Anda di halaman 1dari 27

PEMBAHASAN 1

KONSEP REKAYASA GENETIKA

A. Pengertian
Rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke
gen lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga
mampu menghasilkan produk. Rekayasa genetika juga diartikan sebagai usaha
manusia dalam ilmu biologi dengan cara memanipulasi (rekayasa) sel, atau gen yang
terdapat pada suatu organisme tertentu dengan tujuan menghasilkan organisme jenis
baru yang identik secara genetika (Zamroni, 2012)
Sementara, rekayasa genetika yang sering disebut juga dengan modifikasi
genetika adalah tindakan memanipulasi langsung gen suatu organisme dengan
menggunakan bioteknologi. Proses ini dilakukan dengan mengubah susunan genetik
dari sel, termasuk mentransfer gen-gen yang lebih bagus kualitasnya untuk
menghasilkan organisme baru yang lebih sehat, kuat, atau lebih berguna
Teknologi Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologi didefinisikan
sebagai teknik in-vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi
langsung DNA ke dalam sel atau organel; atau fusi sel di luar keluarga taksonomi
yang dapat menembus rintangan reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan teknik
yang digunakan dalam pemuliaan dan seleksi tradisional.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan
perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke
dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme
penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Misalnya, gen dari sel pankreas
manusia yang kemudian diklon dan dimasukkan ke dalam sel E. Coli yang bertujuan
untuk mendapatkan insulin.

B. Manfaat Rekayasa Genetika


Beberapa peristiwa penting yang sudah berhasil dan masih giat diusahakan ialah:
1. Di bidang Kedokteran
Dalam dunia kedokteran, misalnya, produksi horman insulin tidak lagi
disintesis dari hewan mamalia, tetapi dapat diproduksi oleh sel-sel bakteri dengan

1
cara kloning. ADN mamalia yang mengkode sintesis hormon insulin. Klon ADN
kemudian dimasukkan ke dalam sel bakteri sehingga sel-sel bakteri tersebut akan
menghasilkan hormon insulin.
a. Pembuatan Insulin Manusia oleh Bakteri
Dalam bulan Desember 1980, seorang wanita Amerika (37 tahun) berasal dari
Kansas, Amerika Serikat, merupakan manusia pertama yang dapat menikmati
manfaat rekayasa genetika. Dia merupakan pasien diabetes pertama yang
disuntik dengan insulin manusia yang dibuat oleh bakteri. Insulin adalah
suatu macam protein yang tugasnya mengawasi metabolisme gula di dalam
tubuh manusia. Gen insulin adalah suatu daerah dalam ADN kita yang
memiliki informasi untuk menghasilkan insulin. Penderita diabetes tidak
mampu membentuk insulin dalam jumlah yang dibutuhkan. Dahulu insulin
didapatkan dari kelenjar pancreas sapi dan babi. Untuk membuat hanya 1
pound (0,45 kg) insulin hewani itu, yang dibutuhkan oleh 750 pasien diabetes
selama satu tahun, diperlukan 8.000 pound (3.600 kg) kelenjar yang berasal
dari 23.000 ekor hewan.
Dengan teknik rekayasa genetika, para peneliti berhasil memaksa bakteri
untuk membentuk insulin yang mirip sekali dengan insulin manusia. Melalui
penelitian dapat dibuktikan pula bahwa salinan insulin manusia ini bahkan
lebih baik daripada insulin hewani dan dapat diterima lebih baik oleh tubuh
manusia.
b. Pembuatan Vaksin Terhadap Virus AIDS
Pada tahun 1979 di Amerika Serikat dikenal suatu penyakit baru yang
menyebabkan seseorang kehilangan kekebalan tubuh. Penyakit ini dinamakan
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) atau Sindrom defisiensi
imunitas dapatan. Penderita mengidap kerapuhan daya kekebalan untuk
melawan infeksi. Dalam tahun 1983 diketahui bahwa AIDS ditularkan oleh
prosedur transfusi darah, selain oleh pemakaian jarum obat bius dan
hubungan seks pada orang homoseks. Penderita AIDS mengalami kerusakan
pada sel-T, sel darah putih kelompok limfosit yang vital bagi tubuh guna
memerangi infeksi.

2
c. Usaha menyembuhkan penyakit Lesch-Nyhan
Penyakit Lesch-Nyhan adalah salah satu penyakit keturunan yang
ditemukan paling akhir, yaitu di pertengahan 1960, oleh Dr. William Nyhan
dari medical Scholl, University of California, San Franscisco, California,
USA, bersama seorang mahasiswanya bernama Michael Lesch. Penyakit ini
adalah salah satu dari sekitar 3000 jenis penyakit keturunan yang pernah
ditemukan. Penerita penyakit mental ini tidak mampu membentuk enzim
hipoxantin-guanin phosphoribosil transferase (HGPRT) yang diikuti olah
bertambah aktifnya gen serupa, ialah adenine phosphoribosil transferase
(APRT). Karena metabolisme purin menjadi abnormal, maka penderita
memilliki purin yang berlebihan, terutama basa guanine.
d. Terapi Gen
Para peneliti juga menggunakan rekayasa genetika untuk mengobati
kelainan genetik. Proses ini, yang disebut terapi gen, meliputi penyisipan
duplikat beberapa gen secara langsung ke dalam sel seseorang yang
mengalami kelainan genetis. Sebagai contoh, orang-orang yang mengalami
sistik fibrosis tidak memproduksi protein yang dibutuhkan untuk fungsi paru-
paru yang tepat. Kedua gen yang mengkode protein untuk cacat bagi orang-
orang ini mengalami kerusakan. Para ilmuwan dapat menyisipkan duplikat
gen ke dalam virus yang tidak membahayakan. Virus “yang direkayasa” ini
dapat disemprotkan ke paru-paru pasien yang menderita sistik fibrosis. Para
peneliti berharap bahwa duplikat gen dalam virus tersebut akan berfungsi
bagi pasien untuk memproduksi protein. Terapi gen masih merupakan metode
eksperimen untuk mengobati kelainan genetik. Para peneliti bekerja keras
untuk mengembangkan teknik yang menjanjikan ini.
2. Di bidang Farmasi
Dalam dunia farmasi, gen yang mengontrol sintesis obat-obatan jika
diproduksi secara alami akan membutuhkan ongkos produksi yang tinggi. Jika
diklon dan dimasukkan ke dalam sel-sel bakteri, bakteri akan memproduksi obat-
obatan tersebut. Rekayasa genetik begitu cepat mendapat perhatian di bidang
farmasi dalam usaha pembuatan protein yang sangat diperlukan untuk kesehatan.

3
a. Pencangkokan gen biasanya hanya menyangkut sebuah gen tunggal. Secara
teknik, ini tentunya lebih mudah dijalankan daripada menghadapi sejumlah
gen-gen.
b. Mungkin kloning gen ini relatif lebih murah, aman, dan dapat dipercaya dalam
memperoleh sumber protein yang mempunyai arti penting dalam bidang
farmasi.
c. Banyak hasil-hasil farmasi yang didapatkan melalui pencangkokan gen itu
berupa senyawa-senyawa yang dengan dosis kecil saja sudah dapat
memperlihatkan pengaruh yang banyak, seperti misalnya didapatkannya
berbagai macam hormone, faktor tumbuh dan protein pengatur, yang
mempengaruhi proses fisiologis, sepeerti tekanan darah, penyembuhan luka
dan ketenangan hati.

4
PEMBAHASAN II
KLONING

A. Pengertian Kloning Manusia


Kloning merupakan "proses penggandaan makhluk hidup dengan cara nucleus
transfer dari sel janin yang sudah berdiferensiasi dari sel dewasa", atau
"penggandaan makhluk hidup menjadi banyak dengan memindahkan inti sel tubuh
ke dalam indung telur pada tahap sebelum terjadi pemisahan sel-sel bagian-bagian
tubuh.
Kloning bisa juga diartikan sebagai teknik membuat keturunan berkode genetik
yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan,
hewan, maupun manusia.
Kloning dilaksanakan dengan cara mengambil inti sel dari tubuh , lalu
dimasukkan ke dalam sel telur. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan
kejutan arus listrik, inti sel digabungkan dengan sel telur. Kemudian sel telur yang
telah bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke dalam rahim ibu agar dapat
memperbanyak diri, berkembang, berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin
sempurna. Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara alami.
Keturunan ini akan berkode genetik sama dengan induknya,yakni orang yang
menjadi sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada sel telur perempuan
tersebut.
Dalam proses kloning manusia ini, sel yang diambil dari tubuh seseorang telah
mengandung 46 buah kromosom, atau telah mengandung seluruh sifat-sifat yang
akan diwariskan.
Dengan demikian, anak yang dihasilkan dari proses kloning ini akan mempunyai
ciri-ciri hanya dari orang yang menjadi sumber pengambilan inti sel tubuh. Anak
tersebut merupakan keturunan yang berkode genetik sama persis dengan induknya.
Jadi kloning bisa dilakukan meskipun hanya ada seorang laki-laki ataupun seorang
perempuan. Berbeda dengan kelahiran normal yang memerlukan seorang ibu dan
ayah, anak akan mendapatkan separuh gen dari ayah dan separuh gen dari ibu,
sehingga anak tersebut akan mewarisi sifat kedua orangtuanya.

5
B. Macam-macam Kloning
Menurut Daulay dan Siregar, (2005) kloning dapat dibedakan menjadi 3 macam,
berdasarkan cara kerja dan tujuan pembuahannya yaitu sebagai berikut ini.
a. Kloning Embrional (Embryonal Cloning)
Kloning embrional adalah teknik yang dilakukan untuk memperoleh kembar
identik, meniru apa yang terjadi secara alamiah. Setelah pembuahan terjadi,
beberapa buah sel dipisahkan dari embrio hasil pembuahan. Setiap sel tersebut
kemudian dirangsang dalam kondisi tertentu untuk tumbuh dan berkembang
menjadi embrio duplikat yang selanjutnya diimplementasikan dalam uterus agar
berkembang menjadi individu baru yang memiliki komposisi materi genetik
yang sama dengan klonnya.
b. Kloning DNA Dewasa (Adult DNA Cloning) atau disebut juga kloning reproduktif 
(Reproductive Cloning)
Kloning DNA dewasa atau kloning reproduktif adalah rekayasa genetis
untuk memperoleh duplikat dari seorang individu yang sudah dewasa. Dalam
teknologi ini, intisel berisi materi genetik difusikan ke dalam sel telur. Hasil
fusi dirangsang dengan kejutan listrik agar membelah membentuk embrio yang
kemudian diimplementasikan kedalam uterus agar berkembang menjadi janin.
c. Kloning Terapeutik
Kloning terapeutik adalah rekayasa genetis untuk memperoleh sel, jaringan atau
organ dari satu individu tertentu untuk tujuan pengobatan atau perbaikan
kesehatan. Dari embrio hasil rekonstruksi “DNA-sel telur”, diambil sel-sel
bakalnya yang disebut dengan istilah stem cell. Stemcell adalah sel bakal yang
dapat berkembang menjadi berbagai macam jaringan atau organ sesuai dengan
inductor (rangsangan). Melalui kloning terapeutik ini dapat dikatakan suplai
jaringan dan organ menjadi tidak terbatas, sehingga seseorang yang memerlukan
cangkokan jaringan atau organ tidak perlu menunggu lama tanpa kepastian

6
C. Mekanisme Kloning
Menurut secara teoretis, prosedur dan mekanisme kloning terhadap makhluk
hidup sedikitnya harus melalui empat tahap yang diurutkan secara sistematis.
Keempat tahap itu adaah isolasi fragmen DNA, penyisipan fragmen DNA ke dalam
vektor, transformasi, dan seleksi hasil cloning.  
1. Isolasi fragmen DNA
Isolasi fragmen DNA yang spesifik dapat dilakukan dengan metode PCR
(polymerase chainreaction) yaitu teknik amplikasi fragmen DNA yang spesifik
secara in vitro. Secara umum DNA yang digunakan untuk PCR adalah total
DNA genom yang diekstraksi dari sel dan tidak membutuhkan tingkat
kemurnian tinggi. Urutan DNA yang akan diamplikasi secara spesifik akan
ditentukan oleh primer-primer yang tersusun dari nukleotida (Simbolon , 1994).
Material yang diperlukan untuk proses PCR adalah DNA yang mengandung
rangkaian urutan yang akan diperbanyak (duplikasi DNA) yaitu primer, DNA
polimerase dan campuran dari empat macam deoksiribo nukleotida-trifosfat
(dATP, dCTP, dGTP dan dTTP) serta MgCl2 (Sambrook, 1989).
2. Penyisipan fragmen DNA ke dalam vektor
Proses penyisipan atau penyambungan molekul fragmen DNA dengan
molekul DNA vektor disebut ligasi. Biasanya ligasi terjadi antara ujung gugus
fosfat dengan gugus hidroksil. Ligasi antara fragmen DNA yang memiliki ujung
lengket (cohesive ends) yang komplementer jauh lebih efesien dibandingkan
dengan ujung tumpul (blunt ends). Efisiensi ligasi juga dipengaruhi oleh adanya
deoksiadenosin tunggal pada ujung. Efisiensi ligasi dapat ditingkatkan, bila
fragmen DNA yang memiliki deoksiadenosin tunggal pada ujung bertemu
dengan vektor yang memiliki timidin pada ujung (Sambrook, 1989).
3. Transformasi DNA
Transformasi adalah proses pemindahan molekul DNA donor dari
lingkungan luar sel. Vektor kloning yang merupakan pembawa gen yang akan
dikloning ditransformasi ke dalam sel inang. Transformasi dapat dilakukan
secara alami maupun buatan. Pada proses transformasi alami, DNA yang
berbentuk untai ganda dan memiliki untaian basa spesifik terhadap protein
membran masuk ke dalam bakteri melewati membran sel bakteri terhidrolisis.

7
Pada transformasi buatan, sel bakteri dibuat menjadi sel kompeten secara paksa
sehingga selubung sel bakteri bersifat permeabel dan memungkinkan DNA
dapat berikatan. Dengan sel dan masuk ke dalam sitoplasma, kemudian
berinteraksi dengan genom sel bakteri (Stainer , 1986). Sel kompeten adalah sel
inang yang memiliki kompetensi untuk dimasuki vektor kloning. Perlakuan
untuk memasukkan sel kompeten dapat dilakukan dengan menggunakan metode
kejutan panas (heat shock) atau kejutan pulsa listrik (metode electroporation)
(Sambrook, 1989).
4. Seleksi hasil kloning
Penyeleksian koloni bakteri untuk mendapatkan kloning yang diinginkan
dengan cara X-gal atau pemotongan dengan enzim restriksi. Seleksi dengan X-
gal dapat digunakan untuk mengidentifikasi plasmid rekombinan dengan
komplementasi. Sedangkan pemotongan dengan enzim restriksi dapat digunakan
untuk menyeleksi plasmid rekombinan hasil kloning. Hasil pemotongan tersebut
dielektroforesis dan memperlihatkan pita fragmen DNA sisipan yang terpisah
dari pita vektor kloning (Sambrook, 1989).
Menurut Daulay dan Siregar, (2005) mekanisme kloning sel pada manusia
dapat digambarkan seperti ditunjukkan dan dijelaskan secara sederhana sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan sel stem: suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel
tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
2. Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetik kemudian
dipisahkan dari sel.
3. Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan
kemudian intinya dipisahkan.
4. Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur.
5. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah
(hari kedua) menjadi sel embrio.
6. Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari
ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.

8
7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama
dengan sel stem donor. Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang
menghasilkan individu baru dan mempunyai sifat genetik yang “identik” (sama).

Gambar 3. Kloning Sel pada Manusia (Sumber: Dwijunianto. 2011)

D. Keuntungan Dan Kerugian Kloning


Menurut Daulay dan Siregar, (2005) meskipun penuh resiko, kloning juga
menjanjikan keuntungan antara lain sebagai berikut :
1. Proses pembuahan yang dilakukan melalui teknologi ini dapat menolong
pasangan-pasangan tidak subur untuk memperoleh keturunan.
2. Manusia dapat mengkloning ginjal untuk kebutuhan pencangkokan ginjal bagi
mereka yang mengalami gagal ginjal.
3. Manusia juga dapat mengkloning tulang sumsum untuk anak-anak dan dewasa
untuk penyakit leukimia.
4. Manusia dapat mempelajari bagaimana menghidupkan dan mematikan sel.
Dengan demikian, kloning diharapkan akan mampu mengobati penyakit kanker
yang menggerogoti sel-sel tubuh manusia.

9
5. Teknologi kloning dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan
oleh kelainan genetis pada manusia.
Selain itu ditambahkan membuat Adrinanto, (2009) manfaat dari cloning
sebagai berikut.
1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan manfaat kloning terutama dalam rangka
pengembangan biologi, khususnya reproduksi-embriologi dan diferensiasi.
2. Untuk tujuan diagnostik dan terapi. Sebagai contoh jika sepasang suami isteri
diduga akan menurunkan penyakit genetika thalasemia mayor. Dahulu pasangan
tersebut dianjurkan untuk tidak mempunyai anak. Sekarang mereka dapat
dianjurkan menjalani terapi gen.
3. Untuk keperluan reproduksi. Kloning ini dapat merusak peradaban manusia
(manusia hanya sebagai objek). Suatu organisme memiliki hak hidup tanpa
proses artifisial. Menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu
terhadap kelompok lain kloning.
4. Untuk keperluan pengobatan. Kloning ini juga tidak sesuai dengan nilai etik
karena individu hanya diambil organnya saja. Kesalahanfatal yang dapat
diakibatkan oleh kloning dapat mengakibatkan cacat atau penyakit keturunan
seumur hidup. Tidak sebanding dengan upaya untuk menghindari penyakit
dengan melakukan proses kloning tersebut.
5. Untuk keperluan konservasi. Kerusakan habitat alam suatu spesies yang
disebabkan oleh faktor kesengajaan manusia, maka yang harus bertanggung
jawab adalah manusia. Dengan adanya kloning, akan merusak keseimbangan
alam dan akan memperbesar kesempatan manusia untuk merusaknya. Kloning
ini juga akan menghasilkan hewan yang memiliki daya tahan tubuh rendah dan
resiko kematian yang cukup besar.
Manfaat yang disebutkan di atas hanya sebagian kecil dari puluhan manfaat
yang dapat dinikmati manusia, khususnya dalam pengembangan dunia pengobatan.
Namun aplikasi kloning dalam dunia medis tidak selamanya berjalan mulus dan
memiliki banyak resiko. Ada sejumlah kendala teknis yang dihadapi oleh para
peneliti di bidang ini. Antara lain adanya resiko sel-sel embryonik tersebut yang
dapat berkembang menjadi sel-sel tumor maupun kanker.

10
Menurut Daulay dan Siregar, (2005) beberapa implikasi negatif dari kloning
dilihat dari aspek teologi dan etika adalah sebagai berikut:
1. Proses penciptaan manusia merupakan hak prerogatif Allah semata. Dengan
mengkloning manusia, berarti telah memasuki dan mengintervensi ranah
kekuasaan allah.
2. Para ilmuwan yang mengadakan kloning tidak mempercayai bahwa Allah adalah
pencipta yang paling sempurna terhadap seluruh makhluk.
3. Tuhan telah menciptakan manusia berdasarkan keragaman. Dengan kloning
keragaman tersebut akan hilang dengan sendirinya.
4. Penghargaan terhadap hasil kreasi para ilmuwan kloning akan merangsang para
ilmuwan lainnya untuk berlomba-lomba menciptakan kreasi-kreasi baru lainnya
tanpa memperdulikan etika.
5. Untuk pengkloningan manusia, diperlukan sejumlah percobaan yang belum
tentu akan berhasil secara maksimal. Hal ini tentu akan merugikan pihak yang
akan menjad ibahan percobaan tersebut.
6. Kloning akan menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap psikologi
manusia kloning. Tidak ada satu orangpun yang bisa menjelaskan identitas
individual dan hubungan manusia kloning dengan orang yang memesannya.

11
PEMBAHASAN III
PANDANGAN MENURUT AGAMA, HUKUM, SOSIAL
BUDAYA,KESEHATAN DAN KELOMPOK

A. PANDANGAN MENURUT AGAMA


1. Agama Islam
Apabila kiat mencermati, awal sampai akhir proses kloning,tentu hal ini
akan menimbulkan problem yang sangat besar ketika kloning diterapkan pada
manusia, walaupun di sisi lain juga ada beberapa manfaat. Seperti yang kita
ketahui manusia sebagai makhluk biologis maka laki-laki memerlukan
perempuan atau sebaliknya Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman :

)21:‫ الروم‬ ‫( سورة‬   ً‫ق لَ ُك ْم ِم ْن أَ ْنفُ ِس ُك ْم أَ ْز َواجًا لِتَ ْس ُكنُوا ِإلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم َم َو َّدةً َو َرحْ َمة‬
َ َ‫َو ِم ْن َءايَاتِ ِه أَ ْن خَ ل‬

Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan


untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang”
(QS. Al-Rum:21)
yaitu aspek biologis agar manusia berketurunan dan yang kedua aspek
afeksional agar manusia merasa tenang,terang hatinya dan cemerlang fikirannya.
Dan bila seorang ingin mendapatkan keturunan, maka ia harus kawin dan
menikah lebih dahulu. Dan mengenai perkawinan itu sendiri dijelaskan oleh
Allah dalam al-Qur’an.
“Dan kawinilah orang-orang yang sendirian diantara kamudan orang-orang
yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayanya yang lelaki dan hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas(pemberian-Nya) lagi maha
penyayang.”
Dalam kehidupan ini seseorang dapat memperoleh keturunan dari
hubungan laki-laki dan perempuan yang telah diatur oleh hukum Allah yaitu
adanya akad perkawinan yang di harapkan dapat menghasilkan keturunan yang
baik dan mempunyai nasab dan diterima secara baik di masyarakat. Namun akan
berbeda ketika kloning manusia benar-benar di lakukan. Kita tidak akan lagi

12
mengenal hubungan semacam itu karena seseorang dapat memiliki anak sesuai
dengan keinginannya tanpa melakukan hubungan dengan seorang laki-laki.
Dalam Islam kloning dapat menimbulkan akibat yang fatal apabila hal ini
dilakukan terhadap manusia yaitu mulai dari perkawinan, nasab dan pembagian
warisan dan tentu hal ini akan keluar dari jalur Islam. Misalnya seorang laki-laki
yang menikah dengan perempuan yang keduanya masing-masing mempunyai
kembaran identik, tentu hal ini akan dapat membuat bingung mereka semuanya,
dan bila hal ini sudah terjadi ditengah masyarakat, pasti orang akan mengalami
kesulitan mengenali apakah orang itu bersama-sama dengan isterinya atau
dengan kembaranya atau dengan sebaliknya tidaklah mustahil apabila semisal
masalah ini benar-benar terjadi, dekadensi moral dan kehancuran dunia akan
terwujud selain itu sederetan masalah kewarisan, perwalian, dan lain-lainnya
akan menunggu di depan.
Dalam hal penciptaan manusia ada beberapa tahapan.Sebagaimana firman Allah

)2:‫ اإلنسان‬  ‫صي ًرا (سورة‬


ِ َ‫س ِمي ًعا ب‬ ٍ ‫سانَ ِمنْ نُ ْطفَ ٍة أَ ْمش‬
َ ُ‫َاج نَ ْبتَلِي ِه فَ َج َع ْلنَاه‬ َ ‫إِنَّا َخلَ ْقنَا اإْل ِ ْن‬

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani


yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan),
karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat”(QS. Al-Insaan:2).

Dari kutipan ayat diatas, tampak kiranya bahwa paradigma al-Qur’an


mengenai penciptaan manusia dan terlihat pencegahan terhadap tindakan-
tindakan manusia yang mengarah terhadap kloning. Mulai dari awal kehidupan
hingga saat kematian, semuanya adalah tindakan dari Allah.Segala bentuk
peniruan atas tindakan-Nya dianggap sebagai perbuatan melampaui batas.Oleh
karenanya untuk menyikapi berbagai macam masalah mengenai kloning
manusia, bisa memakai pertimbangan, sebagai berikut:
a. Pertimbangan Teologi
Dalam hal ini al-Qur’an megisyaratkan adanya intervensi manusia didalam
proses produksi manusia. Sebagaimana termasuk dalam firmanNya Q.S.al-
Mukminun ayat 13-14 yang berbunyi:
“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal

13
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu
kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
berbentuk lain. Maka maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Ayat ini mengisyaratkan unsur manusia ada tiga yaitu; unsur jasad
(jasadiyah), unsur nyawa (nafs), dan Unsur ruh (ruh). Adapun dalam
pertimbangan ini manusia mengetahui proses terjadinya manusia, oleh
karenanya untuk mengetahui keafsahan kloning dalam Islam harus dikaitkan
dengan dua pertimbangan selanjutnya, yaitu pertimbangan moral dan
hukum.
b. Pertimbangan Moral
Dari sudut pertimbangan moral bahwa berbagai macam riset atau penelitian
hendaknya selalu dikaitkan dengan Tuhan, karena riset dengan tujuan
apapun tanpa dikaitkan dengan Tuhan tentu akan menimbulkan resiko,
meskipun manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah, namun dalam
mengekpresikan dan mengaktualisasikan kebesaran kreatifitasnya tersebut
seyogyanya tetap mengacu padap Pertimbangan moral dalam agama.
c. Pertimbangan Hukum
Dari beragam pertimbangan mungkin pertimbangan hukum inilah yang
secara tegas memberikan putusan, khususnya dari para ulama’ fiqh yang
akan menolak mengenai praktek kloning manusia selain memakai dua
landasan pertimbangan di atas. Larangan ini muncul karena alasan adanya
kekhawatiran tingginya frekuensi mutasi pada gen produk kloning sehingga
akan menimbulkan efek buruk pada kemudian hari dari segi pembiayaan
yang sangat mahal dan juga dari sudut pandang ushul fiqh bahwa jika
sesuatu itu lebih banyak madharat-nya dari pada manfaatnya maka sesuatu
itu perlu ditolak. Dalam masalah ini terdapat beberapa pendapat ulama
tentang kloning manusia diantaranya;
d. Analisis Kritis
Proses kejadian manusia tanpa proses pembuahan sperma laki-lakia dalah
tanda dari kekuasaan Tuhan. Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan
konskuensi logis dari konsep ilmu dalam al-Qur’an yang mengatakan

14
hakekat ilmu adalah menemukan sesuatu yang baru bagi masyarakat dari hal
yang tidak tahu menjadi tahu seperti dalam firman Allah:
“Sebagaimana kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang
membacakan ayat-ayat kami kepadakamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu al-kitab dan hikmah serta mengajarkan kepada
kamu apa-apa yang belum kamu ketahui.”
Seluruh ilmu bisa diterima, namun harus dilihat manfaat dan madharatnya
seperti halnya kloning yang menimbulkan pro dan kontra. Tim bahsul
masa’il Nahdhatul Ulama’ menjawab seputar rmasalah kloning gen pada
tanaman, hewan dan manusia.
Adapun kloning pada gen manusia menurut etika dan hukum agama
tidak dibenarkan (haram) serta harus dicegah sedini mungkin. Hal ini karena
akan menimbulkan masalah baru dan madharat yang lebih besar,
diantaranya;
1) Tidak mengikuti sunah Rasul, karena Rasul menganjurkan untuk
menikah. Dan barang siapa tidak mengikuti sunah rasul berarti tidak
termasuk golongan Rasulallah.
2) Tidak mungikuti ajaran kedokteran Nabi, karena mereka tidak
melakukan hubungan seksual.
3) Bagi kaum  hal syahwatnya menjadi lemah, menimbulkan kesedihan
dan kemuraman. Gerak tubuhnya menjadi kaku dan bagi kaum wanita
badannya menjadi dingin (frigiditis).
4) Ada kecenderungan melakukan onani (masturbasi) atau berzina yang
sangat dilarang oleh islam.
5) Tidak bisa memanfaatkan kegembiraan dan kelezatan dalam hubungan
seksual.

15
3. Agama kristiani-Katolik
Pandangan Kristen mengenai proses kloning manusia dapat ditelaah
dalam terang beberapa prinsip Alkitabiah. Pertama, umat manusia diciptakan
dalam rupa Allah, dan karena itu, bersifat unik. Kejadian 1:26-27 menegaskan
bahwa manusia diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dan bersifat unik
dibandingan dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Jelaslah bahwa itu adalah sesuatu
yang perlu dihargai dan tidak diperlakukan seperti komoditas yang dijual atau
diperdagangkan. Sebagian orang mempromosikan kloning manusia dengan
tujuan untuk menciptakan organ pengganti untuk orang-orang yang
membutuhkan pengcangkokan namun tidak dapat menemukan donor yang
cocok. Pemikirannya adalah mengambil DNA sendiri dan menciptakan organ
duplikat yang terdiri dari DNA itu sendiri akan sangat mengurangi
kemungkinan penolakan terhadap organ itu.
Walaupun ini mungkin benar, masalahnya melakukan hal yang demikian
amat merendahkan kehidupan manusia. Proses kloning menuntut penggunaan
embrio manusia; dan walaupun sel dapat dihasilkan untuk membuat organ yang
baru, untuk mendapatkan DNA yang diperlukan beberapa embrio harus
dimatikan. Pada hakikatnya kloning akan “membuang” banyak embrio
manusia sebagai “barang sampah,”
Kejadian 2:7 mengatakan, “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk
manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” Inilah
gambaran Allah menciptakan jiwa manusia. Jiwa adalah siapa kita, bukan apa
yang kita miliki (1 Korintus 15:45).
Pertanyaannya adalah jiwa seperti apa yang akan diciptakan oleh kloning
manusia? Ini bukanlah pertanyaan yang dapat kita jawab saat ini.
Banyak orang percaya bahwa hidup tidak dimulai pada saat pembuahan dengan
terbentuknya embrio, dan karena itu embrio bukan betul-betul manusia.
Alkitab mengajarkan hal yang berbeda. Mazmur 139:13-16 mengatakan,
“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam
kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat
dan ajaib; ajaib apa yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.

16
Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang
tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis
hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.”
Semua ini menunjuk pada pendirian Alkitab bahwa hidup dimulai pada
saat pembuahan. Dalam terang ini, kloning manusia, bersama dengan
dirusaknya embrio manusia, tidaklah sejalan dengan pandangan Alkitab
mengenai hidup manusia. Lebih dari itu, kalau manusia diciptakan, tentulah
ada Sang Pencipta, dan karena itu manusia tunduk dan bertanggung jawab
kepada Sang Pencipta itu. Sekalipun pandangan umum – pandangan psikologi
sekuler dan humanistik – mau orang percaya bahwa manusia tidak bertanggung
jawab kepada siapapun kecuali dirinya sendiri, dan bahwa manusia adalah
otoritas tertinggi, Alkitab mengajarkan hal yang berbeda. Alkitab mengajarkan
bahwa Allah menciptakan manusia, dan memberi manusia tanggung jawab atas
bumi ini (Kejadian 1:28-29 dan Kejadian 9:1-2).
Dengan tanggung jawab ini ada akuntabilitas kepada Allah. Manusia
bukan penguasa tertinggi atas dirinya dan karena itu dia tidak dalam posisi
untuk membuat keputusan sendiri mengenai nilai hidup manusia. Ilmu
pengetahuan juga bukan otoritas yang menentukan etis tidaknya kloning
manusia, aborsi, atau eutanasia.
Kalau kita melihat manusia semata-mata sebagai salah satu ciptaan dan
bukan sebagai ciptaan yang unik, dan manusia adalah ciptaan yang unik, maka
tidak sulit untuk melihat manusia tidak lebih dari peralatan yang perlu dirawat
dan diperbaiki. Namun kita bukanlah sekedar kumpulan molekul dan unsur-
unsur kimia.
Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Allah menciptakan setiap kita
dan memiliki rencana khusus untuk setiap kita. Lebih lagi, Dia menginginkan
hubungan pribadi dengan setiap kita, melalui Anak-Nya, Yesus Kristus.
Sekalipun ada aspek-aspek kloning manusia yang mungkin bermanfaat, umat
manusia tidak punya kontrol terhadap arah perkembangan teknologi kloning.
Adalah bodoh kalau beranggapan bahwa niat baik akan mengarahkan
penggunaan kloning. Manusia tidak dalam posisi untuk menjalankan tanggung

17
jawab atau memberi penilaian yang harus dilakukan untuk mengatur kloning
manusia.
4. Agama Budha

Dari sudut pandang buddhis, maka kita percaya bahwa tidak ada kekuatan yang
bisa melawan hukum-hukum Dhamma – hukum alam yang “mengatur” semesta ini.
Selama ini kita hanya bisa hidup dengan menyelaraskan diri dengan hukum alam.
Kita, misalnya, hanya bisa bernapas dengan menghirup udara, karenanya harus
menggunakan tabung oksigen di dalam laut. Kita minum air tawar – bukan air asin;
kalau tidak air tawar, maka kita hanya bisa berusaha menawarkan air asin, dan
sebagainya.
Ada dua kategori hukum alam yang terkait dalama masalah kloning, yakni :

a. Bija Niyama (hukum-hukum biologis)


Dari sudut Bija Niyama, terbukti, sebenarnya apa yang dilakukan oleh para
sarjana selama ini, hanyalah sekedar mempelajari hukum alam (dalam hal ini
proses alami pembuahan) lalu mencontohi dan menerapkannya (dalam hal ini
memberi kejutan listrik dan mengkondisikan “pembuahan” – masuknya DNA ke
sel ovum). Nah, sampai disini kita tidak usah kwatir, sebab bila tidak sejalan
dengan hukum alam, maka tidak akan berhasil (dalam istilah agama lain : “Bila
tidak dikehendaki Tuhan”)
b. Kamma Niyama (hukum karma).
Dari sudut Kamma Niyama, diketahui bahwa kelahiran kembali dikondisikan
oleh Tanha (keinginan yang sangat kuat) dalam hal ini Kamma Tanha (keinginan
kuat akan kenikmatan nafsu) dan Bhava Tanha (keinginan kuat untuk senantiasa
bereksis). Keinginan kuat ini berbentuk arus enerji batin yang sangat kuat yang
lalu mencari “wadah” (badan) untuk bereksis (baca: lahir kembali).

Agama Buddha melarang atau tidak melarang kloning?. Bila ditelusuri lebih
lanjut, maka istilah melarang sebenarnya tidak relevan dengan ajaran Sang
Buddha. Ajaran Sang Buddha bukanlah pasal-pasal hukum dan undang-undang.
Agama Buddha adalah ajaran yang mengajarkan ajaran ketuhanan menunjukkan

18
yang mana yang baik dan yang mana yang tidak baik – bukan ajaran yang
mengajarkan “perintah Tuhan”.
Ajaran agama Buddha tidak mendasarkan dapat tidaknya pemberlakuan
sesuatu hal Tuhan adalah sesuatu yang lebih besar, bukan makhluk – bukan
pribadi. Juga bukan makhluk adikodrati ataupun mahadewa, yang dianggap
sebagai penguasa alam ini. Umat Buddha juga tidak perlu kwatir bahwa usaha
kloning akan melecehkan kitab suci Tipitaka. Kita tidak perlu mendasarkan
keberadaan Dhamma pada kitab-kitab suci dan sabda-sabda. Dhamma adalah
hukum alam. Hukum alam akan berjalan tidak tergantung pada ada atau tidaknya
kitab suci Tipitaka (buat umat Buddha) ataupun pernah atau tidak pernahnya
Sang Buddhaterlahir. Dengan demikian, sebenarnya pertimbangan pemberlakuan
sesuatu hal dalam pandangan agama Buddha adalah pada baik atau tidak baiknya
hasil perbuatan itu bagi diri sendiri dan bagi oranglain .

5. Agama Hindu
Menurut ajaran Hindu, ada tiga jenis makhluk yang diciptakan Tuhan, yaitu
tumbuhan, hewan, dan manusia, sesuai dengan ruang dan waktu. Manusia
merupakan yang paling sempurna, karena ia punya kelebihan bisa menentukan dan
memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Tubuh manusia, termasuk seluruh
elemennya, juga mempunyai kodrat sendiri-sendiri. Kuku di kaki, rambut di kepala,
dan seterusnya, itu memiliki kodrat masing-masing. Semua itu berjalan menurut
hukum kodrat atau hukum kemahakuasaan.

B. PANDANGAN MENURUT SOSIAL BUDAYA


Masyarakat manusia intinya adalah proses interaksi sosial yaitu hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Interaksi sosial yang
dilakukan secara berulang-ulang serta bertahan dalam jangka waktu yang relatif
lama, biasanya menghasilkan hubungan-hubungan sosial. Bila hubungan sosial
tersebut dilakukan secara sistematis dan tertib maka hubungan sosial tadi akan
menjadi sistem sosial. Dengan demikian, sistim social merupakan suatu wadah dan
proses dari pola-pola interaksi sehingga sistim ini mempunyai unsur-unsur pokok
yaitu kepercayaan, perasaan, tujuan, kaidah, kedudukan dan peranan yang mencakup

19
posisi dan hak serta kewajiban seseorang dan penerapannya dalam interaksi sosial,
kekuasaan, sanksi dan fasilitas.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kloning pada manusia pada saat ini
dapat dikatakan tidak etis tapi tidak menutup kemungkinan pada suatu saat nanti
dapat dikatakan etis karena adanya situasi dan kondisi tertentu
Dari sudut pandang sosiologi, kloning terhadap manusia dikhawatirkan akan
mengancam pranata sosial yang telah dibangun oleh umat manusia sejak
keberadaannya di muka bumi. Andaikata teknologi ini telah “mewabah” di kalangan
saintis, tidak dapat dibayangkan berapa banyak makhluk manusia hasil kloning yang
akan mengatur seluruh dimensi kehidupan.
Belum ada jaminan konkrit dari para ahli kloning yang menyatakan bahwa
manusia kloning akan tetap memiliki peradaban sebagaimana manusia normal
lainnya. Bisa saja, manusia kloning yang direkayasa untuk menjadi tentara super
power tidak memiliki peradaban sama sekali karena mereka diperintah hanya untuk
membunuh dan menaklukkan lawan-lawannya.
Begitu juga mereka yang diklon untuk menjadi ahli nuklir dan fisika atom.
Mereka akan berlomba-lomba memproduksi senjata-senjata pemusnah massal yang
selalu siap untuk meluluh lantakkan sendi-sendi peradaban manusia. Bila ini yang
terjadi, teknologi kloning secara tidak langsung juga berimbas negatif terhadap
pranata sosial dan interaksi sosial yang selama ini diyakini sebagai basis kerukunan
dan kedamaian antar sesama manusia.
Sudut Pandang Masyarakat. Perempuan yang telah menjadi bahan percobaan
kloning akan mendapat stigma buruk jika ketahuan melakukan hal tersebut. Apalagi
jika hal tersebut dilakukan di Indonesia yang memiliki hukum dan budaya yang kuat.
Biasanya jika masyarakat mengetahui ada wanita yang telah menyewakan rahimnya
untuk keperluan kloning, maka masyarakat akan memandang buruk atau menilai
rendah wanita tersebut. Bisa-bisa wanita tersebut akan dikucilkan dari lingkungan
masyarakat.

20
C. PANDANGAN MENURUT HUKUM
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kloning menimbulkan
kontroversi, terutama yang bersangkutan dengan kloning manusia. Isu yang
mengedepan dan menjadi perdebatan pada forum internasional adalah apakah
larangan terhadap kloning manusia bersifat mutlak atau terbatas pada kloning
reproduktif manusia. Kloning manusia diidentifikasi menimbulkan beberapa
masalah, baik masalah etika dan moral, masalah ilmiah, serta masalah sosial.
Kloning berdasarkan Undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974 juga
bertentangan, karena anak yang syah adalah anak yang lahir dari dalam atau sebagai
akibat perkawinan yang syah
Proses kloning manusianya tidak secara tegas diatur dalam KUHP, tetapi
karena dalam kloning terdapat banyak embrio cacat yang akan dibuang, sehingga
dapat dikategorikan sebagai penganiayaan sebagaimana tercantum dalam Pasal 351
tentang penganiayaan, Pasal 346 tentang pengguguran kandungan, dan Pasal 349
KUHP pembantuan pengguguran kandungan.
Pasal 351: “Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,
Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun. Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak
kesehatan. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.”
Pasal 346 : “Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.”
Pasal 349 : “Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan
kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan
salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang
ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak
untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.”.
Sejalan dengan filosofi tersebut maka meskipun peraturan perundang Indonesia
tentang HAM tidak mengatur secara spesifik mengenai penerapan bioteknologi
rekayasa genetika di bidang medis. Namun landasan filosofis dalam beberapa

21
ketentuannya sedikit banyaknya menyentuh persoalan mendasar yang berkaitan
dengan penerapan bioteknologi medis yang dapat dijadikan acuan untuk membantu
mengkonstruksi cara pandang bangsa Indonesia dalam mengkaji persoalan penerapan
bioteknologi rekayasa genetika yang sesuai dengan Hukum HAM di Indonesia.
Ketentuan Pasal 28A, 28B Ayat (1) dan Pasal 28C Ayat (1) Undang-Undang Dasar
1945 menjamin, hak setiap orang atas hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya, setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah dan setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Undang-Undang No. 39
Tahun 1999.

E. PANDANGAN MENURUT KESEHATAN


Apabila kloning embrio manusia dikaji dari segi kesehatan, memang
manfaatnya, yaitu: membantu pasangan suami-istri yang mempunyai problem
reproduksi untuk memperoleh anak; mengobati berbagai macam penyakit akibat
rusaknya beberapa gen yang terdapat dalam tubuh manusia; dan memberikan
peluang untuk menentukan karakteristik (fisik dan mental). Selain itu, kloning juga
dapat Mengobati penyakit, teknologi kloning kelak dapat membantu manusia dalam
menentukan obat kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang,
lemak jaringan penyambung atau tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien
untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah kecantikan, Infertilitas
Kloning manusia memang dapat memecahkan problem ketidaksuburan, tetapi
tidak boleh mengabaikan fakta bahwa Ian Wilmut, A.E. Schieneke, J. Mc. Whir,
A.J. Kind, dan K.H.S. Campbell harus melakukan 277 kali percobaan sebelum
akhirnya berhasil mengkloning “Dolly.”Kloning manusia tentu akan melewati
prosedur yang jauh lebih rumit.
Pada eksperimen awal untuk menghasilkan sebuah klon yang mampu bertahan
hidup akan terjadi banyak sekali keguguran dan kematian,Organ-organ untuk
transplantasi, ada kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti jaringan
tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning.

22
Ketentuan Pasal 71 kesehatan UU. No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
menjelaskan:
Pasal 71 Ayat (1) “Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik,
mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-
laki dan perempuan.
Pasal 71 Ayat (2) “ Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi: a. saat sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah melahirkan; b.
pengaturan kehamilan, alat kontrasepsi, dan kesehatan seksual; dan c. kesehatan
sistem reproduksi.
Hak-hak reproduksi tersebut mencakup:
a. Menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman, serta
bebas dari paksaan dan/atau kekerasan dengan pasangan yang sah.
b. Menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi, paksaan,
dan/atau kekerasan yang menghormati nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan
martabat manusia sesuai dengan norma agama.
c. Menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi sehat secara
medis serta tidak bertentangan dengan norma agama.
d. Memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi
yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Dari berbagai aspek tentang
kesehatan reproduksi, tiga hal yang menjadi masalah yang sering terkait dengan
etika dan hukum kesehatan, yakni: aborsi, teknologi reproduksi utamanya bayi
tabung dan keluarga berencana.

F. PANDANGAN KELOMPOK
Menurut pandangan kami dari kelompok II berpendapat bahwa :
Kloning terhadap manusia banyak melahirkan persoalan bagi kehidupan
manusia, terutama dari sisi etika dan persoalan keagamaan serta keyakinan,
namun di sisi lain adapula beberapa manfaatnya. Untuk itu perlu disadari bahwa
hal-ihwal penciptaan manusia adalah mutlak kekuasaan Tuhan yang mustahil
kiranya untuk dapat ditiru oleh ilmuan sehebat atau sejenius apapun, kesadaran

23
ini perlu ada dalam jiwa manusia agar lebih arif dan bijaksana dalam menjelajahi
ilmu pengetahuan.
Selain itu juga kami kelompok 2 berpendapat ada beberapa faktor yang
sangat merugikan sehingga kami sangat tidak mendukung adanya tekhnologi kloning
ini, antar lain yaitu :
1. Faktor Agama,Etika Dan Moral
Secara etika, moral dan keagamaan, adalah tidak wajar kalau seseorang
dijadikan “fotokopi” atau di-”fotokopi”. Setiap pribadi manusia memiliki hak atas
originalitasnya. Dengan kloning, tak mungkin seseorang menjadi original, karena
akan ada dua individu yang “sama” namun sebenarnya berbeda. Manusia berhak
menjadi makhluk hidup secara penuh.
Kloning pada dasarnya merupakan instrumentalisasi yang berarti manusia
dijadikan objek penelitian atau diperalat. Martabatnya sebagai manusia
dilecehkan, karena manusia tak hanya dijadikan dengan gen, walaupun peranan
gen memang besar, namun juga peran suasana, pendidikan, dan waktu akan ikut
membentuk kepribadian seseorang yang spesial dimana tidak akan ada yang
benar-benar identik. Peran seorang ibu di waktu hamil pun dapat menentukan
sikap seorang anak. Sedangkan dalam proses kloning, manusia tidak menjadi
tujuan, melainkan sebagai sarana uji coba laboratorium demi menemukan sesuatu
yang baru. Kloning manusia pada hakikatnva melecehkan manusia itu sendiri dan
akan memiliki sangat banyak dampak buruk.
Campuran gen lelaki dan perempuan tidak ditemukan dalam proses
kloning. Kloning berarti melawan secara fundamental persatuan antara pria dan
wanita. Selain itu, akan ada bahaya bahwa kloning manusia dipakai sebagai usaha
untuk mencegah terjadinya kematian, atau bahkan untuk mengembalikan
seseorang yang terkenal dalam sejarah. Dengan demikian, seorang individu akan
terus menerus berlanjut hidup dan akan sangat dimungkinkan adanya “keabadian”
bahkan “kebangkitan” dengan menggunakan teknologi kloning.
2. Teknologi Kloning Menunjukkan Kurangnya Penghormatan Manusia Terhadap
Makhluk Hidup.
Ini merupakan proyek yang membahayakan umat manusia dan oleh
karena itu riset ini harus dihentikan, karena mengarah pada sesuatu yang

24
dilarang agama baik secara hukum maupun moral. Teknologi kloning hanya
akan meruntuhkan institusi perkawinan, pengaburan keturun.
Harus diingat bahwa kloning adalah cermin iptek. kloning bukan
persoalan boleh tidak boleh atau persoalan halal haram, melainkan masalah
apakah bisa dipertanggungjawabkan atau tidak. Teknologi tidaklah haram
sepanjang manusiawi, cocok dengan prinsip-prinsip kemanusiaan .
Meskipun telah dikatakan dimuka bahwa hukum mengikuti
perkembangan (kepentingan) masyarakat, tetapi mengenai kloning manusia
untuk jangka waktu yang masih lama akan merupakan atau menimbulkan
masalah hukum, mengingat bahwa hukum itu merupakan produk kebudayaan
suatu bangsa. Kloning manusia memerlukan rahim wanita. Dalam hal bayi
tabung saja, yang sekarang sudah dianggap halal, ternyata sudah menimbulkan
masalah hukum, terutama dalam hal digunakan "surrogate mother' sebagai
tempat penitipan embrio.
Hal itu sekaligus juga mengacaukan sistem hukum keluarga yang masih
berlaku seperti sekarang ini. Masyarakat menjadi tidak tertib, resah, karena
kepentingan manusia tidak akan terpenuhi atau terlindungi sepenuhnya.
Kemungkinan penyalahgunaan untuk tujuan kriminal besar, sehingga
kepentingan manusia terancam. Oleh karena kloning manusia harus dilarang.
Barangkali ditinjau dari aspek hukum untuk jangka waktu yang masih cukup
lama sistem kehidupan bersama dengan manusia hasil kloning belum dapat
diterima.
3. Teknologi kloning memberi Efek Negatif Pada Kawasan Gender
Menurut kami Pada kawasan gender, kloning juga mendatangkan efek
negatif bagi posisi perempuan. Perempuan yang selama ini dikenal sebagai
sosok pelindung dan pemelihara manusia akan berubah fungsi sebagai objek
untuk mengandung janin-janin hasil kloning. Teknologi kloning, bagaimanapun
majunya, akan selalu membutuhkan rahim surrogate mother sebagai tempat
pembelahan sel telur hingga ia dilahirkan. Pada tahap ini, perempuan telah
diobjektivasi menjadi sebuah mesin yang berfungsi untuk mengembangkan janin
hasil rekayasa genetika. Dan yang lebih luarbiasa adalah bahwa sel telur dan
DNA yang direkayasa dalam perut perempuan tidak jelas pemiliknya. Lebih

25
jauh dari itu, bila proses kehamilan tidak berjalan normal sebagaimana yang
diinginkan, maka kemungkinan terjadinya keguguran bisa saja terjadi. Rasa sakit
yang timbul akibat keguguran jelas-jelas hanya menjadi tanggung jawab
perempuan dan bukan laki-laki.

26
DAFTAR PUSTAKA

Https://www.academia.edu/15356902/makalah_rekayasa_genetika
https://www.slideshare.net/nadyapalinda/rekayasa-genetika-by-dianappt
https://www.academia.edu/6510207/kloning_pada_manusia_dalam_prespektif
Https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mimbar/article/view/6kloningmenurut
pandangan islam | fathurrohman | mimbar : jurnal sosial dan pembangunan
Https://www.kompasiana.com/rizkycho//menyoal-pandangan-islam-terhadap-
rekayasa-genetika-kloning-manusia-dan-bayi-tabung?page=allmenyoapandangan
islam terhadap rekayasa genetika, kloning manusia dan bayi tabung halaman all -
kompasiana.com
Https://safnowandi.wordpress.com/2012/02/17/kloning/kloningpadamanusiasafnowa
ndi, s.pd., m.pd.
http://www.salehdaulay.com/index.php/riset/item/137-kloning-manusia-dalam
perspektif-etika-dan-agama-2
https://www.academia.edu//m_a_k_a_l_a_h_hukum_kloning_oleh_ferlina_hasanah
https://www.academia.edu//kloning_manusia_dalam_prespektif_filsafat_dan_moral
Https://www.google.com/search?
q=makalah+kloning+menurut+pandangan+sosial+budaya

27

Anda mungkin juga menyukai