Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERANAN BIOTEKNOLOGI TERHADAP


BIDANG PETERNAKAN

DISUSUN OLEH :
Mirdawati R. Pamentar
Jurusan : Peternakan

YPP MUJAHIDIN BUOL-TOLITOLI


STIP
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan

makalah Peranan Bioteknologi terhadap bidang peternakan.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka

menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai Peternakan. Kami

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, kami mengharapkan saran dan kritik serta usulan demi perbaikan

makalah yang kami buat di masa yang akan datang.

Semoga laporan ini dapat dipahami dan dimengerti bagi siapa pun

yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat

kesalahan yang kurang berkenan.

Buol, 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

I. Bioteknologi Kesehatan

II. Bioteknologi Teraupetik

1. Pembuatan Hormon Insulin

2. Antibodi Monoklonal

3. Interferon

4. Pembuatan Vaksin

III. Keamanan Bioteknologi

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan

makhluk hidup (bakteri,fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari

makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan

barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya

didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni

lain, seperti biokimia, komputer, biologi

molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika dan lain sebagainya.

Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan

berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak

ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah

pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-

19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di

bidangpertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis,

penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan

penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang

terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan

terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini,

produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.


Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di

negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai

macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA

rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi

ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit

genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan,

seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk

juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang

mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat

sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi

rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan

tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang

lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama

maupun tekanan lingkungan.Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat

dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup daripolusi. Sebagai contoh, pada

penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan

penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan

menggunakan bakteri jenis baru.

Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi

yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai

contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan

mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan. Bioteknologi secara

umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi


teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis

suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau

merekayasa gen pada organisme tersebut.

Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi

semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA,

pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini

memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit

genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker

ataupun AIDS. Mengetahui perkembangan bioteknologi merupakan hal yang

sangat menarik untuk di bahas dan di ketahui terlebih bila kita dapat

mengembangkan suatu bioteknologi dan dapat bermanfaat bagi mahluk lain.

II. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Bioteknologi Dalam Bidang Kesehatan ?

2. Bagaimana Bioteknologi Terapetik Dalam Kesehatan ?

3. Bioteknologi Dalam BIdang Kesehatan ?


BAB II

PEMBAHASAN

I. Bioteknologi Kesehatan

Bioteknologi memiliki manfaat yang cukup besar di bidang kesehatan

antara lain dengan ditemukannya antibiotic dan vaksin. Antibiotik penisilin

yang dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum telah ditemukan oleh

Alexander Fleming pada tahun 1929. Adapun pada tahun 1939 oleh Rene

Dubois mengisolasi dua antibiotic gramisidin dan tirosidin modern yang

pertama dan tergolong luas penggunaannya. Penisilin dihasilkan selama

pertumbuhan dan metabolism cendawan tertentu, yaitu Penicillium

notatum danPenicillium Chrysogenum. Senyawa antibiotic yang dihasilkan

jamur ini sangat efektif terhadap bekteri gram positif, khususnya

pneumokokus dan beberapa stafilokokus. Beberapa bakteri gram

negative,spiroketa yang merupakanpenyebab sifilis.

Setelah antibiotic penisilin ditemukan, banyak penyakit yang disebabkan

oleh infeksi kuman yang dapat disembuhkan.Namun, beberapa jenis bakteri

lain menghasilkan enzim yang dapat menghambat kerja penisilin sehingga

tahan terhadap penisilin.Akibatnya, beberapa penyakit yang disebabkan oleh

bakteri tersebut tidak dapat sembuh. Kerena itu, para ahli berusaha

menemukan obat lain pembasmi bakteri yang kebal terhadap penisilin. Jenis

antibiotic lain yang dihasilkan oleh jamur/cendawan, antara lain :

sefalosporin dan streptomisin.


Sefalosporin merupakan sekelompok antibiotic yang dihasilkan oleh suatu

spesies cendawan laut, Cephalosporium Acremonium. Antibiotik ini aktif

tehadap banyak bakteri gram positif dan negative serta tidak dapat dirusak

oleh penisilinase. Yaitu enzim yang terdapat dalam bakteri yang mampu

merusak penisilin. Streptomisin dihasilkan oleh Streptomyces Griseus, yaitu

bakteri tanah yang diisolasikan oleh Walksman dan teman-temannya.

Antibiotikini efektif terhadap banyak bakteri gram positif dan gram negative

yang pathogen dan Mycobacterium Tuberculosis. Oleh karena itu,

Streptomisin menjadi antibiotic untama untuk penderita TBC seebagai

komoterapI. Akan tetapi, beberapa bakteri dapat dengan cepat menjadi

resistan dan meningkat toksisitasnya jika penggunaan antibiotic berlangsung

dalam waktu lama. Meskipun demikian, streptomisin tetap dianggap sebagai

obat utama dalam penggobatan tuberculosis.

Bioteknologi di bidang kesehatan dewasa ini difokuskan untuk penemuan

obat-obatan dalam hal-hal seperti tersebut di bawah ini:

1. Memerangi penyakit jantung dan saluran darah, kanker dan kencing

manis.

2. Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih murah untuk melawan

penyebaran mikroorganisme menular yang resisten.

3. Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis, influenza, rabies)

dan penyakit malaria serta penyakit tidur.


4. Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat untuk membantu

dokter dalam menentukan diagnosis berbagai penyakit.

5. Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai agar tidak

terjadi proses penolakan.

6. Penyempurnaan teknik perbaikan kimia tubuh untuk menyembuhkan

penyakit keturunan, misalnya hemofili.

Sebelum rekayasa genetika dikembangkan untuk memerangi diabetes

dilakukan ekstraksi insulin dari pankreas babi atau lembu. Hal ini akan

memakan banyak sekali biaya dan insulin yang dihasilkan dapat

mengakibatkan hipersensitivitas maupun resistensi. Setelah teknik rekayasa

genetika dikembangkan, maka sekarang telah dapat dibuat insulin manusia

oleh bakteri. Ini dilakukan dengan jalan menyematkan gen pengkode

pembentukan insulin manusia pada bakteri.

Untuk membuat insulin, mula-mula membuat rancangan urutan ADN

yang mengode asam amino insulin yang telah diketahui. Kemudian diikuti

dengan sintesis kimiawi gen rantai A dan gen rantai B insulin, tetapi

pembuatannya dilakukan secara terpisah. Masing-masing mengandung

kodon metionin pada ujung 5’ (yang tentunya menjadi ujung amino protein

yang ditranslasikan) dan menghentikan urutan pada ujung 3’. Masing-masing

gen disisipkan ke dalam gen β-galaktosidase plasmid. Kemudian dimasukkan

ke dalam E. coli. E. colidibiakkan dalam medium yang mengandung galaktosa

sebagai sumber C dan sumber energi dan bukan glukosa. Sebab itu bakteri
akan mensintesis β-galaktosidase. Bersamaan dengan ini disintesis pula

rantai A dan rantai B insulin, yang dilekatkan oleh sisa metionin. Setelah

pelarutan bakteri, maka perlakuan dengan sianogen bromida akan memecah

protein pada metionin. Dengan demikian rantai insulin akan terpisah dari β-

galaktosidase. Rantai-rantai dimurnikan dan digabungkan, maka terjadilah

insulin asli manusia.

Saat ini sedang dikembangkan pendekatan sintetik lain, gen untuk

molekul pemula insulin atau proinsulin disintesis dan disisipkan ke dalam E.

coli. Proinsulin yang dihasilkan dimurnikan. Proinsulin dicerna dengan enzim

tripsin dan karboksipeptidase, maka terjadilah insulin manusia .


II. Bioteknologi Teraupetik

Penerapan bioteknologi konvensional dan modern di bidang

kesehatan telah membawa kemajuan yang pesat. Beberapa contoh

penerapan bioteknologi taraupetik modern di bidang kesehatan antara lain

sebagai berikut.

1. Pembuatan Hormon Insulin

Pembuatan hormon insulin dilakukan dengan rekayasa genetika. Melalui

rakayasa genetika, manusia berhasil menyisipi bakteri Escherichia coli

dengan gen pembentuk insulin pada manusia. Gen penghasil insulin manusia

tersebut dapat mengarahkan sel E.coli untuk menghasilkan insulin. Dengan

demikian bakteri ini mampu membentuk insulin yang mirip dengan insulin

manusia. Insulin yang diperoleh dapat digunakan untuk mengobati penderita

diabetes. Insulin yang dibentuk bakteri ini terbukti lebih baik daripada

insulin hewani dan tidak menimbulkan dampak negatif pada tubuh manusia.

2. Antibodi Monoklonal

Antibodi merupakan protein yang dihasilkan oleh sistem kekebalan

tubuh yang berfungsi melawan dan melindungi tubuh dari infeksi bakteri.

Melalui rekayasa genetika, manusia dapat membentuk antibodi monoklonal.

Antibodi monoklonal yaitu antibodi yang diperoleh dari penggabungan sel

penghasil antibodi dengan sel yang terkena penyakit. Pada teknologi antibodi

monoklonal digunakan sel-sel tumor dan sel-sel limpa manusia. Sel-sel tumor
dapat memperbanyak diri tanpa henti, sedangkan sel limpa sebagai antigen

yang menghasilkan antibodi. Hasil penggabungan kedua sel tersebut

dinamakan sel hibridoma. Sel hibridoma dapat memproduksi antibodi secara

kontinyu. Antibodi yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengobati

penyakit kanker atau tumor. Antibodi ini akan menyerang sel-sel kanker

tanpa merusak sel-sel yang seh

3. Interferon

Interferon merupakan sel-sel tubuh yang mampu menghasilkan senyawa

kimia. Senyawa kimia tersebut dapat membunuh virus. Interferon berguna

untuk melawan infeksi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Produksi

interferon dilakukan melalui rekayasa genetika.

4. Pembuatan Vaksin

Pembuatan vaksin dilakukan melalui rekayasa genetika. Vaksin dibuat

dengan mengisolasi gen yang mengkode antigen dari mikrobia yang

bersangkutan. Gen tersebut disisipkan pada plasmid yang sama tetapi telah

dilemahkan. Mikrobia yang telah disisipi gen tersebut akan membentuk

antigen murni. Jika antigen ini disuntikkan pada tubuh manusia, sistem

kekebalan tubuh akan membentuk antibodi yang berfungsi melawan antigen

yang masuk ke dalam tubuh. Selain bioteknologi modern, ada juga produk

bioteknologi konvensional di bidang kesehatan yaitu antibiotik.


Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme

terutama bakteri dan jamur yang dapat menghambat pertumbuhan atau

membunuh bakteri atau mikroorganisme yang lain. Dengan demikian,

antibiotik digunakan untuk melawan infeksi bakteri atau jamur. Selain itu,

ada juga vaksin yang dibuat dengan menerapkan bioteknologi konvensional.

Pembuatan vaksin jenis ini tidak melalui rekayasa genetika. Vaksin ini

berasal dari mikroorganisme yang telah dilemahkan. Vaksin dimasukkan ke

dalam tubuh manusia dengan suntikan atau oral. Dengan demikian, sistem

kekebalan tubuh manusia aktif melawan mikroorganisme tersebut.

III. Keamanan Bioteknologi

Bekerja dengan bioteknologi berati bekerja dengan mikroorganisme baik

alamiah maupun yang mengalami mutasi atau rekombinasi. Mungkin semua

orang mengetahui dengan pasti sifat organisme yang digunakan, yang

mungkin kurang mengenalnya, terutama hasil mutasi atau manipulasi

genetik. Oleh sebab itu perlu adanya keamanan pada saat penelitian maupun

terhadap produk yang dihasilkan. Beberapa hal yang dapat menimbulkan

rasa aman tersebut antara lain adalah digunakannya prosedur standar

labotarium (Good Laboratary practice), terdapat regulasi untuk penggunaan

mikroorganisme tertentu maupun standar produk yang dihasilkan terutama

yang diperuntukkan untuk pangan dan kesehatan manisia. Standar

keamanan dan regulasi tersebut sudah ada dan diterapkan dengan ketat pada

beberapa negara.
Keamanan dari suatu produk bioteknologi sangat berkaitan dengan

kualitas dari produk yang dihasilkan. Masing-masing produk bioteknologi

baik itu dibidang farmasi, pertanian, pangan dan kimia mempunyai

kekurangan dan berbahaya bila peraturan penggunaan yang tidak baik.

Misalnya produk bioteknologi dibidang pangan yang menggunakan teknik

bantuan mikroba dalam membantu proses pembuatan produk, seperti

yoghurt, sosis, wine dan lain sebagainya. Proses pembuatan produk

memerlukan terapan sanitasi dan pemilihan mikroba yang baik sesuai

kebutuhan, karena dengan tidak adanya penerapan sistem tersebut tidak

akan menghasilkan suatu produk yang baik untuk dikonsumsi melainkan

membawa penyakit terhadap manusia.

Setiap produk yang menggunakan bantuan mikroba atau stater dalam

proses pembuatannya, perlu diperhatikan tingkat keasaman atau pH produk.

Setiap mikroorganisme memiliki tingkat pH, Aw dan suhu untuk tetap hidup

serta nutrisi. Mikroba patogen merupakan musuh terbesar dari suatu produk

pangan, mikroba ini dapat mengakibatkan produk membusuk dan membawa

penyakit serta membuat ketahanan (shelf live) produk menurun. Untuk

mengatasi terjadinya kontaminan mikroba patogen perlu dilakukan tahap

penyimpanan yang baik, baik itu suhu dan Kadar Aw produk.

Sistem ketahanan produk pangan sangat tergantung jenis kemasan

(packing) yang digunakan. Fungsi dari kemasan adalah menjaga produk tetap

bersih dan melindungi dari terjadi kontaminan, sehingga produk bisa tahan
lebih lama. Setiap produk berbeda bahan baku yang dipakai untuk kemasan,

baik kemasan plastik, gelas dan kaleng (logam). Untuk menjaga keamanan

suatu produk, diberi label yang berfungsi sebagai informasi kepada

konsumen. Didalam label terdapat beberapa unsur yaitu:

a. Nama produk

b. Label halal

c. Komposisi

d. Kodebar

e. Kadarluarsa

f. Dinas kesehatan dan BPOM

g. SNI produk

Peraturan pemerintah tentang kelayakan suatu produk dipasarkan dapat

menjamin keamanan dan ketahanan produk. Banyak produk bioteknologi

yang memasuki pasaran menggantikan produk sebelumnya, seperti pada

produk obat, diagnosa dan pertanian. Perubahan yang sangat besar

memungkinkan akan terjadi pada bidang diagnosa, suatu saat akan banyak

penyakit yang dapat didiagnosa dini menggunakan kit diagnosa dan dapat

dilakukan sendiri. Pada bidang lain, bioteknologi akan meningkatkan

produksi pertanian dengan baik dan kemungkinan akan mengurangi tenaga

kerja.

Cukup banyak riset yang bisa membawa dampak kurang menguntungkan

bagi manusia. Apakah riset dilakukan terhadap mikroorganisme lain, apalagi


yang berkaitan dengan manusia. Untk menjaga kemungkinan penyalah

gunaan riset ini, perlu adanya suatu regulasi dan etika menyangkut

penelitian bioteknologi yang dikenal sebagai bioetika. Bioetika merupakan

studi interdisiplineer tentang masalah yang ditimbilkan oleh penelitian

biologi dan kedokeran baik pada skala mikro maupun makro serta

dampaknya pada masyarakat luas dan sistem tata nilainya saat ini dan masa

datang.oleh karena itu bioetika sangat perlu diterapkan dan penerapannya

memerlukan kajian yang tuntas dari segala disiplin ilmu.


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Bioteknologi di bidang kesehatan dewasa ini difokuskan untuk penemuan

obat-obatan dalam hal-hal seperti tersebut di bawah ini:

1. Memerangi penyakit jantung dan saluran darah, kanker dan kencing

manis.

2. Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih murah untuk

melawan penyebaran mikroorganisme menular yang resisten

3. Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis, influenza, rabies)

dan penyakit malaria serta penyakit tidur.

4. Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat untuk membantu

dokter dalam menentukan diagnosis berbagai penyakit.

5. Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai agar tidak

terjadi proses penolakan.

6. Penyempurnaan teknik perbaikan kimia tubuh untuk menyembuhkan

penyakit keturunan, misalnya hemofili.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim,http://majidsyahreza89.wordpress.com/2012/01/16/bioteknolo

gi-dalam-bidang-kesehatan/. Bioteknologi dalam bidang kesehatan.

Diakses pada hari kamis, tanggal 28 Maret 2013.

Anonim, http://efinawawi-anastasia.blogspot.com/2011/12/peranan-

bioteknologi-dalam-kehidupan.html. peranan bioteknologi dalam

kehidupan manusia. Diakses pada hari kamis, tanggal 28 Maret 2013.

Anonim, http://blogku–inspirasiku.blogspot.com/2012/06/makalah-

bioteknologi.html. Makalah Bioteknologi. Diakses pada hari kamis,

tanggal 28 Maret 2013.

Anonim,http://biosejati.wordpress.com/2012/04/02/penerapan-

bioteknologi-di-bidang-kesehatan/. Penerapan bioteknologi dalam

bidang kesehatan. Diakses pada hari kamis tanggal 28 maret 2013.

Anda mungkin juga menyukai