Anda di halaman 1dari 25

BIOTEKNOLOGI

Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mendeskripsikan peranan bioteknologi dalam kehidupan manusia.
2. Menjelaskan peranan bioetika dalam mengambil keputusan mengenai
kasus-kasus yang berkaitan dengan bioteknologi.

Sub Capaian Pembelajaran Bioetika


1. Mendefinisikan pengertian bioteknologi
3. Menjelaskan sejarah perkembangan bioteknologi
4. Membedakan bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional.
5. Menjelaskan prinsip-prinsip dalam bioteknologi
6. Menyebutkan contoh-contoh produk bioteknologi
7. Menjelaskan proses rekayasa genetika
8. Menjelaskan bioetika dan peranannya dalam pengambilan keputusan.
PENDAHULUAN

Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Ketersedian pangan menjadi sebab


keberhasilan manusia dalam bertahan dimuka bumi. Tanpa ketersediaan sumber bahan
pangan yang cukup tidak mungkin manusia akan bertahan hidup karena pangan
merupakan sumber energi untuk seluruh aktifitas kehidupan manusia. Berbagai sumber
bahan pangan harus ada dan dikembangkan terus untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Peningkatan sumber bahan pangan dibutuhkan karena jumlah populasi manusia
di bumi semakin meningkat. Menurut Departemen Populasi Divisi Urusan Sosial dan
Ekonomi PBB pada tahun 2017 jumlah manusia di bumi telah mencapai 7,6 Miliar dan
akan mencapai angka 8,6 Miliar pada Tahun 2030. Peningkatan jumlah penduduk bumi
tersebut harus diimbangi dengan ketersediaan jumlah pangan yang cukup.
Peningkatan jumlah pangan dapat dilakukan melalui ekstensifikasi dan
intensifikasi pertanian. Fakta yang ada menunjukkan bahwa lahan pertanian semakin
sempit karena alih fungsi lahan untuk tempat tinggal. Cara untuk meningkatkan
produktifitas pertanian adalah dengan intensifikasi pertanian. Salah satu cara intensifikasi
pertanian yaitu melalui pemilihan bibit unggul. Pada saat ini muncul berbagai tanaman
atau hewan yang merupakan produk hasil modifikasi atau dikenal dengan Genetically
Modified Organism (GMO) atau sering disebut juga sebagai transgenik. GMO adalah
organisme yang material genetiknya telah direkayasa melalui teknik rekayasa genetika.

Sumber: https://geneticliteracyproject.org/2018/02/13/golden-rice-gmo-crop-
greenpeace-hates-and-humanitarians-love/

Beras Emas Hasil Rekayasa Genetika Tinggi kandungan Nutrisinya


Penyakit diabetes melitus atau kencing manis merupakan salah satu dari empat
prioritas penyakit tidak menular. Diabetes melitus merupakan penyebab utama dari
kebutaan, serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan amputasi kaki. Pada tahun 2015
diperkirakan terdapat 415 juta orang terkena penyakit diabetes melitus dan diperkirakan
menjadi 642 juta orang pada tahun 2040. Akibat dari penyakit diabetes melitus yaitu
mereka tidak mampu melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari dengan maksimal.
Penyakit ini disebabkan karena kadar gula didalam darah penderita diatas normal.
Kadar gula didalam darah pada orang dewasa normal adalah 108 mg/dl, sementara itu
jika kadar gula di dalam darah lebih dari 125 mg/dl dipastikan positif menderita diabetes
melitus. Penyakit diabetes dikarenakan Pankreas tidak mampu menghasilkan hormon
insulin dalam jumlah yang cukup sehingga tidak mampu mengontrol kadar gula di dalam
darah. Banyak cara digunakan untuk merawat penderita diabetes melitus mulai dari diet
makanan, pemberian obat hingga menyuntikkan hormon insulin. Hormon insulin yang
disuntikkan pada mulanya berasal dari insulin sapi. Hal ini menimbulkan berbagai
problem karena hormon insulin dari hewan tidak identik dengan hormon insulin dari
manusia. Hormon ideal yang digunakan dalam perawatan penderita penyakit diabetes
melitus adalah dengan menggunakan hormon insulin dari manusia. Bioteknologi
merupakan bidang ilmu untuk mengatasi hal ini.

Sumber: https://www.mba-diahworo.web.id
Jumlah Penderita Diabetes di Indonesia
Banyak problem yang dihadapi oleh manusia selain 2 hal yang telah dijelaskan
diatas. Masalah pada bidang pangan yaitu masalah kekurangan pangan dan bidang
kesehatan mengenai gangguan dan penyakit merupakan masalah yang paling banyak
dihadapi oleh manusia. Namun demikian, bidang-bidang yang lain juga menghadapi
berabagai problem untuk diselesaikan. Bioteknologi merupakan salah satu disiplin ilmu
yang bersifat multi disiplin untuk mengatasi berbagai permasalahan diatas.

Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari istilah latin yaitu bios (hidup), logos (ilmu), dan teknos
(teknologi), berarti ilmu yang mempelajari prnsip-prinsip penerapan biologi.
Bioteknologi dapat didefinisikan sebagai “pemanfaatan makhluk hidup atau produk
makhluk hidup dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa”.
Bioteknologi telah ada sejak lama dan dikembangkan hingga saat ini agar produk yang
dihasilkan lebih baik. Pada bioteknologi dengan prinsip dasar pemanfaatan sistem biologi
pada level sel atau bagian-bagian sel untuk menghasilkan produk-produk yang diperlukan
ataupun jasa perantara untuk mengubah produk yang satu menjadi produk yang lain yang
lebih berkualitas. Sebagai cabang dari biologi penerapan bioteknologi sangat luas
meliputi bidang pangan, kedokteran, pertanian, peternakan, dll.
Bioteknologi merupakan suatu bidang yang multidisiplin. Bioteknologi
melibatkan berbagai pengetahuan, ketrampilan, dan kerjasama dari berbagai disiplin
ilmu. Berbagai bidang ilmu tersebut antara lain: biologi, kimia, mikrobiologi, biologi sel,
genetika, dan biokimia.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=SnkHmwTKksQ&t=62s
Sejarah Perkembangan Bioteknologi
Pemanfaatan sistem biologi untuk produksi ataupun modifikasi suatu produk,
sudah ada sejak dulu. Bioteknologi telah muncul sejak tahun 3000 SM pada saat
pembuatan minuman melalui fermentasi. Sejak lama bioteknologi telah digunakan oleh
masyarakat dalam teknologi pangan misalnya pada pembuatan tape, tempe, keju, dan roti.
Bioteknologi telah dipakai pada bidang pertanian yaitu untuk memperoleh varietas-
varietas baru. Pada bidang medis, penerapan bioteknologi dibuktikan antara lain dengan
penemuan vaksin dan antibiotik. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan
bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat
dilakukan secara massal.
Revolusi biologi diawali dengan penemuan model DNA oleh Watson dan Crick
pada tahun 1953. Watson dan Crick menemukan model struktur molekul DNA
berbentuk double helix (helik ganda). Penemuan model molekul DNA ini mendorong
berkembangnya rekayasa genetika. Pada tahun 1973 suatu team ilmuwan berhasil
memindahkan suatu gen asing ke dalam sel bakteri. Inilah tanda keberhasilan dari
bioteknologi modern. Keberhasilan ini menjadi perkembangan bioteknologi menjadi
sangat cepat. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi,
misalnya teknologi yang berkaitan dengan rekayasa genetika, kultur jaringan,
rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, dan kloning.
Pengetahuan manusia tentang bioteknologi telah ada sejak lama. Bangsa
Babilonia pada tahun 6000 SM telah melakukan fermentasi pada pembuatan makanan
dan minuman. Periode bioteknologi secara garis besar dapat dibagi menjadi empat
peiode:
A. Generasi pertama
Periode ini disebut juga era pra-pasteur. Pada periode ini dicirikan dengan pemanfaatan
mikroba yaitu bakteri, kapang, dan khamir untuk pengawetan atau pembuatan makanan
dan minuman secara tradisional. Contoh dari bioteknologi generasi pertama yaitu:
minuman khas Jepang seperti sake, anggur, dan juga yoghurt. Makanan khas Indonesia
seperti tempe, oncom, kecap juga contoh hasil proses bioteknologi tradisional. Sampai
pada tahun 1920-an, mikroba juga digunakan untuk produksi bahan kimia (aseton,
butanol, asam sitrat).
B. Generasi kedua
Periode generasi kedua dimulai pada tahun 1928 ketika Alexander fleming menemukan
penisilin. Penemuan ini dimanfaatkan dalam skala industri pada tahun 1944 hingga
sekarang. Bioteknologi generasi kedua ini ditandai dengan industri dan produksi
antibiotik, vitamin, dan asam-asam organik menggunakan proses fermentasi dan dikenal
dengan sebutan era antibiotika.
C. Generasi ketiga
Generasi ketiga dimulai pada sekitar tahun 1973 dengan dimanfaatkannya rekayasa
genetika untuk memanipulasi dan memperbaiki sifat organisme sebagai “agen” yang
berperan penting dalam bioproses. Berbagai produk farmasi dan kedokteran yang bernilai
tinggi seperti interferon, hormone, dan vaksin diproduksi dengan memanfaatkan teknik
rekaya genetika. Teknologi hibridoma yang ditemukan oleh Kohler dan Milstein (1975)
membuka era produksi antibody monoclonal (Anonim, 1990). Beberapa contoh produk
hasil bioteknologi ini, antara lain jenis obat-obat antibiotika (pinisilin,
tetrasiklyn,streptomisiyn, kloromfenikol, dan vitamin B12). Periode ini disebut juga
tahap bioteknologi baru.
D. Generasi keempat
Generasi keempat disebut juga bioteknologi pada era generasi baru. Gelombang
ini dicirikan dengan perekayasaan struktur enzim ( tiga dimensi ) yang dikaji dalam
bidang protein engineering. Perkembangan proses bioteknologis tidak lepas dari peran
enzim sebagai biokatalis.Pengkajian sifat dan kinetika reaksi enzimatik dan
perkembangan peralatan analisis, seperti kristalografi sinar X dan spektrofotometer massa
yang ditopang oleh rekayasa genetik telah memunginkan ahli biokimia merekayasa enzim
sesuai sifat yang diinginkan. Generasi kempatini juga dikenal sebagai era rekayasa enzim
protein. Adapun proses bioteknologi yang diterapkan pada hasil keilmuan baru
(bioteknologi baru).
Beberapa peristiwa yang berkaitan dengan bioteknologi sejak dulu hingga kini sebagai
berikut (www.file-edu.tumblr.com: 2011) :
1. Tahun 8000 SM :Pengumpulan benih untuk ditanam kembali. Bukti bahwa bangsa
Babilon, Mesir, dan Romawi melakukan praktik pengembangbiakan selektif (seleksi
artifisal) untuk meningkatkan kualitas ternak.
2. Tahun 6000 SM :Pembuatan bir, fermentasi anggur, membuat roti dengan bantuan
ragi.
3. Tahun 4000 SM :Bangsa Tionghoa membuat yoghurt dan keju dengan bakteri asam
laktat.
4. Tahun 1500 : Pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia.
5. Tahun 1665 :Penemuan sel oleh Robert Hooke (Inggris) melalui mikroskop.
6. Tahun 1670 :usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikrob di Rio
Tinto, Spanyol.
7. Tahun 1686 :Penemuan mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga
menjadi manusia pertama yang dapat melihat mikrob.
8. Tahun 1800 :Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang
pengembangbiakan hewan.
9. Tahun 1856 :Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan.
10. Tahun 1865 :Gregor Mendel menemukan hukum hukum dalam penyampaian
sifat induk keturunannya.
11. Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan dan
minuman.
12. Tahun 1880 :Penemuan Mikroorganisme/
13. Tahun 1890 : alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.
14. Tahun 1897 : penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula
menjadi alkohol oleh Eduard Buchner.
15. Tahun 1910 :Bakteri penghasil aseton, butanol, gliserol.
16. Tahun 1912 : pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.
17. Tahun 1915 : produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan
bakteri.
18. Tahun 1919 :Karl Ereky, Insinyur Hongaria, orang pertama menggunakan kata
bioteknologi.
19. Tahun 1928 :Struktur rantai DNA terungkap.
20. Tahun 1953 :Penemuan dbakteri antibiotika baru (streptomicin,
spalosporin,dll),
21. Tahun 1950-an: Mikroba untuk menambang uranium di kanada.
22. Tahun 1970 :Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang
digunakan untuk pemotongan gen gen.
23. Tahun 1973 :DNA rokombinan ditemukan dan percobaan rekayasa genetika
pertama berhasil.
24. Tahun 1973 :Hibridoma menghasilkan antibodi monoclonal
25. Tahun 1975 :Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh Kohler
dan Milstein
26. Tahun 1978 :Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan
menggunakan bakteri yang terdapat pada usus besar
27. Tahun 1981 :Insulin hasil rekayasa genetika diperbolehkan digunakan pada
manusia
28. Tahun 80-an : Interferon, hormone tumbuh, vaksin hepatitis, dihasilkan dari
rekayasa, pertengahan
29. Tahun 1990 :Mikroba hasil rekayasa membantu mengesterak minyak dari tanah
30. Tahun 1992 FDA menyetujui makanan GM pertama dari Calgene: tomat "flavor
saver"
31. Tahun 2000 Perampungan Human Genome Project
32. Periode bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang)

Pada bidang bioteknologi dikenal adanya bioteknologi tradisional atau


konvensional dan bioteknologi modern. perbedaan keduanya adalah terletak pada ada
tidaknya rekayasa pada materi genetiknya. Pada bioteknologi tradisional belum ada
proses rekayasa genetika bersifat sederhana. Sementara itu, pada bioteknologi modern
sudah ada rekayasa genetika dan terdapat industrialisasi.

Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi tradisional telah diterapkan dalam kehidupan sejak dahulu, sebelum


ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Pada bioteknologi konvensional penerapan
boteknologi terbatas pada peran organisme untuk meningkatkan produk berupa barang
dan jasa melalui fermentasi dalam skala kecil dengan proses pembuatan yang masih
sederhana. Proses bioteknologi yang dilakukan juga tidak steril dan kualitas hasilnya
belum terjamin. Perubahan komposisi genetika pada hewan dan tumbuhan terjadi selama
bertahun-tahun melalui kawin silang dan seleksi alam. Mungkin anda pernah melihat
proses bioteknologi konvensional tersebut yang dilakukan pada hewan ataupun tumbuhan
namun tidak banyak kita yang memahaminya. Beberapa contoh penerapan bioteknologi
konvensional dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam pembuatan makanan seperti
tempe, tape, oncom, kecap, dan sebagainya. Beberapa prinsip bioteknologi yang masih
bersifat tradisional yaitu:

Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern ditandai dengan keberhasilan suatu team ilmuwan pada


tahun 1973, berhasil melakukan transfer (pemindahan) sebuah gen dari ke dalam suatu
bakteri. Selanjutnya ternyata bakteri itu mampu mengekspresikan gen “asing” dari
mammalia yang ada di dalam tubuh bakteri tersebut. Semua bakteri yang membawa gen
“asing” tersebut ternyata mampu mengekspresikan gen tersebut sehingga memiliki sifat
mmammalia. Hal ini disebut kloning gen Keberhasilan dalam kloning gen ini merupakan
revolusi bioteknologi modern. Kloning gen merupakan landasan dalam rekayasa
genetika. Makanan hasil modifikasi genetik dihasilkan dari tumbuhan dan hewan yang
memiliki modifikasi genetik untuk meningkatkan kualitas. Hal ini dilakukan dalam
rangka mengatasi jumlah pertambahan populasi penduduk dan keterbatasan suplai bahan
makanan.

Bioteknologi modern merupakan serangkaian teknik dalam melakukan manipulasi


gen, sel, maupun jaringan hidup secara sengaja. Pada kegiatan manipulasi ini berbagai
faktor dapat dikendalikan dan dapat diprediksi hasil yang akan diperoleh. Tujuan dari
manipulasi ini adalah untuk mengubah organisme sehingga diperoleh organisme baru
yang unggul atau jaringan hidup yang baru. Contoh bioteknologi modern antara lain
diperoleh antibiotik, vaksin, hormon untuk pertumbuhan, tanaman maupun hewan
transgenik, bayi tabung, maupun kloning. Pada bioteknologi modern proses dilakukan
secara steril, produknya diproduksi dalam jumlah yang banyak (massal), dan kualitas
hasilnya terjamin serta menerapkan teknologi-teknologi terbaru.

Prinsip-prinsip Bioteknologi

1) Fermentasi

Fermentasi merupakan proses pengubahan karbohidrat menjadi alkohol dan


karbondioksida atau asam amino organik menggunakan ragi, fungi, bakteri atau
kombinasi ketiganya dalam kondisi anaerobik (tidak ada oksigen). Fermentasi memiliki
manfaat mengubah karbohidrat menjadi asam organik yang bersifat mengawetkan
makanan. Bahan makanan yang difermentasi akan menjadi lebih tahan lama. Manfaat
lain dari proses fermentasi adalah adanya variasi makanan, memperkaya nutrisi makanan,
dan mengeliminasi senyawa antinutrien. Fermentasi ini merupakan bioteknologi
sederhana yang telah dikenal sejak dulu. Bangsa mesir Babilonia, cina sejak ribuan tahun
sebelum masehi telah menggunakan proses fermentasi pada bahan makanan dan
minuman mereka. Contoh dari fermentasi yaitu pada pembuatan minuman beralkohol
dari buah atau beras, pembuatan roti, pembuatan yoghurt, kecap, dsb.

2) Seleksi dan persilangan

Persilangan adalah perkawinan antar individu ataupun populasi yang berbeda secara
genetik untuk menghasilkan gabungan sifat dari tetua ataupun rekombinasi gen-gen pada
keturunannya . Persilangan dapat terjadi di antara individu yang berbeda spesies
(persilangan interspesifik) maupun antar individu dalam satu spesies (persilangan intra
species). Penyilangan konvensional oleh para petani dilakukan dengan tujuan
menghasilkan tanaman yang menjadi besar, kuat, dan lebih tahan penyakit. Selama
puluhan tahun pemulia tanaman telah berhasil memperoleh jenis tanaman dan hewan
yang unggul. Pemuliaan tanaman secara tradisional juga telah mampu meningkatkan
produksi pertaninan.

3) Teknologi DNA Rekombinan


Saat ini berbagai produk dari teknologi DNA rekombinan sudah kita manfaatkan
dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk itu perlu dipahami apa itu DNA dan teknologi
DNA rekombinan. DNA merupakan singkatan dari deoksiribonucleid acid atau asam
nukleat merupakan senyawa kimia di dalam inti sel yang bertugas menyimpan dan
membawa informasi genetik. Struktur asam nukleat terdiri dari rantai molekul yang
panjang dan tersusun atas molekul kompleks polinukleotida. Struktur DNA berupa heliks
beruantai ganda atau double heliks.

Sumber: Advanced Biology, Clegg


Gambar struktur DNA

DNA rekombinan yaitu perpaduan dua molekul DNA dari dua sumber (organisme) yang
berbeda. Teknologi DNA Rekombinan merupakan kumpulan teknik atau metoda yang
digunakan untuk mengkombinasikan gen-gen dari organisme yang berbeda. Proses ini
terjadi di dalam laboratorium dengan melalui beberapa tahapan yang meliputi:
- isolasi DNA.
- pemotongan DNA.
- Penggabungan dan penyambungan DNA.
- Memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel hidup.

Teknologi DNA rekombinan ini telah diaplikasikan dan menghasilkan berbagai


macam produk yang telah digunakan untuk berbagai keperluan. Teknologi DNA
rekombinan ini telah menghasilkan revolusi industri bidang bioteknologi. Produk dari
teknologi DNA rekombinan ini antara lain: produksi antibiotika, sintesis antibodi
monoklonal, terpi gen, dsb.

4) Rekayasa genetika

Rekayasa genetika merupakan bagian dari bioteknologi modern. Rekayasa


genetika atau modifikasi genetika merupakan suatu usaha manipulasi sifat genetik suatu
makhluk hidup untuk memperoleh sifat genetik yang diinginkan Rekayasa genetika
merupakan satu set teknologi untuk mengubah susunan genetik sehingga dihasilkan
organisme yang diinginkan. Rekayasa genetika meupakan sebuah proses isolasi dan
pemurnian gen spesifik dengan menyisipkan gen yang diinginkan dari genom
(keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme) besar yang
kompleks ke genom kecil yang sederhana kemudian “memasukkan” DNA rekombinan
yang terbentuk ke sel inang (disebut gen kloning). Pada rekayasa genetika dihasilkan
individu yang diinginkan dengan melalui serangkaian proses yang sangat rumit dan
kompleks. Menghasilkan individu hasil kloningdengan sifat yang diinginkan memerlukan
manipulasi yang sangat kompleks dari banyak gen.

Bagaimana prosedur atau langkah-langkah rekayasa genetika ini? Terdapat lima tahap
dalam rekayasa genetika:

1. Menetukan organisme yang secara alamiah memiliki sifat yang diinginkan


(misalnya, tanaman jagung yang betongkol besar dan tahan hama).
2. Melakukan isolasi DNA. Isolasi DNA yaitu proses pemisahan DNA dari bahan
lain seperti lemak, protein, dan karbohidrat. Terdapat tiga prinsip dalam isolasi
DNA yaitu: penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan
padat seperti selulosa dan protein, serta pemurnian DNA. Pada isolasi DNA
diharapkan diperoleh DNA tanpa adanya kontaminasi.
3. Transformasi yaitu: memasukkan fragment DNA hasil isolasi dari orgnisme
(donor) sebagai gen baru atau disebut transgen ke dalam genom vektor
(organisme yang dapat membawa DNA hasil isolasi). Teknik transformasi paling
umum yaitu menggunakan bakteri.
4. Memasukkan bakteri yang telah memperoleh transgen (berubah genetiknya) ke
dalam sel organisme penerima.
5. Setelah organisme transgenik diciptakan, organisme diperkenalkan ke lingkungan
luar.

Berikut ini contoh rekayasa genetika pada pembuatan hormon insulin. Tahap-tahap
rekayasa dalam pembuatan hormon insulin yaitu:

1. Pertama kali adalah mengambil sel pankreas manusia. Sel tersebut kemudian
dianalisis hingga ditemukan gen (DNA) yang menentukan pembentukan insulin.
2. DNA tersebut selanjutnya dipotong dengan menggunakan enzim retriksi dan dan
disambungkan dengan kromosom kecil dari bakteri (yang dikenal dengan istilah
plasmid).
3. Plasmid kemudian dimasukkan lagi ke dalam sel bakteri sehingga bakteri
memiliki DNA untuk membentuk insulin.
4. Bakteri yang telah mengandung DNA insulin kemudian dikembangbiakkan dan
selanjutnya bakteri akan dapat menghasilkan insulin.
5. Insulin dari bakteri selanjutnya dipisahkan dengan menggunakan teknik biokimia.
6. Insulin siap digunakan untuk pasien penderita diabetes melitus.

Berikut ini gambar tahapan pembentukann hormon insulin


Gambar 2. Tahapan pembentukan hormon insulin.

5) kloning

Kloning dikenal luas ketika ilmuwan skotlandia, Ian Willmuth, mengumumkan


keberhasilannya mengkloning domba dari sel kambing dewasa dan berkembang menjadi
kambing yang diberi nama Dolly pada tahun 1997. Keberhasilan ini diikuti dengan
berbagai macam kloning pada tahun-tahun berikutnya.

Kloning berasal dari kata “clone” yang diturunkan dari bahasa yunani klon yang
artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. Kloning merupakan
suatu proses untuk menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama yang identik
secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi secara aseksual atau vegetatif yang
biasa terjadi di alam pada bakteri dan tumbuhan. Pada bidang bioteknologi, kloning
merupakan suatu upaya tindakan untuk memproduksi atau menggandakan sejumlah
individu yang hasilnya secara genetic sama persis (identik) berasal dari induk yang sama,
mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang sama.
klon berarti sejumlah organisme hewan maupun tumbuhan yang terbentuk melalui
hasil reproduksi aseksual dan berasal dari satu induk yang sama. Setiap bagian dari klon
tersebut memiliki susunan dan jumlah gen yang sama. Kemungkinan besar fenotipe dari
klon juga sama. Klon digunakan dalam dua pengertian yaitu:
1) klon sel; adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari
satu sel.
2) klon gen atau molekuler; adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang
direplikasi dari satu gen yang dimasukan dalam sel inang.

Sumber: https://brainly.co.id
Gambar proses kloning domba Dolly

Prinsip kloning didasarkan adanya sifat totipotensi pada makhluk hidup. Sifat totipotensi
yaitu kemampuan setiap sel untuk menjadi sebuah individu baru. Terdapat beberapa jenis
kloning yaitu:
1) kloning DNA rekombinan; kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA
yang diinginkan dari suatu organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya
penyisipan DNA dalam plasmid bakteri untuk mengklon satu gen.
2) Kloning Reproduktif; Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan
hewan yang sama, contohnya Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic
Cell Nuclear Transfer).
3) Kloning Terapeutik; Merupakan suatu kloning untuk mendapatkan sel batang yang
dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit.
Produk-Produk Bioteknologi
1) Yoghurt
Yoghurt merupakan susu hasil proses fermentasi. Mikroorganisme yang berperan dalam
pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
Akibat aktifitas bakteri asam laktat maka PH akan turun menjadi 4.
2) Keju
Keju diperolh dari aktivitas bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus.
Bakteri tersebut memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Akibat dari
kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih
padat, kemudian ditambahkan enzim renindari lambung sapi muda untuk mengumpulkan
dadih.
3) Mentega
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan
Lectonostoceremoris. Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. b.
4) Kecap
Pada pembuatan kecap digunakan jamur Aspergillus oryzae dibiakkan pada kulit
gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam
laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum.
Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan
produk kecap.
5)Tempe
pada pembuatan tempe diperlukan ragi yang meupakan kumpulan spora ikroorganisme,
dalam hal ini kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat
jenis kapang dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer,
Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat
keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses
fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan
karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali
lipat.
6)Tape
pada pembuatan tape ragi menghasilkan enzim yang dapatmengubah zat tepung dari
singkong menjadi produk yang berupa gula dan alkohol.
7). Transplantasi Inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan
individu baru dengan sifat yang sesuai dengan inti yang di terimanya.
8). Fusi Sel
Fusi sel adalah peleburan 2 sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda agar
terbentuk sel bastar atau hibridoma. Manfaat fusi sel antara lain untuk pemetaan
kromosom, membuat antibody monoclonal, dan membentuk spesies baru.
9). Teknologi Plasmid
Teknologi plasmid merupakan suatu teknologi untuk memanfaatkan plasmid (lingkaran
DNA kecil yang terdapat pada bakteri) bakteri sebagai vector dalam manipulasi DNA
atau manipulasi gen makhluk hidup. Menyisipkan gen pengkode hormone insulin dari
sel pancreas manusia ke plasmid bakteri Escherichia coli
10). Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA –DNA dari sumber yang berbeda.
Tujuannya adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya.
11). Pembuatan antibodi monoklonal, vaksin, antibiotika dan hormon.
12). Pembuatan Vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan tubuh yang berasal dari mikro organisme.
Vaksin di dapat dari virus dan bakteri yang telah di lemahkan atau racun yang di ambil
dari mikroorganisme tesebut.
13). Pembuatan Antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat
diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.
14). Pembuatan Hormon
Dengan rekayasa DNA, telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi hormon.
Hormon-hormon yang telah diproduksi misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison
dan tertosteron.
15)Tanaman transgenik
Transgenik merupakan pemindahan gen dari satu makhluk hidup ke makhluk
hidup lainnya, baik dari 1 tanaman ke tanaman lain atau dari hewan ke tanaman.
Sedangkan, tanaman transgenik merupakan tanaman yang punya gen asing di dalam
genomnya.
BIOETIKA

Pada awal abad ke 19 masyarakat belum mengenal istilah rekayasa genetika.


Sistem pertanian maupun peternakan masih bersifat konvensional. Cara bercocok tanam
dan beternak masih menggunakan teknik yang sederhana dan peralatan yang terbatas.
Namun demikian produksi pertanian dan peternakan yang dihasilkan masih mencukupi
kebutuhan pada jaman tersebut. Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat
menuntut ketersediaan sumber pangan yang semakin banyak. Cara pertanian maupun
peternakan yang konvensional tidak lagi mencukupi kebutuhan pangan. Perlu
ditingkatkan berbagai teknik pertanian dan peternakan yang lebih modern. Berbagai
perangkat pertanian dan peternakan dikembangkan dengan harapan produksi pangan
yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. Namun demikian semakin meningkat jumlah
populasi manusia menyebabkan berbagai upaya yang dilakukan tidak mencukupi
produksi pangan yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan perlunya revolusi dalam
penyedian bahan pangan.
Pada tahun 1953, watson dan crick menemukan suatu model DNA. Asam
deoksiribonukleat atau dikenal dengan DNA (deoxyribonucleic acid) adalah sejenis
biomolekul yang menyimpan dan menyandi instruksi-instruksi genetika setiap organisme.
Instruksi-instruksi genetika ini berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan
fungsi organisme. Watson dan crick menyatakan bahwa DNA mempunyai urutan
kimiawi tertentu yang menentukan ciri serta serta berbagai sifat makhluk hidup berasal
dari induknya. Mulai saat itu, penelitian tentang DNA terus dikembangkan termasuk
rekayasa genetika. Teknik semacam ini disebut sebagai teknologi DNA rekombinan, hasil
dari teknologi ini adalah bioteknologi modern yang dikembangkan dalam berbagai
bidang kehidupan manusia.
Perangkat Kemajuan dalam bidang bioteknologi khususnya bioteknologi modern
sangat pesat. Adanya rekayasa genetika memunculkan orgaisme-organisme baru yang
secara alami tidak ditemukan di alam. Organisme-organisme baru yang dikenal dengan
tanaman dan hewan “transgenik” atau “Genetically Modification Organism (GMO)”
semakin banyak dikembangkan. Penelitian dibidang rekayasa genetika menjadi tidak
terbendung. Organisme transgenik menjadi salah satu solusi terhadap kebutuhan pangan
yang semakin besar.

Pengertian Bioetika
Menurut Shanon, A.T dalam bertens K (1995), bioetika adalah bidang ilmiah
yang menyelidiki dimensi etis dari masalah-masalah teknologi, ilmu kedokteran, dan
biologi sejauh diterapkan dalam kehidupan. Kata bioetika berasal dari 2 kata yaitu bio
dan etika. Bio mencakup keilmuan yang terkait dengan makhluk hidup. Kata bio ini
berkaitan dengan keilmuan pada bidang biologi termasuk didalamnya kesehatan,
kedokteran, pertanian, peternakan,kehutanan, bioteknologi, genetika, dsb. Sedangkan
etika adalah nilai-nilai atau mral yang menjadi dasar serta pertimbangan dalam berbagai
bidang. Samuel Gorovitz (1997) menyatakan bahwa bioetika sebagai suatu penyelidikan
kritis tentang dimensi-dimensi moral dari pengambilan keputusan dalam konteks
berkaitan dengan kesehatan dan konteks yang melibatkan ilmu-ilmu biologi.
Moeljopawiro (2002) menyatakan bahwa bioetika adalah etika yang terkait dengan
kehidupan yang pertanggungjawabannya dua arah yaitu vertikal dan horisontal, yaitu
kepada tuhan yang maha esa dan kepada sesama manusia. Bioetika bertujuan menjadi
acuan dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang terus terjadi, sehingga setiap kita
menjadi bijak dan mengerti revolusi biologis yang terjadi id sekitar kita.

Produk-produk dalam bioteknologi memiliki peranan serta pengaruh terhadap


kehidupan manusia, maka perlu dilakukan kajian bioetika yang mendalam agar aplikasi
dari ilmu pengetahuan dapat bermanfaat bagi kesejah teraan manusia. Shanon A.T.
menyatakan bahwa terdapat dua metode pengambilan keputusan etis yang dipakai dalam
bioetika yaitu: pendekatan etika deontologis dan pendekatan etika situasi.
a. Pendekatan etika deontologis; yaitu metode pengambilan keputusan berdasarkan
prinsip atau nilai tanpa memperhatikan konsekuensi dari suatu tindakan etis yang
diambil, misalnya pengambilan keputusaan berdasarkan nilai agama.
b. Pendekatan etika situasi; yaitu metode pengambilan keputusan dengan
mengutamakan situasi atau konsekuensi dengan melalui suatu proses evaluasi.
Berdasarkann cara pengambilan keputusan etis selama ini, nilai agama seharusnya
menjadi nilai mutlakdalam pengembangan suatu aplikasi ilmu pengetahuan.
Bnilai lain yang diperhatikan adalah dampak pengemabangan pengetahuan
terhdadap lingkungannya.
c. Etika hak; merupakan teori etika untuk memecahkan dilema-dilema moral dengan
terlebih dahulu menentukan hak dan tuntunan moral yang terlibat didalamnya.
Dilema-dilema tersebut kemudian dipecahkan dengan berpegang pada hirarki
hak-hak. Teori hak menekankan pada nilai moral yang dimiliki seseorang
manusia dengan tuntunan moral dalam suatu situasi konflik etis.
d. Intuisionisme; merupakan teori untuk memecahkan dilema-dilema etis dengan
berpijak pada intuisi. Seseorang mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk
berdasarkan perasaan moralnya, bukan berdasarkan situsi, kewajiban, atau hak.

Rekayasa genetika dan bioetika


Rekayasa genetika yang berupa teknologi rekombinan, kloning dan transgenik
sampai saat ini masih menjadi masalah. Terdapat pertentangan dari berbagai kalangan
mulai dari individu, kelompok, negarawan dan agamawan. Masalah yang muncul bukan
pada teknologi rekayasa genetika, tetapi pada penerimaan masyarakat terhadap hasil-hasil
rekayasa genetika. Corebima (1998) menyatakan bahwa rekyasa genetika memberi
manfaat untuk meningkatkan sumberdaya hayati. Namun, banyak orang khawatir dengan
rekayasa genetika terutama kloning , dapat menghasilkan individu baru yang tidak
diinginkan atau berbahaya bagi keseimbangan lingkungan.
Organisme baru hasil rekayasa genetika ada tumbuhan atau hewan dikenal dengan
istilah transgenik atau Genetically Modified Organism (GMO). Organisme transgenik
secara genetik telah berbeda dengan kondisi alamiahnya karena telah dilakukan
modifikasi genetik sehinggga menjadi individu yang unggul. Namun pada kenyataan di
alam beberapa tanaman dan hewan hasil dari GMO dapat menimbulkan permasalahan.
Pelepasan GMO ke lingkungan telah menjadi kontroversi terkait dengan kemungkinan
resiko terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti aspek kesehatan, aspek
linggkungan, budaya, dan etika.
Permasalahan yang timbul meliputi wilayah etik, legal, dan sosial. Permasalahan-
permasalahan tersebut perlu dikaji lebih jauh agar teknologi rekayasa genetik dan
produknya, yaitu GMO dapat dikembangkan lebih baik lagi untuk kepentingan bersama.

Permasalahan etik
Perdebatan mengenai aspek etik yang bersinggungan dengan pembuatan GMO didasari
atas 2 aspek kepentingan, yaitu aspek intrinsik dan aspek ekstrinsik. Aspek intrinsik
berdasarkan atas pendapat utama bahwa pembuatan GMO merupakan suatu proses yang
tidak alami. Aspek intrinsik berkaitan dengan kepercayaan bahwa proses pembuatan
GMO itu sendiri tidak bisa ditoleransi karena dianggap mencampuri atau menganggu
proses yang alami. Ada 4 pendapat utama dalam aspek intrinsik yang menolak
keberadaan dan penggunaan GMO (Bhumiratana & Kongsawat, 2008).
Pendapat yang pertama menyatakan bahwa mengubah kodrat makhluk hidup
melalui teknik rekayasa genetik sama dengan mencoba berperan sebagai Tuhan.
Rekayasa genetik adalah proses yang menganggu proses alami, yang merupakan
kekuasaan Tuhan dan rekayasa genetik dianggap tidak etis. Pendapat kedua menyatakan
rekayasa genetik dan teknologi baru dapat mengubah alam dan dunia yang merupakan
hak mutlak milik Tuhan. Pendapat ketiga menyatakan rekayasa genetik telah
mengaburkan konsep spesies dan menghilangkan batas antar spesies dengan
memindahkan gen dari spesies satu ke spesies lainnya. Pendapat terakhir berkaitan
dengan rekayasa genetik membuat organisme-organisme yang mengalami transfer gen
menderita. Secara umum dapat disimpulkan bahwa aspek intrinsik berakar dari
egosentrisme dan fanatisme pribadi yang berasal dari etika agama dan kepercayaan
sehingga aspek intrinsik ini sulit untuk diubah.
Aspek yang kedua adalah aspek ekstrinsik yang didasarkan pada potensi bahaya
dan kerusakan yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan GMO. Dampak negatif yang
dikhawatirkan publik mengenai penggunaan GMO salah satunya adalah dampak buruk
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Tanaman transgenik dikhawatirkan dapat
mengkontaminasi lingkungan dengan melakukan persilangan dengan individu non-
transgenik sehingga dapat merusak diversitas genetis. Produk hasil GMO, terutama yang
ditujukan untuk dikonsumsi manusia dikhawatirkan dapat menimbulkan reaksi alergis
dan penyakit bagi manusia yang mengkonsumsinya. Dampak lain yang dikhawatirkan
adalah masalah sosial ekonomi. Petani-petani skala kecil dikhawatirkan akan tersisihkan
oleh pertanian skala besar yang mampu menggunakan tanaman transgenik dan harga
pasar dapat dikendalikan sepenuhnya oleh perusahan-perusahaan yang menghasilkan
tanaman transgenik. Dengan demikian terjadi kekhawatiran akan terjadinya situasi yang
menguntungkan pihak yang besar/berkuasa dan mematikan pihak-pihak yang kecil.
Solusi yang dianggap terbaik untuk menjawab masalah aspek ekstrinsik ini adalah
dengan memberlakukan peraturan-peraturan terkait penggunaan dan pengembangan
GMO yang dapat menghindarkan resiko terjadinya kerusakan lingkugan, kesehatan
manusia, dan perekonomian akibat penerapan GMO.
Daftar Pustaka

Aris Tjahjoleksono. Teknologi DNA Rekombinan. http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/


genetika/dnarekombinan/dnarekombinan.htm. Diakses tanggal 25 Oktober 2018

https://geneticliteracyproject.org/2018/02/13/golden-rice-gmo-crop-greenpeace-hates-
and-humanitarians-love . diakses tanggal 10 Oktober 2018

https://brainly.co.id . diakses tanggal 23 Oktober 2018


.
http://www.generasibiologi.com/2016/02/rekayasa-genetika-dan-permasalahan.html.
Diakses tanggal 25 Oktober 2018.

https://www.mba-diahworo.web.id. Diakses tanggal 20 Oktober 2018

https://www.youtube.com/watch?v=SnkHmwTKksQ&t=62s. Diakses tanggal 12 Oktober


2018.

Thomas A. Shannon. 1995. Pengantar Bioetika. Jakarta: PT gramedi

Corebima. 1998. Kajian Tentang Rekayasa genetika. Malang: IKIP Malang.

Heru Nurcahyo. 2011. Bioteknologi. Diktat, Universitas Negeri Yogyakarta.

Tim Laboratorium Kultur Jaringan. 1991. Bioteknologi Tanaman. Pusat Antar


Universitas. IPB.

Latha, S., Rao Bhaskara, D. 2007. Principles of Biotechnology. India: Discovery


Publishing House.

Anda mungkin juga menyukai