Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus

lactis dan Lectonostoceremoris. Bakteri-bakteri tersebut

membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu diberi cita rasa

tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega

diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.

b. Produk makanan nonsusu

1) Kecap

Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan

pada kulit gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus oryzae

bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai

yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum.

Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama

akhirnya akan dihasilkan produk kecap.


2) Tempe

Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan

masyarakat golongan menengah ke bawah, sehingga masyarakat

merasa gengsi memasukkan tempe sebgai salah satu menu makanannya.

Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan,

tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat dalam

maupun luar negeri. Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung

pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya

adalah tempe kedelai.

Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe

mempunyai beberapa khasiat, seperti dapat mencegah dan mengendalikan

diare, mempercepat proses penyembuhan duodenitis, memperlancar

pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat

mengurangi toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah anemia,

menghambat ketuaan, serta mampu menghambat resiko jantung

koroner, penyakit gula, dan kanker.

Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai

juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme,

dalam hal ini kapang. Dalam proses pembuatan tempe

paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus,

yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus

arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan

mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya

menjadi produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan

terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat.


Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai

sembilan kali lipat.

c) Tape

Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan

menggunakan sel-sel ragi. Ragi menghasilkan enzim yang dapat

mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan

alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan

pengalaman.

2. Bioteknologi Bidang Pertanian

a. Penanaman secara hidroponik

Hidroponik berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berarti

air dan ponos yang berarti bekerja. Jadi, hidroponik artinya

pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam praktiknya hidroponik

dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang digunakan.

Adapun metode yang digunakan dalam hidroponik, antara

lain metode kultur air (menggunakan media air), metode kultur pasir

(menggunakan media pasir), dan metode porus (menggunakan

media kerikil, pecahan batu bata, dan lain-lain). Metode yang tergolong

berhasil dan mudah diterapkan adalah metode pasir.

Pada umumnya orang bertanam dengan menggunakan tanah.

Namun, dalam hidroponik tidak lagi digunakan tanah, hanya

dibutuhkan air yang ditambah nutrien sebagai sumber makanan bagi

tanaman. Apakah cukup dengan air dan nutrien? Bahan dasar yang

dibutuhkan tanaman adalah air, mineral, cahaya, dan CO2.

Cahayatelah terpenuhi oleh cahaya matahari. Demikian pula CO2 sudah


cukup melimpah di udara. Sementara itu kebutuhan air dan mineral

dapat diberikan dengan sistem hidroponik, artinya keberadaan tanah

sebenarnya bukanlah hal yang utama.

Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan hidroponik,

antara lain tanaman dapat dibudidayakan di segala tempat; risiko

kerusakan tanaman karena banjir, kurang air, dan erosi tidak ada;

tidak perlu lahan yang terlalu luas; pertumbuhan tanaman lebih

cepat; bebas dari hama; hasilnya berkualitas dan berkuantitas tinggi;

hemat biaya perawatan.

Jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan dari

golongan tanaman hias antara lain Philodendron, Dracaena, Aglonema,

dan Spatyphilum. Golongan sayuran yang dapat dihidroponikkan,

antara lain tomat, paprika, mentimun, selada, sawi, kangkung,

dan bayam. Adapun jenis tanaman buah yang dapat dihidroponikkan,

antara lain jambu air, melon, kedondong bangkok, dan

belimbing.

b. Penanaman secara aeroponik

Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan

ponos yang berarti daya. Jadi, aeroponik adalah pemberdayaan

udara. Sebenarnya aeroponik merupakan tipe hidroponik (memberdayakan

air), karena air yang berisi larutan unsur hara disemburkan

dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar

tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap larutan hara

tersebut.

Prinsip dari aeroponik adalah sebagai berikut. Helaian


styrofoam diberi lubang-lubang tanam dengan jarak 15 cm. Dengan

menggunakan ganjal busa atau rockwool, anak semai sayuran

ditancapkan pada lubang tanam. Akar tanaman akan menjuntai

bebas ke bawah. Di bawah helaian styrofoam terdapat sprinkler

(pengabut) yang memancarkan kabut larutan hara ke atas hingga

mengenai akar.

3. Bioteknologi Modern

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli

telah mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan

prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam bioteknologi

modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif

dan efisien.

Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam

industri makanan tetapi telah mencakup berbagai bidang, seperti

rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan sumber energi,

dan sebagainya. Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin

besar manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang. Beberapa

penerapan bioteknologi modern sebagai berikut.

a. Rekayasa genetika

Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan

gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang

diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau

rekombinasi DNA.

Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan


sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap

makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat

direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifatsifat

makhluk hidup secara turun-temurun.

Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak

cara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid,

dan rekombinasi DNA.

1) Transplantasi inti

Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel

yang lain agar didapatkan individu baru dengan sifat sesuai dengan

inti yang diterimanya. Transplantasi inti pernah dilakukan terhadap

sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak

yang bersifat diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum

tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan inti diploid. Setelah

diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali

sehingga terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula.

Blastula tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak sel

dan diambil intinya. Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke

dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya terbentuk ovum

berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum akan

berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin

yang sama.

2) Fusi sel

Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama
maupun berbeda supaya terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi

sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh

peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami).

Manfaat fusi sel, antara lain untuk pemetaan kromosom,

membuat antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Di

dalam fusi sel diperlukan adanya:

a) sel sumber gen (sumber sifat ideal);

b) sel wadah (sel yang mampu membelah cepat);

c) fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).

3) Teknologi plasmid

Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam

sel bakteri atau ragi di luar kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antara

lain:

a) merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu;

b) dapat beraplikasi diri;

c) dapat berpindah ke sel bakteri lain;

d) sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.

Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai

vektor atau pemindah gen ke dalam sel target.

4) Rekombinasi DNA

Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNA

dari sumber yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menyambungkan

gen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, rekombinasi

DNA disebut juga rekombinasi gen.

Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena alasan-alasan


sebagai berikut.

1) Struktur DNA setiap spesies makhluk hidup sama.

2) DNA dapat disambungkan

b. Bioteknologi bidang kedokteran

Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran,

misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal, vaksin,

antibiotika dan hormon.

1) Pembuatan antibodi monoklonal

Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari

suatu sumber tunggal. Manfaat antibodi monoklonal, antara lain:

a) untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam

urine wanita hamil;

b) mengikat racun dan menonaktifkannya;

c) mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan

lain.

2) Pembuatan vaksin

Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap

tubuh yang berasal dari mikroorganisme. Vaksin didapat dari

virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil

dari mikroorganisme tersebut.

3) Pembuatan antibiotika

Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme

tertentu dan berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme

lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari jamur

atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.


Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara besar-besaran

pada Perang Dunia II oleh para ahli dari Amerika Serikat dan

Inggris.

4) Pembuatan hormon

Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme

untuk memproduksi hormon. Hormon-hormon yang

telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison,

dan testosteron.

c. Bioteknologi bidang pertanian

Dewasa ini perkembangan industri maju dengan pesat.

Akibatnya, banyak lahan pertanian yang tergeser, lebih-lebih di

daerah sekitar perkotaan. Di sisi lain kebutuhan akan hasil pertanian

harus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.

Untuk mendukung hal tersebut, dewasa ini telah dikembangkan

bioteknologi di bidang pertanian. Beberapa penerapan bioteknologi

pertanian sebagai berikut.

1) Pembuatan tumbuhan yang mampu mengikat nitrogen

Nitrogen (N2) merupakan unsur esensial dari protein DNA

dan RNA. Pada tumbuhan polong-polongan sering ditemukan nodul

pada akarnya. Di dalam nodul tersebut terdapat bakteri Rhizobium

yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara, sehingga tumbuhan

polong-polongan dapat mencukupi kebutuhan nitrogennya sendiri.

Dengan bioteknologi, para peneliti mencoba mengembangkan

agar bakteri Rhizobium dapat hidup di dalam akar selain tumbuhan


polong-polongan. Di samping, itu juga berupaya meningkatkan

kemampuan bakteri dalam mengikat nitrogen dengan teknik

rekombinasi gen.

Kedua upaya di atas dilakukan untuk mengurangi atau meniadakan

penggunaan pupuk nitrogen yang dewasa ini banyak

digunakan di lahan pertanian dan menimbulkan efek samping yang

merugikan.

2) Pembuatan tumbuhan tahan hama

Tanaman yang tahan hama dapat dibuat melalui rekayasa

genetika dengan rekombinasi gen dan kultur sel. Contohnya, untuk

mendapatkan tanaman kentang yang kebal penyakit maka diperlukan

gen yang menentukan sifat kebal penyakit. Gen tersebut, kemudian

disisipkan pada sel tanaman kentang. Sel tanaman kentang

tersebut, kemudian ditumbuhkan menjadi tanaman kentang yang

tahan penyakit. Selanjutnya tanaman kentang tersebut dapat diperbanyak

dan disebarluaskan.

d. Bioteknologi bidang peternakan

Dengan bioteknologi dapat dikembangkan produk-produk

peternakan. Produk tersebut, misalnya berupa hormon pertumbuhan

yang dapat merangsang pertumbuhan hewan ternak. Dengan

rekayasa genetika dapat diciptakan hormon pertumbuhan hewan

buatan atau BST (Bovin Somatotropin Hormon). Hormon tersebut

direkayasa dari bakteri yang, jika diinfeksikan pada hewan dapat

mendorong pertumbuhan dan menaikkan produksi susu sampai


20%.

e. Bioteknologi bahan bakar masa depan

Kamu sudah mengetahui bahwa bahan bakar minyak

termasuk sumber daya yang tidak bisa diperbarui. Oleh karena itu,

suatu saat akan habis. Hal itu merupakan tantangan bagi para

ilmuwan untuk menemukan bahan bakar pengganti yang diproduksi

melalui bioteknologi.

Saat ini telah ditemukan dua jenis bahan bakar yang diproduksi

dari fermentasi limbah, yaitu gasbio (metana) dan gasahol

(alkohol).

Alternatif bahan bakar masa depan untuk menggantikan

minyak, antara lain adalah biogas dan gasohol. Biogas dibuat dalam

fase anaerob dalam fermentasi limbah kotoran makhluk hidup. Pada

fase anaerob akan dihasilkan gas metana yang dibakar dan digunakan

untuk bahan bakar.

Di negara Cina, dan India terdapat beberapa kelompok masyarakat

yang hidup di desa yang telah menerapkan teknologi

fermenter gasbio untuk menghasilkan metana. Bahan baku teknologi

fermenter tersebut adalah feses hewan, daun-daunan, kertas,

dan lain-lain yang akan diuraikan oleh bakteri dalam fermenter.

Sedangkan teknologi gasohol telah dikembangkan oleh

negara Brazil sejak harga minyak meningkat sekitar tahun 1970.

Gasohol dihasilkan dari fermentasi kapang terhadap gula tebu yang

melimpah. Gasohol bersifat murah, dapat diperbarui dan tidak


menimbulkan polusi.

f. Bioteknologi pengolahan limbah

Kaleng, kertas bekas, dan sisa makanan, sisa aktivitas

pertanian atau industri merupakan bahan yang biasanya sudah tak

dikehendaki oleh manusia. Bahan-bahan tersebut dinamakan limbah

atau sampah. Keberadaan limbah sangat mengancam lingkungan.

Oleh karena itu, harus ada upaya untuk menanganinya. Penanganan

sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan

ditimbun, dibakar, atau didaur ulang. Di antara semua cara tersebut

yang paling baik adalah dengan daur ulang.

Salah satu contoh proses daur ulang sampah yang telah diuji

pada beberapa sampah tumbuhan adalah proses pirolisis. Proses

pirolisis yaitu proses dekomposisi bahan-bahan sampah dengan

suhu tinggi pada kondisi tanpa oksigen. Dengan cara ini sampah

dapat diubah menjadi arang, gas (misal: metana) dan bahan

anorganik.

Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai

bahan bakar. Kelebihan bahan bakar hasil proses ini adalah

rendahnya kandungan sulfur, sehingga cukup mengurangi tingkat

pencemaran. Bahan hasil perombakan zat-zat makroorganik (dari

hewan, tumbuhan, manusia ataupun gabungannya) secara biologiskimiawi

dengan bantuan mikroorganisme (misalnya bakteri, jamur)

serta oleh hewan-hewan kecil disebut kompos.

Dalam pembuatan kompos, sangat diperlukan mikroorganisme.


Jenis mikroorganisme yang diperlukan dalam pembuatan kompos

bergantung pada bahan organik yang digunakan serta proses

yang berlangsung (misalnya proses itu secara aerob atau anaerob).

Selama proses pengomposan terjadilah penguraian, misalnya

selulosa, pembentukan asam organik terutama asam humat yang

penting dalam pembuatan humus. Hasil pengomposan bermanfaat

sebagai pupuk.

Bioteknologi dapat diterapkan dalam pengolahan limbah,

misalnya menguraikan minyak, air limbah, dan plastik. Cara lain

dalam mengatasi polusi minyak, yaitu dengan menggunakan

pengemulsi yang menyebabkan minyak bercampur dengan air

sehingga dapat dipecah oleh mikroba. Salah satu zat pengemulsi,

yaitu polisakarida yang disebut emulsan, diproduksi oleh bakteri

Acinetobacter calcoaceticus. Dengan bioteknologi, pengolahan

limbah menjadi terkontrol dan efektif. Pengolahan limbah secara

bioteknologi melibatkan kerja bakteri-bakteri aerob dan anaerob.

A. BIOTEK MODERN

Bioteknologi dalam Bidang Pertanian


Selain berperan penting dalam bidang kesehatan dan produksi pengolahan makanan,
bioteknologi juga dapat diterapkan dalam menunjang keberhasilan budidaya pertanian.
Beberapa contoh penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian misalnya dapat kita
temukan pada produksi pupuk kompos (bokashi), kultur jaringan, pemuliaan varietas unggul,
pupuk hayati, insektisida hayati, produksi perikanan, hingga produksi peternakan.
1. Pembuatan Kompos (Bokashi)

Contoh penerapan bioteknologi konvensional dalam bidang pertanian dapat dengan mudah
kita temui pada proses pembuatan pupuk kompos atau pupuk bokashi. Untuk mempercepat
proses dekomposisi bahan organik yang berasal dari dedaunan atau rerumputan, para
pembuat pupuk kompos umumnya akan menambahkan mikroorganisme pengurai bahan
organik. Dalam hal ini, mikroorganisme yang digunakan misalnya bakteri fotosintetik,
actinomicetes, bakteri asam laktat, ragi, dan jamur fermentasi . Dengan penambahan
mikroorganisme tersebut, fermentasi bahan organik berlangsung lebih cepat sehingga
produksi pupuk kompos dapat terus tersedia.
2. Kultur Jaringan

Kultur jaringan adalah teknik produksi bibit menggunakan organ-organ vegetatif tanaman
secara in vitro. Melalui teknik ini, petani dapat dengan mudah memperoleh bibit-bibit yang
seragam dan bibit-bibit yang sulit disemaikan menggunakan benih seperti bunga anggrek.
Teknik kultur jaringan juga dapat menyediakan bibit dalam jumlah banyak sekaligus.

3. Pemuliaan Varietas Unggul

Rekayasa genetika yang merupakan salah satu cabang bioteknologi berperan sangat besar
terhadap hadirnya berbagai jenis varietas unggul dari tanaman-tanaman budidaya pertanian.
Tanaman-tanaman hasil pemuliaan memiliki sifat dan keutamaan yang lebih baik
dibandingkan tanaman lokal. Contoh dari penerapan pengertian bioteknologi dalam bidang
ini antara lain benih padi unggul tahan wereng, padi genjah (berumur pendek), tembakau
rendah nikotin, kentang aneka rasa dan warna, semangka tanpa biji, dan lain sebagainya.

4. Pupuk Hayati

Penelitian di bidang pertanian yang terus dilakukan telah menghasilkan penemuan yang luar
biasa. Kini, telah diketahui bahwa ada beberapa jamur dan bakteri yang dapat bersimbiosis
dengan perakaran dan mampu menguraikan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman, seperti
Nitrogen dan Posfat, melalui fiksasi maupun autolisis. Beberapa mikroorganisme tersebut
misalnya jamur Mikoriza sp. dan bakteri Rhizobium.

5. Insektisida Hayati

Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pertanian juga dapat ditemukan dalam teknik
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman. Dewasa ini, kesadaran masyarakat tentang
dampak negatif penggunaan insektisida kimia yang semakin tumbuh telah membuat para
petani memanfaatkan berbagai mikroorganisme dalam mengendalikan hama dan penyakit
pada tanaman mereka. Pengendailan hama penyakit menggunakan mikroorganisme atau yang
juga disebut pengendalian hayati ini sangat ramah lingkungan. Contoh penerapan teknik ini
misalnya dapat ditemukan dalam penggunaan jamur Trhicogramma sp dalam pengendalian
ulat grayak, hama tanaman cabe.

6. Produksi Perikanan

Di bidang perikanan, rekayasa genetika (cabang utama dari bioteknologi) telah menghasilkan
induk ikan yang hanya dapat memproduksi anakan-anakan ikan betina. Dalam hal ini,
anakan-anakan ikan betina umumnya memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibanding
anakan ikan jantan sehingga produktivitas dalam budidaya perikanan menjadi semakin
meningkat.

7. Produksi Peternakan

Teknik inseminasi buatan, multiple oculation, transfer embrio, dan fertilisasi invitro juga
merupakan contoh penerapan bioteknologi di bidang peternakan. Melalui teknik-teknik
tersebut, kualitas dan kuantitas hasil peternakan menjadi semakin meningkat. Produktivitas
ternak dalam menghasilkan anakan baru atau menghasilkan daging dan susu, serta kekebalan
ternak terhadap serangan penyakit tertentu menjadi penunjang keberhasilan penerapan
bioteknologi peternakan masa kini.

Nah, demikianlah beberapa contoh penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian.


Sebetulnya masih ada banyak penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian yang belum
dijelaskan dalam artikel ini. Namun beberapa contoh di atas mungkin sudah cukup
menggambarkan peran besar
Bioteknologi Peternakan

Pemanfaatan bioteknologi di bidang peternakan lainnya adalah membuat hewan transgenik


dan teknologi induk buatan. Teknologi induk buatan ini sering dilakukan pada hewan langka
yang susah bereproduksi secara alami. Cara kerja transgenik ini adalah mentransplantasikan
Embrio hewan pada rahim spesies hewan lain yang masih berkerabat dekat. Dengan cara
tersebut diharapkan hewan yang sulit bereproduksi dapat terhindar dari kepunahan. Di bawah
ini saya akan membahas beberapa Penerapan prinsip bioteknologi di bidang peternakan.

5 Contoh Bioteknologi Peternakan

Ads by google:
1. Teknologi transplantasi nukleus

Teknologi transplantasi nukleus ini lebih dikenal dengan teknologi kloning. transplantasi
kloning adalah teknologi yang digunakan untuk mendapatkan hasil individu duplikasi atau
mirip dengan induknya. Teknologi kloning sudah berhasil dilakukan pada beberapa spesies
hewan. Salah satu contoh adalah pengkloningan domba yang dikenal sebagai Domba Dolly.
Melalui kloning hewan ini, beberapa organ tubuh manusia untuk keperluan transplantasi
penyembuhan suatu penyakit juga berhasil dibentuk.

2. Teknik Inseminasi Buatan

Teknik Inseminasi Buatan ini dalam masyarakat sering di sebut kawin suntik. Teknik
Inseminasi Buatan adalah suatu teknik atau cara untuk memasukkan sperma yang berasal dari
ternak jantan yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu ke dalam saluran alat kelamin
betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut insemination gun. Teknik
inseminasi buatan ini memiliki beberapa tujuan seperti berikut:
Memperbaiki kualitas genetika pada hewan ternak

Mengoptimalkan bibit pejantan unggul secara lebih besar dalam jangka waktu yang
lebih lama

Meningkatkan jumlah kelahiran dengan cepat serta teratur

Mencegah penyebaran dan penularan penyakit kelamin.

3. Transfer Embrio

Transver Embrio ini hampir sama dengan kawin suntik. Jika kawin suntik memfokuskan pada
sperma jantan, maka transfer embrio tidak hanya fokus pada potensi sperma jantan saja yang
dioptimalkan Transfer embrio ini juga fokus pada potensi betina yang berkualitas unggul dan
dimanfaatkan secara optimal.

Teknik yang disingkat TE ini memiliki teknik yang canggih. Betina unggul tidak perlu hamil
melainkan hanya berfungsi untuk menghasilkan embrio untuk selanjutnya dapat ditransfer
pada induk titipan dengan kualitas yang tidak perlu bagus tetapi memiliki kemampuan untuk
hamil.

Embrio yang akan dimasukkan ke resipien disimpan dalam foley kateter dua jalur yang steril
(tergantung dari ukuran serviks). Sebelum melakukan panen embrio, bagian vulva dan vagina
harus bersih dan disterilkan dengan menggunakan kapas yang mengandung alkohol 70%.
Embrio yang dihasilkan dapat langsung di kirim ke dalam sapi resipien bahkan bisa
dibekukan dan disimpan jika ingin mentransfer pada lain waktu.

4. Teknologi Transgenik
Teknologi Transgenik adalah teknologi yang dilakukan pada hewan yang telah mengalami
rekayasa genetika sehingga dapat dihasilkan hewan dengan sifat yang diharap. Teknologi
transgenik pada hewan ini dilakukan dengan cara penyuntingan fragmen pada DNA secara
mikro ke dalam sel telur yang telah mengalami pembuahan. Tujuan dari teknologi Transgenik
ini adalah meningkatkan produktifitas dari hewan ternak seperti daging, susu, dan telur.

Artikel Terkait :
Bioteknologi Pertanian Terbaru
Dampak Bioteknologi Terhadap Lingkungan
Dampak Negatif Bioteknologi Terhadap Kesehatan

5. Hormon BST (Bovine Somatotrophin)

Dengan rekayasa genetika dapat menghasilkan hormon pertumbuhan hewan yaitu BST.
Untuk Menghasilkannya memerlukan sebagai berikut:

Plasmid bakteri E. Coli dipotong dengan enzim endonuklease

Gen somatotropin mamalia sapi diisolasi dari sel sapi

Gen somatotropin dimasukkan ke plasmid bakteri

Bakteri yang menghasilkan bovin somatotropin ditumbuhkan dalam tangki fermentasi

Bovine somatotropin diambil dari bakteri dan akan dimurnikan.


Hormon BST ini dapat memicu pertumbuhan dan meningkatkan produksi pada susu. Hormon
BST ini mengontrol laktasi atau pengeluaran susu sapi dengan meningkatkan jumlah sel-sel
di kelenjar susu. Jika hormon yang dibuat dengan rekayasa genetika ini disuntikkan pada
hewan, maka produksi susu akan meningkat sampai 20%.

Pemakaian Hormon BST ini telah disetujui oleh lembaga Food and Drug Administration
(FDA). lembaga FDA ini tugasnya mengawasi obat dan makanan di negara Amerika.
Amerika berpendapat susu yang dihasilkan oleh hormon BST aman untuk di konsumsi.
Namun di Eropa hal ini dilarang karena penyakit mastitis pada hewan yang diberikan hormon
BST ini meningkat 70%.

Selain meningkatkan produksi susu, hormon BST ini juga dapat memperbesar ukuran ternak
menjadi 2 kali lipat dari ukuran normal. Cara penggunaannya dengan menyuntikkan sel telur
yang akan dibuahi dengan hormon BST. Daging hewan yang dihasilkan dari hormon BST ini
kurang mengandung lemak. Jadi dikhawatirkan kalau hormon ini dapat mengganggu
kesehatan manusia.

BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN

A. Pengertian
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu, bioteknologi tradisional dan bioteknologi konvensional. Bioteknologi dapat
diterapkan dalam berbagai bidang yaitu bidang kesehatan, bidang pangan, bidang industri,
bidang pertanian dan bidang kelautan.

B. Perkembangan Bioteknologi di Bidang Kesehatan


1. Pada tahun 1928
Penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Flaaming.
2. Tahun 1944
Avery, Macleod, Mc Carty mendemostrasikan DNA adalah bahan genetik.
3. Tahun 1973
Boyler dan Cohen memaparkan teknologi DNA rekombinan.
4. Tahun 1975
Kohler dan milsetein manjabarkan produksi antibodi monoklonal.
5. Tahun 1978
Genetech menghasilkn insulin manusia dalam E.Coli
6. Tahun 1997
Kloning hewan ( domba dolly ) dari sel dewasa ( sel kambing ).
7. Tahun 2000
Ditemukan proses bayi tabung

C. Penerapan Bioteknologi di Bidang Kesehatan


Penerapan bioteknologi konvensional dan modern di bidang kesehatan telah membawa
kemajuan yang pesat. Beberapa contoh penerapan bioteknologi modern di bidang kesehatan
antara lain sebagai berikut.
1. Antibodi monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu epitop saja.
Antibodi monoklonal ini dapat dihasilkan dengan teknik hibridoma. Sel hibridoma
merupakan fusi sel dan sel. Epitop adalah adalah area tertentu pada molekul antigenik, yang
mengikat antibodi atau pencerap sel B maupun sel T, umumnya molekul berukuran besar,
seperti protein dan polisakarida dapat menunjukkan sifat antigen. Teknik Hibridoma adalah
penggabungan dua sel dari organisme yang sama maupun berbeda sehingga menghasilkan sel
tunggal berupa sel hibrid ( hibridoma ) yang memiliki kombinasi dari sifat kedua sel tersebut.
Teknik hibridoma ini sangat penting untuk menghasilkan antibodi dan hormon dalam jumlah
yang besar.
Kegunaan antibodi monoklonal adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin (HCG) dalam urin wanita
hamil.
2. Untuk mengikat racun dan menonaktifkannya, contohnya racun tetanus dan kelebihan obat
digoxin dapat dinonaktifkan oleh antibodi ini.
3. Mencegah penolakan jaringan terhadap sel hasil transplantasi jaringan lain.
4. Antibodi monoklonal sekarang telah digunakan untuk banyak masalah diagnostik seperti
mengidentifikasi agen infeksi, mengidentifikasi tumor, antigen dan antibodi auto, mengukur
protein dan level obat pada serum, mengenali darah dan jaringan, mengidentifikasi sel
spesifik yang terlibat dalam respon kekebalan dan mengidentifikasi serta mengkuantifikasi
hormon.
2. Penggunaan Mikroorganisme Pada Hormon
Terdapat penyakit-penyakit tertentu pada manusia yang disebabkan oleh adanya masalah
pada hormon. Misalnya, penyakit diabetes mellitus (DM) atau lebih dikenal sebagai penyakit
kencing manis. Penderita penyakit ini kekurangan hormon insulin sehingga kadar gula dalam
darahnya sangat tinggi. Dengan adanya bioteknologi, saat ini hormon insulin telah dapat
dihasilkan secara buatan (transgenik) dengan bantuan bakteri Escherichia coli (Gambar 2).
(a) Pembuatan insulin dilakukan dengan menyisipkan gen insulin ke dalam bakteri. (b)
Kini, insulin mudah didapatkan oleh penderita diabetes mellitus dalam bentuk cair. Pada sel
bakteri E. coli, dimasukkan DNA sel manusia yang mengandung gen insulin sehingga
bakteri E. coli dapat menghasilkan insulin. Karena bakteri dapat berkembang biak dengan
cepat maka hormon insulin pun dapat dihasilkan dalam jumlah yang banyak.
3. Antibiotik
Kata antibiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu anti yang berarti menangkal dan bios
yang berarti hidup. Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Literatur lain mendefinisikan antibiotik sebagai
substansi yang bahkan di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan
reproduksi bakteri dan fungi. Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi
menjadi dua:
1. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap
bakteri.
2. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat
pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh
dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.
Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum.
Penicillium chrysogenum digunakan untuk memperbaiki penisilin yang sudah ada dengan
mutasi secara radiasi ultra violet dan sinar X. Selain Penicillium chrysogenu, beberapa
mikroorganisme juga digunakan sebagai antibiotik, antara lain:
Cephalospurium : Penisilin.
Cephalosporium : Sefalospurin c.
Streptomyces : Streptomisin, untuk pengobatan TBC.

4. Vaksin
Inovasi bioteknologi terutama rekombinan DNA telah membuka kemungkinan baru untuk
memproduksi vaksin hidup dengan mudah. Untuk melakukan itu dibutuhkan organisme
vektor yang sesuai, dan virus vaccinia merupakan vektor yang paling terkenal saat ini di
samping cytomegalovirus sebagai calon vektor potensial. Virus vaccinia sudah lama dikenal
dan digunakan untuk vaksinasi smallpox. Selama digunakan, sudah tak diragukan lagi
keefektifannya dan relatif aman, stabil, serta mudah cara pemberiannya. Virus vaccinia
mempunyai beberapa karakteristik yang khas sehingga terpilih sebagai vektor untuk
menghasilkan vaksin rekombinan hidup. la merupakan virus DNA, manipulasi genetik dapat
dilakukan relatip mudah, ia mempunyai genom yang dapat menerima banyak DNA asing,
mudah ditumbuhkan dan dimurnikan serta mempunyai range host yang lebar pada manusia
dan hewan. Sifat virus vaccinia memungkinkan dilakukan rekayasa genetika dan mampu
mengekspresikan informasi antigen asing dari berbagai patogen. Bila vaksin hidup hasil
rekombinan ini digunakan untuk vaksinasi binatang maka binatang tersebut akan
memperlihatkan respon imunologis terhadap antigen patogenik yang dimaksud.
Beberapa laporan percobaan telah memperlihatkan vaksinasi binatang percobaan dengan
virus rekombinan berhasil melindungi binatang ini terhadap penyakit yang berhubungan.
Beberapa laporan telah mengekspresikan berbagai penyakit, seperti herpes simplex virus
glycoprotein, influenza virus hemagglutinin, hepatitis B virus surface antigen, rabies virus
glycoprotein, plasmodium know-lesi sporozoite antigen dan sebagainya. Rekombinan ini
telah memperlihatkan reaksi kekebalan terhadap patogen-patogen tersebut.
5. Sel punca
Sel punca adalah jenis sel khusus dengan kemampuan membentuk ulang dirinya dan
dalam saat yang bersamaan membentuk sel yang terspesialisasi. Aplikasi terapeutik sel stem
embrionik pada berbagai penyakit degeneratif. Dalam Cermin Dunia Kedokteran, meskipun
kebanyakan sel dalam tubuh seperti jantung maupun hati telah terbentuk khusus untuk
memenuhi fungsi tertentu, stem cell selalu berada dalam keadaan tidak terdiferensiasi sampai
ada sinyal tertentu yang mengarahkannya berdiferensiasi menjadi sel jenis tertentu.
Kemampuannya untuk berproliferasi bersamaan dengan kemampuannya berdiferensiasi
menjadi jenis sel tertentu inilah yang membuatnya unik . Karakteristik biologis dan
diferensiasi stem cell fokus pada mesenchymal stem cell.
Aplikasi dari sel punca diantaranya adalah pengobatan infark jantung yaitu menggunakan
sel punca yang berasal dari sumsum tulang untuk mengganti sel-sel pembuluh yang rusak
(neovaskularisasi). Aplikasi terapeutik sel stem embrionik pada berbagai penyakit
degeneratif. Selain itu, sel punca diduga dapat digunakan untuk pengobatan diabetes tipe I
dengan cara mengganti sel pankreas yang sudah rusak dengan sel pankreas hasil diferensiasi
sel punca. Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi penolakan yang dapat terjadi seperti
pada transplantasi pankreas dari binatang. Sejauh ini percobaan telah berhasil dilakukan pada
mencit.
6. Bayi tabung
Untuk dapat menghasilkan seorang bayi, harus terjadi pertemuan antara sel telur ibu dan
sel sperma ayah. Kadang kala proses pertemuan sel telur dan sel sperma (fertilisasi) tidak
dapat terjadi secara baik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya penghalang di saluran
telur, atau karena kualitas sperma yang kurang bagus sehingga tidak dapat mencapai sel telur.
Jika terjadi masalah tersebut, dapat diatasi dengan teknologi yang disebut teknologi bayi
tabung. Teknik bayi tabung ini adalah teknik untuk mempertemukan sel sperma dan sel telur
di luar tubuh sang ibu (in vitro fertilization). Setelah terjadi pertemuan antara sel sperma dan
sel telur ini terjadi, proses selanjutnya, embrio yang dihasilkan ditanamkan kembali di rahim
ibu hingga terbentuk bayi dan Aplikasi Terapeutik Sel Stem Embrionik pada Berbagai
Penyakit Degeneratif dilahirkan secara normal.

Suatu terobosan baru telah dilakukan di Colorado AS. Pasangan Jack dan Lisa melakukan
program bayi tabung bukan semata-mata untuk mendapatkan turunan, tetapi karena perlu
donor bagi putrinya Molly yang berusia 6 tahun dan menderita penyakit fanconi anemia.
Fanconi anemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh tidak berfungsinya sumsum
tulang belakang sebagai penghasil darah. Jika dibiarkan akan menyebabkan penyakit
leukemia. Satu-satunya pengobatan adalah melakukan pencakokkan sumsum tulang dari
saudara sekandung, tetapi masalahnya, Molly adalah anak tunggal. Teknologi bayi tabung
diterapkan untuk mendapatkan anak yang bebas dari penyakit fanconi anemia. Melalui teknik
Pra Implantasi genetik diagnosis dapat dideteksi embrio-embrio yang membawa gen
fanconi. Dari 15 embrio yang dihasilkan, ternyata hanya 1embrio yang terbebas dari gen
fanconi. Embrio ini kemudian ditransfer ke rahim Lisa dan 14 embrio lainnya dimusnahkan.
Bayi tabung ini lahir 29 Agustus 2000 yang lalu, dan beberapa jam setelah lahir, diambil
sampel darah dari umbilical cord (pembuluh darah yang menghubungkan bayi dengan
placenta) untuk ditransfer ke darah Molly. Sel-sel dalam darah tersebut diharapkan akan
merangsang sumsum tulang belakang Molly untuk memproduksi darah.
7. Terapi gen
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan
(abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit. Pada awalnya,
terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang terjadi karena
mutasi pada satu gen, seperti penyakit fibrosis sistik (suatu penyakit keturunan yang
menyebabkan kelenjar tertentu menghasilkan sekret abnormal, sehingga timbul beberapa
gejala; yang terpenting adalah yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru).
Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut dilakukan dengan memasukkan gen normal
yang spesifik ke dalam sel yang memiliki gen mutan. Terapi gen kemudian berkembang
untuk mengobati penyakit yang terjadi karena mutasi di banyak gen, seperti kanker. Selain
memasukkan gen normal ke dalam sel mutan, mekanisme terapi gen lain yang dapat
digunakan adalah melakukan rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal
dengan gen normal, mencegah ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen, dan
melakukan mutasi balik selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali.
Beberapa penyakit yang dapat diterapi menggunakan terapi gen:
a. Defisiensi Kekebalan Kombinasi Akut yaitu penyakit akibat defisiensi dari limfosit T dan
limfosit B akibat kekurangan enzim ADA sebagai faktor pematangan dari kedua limfosit
tersebut. Terapi yang digunakan adalah dengan cara terapi gen, yaitu mengkultur sel T dari
penderita dengan sel T orang normal yang mempunya DNA penghasil enzim ADA.
b. Penyakit Hemofilia adalah manusia yang faktor VIII dalam darahnya jumlahnya sedikit. Jika
orang normal memiliki jumlah faktor VIII dalam darahnya sebanyak 100 unit, maka penderita
hemofili ringan hanya memiliki sekitar 30 unit saja (6-30 persen), sedangkan penderita
hemofili berat hanya memiliki faktor VIII dalam darahnya kurang dari 5 unit atau 1 persen
saja. Akibatnya penderita tidak memiliki kemampuan dalam pembekuan darah. Terapi gen
merupakan salah satu cara penyembuhan penyakit hemofili dengan memperbaiki kerusakan
genetis, yaitu melalui penggantian gen yang tidak rusak dan berfungsi normal. Penyembuhan
melalui terapi gen ini tidak dapat secara permanen dan masih harus dilakukan secara berkala.
c. Penyakit Thallasemia, merupakan suatu penyakit darah bawaan yang menyebabkan sel darah
merah pecah (hemolisis), sel darah merah penderita mengandung sedikit hemoglobin dan sel
darah putihnya meningkat jumlahnya. thallasemia merupakan penyakit keturunan yang paling
banyak dijumpai di Indonesia dan Italia. 6 sampai 10% dari 100 orang Indonesia membawa
gen penyakit ini. Jika dua orang yang sama-sama membawa gen ini menikah maka satu dari
empat anak mereka akan menderita thallasemia berat. Kelainan gen ini akan mengakibatkan
kekurangan salah satu unsur pembentuk hemoglobin (Hb), sehingga produksi Hb berkurang.
Terdapat tiga jenis thallasemia yaitu: mayor, intermediate dan karier. Pada thallasemia mayor,
Hb sama sekali tidak diproduksi. Akibatnya penderita akan mengalami anemia berat. Dalam
hal ini jika penderita tidak diobati, maka bentuk tulang wajahnya akan berubah dan warna
kulitnya menjadi hitam. Selama hidupnya penderita akan tergantung pada transfusi darah. Hal
ini dapat berakibat fatal, karena efek samping dari transfusi darah yang terus menerus akan
mengakibatkan kelebihan zat besi. Terapi gen merupakan harapan baru bagi penderita
thallasemia di masa mendatang. Terapi dilakukan dengan menggantikan sel tunas yang rusak
pada sumsum tulang penderita dengan sel tunas dari donor yang sehat. Hal ini sudah diuji
cobakan pada mencit.

DAFTAR PUSTAKA

Arsal, A. Farida. 2007. Bioteknologi Modern. Makassar : Universitas Negeri Makassar.


Baratawidjaja, Karnen Garna. 2006. Imunologi Dasar. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Hanafi, Arif Riswahyudi dan Elisna Syahruddin. Antibodi Monoklonal dan Aplikasinya Pada
Terapi Target (Targeted Therapy) Kanker Paru. Jakarta : Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan.
Radji, Maksum. 2010. Imunologi dan Virologi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.
Sudjaji. 2008. Bioteknologi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Kanisius

Berikut ini adalah hasil-hasil penerapan bioteknologi dalam bidang industri.

Produksi asam sitrat

Asam sitrat berfungsi untuk memberikan cita rasa, pengemulsi susu, dan antioksidan.
Umumnya asam ini banyak terdapat pada jeruk. Saat ini dengan bioteknologi telah dapat
dibuat asam sitrat dari tetes gula dan sirup dengan bantuan bakteri Aspergilus niger.

Produksi vitamin
Umumnya vitamin diperoleh dari ekstrasi bahan-bahan yang mengandung vitamin secara
alami atau dari bahan kimia. Saat ini telah banyak diproduksi vitamin dari mikroorganisme,
contohnya :

Vitamin B1 yang dihasilkan oleh Assbya gossipii.

Vitamin B12 yang dihasilkan oleh Propionibacterium dan Pseudomonas.

Enzim

Enzim merupakan zat yang membantu dalam suatu reaksi kimia. Beberapa enzim yang dapat
dihasilkan dengan menerapkan bioteknologi adalah :

Amylase, enzim ini digunakan dalam produksi sirup, kanji, dan glukosa. Contoh
mikroba yang menghaslkan enzim ini adalah Aspergillus niger, Aspergillus oryzae,
dan Bacillus subtilis.

Protease, merupakan enzim yang digunakan dalam produksi roti dan bir. Protease
proteolitik berfungsi sebagai pelunak daging dan campuran deterjen untuk
menghilangkan noda protein. Mikroba yang digunakan antara lain adalah Asprgillur
oryzae, dan Bacillus subtilis.

Lipase, enzim ini digunakan dalam produksi susu dan keju untuk meningkatkan cita
rasa. Mikroba yang digunakan adalah Aspergillus niger dan Rhizopus spp.

Asam amino seperti asam glutamate dan lisin. Asam glutamate merupakan bahan
utama dalam pembuatan MSG (monosodium glutamate), sedangkan lisin adalah asam
amino esensial yang dibutuhkan dalam jumlah besar oleh ternak. Produksi asam
glutamate dan lisin ini menggunakan bantuan bakteri Corynobacterium glutamicum.

biologi pertanian. bioteknologi klasik


biologi pertanian

Posted on 30 Mei 2015

Tinjauan Tentang Biologi

Biologi merupakan salah satu cabang ilmu dari Ilmu Pengetahuan Alam atau yang biasa kita
singkat dengan IPA. Biologi berasal dari dua kata, yaitu bios yang berarti hidup dan logos
yang berarti ilmu. Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Tak hanya
mempelajari tentang makhluk hidup saja, tetapi biologi juga mempelajari segala aspek yang
menyertainya. Dalam pengembangan penerapan biologi yang dikenal sebagai biologi terapan,
biologi dapat dihubungkan dengan berbagai ilmu, contohnya kimia, fisika, matematika serta
teknologi informatika sehingga muncullah ilmu-ilmu baru seperti biokimia (hubungan antara
biologi dengan kimia) dan biofisika (hubungan antara biologi dengan fisika) yang kemudian
bergabung dan membentuk suatu ilmu baru lagi yaitu bioteknologi. Selain itu, biologi juga
berkaitan erat dengan ilmu sosial dan membentuk ilmu-ilmu baru yang salah satu contohnya
adalah psikologi dan biogeografi. Ilmu terapan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan umat manusia di belahan bumi ini. Bidang yang tergolong biologi terapan
misalnya kedokteran, pertanian, perikanan, kesehatan, farmasi, dan bioteknologi.

Secara garis besar, biologi dapat dibagi menjadi dua cabang ilmu, yaitu:

Zoologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan hewan di alam semesta ini.

Botani, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan tumbuhan di alam semesta
ini.

Ada berbagai cabang ilmu biologi, yaitu :

1. a) Ekologi : Ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup dan


lingkungannya.

2. b) Morfologi : Ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur makhluk hidup.

3. c) Sitologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan fungsi sel.

4. d) Mikrobiologi : Ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan mikroorganisme.

5. e) Fisiologi : Ilmu yang mempelajari sifat faal dan cara kerja dari tubuh suatu
organisme.

6. f) Taksonomi : Ilmu yang mempelajari klasifikasi atau pengelompokan makhluk


hidup.

7. g) Evolusi : Ilmu yang mempelajari perubahan dan perkembangan serta hubungan


kekerabatan jenis makhluk hidup.

8. h) Embriologi : Ilmu yang mempelajari perkembangan suatu organisme, mulai dari


zigot sampai menjadi dewasa.

9. i) Genetika : Ilmu yang mempelajari cara menurunnya sifat pada makhluk hidup.

10. j) Patologi : ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk penyakit.

Jadi, tidak akan mungkin dapat menguasai ilmu terapan tersebut tanpa menguasai ilmu
biologi. Biologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang hidup, dan dalam
biologi memiliki kekhususan bidang pendalaman materi yang merupakan ciri khusus dari
cabang biologi itu sendiri.
Manfaat Ilmu Biologi Dalam Bidang Pertanian

Manfaat ilmu biologi dalam bidang pertanian, sebagai contoh Ilmu Biologi merupakan dasar
dari Ilmu Pertanian terutama dalam penemuan jenis tanaman unggul, rekayasa genetika
tumbuhan dan hewan. Misalnya: pengetahuan mengenai sifat suatu tanaman berdasarkan
analisa sel (ilmu biologi) membuat manusia mampu menerapkan cara pembudidayaan yang
tepat dan pengolahan hasilnya lebih lanjut (pertanian). Pengetahuan mengenai sifat dan
karakter serangga yang berhubungan dengan iklim atau musim (ilmu biologi) membuat
manusia dapat menetapkan waktu bercocok tanam yang tepat atau metode penanggulangan
hama serangga tersebut (ilmu pertanian).

Ilmu Terapan (Bioteknologi) Dalam Bidang Pertanian

Bioteknologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang pemanfaatan
makhluk hidup dan penggunaan biokimia, mikrobiologi, serta rekayasa kimia secara terpadu
dengan tujuan memperoleh penerapan teknologi di bidang industri, kesehatan atau
kedokteran, dan pertanian dari kapasitas mikroba, sel atau jaringan sebagai kultur. Selain itu,
bioteknologi juga menghasilkan barang atau jasa untuk kepentingan makhluk hidup.

Berdasarkan prosesnya bioteknologi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Bioteknologi klasik atau konvensional

Bioteknologi klasik atau konvensional merupakan praktik bioteknologi yang dilakukan


dengan cara dan peralatan sederhana, tanpa melakukan rekayasa genetika. Bioteknologi
klasik atau konvensional, contohnya : bir, wine, sake, yoghurt, roti, keju, kecap, tempe, tape,
dan oncom.

2) Bioteknologi modern

Bioteknologi modern merupakan praktik bioteknologi yang diperkaya dengan rekayasa


genetika, yaitu suatu teknik pemanipulasian materi genetika. Pada teknik tersebut terjadi
pemindahan materi genetika (transfer gen) dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup
lainnya. Melalui teknik tersebut manusia dapat mengontrol produk yang dihasilkan sesuai
dengan keinginannya. Contohnya, dihasilkannya tanaman tahan hama dan penyakit, buah-
buahan bersifat tahan lama, dan ternak yang mampu menghasilkan susu dalam jumlah yang
lebih banyak.

Kegiatan utama dalam ruang lingkup bioteknologi, yaitu:

1. Rekayasa Genetika

Dalam bidang pertanian rekayasa genetika juga dapat difungsikan sebagai kegiatan utama
dalam ruang lingkup bioteknologi. Rekayasa genetika merupakan salah satu teknologi yang
potensial sebagai alternatif pemecahan masalah pangan dunia untuk menghasilkan tanaman
transgenik. Tanaman transgenik merupakan tanaman yang mempunyai gen asing di dalam
genomnya. Gen asing pada umumnya berasal dari bakteri atau tanaman lain yang membawa
sifat tertentu. Sifat yang dibawa oleh gen asing ini merupakan sifat unggul yang tidak
dimiliki tanaman inang. Tanaman transgenik telah banyak dilepas sebagai tanaman pangan
dengan tujuan seperti tahan insekta, tahan herbisida, mengandung vitamin dan gizi tinggi,
tahan penyimpanan jangka panjang, dan toleran terhadap lingkungan secara langsung
berperan dalam meningkatkan produktifitas. Tanaman transgenik yang tahan terhadap insekta
akan menurunkan frekuensi aplikasi pestisida. Pengurangan pemakaian pestisida sama artinya
dengan tidak memasukkan bahan-bahan kimia berbahaya ke dalam lingkungan, sehingga
dampak pencemaran lingkungan dapat dikurangi. Resiko dari produk transgenik tidak akan
lebih besar dari produk hasil persilangan alamiah. Beberapa resiko pangan transgenik yang
mungkin terjadi antara lain resiko alergi, keracunan dan tahan antibiotik. Sehingga sampai
saat ini fakta menunjukkan bahwa kelompok tanaman ini telah memberi banyak manfaat
khususnya dalam dunia pertanian karena memiliki produktivitas dan kualitas tinggi serta
lebih ramah lingkungan.

Teknik-teknik untuk Rekayasa Genetika, seperti teknik transfer nukleus, teknik pemotongan,
penyambungan dan penyisipan gen, dimana teknik-teknik ini bertujuan untuk mencari atau
menciptakan jenis tanaman dengan sifat unggul tertentu (tanaman transgenik). Teknik-teknik
rekayasa genetika seperti ini biasanya dilanjutkan dengan suatu teknik yang disebut Kloning.
Istilah Klon merupakan garis turunan individu-individu yang secara genetik identik. Klon
juga diartikan sebagai usaha membuat satu atau lebih replika (duplikat) suatu individu, sel,
ataupun gen. Pengaplikasian yang sudah berhasil dilakukan adalah pada terciptanya tanaman
budi daya yang mampu menghasilkan insektisida sendiri, sehingga tanaman tersebut tidak
perlu disemprot insektisida lagi saat di lahan pertanian nantinya. Contoh jenis tanaman
pangan yang telah berhasil di rekayasa dengan tiujuan tersebut adalah tanaman buah apel, pir,
kol/kubis, brokoli, dan kentang. Teknik rekayasa genetika ini juga sudah berhasil
menciptakan tanaman budi daya yang mampu mengikat nitrogen bebas sendiri dari udara,
sehingga tanaman tersebut tidak perlu diberi pupuk nitrogen sintetik lagi saat di lahan
pertanian nantinya. Contoh jenis tanaman yang sudah berhasil direkayasa untuk tujuan
tersebut adalah pada padi dan gandum.

2. Kultur Jaringan

Kultur jaringan adalah teknik menumbuhkan jaringan atau sel menjadi individu baru pada
media khusus yang asptik. Kultur jaringan sel tumbuhan dapat tumbuh pada kultur (media
tumbuh) yang cukup mengandung nutrienbat. Prinsip dasar kultur jaringan dan sel adalah
bahwa sel yang diisolasikan akan mengembangkan potensi dasarnya (totipotensi). Potongan
daun cocor bebek, misalnya, dapat tumbuh membentuk akar, batang, dan daun menjadi
tanaman cocor bebek yang baru dengan sifat individu unggul.

Dengan menggunakan teknik kultur Jaringan, tanaman yang sudah diketahui berkhasiat
sebagai obat, atau pun tanaman budi daya yang sudah diketahui keunggulan mutunya, dapat
diproduksi dengan waktu singkat, dalam jumlah yang banyak, tanpa memerlukan lahan yang
luas, dan dengan kondisi steril. Teknik kultur jaringan ini termasuk salah satu usaha kloning,
dimana individu-individu baru yang dihasilkan akan sama persis atau identik dengan suatu
tanaman yang sudah diketahui manfaat maupun keunggulannya. Adapun contoh-contoh
tanaman budi daya yang sudah berhasil diperbanyak dengan teknik kultur jaringan tersebut
antara lain tanaman kelapa sawit, tanaman anggrek, tanaman pisang barangan, dan wortel.

3. Proyek genom

Proyek genom adalah proyek menyekuen urutan DNA setiap kromosom dari ujung ke ujung.
Proyek genom pada tanaman sangat menjanjikan untuk mendapatkan informasi terlengkap
tentang seluruh sifat biologis tanaman. Informasi ini akan membantu kita memahami
bagaimana gen-gen menyebabkan tanaman mampu melaksanakan segala aktivitasnya sebagai
makhluk hidup.

Tanaman menyediakan materi untuk kebutuhan industri seperti minyak, tekstil, bahan bakar
dan obat-obatan. Nenek moyang kita dahulu meningkatkan kualitas tanaman dengan
menyeleksi tanaman berdasarkan sifat dan karakter yang diinginkan melalui proses
persilangan yang panjang. Sifat unggul dari satu tanaman liar digabungkan ke tanaman lain
sehingga terbentuk tanaman baru dengan beberapa karakter yang lebih bagus. Proses panjang
ini telah memungkinkan lahirnya revolusi hijau, dalam hal ini produk pertanian teroptimalkan
sampai menyamai pertambahan jumlah penduduk. Meskipun demikian, ledakan pendudu
terutama di negaranegara berkembang yang diikuti oleh berkurangnya lahan-lahan pertanian
untuk pemukiman menyebabkan pertanian tidak seimbang lagi. Dengan demikian, usaha
persilangan yang memakan waktu lama dengan sendirinya tidak mampu meningkatkan hasil
produksi untuk mencukupi kebutuhan pangan pada masa mendatang. Untuk itu diperlukan
satu teknologi baru guna meningkatkan produksi pangan secara lebih cepat. Adapun targetnya
adalah untuk mengisolasi gen-gen yang memberikan sifat unggul, seperti sifat tahan penyakit,
sifat toleran pada tanah bergaram, dan sifat alami lainnya, di antaranya gen yang mengatur
pembentukan minyak biji-bijian atau waktu berbunga yang semuanya berdampak pada hasil
panen.

4. Teknik mutasi buatan

Teknik Mutasi Buatan merupakan usaha merubah susunan atau jumlah materi genetik/DNA
dengan menggunakan radiasi sinar radioaktif (sinar X, alpha, beta dan gamma) atau dengan
senyawa kimia (kolkisin).

Teknik mutasi dengan sinar gamma biasanya ditujukan untuk menghasilkan biji-biji tanaman
padi dan palawija, agar berumur pendek (cepat dipanen), hasilnya banyak dan tahan terhadap
serangan hama wereng. Selain itu, terdapat teknik mutasi buatan lainnya, yakni teknik
perendaman biji-biji tanaman perkebunan dan pertanian dalam senyawa kolkisin, senyawa ini
menyebabkan tanaman mempunyai buah yang besar dan tidak berbiji; misalnya buah
semangka, pepaya, jeruk, dan anggur tanpa biji. Namun sayangnya tanaman ini tidak dapat
menghasilkan tanaman baru sebagai keturunannya, karena buah-buahan yang dihasilkan tidak
memiliki organ reproduksi yaitu biji.

Dengan demikian teknik-teknik yang dilakukan dalam perkembangan bioteknologi seperti


teknik Rekayasa Genetika, Kultur Jaringan, dan teknik Mutasi Buatan pun kini sudah berhasil
membantu mengatasi masalah rawan pangan.

2) Tempe
Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe
mempunyai beberapa khasiat, seperti dapat mencegah dan
mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan
duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar
kolesterol, dapat mengurangi toksisitas, meningkatkan vitalitas,
mencegah anemia, menghambat ketuaan, serta mampu
menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga
diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme,
dalam hal ini kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling
sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus, yaitu
Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus,
dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan
mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya
menjadi produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan
karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein
tempe sampai sembilan kali lipat.

3) Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan
menggunakan sel-sel ragi. Ragi menghasilkan enzim yang dapat
mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan
alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan
pengalaman.

2. Bioteknologi Bidang Pertanian

a. Penanaman secara hidroponik


Hidroponik berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang
berarti air dan ponos yang berarti bekerja. Jadi, hidroponik
artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam praktiknya
hidroponik dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media
yang digunakan. Adapun metode yang digunakan dalam hidroponik,
antara lain metode kultur air (menggunakan media air), metode
kultur pasir (menggunakan media pasir), dan metode porus
(menggunakan media kerikil, pecahan batu bata, dan lain-lain).
Metode yang tergolong berhasil dan mudah diterapkan adalah
metode pasir.

b. Penanaman secara aeroponik


Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan
ponos yang berarti daya. Jadi, aeroponik adalah pemberdayaan
udara. Sebenarnya aeroponik merupakan tipe hidroponik
(memberdayakan air), karena air yang berisi larutan unsur hara
disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman.
Akar tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap larutan
hara tersebut.

3. Bioteknologi Bidang Peternakan


Bioteknologi tradisional di bidang peternakan , misalnya pada
domba ankon yang merupakan domba berkaki pendek dan
bengkok , sebagai hasil mutasi alami dan sapi Jersey yang
diseleksi oleh manusia agar menghasilkan susu dengan kandungan
krim lebih banyak .

4. Bioteknologi Bidang Kesehatan dan Pengobatan


Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang
pengobatan , misalnya antibiotic penisilin yang digunakan untuk
pengobatan , diisolasi dari bakteri dan jamur , dan vaksin yang
merupakan mikroorganisme yang toksinnya telah dimatikan
bermanfaat untuk meningkatkan imunitas .

Perkembangan Bioteknologi industri di Indonesia


Perkembangan Bioteknologi Industri/Bioindustri di Indonesia Apabila
perkembangan bioteknologi secara keilmuwan di Indonesia kuat khususnya di bidang
pertanian, perkembangan industri/bioindustri Indonesia justru sebaliknya. Seperti contoh di
pendahuluan, bioteknologi pertanian dengan pemanfaatan tanaman transgenik oleh
perusahaan seperti Monsanto/Monagro Kimia, banyak mendapat tantangan. Sehingga
pemanfaatan bioteknologi pertanian kita masih bersandar pada bioteknologi tingkat tua yaitu
pemanfaatan pada tingkat seluler bukan molekuler. Contohnya adalah industri kultur jaringan
yang berkembang baik dalam industri kehutanan dengan kebutuhan penyediaan bibit tanaman
untuk reboisasi maupun untuk estetika seperti bunga-buga untuk pajangan seperti anggrek,
dsb. Kultur jaringan adalah pembuatan bibit dan perbanyakannya menggunakan permainan
komposisi media. Yang digunakan bisa segala sumber organ tumbuhan mulai dari biji, daun,
tunas, dsb jadi lebih luas dari teknologi pembibitan konvensial dengan stek. Yang
dimanipulasi adalah sel penyusun organ itu untuk berubah menjadi tanaman sempurna
melalui hormon-hormon dalam media yang digunakan. Jadi ini adalah bioteknologi tingkat
tua, bukan bioteknologi modern.
Bioteknologi pangan, cukup berkembang dengan baik walau belum tereksploitasi
secara optimal. Misalnya komposisi kecap yang membedakan rasa, warna dan bau/flavor
sangat dipengaruhi oleh jenis kedelai sebagai bahan baku dan juga mikroba yang digunakan.
Sementara ini semua masih dilakukan secara tradisional walau secara penelitian sudah ada
yang mulai mengarah pada pemanfaatan flavornya. Demikian pula berbagai buah dan produk
pertanian untuk pangan baik sebagai perasa seperti vanili maupun pewarna dan bau yang
banyak dieksploitasi oleh industri flavor Eropa dan Amerika di Indonesia, juga makin
merasakan pentingnya bioteknologi modern. Selain flavor, kebutuhan yang besar adalah
enzim dan protein yang banyak digunakan dalam proses pembuatan produk pangan seperti
enzim protease, enzim lipase, dsb. Tak terkecuali dengan pemanfaatan baru di kosmetik dan
kebersihan seperti munculnya pasta gigi yang mengurangi detergen dengan mengganti
protease, shampoo dengan komposisi protein collagen, dll. Sektor industri yang semakin
besar cakupan penggunaan bioteknologinya di Indonesia adalah industri farmasi. Mungkin
hal ini tidak terlalu didengar karena sebagian besar komponen industri farmasi masih impor
dan produk-produk obat untuk bioteknologi masih dinikmati oleh kalangan berpunya di kota
besar saja. Obat - obat untuk pengobatan dan pendukung terapi kanker misalnya, seperti
hormon eritropoietin, hormon growth colony, stimulting factor, antibodi spesifik, dsb adalah
contoh-contoh obat yang sekali suntik sekian juta rupiah harganya. Kalau obat resep seperti
disebutkan, tidak pernah diiklankan di media massa, tapi alat kedokteran untuk diagnosa bisa
diamati. Misalnya alat diagnosa penyakit DM yang harus mengukur kadar gula darahnya
secara teratur menggunakan alat pengukur gula darah, sudah mulai diiklankan di media
massa cetak nasional sejak beberapa tahun terakhir [14]. Komponen utama dalam perangkat
elektronik ini adalah enzim yang mengubah molekul glukosa menjadi sinyal elektronik.
Perusahaan farmasi nasional baik yang BUMN seperti PT Kimia Farma, Tbk dan PT Kalbe
Farma juga mulai melirik kebutuhan produk obat bioteknologi. PT Kimia Farma
menggandeng LIPI dan lembaga riset Jerman, Fraunhofer untuk mengembangkan teknologi
produksi obat-obat berbasis protein yang lebih murah dengan teknologi molecular farming.
PT Kalbe Farma menggandeng lembaga riset Kuba dan Eropa dengan membentuk anak
perusahaan bernama Innogen yang berkantor di Singapura.
Berikut ini beberapa industri atau bidang usaha yang memanfaatkan organisme
dalam proses pembuatannya.
a. Industri Makanan dan Minuman
Dalam industri makanan dan minuman, mikroorganisme berperan penting untuk
menghasilkan berbagai bahan seperti asam cuka dan minuman fermentasi. Minuman hasil
fermentasi biasanya mengandung alkohol. Contohnya adalah bir, rum, anggur, wiski, dan
minuman beralkohol lain. Mikroorganisme yang berperan adalah khamir (jenis jamur
uniseluler, contohnya Saccharomyces cerevisiae). Produk minuman fermentasi berbeda-beda
sesuai dengan bahan mentah dan jenis khamir yang digunakan. Contohnya rum merupakan
hasil fermentasi dari jagung sedangkan anggur merupakan hasil fermentasi dari sari buah
anggur. Khamir yang digunakan pada rum dan anggur adalah sama-sama dari genus
Saccharomyces.
Di Indonesia sendiri sudah berdiri banyak industri dibidang makanan atau minuman
yang menggunakan bioteknologi. Yaitu menggunakan bioteknologi kenvensional maupun
modern.Contohnya seperti industri pembuatan kecap, yogurt, roti, keju dan lain-lainnya.

b. Industri Farmasi dan Obat-Obatan


Dalam industri farmasi atau industri obat-obatan, mikroorganisme menghasilkan
antibiotik dan hormon. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang
dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, khususnya mikroorganisme parasit
pada tubuh manusia dan hewan. Penisilin merupakan antibiotik pertama yang dibuat dalam
skala industri, dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum. Contoh lain adalah neomisin-B
dihasilkan oleh Streptomyces fradiae, streptomisin dihasilkan oleh Streptomyces griseus, dan
fumigilin dihasilkan oleh Aspergillus fumigatus. Hormon juga dapat dihasilkan oleh
mikroorganisme. Contohnya hormon insulin berguna untuk menolong penderita diabetes
melitus. Bahan lain yang dihasilkan adalah berbagai jenis asam amino, enzim, dan vitamin.
Contoh industri di Indonesia dibidang farmasi dan obat-obata yaitu Perusahaan farmasi
nasional baik yang BUMN seperti PT Kimia Farma, Tbk dan PT Kalbe Farma juga mulai
melirik kebutuhan produk obat bioteknologi. PT Kimia Farma menggandeng LIPI dan
lembaga riset Jerman, Fraunhofer untuk mengembangkan teknologi produksi obat-obat
berbasis protein.

c. Produk Sumber Energi


Contoh dari bioteknologi industri yag berkembang di Indonesia yaitu pada
perusahaan perkebunan kelapa sawit BUMN PTPN Vdi Riau yang memproduksi biogas
dengan mengolah limbah cair kelapa sawit, ada pula industri penghasil gas elpiji Prosesnya
mikrooganisme mencerna kotoran menjadi gas metana, gas ini kemudian dapat dialirkan ke
rumah-rumah sebagai penghasil energi seperti gas elpiji. Limbahnya sangat baik untuk pupuk
tanaman. Agar lebih jelas lihat Gambar berikut:
Melalui bioteknologi, dapat juga mengubah kotoran hewan, sampah, dan limbah
pertanian dijadikan energi dengan bantuan mikroorganisme. Gas bio atau biogas adalah hasil
fermentasi berbagai mikroorganisme yang banyak mengandung gas metana. Oleh karena itu
gas bio dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas dan penerangan. Prinsip pembuatan
gas bio seperti pada pembentukan gas yang terjadi pada hewan memamah biak, misalnya
sapi. Di dalam lambung sapi, serat dari rumput yang bercampur air akan diubah oleh bakteri
menjadi asam organik. Kemudian asam organik akan berubah menjadi gas metan dan karbon
dioksida dengan bantuan mikroorganisme seperti Bacterioides, Clostridium butyrinum,
Methanobacterium, Methanobacillus, dan Eschericia coli.

d. Industri Perminyakan dan Pertambangan


Mikroorganisme digunakan dalam berbagai bidang perminyakan dan pertambangan.
Dalam bidang perminyakan berperan dalam pembentukan minyak, eksplorasi minyak, dan
pembersihan ceceran minyak. Selain itu beberapa jenis bakteri dapat dimanfaatkan dalam
pemisahan logam dari bijihnya. Contohnya adalah Thiobacillus ferooxidans. Bakteri ini
tumbuh dalam lingkungan asam, seperti tempat pertambangan dan mampu memisahkan
tembaga-tembaga dari bijinya melalui reaksi kimia. Strain yang lain mampu memisahkan
logam besi dari bijihnya (besi sulfida). Chlorella vulgaris juga dapat melepaskan emas dari
bijihnya dan mengakumulasi emas itu di dalam selnya. Jenis bakteri yang lain telah
digunakan untuk memperoleh kembali beberapa bijih logam seperti mangan (Mn) dan
uranium yang terdapat pada konsentrasi rendah pada bijih.
Mikroorganisme bermanfaat dalam pertambangan karena alasan-alasan berikut :
Tidak merusak lingkungan dibandingkan pengolahan dengan bahan kimia.
Lebih banyaknya mineral yang dapat menggunakan mikroorganisme dalam pengolahannya.
Mikroorganisme mampu mengumpulkan mineral dari bijih yang hanya mengandung sedikit
mineral. Bijih miskin mineral ini tidak layak diproses secara konvensional.

e. Industri Plastik
Bahan biodegradable polymer termasuk salah satu produk baru yang dikembangkan
di Indonesia. Bahan itu lebih murah dibanding bahan plastik lainnya. Waktu hancurnya lebih
singkat. Bahan ini juga tidak beracun dan sangat aman untuk membungkus makanan.Bahan
biodegradable polymer termasuk salah satu produk baru yang dikembangkan di Indonesia.
Bahan itu lebih murah dibanding bahan plastik lainnya. Waktu hancurnya lebih singkat.
Bahan ini juga tidak beracun dan sangat aman untuk membungkus makanan.
Plastik dan polimer banyak digunakan masyarakat. Hampir setiap produk
menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Setiap tahun sekitar 100 juta ton
plastik diproduksi dunia untuk digunakan di berbagai sektor industri. Kira-kira sebesar itulah
sampah plastik yang dihasilkan setiap tahun.
Material plastik banyak digunakan karena mempunyai sifat unggul, seperti ringan,
transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat. Sebaliknya, plastik masih mempunyai sifat kurang menguntungkan. Plastik
tidak mudah hancur karena lingkungan, baik oleh cuaca hujan dan panas matahari maupun
mikroba yang hidup dalam tanah. Beranjak dari permasalahan itu, muncul pemikiran
menggunakan bahan alternatif untuk membuat material polimer yang ramah lingkungan
(biodegradable, Red). Di beberapa negara maju, bahan plastik biodegradable sudah
diproduksi secara komersial, seperti poli hidroksi alkanoat (PHA), poli e-kaprolakton (PCL),
poli butilen suksinat (PBS), dan poli asam laktat (PLA). Namun, kebanyakan bahan baku
untuk bahan plastik biodegradable masih menggunakan sumber daya alam yang tidak
diperbarui (non-renewable resources, Red) dan tidak hemat energi. Dengan demikian, tentu
pengembangan bahan plastik biodegradable yang memanfaatkan bahan-bahan alam terbarui
(renewable resources, Red) sangat diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Bioteknologi (Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi, diakses 15 Februari


2015).
Anonim. 2014. Bioteknologi Industri (Online).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi_industri. diakses 15 Februari 2015).
Anonim. 2015. Bahan Plastik Ramah Lingkugan (Online) http://www.biotek.lipi.go.id/index.php/8-
news/general4/338-bahan-plastik-ramah-lingkungan. diakses pada taggal 22 Februari 2014
Fembrisma. 2015. Bioteknologi Industri (Online)
https://fembrisma.wordpress.com/science/bioteknologi/bioteknologi-industri/. Diakses pada
tanggal 15 januari 2015.

Nutrigenomik Pada Sindrom Metabolik


Nutrigenomik merupakan peran nutrient pada nutrisi gen-protein-metabolic (transkriptomik, proteomic,
metabolomic).Atau Nutrigenomik merupakan kajian terhadap interaksi zat gizi dan komponen makanan dengan
bahan genetika atau yang disebut dengan ekspresi gen. Keadaan sehat seseorang dapat menjadi suatu penyakit
yang kronis akibat perubahan ekspresi gen atau gejala epigenetik akibat kandungan zat-zat di dalam makanan.
Nutrigenomik dan nutrigenetik merupakan displin ilmu yang mengeksplorasi interaksi antara gizi dan
gen, tapi menerapkan pendekatan yang berbeda dalam mengetahui mekanisme, bagaimana gizi dapat
mempengaruhi perkembangan penyakit. Ilmu nutrigenomik menggambarkan penggunaan alat genomik
fungsional untuk menelitii sistem biologi yang distimulus oleh gizi, sehingga akan membantu dalam
meningkatkan pemahaman tentang seluruh komponen genom (proese transkriptome, proteome, dan
metabolome didalam sel, jaringan, atau organisme) terhadap pengaruh diet, serta mengidentifikasi gen yang
mempengaruhi risiko penyakit terhadap diet. Hal ini akan membantu memahami bagaimana pengaruh gizi
terhadap jalur metabolisme dan bagaimana ganguan fase awal dari suatu penyakit yang berhubungan dengan
diet serta mekanisme dasar pada genetik .
Perbedaan individu dengan perbedaan genetic dapat merespon nutrient dalam makanan yang
dikonsumsi.
Pada beberapa orang dengan diet pada makanan dapat menjadi factor resiko untuk beberapa penyakit.
Pengaruh gen terhadap keadaan sakit ataupun sehat sangat berpengaruh.
Nutrigenomik melibatkan beberapa sub bidang :
1. Genomic
Genom adalah keseluruhan dari urutan DNA pada suatu organisme yang berisikan semua urutan nukleotida,
termasuk struktur gen, pengaturan urutan , dan urutan non-coding DNA. Genomik adalah studi dari genom,
yang merupakan disiplin ilmu, mencakup pemetaan, urutan, dan analisa semua gen ada dalam genom, dengan
berfokus pada penentuan variasi genom antara individu. Kebutuhan akan urutan genom manusia dalam
rancangan genom manusia telah menyebabkan munculnya bidang penelitian ilmiah baru, metodologi baru, dan
alat/teknolgi baru, yang mungkin dikembangkan melalui pendekatan penempatan genomitu sendiri. Sebuah
era baru dalam ilmu biomedis akan dimulai setelah rancangan genom manusia selesai. Era ini disebut sebagai
omics era dan akan mencakup: genomics ( DNA), transcriptomik, proteomik (protein), dan metabolomik
(metabolit), dengan bioinformatika yang memungkinkan pengunaan biaya yang lebih murah, integrasi, dan
analisis data yang dihasilkan.
Integrasi dari semua ini akan menjadi sebuah sistem biologi atau genomik fungsional. Genomik fungsional akan
mengungkap peran gen fungsional yang berbeda dengan cara, bagaimana gen saling berinteraksi atau
mempengaruhi satu sama lain. Pengenalan pendektan genomik dalam bidang ilmu gizi, memuncul disiplin ilmu
baru yang disebut nutrigenomik.
2. Transcriptomic akan merespon nutrisi dalam makanan yang akan dilanjutkan sebagai ekspresi gen. Transkripsi
ini akan menghasilkan transkrip RNA yang diproduksi dari DNA di genom.
Transcriptomika adalah ilmu yang mengkaji transkriptome (ekspresi gen pada tingkat mRNA). Transkriptome
adalah sekumpulan RNA yang dihasilkan dari genom. Hal ini mengambarkan ekspresi gen (mRNA) yang
dianalisis pada sebuah sampel biologis dalam kondisi tertentu, menggunakan cDNA atau
oligonukleotida dengan teknologi microarray. Microarray merupakan alat yang paling banyak digunakan dalam
teknologi omics. Fenotipe sutau individu dapat diatur lokasi transkripsi-nya oleh komponen makanan dengan
mengatur tingkat transkripsi gen (Elaine et al., 2006). Banyak zat gizi esensial dan komponen bioaktif dalam
makanan (makanan fungsional) dapat berfungsi sebagai regulator penting pada pola ekspresi suatu gen dengan
memodifikasi transkripsi dan translasi gen, sehingga dapat mengubah respons biologis, seperti metabolisme,
pertumbuhan sel, dan diferensiasi. Semua proses ini sangat penting dalam proses penyakit. Teknik microarray
DNA, memungkinkan dilakukanya evaluasi secara bersaam transkripsi dari ribuan gen dan ekspresi gen yang
relatif antara sel normal dan sel sakit, baik sebelum atau sesudah terpapar komponen diet yang berbeda. Dari
teknik ini dapat dikumpulkan data-data yang akan membantu dalam menemukan biomarker baru untuk
diagnosis dan prediksi prognosis suatu penyakit serta sarana baru untuk terapi yang digunakan.
3. Proteomic merupakan efek nutrient pada sintesis protein, struktur protein dan ekspresi protein. Proteomika
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang proteome. proteome merupakan seperangkat protein yang
diproduksi dari ekspresi gen di dalam sel. proteome sangat dinamis dan memliki kompleksitas yang sangat
banyak. proteome pada manusia diperkirakan terdiri dari 100.000 protein. Tiga kategori penting pada bahasan
proteomika ialah: ekspresi protein, struktur protein, dan fungsi protein, yang mecakup: jumlah, distribusi,
modifikasi pasca-tranlasi, fungsi, dan interaksi dengan molekul biologi lainnya dari semua protein pada sampel
biologis.
Metode proteomik yang paling sering digunakan adalah:
Elektroforesis gel dua dimensi (2DE).
Shotgun proteomik dengan MS/MS dan Peptide mass fingerprinting untuk identifikasi protein.
Teknik spektrometri massa.

4. Metabolomic akan menganalisis profil dan fungsi metabolic. Metabolomika menitikberatkan pada
analisis metabolit dengan mengukur semua subtansi (selain DNA, RNA, atau protein) yang ada pada
sampel. Metabolome terdiri dari satu rangkaian lengkap metabolit yang disintesis oleh sistem biologis
dan merupakan produk akhir dari ekspresi gen (Harland, 2005; Corthesy et al., 2005; Gibney et al.,
2005). Dalam metabolomika, profil biokimia dan pengaturan fungsi metobilt ditentukan dalam
organisme secara keseluruhan, dengan menganalisa bio-cairan yang relevan (darah, urine, air liur,
ekstrak kotoran, cairan cerebrospinal) dan jaringan. Ini merupakan alat yang berguna untuk
menghasilkan profil metabolit pada individu, seperti frofil lipid (kolesterol, trigliserida) dan profil
vitamin. Hal ini memudahkan dalam meneliti regulasi metabolisme dan pergerakan sel-sel atau
jaringan, sebagai respons terhadap perubahan lingkungan tertentu. Tidak ada teknik tunggal yang cocok
untuk analisis semua jenis molekul, sehingga mencampur-adukan beberapa teknik, digunakan untuk
memisahkan metabolit. Metabolit dapat dipisahkan menurut reaksi kimia dan sifat fisik dengan
menggunakan metode seperti kromatografi gas, kromatografi cair tekanan tinggi (HPLC), dan
elektroforesis kapiler. Setelah itu, molekul diidentifikasi dengan menggunakan metode seperti
spektrometri massa. Metode analitik utama untuk metabolomika adalah resonansi magnet inti (NMR),
kromatografi gas-spektrometri massa, kromatografi cair-spektrometri massa, spektrometri massa, dan
spektrometri massa-ionisasi elektrospray. Bioinformatika diterapkan untuk analisis dan interpretasi data
yang diperoleh dari perbandingan kondisi sel yang berbeda. Namun, metabolomik belum memiliki
prosedur terstandar. Hal ini karena belum bisa mengukur keseluruhan proteome atau metabolome.
Pada maunisia, tidak diketahui, bahwa banyak metabolit endogen atau banyak makanan dapat dijadikan sebagai
metabolit eksogen atau sejauh mana makananan dapat menimbulkan perubahan pada profil metabolik. Terlebih
lagi, keterbatasan beberapa peneli dalam penggunaan fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan
khusus seperti pada metabolomika. Sampai saat ini, hanya ada beberapa contoh metabolomik pada subyek
manusia, yang telah diketahui.

Sekarang kita lanjut ke Metabolic syndrome.:)


Metabolic syndrom adalah kumpulan faktor resiko yang berhubungan yang akan menyebabkan meningkatnya
penyakit cardiovascular dan diabetes mellitus type II.
Kumpulan faktor resikonitu adalah :
Tekanan darah tinggi (obesitas)
Obesitas central
Resistance insulin
Atherogenic dislipidemia
Hiperglikemia

Nutrigenomic dan Tekanan Darah

Prevalensi hipertensi sangat bermacam-macam dalam ras dan grup etnik

Tingkatan prevalensi berhubungan dengan kultur dan genetik atau interaksi antara genetik dan
lingkungan atau factor nutrisi

Peningkatan factor resiko nutrisi seperti tingginya intake garam yang tidak sesuai yang akan
meningkatkan tekanan darah tinggi atau level yang abnormal.

Kadang-kadang kombinasi tingginya intake garam dengan factor yang lanilla seperti genetik akan
meningkatkan peningkatan tekanan darah dan level yang abnormal.

Hipertensi Terkait Gen dan Interaksi Diet

Menurut study yang berhubungan dengan study diet gen bahwa MTHFR dan asam folat sangat
berhubungan.

Gen mempunyai polimorfisme nukleotida tunggal pada posisi 677 di regio coding
methylenetetrahydratefolate reductase (MTHFR) gene.

MTHFR secara langsung dirubah menjadi folate dari diet yang lain kedalam sntesis DNA atau
remetilasi homocistein.
Polimorfismo C677T MTHFR mrnghasilkan residu valine ditempat residu alanine pada enzim, yag
mana keduanya stabil dan melakukan aktivitas enzim.

Aktivitas MTHFR yang rendah menurunkan reaksi remethilasi homocystein menjadi methionine yang
akan menjadi hyperhomocysteinemia.

Hyperhomocysteinemia menyebabkan stress oksidatif.

Pada stress oksidatif, reaksi radikal bebas dengan NO menyebabkan level NO rendah didalam sirkulasi.

Efek Nutrien Pada Level Homocystein

Status folat mempunyai peranan yang penting dalam regulasi plasma level homocystein.

Interaksi antara mutasi MTHFR C677T an status total plasma homocystein


Individu dengan genotip TT mempunyai resiko hyperhomocysteinemia walaupun mereka mempunyai defisiensi
folat marginal, yang mana individu dengan genotip CC mempunyai resiko hiperhomocysteinemia ketika mereka
mempunyai defisiensi asam folat yang parah.
Pada individu yang tidak mempunyai genotip TT dan intake asam folat yang terbatas, tingkat sintesis homocystein
dua kali lebih cepat daripada individu yang tidak mempunyai genotip CC.

Mutasi C677T yang terkait bagian MTHFR berikatan dengan folat to enzim MTHFR yang mana dapat
distabilkan oleh konsumsi folat pada individu yang tidak mempunyai genotip CT.

Folat akan mencegah lepasnya flavin co-factor dari enzim MTHFR. Subjek dengan genotip CT tidak
menunjukkan hiperhomo cysteinemia jika mereka tidak mempunyai defisiensi folat.
Gen Lain yang Mempengaruhi Perkembangan Metabolic Syndrom

Banyak gen yang mempengaruhi regulasi glukosa dan tekanan darah.

Diantara banyak gen adalah gen KCNJ11E23K coding untuk -cell K+ channels yang termasuk
kedalam cell glukosa.

Gen angiotensin converting enzyme (ACE) berkaitan dengan produksi angiotensin II

Gen sintesis endothelial nitric oxide termasuk kedalam produksi Nitrit Oxide.

Angiotensin II dan nitrit oxide pada darah sangat dipengaruhi tekanan darah pada manusia.
ADRB1 G389R

Reseptor -adrenergic sebagai kunci regulator catecholamine-mediated lipolysis pada manusia.

Reseptor 1- and 2-adrenergic (ADRB1 and ADRB2) yang diekspresikan pada beberapa jaringan
dan subtype predominan -receptor pada cardiac neurosit dan adiposit.

Substitusi asam amino pada glysin oleh arginin pada posisi 389 mempunyai penurunan lipolisis.

Varian pada PPARG dan ADRB1 juga menunjukkan gabungan additive pada MetSrisk.

Gabungan resiko pada keduanya berhubungan dengan peningkatan konsentrasi trigliseride sepanjang
waktu.
Varian ADRB1 juga berhubungan dengan peningkatan konsentrasi plasma glukasa puasa.

Dan gabungan atara level trigliserid dapat dijelaskan dengan efek pada adipogenesis dan liplisis.

Gen APOA5 meliputi metabolismo trigliserid dan dimodulasi oleh factor diet.

Gen criptic APOA2 mempunyai potencial apolipoprotein pada intake makanan, indeks massa tubuh
dan postprandial lipidemia.

Masa lemak dan obesitas mempunyai hubungan gen (FTO).

Proteomika
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Matrix-assisted laser desorption/ionization (MALDI), alat yang digunakan untuk mempelajari


protein.

Proteomika merupakan kajian secara molekular terhadap keseluruhan protein yang


dihasilkan dari ekspresi gen di dalam sel, terutama mengenai struktur dan fungsinya.[1][2]
Keseluruhan protein di dalam sel diistilahkan sebagai proteom.[3]Istilah proteomik pertama
kali dikenal pada tahun 1997, yang juga dibuat berdasarkan analogi genetika untuk ilmu yang
mempelajari mengenai gen.[4] Untuk istilah proteom sendiri berasal dari gabungan istilah
protein dan genom yang dikemukakan oleh Marc Wilkins pada tahun 1994 pada saat
mengambil gelar PhD.[3][5] Salah satu alat yang umumnya digunakan untuk ilmu ini adalah
matrix-assisted laser desorption/ionization (MALDI).[6]

Beberapa jenis metode telah dikembangkan untuk mempelajari protein.[7] Di mulai pada 1
abad lalu, proteomika menggunakan analisis 2D berupa gel elektroforesis poliakrilamida.[7]
Dengan menggunakan teknik ini, protein dalam suatu sampel dapat dipisahkan,
diindentifikasi, dan diukur berdasarkan berat molekulnya.[7] Dengan menggunakan analisis
ini, berbagai jenis protein yang dihasilkan oleh beragam bakeri, seperti Escherichia coli, telah
berhasil dipisahkan dan dipurifikasi.[7] Teknologi lain yang dikembangkan adalah
spektrometri massa yang bersifat sangat sensitif.[7] Di samping itu, Kromatografi cair
berperforma tinggi (HPLC) juga dapat digunakan di mana sampel yang digunakan
diinjeksikan ke dalam kolom bertekanan tinggi dan protein yang terkandung di dalamnya
akan berikatan dengan matriks yang ada.[7]

A.PENGERTIAN METABOLISME

Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua makhluk
hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan
lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu metabole yang
berarti perubahan, dapat kita katakana bahwa makhluk hidup mendapat, mengolah dan
mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.

Metabolisme Makanan

B.JENIS-JENIS METABOLISME

Metabolisme memiliki dua arah lintasan metabolic, yaitu :

Katabolisme yang merupakan penguraian suatu zat menjadi partikel yang lebih
kecil untuk dijadikan energy.

Anabolisme yang merupakan reaksi untuk merangkai senyawa organic dari


molekul molekul tertentu agar dapat diserap oleh tubuh.

C.PROSES METABOLISME
Didalam tubuh terjadi 3 proses metabolism utama yaitu :

1.Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme merupakan proses yang berlangsung dalam organisme,baik secara


mekanis maupun kimiawi.Metabolisme itu sendiri terdiri dari 2 proses
yaitu anabolisme(pembentukan molekul) dan Katabolisme(Penguraian
molekul).Pada proses pencernaan makanan,karbohidrat mengalami proses
hidrolisis(penguraian dengan menggunakan molekul air).Proses pencernaan
karbohidrat terjadi dengan menguraikan polisakarida menjadi monosakarida.

Ketika makanan dikunyah,makanan akan bercampur dengan air liur yang mengandung
enzim ptialin (suatu amilase yang disekresikan oleh kelenjar parotis di dalam
mulut).Enzim ini menghidrolisis pati(salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan
gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul glukosa.makanan
berada di mulut hanya dalam waktu yang singkat dan mungkin tidak lebih dari 3-5%
dari pati yang telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan.
Artikel Penunjang : Pengertian,Manfaat, dan Macam Macam Hidrolisis

Sekalipun makanan tidak berada cukup lama dlaam mulut untuk dipecah oleh ptialin
menjadi maltosa,tetapi kerja ptialin dapat berlangsung terus menerus selama satu jam
setalah makanan memasuki lambung,yaitu sampai isi lambung bercampur dengan zat
yang disekresikan oleh lambung.Selanjutnya aktivitas ptialin dari air liur dihambat
oelh zat asam yang disekresikan oleh lambung.Hal ini dikarenakan ptialin merupakan
enzim amilase yang tidak aktif saat PH medium turun di bawah 4,0.
Setelah makan dikosongkan dari lambung dan masuk ke duodenum (usus dua belas
jari),makanan kemudian bercampur dengan getah pankreas.Pati yang belum di pecah
akan dicerna oleh amilase yang diperoleh dari sekresi pankreas.Sekresi pankreas ini
mengandung amilase yang fungsinya sama dengan -amilase pada air liur,yaitu
memcah pati menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya.Namun,pati pada
umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil
lainnya sebelum melewati lambung.
Artikel Penunjang : Pengertian,Fungsi dan Struktur Pankreas

Hasil akhir dari proses pencernaan adalah glukosa,fruktosa,glaktosa,manosa dan


monosakarida lainnya.Senyawa-senyawa tersebut kemudian diabsorpsi melalui
dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Artikel Penunjang : Struktur dan Fungsi Hati

Glukosa sebagai salah satu hasil dari pemecahan pati akan mengalami dau
proses di dalam hati,yaitu:

Pertama,Glukosa akan beredar bersama aliran darah untuk memenuhi


kebutuhan energi sel-sel tubuh

Kedua,jika di dalam hati terdapat kelebihan glukosa (gula darah),glukosa akan


di ubah menjadi glikogen(gula otot) dengan bantuan hormon insulin dan secara
otomatis akan menjaga keseimbangan gula darah.Glikogen di simpan di dalam
hati,jika sewaktu-waktu dibutuhkan,glikogen di ubah kembali menjadi glukosa
dengan bantuan hormon adrenaline.

2. Metabolisme Protein
Metabolisme Protein

Protein dalam makanan hampir sebagian besar berasal dari daging dan sayur-
sayuran.Protein dicerna di lambung oleh enzim pepsin,yang aktif pada pH 2-3
(suasana asam).
Artikel Penunjang : Pengertian, Sifat, Fungsi dan Macam Macam Enzim
Pepsin mampu mencerna semua jenis protein yang berada dalam makanan.Salah satu
hal terpenting dari penceranaan yang dilakukan pepsin adalah kemampuannya untuk
mencerna kolagen.Kolagen merupakan bahan daasar utama jaringan ikat pada kulit
dan tulang rawan.
Pepsin memulai proses pencernaan Protein.Proses pencernaan yang dilakukan pepsin
meliputi 10-30% dari pencernaan protein total.Pemecahan protein ini merupakan
proses hidrolisis yang terjadi pada rantai polipeptida.

Sebagian besar proses pencernaan protein terjadi di usus.Ketika protein meninggalkan


lambung,biasanya protein dalam bentuk proteosa,pepton,dan polipeptida besar.Setelah
memasuki usus,produk-produk yang telah di pecah sebagian besar akan bercampur
dengan enzim pankreas di bawah pengaruh enzim proteolitik,seperti
tripsin,kimotripsin,dan peptidase.Baik tripsin maupun kimotripsin memecah molekul
protein menjadi polipeptida kecil.Peptidase kemudian akan melepaskan asam-asam
amino.

Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber,yaitu penyerapan
melalui dinding usus,hasil penguraian protein dalam sel,dan hasil sintesis asam amino
dalam sel.asam amino yang disintesis dalam sel maupun yang dihasilkan dari proses
penguraian protein dalam hati dibawa oleh darah untuk digunakan di dalam
jaringan.dala hal ini hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam
darah.

Kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh,melainkan akan dirombak di dalam hati
menjadi senyawa yang mengandung unsur N,seperti NH3 (amonia) dan NH4OH
(amonium hidroksida),serta senyawa yyang tidak mengandung unsur N.Senyawa yang
mengandung unsur N akan disintesis menjadi urea.Pembentukan urea berlangsung di
dalam hati karena hanya sel-sel hati yang dapat menghasilkan enzim arginase.Urea
yang dihasilkan tidak dibutuhkan oleh tubuh,sehingga diangkut bersama zat-zat
lainnya menuju ginjal laul dikeluarkan melalui urin.sebaliknya,senyawa yang tidak
mengandung unsur N akan disintesis kembali mejadi bahan baku karbohidrat dan
lemak,sehingga dapat di oksidasi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi.

3.Metabolisme Lemak

Metabolisme Lemak

Pencernaan lemak tidak terjadi di mulut dan lambung karena di tempat tersebut tidak
terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis atau memecah lemak.Pencernaan
lemak terjadi di dalam usus,karena usus mengandung lipase.

Lemak keluar daari lambung masuk ke dalam usus sehingga merangsang hormon
kolesistokinin.Hormon kolesistokinin menyebabkan kantung empedu berkontraksi
sehingga mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum(usus dua belaas
jari).Empedu mengandung garam empedu yang memegang peranan penting dalam
mengemulsikan lemak.Emulsi Lemak merupakan pemecahan lemak yang berukuran
besar menjadai butiran lemak yang berukuran lebih kecil.ukuran lemak yang lebih
kecil (trigliserida) yang teremulsi akan memudahkan hidrolisis lemak oleh lipase yang
dihasilkan dari penkreas.Lipase pankreas akan menghidrolisis lemak teremulsi
menjadi campuran asam lemak dan monoligserida (gliserida tunggal).Pengeluaran
cairan penkreas dirancang oleh hormon sekretin yang berperan dalam meningkatkan
jumlah elektrolit (senyawa penghantar listrik) dan cairan pankreas,serta pankreoenzim
yang berperan untuk merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pankreas.

Anda mungkin juga menyukai