Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

KELOMPOK 2
XII IPA 4

A. FARADELA ANANTA P
ARYA MUH. AFRIAL
HELDIA PREVIA YASIN
MUH. AHNAF ABID
RANIYA ZAKIRAH RIVALDI
A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan “teknologi” yang
berarti cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan secara
bebas sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang
bermanfaat bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria
pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan
bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun 1970, bioteknologi
selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering). Dari paduan dua kata
tersebut (bio dan teknologi) European Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan
bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup dan analog mulekuler
untuk menghasilkan produk dan jasa.
Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan tahun yang lalu, karena
manusia telah bertahun-tahun lamanya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur
ragi untuk membuat makanan bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan yoghurt. Namun
istilah bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses fermentasi dalam
pembuatan anggur (Kuswanti, 2008:113).
Perkembangan yang pesatdalam bidang biologi sel dan biologi molekuler sejak tahun
1960-an mendorong perkembangan bioteknologi secara cepat. Dewasa ini, manusia telah mampu
memanipulasi, mengubah, dan/atau menambahkan sifat tertentu pada suatu organisme
(Kuswanti, 2008:112).

B. Sejarah Singkat Perkembangan Bioteknologi


Bioteknologi bukanlah merupakan ilmu yang baru dalam peradaban manusia. Bioteknologi
telah dilakukan sejak zaman dahulu, antara lain untuk menghasilkan minuman beralkohol dan
makanan yang difermentasikan. Bioteknologi mengalami perkembangan secara bertahap.
Semenjak awal diterapkan, sampai tahun 1857 disebut “era bioteknologo non-mikrobal”. Disebut
era bioteknologi non-mikrobal, karena pada saat itu belum diketahui bahwa makanan produk
fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme.
Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobal) dimulai sejak 1857 setelah Louis
Pasteur menemukan bahwa fermentasiyang terjadi dalam pembuatan anggur merupakan hasil
kerja mikroorganisme. Makanan atau minuman yang diproduksi melalui proses fermentasi antara
lain tempe, tape, sake (berasal dari Jepang), tuak, anggur, dan yoghurt (Kuswanti, 2008:114).
Pada tahun 1920 proses fermentasi yang ditimbulkan oleh mikroorganisme mulai
digunakan untuk memproduksi zat-zat seperti aseton, butanol, etanol, dan gliserin. Fermentasi
juga digunakan untuk memproduksi asam laktat, asam sitrat, dan asam asetat dengan
menggunakan jasa bakteri.
Setelah perang dunia ke-2, dihasilkan produk bioteknologi lain misalnya penesilin dari
jamur penecillium nonatum. Keberhasilan ini diikuti dengan penelitian kemapuan
mikroorganisme lain yang menghasilkan antibiotic dan zat-zat lain seperti steroid, vitamin,
enzim, asam amino, dan senyawa-senyawa protein tertentu
Perkembangan teknologi mutakhir yang dibarengi dengan perkembangan di bidang
biokimia, biologi seluler, dan biologi molekuler melahirkan teknologi enzim dan rekayasa
genetika yang akhirnya mengantarkan kita ke suatu era modern. Kini bioteknologi telah benar-
benar digunakan untuk menjawab berbagai tantangan kehidupan manusia.
Catatan peristiwa dalam perkembangan bioteknologi, antara lain:
1. Ragi untuk pembuatan anggur, sebelum 6000 SM.
2. Ragi untuk pengembangan roti, sekitar 4000 SM.
3. Mikroba untuk menmbang tembaga (Spanyol), sebelum 1670.
4. Mikroba pertama dilihat Antonie Van Leewenhoek, 1880.
5. Mikroba kontaminan pertama penggagal fermentasi ditemukan oleh Lois Pasteur, 1876.
6. Enzim diekstrak dari ragi yang dapat membuat alcohol oleh Eduard Buchner, 1897.
7. Bakteri penghasil aseton, butanol, gliserol, 1910.
8. Struktur rantai DNA terungkap, 1928.
9. Penemuan bakteri antibiotik baru (streptomycin, spalosporin, dll), 1953.
10. Mikroba untuk menambang uranium di Kanada, 1950-an.
11. DNA rokombinan ditemukan dan percobaan rekayasa genetika pertama berhasil, 1973.
12. Hibridoma menghasilkan antibodi monoclonal, 1973.
13. Insulin hasil rekayasa genetika diperbolehkan digunakan pada manusia, 1981.
14. Interferon, hormone tumbuh, vaksin hepatitis, dihasilkan dari rekayasa, pertengahan 1980-
an.
15. Bahan mentah industry plastik dari mikroba, interferon untuk kanker, akhir 1980-an.
16. Mikroba hasil rekayasa membantu mengekstrak minyak dari tanah, 1990.

C. Jenis-jenis Bioteknologi
Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Bioteknologi Konvensial
Bioteknologi konvensional adalah praktik bioteknologi yang dilakukan dengan cara dan
peralatan yang sederhana, tanpa adanya rekayasa genetika. Contoh produknya bir, wine, tuak,
keju, sake (berasal dari Jepang), yoghurt, roti, keju, tempe, dan lain sebagainya.
b. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern merupakan bioteknologiyang didasarkan pada manipulasi atau
rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia. Penerapan bioteknologi
modern juga mencakup berbagai aspek kehidupan, misalnya ternak unggul hasil manipulasi
genetik (peternakan), buah tomat hasil manipulasi genetik yang tahan lama (pangan), tanaman
jagung dan kapas yang resisten terhadap serangan penyakit tertentu (pertanian), hormone insulin
yang dihasilkan oleh E.Coli (kedokteran dan farmasi).

D. Penerapan Bioteknologi
Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan mutu kebutuhan hidup, manusia
memanfaatkan biologi terapan yang digabungkan dengan teknologi modern sehingga tercipta
ilmu baru yang dikenal dengan sebutan “Bioteknologi” dan terkadang ada yang menyebut
“Biomasadepan”. Beberapa ahli dan badan internasional memberikan batasan bioteknologi
sebagai: (1) Kegiatan yang menitikberatkan pemanfaatan aktivitas biologi dalam lingkup
teknologi proses dan produksi secara besar-besaran dalam industry yang dikaitkan dengan
produksi masal. (2) Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap jasad, system,
atau proses biologi untuk memproduksi benda hidup, benda mati, atau jasad bagi kepentingan
manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut, lahirlah bioteknologi kedoktoran, bioteknologi
farmasi, bioteknologi pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).
a. Bioteknologi Kedokteran
Dalam rekayasa genetika dapat diciptakan vaksin yang dapat menghasilkan zat
immunoglobulium (zat kebal) terhadap beberapa penyakit. Misalnya hepatitis, kanker hati, lepra,
dan sebagainya. Dapat pula dilakukan pengambilan informasi genetik yang ada pada manusia
untuk “dicangkok” pada bakteri agar bakteri tersebut dapat mensintesa insulin. Insulin adalah
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berguna untuk menurunkan kadar gula
dalam darah. Pada penderita diabetes, kelenjar pankreas ini kurang berfungsi sehingga kadar gula
dalam darahnya tinggi. Dengan bantuan rekayasa gentika maka dapat diproduksi insulin dalam
jumlah besar oleh bakteri, yang kemudian dapat diinjeksikan pada penderita diabetes (Harmoni,
1992:104).
Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedoktoran, misalnya dalam
pembuatan antibodi dan hormon (Anonim, 2013).
1. Pembuatan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat
antibodi monoklonal antara lain:
 Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urin wanita hamil.
 Mengikat racun dan menonaktifkannya.
 Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain (Anonim, 2013).
2. Pembuatan Vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang
diambil dari mikroorganisme tersebut (Anonim, 2013).
3. Pembuatan Antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada disekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh
dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi
secara besar-besaran pada Perang Dunia ke-2 oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Inggris
(Anonim, 2013).
4. Pembuatan Hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan,
kortison, dan testosterone (Anonim, 2013).
b. Bioteknologi Farmasi
Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh antigen atau bibit penyakit
digunakanlah berbagai macam obat, yang pada zaman dahulu digunakan ramuan beberapa
macam tumbuhan yang berupa sari atau ekstrak. Tetapi pada saat ini, sesuai dengan kemajuan
teknologi dibuat zat sintesis dan pada saat mutakhir, melalui biologi molekular dan rekayasa
genetika, tubuh dipacu untuk memproduksi obat-obatan sendiri. Obat-obatan hasil bioteknologi
tersebut antara lain humulin untuk diabetes, protopin yang merupakan hormone pertumbuhan
untuk memperbaiki anak-anak yang mengalami kelatarbelakangan pertumbuhan, alfainterferon
untuk pengobatan sejenis leukemia, dan sejenisnya (Maskoeri, 2013:218).
c. Bioteknologi Pertanian
Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang bertumbuh terus, maka produksi
pangan secara konvensional tidak dapat mengejarnya. Oleh karena itu, dicari jalan melalui
bioteknologi pertanian yang antara lain. (1) Penggunaan hormon pertumbuhan yang mengubah
tumbuha dari diploid menjadi poliploid sehingga dihasilkan produk yang “rekayasa”. Misalnya
buah tomat dan cabe menjadi besar, dan lainnya. (2) Kultur jaringan. Pada keadaan biasa, siklus
pertumbuhan memerlukan waktu yang cukup panjang, tetapi melalui kultur jaringan siklus itu
dapat diperpendek, misalnya bunga anggrek yang secara biasa dari biji sampai menjadi
tumbuhan dewasa hingga berbunga memerlukan waktu yang cukup lama. Tetapi melalui kultur
jaringan akan diperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan segera dapat berbunga. Dalam
mempercepat pembibitan tumbuhan, kultur jaringan lebih cepat tiga puluh kali lipat dari pada
cara tradisional. Dengan demikian, dapat mengatasi kekurangan dan ketrlambatan bibit dalam
masa tanam dan juga meningkatkan kualitas panen. Dalam memperbanyak tumbuhan secara
kloning (cloning) pada tumbuhan hias dan tumbuhan bernilai ekonomi tinggi dapat dilakukan
secara besar-besaran dengan kultur jaringan. Misalnya pada kelapa sawit, kelapa kopyor, dan
sebagainya (Maskoeri, 2013:219).
d. Bioteknologi Peternakan
Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam memenuhi kebutuhan
pangan manusia. Dengan perkawinan silang, dapat dihasilkan hewan-hewan yang berkualitas
lebih baik. Tetapi tampaknya juga tidak dapat mengejar kebutuhan manusia yang selalu
meningkat. Oleh karena itu, para ahli peternakan juga memanfaatkan bioteknologipeternakan,
yaitu (1) Untuk memproduksi obat dan vaksin serta hormon pertumbuhan ternak, dan (2)
Melibatkan hewan dapat tumbuh lebih cepat dan makannya lebih sedikit, atau menjadi ternak
yang lebih unggul (maskoeri, 2013:221).

E. Sifat-Sifat Mikroorganisme dalam Bioteknologi


Setiap makhluk hidup mempunyai sifat masing-masing yang berbeda, begitu juga dengan
mikroorganisme. Sifat-sifat mikroorganisme dalam bioteknologi tersebut antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki ukuran sangat kecil, sehingga populasi dalam jumlah yang sangat banyak dapat
menempati ruang yang kecil.
2. Reproduksinya cepat pada kondisi maksimum.
3. Adanya plasmid yang memudahkan proses rekayasa genetik dengan penyisipan gen lain ke cincin
plasmid mikroorganisme tersebut.
4. Mampu melakukan metabolisme dalam kondisi anaerob dengan menggunakan enzim-enzim yang
disekresikannya.
5. Memiliki sifat tetap dan tidak berubah-ubah.

F. Dampak Negatif Penerapan Bioteknologi


Bioteknologi, terutama rakayasa genetika, pada awalnya diharapkan dapat menjelaskan
berbagai macam persoalan dunia, seperti polusi, penyakit, pertanian, dan sebagainya. Akan
tetapi, dalam kenyataannya juga menimbulkan dampak yang membawa kerugian (Wariyono,
2008:106).
1. Dampak terhadap Lingkungan
Pelepasan organisme trangenik (berubah secara genetik) kea lam bebas dapat menimbulkan
dampak berupa pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada pencemaran kimia dan
nuklir. Dengan keberadaan rekayasa genetika, perubahan genotype tidak tejadi secara alami
sesuai dengan dinamika populasi. Melainkan menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu.
Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya, bahkan kehancuran. “Menciptakan” makhluk
hidup yang seragam bertentangan dengan prinsip di dalam biologi itu sendiri, yaitu
keanekaragaman (Wariyono, 2008:106).
2. Dampak terhadap Kesehatan
Produk rekayasa dibidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah serius. Contohnya
adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris.
Tomat Flayr Sayrt diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang
disuntik dengan hormon BGH disinyalir mengandung bahan kimia baruyang punya potensi
berbahaya bagi kesehatan manusia (Wariyono, 2008:106).
3. Dampak di Bidang Sosial Ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi mengandung dampak
ekonomi yang membawa pengaruh pada kehidupan masyarakat. Produk bioteknologi dapat
merugikan petani kecil. Penggunaan hormon pertumbuhan sapi (boyine growth hormone = BGH)
dapat meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%, niscaya akan menggususr peternak kecil.
Dengan demikian, bioteknologi dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi (Wariyono,
2008:106).
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat, kopi, gula, kelapa, vanili,
gingseng, dan opium akan dapat dihasilkan melalui modifikasi genetika tanaman lain, sehingga
akan menyingkirkan tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil tanaman-tanaman tadi
akan menderita kerugian besar (Wariyono, 2008:106).
4. Dampak tehadap Etika
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan gen
makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap melanggar hokum alam dan sulit diterima
masyarakat. Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak etis. 90%
menentang pemindahan gen manusia ke hewan. 75% menentang pemindahan gen hewan ke
manusia (Wariyono, 2008:107).
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi penganut
agama tertentu. Bagaimana hukumnya bagi penganut agama Islam, kalau gen babi dimasukkan
ke dalam buah semangka? Penerapan hak paten pada makhluk hidup hasil rekayasa merupakan
pemberian hak pribadi atas makhluk hidup. Hal itu bertentangan dengan banyak nilai-nilai
budaya yang menghargai nilai intrinsik makhluk hidup.

F. Dampak Positif Bioteknologi


beberapa dampak positif (akibat baik, hal-hal yang menguntungkan) dari perkembangan
bioteknologi hingga saat ini, antara lain:
 Meningkatkan sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman, misalnya
tanaman transgenic kebal hama.
 Meningkatkan produk-produk (baik kualitas maupun kuantitas) pertanian, perkebunan,
peternakan, maupun perikanan dengan temuan bibit unggul.
 Meningkatkan nilai tambah makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu, seperti air susu
menjadi yoghurt., mentega, dan keju.
 Membantu proses pemurnian logam dari bijihnya pada pertambangan logam
(biohidrometalurgi).
 Membantu manusia mengatasi masalah-masalah pencemaran lingkungan, seperti: bakteri
pemakan plastik dan paraffin, bakteri penghasil bahan plastik biodegradable.
 Membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energy, misalnya bioethanol, dan biogas.
 Membantu dunia kedokteran dan medis mengatasi penyakit-penyakit tertentu, misalnya
penyakit kelainan genetis dengan terapi gen, hormon insulin, antibiotik, antibodi monoklonal,
dan vaksin.
 Mengatasi masalah pelestarian spesies langka dan hamper punah. Dengan teknologi
transplantasi nucleus, hewan dan/atau tumbuhan langka bisa dilestarikan.

Ilmu-Ilmu yang Mendukung Bioteknologi


Ilmu-ilmu yang mendukung dalm perkembangan bioteknologi diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad renik.
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu micros yang berarti kecil, bios yang berarti
hidup, dan logos yang berarti pengetahuan. Sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa
mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil.
Makhluk-makhluk hidup yang kecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisme, mikrobia,
mikroba, jasad renik, atau prostita.
b. Biokimia
Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi
kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua organisme. Biokimia merupakan
ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid,
asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia
reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
c. Genetika
Genetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu genno yang berarti melahirkan, merupakan
cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut
pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion).
Ada pula yang dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. nama “genetika”
diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia
menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
d. Biologi Sel
Biologi sel (juga disebut Sitologi, dari bahasa Yunani, Kytos atau wadah) adalah ilmu yang
mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel seperti struktur an organel yang terdapat
di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel
(filosofi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun
skala molkular, dan biologi sel meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri maupun
sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
e. Enzimologi
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hal-hal yang berkaitan dengan enzim ini
dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari
tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri, tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah
ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedoktoran, ilmu pangan, teknologi pengolahan
pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
f. Virologi
Virology ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus.
Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua kelompok ini saat
ini juga masih menjadi bidang kajian virologi. Virologi memiliki posisi strategis dalam
kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat bagi industry farmasi dan pestisida. Virologi
juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran, kedokteran hewan, peternakan, perikanan, dan
pertanian karena kerugian yang ditimbulkan virus dapat bernilai besar secara ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Bioteknologi Modern.

Harmoni, Ati. 1992. Pengantar Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Depok: Gunadarma.

Jasin, Maskoeri. 2013. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kuswanti, Nur ddk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Wariyono, Sukis dan Yani Muharomah. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar Panduan Belajar
IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.

http://www.apprillio.blogspot.co.id/2014/10/makalah-bioteknologi.html?m=1

http://www.gerbangilmu.com/2014/12/sejarah-singkat-bioteknologi-pelajaran-biologi.html?m=1

http://www.sanialovely.blogspot.co.id/2013/01/makalah-ipa-bioteknologi.html?m=1

http://www.soddis.blogspot.co.id/2014/01/ilmu-ilmu-yang-mendukung-bioteknologi.html?m=1

http://www.id.wikipedia.org/wiki/virologi

Anda mungkin juga menyukai