Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI

Oleh

Roida Siburian

Syahmiati Siburian

Enjelina Siburian

Leonardo Siregar

Feriyanto Sihombing

Sma 1 Paranginan

Kecamatan Paranginan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa karena rahmat dan karunianya
serta kelapangan berpikir dan waktu, sehingga kami dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah dengan judul BIOTEKNOLOGI ini.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan


tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan
bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman
untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan
dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin. Selain itu
beberapa hal yang penting lainnya yang berkaitan dengan Bioteknologi akan kita
bahas disini.

Kemudian kami  juga menyadari bahwa materi dan teknik yang kami
sampaikan dalam makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena
itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan agar makalah ini menjadi
lebih baik. Atas kritik dan sarannya saya mengucapkan terima kasih. Akhir kata
pengantar kami mengucapkan terima kasih karena telah berkenan membaca
makalah ini. Semoga memberikan manfaat kepada kita semua.

Paranginan, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat Penulisan 2

BAB II ISI 3

1. Dasar-dasar Bioteknologi 3
1. Pengertian Bioteknologi 3
2. Penerapan Bioteknologi 4
2. Sejarah Singkat Bioteknologi 9
3. Dampak Negatif Bioteknologi 10
1. Dampak terhadap Lingkungan 10
2. Dampak terhadap Kesehatan 10
3. Dampak di Bidang Sosial dan Ekonomi 11
4. Dampak terhadap Etika 12

BAB III PENUTUP 15

A. Kesimpulan 15
B. Saran 15

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anda tentu pernah memakan tempe, roti, atau keju, bahkan yogurt
bukan? Jika jawaban Anda adalah ''ya'', berarti Anda telah menggunakan
beberapa produk hasil bioteknologi. Bioteknologi menggunakan makhluk
hidup, pada umumnya berupa mikroorganisme (bakteri dan jamur), untuk
menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Walaupun terdengar
sebagai sesuatu yang sangat baru, bioteknologi sebenarnya sudah
digunakan dalam berbagai proses pada zaman dahulu. Misalnya,
penggunaan ragi untuk mengembangkan dan membuat adonan roti serta
pembuatan keju dan minuman beralkohol adalah merupakan salah satu
contoh penerapan bioteknologi. Akan tetapi, bioteknologi yang digunakan
masih bioteknologi sederhana atau konvensional.
Bioteknologi terus berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Istilah bioteknologi modern pun muncul
sebagai respons dari cepatnya perkembangan bioteknologi. Kloning dan
tanaman transgenik merupakan contoh produk bioteknologi modern.
Bioteknologi tercipta karena dorongan kebutuhan manusia yang semakin
meningkat. Berbagai usaha telah dilakukan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hal ini tidak hanya terjadi pada bidang pertanian
dalam memenuhi kebutuhan pangan saja, tetapi juga dalam bidang-bidang
lainnya
.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar-dasar bioteknologi?
2. Bagaimana sejarah singkat bioteknologi?
3. Apa saja dampak negatif bioteknologi?
A. Tujuan Penulisan
1. Mampu menjelaskan apa saja dasar-dasar bioteknologi.
2. Mampu menjelakan bagaimana sejarah singkat bioteknologi.
3. Mampu menjelaskan bagaimana dampak negatif bioteknologi terhadap
lingkungan.

B. Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini dapat menambah pengetahuan
kita semua mengenai dasar-dasar bioteknologi, sejarah singkat bioteknologi,
dan dampak negatif bioteknologi.
BAB II
ISI

A. Dasar-dasar Bioteknologi
1. Pengertian Bioteknologi
Apa itu bioteknologi? Bioteknologi berasal dari kata “bio” dan
“teknologi”, dan secara bebas dapat kamu definisikan sebagai
pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang
bermanfaat bagi manusia.
Setelah kamu membaca definisi di atas, kamu mungkin akan
bertanya, apakah petani yang membajak sawah dengan menggunakan
kerbau juga termasuk bioteknologi?
Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan
tahun yang lalu, karena manusia telah bertahun-tahun lamanya
menggunakan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur ragi untuk
membuat makanan bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan
yoghurt. Namun istilah bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur
menemukan proses fermentasi dalam pembuatan anggur.
Di bidang pertanian kita juga sudah menggunakan mikroorganime
sejak abad ke-19 untuk mengendalikan hama serangga dan menambah
kesuburan tanah. Mikroorganisme juga sudah digunakan secara luas di
dalam mengolah limbah industri dalam dasawarsa ini. Dalam bidang
kesehatan dan kedokteran, manusia telah dapat memproduksi vaksin
tertentu dengan bantuan virus.
Perkembangan yang pesat dalam bidang biologi sel dan biologi
molekuler sejak tahun 1960-an mendorong perkembangan bioteknologi
secara cepat. Dewasa ini manusia telah mampu memanipulasi,
mengubah, dan/atau menambahkan sifat tertentu pada suatu organisme.
Pengubahan itu dilakukan pada tempat yang sangat penting dan
mendasar yaitu pada tingkat DNA (Deoksyribo Nucleic Acid = Asam
Deoksiribo Nukleat), yaitu suatu rantai kimia yang terdapat di dalam inti
sel yang mengontrol seluruh aktivitas sel, termasuk sifat suatu organisme.
Atas dasar itu maka definisi bioteknologi sekarang adalah: Pemanfaatan
dan/atau perekayasaan proses biologi dari suatu agen biologi untuk
menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia.
2. Penerapan Bioteknologi
Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan mutu kebutuhan
hidup, manusia memanfaatkan biologi terapan yang digabungkan dengan
teknologi modern sehingga tercipta ilmu baru yang dikenal dengan
sebutan Bioteknologi dan terkadang ada yang menyebut Biomasadepan.
Beberapa ahli dan badan internasional memberikan batasan Bioteknologi
sebagai:
● Kegiatan yang menitikberatkan pemanfaatan aktivitas biologi
dalam lingkup teknologi proses dan produksi secara besar-besaran
dalam industri yang dikaitkan dengan produksi masal,
● Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap
jasad, sistem, atau proses biologi untuk memproduksi benda hidup,
benda mati, atau jasa bagi kepentingan manusia. Dalam
perkembangan lebih lanjut, lahirlah bioteknologi kedokteran,
bioteknologi farmasi, bioteknologi pertanian, bioteknologi
peternakan dan sebagainya.
a. Bioteknologi Kedokteran
Dengan rekayasa genetika dapat diciptakan vaksin yang dapat
menghasilkan zat immunoglobulin (zat kebal) terhadap beberapa
penyakit, misalnya hepatitis, kanker hati, lepra, dan sebagainya.
Dapat pula dilakukan pengambilan informasi genetik yang ada pada
manusia untuk “dicangkok” pada bakteri agar bakteri tersebut dapat
mensintesa insulin. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas yang berguna untuk menurunkan kadar gula dalam
darah.
Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang
kedokteran, misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal,
vaksin, antibiotika dan hormon.
1) Pembuatan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari
suatu sumber tunggal. Manfaat antibodi monoklonal, antara lain:

● Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin


dalam urine wanita hamil
● Mengikat racun dan menonaktifkannya;
● Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi
jaringan lain.
2) Pembuatan Vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit
terhadap tubuh yang berasal dari mikroorganisme. Vaksin
didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun
yang diambil dari mikroorganisme tersebut.
3) Pembuatan Antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh
organism tertentu dan berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan organism lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika
dapat diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan
cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara
besar-besaran pada Perang Dunia II oleh para ahli dari Amerika
Serikat dan Inggris.
4) Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan
mikroorganisme untuk memproduksi hormon. Hormon-hormon
yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan,
kortison, dan testosterone.
b. Bioteknologi Farmasi
Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
antigen atau bibit penyakit digunakanlah berbagai macam obat, yang
pada zaman dulu berupa ramuan beberapa macam tumbuhan yang
berupa sari atau ekstrak, tetapi pada saat ini, sesuai dengan kemajuan
teknologi dibuat zat sintesis dan pada saat mutakhir, melalui biologi
molekular dan rekayasa genetika, tubuh dipacu untuk memproduksi
obat-obatan sendiri. Obat-obatan hasil bioteknologi tersebut antara
lain humulin untuk diabetes, protopin yang merupakan hormon
pertumbuhan untuk memperbaiki anak-anak yang mengalami
keterbelakangan pertumbuhan alfainterferon untuk pengobatan
sejenis leukimia, dan sebagainya.
c. Bioteknologi Pertanian
Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang
bertambah terus, maka produksi pangan secara konvensional tidak
dapat mengejarnya. Oleh karena itu, dicari jalan melalui
bioteknologi pertanian yang antara lain:
● Penggunaan hormon-pertumbuhan yang mengubah
tumbuhan dari diploid menjadi poliploidi sehingga
dihasilkan produk yang “raksasa”, misalnya buah tomat,
lombok menjadi besar, dan seterusnya.
● Kultur jaringan. Pada keadaan biasa, siklus pertumbuhan
suatu tumbuhan memerlukan waktu yang cukup panjang,
tetapi melalui kultur jaringan siklus itu dapat diperpendek,
misalnya bunga anggrek yang secara biasa dari biji sampai
menjadi tumbuhan dewasa hingga berbunga memerlukan
waktu yang cukup lama, tetapi melalui kultur jaringan akan
diperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan segera dapat
berbunga. Dalam mempercepat pembibitan tumbuhan,
kultur jaringan lebih cepat tiga puluh kali dari pada cara
tradisional.
● Rekayasa genetika tumbuhan dapat menciptakan tumbuhan
yang dapat membentuk racun sendiri dari serangan insekta
yang hendak memakannya. Dengan kata lain, tumbuhan
dapat menghasilkan sendiri zat pelindung terhadap insekta
sehingga tidak perlu penyemprotan insektisida.
d. Bioteknologi Peternakan
Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam
memenuhi kebutuhan pangan manusia. Dengan perkawinan silang
dapat dihasilkan hewan-hewan yang berkualitas lebih baik, tetapi
tampaknya juga tidak dapat mengejar kebutuhan manusia yang
selalu meningkat. Oleh karena itu, para ahli peternakan juga
memanfaatkan bioteknologi peternakan, yakni penerapan rekayasa
genetika yang melalui dua tahap, yaitu
● untuk memproduksi obat dan vaksin serta hormon
pertumbuhan ternak, dan
● melibatkan hewan dapat tumbuh lebih cepat dan makannya
lebih sedikit, atau menjadi ternak yang lebih unggul.

B. Sejarah Singkat Bioteknologi


Bioteknologi bukanlah merupakan ilmu baru dalam peradaban manusia.
Bioteknologi telah dilakukan sejak zaman prasejarah, antara lain untuk
menghasilkan minuman beralkohol dan makanan yang difermentasikan.
Semenjak awal diterapkan, sampai dengan tahun 1857 disebut era
bioteknologi non-mikrobial. Disebut bioteknologi era non-mikrobial karena
pada saat itu belum diketahui bahwa makanan produk fermentasi
merupakanhasil kerja mikroorganisme. Bioteknologi dimensi baru
(bioteknologi mikrobial) dimulai sejak 1857 setelah Louis Pasteur
menemukan bahwa fermentasi yang terjadi dalam pembuatan anggur
merupakan hasil kerja mikroorganisme. Makanan atau minuman yang
diproduksi melalui proses fermentasi antara lain tempe, tape, sake (di
Jepang), tuak, anggur, dan yoghurt.
Pada tahun 1920 proses fermentasi yang ditimbulkan oleh
mikroorganisme mulai diguna-kan untuk memproduksi zat-zat seperti aseton,
butanol, etanol, dan gliserin. Fermentasi juga digunakan untuk memproduksi
asam laktat, asam sitrat, dan asam asetat dengan menggunakan jasa bakteri.
Setelah perang dunia II dihasilkan produk bioteknologi lain misalnya
penisilin dari jamur Penicillium notatum. Keberhasilan ini diikuti dengan
penelitian kemampuan mikroorganisme lain menghasilkan antibiotic dan zat-
zat lain seperti vitamin, steroid, enzim, asam amino, dan senyawa-senyawa
protein tertentu.
Perkembangan teknologi mutakhir yang dibarengi dengan
perkembangan di bidang biokimia, biologi seluler, dan biologi molekuler
melahirkan teknologi enzim dan rekayasa genetika yang akhirnya
mengantarkan kita ke suatu era bioteknologi modern. Kini bioteknologi telah
benar-benar digunakan untuk menjawab berbagai tantangan kehidupan
manusia.

C. Dampak Negatif Penerapan Bioteknologi


Bioteknologi, terutama rekayasa genetika, pada awalnya diharapkan
dapat menjelaskan berbagai macam persoalan dunia seperti, polusi, penyakit,
pertanian, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam kenyataannya juga
menimbulkan dampak yang membawa kerugian.
1. Dampak terhadap Lingkungan
Pelepasan organisme transgenik (berubah secara genetik) ke alam
bebas dapat menimbulkan dampak berupa pencemaran biologi yang
dapat lebih berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir. Dengan
keberadaan rekayasa genetika, perubahan genotype tidak terjadi secara
alami sesuai dengan dinamika populasi, melainkan menurut kebutuhan
pelaku bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya,
bahkan kehancuran. “Menciptakan” makhluk hidup yang seragam
bertentangan dengan prinsip di dalam biologi sendiri, yaitu
keanekaragaman.
2. Dampak terhadap Kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga menimbulkan
masalah serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa
telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flavr Savrt
diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang
disuntik dengan hormon BGH disinyalir mengandung bahan kimia baru
yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
3. Dampak di Bidang Sosial dan Ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi
mengandung dampak ekonomi yang membawa pengaruh kepada
kehidupan masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan petani
kecil. Penggunaan hormon pertumbuhan sapi (bovine growth hormone:
BGH) dapat meningkatkan produksi susu sapi sampai 20% niscaya akan
menggusur peternak kecil. Dengan demikian, bioteknologi dapat
menimbulkan kesenjangan ekonomi.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat, kopi,
gula, kelapa, vanili, ginseng, dan opium akan dapat dihasilkan melalui
modifikasi genetika tanaman lain, sehingga akan menyingkirkan tanaman
aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil tanaman-tanaman tadi akan
menderita kerugian besar.
Produk minuman beralkohol seperti bir, anggur, wiski, dan air tape
terkadang juga menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan.
Dampak tersebut berupa kebiasaan meminum minuman beralkohol
tersebut sehingga mabuk. Minuman beralkohol bila diminum dalam
jumlah banyak bersifat memabukkan dan menyebabkan kantuk karena
menekan aktivitas otak.
Alkohol juga bersifat candu. Orang yang sering minum alkohol
dapat menjadi ketagihan dan sulit untuk meninggalkan kebiasaan minum
minuman beralkohol. Walaupun tidak beracun, alkohol dapat
menimbulkan angka kematian yang tinggi, misalnya pengemudi
kendaraan yang dalam keadaan mabuk menimbulkan kecelakaan lalu
lintas.
Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol kadarnya
bermacam-macam. Secara alami alkohol hasil fermentasi kadarnya 12-15
% karena pada larutan yang berkadar sebesar ini ragi akan mati. Tetapi
melalui proses penyulingan dapat diperoleh alkohol sampai 95,5%.
4. Dampak terhadap Etika
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang
serius. Menyisipkan gen mahkluk hidup lain yang tidak berkerabat
dianggap melanggar hukum alam dan sulit diterima masyarakat.
Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak
etis, 90% menentang pemindahan gen manusia ke hewan, 75%
menentang pemindahan gen hewan ke hewan lain.
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa
konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Bagaimana hukumnya bagi
penganut agama Islam, kalau gen babi disisipkan ke dalam buah
semangka? Penerapan hak paten pada makhluk hidup hasil rekayasa
merupakan pemberian hak pribadi atas makhluk hidup. Hal itu
bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang menghargai nilai
intrinsik makhluk hidup.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bioteknologi adalah ilmu terapan biologi yang melibatkan disiplin ilmu
mikrobiologi, biokimia, dan rekayasa genetika untuk menghasilkan
produk dan jasa.
2. Bioteknologi memiliki dampak positif dan negatif.

B. Saran
Bioteknologi memiliki dampak positif dan negatif. Akan lebih baik jika
penggunaan bioteknologi digunakan secara bijaksana dan semanfaat mungkin
tanpa harus memberikan dampak negatif dilingkungan sekitar. Dan
diharapkan dengan semakin berkembangnya bioteknologi dapat
meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Daftar Pustaka

Wariyono, Sukis dan Yani Muharomah. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar
Panduan Belajar IPA Terpadu Untuk Kelas IX SMP/MTs. Jakara: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kuswanti, Nur dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan
Alam: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX
Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ganawati, Dewi, Sudarmana dan Wiwik Radyuni. 2008. Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Terpadu dan Kontekstual IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Jasin, Maskoeri. 2013. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Harmoni, Ati. 1992. Pengantar Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Depok: Gunadarma.
Anonim. 2013. Bioteknologi Modern.
Diakses tanggal 26 November 2014.

Anda mungkin juga menyukai