BIOTEKNOLOGI
Oleh:
I Kadek Rehan Juliana Putra (13)
Ni Putu Gracya Nathalee Trista Gunawan (25)
Ni Putu Novi Mahadewi (26)
Pande Putu Sanmanta Purwantara (28)
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat,
hidayah, serta karunia-Nya yang senantiasa mengalir dalam setiap langkah kami dan
memberikan kami kemudahan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah Bioteknologi
ini. Makalah ini disusun sebagai tugas yang diberikan oleh guru pembimbing mata pelajaran
“IPA”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menggali lebih dalam materi mengenai
“BIOTEKNOLOGI” serta guna menambah wawasan mengenai materi bioteknologi. Kami
berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca yang mempelajarinya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang agar
makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata pengantar kami ucapkan terima kasih.
Penulis
1.
DAFTAR ISI
Halaman judul................................................................................................................... i
Kata pengantar.................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1) Bioteknologi konvensional
Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan
makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim. Misalnya membuat
lakban dengan cara menaburkan ragi pada permukaan akar singkong dan diamkan selama 3
hari, Proses ini memerlukan bantuan mikroorganisme berupa jamur Saccharomyces cerevisiae,
jamur Aspergillus sp dan bakteri Acetobacter aceti. Contoh penerapan bioteknologi
konvensional yang lainnya yaitu Pemuliaan tanaman dan hewan dengan metode seleksi alami
atau buatan, penggunaan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah, contoh
bioteknologi konvensional: pembuatan tempe, tape, roti, keju, yoghurt, kecap.
2) Bioteknologi modern
Ciri utama dari bioteknologi modern adalah menggunakan teknik dan alat modern serta
hanya menggunakan bagian (enzim ataupun DNA) dari mikroorganisme. Produk-produk
bioteknologi modern meliputi tanaman transgenik yang tahan terhadap hama atau herbisida,
hewan transgenik dengan sifat-sifat yang dimodifikasi, obat-obatan rekombinan, dan enzim
terapeutik. Bioteknologi modern memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas pertanian,
menyediakan solusi terhadap masalah kesehatan, dan mempercepat pengembangan obat-
obatan. Namun, kontroversi juga muncul terkait dengan etika manipulasi genetik dan dampak
lingkungan jangka panjang. Contoh bioteknologi modern:
1. Profil DNA
2. Kloning DNA.
3. Analisis genom.
4. Transgenesis.
5. Xenotransplantasi.
6. Sel punca dan rekayasa jaringan.
7. Bayi tabung
8. Antibiotik, dsb
1. Pertanian
Bioteknologi pertanian berfokus pada esistensi terhadap hama dan penyakit,
pengembangan tanaman hasil rekayasa genetika untuk meningkatkan hasil panen, serta
ketahanan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem. Contohnya adalah
pengembangan varietas tanaman transgenik yang tahan terhadap herbisida atau patogen
tertentu.
Penerapan Bioteknologi dibidang Pertanian contohnya : Penanaman secara
Hidroponik (berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berarti air dan ponos yang
berarti bekerja) Jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam
praktiknya hidroponik dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang
digunakan. Adapun metode yang digunakan dalam hidroponik, antara lain metode
kultur air (menggunakan media air), metode kultur pasir (menggunakan media
pasir), dan metode porus (menggunakan media kerikil, pecahan batu bata, dan lain-
lain). Metode yang tergolong berhasil dan mudah diterapkan adalah metode pasir.
Pada umumnya orang bertanam dengan menggunakan tanah. Namun, dalam
hidroponik tidak lagi digunakan tanah, hanya dibutuhkan air yang ditambah nutrien
sebagai sumber makanan bagitanaman. Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan
hidroponik, antara lain tanaman dapat dibudidayakan di segala tempat, risiko kerusakan
tanaman karena banjir, kurang air, dan erosi tidak ad, tidak perlu lahan yang terlalu
luas, pertumbuhan tanaman lebihcepat; bebas dari hama, hasilnya berkualitas dan
berkuantitas tinggi, hemat biaya perawatan.
Aplikasi bioteknologi dalam bidang pertanian dapat membantu dalam
percepatan produksi benih, perbaikan sifat-sifat tanaman, hingga menghasilkan jenis
tanaman baru. Semua itu bisa dihasilkan dengan cara rekayasa genetika dan kultur
jaringan. Rekayasa genetika adalah suatu usaha memanipulasi suatu gen organisme
untuk tujuan tertentu, dengan cara menghilangkan atau menambahkan suatu gen
sehingga menghasilkan organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan. Organisme yang
telah direkayasa genetikanya sering disebut dengan Genetic Modified Organism
(GMO). Contoh bioteknologi dalam bidang pertanian yang berupa tanaman GMO yang
ada di sekitar kita diantaranya adalah:
1. Jagung manis, Jagung manis yang kita konsumsi saat ini merupakan
jagung hasil rekayasa genetika. Pada jagung manis gula yang terkandung
direkayasa untuk tidak diubah menjadi pati sehingga tetap manis dan berair.
2. Pepaya California, pepaya ini juga merupakan hasil rekayasa genetika
oleh seorang profesor dari IPB, yang memiliki kelebihan rasa lebih manis dan
cepat berbuah.
3. Golden rice, pada tanaman padi ini disisipkan gen penghasil
betakaroten dari tanaman wortel, sehingga padi ini memiliki kelebihan selain
mengandung karbohidrat juga memiliki kandungan vitamin A. 4. Kapas yang
resisten terhadap Bt toksin, pada tanaman kapas ini telah disisipkan gen Bt
toksin sehingga aman dari hama. 5. Kedelai impor yang menjadi bahan baku
dari tempe dan tahu, kedelai ini telah disisipkan dengan gen EPSPS sehingga
kedelai impor ini tahan terhadap herbisida berbahan glifosfat. Selain itu
kelebihan lainnya adalah harganya lebih murah karena selalu tersedia di
pasaran.
Selain rekayasa genetika, kultur jaringan juga memiliki peran dalam bidang
bioteknologi pertanian. Kultur jaringan digunakan untuk memperbanyak
tanaman hasil rekayasa genetika dan juga untuk menyediakan benih unggul
yang selalu tersedia sepanjang waktu yang tidak dapat dipenuhi dengan
perbanyakan tanaman secara konvensional. Selain itu kultur jaringan juga
digunakan untuk menghasilkan benih tanaman dalam waktu relatif cepat dan
dalam jumlah banyak yang tidak tergantung kondisi musim atau cuaca.
Bioteknologi juga berkontribusi pada pengembangan praktik pertanian yang
berkelanjutan yang mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk sehingga
mengurangi kerusakan lingkungan. Selain itu, bioteknologi telah
memungkinkan pengembangan jenis ternak dan unggas yang tahan terhadap
penyakit dan memiliki produksi daging dan susu yang lebih baik. Manfaat dari
penggunaan bioteknologi dalam bidang pertanian antara lain:
Meningkatkan produksi pangan misalnya dengan menciptakan kultivar
unggul seperti tanaman padi tahan wereng, kapas tahan hama sehingga
dapat meningkatkan hasil panen
Pengolahan makanan; tempe, tape, oncom, kecap.
Pengolahan minuman; anggur, bir, yoghurt, tuak, brem, dsb.
Potensi hasil panen yang lebih tinggi
Kualitas makanan dan gizi yang lebih baik
2. Kesehatan
Bioteknologi kesehatan merupakan pemanfaatan teknologi untuk merekayasa
makhluk hidup yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan manusia. Contoh produk
bioteknologi modern di bidang kesehatan antara lain vaksin influenza, hepatitis A dan
B, dystonia serviks, kolera, COVID-19, antibiotik, insulin sintetis, dan antibodi
monoklonal. Bioteknologi modern memungkinkan manusia untuk mengembangkan
berbagai macam vaksin penyakit baik yang menyerang manusia maupun hewan. Selain
itu, bioteknologi juga digunakan untuk memerangi penyakit jantung, menemukan obat-
obatan baru, melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat, serta penyempurnaan teknik
perbaikan kimia tubuh untuk menyembuhkan penyakit. Teknik-teknik bioteknologi
modern yang digunakan dalam pembuatan produk bioteknologi kesehatan seperti
rekayasa genetika dengan melibatkan perubahan sifat materi genetik organisme hidup
dan memasukkannya ke dalam organisme lain, rekayasa biokimia dengan melibatkan
modifikasi sifat-sifat biokimia organisme untuk menghasilkan produk yang berguna,
xenotransplantasi dengan mentransfer organ, jaringan, atau sel dari satu spesies ke
spesies lain
3. Lingkungan
c. Fitoremediasi
Fitoremediasi adalah teknologi hijau yang memanfaatkan tumbuhan untuk
membersihkan atau meremediasi lingkungan yang terkontaminasi, seperti
tanah, air, atau udara melalui penggunaan tanaman yang mengurangi
masalah lingkungan tanpa perlu menggali bahan kontaminan dan
membuangnya di tempat lain. Teknologi ini merupakan bagian dari bio-
remediasi, yang mengintegrasikan penggunaan mikroorganisme dan
tanaman untuk menangani pencemaran lingkungan.
4. Pangan
Dalam bidang ini masih menggunakan prinsip bioteknologi konversial melalui
fermentasi. Bioteknologi pangan memanfaatkan mikroorganisme untuk menghasilkan
produk makanan, contohnya: tapai, yogurt, keju, kecap. Modifikasi genetik pada
tanaman dan hewan untuk meningkatkan hasil pertanian, nilai gizi, dan ketahanan
terhadap hama dan penyakit. Contoh penerapan adalah pengembangan tanaman
transgenik yang menghasilkan hasil yang lebih besar atau kandungan nutrisi yang lebih
tinggi.
Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Pangan Peran bioteknologi, khusunya
pemanfaatan mikroba dalam bidang pangan, telah cukup luas dikenal masyarakat.
Dengan mudah, kita dapat menemukan makanan dan minuman hasil fermentasi
mikroba. Adapun manfaat bioteknologi dalam bidang pangan adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan produk makanan yang bergizi tinggi. Contohnya: tempe,
roti dan nata de coco.
2. Menghasilkan produk makanan dan minuman hasil fermentasi alkohol.
Contohnya: tapai, bir dan wine.
3. Menghasilkan produk makanan dan minuman hasil fermentasi Asam.
Contohnya: yoghurt, keju, sauerkraut dan pikel (acar).
4. Menghasilkan produk bahan penyedap. Contohnya: tauco, kecap, terasi,
dan cuka
5. Bidang Forensik:
6. Bidang peternakan:
bioteknologi peternakan adalah suatu bidang ilmu yang memanfaatkan prinsip-
prinsip biologi molekuler dan teknologi tinggi untuk meningkatkan hasil produksi dan
kesejahteraan hewan. Tujuan utamanya adalah mengoptimalkan performa genetik,
kesehatan, dan reproduksi hewan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan yang
terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi manusia. Dalam bioteknologi di
bidang peternakan, berbagai teknik rekayasa genetika digunakan untuk memodifikasi
sifat-sifat genetik hewan dengan lebih teliti. Hal tersebut mencakup beberapa hal mulai
dari pemilihan gen, transfer embrio, kloning hewan, dan penggunaan hormon
pertumbuhan hewan. Selain itu, bioteknologi di bidang peternakan juga mencakup
pengembangan vaksin, diagnosa penyakit, dan pemuliaan selektif untuk menghasilkan
keturunan dengan kualitas yang lebih baik.
Dampak Positif:
1. Kesehatan
Pengembangan jaringan dan organ buatan dalam upaya mendukung
transplantasi organ, serta penyembuhan luka dan cedera. Pengembangan obat-
obatan baru, terapi gen, dan vaksin yang dapat mengobati penyakit secara lebih
efektif dan efisien. Pengobatan penyakit genetik melalui teknik manipulasi
genetik yang dapat memperbaiki kelainan genetik pada tingkat DNA.
Dampak Negatif:
1. Potensi Risiko Lingkungan
Risiko pencemaran genetik dan ketidakseimbangan ekosistem akibat
penggunaan tanaman transgenik dan mikroorganisme rekayasa. dapat mengganggu
ekosistem alami, penggunaan bahan kimia sintetis yang dapat mencemari
lingkungan, peningkatan resistensi hama terhadap tanaman rekayasa genetik, dan
potensi kehilangan keanekaragaman genetik karena penekanan varietas lokal oleh
tanaman transgenik yang lebih dominan.
2. Ketergantungan pada Teknologi
Risiko ketergantungan pada teknologi bioteknologi, terutama dalam hal
produksi pangan dan obat-obatan, yang dapat mengancam keberlanjutan sistem
agrikultural dan kesehatan global.
3. Potensi Penyalahgunaan
Risiko penyalahgunaan teknologi bioteknologi untuk tujuan yang tidak etis,
seperti pengembangan senjata biologis atau penyalahgunaan informasi genetik
untuk diskriminasi rasial atau genetik.
4. Efek Jangka Panjang
Efek jangka panjang dari pengenalan organisme rekayasa genetik ke lingkungan
alami masih belum sepenuhnya dipahami. Ada kekhawatiran tentang bagaimana
organisme ini dapat berinteraksi dengan organisme lain dan ekosistem secara
keseluruhan dalam jangka waktu yang panjang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim,
alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang bertujuan
untuk meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel serta menghasilkan produk yang
bermanfaat bagi manusia. Bioteknologi memberikan manfaat dalam mengatasi
tantangan global, seperti produksi pangan yang berkelanjutan, pengobatan penyakit dan
pelestarian lingkungan.
Bioteknologi dibagi menjadi 2 yaitu Bioteknologi konvensional yaitu
bioteknologi yang menggunakan prinsip atau metode pembuatan produk tradisional.
Dan bioteknologi modern yakni bioteknologi yang menggunakan bahan, peralatan, serta
teknologi canggih dalam prosesnya. Bioteknologi memiliki dampak, baik dampak
positif maupun negative.
3.2 Saran
Dalam menerapkan bioteknologi, sebagai manusia yang memiliki naluri
seyogianya dapat menerapkan dan menggunakan bioteknologi dengan baik sesuai
dengan norma-norma agar dampak negatif dari penerapan bioteknologi dapat
dinetralisir dan mendapatkan dampak positif yang bermanfaat bagi lingkungan dan diri
sendiri.