Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA BIOTEKNOLOGI

2.1. Sejarah dan Perkembangan Bioteknologi

Di beberapa negara maju, bioteknologi mendapatkan perhatian serius dan

dikembangkan secara intensif dengan harapan dapat memberi solusi untuk mengatasi

berbagai permasalahan yang dihadapi manusia pada saat ini maupun yang akan

datang yang menyangkut; kebutuhan pangan, obat-obatan, penelitian, yang pada

gilirannya semuanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup umat

manusia.

Pemanfaatan mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman

sebelum masehi. Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode

perkembangan bioteknologi, yaitu sebagai Berikut :

1. Periode bioteknologi tradisional ( sebelum abad ke-15 M )

Dalam periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur

menggunakan ragi (6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan

pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang dilakukan oleh bangsa

aztek (1500 SM ).

2. Periode bioteknologi ilmiah ( abad ke-15 sampai ke-20 M)

Periode ini ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :

Tahun 1670 : usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikroba di

Rio Tinto, Spanyol.

5
6

Tahun 1686 : Penemuan mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang

juga menjadi manusia pertama yang dapat melihat mikrob.

Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan

dan minuman.

Tahun 1890 : alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.

Tahun 1897 : penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula

menjadi alkohol oleh Eduard Buchner.

Tahun 1912 : pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.

Tahun 1915 : produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan

bakteri.

Tahun 1917 : Karl Ereky memperkenalkan istilah Bioteknologi

Tahun 1928 : penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming

Tahun 1943 : Penisilin diproduksi dalam skala industri

Tahun 1944 : Avery, MacLeod, McCarty mendemonstrasikan bahwa DNA

adalah bahan genetik

Tahun 1955 : Watson & Crick menentukan struktur DNA

Tahun 1961 : Jurnal Biotechnology and Bioengineeringditetapkan

Tahun 1961-1966 : Seluruh sandi genetik terungkapkan

Tahun 1970 : Enzim restriksi endonuklease pertama kali diisolasi

Tahun 1972 : Khorana dan kawan-kawan berhasil mensintesa secara

kimiawi seluruh gen tRNA


7

Tahun 1953 : penemuan struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh

Crick dan Watson .

Tahun 1973 : Boyer dan Cohen memaparkan teknologi DNA rekombinan

Tahun 1975 : Kohler dan Milstein menjabarkan produksi antibodi

monoklonal

Tahun 1976 : Perkembangan teknik-teknik untuk menentukan urutan DNA

Tahun 1978 : Genetech menghasilkan insulin manusia dalam E.coli

Tahun1980 : US Supreme Court: Mikroba hasil manipulasi dapat

dipatenkan

Tahun 1981 : Untuk pertama kalinya automated DNA synthesizersdijual

secara komersial

Tahun 1981 : Untuk pertama kalinya kit diagnostik berdasar antibodi

disetujui untuk dipakai di Amerika Serikat

Tahun 1982 : Untuk pertama kalinya vaksin hewan hasil teknologi DNA

rekombinan disetujui pemakaiannya di Eropa

Tahun 1983 : Plasmid Ti hasil rekayasa genetik dipakai untuk transformasi

tanaman

Tahun 1988 : US Patent diberikan untuk mencit hasil rekayasa genetik

sehingga rentan terhadap kanker (untuk penelitian tumor)

Tahun 1988 : Metode Polymerase Chain Reaction dipubliikasi

Tahun 1990 : USA: Telah disetujui percobaan Terapi gen sel somatik pada

manusia
8

Tahun 1994 : Produksi besar-besaran penisilin

Tahun 1997 : Kloning hewan (domba Dolly) dari sel dewasa (sel kambing)

3. Periode bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang)

Periode ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun

1970-an. Era rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease

restiksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan

kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom

suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik

ADN rekombinan). Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan

dengan program bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang

menghasilkan antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin untuk memasarkan

produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall

(1980).

Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan

diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk

pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan

tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan Company. Hingga saat ini,

penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik terus

dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk

hidup.
9

Bioteknologi memiliki gradien perkembangan teknologi, yang dimulai dari

penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas dimanfaatkan,

hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus berevolusi.

2.2. Pengertian, Jenis-Jenis dan Dampak Bioteknologi

2.2.1. Pengertian Bioteknologi

Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky,

seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi

dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya

(Suwanto,1998). Beragam batasan dan pengertian dikemukakan oleh berbagai

lembaga untuk menjelaskan tentang Bioteknologi.

Beberapa diantaranya akan diulas singkat sebagai berikut:

1. Menurut Bull et al. (1982), bioteknologi merupakan penerapan asas-asas sains

(ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu

bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang

dan/atau jasa.

2. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan

kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan bantuan agen

biologis untuk menghasilkan bahan dan jasa (OECD,1982).

3. Bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian

organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan


10

meningkatkan/memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau mengembangkan

mikroorganisme untuk penggunaan khusus (OTA-US, 1982).

4. Menurut Primrose (1987), secara lebih sederhana bioteknologi merupakan

eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya seperti; enzim.

Berdasarkan terminologinya, maka bioteknologi dapat diartikan sebagai

berikut:

 “Bio” memiliki pengertian agen hayati (living things) yang meliputi;

organisme (bakteri, jamur (ragi), kapang), jaringan/sel (kultur sel

tumbuhan atau hewan), dan/atau komponen sub-selulernya (enzim).

 “Tekno” memiliki pengertian teknik atau rekayasa (engineering) yaitu

segala sesuatu yang berkaitan dengan rancang-bangun, misalnya untuk

rancang bangun suatu bioreaktor. Cakupan teknik disini sangat luas antara

lain; teknik industri dan kimia.

 “Logi” memiliki pengertian ilmu pengetahuan alam (sains) yang

mencakup; biologi, kimia, fisika, matematika dsb. Ditinjau dari sudut

pandang biologi (biosain), maka bioteknologi merupakan penerapan

(applied); biologi molekuler, mikrobiologi, biokimia, dan genetika.

Dengan demikian, bioteknologi merupakan penerapan berbagai bidang

(disiplin) ilmu (interdisipliner). Oleh karena itu, tidak ada seorangpun

yang dapat menguasai seluruh aspek bioteknologi.


11

Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi tidak lain

adalah suatu proses yang unsur-unsurnya sebagai berikut:

1. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras, anggur,

susu dsb.

2. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian atau

penyusunan oleh agen hayati.

3. Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol, enzim,

antibiotika, hormon, pengolahan limbah.

Apapun batasan yang diberikan oleh para ahli yang pasti dalam proses

bioteknologi terkandung tiga hal pokok :

1. Agen biologis (mikroba, enzim, sel tanaman, sel hewan)

2. Pendayagunaan secara teknologis dan industrial

3. Produk dan jasa yang diperoleh.

Dahulu bioteknologi dianalogikan dengan industri mikrobiologi (industri yang

berbasis pada peran agen-agen mikrobia). Tetapi perkembangan selanjutnya, tanaman

dan hewan juga dieksploitasi secara komersial seperti; hortikultura dan agrikultura.

Dengan demikian, “payung” bioteknologi sangatlah luas mencakup semua teknik

untuk menghasilkan barang dan jasa dengan memanfaatkan sistem biologi.


12

2.2.2. Jenis-Jenis Bioteknologi

Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa

diantaranya diasosikan dengan warna, yaitu:

1. Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu

bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang

medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai

dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh penerapannya

adalah pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin,

penggunaan sel induk untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk

mengobati penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan

gen abnomal dengan gen yang normal.

2. Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah

bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan

produksi senyawa baru serta pembuatan

sumber energi terbarukan. Dengan memanipulasi mikroorganisme

seperti bakteri dan khamir atau ragi, enzim-enzim dan organisme-

organisme yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses

produksi dan pengolahan limbah industri. Pelindian (bleaching) minyak

dan mineral dari tanah untuk meningkakan efisiensi pertambangan, dan

pembuatan bir dengan khamir.

3. Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi

bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian,


13

bioteknologi telah berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama,

bahan pangan dengan kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang

menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat. Sementara itu, di

bidang peternakan, binatang-binatang telah digunakan sebagai

"bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing,

sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein

protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa

asing (antigen).

4. Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi

akuatik atau perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di

lingkungan akuatik. Salah satu contoh yang paling tua adalah akuakultura,

menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi

terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan yang

dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultura). Perkembangan

bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika untuk menghasilkan

tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang menyerang

salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang

memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga menghasilkan

tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu singkat.


14

2.2.3. Dampak Bioteknologi

Dengan perkembangan bioteknologi, akan memberikan dampak positif

maupun dampak negatif bagi makhluk hidup, yang mencakup semua bidang. Adapun

dampak positif antara lain yakni :

1. Pada bidang pertanian, dengan menggunakan peralatan yang semakin

modern serta pupuk dengan kualitas yang lebih baik, memberikan

kemudahan pengerjaan sawah bagi para petani dengan hasil panen yang

lebih baik dan labih banyak. Dimana yang sebelumnya hanya

menggunakan bajak dengan bantuan hewan (seperti sapi, kerbau) untuk

membajak sawahnya, kini petani semakin dimudahkan dengan adanya

traktor untuk membajak sawah serta penggunaan pupuk yang memberikan

kesuburan pada tanaman dan terhindar dari hama tanaman. Namun, dengan

penggunaan pupuk mengakibatkan kerusakan pada lingkungan karena

pupuk yang digunakan mengandung bahan-bahan kimia yang dapat

merusak lingkungan.

2. Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk

keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan

industri bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat

terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia.

Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis produk yang

dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan

menjadi komoditis bisnis. Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan


15

menggunakan rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan membutuhkan

suatu kajian sains baru yang mendasar dan sistematik yang berhubungan

dengan kepentingan dan kebutuhan manusi ; Kegiatan tersebut disebut

sebagai bioprespecting. Perdebatan tentang positif untuk mengatasi dampak

negatif yang dapat ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada tahun 1992

telah disepakati konvensi keanekaragaman Hayati, ( Convetion on

Biological Diversity )yang mengikat secara hukum bagi negara-negara

yang ikut mendatanginnya.

Disamping dari dampak positif yang ditimbulkan oleh bioteknologi, adapun

dampak negatif perkembangan bioteknologi antara lain yakni:

1. Penggunaan pupuk mengakibatkan kerusakan pada lingkungan karena

pupuk yang digunakan mengandung bahan-bahan kimia yang dapat

merusak lingkungan.

2. Penggunaan peralatan modern membutuhkan keahlian khusus atau terdidik

sehingga penggunaan alat ini terbatas.

3. Di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asaing,

seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus sphaeericus,

dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh mausia, perlu di cermati pula

bahwa insersi ( penyisipan ) gen asibg ke genom inang dapat menimbulkan

interaksi antar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang

menggunakan bioteknologi.Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh


16

bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan

pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan

ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi

yang maju, Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan

karena bioteknologi modern sangat mahal sehingga sulit dikembangkan

oleh negara berkembang.

Anda mungkin juga menyukai