Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Genetika disebut juga dengan ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin)
yang artinya bersuku – suku bangsa atau asal usul. Secara “etimologi” artinya asal mula
kejadian. Namun, genetika bukan merupakan ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada
batas – batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu. Genetika adalah ilmu yang
mempelajari tentang seluk beluk alih informasi hayati dari generasi ke generasi. Oleh karena
cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan
persamaan sifat diantara individu organism, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa
genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat. Dalam ilmu ini dipelajari
tentang bagaimana sifat keturunan itu diwariskan pada anak cucunya, serta kemungkinan
variasi yang timbul didalamnya.
Perkembangan genetika ini dimulai sejak perkembangan bioteknologi berkembang,
hal ini dengan di temukannya teknologi DNA rekombinan. Oleh sebab itu, perkembangan
genetika semakin maju. Dengan adanya perkembangan DNA rekombinan ini maka optimasi
biotransformasi dalam suatu proses bioteknologi dapat diperoleh dengan lebih terarah dan
langsung. Teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetik memungkinkan kita
mengkonstruksi, bukan hanya mengisolasi, suatu galur yang sangat produktif. Sel prokariot
atau eukariot dapat digunakan sebagai "pabrik biologis" untuk memproduksi insulin,
interferon, hormon pertumbuhan, bahan anti virus, dan berbagai macam protein Lainnya.
Teknologi DNA rekombinan juga memungkinkan produksi senyawa-senyawa tertentu yang
jumlahnya secara alami sangat sedikit, sehingga tidak ekonomis bila diekstrak langsung dari
sumber alaminya.
Oleh karena itu sangatlah diharapkan agar berbagai disiplin ilmu yang ada membuka
pintu lebar-lebar untuk mendisain kurikulum yang dapat menampung minat mahasiswa yang
bersifat interface ini, yang merupakan aspek intrinsik dari Bioteknologi Moderen atau
Bioteknologi Molekuler salah satunya mengenai rekayasa genetika ini yang
perkembangannya harus sesuai dengan bioetika yang ada di Negara kita ini agar
penggunaannya tidak di salah gunakan oleh pihak – pihak tertentu sehingga pemanfaatannya
dapat digunakan dengan baik.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Transgenik ?

2. Apa yang dimaksud dengan Transgenik pada Hewan ?

3. Apa saja contoh yang dihasilkan dari Transgenik pada hewan ?

4. Apa yang dimaksud dengan Transgenik pada tanaman ?

5. Apa saja contoh yang dihasilkan dari Transgenik pada tanaman ?

6. Bagaimana dampak yang terjadi dari adanya Transgenik pada tanaman ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Transgenik.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Transgenik pada hewan.

3. Untuk mengetahui contoh yang dihasilkan dari Transgenik pada hewan.

4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Transgenik pada tanaman.

5. Untuk mengetahui contoh yang dihasilkan dari Transgenik pada tanaman.

6. Untuk mengetahui dampak dari transgenik pada tanaman.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transgenik


Rekayasa genetika merupakan salah satu teknologi baru dalam bidang biologi. Produk
dari rekayasa genetika disebut sebagai GMO (Genetic Modified Organism) contohnya adalah
tanaman transgenik dan hewan transgenik.

Transgenik berasal dari kata trans yang berarti pindah dan gen artinya pembawa sifat.
Jadi transgenik berarti memindahkan gen dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup yang
lain. Tujuan memindahkan gen tersebut untuk mendapatkan organisme baru yang memiliki
sifat lebih baik. Organisme transgenik sendiri merupakan organisme yang mendapatkan
transfer gen dari organisme lain yang pada umumnya transformasi gen tersebut berasal dari
spesies yang sama, namun juga dapat berasal dari spesies atau jenis yang berbeda.
Transformasi gen ini dilakukan terhadap embrio sebelum organisme transgenik tersebut
dilahirkan atau tumbuh dan berkembang lebih dewasa.

2.2 Pengertian Hewan Transgenik

Hewan transgenik adalah hewan yang satu atau lebih gen telah diperkenalkan ke
dalam sel nonreproductive nya. Para hewan transgenik pertama diproduksi pada tahun 1983
ketika gen untuk hormon pertumbuhan manusia diperkenalkan ke tikus.

Hewan transgenik dapat digunakan untuk menghasilkan produk berharga. Misalnya,


babi transgenik telah diproduksi dengan kemampuan untuk mensintesis hemoglobin manusia
untuk digunakan sebagai pengganti darah. Juga, sapi transgenik telah dibesarkan dengan
kemampuan untuk menghasilkan manusia laktoferin, suatu protein susu-bangunan besi dan
agen antibakteri yang potensial. Seekor domba transgenik dapat mensintesis protein yang
membantu pasien emfisema bernafas lega, dan kambing transgenik telah dikembangkan
untuk menghasilkan protein yang dibutuhkan oleh pasien cystic fibrosis.

3
Tujuan dari transgenik ini adalah untuk mendapatkan sifat yang diinginkan dan
peningkatan produksi. Meskipun banyak potensi dan manfaat yang dapat diambil dari hewan
transgenik, akan tetapi proses yang dilibatkan dalam pengembangan hewan transgenik di
laboratorium berpotensi atau memiliki dampak yang buruk terhadap masa depan hewan yang
dilibatkan. Proses yang terjadi dalam pengembangan galur transgenik baik di laboratorium
maupun di hewan ternak secara potensial memiliki dampak utama terhadap hewan yang
diamati. Area tertentu dimana masalah dapat terjadi adalah pada proses eksperimental yang
berhubungan dengan produksi in vitro dan transfer embrio serta selama gestasi dan kelahiran
hewan yang dimanipulasi. Pada hewan ternak, dibandingkan dengan IB, prosedur yang
digunakan sebelum dan sesudah mikroinjeksi (contohnya kultur in vitro dan transfer embrio)
mungkin memperpanjang gestasi, meningkatkan bobot lahir dan menyebabkan insiden
kesulitan lahir dan kehilangan perinatal yang lebih tinggi.

Saat ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa
genetika, kultur jaringan, DNA,rekombinan pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-
lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit
genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke
ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh
dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa
genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan

4
produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta
juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa
ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada
penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang
bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.

Bahan pangan hewani merupakan kebutuhan pokok manusia untuk hidup sehat,
kreatif, produktif dan cerdas. Menurut Prof. I.K Han (1999) menyatakan adanya kaitan positif
antara tingkat konsumsi protein hewani dengan umur harapan hidup (UHH) dan pendapatan
perkapita. Delgado et. al (1999) menduga akan terjadi peningkatan produksi dan konsumsi
pangan hewani dimasa depan. Konsumsi daging penduduk dunia akan meningkat dari 233
juta ton (tahun 2000) menjadi 300 juta ton (tahun 2020). Konsumsi susu naik dari 568 juta
ton menjadi 700 juta, sedangkan konsumsi telur sekitar 55 juta ton. Hal tersebut disebabkan
oleh bertambahnya jumlah penduduk dunia, meningkatnya kesejahteraan hidup dan
meningkatnya kesadaran gizi masyarakat dunia.

Akan tetapi, peningkatan kebutuhan pangan hewani, ternyata tidak diikuti oleh
ketersediaan pangan hewani secara murah, merata dan terjangkau. Teknologi budidaya
peternakan konvensional dan pertumbuhan populasi ternak yang cenderung lambat
merupakan salah satu faktor penyebabnya. Oleh karena itu, aplikasi bioteknologi diharapkan
dapat memainkan peranan penting dalam memacu pertumbuhan populasi ternak dan
meningkatkan mutu pangan hewani.

Menurut Sudrajat (2003) aplikasi bioteknologi peternakan dilakukan pada tiga bidang
utama, yaitu bioteknologi reproduksi (inseminasi buatan, transfer embrio dan rekayasa
genetik), bioteknologi pakan ternak dan bioteknologi bidang kesehatan hewan. Bioteknologi
peternakan dapat digunakan mempercepat pembangunan peternakan melalui peningkatan
daya reproduksi dan mutu genetik ternak, perbaikan kualitas pakan dan kualitas kesehatan
ternak.

Hewan transgenik merupakan satu alat riset biologi yang potensial dan sangat
menarik karena menjadi model yang unik untuk mengungkap fenomena biologi yang
spesifik. Sedangkan hewan transgenik menurut Federation of European Laboratory Animal
Associations adalah hewan dimana dengan sengaja telah dimodifikasi genome-nya, gen
disusun dari suatu organisme yang dapat mewarisi karakteristik tertentu. Dua alasan umum
mengapa hewan transgenic tetap diproduksi :

5
- Beberapa hewan transgenik diproduksi untuk mempunyai sifat ekonomis spesifik. Contoh,
ternak transgenic diciptakan untuk memproduksi susu yang mengandung protein khusus
manusia, dimana mungkin dapat membantu dalam perawatan penyakit emphysema pada
manusia (penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darah).

- Hewan transgenik lainnya diproduksi sebagai model penyakit (secara genetic hewan
dimanipulasi untuk menunjukkan gejala penyakit sehingga perawatan efektif dapat
dipelajari). Contoh, ilmuwan Harvard membuat terobosan besar secar ilmiah ketika mereka
diterima sebuah paten U.S. untuk keahlian tikus secara genetic, dimana tikus membawa gen
yang mengembangkan variasi kanker manusia.

Kemampuan untuk mengintroduksi gen-gen fungsional ke dalam hewan menjadi alat


berharga untuk memecah proses dan sistem biologi yang kompleks. Transgenik mengatasi
kekurangan praktek pembiakan satwa secara klasik yang membutuhkan waktu lama untuk
modifikasi genetik. Aplikasi hewan transgenik melingkupi berbagai disiplin ilmu dan area
riset diantaranya:

1. Basis genetik penyakit hewan dan manusia, disain dan pengetesan terapinya;
2. Resistensi penyakit pada hewan dan manusia;
3. Terapi gen Hewan transgenik merupakan model untuk pertumbuhan, immunologis,
neurologis, reproduksi dan kelainan darah);
4. Obat-obatan dan pengetesan produk;
5. Pengembangan produk baru melalui “molecular farming”

Introduksi gen ke dalam hewan atau mikroorganisme dapat merubah sifat dari hewan
atau organisme tersebut agar dapat menghasilkan produk tertentu yang diperlukan oleh
manusia seperti factor IX dan hemoglobin manusia.

2.3 Contoh yang Dihasilkan Dari Transgenik Pada Hewan

A. Kelinci Bersinar Hasil Rekayasa Gen

Sekelompok kelinci yang lahir di University of Istanbul, Turki, berbeda dengan


kelinci pada umumnya. Rekayasa genetika membuat kelinci tersebut mampu menyala dalam
gelap. Kelinci mampu menyala dalam gelap sebab peneliti dari universitas tersebut
menyisipkan gen ubur-ubur. Gen ubur-ubur menghasilkan protein yang membuat hewan
mampu bercahaya jika terpapar sinar ultraviolet. Penyisipan gen ubur-ubur bukan tanpa

6
tujuan. Dengan penyisipan ini, peneliti ingin mengetahui apakah material genetik tertentu
dari satu hewan berhasil disisipkan pada hewan lain. Sebagai contoh, penyisipan gen ubur-
ubur membantu eksperimen Mayo Clinic mengetahui kesuksesan rekayasa kucing yang
resisten feline immunodeficiency virus (FIV).

Diberitakan Foxnews, dalam eksperimen, peneliti Mayo Clinic menyisipkan gen


pembawa protein yang membuat kucing resisten terhadap FIV. Tanpa gen ubur-ubur, peneliti
akan kesulitan mengetahui apakah kucing hasil eksperimen benar-benar telah resisten
terhadap FIV. Gen ubur-ubur berfungsi seperti penanda resistensi itu.

Dalam konteks kelinci, penyisipan gen ubur-ubur bisa membatu peneliti melakukan
rekayasa genetika kelinci sehingga bisa dimanfaatkan sebagai "pabrik obat". Gen tertentu
bisa disisipkan pada kelinci sehingga hewan itu menghasilkan molekul tertentu yang
dibutuhkan. Molekul bisa dipanen dari air susu. Molekul itu sendiri bisa berupa obat-obatan.

Dengan membuat kelinci bercahaya, peneliti mampu membedakan kelinci yang sudah
membawa gen yang disisipkan dan yang tidak. Pemanfaatan kelinci efektif untuk
menghasilkan molekul tertentu. Produksi molekul menggunakan kelinci, seperti dikatakan,
lebih murah daripada produksi secara kimia di pabrik. Gen ubur-ubur, selain pada kelinci dan
kucing, juga pernah disisipkan pada babi dan anjing.

Gambar Kelinci yang bercahaya

7
B. Spiliting pada Domba

Pembelahan embrio secara fisik (spilitting) mampu menghasilkan kembar identik


pada domba, sapi, babi, dan kuda. Ternak unggul hasil manipulasi genetik, contohnya unggul
pada daging dan susunya.

C. Ikan salmon yang disisipkan hormon pertumbuhan menjadi 2 kali lipat besarnya

D. Transfer gen pada hewan

Bakteri bukan satu-satunya makhluk hidup yang dapa dimodifikasi dengan teknologi
DNA rekombinan atau yang dikenal rekayasa genetika. Rekayasa genetika juga dapat
menstransfer gen-gen tertentu ke tumbuhan berbunga, jamur, dan mamalia yang
mengakibatkan perubahan genotipe makhluk hidup tersebut atau disebut makhluk hidup
transgenik. Makhluk hidup transgenik merupakan makhluk hidup yang menerima gen-gen
8
dari spesies lain yang sama sekali berbeda tetapi masih dalam satu kingdom ataupun dapat
juga dari kingdom yang berbeda. Hewan maupun tumbuhan transgenik (Gambar 13.17)
dihasilkan dengan berbagai teknik, misalnya perpindahan gen menggunakan bantuan bakteri
Agrobacterium, mikroinjeksi, penembakan gen, kloning embrio.

Contoh transfer gen pada hewan adalah domba Tracey. Tracey merupakan domba
betina yang sehat dan normal, namun DNA-nya telah disisispi oleh gen manusia. Gen
manusia tersebut mengkode produksi protein alfa-1-antitripsin (ATT) berkhasiat untuk
mengobati penyakit paru-paru pada manusia, misalnya fibrosistik dan empisema
(menggelembungnya membran alveoli hingga pecah yang dapat menyebabkan bronkitis
kronis).

a. Kloning embrio
Kloning embrio telah digunakan untuk produksi hewan ternak, misalnya sapi atau
domba yang secara genetik identik. Pada sapi atau domba, setiap kehamilan hanya
mengandung seekor anak saja. Dengan teknik kloning embrio akan memungkinkan bagi
peternak untuk meningkatkan jumlah hewan ternaknya.

b. Transfer nucleus

Transfer nukleus (gen inti) adalah dengan memasukkan donor DNA dari hewan yang
karakternya diinginkan kedalam sel telur hewan yang intinya (DNA-nya) telah dihilangkan.
Setelah terbentuk embrio lalu embrio ditanamkan ke rahim induk hewan yang akan
membesarkannya. Contohnya adalah domba Dolly. Kloning pada hewan merupakan proses
yang mahal dengan kelebihan yang terbatas dibandingkan dengan teknik reproduksi lainnya.
Kloning pada hewan menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan kloning pada manusia.
Banyak negara yang melarang percobaan kloning manusia, selain bertentangan dengan
agama, juga dianggap melanggar estetika dan prinsip ilmu dan hukum kedokteran.
Saat ini kloning pada hewan belum dimanfaatkan secara maksimal karena mahal dan sulit
dikerjakan. Kloning pada mamalia akan dikombinasikan dengan bioteknologi lain untuk
menghasilkan organ-oragan tubuh hasil klon dan jaringan yang digunakan untuk
transplantasi.

9
2.5 Tanaman Transgenik

Transgenik adalah suatu organisme yang mengandung transgen melalui proses


bioteknologi (bukan proses pemuliaan tanaman), Transgen adalah gen asing yang
ditambahkan kepada suatu spesies. Suatu jasad yang memiliki sifat baru, yang sebelumnya
tidak dimiliki oleh jenis jasad tersebut, sebagai hasil penambahan gen yang berasal dari jasad
lain. Juga disebut organisme transgenik.

Teknik bioteknologi tanaman telah dimanfaatkan terutama untuk memberikan


karakter baru pada berbagai jenis tanaman. Teknologi rekayasa genetika tanaman
memungkinkan pengintegrasian gen-gen yang berasal dari organisme lain untuk perbaikan
sifat tanaman. Salah satu contoh aplikasi bioteknologi di bidang pertanian adalah
mengembangkan tanaman transgenik yang memiliki sifat (1) toleran terhadap zat kimia
tertentu (tahan herbisida), (2) tahan terhadap hama dan penyakit tertentu, (3) mempunyai
sifat-sifat khusus (misalnya: tomat yang matangnya lama, padi yang memproduksi beta-
caroten dan vitamin A, kedelai dengan lemak tak jenuh rendah, strawberry yang rasanya
manis, kentang dan pisang yang berkhasiat obat), (4) dapat mengambil nitrogen sendiri dari
udara (gen dari bakteri pemfiksasi nitrogen disisipkan ke tanaman sehingga tanaman dapat
memfiksasi nitrogen udara sendiri), dan (5) dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan
buruk (kekeringan, cuaca dingin, dan tanah bergaram tinggi). Penekanan pemberian karakter
tersebut dapat dibagi kedalam beberapa tujuan utama yaitu peningkatan hasil, kandungan

10
nutrisi, kelestarian lingkungan, dan nilai tambah tanaman-tanaman tertentu. Sebagai contoh,
beberapa tanaman transgenik yang dikembangkan adalah:

1. Peningkatan kandungan nutrisi: Pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi jalar


2. Peningkatan rasa: tomat dengan pelunakan yang lebih lama, cabe, buncis, kedelai
3. Peningkatan kualitas: pisang, cabe, stroberi dengan tingkat kesegaran dan tekstur yang
meningkat
4. Kandungan bahan berkhasiat obat: tomat dengan kandungan lycopene yang tinggi
(antioksidan untuk mengurangi kanker)
5. Tanaman untuk produksi vaksin dan obat-obatan untuk mengobati penyakit manusia

Perbedaaan pemuliaan tanaman konvensional dengan pemuliaan tanaman secara


transgenik
Pemuliaan tanaman secara konvensional:
1. Gen yang dipindahkan berasal dari spesies yang sama
2. Pemindahan gen melalui perkawinan inter spesies
Pemuliaan tanaman secara transgenik:
1. Gen yang dipindahkan berasal dari spesies yang berbeda
2. Pemindahan gen melalui rekayasa genetika tanaman

Pelepasan varietas suatu tanaman di Indonesia diatur melalui Keputusan Menteri


Pertanian No. 902/Kpts/TP.240/12/96 tentang Pengujian, Penilaian dan pelepasan varietas
yang kemudian pada tahun 1998 direvisi menjadi KepMentan No. 737/Kpts/TP.240/9/98.
Varietas tersebut dapat berupa kultivar, galur, komposit, klon, transgenik, mutan dan hibrida.
Tanaman transgenik yang sudah mendapatkan ketetapan aman hayati dan keamanan
pangan melalui rekomendasi dari KKHKP bisa diajukan untuk pelepasan varietas ke
Badan Benih Nasional (BBN). BBN dalam tugasnya sehari-hari dibidang penilaian dan
pelepasan varietas dibantu oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TPPV) terdiri dari
para ahli dan ditetapkan oleh Menteri Pertanian. Apabila dianggap perlu dalam rangka
pengawasan dan pembinaan, anggota TPPV dapat melakukan peninjauan ke lokasi pengujian.
TPPV menilai dan mengevaluasi hasil uji adaptasi atau observasi. Apabila dipandang perlu
dalam mengevaluasi tersebut TPPV dapat mnengundang pakar dalam bidang keahlian
tertentu sesuai dengan kebutuhan.

11
2.6 Metode yang Digunakan dalam Perakitan Tanaman Transgenik

Kadang dalam perakitan varietas tanaman tahan serangga hama, pemulia


konvensional menghadapi suatu kendala yang sulit dipecahkan, yaitu langkanya atau tidak
adanya sumber gen ketahanan di dalam koleksi plasma nutfah. Contoh sumber gen ketahanan
yang langka adalah gen ketahanan terhadap serangga hama, misalnya penggerek batang
padi, penggerek polong kedelai, hama boleng ubi jalar, penggerek buah kapas (cotton
bolworm), dan penggerek jagung. Sifat-sifat ketahanan tersebut berasal dari gen-gen (materi
genetik) yang diambil dari sumber yang berkualitas tersebut dapat berasal dari
mikroorganisme, hewan dan dari jaringan tanaman yang telah diketahui memiliki gen
ketahanan tertentu.

Teknologi transfer gen digunakan untuk mendapatkan tanaman hasil rekayasa


genetika (tanaman transgenik) yang mempunyai sifat unggul yang diinginkan. Metode
transfer gen dibedakan menjadi dua yaitu:

A. Transfer gen secara langsung.


1. Particle bombardment (penembakan partikel / gene gun)
Prinsip dari metode ini adalah penembakan partikel DNA-coated secara langsung
ke sel atau jaringan tanaman.

2. Karbid silikon
Suspensi sel tanaman yang akan ditransformasi dicampur dengan serat karbid silikon
dan DNA plasmid dari gen yang diinginkan dimasukkan ke dalam tube (tabung eppendorf)
kemudian dicampur dan diputar menggunakan vortex.

3. Elektroporasi
Metode transfer DNA yang umum digunakan pada tanaman monokotil adalah
elektroporasi dari protoplas. Elektroporasi menggunakan perlakuan listrik bervoltase tinggi
menyebabkan permiabilitas tibnggi pada membran sel dengan membentuk pori-pori
sehingga DNA mudah penetrasi kedalam proptoplas. Perlakuan elektroporasi ini seringkali
dikombinasikan dengan perlakuan poly ethylene glycol (PEG) pada protoplas.

12
B. Transfer gen secara tidak langsung
Pada tanaman monokotil, transfer gen sering menggunakan Agrobacterium
tumefaciens. Agrobacterium tumefaciens strain liar (galur alami) memiliki plasmid Ti. Pada
plasmid Ti terdapat T-DNA digunakan sebagai vektor untuk transformasi tanaman yang
telah dihilangkan virulensinya (disarmed), sehingga sel tanaman yang ditransformasi mampu
beregenerasi menjadi tanaman sehat hasil rekayasa genetika. Gen yang diinginkan
dimasukkan ke dalam sel tanaman dengan cara menitipkannya (menyisipkan) pada T-DNA.

2.7 Contoh Tanaman Transgenik

Tanaman Gen ketahanan Sumber gen Hasil


α-amylase Tanaman common Tahan serangan hama
Azuki bean
inhibitor bean Kumbang Brucus
Kacang pea
α-amylase Tahan serangan hama
(Pisum common bean
inhibitor Bruchus pisorium
sativum L.)
Tahan serangan hama
Kapas Bt Bacillus thuringiensis
Cotton bollworm
Tahan serangan hama
Jagung Bt Bacillus thuringiensis
Corn borer
Tahan serangan hama
Bacillus thuringiensis
Kentang Bt Colorado potato
Beetle
Kentang Rpi-blb - Tahan serangan hama

13
Phytopthora infestans
polygalacturonase Sejenis ikan yang Tahan lama dalam
Tomat Flavr Savr
(PG) hidup di Antartika penyimpanan

a. Tomat flavr Savr buahnya lambat masak sehingga mampu bertahan lama ketika di
simpan untuk di ekspor ke daerah lain dan mengurangi biaya pengemasan karena
tidak membutuhkan alat pendingin.

b. Jagung Bt tahan serangan hama Corn borer karena dapat menghasilkan toksin pada
bakteri.

Jagung normal Jagung Bt transgenik

14
c. Tomat Bt yang mengandung gen Bt mampu bertahan dari serangan hama karena
menghasilkan toksin yang dapat membunuh hamanya.

Tomat biasa yang tidak tahan hama Tomat Bt yang tahan hama
hama

d. Tomat tanpa biji hasil dari transgenik

Tomat normal Tomat hasil transgenik

e. Tomat lemrosato merupakan hasil transgenik dengan aroma lemon dan mawar yang
mengandung reduksi lycopen yang baik sebagai antioksidan yang baik buat tubuh.

15
f. Kentang hasil transgenik mampu menghasilkan senyawa toksin yang mampu
membunuh serangga penggerek akar yang dapat mengurangi jumlah produksi kentang
bahkan dapat membunuh tanaman kentang tersebut.

Kentang transgenik Kentang normal

2.7 Dampak Positif dan Negatif

a. Dampak Positif Tanaman Transgenik


1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan produk lebih banyak dari sumberyang
lebih sedikit.
2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem sehinggaakan
memperluas daerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan

b. Dampak Negatif Tanaman Transgenik

Adapun dampak negatif dari rekayasa transgenik meliputi beberapa aspek yaitu:

a. Aspek sosial meliputi:

1. Aspek ekonomi

Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetika telah memberikan ancaman


persaingan serius terhadap komoditas serupa yang dihasilkan secara konvensional.
Penggunaan tebu transgenik mampu menghasilkan gula dengan derajat kemanisan jauh lebih
tinggi dari pada gula dari tebu atau bit biasa

b. Aspek kesehatan

16
1. Potensi toksisitas bahan pangan dengan terjadinya transfer genetik di dalam tubuh
organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh
toksisitas pada bahan pangan.

2. Potensi menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan WHO pada tahun 1996


menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia baru, baik yang terdapat di dalam
organisme transgenik maupun produknya, berpotensi menimbulkan penyakit baru atau
pun menjadi faktor pemicu bagipenyakit lain. Sebagai contoh, gen aad yang terdapat di dalam
kapas transgenik dapat berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah (GO), Neisseria
gonorrhoeae.

c. Aspek lingkungan

1. Potensi erosi plasma nutfah Penggunaan tembakau transgenik telah memupus


kebanggaan Indonesia akan tembakau Deli yang telah ditanam sejak tahun 1864. Tidak hanya
plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewan pun mengalami ancaman erosi serupa.
Sebagaicontoh, dikembangkannya tanaman transgenik yang mempunyai gen dengan
efek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat menyebabkan kematian larva spesies kupu-
kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan
keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma nutfah kupu-kuputersebut.

2. Potensi pergeseran gen daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap serangga
Lepidoptera setelah 10 tahun ternyata mempunyai akar yang dapat mematikan
mikroorganisme dan organisme tanah, misalnya cacing tanah.

3. Potensi pergeseran ekologi organisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran


ekologi. Organisme yang pada mulanya tidak tahan terhadap suhu tinggi, asam atau garam,
serta tidak dapat memecah selulosa atau lignin, setelah direkayasa berubah menjadi tahan
terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Transgenik berasal dari kata trans yang berarti pindah dan gen artinya pembawa sifat.
Jadi transgenik berarti memindahkan gen dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup
yang lain. Tujuan memindahkan gen tersebut untuk mendapatkan organisme baru
yang memiliki sifat lebih baik.
2. Hewan transgenik adalah hewan yang satu atau lebih gen telah diperkenalkan ke
dalam sel nonreproductive nya. Para hewan transgenik pertama diproduksi pada
tahun 1983 ketika gen untuk hormon pertumbuhan manusia diperkenalkan ke tikus.
3. Contoh yang dihasilkan transgenik pada hewan Kelinci Bersinar Hasil Rekayasa Gen,
Spiliting pada Domba, Ikan salmon yang disisipkan hormon pertumbuhan menjadi 2
kali lipat besarnya.
4. Transgenik adalah suatu organisme yang mengandung transgen melalui proses
bioteknologi (bukan proses pemuliaan tanaman), Transgen adalah gen asing yang
ditambahkan kepada suatu spesies.
5. Teknologi transfer gen digunakan untuk mendapatkan tanaman hasil rekayasa
genetika (tanaman transgenik) yang mempunyai sifat unggul yang diinginkan.
Metode transfer gen dibedakan menjadi dua yaitu transfer secara langsung dan
transfer tidak langsung.

18

Anda mungkin juga menyukai