Anda di halaman 1dari 22

BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG KESEHATAN

- Desember 19, 2015

A. Pengertian

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, bioteknologi
tradisional dan bioteknologi konvensional. Bioteknologi dapat diterapkan dalam berbagai bidang
yaitu bidang kesehatan, bidang pangan, bidang industri, bidang pertanian dan bidang kelautan.

B. Perkembangan Bioteknologi di Bidang Kesehatan

1. Pada tahun 1928

Penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Flaaming.

2. Tahun 1944

Avery, Macleod, Mc Carty mendemostrasikan DNA adalah bahan genetik.

3. Tahun 1973

Boyler dan Cohen memaparkan teknologi DNA rekombinan.

4. Tahun 1975

Kohler dan milsetein manjabarkan produksi antibodi monoklonal.

5. Tahun 1978

Genetech menghasilkn insulin manusia dalam E.Coli

6. Tahun 1997

Kloning hewan ( domba dolly ) dari sel dewasa ( sel kambing ).

7. Tahun 2000

Ditemukan proses bayi tabung

C. Penerapan Bioteknologi di Bidang Kesehatan

Penerapan bioteknologi konvensional dan modern di bidang kesehatan telah membawa kemajuan
yang pesat. Beberapa contoh penerapan bioteknologi modern di bidang kesehatan antara lain
sebagai berikut.

1. Antibodi monoklonal

Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu epitop saja. Antibodi
monoklonal ini dapat dihasilkan dengan teknik hibridoma. Sel hibridoma merupakan fusi sel dan sel.
Epitop adalah adalah area tertentu pada molekul antigenik, yang mengikat antibodi atau pencerap
sel B maupun sel T, umumnya molekul berukuran besar, seperti protein dan polisakarida dapat
menunjukkan sifat antigen. Teknik Hibridoma adalah penggabungan dua sel dari organisme yang
sama maupun berbeda sehingga menghasilkan sel tunggal berupa sel hibrid ( hibridoma ) yang
memiliki kombinasi dari sifat kedua sel tersebut. Teknik hibridoma ini sangat penting untuk
menghasilkan antibodi dan hormon dalam jumlah yang besar.

Kegunaan antibodi monoklonal adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin (HCG) dalam urin wanita hamil.

2. Untuk mengikat racun dan menonaktifkannya, contohnya racun tetanus dan kelebihan obat
digoxin dapat dinonaktifkan oleh antibodi ini.

3. Mencegah penolakan jaringan terhadap sel hasil transplantasi jaringan lain.

4. Antibodi monoklonal sekarang telah digunakan untuk banyak masalah diagnostik seperti
mengidentifikasi agen infeksi, mengidentifikasi tumor, antigen dan antibodi auto, mengukur protein
dan level obat pada serum, mengenali darah dan jaringan, mengidentifikasi sel spesifik yang terlibat
dalam respon kekebalan dan mengidentifikasi serta mengkuantifikasi hormon.

2. Penggunaan Mikroorganisme Pada Hormon

Terdapat penyakit-penyakit tertentu pada manusia yang disebabkan oleh adanya masalah pada
hormon. Misalnya, penyakit diabetes mellitus (DM) atau lebih dikenal sebagai penyakit kencing
manis. Penderita penyakit ini kekurangan hormon insulin sehingga kadar gula dalam darahnya
sangat tinggi. Dengan adanya bioteknologi, saat ini hormon insulin telah dapat dihasilkan secara
buatan (transgenik) dengan bantuan bakteri Escherichia coli (Gambar 2).

(a) Pembuatan insulin dilakukan dengan menyisipkan gen insulin ke dalam bakteri. (b) Kini, insulin
mudah didapatkan oleh penderita diabetes mellitus dalam bentuk cair. Pada sel bakteri E. coli,
dimasukkan DNA sel manusia yang mengandung gen insulin sehingga bakteri E. coli dapat
menghasilkan insulin. Karena bakteri dapat berkembang biak dengan cepat maka hormon insulin
pun dapat dihasilkan dalam jumlah yang banyak.

3. Antibiotik

Kata antibiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu “anti” yang berarti menangkal dan “bios” yang
berarti hidup. Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai
efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri. Literatur lain mendefinisikan antibiotik sebagai substansi yang bahkan di
dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri dan fungi.
Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi menjadi dua:

1. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri.

2. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat pertumbuhan
atau multiplikasi bakteri.

Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari
jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.

Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum. Penicillium
chrysogenum digunakan untuk memperbaiki penisilin yang sudah ada dengan mutasi secara radiasi
ultra violet dan sinar X. Selain Penicillium chrysogenu, beberapa mikroorganisme juga digunakan
sebagai antibiotik, antara lain:

Cephalospurium : Penisilin.

Cephalosporium : Sefalospurin c.

Streptomyces : Streptomisin, untuk pengobatan TBC.

4. Vaksin

Inovasi bioteknologi terutama rekombinan DNA telah membuka kemungkinan baru untuk
memproduksi vaksin hidup dengan mudah. Untuk melakukan itu dibutuhkan organisme vektor yang
sesuai, dan virus vaccinia merupakan vektor yang paling terkenal saat ini di samping cytomegalovirus
sebagai calon vektor potensial. Virus vaccinia sudah lama dikenal dan digunakan untuk vaksinasi
smallpox. Selama digunakan, sudah tak diragukan lagi keefektifannya dan relatif aman, stabil, serta
mudah cara pemberiannya. Virus vaccinia mempunyai beberapa karakteristik yang khas sehingga
terpilih sebagai vektor untuk menghasilkan vaksin rekombinan hidup. la merupakan virus DNA,
manipulasi genetik dapat dilakukan relatip mudah, ia mempunyai genom yang dapat menerima
banyak DNA asing, mudah ditumbuhkan dan dimurnikan serta mempunyai range host yang lebar
pada manusia dan hewan. Sifat virus vaccinia memungkinkan dilakukan rekayasa genetika dan
mampu mengekspresikan informasi antigen asing dari berbagai patogen. Bila vaksin hidup hasil
rekombinan ini digunakan untuk vaksinasi binatang maka binatang tersebut akan memperlihatkan
respon imunologis terhadap antigen patogenik yang dimaksud.

Beberapa laporan percobaan telah memperlihatkan vaksinasi binatang percobaan dengan virus
rekombinan berhasil melindungi binatang ini terhadap penyakit yang berhubungan. Beberapa
laporan telah mengekspresikan berbagai penyakit, seperti herpes simplex virus glycoprotein,
influenza virus hemagglutinin, hepatitis B virus surface antigen, rabies virus glycoprotein,
plasmodium know-lesi sporozoite antigen dan sebagainya. Rekombinan ini telah memperlihatkan
reaksi kekebalan terhadap patogen-patogen tersebut.

5. Sel punca

Sel punca adalah jenis sel khusus dengan kemampuan membentuk ulang dirinya dan dalam saat
yang bersamaan membentuk sel yang terspesialisasi. Aplikasi terapeutik sel stem embrionik pada
berbagai penyakit degeneratif. Dalam Cermin Dunia Kedokteran, meskipun kebanyakan sel dalam
tubuh seperti jantung maupun hati telah terbentuk khusus untuk memenuhi fungsi tertentu, stem
cell selalu berada dalam keadaan tidak terdiferensiasi sampai ada sinyal tertentu yang
mengarahkannya berdiferensiasi menjadi sel jenis tertentu. Kemampuannya untuk berproliferasi
bersamaan dengan kemampuannya berdiferensiasi menjadi jenis sel tertentu inilah yang
membuatnya unik . Karakteristik biologis dan diferensiasi stem cell fokus pada mesenchymal stem
cell.

Aplikasi dari sel punca diantaranya adalah pengobatan infark jantung yaitu menggunakan sel punca
yang berasal dari sumsum tulang untuk mengganti sel-sel pembuluh yang rusak (neovaskularisasi).
Aplikasi terapeutik sel stem embrionik pada berbagai penyakit degeneratif. Selain itu, sel punca
diduga dapat digunakan untuk pengobatan diabetes tipe I dengan cara mengganti sel pankreas yang
sudah rusak dengan sel pankreas hasil diferensiasi sel punca. Hal ini dilakukan untuk menghindari
reaksi penolakan yang dapat terjadi seperti pada transplantasi pankreas dari binatang. Sejauh ini
percobaan telah berhasil dilakukan pada mencit.

6. Bayi tabung

Untuk dapat menghasilkan seorang bayi, harus terjadi pertemuan antara sel telur ibu dan sel sperma
ayah. Kadang kala proses pertemuan sel telur dan sel sperma (fertilisasi) tidak dapat terjadi secara
baik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya penghalang di saluran telur, atau karena kualitas
sperma yang kurang bagus sehingga tidak dapat mencapai sel telur. Jika terjadi masalah tersebut,
dapat diatasi dengan teknologi yang disebut teknologi bayi tabung. Teknik bayi tabung ini adalah
teknik untuk mempertemukan sel sperma dan sel telur di luar tubuh sang ibu (in vitro fertilization).
Setelah terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel telur ini terjadi, proses selanjutnya, embrio
yang dihasilkan ditanamkan kembali di rahim ibu hingga terbentuk bayi dan Aplikasi Terapeutik Sel
Stem Embrionik pada Berbagai Penyakit Degeneratif dilahirkan secara normal.

Suatu terobosan baru telah dilakukan di Colorado AS. Pasangan Jack dan Lisa melakukan program
bayi tabung bukan semata-mata untuk mendapatkan turunan, tetapi karena perlu donor bagi
putrinya Molly yang berusia 6 tahun dan menderita penyakit fanconi anemia. Fanconi anemia adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh tidak berfungsinya sumsum tulang belakang sebagai penghasil
darah. Jika dibiarkan akan menyebabkan penyakit leukemia. Satu-satunya pengobatan adalah
melakukan pencakokkan sumsum tulang dari saudara sekandung, tetapi masalahnya, Molly adalah
anak tunggal. Teknologi bayi tabung diterapkan untuk mendapatkan anak yang bebas dari penyakit
fanconi anemia. Melalui teknik “Pra Implantasi genetik diagnosis” dapat dideteksi embrio-embrio
yang membawa gen fanconi. Dari 15 embrio yang dihasilkan, ternyata hanya 1embrio yang terbebas
dari gen fanconi. Embrio ini kemudian ditransfer ke rahim Lisa dan 14 embrio lainnya dimusnahkan.
Bayi tabung ini lahir 29 Agustus 2000 yang lalu, dan beberapa jam setelah lahir, diambil sampel
darah dari umbilical cord (pembuluh darah yang menghubungkan bayi dengan placenta) untuk
ditransfer ke darah Molly. Sel-sel dalam darah tersebut diharapkan akan merangsang sumsum tulang
belakang Molly untuk memproduksi darah.

7. Terapi gen

Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan
(abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit. Pada awalnya, terapi
gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang terjadi karena mutasi pada satu
gen, seperti penyakit fibrosis sistik (suatu penyakit keturunan yang menyebabkan kelenjar tertentu
menghasilkan sekret abnormal, sehingga timbul beberapa gejala; yang terpenting adalah yang
mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru). Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut
dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki gen mutan.
Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi karena mutasi di banyak
gen, seperti kanker. Selain memasukkan gen normal ke dalam sel mutan, mekanisme terapi gen lain
yang dapat digunakan adalah melakukan rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal
dengan gen normal, mencegah ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen, dan
melakukan mutasi balik selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali.

Beberapa penyakit yang dapat diterapi menggunakan terapi gen:


a. Defisiensi Kekebalan Kombinasi Akut yaitu penyakit akibat defisiensi dari limfosit T dan limfosit B
akibat kekurangan enzim ADA sebagai faktor pematangan dari kedua limfosit tersebut. Terapi yang
digunakan adalah dengan cara terapi gen, yaitu mengkultur sel T dari penderita dengan sel T orang
normal yang mempunya DNA penghasil enzim ADA.

b. Penyakit Hemofilia adalah manusia yang faktor VIII dalam darahnya jumlahnya sedikit. Jika orang
normal memiliki jumlah faktor VIII dalam darahnya sebanyak 100 unit, maka penderita hemofili
ringan hanya memiliki sekitar 30 unit saja (6-30 persen), sedangkan penderita hemofili berat hanya
memiliki faktor VIII dalam darahnya kurang dari 5 unit atau 1 persen saja. Akibatnya penderita tidak
memiliki kemampuan dalam pembekuan darah. Terapi gen merupakan salah satu cara
penyembuhan penyakit hemofili dengan memperbaiki kerusakan genetis, yaitu melalui penggantian
gen yang tidak rusak dan berfungsi normal. Penyembuhan melalui terapi gen ini tidak dapat secara
permanen dan masih harus dilakukan secara berkala.

c. Penyakit Thallasemia, merupakan suatu penyakit darah bawaan yang menyebabkan sel darah
merah pecah (hemolisis), sel darah merah penderita mengandung sedikit hemoglobin dan sel darah
putihnya meningkat jumlahnya. thallasemia merupakan penyakit keturunan yang paling banyak
dijumpai di Indonesia dan Italia. 6 sampai 10% dari 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini.
Jika dua orang yang sama-sama membawa gen ini menikah maka satu dari empat anak mereka akan
menderita thallasemia berat. Kelainan gen ini akan mengakibatkan kekurangan salah satu unsur
pembentuk hemoglobin (Hb), sehingga produksi Hb berkurang. Terdapat tiga jenis thallasemia yaitu:
mayor, intermediate dan karier. Pada thallasemia mayor, Hb sama sekali tidak diproduksi. Akibatnya
penderita akan mengalami anemia berat. Dalam hal ini jika penderita tidak diobati, maka bentuk
tulang wajahnya akan berubah dan warna kulitnya menjadi hitam. Selama hidupnya penderita akan
tergantung pada transfusi darah. Hal ini dapat berakibat fatal, karena efek samping dari transfusi
darah yang terus menerus akan mengakibatkan kelebihan zat besi. Terapi gen merupakan harapan
baru bagi penderita thallasemia di masa mendatang. Terapi dilakukan dengan menggantikan sel
tunas yang rusak pada sumsum tulang penderita dengan sel tunas dari donor yang sehat. Hal ini
sudah diuji cobakan pada mencit.
Penerapan Bioteknologi di bidang Kesehatan

Posted on 02/04/2012 | Leave a comment

Penerapan bioteknologi konvensional dan modern di bidang kesehatan telah membawa kemajuan
yang pesat. Beberapa contoh penerapan bioteknologi modern di bidang kesehatan antara lain
sebagai berikut.

1. Pembuatan Hormon Insulin

Pembuatan hormon insulin dilakukan dengan rekayasa genetika. Melalui rakayasa genetika, manusia
berhasil menyisipi bakteri Escherichia coli dengan gen pembentuk insulin pada manusia. Gen
penghasil insulin manusia tersebut dapat mengarahkan sel E.coli untuk menghasilkan insulin.
Dengan demikian bakteri ini mampu membentuk insulin yang mirip dengan insulin manusia. Insulin
yang diperoleh dapat digunakan untuk mengobati penderita diabetes. Insulin yang dibentuk bakteri
ini terbukti lebih baik daripada insulin hewani dan tidak menimbulkan dampak negatif pada tubuh
manusia.

bioteknologi_kesehatan

2. Antibodi Monoklonal

Antibodi merupakan protein yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melawan
dan melindungi tubuh dari infeksi bakteri. Melalui rekayasa genetika, manusia dapat membentuk
antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal yaitu antibodi yang diperoleh dari penggabungan sel
penghasil antibodi dengan sel yang terkena penyakit. Pada teknologi antibodi monoklonal digunakan
sel-sel tumor dan sel-sel limpa manusia. Sel-sel tumor dapat memperbanyak diri tanpa henti,
sedangkan sel limpa sebagai antigen yang menghasilkan antibodi. Hasil penggabungan kedua sel
tersebut dinamakan sel hibridoma. Sel hibridoma dapat memproduksi antibodi secara kontinyu.
Antibodi yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengobati penyakit kanker atau tumor. Antibodi ini
akan menyerang sel-sel kanker tanpa merusak sel-sel yang sehat.

3. Interferon

Interferon merupakan sel-sel tubuh yang mampu menghasilkan senyawa kimia. Senyawa kimia
tersebut dapat membunuh virus. Interferon berguna untuk melawan infeksi dan meningkatkan
sistem kekebalan tubuh. Produksi interferon dilakukan melalui rekayasa genetika.

4. Pembuatan Vaksin

Pembuatan vaksin dilakukan melalui rekayasa genetika. Vaksin dibuat dengan mengisolasi gen yang
mengkode antigen dari mikrobia yang bersangkutan. Gen tersebut disisipkan pada plasmid yang
sama tetapi telah dilemahkan. Mikrobia yang telah disisipi gen tersebut akan membentuk
antigen murni. Jika antigen ini disuntikkan pada tubuh manusia, sistem kekebalan tubuh akan
membentuk antibodi yang berfungsi melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh.

Selain bioteknologi modern, ada juga produk bioteknologi konvensional di bidang kesehatan yaitu
antibiotik. Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme terutama bakteri
dan jamur yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri atau mikroorganisme
yang lain. Dengan demikian, antibiotik digunakan untuk melawan infeksi bakteri atau jamur. Selain
itu, ada juga vaksin yang dibuat dengan menerapkan bioteknologi konvensional. Pembuatan vaksin
jenis ini tidak melalui rekayasa genetika. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah
dilemahkan. Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh manusia dengan suntikan atau oral. Dengan
demikian, sistem kekebalan tubuh manusia aktif melawan mikroorganisme tersebut.
TUGAS ILMU ALAMIAH DASAR

BIOTEKNOLOGI DI BIDANG KESEHATAN

Oleh:

Pramodana Ardiansyah (041112095)

Bil Qolby Ikhsan (041112104)

M. Burhanuddin A. (041112114)

Rizki Wulandari (041112117)

Hepy Diana S. (041112129)

Siti Aisyah (041112135)

Febrisyam Anggiawan (041112137)

Dining Octahayu (041112146)

Lazuardi Rizky Eka Putra (041112149)

Puteri Reavian Dini (041112157)


Cyntia Balqis (041112340)

Kelas I

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2012

PENDAHULUAN

Bioteknologi yaitu ilmu terapan biologi yang melibatkan disiplin ilmu mikrobiologi, biokimia,
genetika, dan biologi molekuler untuk pemanfaatan agen hayati atau agen-agen yang telah
direkayasa untuk menghasikan suatu produk.

Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai suatu bahan dengan memanfaatkan


kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya, demikian juga sel-sel makhluk hidup yang
dibiakkan.

Pada masa sekarang ini, bioteknologi sangat dibutuhkan di berbagai bidang seperti
pengolahan bahan pangan, farmasi, kedokteran, pertanian, pengolahan limbah, dan pertambangan.
Bioteknologi digunakan dan menjadi kebutuhan karena bahan dasarnya mudah diperolah dari
lingkungan kita, dapat berkembang biak dengan sangat cepat, dapat menghasilkan produk yang
bersifat tetap dan tida terpengaruh oleh musim atau iklim, dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Kelompok kami akan membahas mengenai pemanfaatan bioteknologi dalam bidang


kesehatan,-
ISI

Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah melalui transformasi
biologi sehingga menjadi produk yang berguna. Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini,
perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu
terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia,
matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal
sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang
pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada
masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih
dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan
terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun
vaksin dapat dilakukan secara massal.

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan
ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur
jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis
yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan
sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan
kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan,
dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat
dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika
dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari
polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan
penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis
baru.

Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan
teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan
mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.

Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi.
Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan
menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme
baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk
bioteknologi, antara lain:

Jagung resisten hama serangga

Kapas resisten hama serangga

Pepaya resisten virus

Enzim pemacu produksi susu pada sapi

Padi mengandung vitamin A

Pisang mengandung vaksin hepatitis

Supriatna (1992 ) memberi batasan tentang arti bioteknologi secara lebih lengkap, yakni:
pemanfaatan prinsip–prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem atau proses
biologis untuk menghasilkan dan atau meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan
produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia. Adapun maam-macam bioteknologi adalah
sebagai berikut:

Bioteknologi di masa lampau (konvensional)

Bioteknologi sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.

8000 SM Pengumpulan benih untuk ditanam kembali. Bukti bahwa bangsa Babilonia, Mesir, dan
Romawi melakukan praktik pengembangbiakan selektif (seleksi artifisal) untuk meningkatkan
kualitas ternak.
6000 SM Pembuatan bir, fermentasi anggur, membuat roti, membuat tempe dengan bantuan ragi

4000 SM Bangsa Tionghoa membuat yogurt dan keju dengan bakteri asam laktat

1500 Pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia

1665 Penemuan sel oleh Robert Hooke(Inggris) melalui mikroskop.

1800 Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang pengembangbiakan hewan

1880 Mikroorganisme ditemukan

1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan

1865 Gregor Mendel menemukan hukum hukum dalam penyampaian sifat induk ke turunannya.

1919 Karl Ereky, insinyur Hongaria, pertama menggunakan kata bioteknologi

1970 Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang digunakan untuk memotong gen gen

1975 Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh Kohler dan Milstein

1978 Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan menggunakan bakteri yang terdapat pada
usus besar

1980 Bioteknologi modern dicirikan oleh teknologi DNA rekombinan. Model prokariot-nya, E. coli,
digunakan untuk memproduksi insulin dan obat lain, dalam bentuk manusia. Sekitar 5% pengidap
diabetes alergi terhadap insulin hewan yang sebelumnya tersedia.

1992 FDA menyetujui makanan GM pertama dari Calgene: tomat "flavor saver"

2000 Perampungan Human Genome Project

Contoh produk bioteknologi konvensional, misalnya:

di bidang pangan ada pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19,

pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan
dan reproduksi hewan.

di bidang medis, antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam
jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi
setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin
dapat dilakukan secara massal.

Bioteknologi modern

Sekarang bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini
ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal:
Rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan
lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit
genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.

Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun
penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh
seperti sediakala.

Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA
rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi
yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan
lingkungan.

Penerapan bioteknologi di saat ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi.
Misalnya saja penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat
yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.

Berikut ini adalah daftar kemajuan bidang bioteknologi yang telah diaplikasikan. Mayoritas
didominasi oleh bidang peternakan, perikanan, dan kesehatan.

Bioteknologi dalam Bidang Peternakan dan Perikanan

Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi :

teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio, fertilisasi in
vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting.

rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik, identifikasi genetik,
konservasi molekuler,

peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen,

bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner (Gordon, 1994; Niemann dan Kues, 2000).

Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah:

transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini telah
diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa terakhir
untuk menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi.

cloning telah dimulai sejak 1980-an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik (embryo
spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda.
produksi embrio secara in vitro: teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In
Vitro Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi dan domba
telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993).

Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987. Dengan teknik ini seekor sapi betina,
mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian terakhir membuktikan
bahwa, menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi. Dengan teknologi transgenik,
yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul, memanipulasi, dan kemudian memindahkan gen
tersebut dari satu organisme ke organisme lain, maka ternak unggul yang diinginkan dapat
diperoleh.

Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat, kini sudah berhasil memproduksi hemoglobin manusia
sebanyak 10 – 15 % dari total hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya
peningkatan persentasi hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.

Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan dan Pengobatan

Suatu terobosan baru telah dilakukan di Colorado AS. Pasangan Jack dan Lisa melakukan program
bayi tabung bukan semata-mata untuk mendapatkan turunan, tetapi karena perlu donor bagi
putrinya Molly yang berusia 6 tahun dan menderita penyakit fanconi anemia. Fanconi anemia adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh tidak berfungsinya sumsum tulang belakang sebagai penghasil
darah. Jika dibiarkan akan menyebabkan penyakit leukemia. Satu-satunya pengobatan adalah
melakukan pencakokkan sumsum tulang dari saudara sekandung, tetapi masalahnya, Molly adalah
anak tunggal. Teknologi bayi tabung diterapkan untuk mendapatkan anak yang bebas dari penyakit
fanconi anemia. Melalui teknik “Pra Implantasi genetik diagnosis” dapat dideteksi embrio-embrio
yang membawa gen fanconi. Dari 15 embrio yang dihasilkan, ternyata hanya 1 embrio yang terbebas
dari gen fanconi. Embrio ini kemudian ditransfer ke rahim Lisa dan 14 embrio lainnya dimusnahkan.
Bayi tabung ini lahir 29 Agustus 2000 yang lalu, dan beberapa jam setelah lahir, diambil sampel
darah dari umbilical cord (pembuluh darah yang menghubungkan bayi dengan placenta) untuk
ditransfer ke darah Molly. Sel-sel dalam darah tersebut diharapkan akan merangsang sumsum tulang
belakang Molly untuk memproduksi darah.

Kontroversi

Dalam perkembangannya, kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi.
Sebagai contoh:
teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari
bermacam-macam golongan terutama kaum konservatif religius

pro dan kontra penggunaan tanaman transgenik, salah satu contohnya adalah kapas transgenik.
Pihak yang pro, terutama para petinggi dan wakil petani yang tahu betul hasil uji coba di lapangan
memandang kapas transgenik sebagai mimpi yang dapat membuat kenyataan, sedangkan Pihak yang
kontra, sangat ekstrim mengungkapkan berbagai bahaya hipotetik tanaman transgenik (Tajudin,
2001).

selain kapas, Setyarini (2000) memaparkan tentang kontroversi penggunaan tanaman jagung yang
telah direkayasa secara genetik untuk pakan unggas. Kekhawatiran yang muncul adalah produk akhir
unggas Indonesia akan mengandung genetically modified organism ( GMO ).

masalah lain yang menjadi kekhawatiran berbagai pihak adalah potensinya dalam mengganggu
keseimbangan lingkungan antara lain serbuk sari jagung dialam bebas dapat mengawini gulma-
gulma liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang sulit dibasmi. Sebaliknya, kelompok
masyarakat yang pro mengatakan bahwa dengan jagung transgenik selain akan mempercepat swa
sembada jagung, manfaat lain adalah jagung yang dihasilkan mempunyai kualitas yang hebat, kebal
terhadap serangan hama sehingga petani tidak perlu menyemprot pestisida.

Bagaimana cara kita menyikapinya? Satu-satunya jalan adalah dengan melakukan beberapa tahapan
pengujian, studi kelayakan, serta sistem pengawasan yang ketat oleh instansi yang berwenang.
Disini, pihak peneliti memegang peranan penting dalam mengungkap dan membuktikan atau
menyanggah berbagai kekhawatiran yang timbul.

Tetapi yang akan kami bahas disini adalah mengennai bioteknologi kesehatan seperti yang kita
ketahui dengan seiringnya kemajuan teknologi maka di bidang kesehatan juga mengalami kemajuan
dan sebagai contoh adalah bioteknologi kesehatan.

Bioteknologi kesehatan adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah melalui
transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna di bidang kesehatan.

Contoh-contoh peranan bioteknologi dalam bidang kesehatan yaitu:

1. Pembuatan antibiotik.

Antibiotik yaitu produk metabolisme yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu dengan sifat
menghambat pertumbuhan atau merusak mikroorganisme lain. Antibiotik digunakan untuk melawan
infeksi-infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen (penyebab penyakit). Tahap
pembuatan antibiotik adalah sebagai berikut.

Mengembangbiakkan mikroorganisme penghasil antibiotik.

Memindahkan mikroorganisme ke dalam bejana fermentasi berisi media cair yang membantu
perkembangbiakkan dengan cepat.
Dari cairan biakkan mikroorganisme tersebut, antibiotik diekstraksi dan dimurnikan.

Menguji coba ekstraksi, pertama melalui uji laboratorium, kedua melalui hewan percobaan, dan
ketiga melalui sekelompok relawan.

Berikut ini adalah jenis-jenis mikroorganisme yang dapat menghasilkan antibiotik.

No.

Mikroorganisme

Antibiotik

Actinomycetes

1.

Sterptomycetes griseus

Streptomycin

2.

Sterptomycetes erythareus

Erythromycin

3.

Sterptomycetes noursei
Nystatin

4.

Sterptomycetes nodosus

Amphoetericin-B

5.

Sterptomycetes niveus

Novobiocin

Bakteri

6.

Bacillus licheniforis

Bacitracin

7.

Bacillus polymyxa

Polymxyn B
Jamur

8.

Aspergillus fumigates

Fumigilin

9.

Penicillium notatum

Penisilin

10.

Penicillium griseofulvum

Griseofulvin

2. Pembuatan vaksin.

Vaksin digunakan untuk melindungi atau mencegah tubuh dari serangan penyakit. Secara
konvensional, vaksin dibuat dari mikroorganisme (bakteri atau virus) yang dilemahkan atau toksin
yang dihasilkan oleh mikroorganisme itu. Tetapi, vaksin yang dihasilkan kurang aman dan dapat
menimbulkan kerugian seperti:

Mikroorganisme untuk vaksin kemungkinan masih melanjutkan proses reproduksi.

Mikroorganisme untuk vaksin kemungkinan masih dapat menyebabkan penyakit.


Ada sebagian orang yang alergi terhadap sisa-sisa sel dari produksi vaksin walaupun sudah
dimurnikan.

Bioteknologi dapat mengurangi berbagai resiko-resiko itu. Bioteknologi dalam vaksin dilakukan
dengan menyisipkan gen-gen penghasil antibodi ke dalam DNA mikroorganisme.

Proses pembuatan vaksin secara bioteknologi adalah sebagai berikut.

Menumbuhkan virus di dalam kultur sel seperti sel embrio ayam atau ginjal monyet.

Mengekstraksi virus melalui penyaringan.

Menggunakan hasil ekstraksi untuk mematikan virus tersebut.

Melemahkan vaksin lalu menyimpannya pada suhu yang rendah.

Vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh seseorang akan membuat tubuh membangun sistem
kekebalan tubuh dengan membentuk antibody.

Contoh-contoh vaksin yaitu vaksin poliomyelitis, cacar air, rabies, dan gondong.

3. Pembuatan insulin.

Insulin yaitu protein untuk mengontrol metabolisme gula dalam tubuh manusia. Apabila kadar
insulin dalam tubuh kurang, gula dalam tubuh akan meningkat dan menyebabkan penyakit diabetes.

Insulin dapat diproduksi melalui teknik rekmbinasi gen, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.

Menghubungkan dua rantai protein insulin (rantai A dan B) dengan gen bakteri yang dapat
membentuk gen hibrid.

Memasukkan gen hibrid ke dalam sel-sel bakteri, agar bakteri membuat suatu hibrid protein.

Memisahkan protein hibrid dengan protein bakteri lainnya.

Membebaskan dua rantai insulin, kemudian bersatu membentuk insulin manusia yang aktif.
4. Terapi genetik untuk beberapa penyakit.

Beberapa penyakit fatal seperti kanker berpangkal pada kejanggalan atau kelainan dari suatu gen
yang kemudian berkembang. Gen-gen yang janggal itu berusaha dilawan dengan terapi genetik.
Terapi genetik yaitu memperbaiki kelainan genetik dengan memperbaiki gen.

Contoh penyakit yang dapat diobati dengan terapi genetik adalah penyakit ADD (Adenosine
Deaminase Deficiency). ADD yaitu kelainan yang mengakibatkan penderitanya tidak memiliki daya
tahan tubuh sama sekali sehingga kontak dengan kuman apapun dapat menyebabkan kematian.
Rusaknya sistem kekebalan tubuh pada penderita ADD terjadi karena sel-sel darah tidak mampu
membangun enzim adenosine deaminase (AD) yang diperlukan untuk membangun daya tahan
tubuh.

Karena terapi genetik mampu mengubah gen, maka terapi genetik diatur dalam peraturan
pemerintah agar tidak disalahgunakan. Contoh penyalahgunaan terapi genetik yaitu mengubah gen
pembawa sifat manusia agar dapat menjadi manusia super.

5. Cloning

Cloning merupakan salah satu pengembangan bioteknologi modern di bidang kesehatan. cloning
telah dimulai sejak 1980-an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik (embryo spliting)
mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda Cloning sendiri sebenarnya
masih menjadi masalah yang kontroversial boleh dilakukan atau tidak karena menurut sebagian
besar orang cloning merupakan suatu tindakan yang bertntangan dengan nilai-nilai agama dan
norma-norma yang ada di lingkungan kita. Contoh yang terkenal dari pengkloningan yang pernah
ada di dunia ini adalah cloning pada domba dolly pada tahun 1996. Adapun cara cara cloning yang
dilakukan pada pengkloningan domba dolly adalah sebagai berikut:

Mengmbil sel mamae dari domba jantan

Mengambil sel telur dari domba betina

Menghilangkan nucleus atau inti sel dari sel telur domba betina

Menggabungkan sel mamae dan sel telur dengan menggunakan fusi listrik

Hasil sel fusi dapat berkembang menjadi embrio dalam tabung percobaan

Memindahkan embrio kedalam rahim domba betina

Embrio berkembang dan lahir dengan cirri-ciri yang sama dengan domba yang jantan
Sebenarnya bioteknologi kesehatan juga menguntungkan tetapi di sisi lain juga merugikan karena
ada beberapa pihak yang menolak adanya cloning karena melanggar norma-norma agama dan
kemanusiaan. Tetapi tergantung dari pihak kita sendiri menyikapinya.

KESIMPULAN

Bioteknologi kesehatan merupakan suatu teknologi di bidang kesehatan yang memudahkan


pekerjaan manusia. Pada dasarnya bioteknologi itu bagus, berguna dan dapat mengurangi beban
manusian. Namun terkadang masih saja disalahgunakan oleh manusia. Oleh karena itu kita harus
secara bijaksana dalam menggunakannya. Harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai