Anda di halaman 1dari 14

KLIPING BIOLOGI

‘BIOTEKNOLOGI’

Disusun oleh:

Flora Kaparang
Kelas XII Mipa 2
PETA KONSEP

Kelangsungan hidup manusia


Ditunjang oleh
Teknologi

melalui
Bioteknologi

Konvensional Modern

Pengolahan bahan makanan misalnya

Tempe Tape Yogurt Kultur DNA Seleksi dan


jaringan Rekombinan pemuliaan

DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang......................................................................
1.2.Rumusan Masalah ...............................................................
1.3.Tujuan ..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Bioteknologi ......................................................
2.2.Sejarah Perkembangan Bioteknologi ..................................
2.3.Jenis-jenis Bioteknologi.......................................................

BAB III PENUTUP


3.1.Kesimpulan ..........................................................................
3.2.Saran ....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kehidupan manusia sekarang ini semakin pesat dalam segala lini
kehidupan. Baik dalam sektor pertanian, kedokteran,bahkan dalam hal makanan
sekalipun.b Bahkan perkembangan ilmu pengetahuan mendapatkan dampak
yang signifikan pada kemajuan teknologi, salah satu ilmu pengetahuan yang
paling berkembang di era milenial 4.0 sekarang ini adalah bioteknologi.
Penerapan bioteknologi akan berhasil bila dilakukan pengintegrasian beberapa
disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam tersebut
ialah mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa
genetika dan teknik kimia. Walaupun terdengar sebagai sesuatu yang baru,
bioteknologi sebenarnya telah diterapkan manusia sejak jaman dahulu. Tidak
dapat dipastikan apakah penerapan bioteknologi tersebut secara sadar atau tidak
sadar dan apakah proses mikrobial tersebut diketahui secara kebetulan atau
berdasarkan suatu percobaan intuitif. Hampir semua orang pasti pernah
melakukan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari, walaupun mereka
kurang mengerti apa itu bioteknologi dan istilah bioteknologi terdengar asing
bagi mereka. Namun, apabila mereka diberitahu bahwa pembuatan tempe, tape
dan kecap merupakan beberapa contoh bioteknologi , barulah mereka mulai
sedikit mengerti apa yang dimaksud dengan bioteknologi . Pada mulanya
bioteknologi memang didominasi untuk memproduksi makanan.
Perkembangan bioteknologi selanjutnya ialah salah satu contoh dari
kemampuan manusia menggunakan aktivitas penting sutau mikroorganisme
guna memenuhi kebutuhannya. Seiring perkembangan zaman, para ahli terus
meneliti beberapa organisme agar dapat memperoleh suatu produk yang
bermanfaat. Dan akhirnya pun mereka berhasil menemukan produk-produk
bioteknologi baru dari pemanfaatan organisme. Hal inilah yang
melatarbelakangi perlunya memahami sejarah dan jenis-jenis bioteknologi.

1.2Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Bioteknologi?
2. Bagaimanakan sejarah perkembangan Bioteknologi?
3. Apa sajakah jenis-jenis Bioteknologi?

1.3Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Bioteknologi
2. Mengetahui sejarah perkembangan Bioteknologi?
3. Mengetahui jenis-jenis Bioteknologi?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bioteknologi


Bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur
Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar
dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto, 1998).
Beragam pengertian dikemukakan oleh berbagai ahli dan lembaga untuk
menjelaskan makna bioteknologi. Sebelum mamahami makna sesungguhnya dari
bioteknologi, terlebih dahulu harus diketahui asal kata yang mendasarinya.
Bioteknologi berasal dari kata: Bios: hidup; Teuchos: alat; Logos: ilmu; sehingga
bioteknologi dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
(Amien, 1985). Hal tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan aspek ontologi,
aksiologi, dan epistemologi sistem bioteknologi meliputi input, process, and
output, sedangkan kajian outcome (hasil), benefit (manfaat), and impact (dampak)
perlu dilakukan kajian lebih dalam melalui bidang sosial, ekonomi, pertanian,
terutama terhadap sikap masyarakat terhadap inovasi bioteknologi, implikasinya,
dan dampaknya terhadap realita sosial dan produktivitas sebagai upaya untuk
mendukung kesejahteraan masyarakat.
Primrose (1987) mengartikan bioteknologi sebagai suatu penerapan prinsip-
prinsip biologi, biokimia, dan rekayasa dalam mengolah suatu bahan dengan
memanfaatkan organisme hidup dan komponen-komponennya untuk menghasilkan
barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia. OTA-US (1982) mengartikan
bioteknologi sebagai suatu teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian
organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan
meningkatkan/memperbaiki sifat tanaman atau hewan (mengembangkan
mikroorganisme untuk penggunaan khusus).
EFB (European Federration of Biotechnology) mengartikan bioteknologi
sebagai integrasi (perpaduan) dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang
bertujuan untuk meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari
organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan barang dan jasa.
Definisi EFB ini berlaku untuk jenis bioteknologi yaitu: tradisional dan
bioteknologi baru atau modern. Bioteknologi tradisional mengacu pada teknik
konvensional yang telah digunakan selama berabad-abad untuk menghasilkan bir,
anggur, keju dan makanan lainnya sejak zaman Yunani dan Mesir kuno, sedangkan
bioteknologi baru atau modern mencakup semua metode modifikasi genetik melalui
DNA rekombinan dan teknik fusi sel dengan perkembangan proses bioteknologi

modern.

But et al (1982) menyatakan bahwa bioteknologi merupakan penerapan asas-


asas sains (ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan
suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang
dan jasa, sedangkan organization for Economic Co-operation and Development
(OECD) (1982), mendefinisikan bahwa bioteknologi merupakan penerapan
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan kerekayasaan untuk penanganan dan
pengolahan bahan dengan bantuan agen biologis untuk menghasilkan bahan jasa
yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Jadi dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa bioteknologi merupakan suatu teknik pendayagunaan organisme hidup atau
bagian organisme (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) dan produk dari organisme
(protein bioaktif, enzim, vitamin, asam basa organik, alkohol, dan lain-lain) dalam
proses produksi untuk mengahsilkan barang dan jasa yang bermanfaat bagi
kelangsungan kesejahteraan manusia.

2.2 Sejarah Perkembangan Bioteknologi


Bioteknologi, dari awal penerapannya sampai dengan tahun 1857, disebut
era bioteknologi non-mikrobiol. Karena pada masa itu belum diketahui kalau
fermentasi dilakukan oleh makhluk hidup. Produk lain dari bioteknologi non-
mikrobiol antara lain: anggur, bir, roti, keju, yoghurt, susu masam, sake, dan
sebagainya (Sutarno, 2000: 7.6).

Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobiol dimulai sejak tahun 1957


setelah Louis Pasteur mengetahui kalau fermentasi, merupakan proses yang
dilakukan oleh makhluk hidup. Produk hasil fermentasi bioteknologi era mikrobiol
antara lain: tembakau, teh dan coklat yang difermentasikan (Sutarno, 2000: 7.5).

Pada tahun 1920, proses fermentasi yang ditimbulkan oleh mikroorganisme


mulai digunakan untuk memproduksi zat-zat seperti aseton, butanol, etanol dan
gliserin. Feremtasi juga digunakan untuk memproduksi asam laktat dan asam asetat
(Apeldoorn,1981).

Setelah Perang Dunia II, dihasilkan produk bioteknologi lain yaitu penisilin,
dan diikuti oleh peningkatan penelitian mikroorganisme lain yang juga dapat
menghasilkan antibiotik dan zat-zat lain seperti vitamin, steroid, enzim, dan asam
amino (Sutarno, 2000: 7.5). Produksi antibiotik membawa serta perbaikan di
bidang teknologi fermentasi, karena dapat menciptakan kondisi suci hama, dalam
arti mampu mengendalikan lingkungan fermentasi sedemikian rupa, sehingga
dalam lingkungan fermentasi tidak ada jenis mikroba lain selain mikroba yang
digunakan untuk fermentasi itu. Dengan demikian, mikroba tersebut dapat tumbuh
subur dan menghasilkan antibiotik secara optimum (Rehm, 1981).

Perkembangan yang pesat di bidang biologi molekuler dan biologi seluler


dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, sepenuhnya menjadi dasar ilmiah utama
untuk perkembangan teknologi mutakhir. Teknologi enzim dan rekayasa genetic
mengantarkan ke suatu bioteknologi dimensi baru, yang berkembang dengan
sangat pesat. Era ini kemudian disebut era bioteknologi modern, sedangkan dua era
sebelumnya sering disebut sebagai era bioteknologi tradisional (Apeldoorn, 1981).

Penemuaan rekayasa genetika melalui teknologi rekombinan DNA


(deoxyribose nucleic acid = asam deoksiribonukleat/ADN, yang terjadi pada tahun
1973 bertanggung jawab atas terjdinya perkembangan bioteknologi yang demikian
pesat. Teknik ini tidak hanya memberikan harapan dapat disempurnakannya proses
proses dan produk saat ini, tetapi diharapkan juga mampu mengembangkan produk
baru yang sebelumnya (dalam bioteknologi tradisional) diperkirakan tidak
mungkin dibuat dan memudahkan realisasi proses-proses lain yang baru pula
(Sutarno, 2000: 7.6).

Tidak perlu diragukan bahwa teknologi rekombinan ADN merupakan


penyebab utama ketenaran bioteknologi pada saat ini. selain itu, harus ditekankan
bahwa teknologi rekombinan juga merupakan hal yang sangat penting untuk
perkembangan aktivitas dalam bidang lain yang esensial dan juga untuk
perkembangan bioteknologi. Subjek paling penting yang dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi rekombinan ADN dalam bidang bokatalisator meliputi
isolasi, imobilisasi dan stabilisasi enzim, serta mobilisasi dan stabilisasi mikro
organism sebagai makhluk dan sebagai sel individual. Teknologi rekombinan ADN
juga berpengaruh dalam bidang imunologi, terutama dalam pembuatan antibodi
monoklonal, dalam teknologi fermentasi, dalam produksi, pengolahan limbah dan
bioelektrokimia (Sutarno,2000: 7.6).

2.3 Jenis-jenis Bioteknologi


Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa di
antaranya diasosiasikan dengan warna, yaitu: (Harsono, 2006).
1. Bioteknologi Merah (Red Biotechnology)
Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi
yang mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi
seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan
pengobatan. Contoh penerapannya adalah pemanfaatan organisme untuk
menghasilkan obat dan vaksin, penggunaan sel induk untuk pengobatan
regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati penyakit genetik dengan cara
menyisipkan atau menggantikan gen abnormal dengan gen yang normal.
2. Bioteknologi Putih/Abu-Abu (White/Grey Biotechnology)
Bioteknologi putih/abu-abu (white/grey biotechnology) adalah bioteknologi
yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa
baru serta pembuatan sumber energi terbarukan. Dengan memanipulasi
mikroorganisme seperti bakteri dan khamir atau ragi, enzim-enzim dan organisme-
organisme yang lebih baik telah tercipta untuk memudahkan proses produksi dan
pengolahan limbah industri. Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari tanah
untuk meningkatkan efisiensi pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir.
3. Bioteknologi Hijau (Green Biotechnology)
Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi
di bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknologi telah
berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan
kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa
yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah
digunakan sebagai “bioreaktor” untuk menghasilkan produk penting contohnya
kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-
protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing
(antigen).
4. Bioteknologi Biru (Blue Biotechnology)
Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi akuatik
atau perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan
akuatik. Salah satu contoh yang paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan ikan
bersirip atau kerang-kerangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber makanan,
(diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan oleh
akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika
untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang
menyerang salmon dan ikan yang lain. Contoh lainnya adalah salmon transgenik
yang memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga menghasilkan
tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu singkat.
Jenis Bioteknologi:
1. Bioteknologi konvensional
Bioteknologi konvensional merupakan proses bioteknologi yang
mengandalkan jasa mikroba untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan manusia
melalui proses fermentasi. Bioteknologi konvensional tidak melakukan manipulasi
organisme atau rekayasa, tetapi menciptakan kondisi dan bahan makanan yang
cocok bagi mikroba untuk berkembang secara optimal. Bioteknologi ini
mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
a) Meningkatkan nilai gizi dari prosuk-produk makanan dan minuman
b) Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat
diciptakan makanan baru yaitu Nata de coco
c) Dapat membuat makanan yang tahan lama, misalnya asinan
d) Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat, karena
bioteknologi sederhana tidak banyak membutuhkan biaya, sehingga
masyarakat kecil bisa melakukannya dan menjual hasilnya untuk keperluan
hidup sehari-hari. Contohnya: tempe dan tape.
Tabel kelebihan dan kelemahan biotknologi konvensional
kelebihan Kelemahan
Relatif murah Perbaikan sifat genetik tidak terarah
Teknologi relatif sederhana Tidak dapat mengatasi
ketidaksesuaian genetic
Pengaruh jangka panjang umumnya Hasil tidak dapat diperkirakan
telah diketahui, karena sistem sebelumnya
prosuksi sudah mapan

2. Bioteknologi baru/ modern


Bioteknologi modern merupakan penerapan bioteknologi yang
menggunakan alat dan cara kerja yang canggih, dilakukan dalam keadaan bersih
dan steril, kualitas produk lebih baik,dan kuantitas hasil produk yang dibuat lebih
banyak dan terarah. Konsep penggunaan bioteknologi modern ini lebih
menekankan pada bagaimana cara memanipulasi materi genetik mikroorganisme
untuk menghasilkan clone yang lebih unggul. Manfaat bioteknologi modern yaitu:
a) Menghasilkan bibit tanaman dengan sifat unggul
b) Meningkatkan produksi bahan pangan
c) Mengolah sampah menjadi bahan bermanfaat
d) Menghasilkan prosuk kesehatan (vaksin, antibodi monoclonal,dan lain-lain)
Tabel kelebihan dan kelemahan biotknologi modern
kelebihan Kelemahan
Perbaikan sifat genetik terarah Relatif mahal
Dapat mengatasi kendala Teknologi canggih
ketidaksesuaian genetik
Dapat menghasilkan jasad baru Pengaruh jangka Panjang
dengan sifat baru yang tidak ada pada
jasad alami
Dapat memperpendek galur tanaman Belum diketahui
baru
Dapat meningkatkan kualitas prosuk Belum diketahui

Bioteknologi modern tidak terlepas dengan aplikasi metode-motode


mutakhir bioteknologi (current methods of biotecnology) seperti:
1. Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk memperbanyak jaringan/sel
yang berasal atau yang didapat dari jaringan aslu tumbuhan atau hewan
setelah terlebih dahulu mengalami pemisahan (disagregasi) secara mekanis,
atau kimiawi (enzimatis) secara in vitro (dalam tabung kaca). Konsep dasar
dari kultur jaringan adalah sifat totipotensi sel. Keuntungan teknik ini adalah:
sifat tanaman sesuai dengan induknya, perbanyakan tanaman lebih cepat, dan
dapat diekspor tanpa melalui proses karantina, karena tanaman hasil kultur
sudah steril.
2. Analisis genetik mempelajari sifat dan karakter gen yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya serta interaksi antara gen dengan lingkungan
dalam menghasilkan suatu sifat
3. Seleksi atau pemuliaan merupakan manipulasi mikroba, tanaman atau hewan
dan pemilihan individu atau populasi yang diinginkan sebagai stok genetik
untuk perbaikan generasi baru. Konsep dasar persilangan yaitu tanaman yang
sejenis dapat dikawinkan,dan menggunakan struktur alat reproduksi tanaman.
4. Analisis DNA adalah proses atau tahapan pengambilan DNA atau RNA
didalam tubuh organisme sampel/targetmelalui tahapan isolasi DNA total,
PCR, elektroforesis dan analisis hasil dibantu oleh software bioinformatika.
5. Teknologi DNA rekombinan (recombinant DNA technology) adalah suatu
metode untuk merekayasa materi genetik dengan cara menyisipkan (insert)
gen yang dikehendaki ke dalam suatu organisme
6. PCR (polymerase chain reaction) merupakan teknik amplikasi atau
penggandaan gen target dengan menggunakan primer tertentu untuk proses
inisiasi.
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa bioteknologi dapat diartikan sebagai cabang ilmu


yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-
lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Sejarah perkembangan
bioteknologi sangat panjang, dimulai dari tahun 1857 yang disebut dengan era
bioteknologi non-mikrobiol sampai pada tahun 1957 yang disebut dengan
Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobiol). Jenis-jenis bioteknologi
ada 2 yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.

3.2Saran

Dari Penulisan dan penelitian makalah ini penulis menyadari terdapat


banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis berharap agar pembaca dapat
memberikan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata
penulis ucapkan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai